Metode Pengujian Untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan PDF
Metode Pengujian Untuk Mengukur Nilai Kuat Tekan PDF
BSN
Badan Standardisasi Nasional
DAFTAR ISI
1 DESKRIPSI ............................................................................. 1
2 KETENTUAN ......................................................................... 3
3 PROSEDUR............................................................................. 5
4 LAPORAN............................................................................... 9
LAMPIRAN A............................................................................... 10
LAMPIRAN B ............................................................................... 11
LAMPIRAN C ............................................................................... 12
Metode pengujian untuk mengukur nilai kuat tekan beton pada
umur awal dan memproyeksikan kekuatan pada umur berikutnya
1 DESKRIPSI
1.2 Kegunaan
1) Metode ini menyediakan prosedur untuk memperkirakan kekuatan potensial benda uji
didasarkan pada kekuatan yang diukur pada umur awal 24 jam atau lebih. Data hasil
penguijian pada umur awal menyediakan informasi keragaman proses produksi beton
untuk digunakan dalam proses pengontrolan;
2) Hubungan antara kekuatan umur awal benda uji dan kekuatan yang dicapai pada umur
berikutnya dengan perawatan standar tergantung pada bahan yang dikandung dalam
beton. Dalam netode ini diasumsikan terdapat hubungan antara kekuatan dan logaritma
faktor temperatur-waktu. Pengalaman menunjukan bahwa adanya hubungan ini terjadi
untuk umur uji antara 24 jam sampai dengan 28 hari dalam kondisi perawatan standar.
Penggunaan dari metode ini harus membuktikan bahwa data yang digunakan untuk
menentukan persamaan pendugaan dapat ditampilkan oleh hubungan garis lurus. Jika
hubungan antara kekuatan dan logaritma temperatur tidak dapat diperkirakan dengan
garis lurus, prinsip dasar dari metode uji ini masih boleh digunakan asalkan dengan
persamaan yang sesuai untuk digunakan sebagai pengganti hubungan non linier.
3) Proyeksi kekuatan terbatas pada beton yang akan menggunakan bahan dan campuran
yang sama dengan beton yang akan digunakan membuat persamaan perkiraan.
4) Metode uji ini tidak dimaksudkan untuk mengestimasikan kekuatan beton dilpangan.
Untuk mengestimasi kekuatan beton di lapangan, dapat digunakan ASTM C 1074
(Practice for Estimating Concrete Strength by Maturity Method).
1.3 Pengertian
1) Temperatur datum
Temperatur yang dikurangkan pada temperatur beton yang diukur, untuk menghitung
factor temperatur waktu. Untuk tujuan metode pengujian ini, temperatur datum dapat
diasumsikan sama dengan 0oC. Keterangan lebih lanjut mengenai temperatur datum,
lihat petunjuk ASTM C 1074 (Practice for Estimating Concrete Strength by Maturity
Method);
2) Kematangan
Tingkat perkembangan suatu sifat dari suatu camouran yang mengandung bahan semen,
tergantung dari reaksi kimia yang terjadi pada campuran tersebut dan cara perawatannya;
3) Kekuatan potensial
Kekuatan benda uji yang akan ditentukan pada umur tetentu di bawah kondisi perawatan
standar.
4) Persamaan pendugaan
Persamaan berupa garis lurus yang menggambarkan hubungan antara kekuatan tekan dan
logaritma factor temperatur – waktu;
5) Kekuatan yang diproyeksikan
Kekuatan potensial yang diestimasi dengan menggunakan kekuatan umur awal yang
diukur dan persamaan pendugaan yang (ditetapkan sebelumnya)
6) Faktor temperatur-waktu
suatu indikator kematangan yang dihitung dari riwayat temperatur beton.
