SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
Disusun oleh:
Gadieh Kasih Muharrom Jr
1102014112
Pembimbing :
dr. Yusri Hapsari Utami, Sp. KJ
1
PERIODE 28 JANUARI 2019 - 3 MARET 2019BAB I
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 56 tahun
Alamat : Perumahan Bumi Bayangkara blok G 1/70 Jejalen Jaya
Tambun Utara
Warga Negara : Indonesia
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Kuli bangunan dan tukang pijat
Pendidikan : SD
Tgl Datang Poli : 6 Februari 2019
Tgl pemeriksaan : 9 Februari 2019
B. Keluhan Utama
Pasien datang dibawa anaknya dengan keluhan pasien tiba-tiba bicara
ngelantur sejak 3 minggu sebelum masuk Rumah Sakit.
C. Keluhan Tambahan
2
Pasien bicara terus menerus, topik pembicaraan sering tak menentu, mendengar
bisikan-bisikan, merasa punya kekuatan, suka tertawa menyeringai, sulit tidur,D.
Riwayat Gangguan Sekarang
Tn. S 56 tahun datang ke RSUD Kabupaten Bekasi diantar oleh anaknya
dengan keluhan pasien sering tertawa sendiri, berbicara melantur, sulit tidur.
Empat minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS) Istri pasien
mengatakan bahwa emosi pasien tidak stabil dan lebih mudah marah. Emosi yang
tidak stabil dipicu oleh karena pasien tidak mendapat gaji selama dua bulan.
Menurut Istri pasien, pasien seringkali ingin mengajak orang lain untuk
bertengkar. Pasien merasa dirinya mempunyai kekuatan yang lebih dari orang lain
dikarenakan ia pernah mendapatkan ajaran ilmu ‘kejawen’ saat pasien berada di
kampung halamannya. Menurut anak pasien, pasien pernah mencoba
menggoresakan pisau ke tangan pasien dan tidak terjadi apa-apa pada tubuh
pasien.
Dua minggu SMRS anak pasien mengatakan bahwa pasien lebih sering
berbicara melantur, sulit tidur dan tertawa sendiri. Pasien juga mendengar bisikan
yang menyuruh pasien untuk berhenti melakukan kegiatan seperti ketika pasien
sedang bekerja sebagai tukang pijat dan saat pasien membaca Al-Qur’an. Pasien
mengalihkan bisikan itu dengan cara bernyanyi. Pasein juga mengatakan bahwa
pasien sering mencium bau kentang di sekitar rumahnya, namun keluarga
mengatakan tidak ada bau kentang seperti yang dimaksud pasien. Menurut pasien,
pasien dapat merasakan adanya kehadiran makhluk halus yaitu, ketika pasien
merasakan hawa panas pada telapak tangan pasien yang diletakkan ke suatu objek
seperti rumah kosong yang berada di sekitar rumahnya.
Satu minggu SMRS, keluarga membujuk pasien untuk berobat ke
Psikiater tetapi pasien menolak karena pasien merasa dirinya baik-baik saja. Pada
tanggal 6 Februari 2019 pasien datang ke RSUD Kabupaten Bekasi bersama
keluarganya.
E. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Gangguan Psikiatrik
Pada Januari 2017 keluarga pasein mengatakan pasien pernah mengalami
gejala yang sama yaitu berbicara sendiri, bicara melantur, tertawa sendiri,
emosi tidak stabil dan sulit tidur, sehingga pasien di rawat di RS jiwa
Klaten selama 10 hari dan Pasien mendapatkan psikoterapi. Setelah dokter
3
memutuskan bahwa Pasien sudah boleh berobat jalan, pasien tidak
melanjutkan pengobatan hingga sembuh.
2. Gangguan Medik
Trauma
4
2. Riwayat Masa Dewasa (>18 tahun)
Pasien tumbuh dewasa seperti pada umumnya. Pasien sudah bekerja sebagai
kuli bangunan. Menurut pasien, pasien adalah sosok yang pendiam. Pasien
tidak memiliki banyak teman. Pasien pernah mengalami kecelakaan di
daerah tempat dia bekerja tetapi dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan
kelainan pada kepala maupun organ lain.
a. Riwayat Pekerjaan
b. Kehidupan Beragama
Pasien menganut agama Islam sejak kecil sampai sekarang. Pasien rajin
sholat dan mengaji. Pasien selalu menjalankan sholat 5 waktu di masjid.
5
Pasein tidak ada riwayat kegagalan dalam berumah tangga.
G. Riwayat Pendidikan
masalah ekonomi.
H. Riwayat Keluarga
6
mengajarkannya ilmu ‘kejawen’. Pasien juga merasa mempunyai
kelebihan bisa memijat dan mempunyai kekuatan dapat menyembuhkan
orang jika membaca bacaan-bacaan yang dipelajarinya. Pasien juga
mengatakan bahwa dirinya rajin bekerja dan sayang keluarga. Pasien ingin
selalu membahagiakan istri dan keluarganya.
2. Kesadaran
Kesadaran: Compos mentis
Relasi : Baik
Limitasi : Agresif
7
4. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif, cukup sopan, kontak mata tidak focus ke arah pemeriksa,
dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan sesekali giggling.
Pasien menjawab sesuai pertanyaan, kadang pasien menanyakan
kembali kepada istri/anaknya untuk memastikan jawabannya.
