Anda di halaman 1dari 30

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

HALUSINASI

Oleh Kelompok 5
1. Livia Yuanda C A (1601100024)
2. Anggita Ayu W (1601100027)
3. Achmad Tiffa R (1601100028)
4. Haibatussalafiyah (1601100025)
5. Pitaloka Lestari (16011000)

KEMENTRIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
taufiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Dengan
disusunnya makalah ini, bertujuan untuk melengkapi tugas Keperawatan
Jiwa.Makalah ini berisi tentang terapi aktivitas kelompok “Stimulasi Persepsi
Halusinasi”.

Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada


dosen pembimbing yang telah mendidik, mendorong, dan memotivasi
penulis.Sehingga makalah ini bisa selesai dengan baik.Penulis menyadari bahwa,
makalah ini belum sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik,
koreksi, dan masukan dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah
dimasa mendatang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mendapat


wawasan tentang terapi aktivitas kelompok “Stimulasi Persepsi Halusinasi”.

Lawang,Oktober 2018
Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….…………………1
A. Latar Belakang…………………………………….……………….1
B. Rumusan Masalah……………………………….………………….1
C. Tujuan………………………………………………………………2
D. Manfaat………………………………………………………….....2
BAB II PEMBAHASAN
A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi…. ……….3
B. Proses Keperawatan
1. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi I :
mengenal halusinasi…...………………………………………….6

2. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi II :

mengontrol halusinasi: menghardik…...……….………………….9

3. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi III:

menyusun jadwal kegiatan……………….………………………..12

4. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi IV:

cara minum obat yang benar…………………...………………….15

5. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi V:

mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap..…………………..19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………..……………22
B. Saran……………………………………………………..………..22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu asuhan


keperawatan dengan gangguan jiwa tidak hanya difokuskan pada aspek
psikologis, fisik, dan sosial tetapi juga kognitif.Ada beberapa terapi
modalitas yang dapat diterapkan salah satunya adalah terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapis.
Pengertian TAK stimulasi persepsi menurut adalah terapi yang
bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduruan
orientasi, menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses
berpikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Pengertian yang lain menurut Budi Anna Keliat dan Akemat
(2005) TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan
aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi
kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternative
penyelesaian masalah.
B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi?

b. Apa saja yang terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi


halusinasi?

c. Bagaimana proses keperawatan terapi aktivitas kelompok persepsi


halusinasi?

1
C. Tujuan

a. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami terapi aktivitas


kelompok persepsi halusinasi.
b. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami apa saja yang
terkandung dalam terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi.
c. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan
terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi.
D. Manfaat
1. Bagi Penulis

Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok


persepsi halusinasi.
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi
aktivitas kelompok persepsi halusinasi untuk lebih menambah
wawasan.
3. Bagi Instituti

Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi


halusinasi dengan menambah referensi bagi Akes Rustida.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Halusinasi
1. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi
yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa.Pasien merasakan
sensasi berupa suara, penglihaan, pengecapan, perabaan, atau
penghidupan tanpa stimulus nyata. (Budi Anna Keliat, 2011).
Halusinasi adalah persepsi yang salah (misalnya tanpa stimulus
eksternal) atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan
relitas/kenyataan seperrti melihat bayangan atau suara-suara yang
sebenarnya tidak ada. Pencerapan tanpa adanya rangsang apapun
dari panca indra, dimana orang tersebut sadar dan dalam keadaan
terbangun yang disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional,
organic atau histerik. (Wijayaningsih, 2015).
2. Tujuan
 Tujuan Umum
Adapun tujuan dar56i TAK stimulasi persepsi adalah pasien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.
 Tujuan Khusus

a. Pasien dapat mengenal halusinasi.

b. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.

c. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap


dengan orang lain.
d. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan aktivitas
terjadwal.

e. Pasien dapat mengontrol halusinasi dengan meminum obat.

3. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 30 Oktober 2018.

3
Jam : 13.00 wib.
Tempat : R. Cucak Rowo RSJW.
4. Metode
Diskusi dalam Kelompok.
5. Media dan Alat
a. Papan nama sejumlah pasien dan terapis dalam TAK.
b. Kertas.
c. Spidol.
d. Formulir/jadwal kegiatan.
e. Contoh obat.
6. Setting Tempat

P P F P P

L
O

CL

P P F P P

OP

Keterangan Gambar :

L : Leader

CL : Co Leader.

