Anda di halaman 1dari 17

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan AUD


Pertumbuhan terjadi secara bertahap/proses, atau dengan kata lain seperti
naik turunnya gelombang, ada yang cepat dan ada yang lambat. Irama
pertumbuhan ini bagi setiap orang mempunyai gambaran tersendiri walaupun
secara keseluruhan tetap memperlihatkan keteraturan tertentu. Ada beberapa anak
yang mengalami pertumbuhan cepat, sedangkan anak lain mengalami
keterlambatan.
Istilah perkembangan anak mengacu pada proses di mana seorang anak
tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya. Perkembangan
tersebut ditentukan secara genetik, serta dipengaruhi dan dimodifikasi oleh
berbagai faktor lingkungan dan nutria, serta kondisi hidup dan segala hal yang
dialami pada setiap tahap kehidupan.
Setiap orang memang akan bertumbuh dan berkembang secara fisik,
namun mereka adalah manusia sejak awal mulanya. Jika aspek-aspek dalam
perkembangan anak dilihat secara terpisah sebagai bagian yang saling terisolasi,
maka anak tersebut akan terlihat sebagai kumpulan bermacam-macam
karakteristik belaka bukan sebagai seorang manusia secara keseluruhan.
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat
dalam rentang perkembangan hidup manusia.1
Pertumbuhan fisik berbeda dengan perkembangan fisik. Menurut Carolyn
Meggitt (2012: 5) pertumbuhan fisik berarti mengacu pada tinggi badan dan berat
badan anak, sedangkan perkembangan fisik mengacu pada kemampuan yang
dimiliki seorang anak seiring dengan pertumbuhannya, kemampuan yang
membantu mereka mengontrol tubuh mereka sendiri.

1
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar PAUD, (PT. Indeks, Jakarta, 2013), Hlm. 6
2.1.1 Hakikat Pertumbuhan Anak Usia Dini
Pertumbuhan menurut Dalyono (2015: 61) dapat diartikan sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan
dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak,
dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan
anak dibagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan
yang cepat dan dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat.
Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sangat
cepat. Pada akhir tahun pertama kehidupan pascalahirnya, pertumbuhan
memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudia menjadi stabil sampai si
anak memasuki tahap remaja, atau tahap kematangan kehidupan selanjutnya. Hal
ini dimulai ketika anak berusia sekitar 8 sampai 12 tahun.2
Mulai saat itu sampai dia berusia 1 atau 16 tahun, pertumbuhan fisiknya
akan cepat kembali, biasanya disebut “ledakan pertumbuhan pubertas”. Periode
ini kemudian akan disusul dengan periode tenang kembali sampai dia memasuki
tahap dewasa. Tinggi badan yang sudah tercapai dalam periode keempat ini akan
tetap sampai ia tua, tetapi berat tubuh masih dapat berubah-ubah.3
Ada saat-saat dimana pertumbuhan berlangsung cepat, dan ada pula saat-
saat dimana pertumbuhan berlangsung lambat. Selama masa bayi dan prasekolah,
anak mengalami pertumbuhan pesat dan indikator-indikator kematangan muncul
silih berganti secara cepat. Pada masa sesudah prasekolah hingga pada usia
sekolah, pertumbuhan anak menjadi lambat. Ini tidak berarti, bahwa perubahan-
perubahan penting tidak berlangsung. Pada masa remaja, pertumbuhaan anak
berlangsung secara pesat menuju tingkat kedewasaan jasmani. Artinya, urutan
atau sequence pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan (tetap) dan
indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam saat-saat yang teratur
(bersamaan).

2
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Alih Bahasa Meitasari Tjandrasa &
Muslichah Zarkasih, (Erlangga, Jakarta, 1978), Hlm 114
3
Ibid, Hlm. 114
Pertumbuhan yang menyangkut perubahan materiil dan stuktur fisiologis,
sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek tersebut saling
berhubungan. adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:4
a. Kondisi Anak
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap
aspek kepribadian yang ia miliki. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual,
maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar
belakang pribadinya, dan aktivitas sehari-harinya.
b. Umur Mental Anak
Penelitian tentang hubungan antara prestasi belajar dengan
pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan
pertumbuhan atau tingkat kematangan anak.
c. Permasalahan Tingkah Laku
Anak-anak yang pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur
sering menimbulkan problem-problem pengajaran. Anak memiliki energi
yang diperoleh dari makanan dan gizi. Energi anak digunakan untuk aktivitas
dan pertumbuhannya. Apabila energi banyak digunakan untuk pertumbuhan,
maka aktivitas anak akan menjadi berkurang. Sebaliknya, apabila energi
banyak digunakan untuk aktivitas, maka pertumbuhan anak menjadi lambat
dan bahkan seolah-olah istirahat.
d. Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan menonjol dalam
pergaulan sosialnya, itu dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak itu normal.
Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh anak dapat menyebabkan kelainan
atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam pergaulan.