5. Pembicaraan
Volume : Fluktuatif
Irama : Teratur
Kelancaran: artikulasi kadang-kadang kurang jelas
Kecepatan : sedang
Gangguan bicara : Tidak ada afasia maupun diartria.
C. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
1. Taraf pendidikan
SD (Sekolah Dasar)
2. Orientasi
Waktu : Dapat menilai tanggal dan hari
Tempat: Baik
Orang : Baik
3. Daya Ingat
8
Jangka panjang : Tidak terganggu (pasien
mampu mengingat saat masa kanak dan remaja)
Jangka sedang : Tidak Terganggu (pasien
mampu mengingat aktivitasnya saat seharian diluar rumah)
Jangka pendek : Tidak terganggu (pasien
ingat menu sarapan pagi)
Segera : Terganggu (pasien tidak
mampu mengingat nama pemeriksa)
6. Kemampuan Visuospasial
Pasien tidak dapat menggambar jam dengan baik dan detail.
7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat menyebutkan persamaan meja dan kursi.
8. Kemampuan Informasi dan Inteletegensi
pasien mengetahui presiden Indonesia saat ini dan presiden pertama
Indonesia
E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
Produktivitas:
Flight of ideas : Tidak ada
Asosiasi longgar : Ada
Inkoherensia : Ada
Kemiskinan isi pikir : Tidak ada
Kontinuitas
Blocking : Tidak ada
Sirkumstansial: Tidak ada
Tangensial : Tidak ada
2. Isi pikir
- Preokupasi : Ada
- Ide referensi : Tidak ada
- Waham :
Waham bizarre : Ada
9
Waham nihilistik : Tidak ada
Waham kebesaran : Ada
Waham kejar : Tidak ada
Waham rujukan : Tidak ada
Waham cemburu : Tidak ada
Thought echo : Tidak ada
Thought insertion : Tidak ada
Thought broadcasting : Tidak ada
Thought withdrawal : Tidak ada
Thought control : Tidak ada
- Obsesi-Kompulsi : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Selama wawancara pasien tidak dapat mengendalikan impuls dengan baik
dan tampak tidak tenang. Pasien juga banyak melakukan gerakan seperti
mencontohkan gerakan silat.
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik, pasien dapat membedakan perbuatan baik dan
buruk
2. Uji daya nilai : Baik, diberikan contoh jika menemukan dompet
di jalan apa yang dilakukan.
3. Penilaian realita : Tidak terganggu
H. TILIKAN
Derajat 1, Pasien tidak menyadari dirinya sakit.
A. Status Inernis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
10
Tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmHg
Nadi : 100x/menit regular
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,50C
Kepala : Normochepal
Thorax
Paru : Simetris, vesikular +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
Jantung : BJ I dan II regular, murmur (+), gallop (-)
Abdomen : supel, bising usus (+), nyeri (-)
Ekstremitas : hangat, sianosis (-), edema (-), capillary refill test<
2 detik.
B. Status neurologis
Patologis : (-)/(-)
Kekuatan otot
5555 5555
Sensibilitas 5555 5555 : baik
Fungsi-fungsi luhur
: normal
C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
12
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I :
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Diagnosis ini berdasarkan anamnesis dan status mentalnya
ditemukan adanya halusinasi auditorik dan halusinasi olfaktor.
Ditemukan juga waham kebesaran dan waham bizaare. Onsetnya
didapatkan juga sudah lebih dari 1 bulan yaitu pasein sudah
mengalami hal seperti ini sejak 2 tahun yang lalu.
Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : L00-L99 Penyakit kulit dan jaringan subkutan
Diagnosis ini didapatkan berdasarkan anamnesis dengan pasien
bahwa pasien mengatakan ada keluhan gatal-gatal pada bagian
selangkangan. Pasien sudah berobat ke dokter kulit dan sudah
mendapatkan terapi tetapi pasien merasa tidak ada perubahan.
Aksis IV : Masalah pekerjaan
Pasien sering berpindah-pindah tempat kerja dengan alasan gaji
yang didapat tidak sesuai dengan yang pasien inginkan karena
keinginan pasien untuk selalu ingin membahagiakan keluarga dan
membantu orang disekelilingnya.
Aksis V : GAF 40-31, beberapa disabilitas dalam
hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi.
VII. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja: F20.1 Skizofrenia Hebefrenik.
VIII. PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia
Ad Fungsionam : ad bonam
13
IX. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmako
§ Stelazine 2 x 5 mg
§ Trihexylphenidil 2 x 2 mg
§ Lorazapine 0-0-1 mg
§ Amlodipine 5 mg
2. Psikoterapi suportif
Psikoterapi persuasi : minum obat teratur dan control
kedokter.
Psikoterapi sugestif : meyakinkan pasien dengan tegas
bahwa yang didengarnya tidak benar.
Psikoterapi bimbingan : memberi nasehat kepada pasien
bahwa beribadah itu penting karena dapat menenangkan
pikiran.
Terapi keluarga : Menjelaskan kepada keluarga pasien
mengenai penyakit pasien, penyebabnya, faktor pencetus,
perjalanan penyakit dan rencana terapi, serta memotivasi
keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien
mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
Terapi pekerjaan : Memanfaatkan waktu luang dengan
melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat.
14
15
16