F : Fasilitator.

O : Observer.

P : Pasien.

Op : Operator.

4
7. Pembagian Tugas
a. Peran Leader
 Memimpin jalannya kegiatan.
 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan.
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan.
 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien.
 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah
dilakukan.
 Memberi reinforcement positif pada klien.
 Menyimpulkan kegiatan (Lilik, 2011).

b. Peran Co-Leader

 Membantu tugas leader.

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader.

 Mengingatkan leader tentang kegiatan.

 Bersama leader menjadi contoh kegiatan.

c. Peran Observer

 Mengobservasi jalannya acara.

 Mencatat jumlah klien yang hadir.

 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan


berlangsung.

 Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien.

 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas.

 Membuat laporan hasil kegiatan.

d. Peran Fasilitator

 Memfasilitasi jalannya kegiatan.

 Memfasilitasi klien yang kurang aktif.

 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara.

5
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari
dalam /luar kelompok.

8. Peran Pasien
Kriteria Pasien
 Klien yang kooperatif dengan riwayat halusinasi, waham,
ilusi.
 Klien dengan gangguan stimulasi persepsi: halusinasi sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain.
 Klien yang sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap
aktivitas.
 Klien tidak membahayakan diri dan orang lain.
 Klien yang telah diberitahu oleh terapis sebelumnya.
 Klien dapat berkomunikasi verbal dengan baik (Lilik, 2011).
B. Proses Keperawatan
1. Tak stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi I : mengenal
halusinasi
a. Tujuan
 Klien mengenal halusinasi.
 Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi.
 Klien mengenal frekuensi halusinasi.
 Klien mengenal perassan bila mengalami halusinasi.
b. Setting
 Kelompok berada diruang yang tenang.
 Klien duduk melingkar.
c. Alat
 Sound system HP.
 Spidol.
 Kertas.
d. Metode
 Diskusi.
 Tanya jawab.

6
e. Langkah-langkah Kegiatan
i. Persiapan
 Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien
dengan perubahan sensori persepsi; halusinasi.
 Membuat kontrak dengan klien.
 Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

ii. Orientasi
 Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam.
 Evaluasi validasi : terapis menanyakan perasaan
peserta hari ini.
 Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.
2. Terapis menjelaskan aturan main:
a. Masing-masing klien memperkenalkan diri
nama, nama panggilan.
b. Jika ada klien yang akan meninggalkan
kelompok, harus meminta izin pada terapis.
c. Lama kegiatan 45 menit.
d. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir.
iii. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan). Terapis meminta klien memperkenalkan
nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari
klien yang berada di sebelah kiri terapis, searah jarum
jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,
yaitu masing-masing klien membagi pengalaman
tentang halusinasi yang mereka alami dengan
menceritakan :
 Isi halusinasi.

7
 Waktu terjadinya.
 Frekuensi halusinasi.
 Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.

c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami


secara berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah
kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam.

d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi,


setelah cerita selesai terapis mempersilakan klien lain
untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.

e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai


mendapat giliran.

f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya,


terapis memberikan pujian.

iv. Terminasi
a. Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
anggota kelompok.
b. Rencana tindak lanjut
 Terapis menganjurkan kepada peserta jika
mengalami halusinasi segera menghubungi
perawat atau teman lain.
c. Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien
kegiatan TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi.
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien
waktu dan tempat TAK berikutnya.
v. Evaluasi dan Dokumentasi

8
No Aspek yang Nama peserta TAK
dinilai Tn. C Tn. A Tn. J Tn. S Tn. B
1 Menyebutkan Tidak dapat Suara Suara Suara ceek Tidak dapat
isi halusinasi menyebutkan ceek cewek cowok menyebutkan
cowok cook menyuruh
tidak menyuruh memukul
jelas bersih- barang
bersih
2 Menyebutkan Tidak dapat Waktu Malam Saat Tidak dapat
waktu menyebutkan tidur hari saat beraktivitas menyebutkan
halusinasi dan tidur di warung
mandi
3 Menyebutkan Tidak dapat 2x 2x sehari 4x sehari Tidak dapat
frekuensi menyebutkan sehari menyebutkan
halusinasi
4 Menyebutkan Tidak dapat Nyaman Mencoba Memukul Tidak dapat
perasaan bila menyebutkan diam bunuh barang menyebutkan
halusinasi diri
timbul
Petunjuk dilakukan = 1 tidak dilakukan = 0

2. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi II :


Mengontrol Halusinasi: menghardik

a. Tujuan

 Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan


mangatasi halusinansi.