2 KETENTUAN
2.1 Umum
2.2 Teknis
2.2.1 Peralatan
a) Perlengkapan dan alat bantu untuk membuat benda uji dan mengukur sifat-sifat
beton segar, harus sesuai dengan petunjuk Pd M 16-1996-03. (Metode Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium);
b) Cetakan harus sesuai denganASTM C 470 (Spesification for Molds for Forming
Concrete Test Cylinders Vertically);
Ambil contoh uji dan lakukan pengujian beton segar sesuai dengan ketentuan Pd M 16-
1996-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan) atau SNI 03-
2493-1991 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium);
2.3 Ketetapan
1) Koefisien variasi pada laboratorium yang sama,ditentukan sebesar 3,6 % untuk sepasang
silinder yang dicetak dari suatu pencampuran (batch) yang sama. Oleh karena itu, hasil
dari dua pengujian kekuatan pada laboratorium yang sama, silinder yang berbeda dan
dibuat dari bahan yang sama tidak boleh berbeda lebih besar 10 % dari nilai rata-rata.
2) Koefisisen variasai multi-hari ditentukan sebesar 8,7% untuk rata-rata pasangan silinder
yang dicetak dari suatu pencampuran (batch) yang sama yang dicampur pada 2 hari
yang berbeda. Oleh karena itu, hasil dari dua pengujian kekuatan masing-masing terdiri
dari rata-rata dua silinder dari suatu pencampuran (batch) yang sama, dibuat dalam
laboratorium yang sama dan dari bahan dengan komposisi yang sama, tidak berbeda
lebih besar 25 % dari nilai rata-ratanya.
3. PROSEDUR
3.1 Prosedur untuk menguji kekuatan beton pada umur awal dan kekuatan
yang diproyeksikan
1) cetak dan pelihara bahan uji sesuai dengan Pd.M 16-1996-03 (metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium); untuk memeriksa proporsi campuran,
catat waktu setelah pencetakan benda uji selesai;
2) tanamkan sensor temperatur pada tengah-tengah salah satu contoh benda uji, aktifkan
alat pencatat temperatur, lanjutkan pemeliharaan sampai sekurang-kurangnya selam 24
jam, catat temperatur beton selama periode pemeliharaan;
3) setelah 24 jam, segera keluarkan benda uji dari cetakan kemudian kaping sesuai
dengan ASTM C 617, (Parctice for Capping Cylindrical Concrete Specimens); bahan
kaping yang digunakan harus memiliki kekuatan sama atau lebih besar daripada
kekuatan silinder beton yang diuji pada umur 30 menit dan tidak diperbolehkan
melakukan pengujian kurang 30 menit setelah pengkapingan;
4) uji kuat tekon silinder sesuai dengan SNI 03-1974-1990 (Metode Pengujian Kuat
Tekan Beton Silinder) pada umur 24 jam atau sesudahnya, kemudian catat kekuatan
dan umur pada waktu pengujian, umur silinder diukur dengan ketelitian 15 menit dari
waktu pencetakan; kekuatan tiap-tiap umur pengujian merupakan kekuatan rata-rata
sekurang-kurangnya dari dua buah silinder;
6) catat faktor temperatur – waktu, m, pada umur awal dari benda uji;
7) bila data yang mewakili kuat tekan dan factor temperatur – waktu (m), akan digunakan
untuk memproyeksikan kekuatan beton pada waktu-waktu berikutnya, tentukan
kekuatan pendugaan dengan menggunakan persamaan pendugaan seperti pada cara 3.2
2) Untuk mendapatkan data pada 1), dapat juga digunakan data lapangan yang memenuhi
ketentuan Pd, M 16-1996-03 (Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di
Lapangan), denga prosedur yang sama;
Keterangan :
6) Gunakan konstanta b dan persamaan (2) unutk menentukan kekuatan pendugaan yang
didasarkan pada hasil-hasil pengujian umur awal; jika dikehendaki untuk memeriksa
ketepatan pendugaan pertama dari nilai b, buat benda uji padanan unutk menguji pada
umur awal, kemudian rawat ssesuai dengan Pd M16-1996-03 (Metode Pembuatan dan
Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan), untuk memeriksa kecukupan proporsi
adukan, catat riwayat temperatur yang tejadi dan uji pada umur 28 hari. Nilai b dapat
diduga kembali dengan menggunakan persamaan
∑ ( S – Sm )
b = -------------------------------
∑ (log M – log m)
Keterangan :
S : kuat tekan diukur pada M
M : faktor temperatur – waktu pada pengujian umur 29 hari;
Sm : kuat tekan yang diukur pada m;
m : faktor temperatur – waktu pada pengujian umur awal.
