Oleh:
I Ketut Arya Adhiyasa (1707521082)
- Fungsi Perencanaan (planning): suatu proses yang terdiri atas mendefinisikan tujuan,
menyusun strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengoordinasi aktivitas
- Pengorganisasian (organizing): menentukan tugas-tugas apa yang dikerjakan, siapa
yang mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas dikelompokan, siapa yang melapor
kepada siapa, dan dimana keputusan harus dibuat
- Memimpin (leading): suatu fungsi yang mencakup memotivas pekerja, mengarahkan
aktivitasnya, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, dan menyelesaikan
konflik
- Pengendalian (controlling): aktivitas pengawasan untuk memastikannya tercapai sesuai
rencana dan mengoreksi setiap deviasi signifikan.
C. PERAN MANAJEMEN
Berikut sejumlah keterampilan yang membedakan manajer yang efektif dan tidak efektif:
E. DEFINISI PK
Terdapat tiga penentu perilaku dalam organisasi, yaitu individu, kelompok, dan
organisasi. Perilaku oganisasi adalah studi mengenai apa yang orang-orang lakukan dalam
sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka memengaruhi kinerja organisasi. Perilaku
organisasi mencakup topik-topik inti:
1. Motivasi
2. Perilaku dan kekuasaan pemimpin
3. Komunikasi interpersonal
4. Struktur dan proses kelompok
5. Pengembangan dan persepsi sikap
6. Proses perubahan
7. Konflik dan negosiasi
8. Rancangan kerja
Perilaku organisasi merupakan sebuah ilmu perilaku terapan yang dibangun atas
kontribusi sejumlah disiplin perilaku, terutama psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, serta
antropologi.
Psikologi
Psikologi Sosial
Psikologi sosial itu adalah cabang psikologi yang menggabungkan konsep psikologi
dan sosiologi untuk focus pada pengaruh manusia terhadap sesamanya. Psikolog social
berkontribusi untuk mengukur, memahami, dan mengubah perilaku; mengidentifikasi pola
komunikasi; serta membangun kepercayaan.
Sosiologi
Manusia itu kompleks, serta sedikit, jika ada, prinsip yang sederhana dan universal
yang menjelaskan perilaku organisasi. Oleh karena kita tidak serupa, kemampuan kita untuk
membuat generalisasi yang sederhana, akurat, dan berlaku umum menjadi terbatas. Dua orang
sering bertindak sangat berbeda dalam situasi yang sama. Tidak semua orang termotivasi oleh
uang, serta orang-orang dapat berperilaku berbeda dalam sebuah ibadah keagamaan
dibandingkan yang mereka lakukan di sebuah pesta.
Ini berarti bahwa konsep perilaku organisasi harus merefleksikan kondisi yang
situasional atau kebetulan. Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan menerapkan
konsep-konsep umum dalam situasi, orang, atau kelompok tertentu. Misalnya, siswa perilaku
organisasi akan menghindari menyatakan bahwa setiap orang menyukai pekerjaan yang
kompleks dan menantang (konsep umum). Alasannya karena tidak semua orang menginginkan
pekerjaan yang menantang. Beberapa orang lebih menyukai pekerjaan yang rutin dibandingkan
yang bervariasi, sederhana dibandingkan kompleks. Sebuah pekerjaan yang menarik bagi
seseorang bisa saja tidak menarik bagi orang lain; daya tariknya bergantung pada orang yang
menghadapinya.
Memahami perilaku organisasi sekarang menjadi sangat penting bagi manajer. Kita
dapat mengamati bagaimana perubahan dramatis yang terjadi dalam organisasi-organisasi.
Resesi global telah membawa ke permukaan tantangan bekerja dengan orang dan mengelola
orang selama waktu-waktu yang tidak pasti. Tantangan saat ini membawa peluang bagi
manajer untuk menggunakan konsep perilaku organisasi. Berikut beberapa isu-isu terpenting
yang dihadapi manajer yang perilaku organisasi dapat menawarkan solusi atau setidaknya
pandangan yang berarti untuk mencapai solusi.
Ketika ekonomi Amerika Serikat jatuh dalam resesi yang dalam dan lama pada tahun
2008, secara virtual semua ekonomi besar lainnya di seluruh dunia pun turut jatuh juga.
Pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan menyebar luas, dan orang-orang yang
bertahan sering diminta untuk menerima potongan gaji.
Mengelola pekerja dengan baik pada waktu-waktu sulit sama beratnya dengan pada
waktu baik. Pendekatan perilaku keorganisasian kadang-kadang berbeda. Pada waktu baik,
memahami bagaimana memberikan penghargaan, memuaskan, dan mempertahankan pekerja
menjadi prioritas. Pada waktu sulit, isu-isu seperti stress, pengambilan keputusan, dan bertahan
muncul ke permukaan.
Merespons Globalisasi
Organisasi tidak lagi dibatasi oleh batas negara. Hasil penjualan produk Amerika di
luar negeri dapat melebihi hasil penjualan di dalam negeri. Contohnya, Nokia merupakan
produk Finlandia, namun banyak menggunakan tenaga kerja dari India, Cina, dan negara
berkembang lainnya. Keadaan tersebut memerlukan interaksi multikultural yang akan
berpengaruh pada perilaku suatu organisasi.
Organisasi semakin perlu menyadari kenyataan bahwa sumber daya manusianya sangat
beragam baik dilihat dari segi gender, ras, suku agama, umur, budaya, pendidikan, kondisi
fisik, dan lain sebagainya. Manajer semakin dituntut kemampuan untuk mengelola
keberagaman tersebut.
Tuntutan pekerjaan sering memaksa pekerja bekerja lebih lama sehingga menimbulkan
konflik dengan kepentingan pribadi atau keluarga. Pekerja menginginkan pekerjaan yang lebih
fleksibel sehingga dapat mengelola konflik antara pekerjaan dengan kehidupan. Keseimbangan
antara pekerjaan dengan tuntutan kehidupan semakin menjadi prioritas pekerja.
Robbin, Stephen P., Judge, Timothy A (2015). Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.