Anda di halaman 1dari 5

RESUME JURNAL

Judul : Pelestarian Seni Budaya Dan Permainan Tradisinal Melalui Tema


Kearifan Lokal Dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini
Penulis : Betty Yulia Wulansari

Latar Belakang Penulisan Jurnal


Jurnal ini diangkat dari latar belakang belakang masalah tentang
pelestarian budaya dan permainan tradisional dalam kurikulum PAUD. Indonesia
memiliki latar budaya dan permainan tradisional yang sangat beraneka ragam.
Mulai dari sabang sampai merauke, disetiap daerah memiliki budayanya masing-
masing. Setiap budaya memiliki ciri khasnya masing-masing, begitu juga dengan
permainan tradisional. Permainan tradisional yang diangkat dalam jurnal ini
adalah engklek, gobak sodor, delikan, nekeran, apolo. Permainan ini sangat
berkiatan dengan dunia anak usia dini. Hal ini dikarenakan salah satu karakteristik
anak usia dini adalah bermain.
Perlunya pelestarian permainan tradisional ini dilakukan agar tidak hilang
dari dunia anak zaman sekarang. Pada saat ini, anak-anak lebih menyukai
permainan bertekhnologi maju. Padahal permainan tradisional sangatlah penting
untuk perkembangan anak usia dini. Pada prinsipnya, perkembangan manusia
adalah proses yang tidak pernah berhenti (never ending process). Manusia terus
menerus berkembang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang
hidupnya. Kemudian, prinsip yang lain adalah semua aspek perkembangan saling
mempengaruhi, baik aspek fisik, emosi, intelegensi maupun sosial. Saat ini anak
lebih menyukai permainan modern yang menggunakan gadget. Pilihan memilih
permainan modern ini membuat orang tua mudah dalam mengawasi anak. Namun,
hal ini dapat membuat candu bagi anak dan mengakibatkan anak menjadi malas
bergerak, anti sosial dan dapat merusak indera penglihatan.
Selanjutnya, hal ini dirasa menjadi maalah baru karena anak-anak mulai
menjauhi permainan-permainan tradisional. Jika hal ini terus dibiarkan maka
permainan tradisional yang merupakan warisan budaya dapat menghilang. Untuk
itu perlu kegiatan pelestarian budaya dan permainan tradisional sejak usia dini.
Melalui lembaga PAUD kegiatan pelestarian ini dapat dilakukan agat kelansungan
permainan tradisional dapat terpelihara dan dapat bereksistensi di dunia saat ini
dimana permainan modern merajalela. Jadi, penulis mengankat masalah yang
dilatarbelakangi oleh masalah tentang permainan tradisional yang terus tergerus
oleh arus teknologi yang berkembang saat ini.

Tujuan dari isi jurnal :


 Untuk mengetahui pentingnya pelestarian seni budaya dan permainan
tradisional sejak usia dini.
 Untuk mengetahui bahwa kegiatan pelestarian seni budaya dan permainan
tradisional dapat diintegrasikan pada kurikulum anak usia dini.

Metodologi/Metode Penelitian dalam isi jurnal:


Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kulaitatif yaitu data yang
di kumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua data
dijelaskan dengan kata-kata atau penjelasan-penjelasan. Dengan demikian jurnal
ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan
yang berasal dari kajian pustaka, dokumentasi pribadi, dan catatan atau memo.

Hasil dari penelitian atau isi jurnal:


