Anda di halaman 1dari 21

R E S U M E K E PE RAWATAN PO LI K

Senin 19 Mei 2003

1. Nama : Muh. A. Nurdin No.Register : 071717


Umur : 6 tahun Tanggal Masuk:19-05-2003
Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Keluar: 19-05-2003
Alamat : Jl. Andi Tonro Diagnosa Medis: Amebiasis

A. Masalah :
1. Resiko terhadap kekurangan volume cairan
2. Nyeri
3. Gangguan termoregulasi
4. Kecemasan orang tua
B. Tindakan :
1. w Timbang berat badan.
w Anjurkan minum banyak.
w Jelaskan pada orang tua bahaya amebiasis.
2. w Alihkan perhatian klien.
w Mengukur vital sign.
3. w Pantau suhu tubuh klien
w Anjurkan kepada orang tua agar anak di kompres.
4. w Berikan support mental kepada orang tua klien.
w Jelaskan kepada orang tua bahwa anaknya menderita amebiasis yang gejalanya hampir
sama dengan disentri.
w Memberi reinforcement kepada orang tua sebab telah membawa anaknya ketempat
pelayanan kesehatan.
R/:
- Tetrasiklin 90 mg/hari.
- Kloroquin 2 x 250 mg è untuk 2 hari
- Metronidazole 113 mg/hari.
C. Evaluasi
1. w Memberi minum yang telah dimasak 11/2 – 2 liter/24 jam.
w Berat badan klien saat ini : 13 Kg
w Terjadi peningkatan pengetahuan berupa respon verbal dan non verbal.
2. w Klien dapat beradaptasi terhadap nyerinya
w Vital sign = TD : 100/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38°C,
P : 28x/i.
3. w Suhu tubuh belum turun, S : 38°C.
w Orang tua sudah memberi kompres pada daerah frontal.
4. w Orang tau klien nampak tenang, karena telah membawa anaknya kefasilitas kesehatan.

D. Nasehat.
Orang tua klien diberi penjelasan mengenai kebersihan lingkungan disekitar rumahnya agar
selalu diperhatikan,sampah disekeliling rumah ditimbun atau dibakar,got-got dibersihkan agar
alirannya lancar. Dan membiasakan sehat bagi setiap anggota keluarganya yaitu: minum air
yang telah dimasak,sayur-sayuran dan lain-lain, dicuci terlebih dahulu sebelum dimasak,serta
memperhatikan kebersihan diri tiap anggota keluarga
2. Nama : Randi no. register : 07 17 10
Umur : 11 tahun tanggal masuk : 31 maret 2003
Jenis kelamin : laki-laki tanggal keluar : Opname
Alamat : gowa
Diagnosa medis : thypoid

A. Masalah :
1. Gangguan termoregulasi.
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Kurang pengetahuan orang tua.

B. Tindakan :
1. w Anjurkan kepada orang tua agar memberi kompres pada klien
w Ukur suhu klien.
w Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat :
 Sanmol
 Kloramfenikol.
2. w Anjurkan memberikan makanan yang lunak atau bubur biasa sedikit tapi sering.
w Anjurkan kepada keluarga agar memberi minum yang banyak kepada klien 11/2 – 2 liter/24
jam.
3. w Menjelaskan kepada orang tua agar anaknya diopname sehingga dapat memperoleh
tindakan yang tepat.
w Menjelaskan kepada orang tua penyebab thypoid, pencegahan dan penanganannya.

C. EVALUASI
1. Suhu tubuh klien sudah mulai turun, S : 37,5°C.
2. Kolaborasi telah dilakukan, dan dokter memberikan obat sanmol dan kloramfenikol.
3. Orang tua klien terus memberi minum pada klien.
4. Orang tua klien setuju anaknya di opname.
5. Orang tua klien nampak tenang.

D. NASEHAT (HE)
Dijelaskan kepada orang tua bahwa anak harus istirahat mutlak di tempat tidur dan semua
kegiatan yang dilakukan di tempat tidur walaupun itu bab atau bak. Menjelaskan kepada orang
tua bahwa penyebab penyakit anaknya adalah basil salmonella thyposa yang masuk kemakanan
dan di makan oleh anak. Serta cara penularan penyakit tersebut yaitu melalui feses dan urine yang
di bawah oleh lalat. Selain itu penting juga untuk menjaga kesehatan dan memelihara kebersihan
lingkungan serta minum
air yang bersih dan di masak mendidih. Anak di biasakan buang air besar di wc.
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Kamis, 22 Mei 2003

4. Nama : RH No. Register : 07 32 39


Umur : 5 tahun Tanggal Masuk : 22 Mei 2003
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Keluar : 22 Mei 2003
Alamat : BTN Minasa Upa Diagnosa Medis: Bronkhitis

A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif.
2. Nyeri.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
4. Gangguan termoregulasi

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Menganjurkan kepada orang tua agar memberi air minum yang hangat.
 Beritahukan kepada anak agar tidak menelan dahaknya.
 Alihkan perhatian klien.
 Ajarkan klien tehnik relaksasi.
 Menimbang berat badan anak.
 Anjurkan kepada orang tua memberi makanan TKTP kepada klien.
 Anjurkan kepada orang tua agar memberi kompres pada anaknya bila panas.
 Kolaborasi dengan tim medis pemberian antipiretik.

R/:
 Sanmol.
 Kotrimoksazol.
 Amoxan.

C. EVALUASI
1. Orang tua mengatakan BB anaknya menurun : 26 Kg, sebelum sakit BB : 32 kg.
2. Anak membuang dahaknya pada tempat yang telah disediakan.
3. Anak sudah dapat beradaptasi terhadap nyeri dadanya.
4. BB anak menurun : 26 Kg.
5. Tim medis telah memberikan obat anti piretik : Sanmol.