Menurut Hurlock (1978: 115) laju pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik


(keturunan), kesehatan dan pemberian makanan yang bergizi terutama pada tahun
pertama kehidupan. Anak yang mempunyai bangun tubuh kekar biasanya akan
tumbuh dengan cepat dibandingkan dengan mereka yang bangun tubunya kecil

4
Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Rineka Cipta, Jakarta, 205), Hlm. 72-74
atau sedang. Sementara itu, seorang anak yang memperoleh perawatan memadai,
biasanya akan tumbuh dengan cepat dan anak yang kurang memperoleh
perawatan kesehatan dan gizi yang memadai akan mengalami keterlambatan
dalam pertumbuhannya. Anak-anak yang memperoleh imunisasi teratur untuk
mencegahnya dari berbagai serangan penyakit, juga merupakan faktor penting.
Anak-anak ini akan tumbuh lebih cepat karena jarang sakit dan lebih sehat
dibandingkan dengan anak yang sering sakit karena kurang teraturnya imunisasi.

2.1.2 Hakikat Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa
bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan.5
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, intelektual, emosi, sosial,
maupun moral-spiritual, satu sama lainnya saling memengaruhi. Pada umumnya
terdapat hubungan atau korelasi yang positif antara aspek-aspek tersebut. Apabila
seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-
sakitan), maka dia akan mengalami kesulitan dalam perkembangan aspek lainnya,
seperti: kecerdasan dan emosinya. Begitu pula, apabila perkembangan spiritualitas
keagamaan anak kurang baik, maka anak akan akan berkembang menjadi seorang
yang berkarakter atau berkepribadian yang tidak baik.
Secara spesifik dijelaskan dalam Carolyn Meggitt (2012: 3-16) aspek-
aspek perkembangan anak sebagai berikut:
a. Perkembangan Fisik
Perkembangan Fisik adalah situasi dimana kemampuan tubuh seorang
mengalami peningkatan dan performanya menjadi lebih kompleks. Ada dua
bidang utama yaitu keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik
halus.
5
Syamsu Yusuf L.N. & Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, (PT. Raja
Grafindo Persada, Depok, 2018), Hlm. 1-2)
b. Perkembangan Sensorik
Perkembangan sensorik mencakup perkembangan atas semua indera,
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, peraba, proprioception
(kinestetik akal).
c. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif (intelektual) adalah perkembangan pikiran
dalam otak yang dipakai untuk memahami, mengetahui, menalar serta
mengenali sesuatu. Bagian ini mencakup: pertama, pengetahuan serta
kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengatasi masalah. Kedua,
memori, konsentrasi, perhatian dan persepsi. Ketiga, imajinasi dan kreativitas.
d. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi
Perkembangan bahasa sangat erat hubungannya dengan perkembangan
kognitif. Perkembangan bahasa adalah perkembangan kemampuan
berkomunikasi dan mencakup kemampuan dalam receptive speech (kata-kata
yang diterima/dimengerti oleh seseorang), expressive speech (kata-kata yang
diproduksi seseorang), dan artikulasi (bagaimana seseorang mengucapkan
kata-kata).
e. Perkembangan Personal
 Watak dan sikap: bagaimana anak-anak mengembangkan ketertarikan
dan semangat untuk belajar.
 Rasa percaya diri dan harga diri: bagaimana anak-anak menyadari nilai
dan harga diri mereka, serta mengembangkan pengertian atas
sensitivitas diri sendiri dan orang lain.
 Membina hubungan: mengacu pada pentingnya membina hubungan
antara anak dengan orang lain, bekerja sama dan bersosialisasi dengan
orang lain.
 Sikap dan penguasaan diri: bagaimana anak-anak mengembangkan
pengertian benar-salah serta mengapa demikian. Dalam aspek ini,
anak-anak juga mulai menyadari dampak dari kata-kata dan tindakan
mereka terhadap orang lain.
 Perawatan diri dan kemandirian: anak-anak mulai menghormati diri
sendiri dan menumbuhkan kesadaran atas pentingnya perawatan tubuh,
kebersihan serta kemandirian.
 Kesadaran untuk bermasyarakat: anak-anak memahami dan
menghormati kebutuhan, pandangan, budaya dan kepercayaan orang
lain serta dirinya sendiri.
f. Perkembangan Emosional
 Munculnya rasa dan kesadaran diri sendiri
 Muncul dan berkembangnya rasa terhadap orang lain
 Berkembangannya rasa percaya diri dan konsep diri
g. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial meliputi perkembangan hubungan anak dengan
orang sekitarnya. Sosialisasi adalah proses mempelajari keterampilan serta
tingkah laku, yang memampukan anak untuk hidup berdampingan dengan
masyarakat sekitarnya.
h. Perkembangan Moral dan Spiritual
Perkembangan moral dan spiritual mencakup pengembangan kesadaran
untuk membina hubungan dengan orang lain secara etis, bermoral, dan
menusiawi. Di dalamnya termasuk pula pemahaman akan nilai-nilai (seperti
nilai kejujuran dan hormat) serta pemahaman akan konsep benar dan salah,
konsep konsekuensi dan konsep tanggung jawab.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak


Perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam Abu Ahmadi
& Munawar Sholeh (2005: 47-56) dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak antara lain sebagai berikut:
a. Faktor Keturunan
Keturunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak. Warisan yang dibawa anak sejak dari kandungan
sebagian besar berasal dari kedua orang tuanya dan selebihnya berasal dari
nenek dari pihak ibu maupun ayahnya. Faktor pembawaan (keturunan) ini
mencakup bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelegensi, bakat, sifat atu
watak dan penyakit.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak,
sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain
sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora, dan faunanya.
 Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat anak diasuh dan
dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat
kemampuan orang tua dalam merawat anak. Tingkat pendidikan orang
tua juga berpengaruh besar terhadap perkembangan rohaniah anak,
terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
 Sekolah
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya.
Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal.
Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak karena di
sekolah mereka dapat belajar bermacam-macamilmu pengetahuan.
 Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga
termasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang yang
ada di sekitar anak akan mempengaruhi perkembangan jiwa mereka,
karena anak yang dibesarkan di kota akan memiliki perbedaan sikap dan
pola pikir dengan anak yang dibesarkan di desa.
 Keadaan Alam Sekitar
Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah
lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau di kota, tepi pantai
atau pegunungan, desa terpencil atau daerah pinggiran kota.
2.2 Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 0-3 Tahun
Para ilmuwan mengestimasi bahwa pada saat kelahiran, otak bayi
memiliki ribuan hingga jutaan sel saraf, dan hampir semua sel saraf yang dimiliki
otak telah ada pada saat itu. Bayi-bayi mulai belajar di dalam rahim, terutama
pada tiga minggu terakhir menjelang kelahiran. Ketika mereka lahir bayi telah
mampu mengenali suara dan bunyi-bunyian yang familiar. Mereka juga telah
mampu mengembangkan kemampuan mengecap/merasa. Otak manusia terus
berkembang hngga beberapa tahun setelah kelahiran dan setelah berusia 2 tahun,
otaknya telah memcapai 80 persen otak orang dewasa.
Bayi yang baru lahir menunjukkan sejumlah aksi-aksi refleks. Aksi refleks
terjadi secara otomatis, aksi yang tidak membutuhkan pesan dari otak. Contohnya
seperti menelan, bersin, atau mengedip. Adapun macam-macam aksi refleks yang
ditunjukkan oleh bayi terbagi menjadi 7 yaitu:6
1) Refleks Menelan dan Menghisap
