Anda di halaman 1dari 9

RMK PERILAKU KEORGANISASIAN (EMA 224 B3)

“Pendahuluan (Ruang Lingkup dan Materi Perilaku Keorganisasian)”


Dosen Pengajar:
Dr. Made Surya Putra, S.E., M.Si.

Oleh:
I Ketut Arya Adhiyasa (1707521082)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
A. PENTINGNYA KETERAMPILAN INTERPERSONAL

Memiliki manajer dengan keterampilan interpersonal yang baik memungkinkan tempat


kerja menjadi lebih menyenangkan, serta riset mengindikasikan bahwa pekerja yang
memahami bagaimana berhubungan baik dengan manajernya dengan dialog yang suportif dan
proaktivitas akan membuat ide-ide mereka lebih dapat diterima, sehingga meningkatkan
kepuasan kerja.

B. APA YANG DILAKUKAN MANAJER

Manajer mengambil keputusan, mengalokasikan sumber daya, dan mengarahkan


aktivitas orang lain untuk mencapai tujuan tertentu dalam sebuah organisasi. Berikut apa yang
dilakukan oleh manajer untuk mencapai tujuan.

- Fungsi Perencanaan (planning): suatu proses yang terdiri atas mendefinisikan tujuan,
menyusun strategi, dan mengembangkan rencana untuk mengoordinasi aktivitas
- Pengorganisasian (organizing): menentukan tugas-tugas apa yang dikerjakan, siapa
yang mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas dikelompokan, siapa yang melapor
kepada siapa, dan dimana keputusan harus dibuat
- Memimpin (leading): suatu fungsi yang mencakup memotivas pekerja, mengarahkan
aktivitasnya, memilih saluran komunikasi yang paling efektif, dan menyelesaikan
konflik
- Pengendalian (controlling): aktivitas pengawasan untuk memastikannya tercapai sesuai
rencana dan mengoreksi setiap deviasi signifikan.

C. PERAN MANAJEMEN

Berikut peran dari manajemen:

- Peran interpersonal: semua manajer diharuskan untuk melaksanakan tanggung jawab


yang sifatnya seremonial dan simbolis
- Peran informasional: Manajer bertindak sebagai penyalur untuk menghantarkan
informasi kepada para anggota organisasi
- Peran memutuskan: Manajer mengambil tindakan korektif untuk merespon masalah
yang tidak terduga.
D. KETERAMPILAN MANAJEMEN

Berikut sejumlah keterampilan yang membedakan manajer yang efektif dan tidak efektif:

- Keterampilan teknis: kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan atau


keterampilan khusus
- Keterampilan manusia: kemampuan untuk bekerja dengan, memahami, dan
memotivasi orang lain, baik dalam individu maupun kelompok
- Keterampilan konseptual: kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis
situasi yang kompleks.

E. DEFINISI PK

Terdapat tiga penentu perilaku dalam organisasi, yaitu individu, kelompok, dan
organisasi. Perilaku oganisasi adalah studi mengenai apa yang orang-orang lakukan dalam
sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka memengaruhi kinerja organisasi. Perilaku
organisasi mencakup topik-topik inti:

1. Motivasi
2. Perilaku dan kekuasaan pemimpin
3. Komunikasi interpersonal
4. Struktur dan proses kelompok
5. Pengembangan dan persepsi sikap
6. Proses perubahan
7. Konflik dan negosiasi
8. Rancangan kerja

F. DISIPLIN YANG BERKONTRIBUSI DALAM BIDANG PK

Perilaku organisasi merupakan sebuah ilmu perilaku terapan yang dibangun atas
kontribusi sejumlah disiplin perilaku, terutama psikologi dan psikologi sosial, sosiologi, serta
antropologi.
 Psikologi

Psikologi mencoba untuk mengukur, menjelaskan, serta kadang-kadang mengubah


perilaku manusia dan hewan-hewan lainnya. Psikolog industry/organisasi awal mempelajari
kondisi pekerjaan yang dapat mengurangi kinerja yang efisien dan berkontribusi untuk dapat
meningkatkan kinerja yang efisien.