D. NASEHAT (HE)
 Menjelaskan kepada orang tua agar memberikan obat kepada anak secara teratur dan benar
serta membatasi aktivitas anak untuk mencegah keluar banyak keringat, karena jika baju basah
juga akan menyebabkan batuk-batuk (karena dingin)
 Untuk mengurangi batuk pada malam hari berikan obat batuk yang terakhir sebelum tidur.
 Anak yang batuk apalagi yang bronchitis lebih baik tidak tidur dikamar memakai kipas angin.
 Jika suhu udara dingin pakaikan baju yang hangat.
 Minyak gosok / minyak telon membuat anak merasa hangat dan dapat tidur tenang.
 Bila batuk tidak berhenti segera di beri minuman hangat tidak manis.
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Senin, 19 Mei 2003

1. Nama : A No.Register : 05 36 42
Umur : 9 tahun Tanggal Masuk: 19-05-2003
Jenis Kelamin : Laki-Laki Tanggal Keluar: 19-05-2003
Alamat : Emy Saelan Diagnosa Medis: KP

A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif.
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
3. Kurang pengetahuan orang tua

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Menganjurkan kepada orang tua klien agar memberi minum air hangat kepada klien .
 Mengajarkan kepada orang tua klien fisioterapi dada.
 Timbang berat badan klien.
 Anjurkan kepada orang tua agar memberikan makanan yang bervariasi sedikit tapi sering.
 Menjelaskan kepada orang tua agar pengobatan anaknya tidak boleh terputus dan obat di
makan secara teratur sampai didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang negatif,
tetapi masih harus tetap waspada.
 Mengajarkan orang tua tentang posisi semi fowler jika anak mengalami sesak di rumah dan
mengajarkan latihan napas dalam dan batuk efektif.
 Menganjurkan klien untuk batuk/bersin dengan mengeluarkan pada tissue dan hindari
meludah di sembarang tempat.

R/ :
 Rifampisisn.
 INH.
 Pirazinamid.
 B Comp

C. EVALUASI
1. Terjadi peningkatan pengetahuan keluarga berupa respon verbal dan non verbal.
2. Orang tua klien sudah mengerti tentang pengobatan, karena pengobatannya sudah dimulai
sejak 5 bulan yang lalu.

C. NASEHAT (HE)
 Menjelaskan pada orang tua selain kepatuhan mengenai obat juga perlu memperbaiki
keadaan umumnya dengan memberikan makanan yang cukup bergizi (Tinggi Kalori Tinggi
Protein / TKTP).
 Menganjurkan orang tua memberikan susu untuk memenuhi kekurangan kalori akibat
anoreksia dan mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan.
 Menjelaskan bahwa pengobatan Kor Pulmonal (TBC) memerlukan waktu lama.
 Menjelaskan kepada orang tua bahwa jika obat sudah tersisa 1 – 2 hari agar datang berobat
supaya obat tidak terputus.
 Selain itu perlu pula di perhatikan perawatan anak sehari-hari seperti : Istirahat anak harus
diperhatikan, siang hari anak harus tidur dan malam hari tidak boleh terlalu malam tidur di
samping makanan dan istirahat perlu pula menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di
sekitar rumah dan dan fentilasi rumah harus cukup agar pertukaran udara berjalan baik .
5. Nama : Ria lita No. Register : 05 92 42
Umur : 9 tahun Tanggal masuk : 31 maret 2003
Jenis Kelamin: Perempuan Tanggal keluar : 31 maret 200
Alamat : Sungguminasa Diagnosa medis : KP

D. Masalah
1. Bersihan jalan napas tidak efektif.
2. Gangguan termoregulasi.
3. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

E. TINDAKAN
 Kaji fungsi pernapasan, contoh : bunyi napas, kecepatan irama, kedalaman dan penggunaan
otot aksesori.
 Memberitahukan klien agar tidak menelan dahaknya.
 Menganjurkan kepada orang tua agar memberi minum air hangat 11/2 – 2 liter/24 jam.
 Menganjurkan kepada orang tua jika klien demam berikan kompres dingin.
3.w Timbang berat badan klien, BB : 22 Kg.
w Anjurkan kepada klien agar menyediakan makanan TKTP yang hangat dan bervariasi.
w Jelaskan kepada anak dan orang tuanya agar menjaga kebersihan mulut.
R/ :
 INH.
 Pirazinamid.
 Rifampisin.
 Elkana.

C. EVALUASI
1. Didapatkan bunyi pernapasan tambahan : Ronkhi.
2. Anak telah membuang dahaknya ditempat yang telah disediakan.
3. Berat badan klien menurun, sebelum sakit BB : 26 Kg, setelah sakit BB : 22 Kg.
4. Orang tua klien telah mengerti dan memahami bahwa pengobatan anaknya dalam jangka
waktu yang lama.

D. NASEHAT (HE)
Dijelaskan kepada orang tua klien bahwa klien menderita KP atau TBC dimana pengobatannya
lama dan harus teratur (tidak boleh terputus ). Selain itu perawatan anak perlu diperhatikan
dengan memeberikan makanan yang cukup bergizi, kebersihan rumah dan lingkungan pun
sangat penting .sumber infeksi penyebab TBC ini harus di cari dan diobati, misalnya ada orang
dewasa dirumah yang menderita penyakit ini. Imunisasi BCG untuk pencegahannya .
6. Nama : Arianto No. register : 05 36 42
Umur : 9 tahun Tanggal masuk : 1 April 2003
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal keluar : 1 April 2003
Alamat : Jln. Emy saelan Diagnosa medis : KP (TBC)

A. MASALAH
1.Bersihan jalan napas tidak efektif.
2.Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

B. TINDAKAN
1.w Beritahukan kepada klien agar tidak menelan dahaknya.
w Anjurkan kepada klien dan orang tuanya agar klien minum air hangat yang banyak.
w Menjelaskan kepada orang tua bahwa pengobatan TBC ini memakan waktu yang cukup
lama yaitu 9 bulan.
2.w Timbang berat badan klien, BB = 24 Kg.
w Anjurkan kepada orang tua agar mnyediakan makanan makanan yang bergizi, dalam porsi
sedikit tapi sering.
w Menjelaskan kepada orang tua klien bahwa makanan bergizi sangat diperlukan untuk
mengganti kalori yang hilang selama sakit.

R/: Berlanjut

C. EVALUASI
- Orang tua klien sudah tahu dan mengerti tentang penyakit KP atau TBC sebab anaknya sudah
1 tahun menjalani pengobatan tersebut.
- Klien sudah tidak menelan dahaknya lagi, sebab klien ke kamar mandi kalau dahaknya
banyak.
- Orang tua mengatakan bahwa nafsu makan anaknya sudah mulai membaik, tetapi kadang-
kadang menurun kembali.

