Anda di halaman 1dari 12

Rangkaian Pembangkit Gelombang (Osilator )

1. Pegertian
Antara osilator dan generator (pembangkit) sinyal merupakan dua ungkapan yang berbeda tetapi

dengan ulasan dan maksud yang sama. Bila ditinjau dari fungsinya untuk mengubah tegangan DC

menjadi AC maka rangkaian dikenal dengan osilator.

Pada dasarnya osilator ada tiga macam, yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator relaksasi.

Osilator RC dan LC ( pembangkit gelombagn sidusoida ) merupakan osilator menghasilkan isyarat

berbentuk sinusoida

Osilator relaksasi ( pembangkit gelombang non sinusoida ) menghasilkan isyarat persegi, segitiga, gigi

gergaji atau pulsa .

Stabilitas osilator ditentukan berdasarkan kemampuan dalam mempertahankan amplitudo dan

frekuensi keluaran tetap atau dekat-dekat pada nilai yang telah ditetapkan dalam perancangan.

Pembangkit sinyal digolongkan berdasarkan bentuk gelombang yang dibangkitkannya .

Pembangkit gelombang digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi.

2. Osilator Harmonisa ( Pembangkit Gelombang Sinusoida )

Osilator harmonisa menghasilkan bentuk gelombang sinusoida. Osilator harmonisa


disebut juga dengan Osilator Linear. Bentuk dasar osilator harmonisa terdiri dari sebuah
penguat dan sebuah filter yang membentuk umpan balik positif yang menentukan frekuensi
output.

Prinsip osilator ini dimulai dengan adanya noise/desah saat pertama kali power
dinyalakan. Noise/desah ini kemudian dimasukkan kembali ke input penguat dengan melalui
filter tertentu. Karena hal ini terjadi berulang-ulang, maka sinyal noise akan menjadi semakin
besar dan membentuk periode tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode
inilah yang kemudian menjadi nilai frekuensi sebuah osilator.

Macam-macam osilator harmonisa/ sinus :

1. Osilator Amstrong

Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin Amstrong. Osilator amstrong
terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik rangkaian LC. Armstrong osilator (juga dikenal
sebagai Meissner osilator menurut insinyur listrik Edwin Armstrong, Kadang-kadang disebut sebagai
pengingat osilator karena umpan balik yang diperlukan untuk menghasilkan osilasi ini disediakan
menggunakan pengingat kumparan (T di diagram rangkaian) melalui kopel magnet antara kumparan L
dan koil T.
2. Osilator Hartley

Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari dua buah induktor yang
disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal. Kelebihan osilator hartley adalah mudahnya mengatur nilai
frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen kapasitornya. Selain itu
amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.

3. Osilator Colpits
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator colpits tersusun dari dua buah kapasitor yang
disusun seri dan sebuah induktor tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah mudahnya mengatur nilai
frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen induktornya seperti
halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo output osilator juga relatif tetap
pada range frekuensi kerja penguat osilator.

4. Osilator Clapp
Osilator Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga buah kapasitor dan
satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan osilator colpits namun ada penambahan
kapasitor yang disusun seri dengan induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan oleh James K. Clapp pada
tahun 1948.

5. Osilator pergeseran fasa

Osilator pergeseran fasa termasuk jenis osilator RC. Pada osilator pergeseran fasa terdapat
sebuah pembalik fasa total 180 derajat. Pembalik fasa ini di menggeser fasa sinyal output sebesar 180
derajat dan memasukkan kembali ke input sehingga terjadi umpan balik positif. Rangkaian pembalik fasa
ini biasanya dibentuk oleh tiga buah rangkaian RC.

6. Osilator Kristal

Osilator Kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya tidak menggunakanan LC atau RC melainkan
sebuah kristal kwarsa. Rangkaian dalam kristal mewakili rangkaian R, L dan C yang disusun seri. Osilator
Pierce ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak dipakai pada rangkaian digital karena
bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil.

7. Osilator jembatan wien


Osilator ini termasuk jenis osilator RC. Osilator jembatan Wien disebut juga osilator “Twin-T”
karena menggunakan dua “T” sirkuit RC beroperasi secara paralel. Satu rangkaian adalah sebuah RCR “T”
yang bertindak sebagai filter low-pass. Rangkaian kedua adalah CRC “T” yang beroperasi sebagai
penyaring bernilai tinggi. Bersama-sama, sirkuit ini membentuk sebuah jembatan yang disetel pada
frekuensi osilasi yang diinginkan. Sinyal di cabang CRC dari filter Twin-T yang maju, di RCR itu – tertunda,
sehingga mereka dapat melemahkan satu sama lain pada frekuensi tertentu.