Ketika sesuatu diletakkan di mulut bayi, ia akan segera menghisap dan
menelannya. Beberapa bayi bahkan menyakiti jari mereka sendiri dengan
mengisapnya ketika masih di dalam rahim. Refleks menelan adalah refleks
yang permanen, namun refleks menghisap akan menghilang setelah empat
bulan.
2) Refleks Mencari
Jika satu sisi dari ppi atau mulut bayi dengan lembut disentuh,
kepalanya akan bergerak menuju sumber sentuhan dan mulutnya akan
bergerak menuju sumber sentuhan dan mulutnya akan bergerak seolah
mencari putting susu, biasanya untuk mencari makan. Refleks ini seharusnya
menghilang begitu bayi menginjak umur 3-4 bulan.
3) Refleks Menggenggam
Refleks ini dapat didemonstrasikan dengan meletakkan jari anda atau
objek apapun juga ke telapak tangan bayi yang sedang terbuka, bayi akan
segera refleks meremas benda atau jari tersebut. Refleks ini seharusnya
menghilang begitu bayi menginjak sekitar umur 3 bulan.
4) Refleks melangkah dan Berjalan
6
Carolyn Meggitt, Memahami Perkembangan Anak, Terj. Agnes Theodora W, (Pt.
Indeks, Jakarta, 2012), Hlm. 49-53
Ketika bayi diposisikan berdiri dengan kaki mantap berada di atas
permukaan yang keras serta badan sedikit dicondongkan ke depan, ia akan
mulai melakukan gerakan melangkah ke depan. Refleks ini ada sejak lahir,
lalu menghilang pada umur 2-3 bulan dan muncul lagi ketika bayi sudah siap
untuk belajar berjalan.
5) Refleks Terkejut
Ini adalah refleks pengingat bayi yang paling umum, yang menyediakan
proteksi terhadap kemungkinan bahaya, sebelum otaknya cukup berkembang
untuk menentukan apa yang berbahaya dan apa yang tidak. Ketika orang
dewasa tidak memegang atau menggendong leher dan kepala bayi dengan
mantap, atau ketika bayi dikagetkan dengan bunyi-bunyian keras, cahaya
terang atau sentuhan tiba-tiba, maka ia akan mendorong lengannya kedepan
lalu melengkungkan tubuhnya seolah merangkul dan menjaga diri sendiri.
Refleks ini seharusnya menghilang pada umur 2-4 bulan.
6) Refleks ATNR (Asymmetric Tonic Neck Reflex)
Gerak refleks ini mencakup pergerakan koordinasi antara leher, lengan,
kaki, dengan kepala bayi. Jika kepala bayi terletak di satu sisi, secara otomatis
mereka akan meluruskan lengan dan kaki yang berada pada sisi tersebut (sisi
kepala) dan membengkokkan lengan dan kaki yang berada di sisi yang
berlawanan. Refleks ini dimulai pada 18 minggu setelah pembuahan dan akan
berkembang secara keseluruhan saat kelahiran.
7) Refleks Terjatuh
Refleks ini biasanya disebut refleks Moro. Setiap gerakan dadakan yang
berefek pada leher dapat memberikan sensasi dan perasaan pada bayi bahwa
akan jatuh, mereka akan mengayunkan lengan dan membuka tangan mereka
sebelum akhirnya melakukan gerakan seperti berusaha menangkap sesuatu.
Refleks ini akan menghilang begitu bayi menginjak umur 4-6 bulan.