D. NASEHAT (HE)
Menjelaskan kepada orang tua agar anaknya yang terkena penyakit tidak disatukan dengan
saudaranya yang lain yang belum terkena. Jika anak mengikuti kegiatan olah raga di
sekolahnya maka sesudahnya anak harus cukup makan menjelaskan pula kepada anak agar
tidak meludah di sembarang tempat. Selain itu perlu pula dijelaskan kepada orang tua bahwa
pencegahan penyakit tersebut adalah dengan imunisasi BCG
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Kamis, 22 Mei 2003

4. Nama : NZ No. Register : 07 61 45


Umur : 6 tahun Tanggal Masuk : 22 Mei 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Keluar : 22 Mei 2003
Alamat : S. Minassa Diagnosa Medis: Hepatitis

A. MASALAH
1. Gangguan termoregulasi.
2. Nyeri.
3. Kurang pengetahuan orang tua.

B. TINDAKAN
 Ukur suhu tubuh klien, S = 38,5 °C
 Menganjurkan kepada orang tua agar memberi kompres pada daerah frontal jika klien
demam.
 Mengajarkan kepada klien dan keluarganya tehnik relaksasi, untuk mengurangi nyeri.
 Menganjurkan pada orang tua dan klien agar beristirahat dan hanya boleh melakukan
kegiatan yang ringan.
 Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit hepatitis mulai dari perjalanan penyakitnya
sampai pencegahannya.

C. EVALUASI
 Suhu tubuh klien masih tinggi, S = 38,5°C.
 Terjadi peningkatan pengetahuan orang tua yang dapat dilihat melalui respon verbal dan non
verbal.
 Orang tua klien sudah tahu salah satu cara mengurangi nyeri yaitu dengan tehnik relaksasi
(menarik napas dalam).

D. NASEHAT (HE)
 Menjelaskan kepada orang tua bahwa penyakit tersebut menular, sehingga anaknya yang
sakit harus di pisahkan dari yang lain begitupun dengan peralatan makannya.
 Anak yang menderita hepatitis tersebut perlu istirahat di tempat tidur dan semua aktivitasnya
di lakukan di tempat tidur, kecuali bab dan bak bisa di kamar mandi, tetapi harus di bantu.
 Sgot /sgpt harus di kontrol setiap minggu.
 Makanan yang yang di berikan kepada anak harus mengandung gizi lengkap dan tidak perlu
di batasi, hanya goreng-gorengan tidak boleh banyak.
 Susu dan buah-buahan perlu pula di sediakan.
 Penyakit hepatitis ini perlu di cegah dengan cara :
1. Menjauhi/ tidak kontak dengan sumber penyakit
2. Mencegah dengan memberikan imunisasi terhadap hepatitis B secara lengkap
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Rabu, 21 Mei 2003

3. Nama :W No. Register : 07 17 45


Umur : 8 Tahun Tanggal Masuk : 21 Mei 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Keluar : 21 Mei 2003
Alamat : Sunggu Minasa Diagnosa Medis: Febris

A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan termoregulasi.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif.
3. Kurang pengetahuan orang tua.

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Anjurkan pada orang tua agar mengompres anaknya jika demam.
 Menjelaskan pada orang tua bahwa anak tidak boleh dimandikan terlalu pagi atau terlalu
sore.
 Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat anti piretik.
 Mengajarkan pada orang tua, jika ada lendir pada mulut atau hidung segera keluarkan
sebab akan menghalangi jalan napas.
 Menjelaskan kepada orang tua bahwa umur-umur seperti anaknya rentan terhadap penyakit,
oleh karena itu perlu perawatan yang baik.
 Memberitahukan kepada orang tua bahwa penyakit ini memang ringan, tetapi kalau tidak
ditangani secara cepat dapat terjadi komplikasi yang dapat membahayakan anak.

R/ :
 Paracetamol
 Erytromicin
 CTM

C. EVALUASI
 Orang tua telah mengerti apa yang di terjadi pada anaknya dan orang tua mengatakan akan
melakukan perawatan yang sebaik-baiknya kepada anaknya.
 Orang tua mengatakakan mengopres anaknya kalau demam.
 Orang tua mengatakan akan memperhatikan obat dan memberikan kepada anaknya secara
teratur.

D. NASEHAT (HE)
 Menjelaskan kepada orang tua bahwa penyakit batuk dan pilek (febris) bukanlah penyakit
yang berat, tetapi jika tidak melakukan perawatan yang tepat kepada anak dapat terjadi
komplikasi berkembang menjadi penyakit yang berat yaitu sinusitis pada para nasal atau
otitis media akut.
 Oleh karena itu jika anak sudah batuk, pilek lebih dari 2 hari dan belum sembuh apalagi
sudah diobati sendiri supaya di bawa berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.
 Perlu pula di jelaskan bahwa agar selalu mempertahankan kesehatan anak dengan
memeberikan makanan yang bergizi, dan hidup secara sehat
9. Nama : Yusri izzah syam No. Register : 049964
Umur : 6 tahun Tanggal masuk: 3 april 2003
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal keluar: 3 april 2003
Alamat : Limbung ,gowa Diagnosa medis: KP

A. MASALAH
1. Bersihan jalan napas tidak efektif.
2. Gangguan termoregulasi.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Kurang pengetahuan orang tua.