3. Pembangkit Gelombang non Sinusoida

Osilator Relaksasi

Osilator Relaksasi adalah osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara terus
menerus dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi
menghasilkan beberapa bentuk gelombang non sinus, yaitu : Gelombang kotak, segitiga, pulsa
dan gigi gergaji.

Osilator relaksasi sederhana adalah sebuah multivibrator / flip-flop. Prinsipnya adalah


mensaklar tagangan suply oleh sebuah komponen transistor atau FET.
Prinsip Pembangkitan Gelombang Nonsinusoidal

Prinsip Umum
Secara umum osilator nonsinusoidal atau juga dikenal sebagai astable multivibrator dapat
memanfaatkan fungsi penunda sinyal, inverting, dan/ atau komparasi dengan histeresis atau
bistable multivibrator. Bagian-bagian tersebut dapat Bagian-bagian tersebut dirangkai dalam loop
tertutup dengan keseluruhan loop bersifat inverting. Alternatif pembentukan loop tersebut
ditunjukkan pada Gambar 1.

Komparator Komparator
dengan histeresis/ dengan histeresis/
Bistable MV(inverting) Bistable
MV(noninverting)

Rangkaian Rangkaian
Penunda(noninve Penunda(invertin
rting) g)

Gambar 1 Prinsip Dasar Pembangkitan Gelombang

Fungsi komparator dengan histeresis atau bistable multivibrator adalah mempertahankan keadaan
pada status tertentu sehingga ada sinyal luar yang memaksa perubahan status tersebut. Fungsi
penunda adalah untuk memberikan selisih waktu antara perubahan pada output komparator atau
multivibrator kembali ke input komparator atau multivibrator tersebut. Secara keseluruhan fungsi
dalam satu loop haruslah bersifat inverting atau membalikkan sinyal.

Komparator dengan Histeresis


Alternatif cara untuk memperoleh komparator dengan histeresis adalah dengan menggunakan
penguat operasional dan resistor pembagi tegangan. Gambar 2 menunjukkan rangkaian
komparator dengan histeresis non inverting berikut kurva karakteristik alih tegangan (VTC)-nya.
Rangkaian komparator dengan histeresis inverting berikut kurva karakteristik alih tegangan (VTC)-
nya ditunjukkan pada Gambar 3. Pada kedua gambar tersebut VS menyatakan tegangan saturasi
keluaran penguat operasional.

R2 VOut

VIn R1
VOu +Vs
-VsR1/R2
t
0 VIn

-Vs VsR1/R2
(a) (b)

Gambar 2 (a) Komparator dengan Histeresis dan


(b) Kurva Karakteristik Alih Tegangangannya

R2 VOut

R1
VOu +Vs
VsR1/
t ( R1+R2)
0 VIn
VIn

-VsR1/ -Vs
( R1+R2)

(a) (b)

Gambar 3 (a) Komparator dengan Histeresis Inverting dan


(b) Kurva Karakteristik Alih Tegangangannya

Rangkaian Tunda
Rangkaian tunda dapat diimplementasikan dengan beberapa cara. Rangkaian tunda inverting dapat
dibangun dengan integrator dengan penguat operasional dan rangkaian tunda noninverting dapat
dibangun dengan rangkaian resistor dan kapasitor orde satu (RC orde 1 sebagai filter frekuensi
rendah LPF). Penggunaan integrator memberikan skala waktu tunda linier sedangkan rangkaian RC
orde 1 memberikan waktu tunda mengikuti fungsi eksponensial negatif.

Rangkaian Pembangkit Gelombang Nonsinusoidal

Pembangkit Gelombang Segitiga


Rangkaian pembangkit gelombang segitiga dapat dibangun dengan memanfaatkan komparator
dengan histeressis noninverting dan rangkaian integrator. Rangkaian ini tampak pada Gambar 4.

R2
C
R1
R

VOu
t

Gambar 4 Pembangkit Gelombang Segitiga


Rangkaian pembangkit gelombang segitiga ini akan memberikan sinyal dengan frekuensi dan
amplituda pada persamaan berikut.