 Klien dapat memahami dinamika halusinasi.

 Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

 Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

b. Setting

 Klien duduk melingkar.

9
 Kelompok di tempat yang tenang.

c. Alat

 Sound system HP.

d. Metode

 Diskusi.

 Tanya jawab.

 Stimulasi.

e. Langkah-langkah Kegiatan

1. Persiapan

 Mempersiapkan alat.

 Mempersiapkan tempat pertemuan.

2. Orientasi

 Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam.

 Evaluasi/validasi:

a. Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

b. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi


yang telah terjadi.

 Kontrak

a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.

b. Terapis menjelaskan atusan main :

 Lama kegiatan 45 menit.

 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal


dan akhir.

 Jika akan meninggalkan kelompok ,klien


harus meminta izin.

3. Kerja

10
 Terapis meminta massing masing klien secara berurutan
searah dengan jarum jam menceritakan apa yang
dilakukan jika mangalami halusinasi dan apakah itu bisa
mengatasi halusinasinya.

 Setiap selasai klien menceritakan pengalamanya,terapis


memberikan pujian dan mengajak peserta lain
memberikan tepuk tangan.

 Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan


menghardik halusinasi saat halusinasi muncul.

 Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi.

 Terapis meminta masing masing klien memperagakan


menghardik halusinasi dimulai dari peserta disebelah
kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua
peserta mendapatkan giliran.

 Terapis memberikan pujian dan megajak semua klien


bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan
menghardik halusinasi.

4. Terminasi

a. Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah


mengikuti TAK.

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan


kelompok.

b. Rencana tindak lanjut

 Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan


cara yang sudah dipelajari jika halusinasi
muncul.

c. Kontrak yang akan datang

11
 Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi
dengan cara lain.

 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat


TAK.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK


Tn. C Tn. A Tn. J Tn. S Tn. B
1. Menyebutkan cara Tidak ada Dihardik Tidak ada Dihardik Tidak ada
yang selama ini
digunakan
mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan
efektifitas

cara
3. Menyebutkan cara  
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4. Memperagakan     
menghardik

halusinasi

3. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi III:


menyusun jadwal kegiatan

a. Tujuan

 Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktivitas


untuk mencegah munculnya halusinasi.
 Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai
tidur malam.
b. Setting

12
 Klien duduk melingkar mengelilingi meja.

 Lingkungan tenang dan nyaman.

c. Alat

 Kertas HVS sejumlah peserta.

 Pensil.

 Spidol.

 Kertas HVS kosong.

d. Metode

 Diskusi.

 Latihan.

e. Langkah-langkah Kegiatan

1. Persiapan

 Terapis mempersiapkan alat dari tempat TAK.

 Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi

 Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam.

 Evaluasi / validasi :

 Terapis menanyakan keadaan klien hari ini.

 Terapis menanyakan pengalaman klien


menerapkan cara menghardik halusinasi.

 Kontrak:

 Terapis menjelaskan tujuan kegiatan.

 Terapis menjelaskan aturan peraminan.

a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai


akhir.

13
b. Jika klien ingin meninggalkan kelompok
harus meminta izin kepada terapis.

c. Waktu TAK adalah 90 menit.

3. Kerja

 Terapis menjelaskan langkah-langkah kegiatan.

 Terapis membagikan kertas satu lembar dan masing –


masing sebuah pensil untuk masing – masing klien.

 Terapis menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur


dalam mencegah terjadinya halusinasi.

 Terapis memberi contoh cara menyusun jadwal


dengan menggambarkannya dipapan tulis.

 Terapis meminta masing – masing klien menyusun


jadwal aktivitas dari bangun pagi sampai dengan tidur
malam.

 Terapis membimbing masing – masing klien sampai


berhasil menyusun jadwal.

 Terapis memberikan pujian kepada masinng – masing


klien setelah berhasil menyusun jadwal.