B. TINDAKAN
1. w Anjurkan kepada orang agar selalu memberi minuman yang hangat kepada anaknya, 11/2 –
2liter/hari.
w Beritahukan kepada anak agar tidak selalu menelan dahaknya.
w Kolaborasi dengan timmedis pemberian obat ekspektoran.
2. w Anjurkan kepada orang tua jika anak demam agar di kompres.
w Anjurkan kepada orang tua agar membatasi aktivitas anak, dan anak harus beristirahat yang
cukup.
w Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat anti piretik.
3. w Timbang berat badan klien, BB = 12 Kg.
w Anjurkan kepada orang tua agar selalu menyediakan makanan yang bergizi dan bervariasi
bagi anak.
w Jelaskan kepada orang tua agar selalu menjaga kebersihan mulut anaknya, sebab rongga
mulut yang tidak bersih dapat menurunkan nafsu makan.
4. w Menjelaskan kepada orang tua tentang penyakit anaknya dan memberitahukan bahwa
pengobatan penyakit anaknya memerlukan waktu yang cukup lana (9 bulan) dan
pengobatannya harus teratur dan tidak boleh terputus.
w Memberitahukan kepada anak dan orang tua bahwa efek dari pemberian obat TBC adalah
kencing berwarna merah.
w Anjurkan kepada orang tua agar anaknya yang telah terjangkit penyakit tersebut agar tidak
disatukan dengan saudaranya yang lain yang belum terkena.
R/:
 Rifampisin.
 Pirazinamid.
 INH
 Etambotol.
 Sanmol
 Elkana

C. EVALUASI
 Orang tua mengatakan akan memberi minum yang banyak kepada anaknya.
 Anak sudah tidak menelan dahaknya, sebab dia ke kamar mandi jika ingin membuang
dahaknya.
 Klien kurung dengan BB = 12 Kg.
 Terjadi peningkatan pengetahuan terhadap orang tua yang dapt dilihat melalui respon
verbal dan non verbal.
 Tim medis telah memberikan pengobatan yang sesuai bagi penyakit TBC.
D. NASEHAT
Keluarga , orang tua dan klien di beri penjelasan mengenai pengobatan KP (TBC)
memakan waktu yang cukup lama yaitu 9 bulan. Dan setelah 9 bulan difototoraks
kembali untuk melihat keadaan paru. Perlu di tanyakan kepada orang tua apakah salah
satu dari anggota keluarganya mengalami penyakit tersebut, jika ada segera obati sumber
penyakit tersebut supaya tidak menulari anggota keluarga yang lainnya lagi. Selain
pengobatan di jelaskan juga bahwa makanan bergizi dan pemberian susu yang lebih
banyak membantu untuk mengurangi kekurangan kalori selama sakit. Disamping
makanan dan pengobatan perlu pula menjelsakan pentingnya kebersihan lingkungan dan
ventilasi rumah harus cukup agar pertukaran udara berjalan baik. Perlengkapan tempat
tidur agar seminggu sekali di jemur dan alat tenunnya di cuci
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Jumat, 23 Mei 2003

5. Nama :D No. Register : 07 59 01


Umur : 12 tahun Tanggal Masuk : 23 Mei 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal Keluar : 23 Mei 2003
Alamat : Jl. Nuri Komp. PU No 47 Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Gangguan pertukaran gas.
4. Peningkatan suhu tubuh.

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Menganjurkan kepada orang tua (ibu) memberikan posisi semi fowler pada anak dengan
meninggikan searah sekitar kepala dengan bantal untuk mengurangi sesak anak dan
meningkatkan inspirasi maksimum dan minimum, pengeluaran sekret untuk memperbaiki
ventilasi.
 Menganjurkan ibu memberikan kompres hangat pada anak dan meletakan kain waslap atau
kompres pada aksila untuk mempercepat turunnya demam.
 Menganjurkan ibu untuk memberikan minum yang banyak dan hangat pada anak guna
mengencerkan lendir atau sekret pada daerah bronchus.
 Menganjurkan ibu untuk selalu mengantar anaknya kontrol ke Puskesmas terdekat atau
Rumah sakit secara teratur.
 Menganjurkan ibu untuk memperhatikan pemberian obat secara teratur sesuai dengan dosis
yang telah ditentukan.
 Memberitahukan kepada anak agar tidak menelan dahaknya.
 Menganjurkan kepada orang tua (ibu) agar menyediakan makanan yang bergizi dan
bervariasi sesuai dengan selera anak.

R/ :
 Amoxycillin
 Dextrometropan
 Ctm

C. EVALUASI
 Ibu mengatakan akan mengatur posisi tidur anaknya dengan meninggikan kepala anak
dengan bantal saat sesak napas.
 Ibu mengatakan akan memberikan kompres hangat pada saat anaknya demam.
 Ibu mengatakan akan memberikan minum anak dengan air hangat dan banyak.
 Ibu mengatakan akan membawa anaknya untuk kontrol secara teratur.
 Ibu mengatakan akan memperhatikan cara minum obat anaknya.

E. NASEHAT (HE)
◊ Menjelasakn kepada orang tua bahwa anaknya kurang nafsu makan disebabkan oleh
banyaknya dahak yang tertinggal pada saluran pernapasan.
◊ Usahakan mengurangi batuk dengan menghindari makanan yang merangsang seperti :
goreng-gorenngan, permen atau minum es.
◊ Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore dan mandikan dengan air hangat.
◊ Menjelaskan pula bahwa untuk mengencerkan dahak atau lendir berikan minuman yang
banyak pada anak dan berikan buah dan makanan bergiziz untuk mempertinggi daya tahan
tubuh

3. nama : andri no. register : 072168


umur :4 tahun tanggal masuk :4 april 2003
jenis kelamin : laki-laki tangaal keluar : opname
alamat :jln. Kancil utara lr. 55c diagnosa medis :disentri basilen