Berikut ini dijelaskan tahap perkembangan anak sesuai aspek


perkembangannya yang dikutip dalam Carolyn Meggitt (2012: 53-128) antara lain:
A. Perkembangan Indrawi
Bayi yang baru lahir secara aktif menggunakan setiap inderanya, untuk
mengeksplor lingkungan barunya. Berikut ini perkembangan indera anak yang
baru lahir yaitu:
 Perkembangan Visual (penglihatan)
Bayi yang baru lahir secara otomatis akan mengedipkan mata sebagai
reaksi terhadap cahaya, suara atau sentuhan. Selama dua minggu pertama,
ketika kepala bayi berputar ke satu sisi, matanya tidak akan langsung
mengikuti pergerakan kepalanya, beberapa saat setelah kepala terptar ke sisi
tersebut, barulah matanya mengikuti. Rfleks ini kerap disebut respon ‘mata
boneka’.
Mata bayi yang baru lahir pada awalnya mengalami rabun, ia hanya
dapat fokus pada benda-benda yang berada pada radius 25 cm (10 inci) dari
wajahnya. Hal ini berarti bahwa setiap bayi dapat melihat wajah ibunya
cukup jelas pada saat digendong. Penglihatan mereka cukup kabur di luar
jarak tersebut, namun mata mereka tetap dapat mengikuti cahaya, serta dapat
berputar menuju cahaya.
 Pendengaran
Setiap bayi mengalami perkembangan indera pendengaran yang aktif
sejak dalam rahim. Studi dan penelitian ultrasound menunjukkan bahwa bayi
yang belum lahir yang masih berumur 25 minggu kelahiran menunjukkan
respon terkejut terhadap bunyi nyaring yang mendadak. Bayi yang sudah lahir
sudah dapat membedakan suara-suara dan bunyi-bunyian yang berbeda, dan
mereka juga telah dapat menentukan dari arah mana bunyi tersebut datang.
Seorang bayi biasanya berhenti menangis dan mulai mendengarkan suara
manusia pada umur dua minggu.
 Sentuhan
Bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap sentuhan, terutama di
wajah, tangan, telapak kaki, dan perut. Sejak awal, setiap bayi dapat
merasakan sakit. Mereka juga mampu memahami gerakan yang mereka
lakukan sendiri maupun gerakan yang dilakukan dengan bantuan orang lain,
dengan bantuan indera mereka.
 Perasa
Bayi yang baru lahir juga memiliki indera perasa yang baik, mereka
lahir dengan kemampuan merasa yang baik, meskipun butuh waktu lebih
untuk berkembang secara penuh. Mereka biasanya menyukai segala hal yang
manis dan tidak menyukai apapun yang terasa asam. Mereka dapat
mendeteksi perbedaan rasa pada air susu ibunya, yang biasanya akan berbeda-
beda tergantung makanan apa yang dikonsumsi si ibu. Jika seorang bayi tidak
menyukai suatu rasa tertentu, ia akan mengerenyit dan wajahnya akan
mengerut. Ia juga akan berusaha menghindari rasa tersebut.
 Penciuman
Bayi yang baru lahir sensitif terhadap bau tubuh ibunya. Penelitian
menunjukkan bahwa dalam 3 hari mereka sudah dapat membedakan antara
air susu ibunya dengan air susu wanita lain. Mereka tertarik bukan hanya
pada bau susu, namun juga terhadap bau tubuh ibunya yang unik. Bayi yang
disusui ibunya akan lebih menyadari bau tubuh ibunya daripada bayi yang
minum dari botol susu. Hal ini mungkin karena bayi yang disusui mengalami
kontak fisik lebih banyak dengan ibunya, daripada bayi yang mnyusu dari
botol. Bayi-bayi juga menyukai bau-bau yang menyenangkan, seperti bau
pisang atau vanilla dan menjauh dari bau-bau yang mereka anggap tidak
menyenangkan, seperti ammonia.
 Proprioception (Kinestetik Akal)
Proprioception atau yang dikenal juga dengan sebutan propriosepsi
adalah indera yang membuat bayi sadar akan letak bagian tubuh mereka
(contoh: kaki) dan hubungan antara bagian tubuh tersebut dengan bagian
lainnya.
1. Perkembangan Indrawi usia 4-8 minggu
 Pandangannya terfokus pada jarak 20-25 cm (8-10 inci).
 Mudah terkejut dengan suara-suara yang mendadak
 Mengedipkan mata
 Menunjukkan kemampuan mencari
2. Perkembangan Indrawi usia 8-16 minggu
 Dapat memfokuskan mata mereka pada satu titik yang sama
 Mampu menggerakkan kepala untuk melihat-lihat sekelilingnya
 Memilih untuk memandangi benda yang bergerak daripada benda
statis
3. Perkembangan Indrawi usia 4-6 bulan
 Menyesuaikan posisinya untuk bisa melihat benda-benda di sekitar
 Berputar dan menghadap kearah sumber suara
 Memantau kegiatan orang lain dengan penuh siaga

B. Perkembangan Fisik Motorik


Sekilas terlihat bahwa seorang bayi yang baru lahir tidak dapat melakukan
apa-apa, namun selama masa seminggu setelah kelahiran, bayi-bayi sesunggunya
telah memiliki beberapa keterampilan-keterampilan.
1. Perkembangan Fisik Motorik Usia 1-12 Minggu
 Motorik Kasar :
 Berbaring terlentang
 Mampu memutar badannya
 Telah mampu mengangkat kepala
 Dapat mengayunkan lengannya serta memainkan tangannya
 Motorik Halus:
 Memutar kepala kearah cahaya dan memandangi benda-bernda
berwarna
 Mulai membuka tangannya untuk menggenggam tangan
 Memandangi dan memainkan tangan dan jarinya
 Dapat memegang mainan dalam waktu yang cukup singkat