4. Terminasi

 Evaluasi

 Terapis menanyakan perasaan klien setelah bisa


menyusun jadwal.

 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan


kelompok.

 Tindak lanjut

 Terapis menganjurkan klien melaksanakan jadwal


aktivitas tersebut.

14
 Kontrak yang akan datang

 Terapis membuat kesepakatan dengan klien TAK


berikutnya.

 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat


TAK.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

NO Aspek yang Dinilai Nama peserta TAK


Tn. C Tn. A Tn. J Tn. S Tn. B
1. Menyebutkan pentingnya     
aktivitas mencegah halusinasi

2. Membuat jadwal kegiatan     


harian

4. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi IV: Cara


minum obat yang benar

a. Tujuan

 Klien dapat mengetahui jenis – jenis obat yang harus


diminumnya.

 Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur.

 Klien mengetahui 5 benar minum obat.

 Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat.

 Klien mengetahui akibat jika putus obat

b. Setting

 Klien duduk melingkar.

 Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman.

15
c. Alat

 Contoh obat – obatan.

 Spidol.

 Kertas HVS.

d. Metode

 Diskusi.

 Tanya jawab.

 Simulasi.

e. Langkah-langkah kegiatan

1. Persiapan

 Terapis mempersiapkan alat dan tempat.

 Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi

 Salam terapeutik : terapis mengucapkan salam kepada


klien.

 Evaluasi / validasi :

 Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.

 Terapis menanyakan apakah jadwal aktivitas telah


dikerjakan (TL TAK sebelumnya).

 Kontrak

 Terapis menjelaskan tujuan TAK.

 Terapis menjelaskan aturan main TAK.

 Klien mengikuti dari awal sampai akhir.

 Jika klien akan keluar dari kelompok, harus


meminta izin kepada terapis.

 Lama waktu TAK 60 menit.

16
3. Kerja

 Terapis membagikan contoh obat, sesuai obat yang


diberikan kepada masing – masing klien.

 Terapis menjelaskan pentingnya minum obat secara


teratur, sesuai anjuran.

 Terapis meminta klien untuk menjelaskan ulang


pentingnya minum obat, secara bergantian, searah jarum
jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri
terapis.

 Terapis mejelaskan akibat jikan tidak minum obat secara


teratur.

 Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian


akibat jika tidak minum obat secara teratu.

 Terapis menjelaskan lima benar ketika menggunakan


obat: benar obat, benar klien, benar waktu, benar cara,
benar dosis.

 Terapis menjelaskan efek terapi dan efek samping


masing-masing obat sesuai contoh obat yang yang ada
pada klien.

 Terapi meminta klien menyebutkan jenis obat, dosis


masing masing obat, cara penggunakan , waktu dan efek
obat (efek terapi dan efek samping) sesuai dengan
contoh obat yang ada di tangan klien masing-masing.
Secara berurutan secara jarum jam, dimulai dari sebelah
kiri terapi.

 Terapi memberikan pujian dan mengajar klien bertepuk


tangan setiap kali klien menyebutkan dengan benar.

4. Terminasi

 Evaluasi

17
 Menayakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

 Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

 Tindak lanjut

 Menganjurkan klien untuk meminum obat secara


teratur.

 Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat,


klien dapat menghubungi perawat yg saat itu
bertugas.

 Kontrak yang akan datang

 Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya.

 Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK

Dinilai
1 Menyebutkan
pentingnya
minum obat
secara teratur
2 Menyebutkan

akibat jika tidak


minum obat
secara teratur
3 Menyebutkan

jenis obat
4 Menyebutkan
dosis obat

5 Menyebutkan

18
waktu minum
obat
6 Menyebutkan
cara minum
obat yang tepat
7 Menyebutkan

efek terapi obat


8 Menyebutkan
efek samping
obat

5. TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi V:


mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

a. Tujuan

 Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang


lain.

 Klien menerapkan cara menghubungi orang lain ketika


mulai mengalami halusinasi.

b. Setting

 Tempat TAK di ruangan yang tenang dan nyeman.

 Klien duduk melingkar.

c. Alat

 Spidol.

 Kertas HVS.

d. Metode

 Diskusi kelompok.