a. masalah :
- orang tua klien mengeluh anaknya berak darah bercampur lendir
- orang tua klien mengatakan sudah 2 hari anaknya panas
- klien mengatakan sakit perut
- orang tua mengatakan anknya muntah di rumah 3 kali
- orang tua klien mengatakan kahwatir dengan keadaan anaknya
b.tindakan .
- menimbang berat badan anak BB =10 kg
- menjelaskan kepada orang tua klien bahwa anaknya menderita disenti dan harus segera
diopname, agar lebih mudah di pantau dan di berikan tindakan
- menjelaskan kepada orang tua klien bahwa anaknya harus istirahat di tempat tidur dan
untukmnegindari kelelahan ,maka babnydi lakukan di tempat tidur juga
- menjelaskan kepada orang tua klien bahwa anaknya akan di lakukan pemeriksaan colok
dubur (dengan menggunakan kapas lidi)
a. evaluasi
s : - orang tua klien mngatakan jika anaknya diopname agar segera dilakukan tindakan
pengobatan terhadap anaknya
- orang tua klien mengatakan tidak khawatir dan tidak cemas lagi sebab anaknya sudah
mendapatkan pelayanan yang baik .
o : - orang tua nampaktenang sebab anaknya sudah dilayani dengan baik
- orang tua klien nampak tenang dengan penjelasan yang di berikan
a : penjelasan yag tepat memebuat klien dan orang tuanya merasa tenang
p : lanjutkanrencana intervensi di perawatan (bangsal )
b. nasehat :
dijelaskan kepada orang tua sebagai sumber infeksi adalah feses dan lalat sebagai
peneyebabnya.olehnya itu perlu menjaga lingkungan dan cara hidup sehat dan dapat mencegah
penyakit tersebut. Dianjurkan kepada orang tua agar memebiasakan kepada anak dan seluruh
anggota keluarga untuk minum air bersih yang di masak sampai mendidih dan membiasakan
untuk bab di wc yang baik dan dapat di tutup. Sealin itu pencegahan pentakit tersebut dapat
dengan imunisasi tipa (anak >4 tahun)
2. Nama : RY no. register : 072117
Umur :11 tahun tanggal masuk : 4 april 2003
Jenis kelamin: Laki-laki tanggal keluar :opname
Alamat : Jl. L. Baru Lr. 2/4 diagnosa medis :dbd

a. masalah :
- orang tua klien mengatakan sudah 2 hari anaknya demam
- anak nampak lemah
- orang tua mengeluh nafsu makan anaknya menurun
- klien mengeluh sakit kepala
- orang tua klien mengatakan anaknya muntah di rumah satu kali
b. tindakan
- melakukan tes remvelit pada anak dan hasilnya positif
- menimbang berat badan anak: 27 kg
- menjelaskan kepada klien dan orang tuanya bahwa anak harus istirahat mutlak, sehingga
klien harus diopname untuk mementau perkembangannya
- menganjurkan kepada klien dan keluarganya untuk memeberi minum banyak pada anaknya
1,5-2 liter /24 jam

c. evaluasi:
s :- orang tua klien mengatakan sudah mengerti dan tahu tentang penyakit demam berdarah
- orang tua setuju jika anaknya diopname agar segera mendapatkan pertolongan
o : orang tua klien nampak memehami dan mengerti tentang penjelasan yang di berikan
a : tindakan yang tepat dan cepat membantu anak kembali ke kondisi yang lebih baik sehingga
orang tua tidak cemas dengan keadaan anaknya
p : lanjutkan rencana interfensi di bangsal (ruang perawatan )
d. Nasehat
Menjelaskan kepada orang tua dan keluarga klien bahwa penyebab demam berdarah tersebut adalah
nyamuk aides aegypti,olehnya itu perlu pemberantasan baik itu nyamuk dewasa maupun jentik-jentiknya
dengan cara 3 M (menguras,menutup,menimbun).selain itu perlu dijelakan pula bahwa keadaan dalam
rumah harus selalu tenang, tidak menggantungkan pakaian bekas dipakai terutama dikamar tidur.bak
kamar mandi atau pot yang ada didalam rumah agar sering dibersihkan dan diganti airnya setiap 2
hari,sekitar rumah agar tidak ada tempat yang terisi air hujan, seperti pecahan botol,tempurung kelapa,
kaleng dan sebagainya.jika anak sudah terkena beri minum banyak,untuk mencegah timbulnya cara
memberikan minum sedikit demi sedikit dan segera membawa sipenderita ke tempat pelayanan
kesehatan.
R E S U M E K E P E R A W A T A N P O L I K
Selasa, 20 Mei 2003

2. Nama : MA No. register : 09 21 17


Umur : 6 tahun Tanggal Masuk : 20 Mei 2003
Jenis kelamin: Laki-laki Tanggal Keluar : 20 Mei 2003
Alamat : Jl. Landak Baru Lr. 2/4 Diagnosa Medis : Diare

A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Kurang volume cairan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Resiko gangguan integritas kulit.

B. TINDAKAN KEPERAWATAN
 Menganjurkan ibu untuk memberikan banyak minum air atau oralit 1 – 2 gelas setiap jam.
 Menganjurkan ibu dan anak agar mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum dan
sesudah makan dan pada saat setelah BAB.
 Menganjurkan ibu untuk memberi makan anaknya dalam porsi kecil dan sering secara
bertahap.

C. EVALUASI
1. Ibu mengatakan akan memberikan air minum yang banyak atau oralit kepada anaknya.
2. Ibu mengatakan akan mencuci tangan anak dengan sabun sebelum dan sesudah makan dan
setiap selesai BAB.
3. Ibu mengatakan akan memberikan makan kepada anaknya.

D. NASEHAT (HE)
 Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah.
 Menganjurkan ibu dan anak agar selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN.
TBC (Tuberkulosis) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan
Mycobacterium bovis. Basil tuberkulosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering,
tetapi mati di dalam cairan yang bersuhu 60°C selama 15 – 20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis
menyebabkan nekrosis jaringan, sedang lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor
penyebab terjadinya fibrosis serta terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel. Basil tuberkulosis tidak membentuk
toksin.
Penularan tuberkulosis umumnya melalui udara hingga sebagianbesar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam
paru. Selain melalui udara penularan dapat peroral jika meminum susu yang mengandung basil tuberkulosis
bovis

2. ETIOLOGI
Penyebab tuberkulosis adalam Mycobacterium tuberkulosis dan Mycobacterium bovis, dan jarang oleh
Mycobacterium avium.