2. Perkembangan Fisik Motorik Usia 4-12 Bulan


 Motorik Kasar :
 Menendang-nendang kedua kaki ke udara
 Menggerakkan kepalanya untuk mengikuti pergerakan orang atau
objek disekitarnya
 Banyak bergerak, merangkak dan belajar berjalan
 Dapat melempar mainan dengan sengaja
 Motorik Halus:
 Mulai menggunakan telapak tangannya untuk mencengkram
 Dapat memegang mainan dalam waktu yang cukup singkat
sebelum akhirnya menjatuhkannya lagi
 Dapat menunjuk benda tertentu yang mereka inginkan
 dapat menggenggam dengan tangannya dan menitu gerakan
sederhana

3. Perkembangan Fisik Motorik Usia 1-2 Tahun


 Motorik Kasar :
 Mampu berjalan sendiri
 Sering terjatuh dalam posisi duduk
 Dapat menaiki beberapa anak tangga dengan pengawasan
 Dapat berlutut, melompat, berjongkok serta memegang bermacam-
macam benda kemana-mana
 Dapat memanjat kursi dan furnitur lainnya
 Aktif bergerak dan dapat berlari
 Mampu menendang bola
 Motorik Halus:
 Dapat bermain balok dan membentuk sesuatu dari balok
 Dapat memegang krayon dan membolak-balik halaman buku di
saat yang sama
 Dapat mencoret-coret diatas kertas
 Pada usia 2 tahun dapat menggambar lingkaran, garis, dan titik
menggunakan tangannya
 Dapat memungut benda-benda berukuran kecil

4. Perkembangan Fisik Motorik Usia 3 Tahun


 Motorik Kasar :
 Dapat melompat dari tempat yang tidak begitu tinggi
 Dapat berjalan ke belakang dan ke pinggir
 Dapat berdiri dan berjalan menjinjit serta dapat berdiri di atas satu
kaki
 Dapat mengendarai sepeda roda tiga
 Motorik Halus:
 Dapat membangun bangunan yang tinggi dari balok-balokan
 Dapat mengontrol pensil
 Dapat mengecat dengan kuas
 Dapat menggunakan gunting untuk menggunting kertas
 Dapat menggambar bentuk geometri

C. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif bayi yang baru lahir berkembang melalui indera,
aktivitas dan gerakan-gerakannya. Pada usia 0-2 tahun menurut piaget, tahap
kognitif anak berada pada tahap sensori motorik.
1. Perkembangan Kognitif usia 4-16 minggu
 Mulai mengualang-ulang gerakan yang menyenangkan
 Mengenal wajah dan suara oaring lain
 Dapat meniru suara bernada rendah ataupun tinggi
2. Perkembangan Kognitif usia 4-6 bulan
 Menyukai benda-benda yang rumit untuk dilihat
 Menyukai warna-warna terang
 Koordinasinya telah lebih baik
 Dapat mengembangkan kesadaran terhadap rasa makanan dan
memfavoritkan makanan tertentu
3. Perkembangan Kognitif usia 6-9 bulan
 Mengerti tanda-tanda, contoh ketika dipakaikan celemek, bayi tahu
bahwa ia akan diberi makan
 Sadar ketika ada objek yang menghilang dari pandangan
 Tertarik dengan pergerakan benda
4. perkembangan Kognitif usia 9-12 bulan
 Memorinya mulai berkembang dan mulai dapat mengingat masa lalu
serta mengantisipasi masa depan
 Meniru gerak tubuh, tindakan, suara dan mood
 Peka terhadap perasaan orang lain
5. Perkembangan Kognitif usia 12-18 bulan
 Mengerti nama benda-benda tertentu serta dapat mengikuti
perintah/intruksi sederhana
 Mulai belajar melalui kesalahan
 Memakai mainan atau benda lain untuk mempresentasikan kenyataan
 Mulai suka mencoret-coret di atas kertas
 Sering berbicara sendiri ketika bermain
6. Perkembangan Kognitif usia 2 tahun
 Kemampuan mengingatnya meningkat
 Memahami konsep sebab akibat
 Dapat membicarakan sebuah objek yang tidak ada ketika teringat akan
benda tersebut
7. Perkembangan Kognitif usia 3 tahun
 Mengembangakan perilaku simbolik
 Tertarik pada konsep sebab akibat
 Dapat mengidentifikasikan warna-warna pada umumnya