Hasil penelitian jurnal ini dibahas pada bagian pembahasan, penulis
memberikan upaya-upaya pelestarian permainan tradisional dalam kurikulum
PAUD dapat dikembangkan sebagai berikut:
1. Penyisipan Tema Kearifan Lokal
2. Kegiatan Tema Kearifan Lokal dilaksanakan 3 minggu
3. Sub Tema yang dikembangkan dalam tema ini: Sub Tema Seni Kearifan
Lokal, Sub Tema Permainan Tadisional dalam ruangan, Sub Tema
Permainan Tradisional di luar ruangan
4. Contoh Kegiatan Pengembangan dalam Sub Tema dalam Budaya Jawa
Tengah
Lembaga PAUD diberikan kebebasan untuk mengembangkan
kurikulumnya. Kurikulum 2013 PAUD dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun
2014 merupakan standar minimal adanya kurikulum yang dilaksanakan oleh
lembaga PAUD. Lembaga dapat meningkatkan kualitas kurikulumnya melalui
kerifan lokal budaya di daerah masing-masing. Kurikulum berbasis budaya lokal
dapat digunakan untuk melestarikan permainan tradisional. Kurikulum PAUD
berbasis budaya lokal memiliki visi untuk melestarikan budaya lokal dan
permainan tradisional. Kurikulum ini mengembangkan tema sesuai dengan
lingkungannya. Misalnya di daerah Jawa Tengah dapat dimasukkan tema tentang
kerafifan budaya lokal dimana tema ini akan mengcover pengenalan permainan
tradisional seperti dakon, engklek, gobak sodor, delikan, cublak-cublak suweng,
jamuran, apolo, nekeran, dan lain-lain. Tema ini khusus untuk bermain tetapi
permainan ini dapat dimasukkan pembelajaran nilai moral agama, kognitif,
bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan seni.
Penulis juga memasukkan pengembangan materi kegiatan tema kearifan
lokal Jawa Tengah dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Usia 4-5 Tahun,
sebagai berikut:
Sub Tema Kegiatan Kemampuan yang dapat dikembangkan
Seni Mengenal NAM dan Sosem: Kesopanan tehadap orang tua
Kearifan kebiasaan adat Kognitif: Belajar menganalisis kebiasaan orang
Lokal orang Jawa jawa dalam bertamu
Tengah Bahasa: Penggunaan Bahasa Jawa kepada orang
dewasa
Fisik Motorik dan Seni: Mengenal batik dan
membatik cap
Mengenal NAM dan Sosem: Menghargai kepercayaan orang
Upacara Adat lain
di Jawa Kognitif: mengenal upacara adat di Jawa Tengah
Tengah (Tedak Siti, Malam 1 Suro)
Bahasa, Fisik Motorik, dan Seni: Geguritan tentang
upacara adat
Mengenal NAM dan Sosem: Mencintai peninggalan budaya
Aksara Jawa jawa
Kognitif: mengenal huruf aksara jawa
Bahasa: Mampu melafalkan beberapa aksara jawa
Fisik Motorik, dan Seni: Menarik garis membentuk
aksara jawa
Mengenal Ciri NAM: Mengenal binatang dan tanaman khas Jawa
Khas Jawa Tengah sebagai salah satu ciptaan Tuhan
Tengah Sosem: Menyayangi binatang dan tanaman ciri
khas jawa tengah
Kognitif: Mengenal binatang, tanaman, rumah,
lagu daerah khas jawa tengah
Bahasa: Mampu menghafal lagu Jamuran
Fisik Motorik dan Seni: Mampu menarikan lagu
jamuran bersama teman
Permainan Dakon NAM: Berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Tadisional Kognitif: Belajar berhitung
dalam Bahasa: Belajar berkomunikasi dengan lawan
ruangan bermain
Fisik Motorik: Belajar menggembam dan
menurunkan biji satu persatu
Sosem: Belajar bermain bersama teman
Cublak-cublak NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
suweng Kognitif: Belajar memperkirakan siapa yang
membawa batu ditangan
Bahasa: melafalkan lagu cublakcublak suweng
Fisik Motorik: Belajar menggemgam batu dan
memutarnya
Sosem: belajar bermain kelompok
Seni: Dapat menyanyikan lagu cublakcublak
suweng dengan gerakan permainan
Jamuran NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: Belajar melakukan perintah akhir lagu
jamuran
Bahasa: melafalkan lagu jamuran
Fisik Motorik dan Seni: Gerak lagu Jamuran
Sosem: belajar bermain kelompok
Bekelan NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: Belajar memperkirakan siapa yang
membawa batu ditangan
Bahasa: melafalkan lagu cublakcublak suweng
Fisik Motorik: Belajar menggemgam batu dan
memutarnya
Sosem: belajar bermain kelompok
Seni: Dapat menyanyikan lagu cublakcublak
suweng dengan gerakan permainan
Gatheng NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif belajar memeccahkan garis dengan 3 batu
Bahasa: melafalkan lagu cublakcublak suweng
Fisik Motorik: memindahkan batu dari kolom satu
ke kolom lainnya
Sosem: belajar bermain bersama
Permainan Delikan NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Tradisional Kognitif: belajar mencari persembunyian teman
di luar dan belajar bersembunyi dengan aman
ruangan Bahasa: menghafal nama teman
Fisik Motorik: berlari
Sosem: belajar bermain kelompok
Nekeran NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: belajar mengarahkan neker ke target
lubang
Bahasa: belajar berkomunikasi dengan teman
Fisik Motorik: belajar menyenil neker
Sosem: belajar bermain kelompok
Apollo NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: belajar menggembaung target piramida
genteng dan lawan
Bahasa: berkomunikasi dengan kelompok
Fisik Motorik: lari dan bermain bola kecil
Sosem: belajar bermain kelompok
Engklek NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: belajar berhitung
Bahasa: berkomunikasi dengan kelompok
Fisik Motorik: melompat dengan satu kaki
Sosem: belajar bermain kelompok
Gobak Sodor NAM: berdoa sebelum bermain, belajar jujur
Kognitif: belajar melintasi arena permainan gobak
sodor
Bahasa: berkomunikasi dengan kelompok
mengatur siasat
Fisik Motorik: lari
Sosem: belajar bermain kelompok

Kesimpulan:
Pengenalan seni budaya dan permainan tradisional sesuai dengan
pembelajaran di PAUD. Pembelajaran diPAUD belum mengutamakan standar
kelulusan tetapi yang paling utama bagaimana memberikan dasar pembiasan
kehidupan. Anak-anak akan menyukai kegiatan bersama disbanding dengan
kegiatan individual yang dilakukannya hampir setiap hari dirumah. Perlunya
pelestarian seni budaya dan permainan tradisional agar tidak punah. Lembaga
PAUD merupakan tempat yang tepat untuk melestarikan seni budaya dan
permainan tradisional dengan menambahkan Tema Kearifan Lokal dalam
kurikulumnya

Anda mungkin juga menyukai