3. PATOGENESIS DAN PATOLOGI


Masuknya kuman tuberkulosis ke dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit. Infeksi dipengaruhi oleh
virulensi dan banyaknya basil tuberkulosis serta daya tahan tubuh manusia.
Sebagian besar (95 %) infeksi primer terjadi didalam paru. Hal ini disebabkan penularan sebagian besar melalui
udara dan mungkin juga karena jaringan paru mudah terkena infeksi tuberkulosis. Basil tuberkulosis masuk
kedalam paru melalui udara dan dengan masuknya basil tuberkulosis maka terjadi eksudasi dan konsolidasi
yang terbatas, disebut fokus primer. Basil tuberkulosis akan menyebar dengan cepat melalui saluran getah
bening menuju kelenjar regional yang kemudian akan mengadakan reaksi eksudasi.
Fokus primer, limfangitis dan kelenjar getah bening regional yang membesar membentuk kompleks primer.
Kompleks primer terjadi 2 – 10 minggu (6-8 minggu) pasca infeksi. Bersamaan dengan terbentuknya kompleks
primer maka terjadilah hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein yang dapat diketahui dengan uji tuberkulin.
Waktu antara terjadinya infeksi sampai terbentuknya kompleks primer masa inkubasi.
Pada anak lesi dalam paru dapat terjadi dimanapun terutama diperifer dekat pleura. Lebih banyak terjadi di
lapangan bawah paru dibanding dengan lapangan atas. Pada orang dewasa lapangan atas paru merupakan
predileksi. Pembesaran kelenjar regional lebih banyak terdapat pada anak dibandingkan pada orang dewasa.
Pada anak penyembuhan terutama ke arah kalsifikasi sedangkan pada dewasa ke arah fibrosis. Penyebaran
hematogen lebih banyak terjadi pada bayi dan anak kecil.
Tuberkulosis primer cenderung sembuh sendiri, akan tetapi sebagian menyebar lebih lanjut dan dapat
menimbulkan komplikasi. Juga dapat meluas ke dalam jaringan paru sendiri. Basil tuberkulosis dapat masuk
langsung kedalam aliran darah atau melalui kelenjar getah bening. Di dalam aliran darah basil tuberkulosis
dapat mati, tetapi dapat pula berkembang terus, hal ini tergantung kepada keadaan pasien serta virulensi kuman.
Melalui aliran darah basil dapat mencapai alat alat tubuh lain seperti paru, selaput otak, tulang, hati, ginjal dan
lainnya. Dalam alat tubuh tersebut basil tuberkulosis dapat segera menimbulkan penyakit, tetapi dapat juga
tenang dahulu kemudian setelah beberapa waktu menimbulkan penyakit atau tidak pernah menimbulkan
penyakit sama sekali.
Sebagian besar komolikasi tuberkulosis primer terjadi dalam 12 bulan setelah terjadinya penyakit. Penyebaran
hematogen atau milier dan meningitis biasanya terjadi dalam 4 bulan, jarang terjadi sebelum 3-4 minggu setelah
terbentuknya kompleks primer. Efusi pleura dapat terjadi dalam 6-12 bulan setelah kompleks primer.
Komplikasi pada tulang dan kelenjar getah bening permukaan (superfisial) dapat terjadi akibat penyebaran
hematogen dalam 6 bulan setelah terbentuknya kompleks primer. Tetapi dapat terjadi setelah 6-18 bulan.
Komplikasi pada traktus urogenitalis dapat terjadi setelah bertahun-tahun.
Menurut Wallgreen, komplikasi berupa penyebaran milier dan meningitis tuberkulosis dapat terjadi dalam 3
bulan, pleuritis dan bronkogen dalam 6 bulan, dan tuberkulosis tulang dalam 1 – 5 tahun setelah terbentuknya
kompleks primer. Pembesaran kelenjar getah bening yang terkena infeksi dapat menyebabkan atelektasis karena
menekan bronkus hingga tampak sebagai perselubungan segmen atau lobus, sering pada lobus paru kanan.
Selain akibat tekanan kelenjar getah bening yang menyebar atelektasis dapat juga terjadi karena konstriksi
bronkus pada tuberkulosis dinding bronkus, tuberkuloma dalam lapisan otot bronkus atau sumbatan oleh
gumpalan kiju didalam lumen bronkus. Pembesaran kelenjar getah being selain menyebabkan atelektasis karena
penekanan, dapat juga menembus bronkus kemudian pecah dan menyebabkan penyebaran bronkogen. Lesi
tuberkulosis biasanya sembuh sebagai proses resolusi, fibrosis, dan atau kalsifikasi.
Terdapat 3 macam penyebaran patogen pada tuberkulosis anak :
1. Penyebaran hematogen tersembunyi yang kemudian mungkin timbul gejala atau tnapa gejala klinis.
2. Penyebaran hematogen umum, penyebaran milier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala akut,
kadang-kadang kronis.
3. Penyebaran hematogen berulang-ulang.
A. TUBERKULOSIS MILIER AKUT
Tuberkel-tuberkel yang terjadi akibat penyebaran umum ini biasanya mempunyai ukuran sama meskipun
tidak selalu sebesar miliares (kurang dari 22mm) sehingga disebut tuberkulosis milier.
Komplikasi ini biasanya terjadi pada masa bayi dan anak kecil, terjadi dalam waktu 6 bulan, terutama
dalam 3 bulan setelah terbentuknya kompleks primer. Dapat terjadi pembesaran hepar, limpa dan kelenjar
getah bening superfisialis. Uji tuberkulin biasanya positif, menurut Lincoln hanya 10 % kasus tuberkulosis
milier uji tuberkulin negatif. Pada foto rontgen paru tampak gambaran milier. Biakan basil tuberkulosis dari
darah dan sumsum tulang memastikan diagnosis tuberkulosis milier secara cepat.
Pemeriksaan liquor serebrospinalis perlu dilakukan meskipun belum ada gejala, agar dapat ditemukan
meningitis secara dini. Perlu diingat bahwa penyakit milier terjadi keseluruh tubuh dengan kemungkinan
basil tuberkulosis menetap di alat-alat tubuh tersebut dan suatu ketika fokus-fokus tadi dapat aktif lagi.
Oleh karenanya setelah selesai pengobatan masih harus dilakukan pengawasan sampai bertahun-tahun.