3.3 Interpretasi Hasil Pengujian
1) Variabilitas kuat awal yang didapat dari pengujian ini adalah sama atau lebih kecil
daripada yang didapat dari cara tradisional. Jadi hasilnya dapat digunakan dalam
menaksir dengan cepat variabilitas untuk keperluan pengontrolan dan sebagai tanda
perlu tidaknya penyesuaian. Penggunaan hasil-hasil dari metode uji ini dalam
memenuhi spesifikasi pendugaan kekuatan pada umur akhir, harus diterapkan dengan
hati-hati karena kekuatan yang diminta dalam spesifikasi yang ada tidak berdasarkan
pada pengujian umur awal.
2) Diperlukan suatu nilai rentang keandalan untuk menentukan kekuatan yang
diproyeksikan. Rentang keandalan didasarkan pada perbedaan-perbedaan yang diukur
antara kekuatan yang diproyeksikan dan yang diukur pada umur tertentu. Biasanya
rentang keandalan ditentukan pada tingkat kendalan 90 % dan keputusan diterimanya
beton sebagaimna yang diminta dalam spesifikasi, bila memenuhi :
S m > ( SL + K )
Keterangan :
SL : batas bawah yang ditentukan, khususnya kekuatan tertentu pada umur yang
ditentukan;
Tabel A
Pengujian Kekuatan Pada Umur Awal
No. Diameter Luas Umur Temperatur Temperatur Beban Kuat Tipe
--- --- Permukaan (jam) Awal Pengukuran Maksimum --- Keruntuhan
2 o o
(mm) (mm ) --- ( C) ( C) (N) (MPa) ----
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Tabel B
Pengujian Proyeksi Pada Umur Berikutnya
o
No. Umur Temperatur C Selang umur Temperatur rata- Temperatur Kenaikan Faktor Komulatif,
(jam) --- (jam) rata selama selang Datum Temp. Waktu Faktor. Temp.
o o
waktu ( C) --- ( C-jam) Waktu
o
( C-jam)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(.............................) (..........................................)
LAMPIRAN C
CONTOH PENGGUNAAN
Dari suatu contoh benda uji silinder didapat nilai kekuatan sebagai berikut :
24 jam
1 2 9,45
3 hari
2 2 17,10
7 hari
3 2 21,79
14 hari
4 2 25,58
28 hari
5 6 29,30
2) Faktor temperatur – waktudapat dihitung dari temperatur yang terjadi pada beton
dengan car membagi umur terhadap rentang waktu yang sesuai dan menjumlahkan
hasil rentang waktu dan temperatur rata-rata yang sesuai untuk masing-masing
rentang. Untuk contoh ini terlebih dahulu diasumsikan temperatur beton adalah
22oC pada saat pembukaan cetakan dan 23oC sesudahnya. Dalam hal ini faktor
temperatur-waktu pada berbagai variasi umur pengujian dapat dihitung sebagai
berikut
Umur x (T-To) = Faktor Temperatur – Waktu
Keterangan :
1.2 Persiapkan kertas semi log 3 siklus dengan 70 divisi, skala 1 cm dalam sumbu
– Y sama dengan kenaikan 10 Mpa. Skala logaritma pada sumbu – X untuk
siklus yang pertama menyatakan nilai dari 100 s/d 1000o C. jam, siklus yang
kedua dari 1000 s/d 10.000o C. jam dan siklus yang ketiga dari 10.000 s/d
100.000o C. jam. Dari pada 1) dan 2) dapat diplotkan dalam kertas grafis
seperti tampak pada Gambar 1.