D. Perkembangan Komunikasi dan Bahasa


Pada bayi yang baru lahir, komunikasi dilakukan dengan merespon dan
perkembangan bahasanya membutuhkan orang lain. Respon yang diberikan bayi
dapat melalui kontak mata, menangis maupun menggerakkan matanya ke sumber
suara. Pada bayi usia 4-8 minggu menangis tetap menjadi cara berkomunikasi
utama bayi, setiap tangisan bayi memiliki arti yang berbeda-beda. Pada usia 8-9
minggu bayi menunjukkan ketertarikan pada suara langkah kaki atau suara yang
mendekat. Pada usia 12-16 minggu, bayi sering tertawa, dan menangis dengan
rasa marah untuk berkomunikasi.
Pada anak usia 4-6 bulan, bayi mulai meniru bunyi-bunyian yang ia
dengar, dan mulai menggunakan ocehan-ocehan dari huruf vokal ataupun
konsonan. Pada usia 6-9 bulan bayi mulai memahami pengertian kata-kata seperti
atas dan bawah. Memasukki usia satu tahun, bayi-bayi mulai berpengalaman dan
lebih mampu berkomunikasi. Mereka dapat mengikuti perintah sederhana,
Memakai kata-kata perkiraaan, ocehannya lebih ekspreif dan bernada. Kosa kata
berkembang sampai 20-50 kata begitu mencapai usia 18 bulan.
Pada usia 2 tahun, perkembangan komunikasi dan bahasa anak lebih
meningkat, antara lain:
 Memakai satu kata untuk menjelaskan banyak hal
 Ketika teringat suatu objek akan terus dibicarakan
 Menggunakan frase dan memanggil diri sendiri dengan kata ganti orang
ketiga
 Meulai menamai bermacam-macam benda serta aktivitas yang mereka
lakukan
 Dapat mengikuti beberapa intruksi atau permintaan sederhana
 Menunjukkan ketertarikan pada lagu, tarian, percakapan, sajak, dan lain-
lain.

Lalu, pada usia 3 tahun tahun, kemampuan berkomunikasi dan berbahasa


anak berkembang sangat cepat, antara lain sebagai berikut:
 Mulai memakai lebih banyak kosakata
 Melalkukan kesalahan dalam pengucapan kata
 Beberapa tata bahasanya masih berantakan
 Suka membaca buku cerita
 Memahami aktivitas dalam gambar

E. Perkembangan Personal, Sosial dan Emosional


Pada usia 5-6 minggu bayi biasanya muncul senyuman pertama.
Kemudian bayi menggunakan gerak tubuh untuk mengekspresikan perasaannya
dan menikmati disuapi dan dipeluk. Selama bulan-bulan pertama hidupnya, setiap
bayi mulai mempelajaran emosi dan eksistensi mereka. Perkembangan emosi pada
bayi 4-8 minggu dapat dilihat dari cara anak menangis dan terseyum. Pada usia 6
bulan, mulai mampu mengenali emosi. Sekitar umur 8 bulan, kebanyakan bayi
mulai merasa terikat dengan orang-orang yang familiar bagi mereka, dan mulai
menunjukkan rasa takut terhadap orang asing.
Pada usia 12 bulan, bayi mulai mengalami referensi sosial, yaitu bayi
mulai memakai respons emosional seseorang untuk mengambil keputusan dan
mengevaluasi situasi tertentu. Pada usia 18 bulan, sebagaian besar anak
menunjukkan emosi dan tingkah laku yang bervariasi. Sedangkan anak berumur 2
tahun biasanya suka bermain disamping anak-anak lain, tetapi tetap bermain
sendiri. Kemudian, pada usia 3 tahun, anak mulai sadar jenis kelaminnya dan
mulai tertarik untuk berteman dengan sesama jenis kelaminnya.

Anda mungkin juga menyukai