 Psikologi Sosial

Psikologi sosial itu adalah cabang psikologi yang menggabungkan konsep psikologi
dan sosiologi untuk focus pada pengaruh manusia terhadap sesamanya. Psikolog social
berkontribusi untuk mengukur, memahami, dan mengubah perilaku; mengidentifikasi pola
komunikasi; serta membangun kepercayaan.

 Sosiologi

Sosiologi mempelajari manusia dalam kaitannya dengan lingkungan social atau


budayanya. Sosiolog telah mempelajari budaya organisasi, teori dan struktur organisasi formal,
teknologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, serta konflik.
 Antropologi

Antropologi adalah ilmu tentang masyarakat untuk mempelajari keberadaan manusia


dan aktivitasnya. Pekerjaan antropolog pada budaya dan lingkungan membantu kita memahami
perbedaan dalam nilai-nilai dasar, sikap, dan perilaku antara orang-orang di negara-negara
yang berbeda dan dalam organisasi yang berbeda.

G. BEBERAPA HAL MUTLAK DALAM PK

Manusia itu kompleks, serta sedikit, jika ada, prinsip yang sederhana dan universal
yang menjelaskan perilaku organisasi. Oleh karena kita tidak serupa, kemampuan kita untuk
membuat generalisasi yang sederhana, akurat, dan berlaku umum menjadi terbatas. Dua orang
sering bertindak sangat berbeda dalam situasi yang sama. Tidak semua orang termotivasi oleh
uang, serta orang-orang dapat berperilaku berbeda dalam sebuah ibadah keagamaan
dibandingkan yang mereka lakukan di sebuah pesta.

Ini berarti bahwa konsep perilaku organisasi harus merefleksikan kondisi yang
situasional atau kebetulan. Ilmu perilaku organisasi dikembangkan dengan menerapkan
konsep-konsep umum dalam situasi, orang, atau kelompok tertentu. Misalnya, siswa perilaku
organisasi akan menghindari menyatakan bahwa setiap orang menyukai pekerjaan yang
kompleks dan menantang (konsep umum). Alasannya karena tidak semua orang menginginkan
pekerjaan yang menantang. Beberapa orang lebih menyukai pekerjaan yang rutin dibandingkan
yang bervariasi, sederhana dibandingkan kompleks. Sebuah pekerjaan yang menarik bagi
seseorang bisa saja tidak menarik bagi orang lain; daya tariknya bergantung pada orang yang
menghadapinya.

H. TANTANGAN DAN PELUANG DALAM PK

Memahami perilaku organisasi sekarang menjadi sangat penting bagi manajer. Kita
dapat mengamati bagaimana perubahan dramatis yang terjadi dalam organisasi-organisasi.
Resesi global telah membawa ke permukaan tantangan bekerja dengan orang dan mengelola
orang selama waktu-waktu yang tidak pasti. Tantangan saat ini membawa peluang bagi
manajer untuk menggunakan konsep perilaku organisasi. Berikut beberapa isu-isu terpenting
yang dihadapi manajer yang perilaku organisasi dapat menawarkan solusi atau setidaknya
pandangan yang berarti untuk mencapai solusi.

 Merespons Tekanan Ekonomi

Ketika ekonomi Amerika Serikat jatuh dalam resesi yang dalam dan lama pada tahun
2008, secara virtual semua ekonomi besar lainnya di seluruh dunia pun turut jatuh juga.
Pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan menyebar luas, dan orang-orang yang
bertahan sering diminta untuk menerima potongan gaji.

Mengelola pekerja dengan baik pada waktu-waktu sulit sama beratnya dengan pada
waktu baik. Pendekatan perilaku keorganisasian kadang-kadang berbeda. Pada waktu baik,
memahami bagaimana memberikan penghargaan, memuaskan, dan mempertahankan pekerja
menjadi prioritas. Pada waktu sulit, isu-isu seperti stress, pengambilan keputusan, dan bertahan
muncul ke permukaan.