B. TUBERKULOSIS MILIER KRONIK


Jarang terjadi pada anak, biasanya didahului oleh tuberkulosis milier akut. Tuberkulosis milier kronik
adalah jenis penyebaran hematogen berulang-ulang. Penyebaran ini dapat menyebabkan gejala akut atau
dapat juga memperpanjang masa penyakitnya, karena adanya penyebaran hematogen terus menerus. Gejala
pertama penyebaran ialah demam tinggi yang berlangsung lama atau dapat menjadi demam remiten, berat
badan turun dengan cepat, hepar dan limpa membesar, kelenjar getah bening superfisialis juga dapat
membesar dan kadang mengganggu aliran limfe. Dapat terjadi pembengkakan persendian yang dapat
menghilang sendiri tanpa pengobatan. Gejala ini dapat disebabkan toksik basil tuberkulosis yang beredar di
dalam aliran darah. Prognosis biasanya buruk terutama bila tidak segera mendapat pengobatan.

4. GAMBARAN KLINIK
Sekarang digunakan klasifikasi yang membagi tuberkulosis menjadi 2 stadium
1. Tuberkulosis primer yang merupakan kompleks primer dan komplikasinya.
2. Tuberkulosis pasca primer.

Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara klinis karena penyakit mulai secara perlahan-
lahan. Kadang-kadang tubekulosis ditemukan pada anak tanpa gejala atau keluhan, dan dengan uji tuberkulin
secara rutin dapat ditemukan penyakit tersebut.
Gejala tuberkulosis primer dapat berupa demam yang naik turun selama 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk
dan pilek. Gambaran klinik tuberkulosis primer ialah demam, batuk, anoreksia, dan berat badan menurun (sulit
naik). Kdang dijumpai demam yang menyerupai tifus abdominalis atau malaria yang disertai atau tanpa
hepatosplenomegali. Karena itu bila dijumpai keadaan yang demikian haru sada pemikiran ke arah tuberkulosis
sebagai penyebab demam tersebut.
Gejala kadang seperti bronkopneumonia, maka jia pasien yang tersangka bronkopneumonia dan telah
mendapatkan pengobatan untuk bronkopneumonia tidak mennjukkan perbaikan harus dipikirkan kemungkinan
tuberkulosis. Gambaran klinik lainnya sesuai dengan organ tubuh yang terkena.
Walaupun menurut gambaran klinik penyakit tuberkulosis pada anak dapat dijumpai berbagai keadaan sesuai
organ tubuh yang terkena, tetapi pada umumnya jika menjumpai anak dengan demam naik turun dan lama,
dengan atau tanpa batuk pilek, anoreksia, berat badan sukar naik atau bahkan menurun maka perlu dipikirkan
kemungkinan anak menderita penyakit tuberkulosis. Pasien memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji Tuberkulin.
Pemeriksaan ini merupakan alat diagnosis yang penting dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis. Uji
tuberkulin penting artinya pada anak kecil jika diketahui adanya konversi dari negatif. Pada anak dibawah
umur 5 tahun dengan uji tuberkulin positif, proses tuberkulosis biasanya masih aktif meskipun tidak
menunjukkan kelainan klinis dan radiologis, juga bila terdapat konversi uji tuberkulin. Uji tuberkulin
dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas terhadap tuberkuloprotein karena adanya infeksi.
Ada beberapa cara untuk uji tuberkulin ini, yang dipakai luas adalah cara Mantoux dengan suntikan
intrakutan. Cara ini yang digunaka karena jumlah tuberkulin yang dimasukkan dapat diketahui banyaknya.

Reaksi lokal yang terdapat pada uji Mantoux terdiri dari :


 Eritema karena vasodilatasi primer.
 Edema karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibodi.
 Indurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus.

Pembacaan uji tuberkulin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter melintang dari
indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasa dipakai ialah Old Tuberculin (OT) dan Purified Protein
Derivative Tuberculin (PPD). Pengenceran OT dan PPD yang biasanya digunakan ialah dosis baku
tuberkulin uji Mantoux ialah 0,1 ml PPD-RT 23-2 TU atau OT ½.000yang disuntikkan intrakutan. Hasil
dianggap meragukan, tetapi jika 10 mm keatas. Bila 4 mm negatif, 5-9 mm masih dianggap meragukan,
tepai jika 10mm keatas jelas positif.
Untuk memastikan bahwa hasil negatif bila dengan PPD atau OT seperti telah disebutkan tadi setelah
diulang dengan PPD-RT 100TU atau OT 1/100 dan hasilnya tetap negatif. Ulangan dengan PPD-RT 23 100
TU atau OT 1/100 dilakukan juga bila pada uji pertama negatif sedangka pasien nyata-nayat ada kontak
dengan pasien tuberkulosis aktif, keadaan umum jelek dan ada alergi.
Di Indonesia uji tuberkulin dengan OT 1/100 atau PPD-R 23 100 TU dikerjakan rutin bila dengan OT
½.000 atau PPD-RT 2 TU atau PPD-S 5 TU negatif. Uji tuberkulin dilakukan rutin dan jika negatif diulang
lagi setelah 6-12 bulan untuk menentukan tuberkulosis secara dini.
Penyuntikan BCG akan menyebabkan konversi uji tuberkulin sehingga dapat mengacaukan penilaian uji
tuberkulin. Bila anak telah mendapat BCG kemudian dilakukan uji tuberkulin dengan PPD-RT 23 2
TU/PPD-S 5 TU atau OT ½.000 menimbulkan indurasi lebih dari 15 mm, harus dicurigai adanya
superinfeksi tuberkulosis. Bila BCG diberikan pada masa neonatus, setelah 1 tahun hanya 10 % yang
mempunyai reaksi dengan indurasi 5 mm atau lebih terhadap PPD-RT 23 2 TU/PPD-S 5 TU tidak ada yang
bereaksi dengan indurasi 10 mm keatas.
Uji tuberkulin akan menjadi negatif untuk sementara pada pasien dengan tuberkulosis (anergi) dengan :
 Malnutrisi anergi protein.
 Tuberkulosis berat (milier).
 Morbili, varisela
 Pertusis, difteria, tifus abdominalis
 Pemberian kortikosteroid yang lama.
 Vaksin virus, misalnya poliomyelitis.
 Penyakit ganas misalnya penyakit Hodgin.

2. Pemeriksaan Radiologis.
Pada anak dengan uji tuberkulin positif dilakukan pemeriksaan radiologis. Secara rutin dilakukan foto
rontgen paru, dan bila ada indikasi lain untuk pembuatan foto rontgen misalnya foto tulang punggung pada
spondilitis. Untuk diagnosis tidak cukup hanya pemeriksaan radiologis tetapi diperlukan juga data klinis.