1 R2 1
f= Persamaan 1
4 R1 CR

R1
V m= V Persamaan 2
R2 s

Untuk memastikan komparator berfungsi baik maka nilai harus dipenuhi resistansi R 2 > R1. Selain
menghasilkan gelombang segitiga, rangkaian tersebut juga menghasilkan gelombang persegi pada
output komparatornya dengan tegangan +Vs dan -Vs.

Pembangkit Gelombang Persegi


Rangkaian pembangkit gelombang segitiga dapat dibangun dengan memanfaatkan komparator
dengan histeressis inverting dan rangkaian RC orde 1. Rangkaian ini tampak pada Gambar 5.

R2

R1

VOu
t
R
C

Gambar 5 Pembangkit Gelombang Persegi

Rangkaian pembangkit gelombang segitiga ini akan memberikan sinyal dengan frekuensi sbb.:

1 1
f=
4 R1
(
CR ln 2
R2
+1 ) Persamaan 3

Gelombang persegi yang dihasilkan mempunyai tegangan +V s dan -Vs.

Osilator Cincin (Ring Oscillator)


Osilator cincin dapat dibangun dengan sejumlah ganjil inverter CMOS dan penunda waktu yang
disusun dalam satu loop. Secara alamiah setiap inverter juga mempunyai waktu tunda dengan
demikian sejumlah ganjil inverter yang disusun dalam satu loop juga akan membentuk osilator
seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Untuk memperoleh frekuensi yang lebih rendah waktu tunda
tiap inverter dapat diperbesar dengan menambahkan kapasitor yang terhubung dengan ground
pada output inverter.
Gambar 6 Osilator Cincin

Frekuensi sinyal yang dihasilkan oleh osilator cincin ini adalah

1
f= Persamaan 4
2n t d

Dalam hal ini n adalah jumlah inverter dan td adalah delay rata-rata inverter.

Pengaturan Duty Cycle


Rangkaian osilator di atas menghasilkan gelombang simetris dengan duty cycle 50%. Untuk
menghasilkan gelombang asimetris atau duty cycle bukan 50% dapat dengan mudah dilakukan
dengan mengatur nilai waktu tunda yang berbeda saat naik dan saat turun. Cara ini dapat dilakukan
dengan menggantikan resistor rangkaian tunda pada integrator atau rangkaian RC orde 1 dengan
dua buah resistansi yang berbeda masing-masing terhubung seri dengan dioda yang berlawanan
arah. Contoh untuk pembangkit gelombang segitiga dengan waktu naik dan turun berbeda tampak
pada Gambar 7. Resistansi RA akan menentukan waktu tunda naik dan resistansi R B menentukan
waktu tunda turun.

R2
D RA C
R1 1

D RB
2 VOu
t

(a)
R2

R1

VOu
t
R D
A 1
C RB D
2

(b)
Gambar 7 Pembangkit Gelombang Asimetrik (a) Segitiga dan (b) Persegi

Prinsip yang sama dapat digunakan pada rangkaian pembangkit sinyal persegi dengan
menggantikan resistansi rangkaian orde 1 dengan dua resistansi masing-masing terhubung seri
dengan dioda yang berlawanan arah.

Pada rangkaian pembangkit segitiga resistor R A menentukan lama sinyal naik dan tegangan negatif
pada output komparator. Sedangkan resistor R B menentukan lama sinyal turun atau tegangan positif
pada komparator. Dengan merujuk duty cycle pada output sinyal persegi dari komparator rangkaian
pada Gambar 7 (a), nilai resistansi tersebut dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

2 R2 V S−V D 1−D
RA= Persamaan 5
C R1 V S f

2 R2 V S −V D D
RB = Persamaan 6
C R1 V S f

dengan D duty cycle dan f frekuensi gelombang yang dibangkitkan. Sedangkan untuk rangkaian pada
Gambar 7 (b) nilai resistansi dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

D
RA=
2 ( R1+ R 2 )( V S−V D )
fC ln
(
R1 V S −( R1 + R2 ) V D ) Persamaan 7

1−D
RB =
fC ln
( 2 ( R1 + R2 ) ( V S −V D )
R1 V S − ( R1 + R2 ) V D ) Persamaan 8

Anda mungkin juga menyukai