 Merespons Globalisasi

Organisasi tidak lagi dibatasi oleh batas negara. Hasil penjualan produk Amerika di
luar negeri dapat melebihi hasil penjualan di dalam negeri. Contohnya, Nokia merupakan
produk Finlandia, namun banyak menggunakan tenaga kerja dari India, Cina, dan negara
berkembang lainnya. Keadaan tersebut memerlukan interaksi multikultural yang akan
berpengaruh pada perilaku suatu organisasi.

 Mengelola Keragaman Tenaga Kerja

Organisasi semakin perlu menyadari kenyataan bahwa sumber daya manusianya sangat
beragam baik dilihat dari segi gender, ras, suku agama, umur, budaya, pendidikan, kondisi
fisik, dan lain sebagainya. Manajer semakin dituntut kemampuan untuk mengelola
keberagaman tersebut.

 Meningkatkan Layanan Pelanggan

Terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan pelanggan atas pelayanan. Banyak


organisasi gagal karena pekerjaannya gagal memuaskan pelanggan. Manajemen perlu
menciptakan budaya yang responsif terhadap pelanggan. Perilaku organisasi dapat
memberikan bimbingan agar pekerja lebih bersahabat, mempunyai pengetahuan dalam
merespon kebutuhan pelanggan dan bersedia melakukan sesuatu yang menyenangkan
pelanggan.
 Meningkatkan Keterampilan Bermasyarakat

Meningkatkan Keterampilan Bermasyarakat merupakan kewajiban organisasi untuk


meningkatkan keterampilan pekerjanya dalam menjalankan pekerjaan. Hal tersebut dapat
dilakukan melalui pemegangan, pelatihan, atau coaching. Sementara manajer sendiri dapat
meningkatkan diri dalam memberikan pekerjaan yang menantang, memperbaiki keterampilan
dalam menyimak dan menciptakan tim yang lebih efektif.

 Bekerja dalam Organisasi Jaringan

Organisasi berbasis jaringan memungkinkan orang berkomunikasi dan bekerja bersama


bahkan meskipun jarak mereka jauh. Pekerjaan manajer menjadi berbeda dalam organisasi
berbasis jaringan. Memotivasi, memimpin orang dan membuat keputusan bersama secara
online memerlukan teknik berbeda dengan apabila masing-masing berada pada tempat yang
sama sehingga manajer harus mengembangkan keterampilan baru.

 Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja saat Bekerja

Tuntutan pekerjaan sering memaksa pekerja bekerja lebih lama sehingga menimbulkan
konflik dengan kepentingan pribadi atau keluarga. Pekerja menginginkan pekerjaan yang lebih
fleksibel sehingga dapat mengelola konflik antara pekerjaan dengan kehidupan. Keseimbangan
antara pekerjaan dengan tuntutan kehidupan semakin menjadi prioritas pekerja.

 Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif

Meskipun tekanan kompetisi dikebanyakan organisasi lebih kuat daripada sebelumnya,


beberapa organisasi berusaha merealisasikan daya saing dengan memperkuat lingkungan kerja
positif. Organisasi mengembangkan kekuatan manusia mendorong vitalitas dan kegembiraan,
serta menampilkan potensi. Beberapa variable independen kunci dalam riset perilaku
organisasi positif adalah keterlibatan, harapan, optimisme, dan kegembiraan dalam wajah
ketegangan.

 Meningkatkan Perilaku Etis

Dalam organisasi yang ditandai dengan karakter pemotongan, efektivitas peningkatan


produktivitas, dan kompetisi ketat, tidak mengherankan banyak pekerja merasa tertekan,
melanggar aturan, dan terikat dalam praktik lain yang dipertanyakan. Mereka menghadapi
dilema dan pilihan etika, di mana mereka perlu mengidentifikasi perilaku benar dan salah.
Sekarang manajer harus menciptakan iklim yang secara etika sehat bagi pekerja, di mana
mereka dapat bekerja secara produktif dengan ambiguitas minimal tentang apa perilaku yang
benar dan salah.
DAFTAR PUSTAKA

Robbin, Stephen P., Judge, Timothy A (2015). Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.

Anda mungkin juga menyukai