1.3 Tentukan garis lurus yang dapat mewakili dengan melewati titik-titik yang
telah diplotkan. Garisn ini menyatakan asumsi hubungan antara kekuatan dan
faktor temperatur-waktu untuk contoh beton ini. Pesamaan garis lurus ini
dinyatakan dalam rumus di bawah ini :
SM = SM + b (log M – log m)
Keterangan :
1.4 Nilai b adalah tangen dari garis pendugaan dan merupakan jarak vertikal
antara perpotongan garis dengan permulaan dan akhir dari satu siklus dalam
Sumbu–X dibagi dengan jarak siklus tersebut dalam satuan tekanan. Untuk
contoh ini b = 13.45 Mpa.
1.5 Beberapa beton diproduksi dari bahan-bahan dan proporsi yang sama,
digunakan
dalam menentukan persamaan pendugaan, akan menghasilkan hubungan
kekuatan versus faktor temperatur-waktu yang sama pula.
Gambar 1
Contoh Data Kekuatan Sebagai Fungsi Logaritma Faktor
Temperatur Waktu dan Garis Lurus yang Mewakili persamaan Pendugaan
2.3 Contoh
1) Benda uji kuat tekan dan dirawat (selama 24 jam) di lapangan dalam kondisi standar
pada umur 24 jam, bendea ini dikeluarkan dari cetakannya, dikaping pada masa
pengerasan. Silinder diuji pada umur 26 jam dan kekuatan rata-rata pada umur ini adalah
9,86 Mpa. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Contoh Pencatatan Temperatur dan Perhitungan Untuk Menentukan Faktor
Temperatur - waktu pada umur pengujian.
Umur Temp (T) Rentang Temp rata-rata selama T-To Ewsika faktor mulatif faktor
(jam) (oC) Umur (jam) Rentang waktu (oC) (oC) Waktu Temp. Waktu
o
( C jam) (oC jam)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 21 - - -
1 21 1 21 21 21 21
2 21 1 21 21 21 42
3 21 1 21 21 21 63
11 21 1 21 21 21 94
10 24 6 22,5 22,5 135 219
11 24 1 2,1 24 24 243
12 25 1 24,5 24,5 24,5 268
14 25 2 25 25 50 318
15 26 1 2.5,5 25,5 22,5 340
20 26 5 26 26 130 470
21 25 1 25,5 25,5 25,5 496
22 25 1 25 25 25 520
23 24 1 24,5 24,5 24,5 545
24 24 1 24 24 24 569
25 23 1 23,5 23,5 23,5 592
26 23 1 23 23 23 615
Umur pengujian
2) Kolom (1) & (2) pada tabel 2.3 menunjukan temperatur yang dicatat diperoleh dari
benda uji. kolom (6) memperlihatkan kenaikan faktor temperatur – waktu selama
masing-masing rentang umur. Kolom (7) memperlihatkan kumulatif factor
temperatur – waktu (m) adalah 615o C jam.
2) Faktor temperatur – waktu setelah 28 hari perwatan pada temperatur standar 23o C
adalah :
M = 23o C x 28 hari x 24 jam
= 15.456o C jam
4) Kekuatan yang diproyeksikan pada umur 28 hari, dihitung sebagai berikut :
SM = S m + b (log M – log m)
= 9,86 + 13,45 (log 15.456-log 615)
= 9,86 + 13,45 (4,189-2,789)
= 28,69 Mpa
Oleh karena itu benda uji ini yang telah dirawat pada temperatur 23o C dalam 28 hari
penuh, diharapkan mempunyai nilai kuat tekan sebesar 28,69 Mpa jika diuji pada umur
28 hari.