3. Pemeriksaan Bakteriologis.
Ditemukannya basil tuberkulosis akan memastikan diagnosis tuberkulosis, tetapi walaupun tidak
diketemukannya bukan berarti tidak menderita tuberkulosis. Bahan-bahan yang digunakan untuk
pemeriksaan bakterologis ialah :
 Bilasan lambung.
 Sekret bronkus.
 Sputum (pada anak yang besar).
 Cairan pleura.
 Liquor serebrospinalis.
 Cairan asites.
 Bahan-bahan lain (misalnya sekret luka tuberkulosis).
Pemeriksaan patologi anatomi tidak dilakukan secara rutin, tetapi hanya bila dianggap perlu misalnya pada
kelenjar getah bening, hepar, kulit dsb.

4. Uji BCG
Di Indonesia BCG diberikan secara langsung tanpa didahului uji tuberkulin. Bila ada anak yang mendapat
BCG langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan, berarti
perlu dicurigai adanya tuberkulosis dan perlu diperiksa lebih lanjut ke arah tuberkulosis. Pada anak dengan
tuberkulosis, BCG akan menimbulkan reaksi lokal yang lebih cepat dan besar, oleh karena itu, reaksi BCG
dapat dijadikan alat diagnostik. Pada anak yang menderita malnutrisi/KKP sering mengalami kesukaran
untuk menentukan diagnosis tuberkulosis dengan uji tuberkulin karena adanya reaksi anergi. Tetapi pada
BCG tidak.

6. PENATALAKSANAAN
MEDIK
Pengobatan yang diberikan sekarang ialah :
1. Rifampisin, dengan dosis 10 –15 mg/KgBB/hari, diberikan 1 kali sehari peroral, diminum dalam keadaan
lambung kososng, diberikan selama 6-9 bulan.
2. INH (Isoniazid), bekerja bakterisidal terhadap basil yang berkembang aktif ekstraseluler dan basil di dalam
makrofag. Dosis INH 10-20 mg/KgBB/hari per oral, lama peberian sampai 18-24 bulan.
3. Streptomisin, bekerja bakterisidal hanta terhadap basil yang tumbuh aktif ekstraseluler, cara
memberikannya intra muskuler dengan dosis 30-50 mg/KgBB/hari maksimum 750 mg/hari, diberikan
setiap hari selama 1-3 bulan, , dilanjutkan 2-3 kali seminggu selama 1-3 bulan lagi.
4. Pirazinamid, bekerja bakterisidal terhadap basil intraseluler, dosis 30-35 mg/KgBB/hari peroral, 2 Kli
sehari selama 4-6 bulan.
5. Etambutol (belum jelas apakah bakterisidal atau bakteriostatik). Dosis 20 mg/Kg BB/hari dalam keadaan
lambung kososng, 1 kali sehari selama 1 tahun.
6. PAS (Para-aminosalisilat) sebagai bakteriostatik, dosisnya 200-300 mg/KgBB/hari, secara oral 2-3 kali
sehari. Obat ini jarang diapaki karena dosisnya tinggi kurang menyebangkan pasien. Jika diberikan
lamanya 1 tahun. Sekarang pemberian obat yang terbaik adalah kombinasi INH dan rifampisisn atau
etambutol dengan/tanpa streptomisin tergantung derajat penyakit.
7. Kortikosteroid, diberikan bersama-sama denga obat anti tuberkulosis yang masih sensitif, diberikan dalam
bentuk kortison dengan dosis 10-15 mg/KgBB/hari. Bila dalam bentuk prednosin dosis 1-3 mg/KgBB/hari,
kortikosteroid diberikan sebagai antiflogistik dan anjuran pada tuberkulosis milier, meningitis serosa
tuberkulosa, pleuritis tuberkulosa, penyebaran bronkogen, atelektasis, tuberkulosis berat atau keadaan
umum yang buruk.

Selain pemberian obat-obatan pada pasien tuberkulosis anak yang penting diperhatikan gizi dan lingkungan
pasien, sumber infeksi harus dicari dan juga harus diobati.

7. PENCEGAHAN
1. Vaksinasi BCG
Pemberian BCG meninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis yang
virulen. Imunitas timbul 6-8 minggu setelah pemberian BCG, tetapi imunisasi yang terjadi tidaklah lengkap
sehingga masih mungkin terjadi superinfeksi meskipun biasanya tidak progresif dan menimbulkan
komplikasi yang berat. BCG diberikan pada anak dengan uji tuberkulin negatif, 6 minggu kemudian dapat
dilakukan uji tuberkulin ulang dan bila masih negatif dianjurkan untuk mengulangi BCG. Pemberian BCG
sekarang tanpa dilakukan uji tuberkulin dahulu, cara ini menghemat biaya dan dapat mencakup lebih
banyak anak.
2. Kemoprofilaksis.
Sebagai kemoprofilaksis diberikan INH dengan dosis 10 ml/KgBB/hari selama 1 tahun.
Kemoprofilaksis primer diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada anak dengan kontak
tuberkulosis dan uji tuberkulin masih negatif yang berarti belum terkena infeksi atau masih dalam masa
inkubasi.
Kemoprofilaksis sekunder diberikan untuk mencegah berkembangnya infeksi menjadi penyakit,
misalnya pada anak berumur kurang dari 5 tahun dengan uji tuberkulin positif tanpa kelainan radiologis
paru, dan pada anak dengan konversi uji tuberkulin tanpa kelainan radiologis paru. Juga diberikan pada
anak dengan uji tuberkulin positif tanpa ada kelainan radiologis paru atau yang telah sembuh dari
tuberkulosis tetapi mendapat pengobatan dengan kortikosteroid yang lama, menderita morbili atau pertusis,
mendapat vaksin virus misalnya vaksin morbili atau pada masa akil balik. Kemoprofilaksis primer
diberikan pula pada konversi uji tuberkulin dari negatif menjadi positif dalam waktu 12 bulan tanpa
kelainan klinis dan radiologis.

Anda mungkin juga menyukai