PEMBAHASAN
1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar PAUD, (PT. Indeks, Jakarta, 2013), Hlm. 6
2.1.1 Hakikat Pertumbuhan Anak Usia Dini
Pertumbuhan menurut Dalyono (2015: 61) dapat diartikan sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan
dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak,
dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan
anak dibagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat dan dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat.
Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat
cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pascalahirnya, pertumbuhan
memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudia menjadi stabil sampai si
anak memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan selanjutnya. Hal
ini dimulai ketika anak berusia sekitar 8 sampai 12 tahun.2
Mulai saat itu sampai dia berusia 1 atau 16 tahun, pertumbuhan fisiknya
akan cepat kembali, biasanya disebut “ledakan pertumbuhan pubertas”. Periode
ini kemudian akan disusul dengan periode tenang kembali sampai dia memasuki
tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah tercapai dalam periode keempat ini akan
tetap sampai ia tua, tetapi berat tubuh masih dapat berubah-ubah.3
Ada saat-saat dimana pertumbuhan berlangsung cepat, dan ada pula saat-
saat dimana pertumbuhan berlangsung lambat. Selama masa bayi dan prasekolah,
anak mengalami pertumbuhan pesat dan indikator-indikator kematangan muncul
silih berganti secara cepat. Pada masa sesudah prasekolah hingga pada usia
sekolah, pertumbuhan anak menjadi lambat. Ini tidak berarti, bahwa perubahan-
perubahan penting tidak berlangsung. Pada masa remaja, pertumbuhaan anak
berlangsung secara pesat menuju tingkat kedewasaan jasmani. Artinya, urutan
atau sequence pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan (tetap) dan
indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur
(bersamaan).
2
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Alih Bahasa Meitasari Tjandrasa &
Muslichah Zarkasih, (Erlangga, Jakarta, 1978), Hlm 114
3
Ibid, Hlm. 114
Pertumbuhan yang menyangkut perubahan materiil dan stuktur fisiologis,
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek tersebut saling
berhubungan. adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:4
a. Kondisi Anak
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap
aspek kepribadian yang ia miliki. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual,
maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar
belakang pribadinya, dan aktivitas sehari-harinya.
b. Umur Mental Anak
Penelitian tentang hubungan antara prestasi belajar dengan
pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan
pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
c. Permasalahan Tingkah Laku
Anak-anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur
sering menimbulkan problem-problem pengajaran. Anak memiliki energi
yang diperoleh dari makanan dan gizi. Energi anak digunakan untuk aktivitas
dan pertumbuhannya. Apabila energi banyak digunakan untuk pertumbuhan,
maka aktivitas anak akan menjadi berkurang. Sebaliknya, apabila energi
banyak digunakan untuk aktivitas, maka pertumbuhan anak menjadi lambat
dan bahkan seolah-olah istirahat.
d. Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan menonjol dalam
pergaulan sosialnya, itu dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak itu normal.
Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh anak dapat menyebabkan kelainan
atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam pergaulan.
4
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Rineka Cipta, Jakarta, 205), Hlm. 72-74
atau sedang. Sementara itu, seorang anak yang memperoleh perawatan memadai,
biasanya akan tumbuh dengan cepat dan anak yang kurang memperoleh
perawatan kesehatan dan gizi yang memadai akan mengalami keterlambatan
dalam pertumbuhannya. Anak-anak yang memperoleh imunisasi teratur untuk
mencegahnya dari berbagai serangan penyakit, juga merupakan faktor penting.
Anak-anak ini akan tumbuh lebih cepat karena jarang sakit dan lebih sehat
dibandingkan dengan anak yang sering sakit karena kurang teraturnya imunisasi.
C. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif bayi yang baru lahir berkembang melalui indera,
aktivitas dan gerakan-gerakannya. Pada usia 0-2 tahun menurut piaget, tahap
kognitif anak berada pada tahap sensori motorik.
1. Perkembangan Kognitif usia 4-16 minggu
Mulai mengualang-ulang gerakan yang menyenangkan
Mengenal wajah dan suara oaring lain
Dapat meniru suara bernada rendah ataupun tinggi
2. Perkembangan Kognitif usia 4-6 bulan
Menyukai benda-benda yang rumit untuk dilihat
Menyukai warna-warna terang
Koordinasinya telah lebih baik
Dapat mengembangkan kesadaran terhadap rasa makanan dan
memfavoritkan makanan tertentu
3. Perkembangan Kognitif usia 6-9 bulan
Mengerti tanda-tanda, contoh ketika dipakaikan celemek, bayi tahu
bahwa ia akan diberi makan
Sadar ketika ada objek yang menghilang dari pandangan
Tertarik dengan pergerakan benda
4. perkembangan Kognitif usia 9-12 bulan
Memorinya mulai berkembang dan mulai dapat mengingat masa lalu
serta mengantisipasi masa depan
Meniru gerak tubuh, tindakan, suara dan mood
Peka terhadap perasaan orang lain
5. Perkembangan Kognitif usia 12-18 bulan
Mengerti nama benda-benda tertentu serta dapat mengikuti
perintah/intruksi sederhana
Mulai belajar melalui kesalahan
Memakai mainan atau benda lain untuk mempresentasikan kenyataan
Mulai suka mencoret-coret di atas kertas
Sering berbicara sendiri ketika bermain
6. Perkembangan Kognitif usia 2 tahun
Kemampuan mengingatnya meningkat
Memahami konsep sebab akibat
Dapat membicarakan sebuah objek yang tidak ada ketika teringat akan
benda tersebut
7. Perkembangan Kognitif usia 3 tahun
Mengembangakan perilaku simbolik
Tertarik pada konsep sebab akibat
Dapat mengidentifikasikan warna-warna pada umumnya