 Simulasi.

e. Langkah-langkah Kegiatan

19
1. Persiapan

 Terapis mempersiapkan alat dan tempat TAK.

 Terapis membuat kontrak dengan klien.

2. Orientasi

 Salam: terapi mengucapkan salam ke klien.

 Evalusi/validasi:

 Terapis menanyakan kabar klien hari ini.

 Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol


halusinasi setelah menerapkan 3 cara lainya.

 Kontrak

 Terpi menjelaskan tujuan TAK.

 Terapi menjelaskan waktu kegiatan.

 Terapi menjelaskan aturan main.

3. Kerja

 Terapi menjelaskan pentingnya berbincang dengan


orang lain untuk mengatasi halusinasi.

 Terapi meminta kepada klien setiasi yang sering dialami


sehingga mengalami halusinasi. Klien secara bergantian
bercerita.

 Terapi memperagakan becakap cakap dangan orang lain


jika ada tanda halusinasi muncul.

 Klien meminta memperagakan hal yang sama secara


bergantian.

 Terapi memberikan pujian kepada klien setiap selesai


memperagakan.

4. Terminasi

 Evalusi

20
 Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai
mengikuti TAK.

 Terapi memberikan pujian atas kebersihan


kelompok.

 Tindak lanjut

 Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan


bercakap cakap dengan orang lain bila mulai
mengalami halusinasi.

 Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap


bila ada klien lain yang mulai mengalami halusinasi.

 Kontrak yang akan datang

 Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya.

 Terapi menyapakati tempat dan waktu TAK


berikutnya.

5. Evaluasi dan Dokumentasi

No Aspek yang Nama peserta TAK

Dinilai
1 Menyebutkan
pentingnya
bercakapcakap
ketika
halusinasi
muncul
2 Menyebutkan
cara
bercakapcakap
3 Memperagakan

saat mulai

21
percakapan

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi
yang dialami oleh pasien dengan gangguan jiwa.TAK stimulasi
persepsi halusinasi adalah terapi yang digunakan untuk pasien yang
mengalami gangguan pola pikir dengan tujuan pasien mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya. Adapun proses keperawatan TAK
persepsi halusinasi adalah TAK stimulasi persepsi mengontrol
halusinasi sesi I (mengenal halusinasi), TAK stimulasi persepsi
mengontrol halusinasi sesi II (mengontrol halusinasi: menghardik),
TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi III (menyusun
jadwal kegiatan), TAK stimulasi persepsi mengontrol halusinasi sesi IV
(cara minum obat yang benar), TAK stimulasi persepsi mengontrol
halusinasi sesi V (mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap)
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak
yang dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah
yang telah di jelaskan.Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar
pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.

23
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, A. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok.


Jakarta: EGC.

Budi Anna Keliat, S. M. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas.


Jakarta: EGC.

Lilik.(2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera


Utara, 5-14. Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek
Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.
.

24
EVALUASI TAK

25
No Aspek yang Nama peserta TAK
dinilai Tn. C Tn. A Tn. J Tn. S Tn. B
1 Menyebutkan Tidak dapat Suara Suara Suara ceek Tidak dapat
isi halusinasi menyebutkan ceek cewek cowok menyebutkan
cowok cook menyuruh
tidak menyuruh memukul
jelas bersih- barang
bersih
2 Menyebutkan Tidak dapat Waktu Malam Saat Tidak dapat
waktu menyebutkan tidur hari saat beraktivitas menyebutkan
halusinasi dan tidur di warung
mandi
3 Menyebutkan Tidak dapat 2x 2x sehari 4x sehari Tidak dapat
frekuensi menyebutkan sehari menyebutkan
halusinasi
4 Menyebutkan Tidak dapat Nyaman Mencoba Memukul Tidak dapat
perasaan bila menyebutkan diam bunuh barang menyebutkan
halusinasi diri
timbul

P P F P P

L
O

CL

P P F P P

26
Keterangan Gambar :

L : Leader. (Livia Yuanda)

CL : Co Leader. (Haibatussalafiyah)

F : Fasilitator.( Achmad Tiffa Rifa’I, Pitaloka


Lestari)

O : Observer (Anggita Ayu W)

P : Pasien ( Tn C, Tn A, Tn J, Tn, S, Tn. B)

27

Anda mungkin juga menyukai