1. Fasilitator : Witrisnah
2. Ketua : Aprilia Lutfiyani
3. Sekretaris : Septina Dinar Restika
4. Anggota : 1. Esthi Widiyati
2. Dyah Utariningsih
3. Arifta Dwi W.
4. Atut Dwi Ariningsih
5. Desi Ratnasari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gugus kendali mutu (Quality Control Circle) adalah “ sekelompok kecil petugas
yang secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan pengendalian mutu didalam
tempat kerjanya sendiri. Anggota kelompok ini berpartisipasi sepenuhnya secara
terus menerus dalam program kendali mutu, mengembangkan diri, belajar dan
mengajar bersama, dengan teknik-teknik kendali mutu. (O.C. Circle Headquaters,
JUSE).
Gugus kendali mutu merupakan mekanisme formal fungsional yang
dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan masalah (problem solving)
terhadap persoalan-persoalan yang menonjol yang ada ditempat kerjanya, dengan
memberikan penekanan pada kreativitas dan partisipasi petugas. Dengan mengikuti
kegiatan-kegiatan gugus kendali mutu, anggota gugus memperoleh pengalaman
bersama dalam berkomunikasi dengan koleganya, bekerja bersama untuk
memecahkan persoalan-persoalan dan membagi temuan-temuan mereka tidak hanya
diantara mereka bahkan dengan gugus yang lain diorganisasi.
Penilaian mutu pelayanan kebidanan dan gugus kendali mutu kesehatan
merupakan pelayanan kebidanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk dan
diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi kebidanan
atau kesehatan yang telah ditetapkan. Kode etik dan standar pelayanan profesi
kebidanan dan kesehatan pada dasarnya merupakan kesepakatan di antara kalangan
profesi sehingga wajib digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan setiap
kegiatan profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterangan :
Pemeriksaan dilakukan tiap 2bulan sekali
5 Momen cuci tangan:
1. Sebelum kontak degan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Sesudah menyentuh cairan tubuh pasien
4. Sesudah kontak dengan pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan pasien
TABEL DATA IMD RUANG MENUR
RSUD HJ. ANNA LASMANAH BANJARNEGARA
TAHUN 2018
25
20 16.2
15
10
5
0
MASALAH
TEMA
“ Meningkatkan cakupan akseptor KB IUD Pasca salin dari 5% menjadi 25%”
JUDUL
” Upaya meningkatkan Gerakan IUD Pasca Salin”
a. Quality
IUD pasca salin bisa meningkatkan kepuasan pelayanan
b. Cost
IUD pasca salin lebih ekonomis dibandingkan dengan KB lain
c. Delivery
Dengan IUD pasca salin ibu merasa nyaman pulang rawat inap sudah
terpasang IUD
d. Safety
IUD dapat mencegah terjadinya kehamilan dan merupakan KB non
hormonal
e. Moral
Pasien merasa tenang karena satu kali pemasangan bisa untuk jangka
waktu 8-12th
f. Productivity
IUD tidak mengganggu produksi ASI
B. MEMBAHAS PENYEBAB
Kegiatan pada langkah ini adalah mencari factor-faktor yang diduga
dapat menjadi penyebab timbulnya persoalan.
TABEL ANAKONDA
Faktor Seharusnya Kenyataan Justifikasi Keterangan
terjadi yang Terjadi
Man 1. Pasien sudah 1. Pasien belum 1. Saat ANC 1. N.OK
mendapatkan mendapatkan pasien belum 2. N.OK
konselling IUD konselling IUD semua 3. N.OK
pasca salin pasca salin mempunyai 4. N.OK
2. Dokter dan Bidan 2. Belum semua kepastian alat 5. N.OK
mengedukasi dokter dan kontrasepsi
pasien, suami dan bidan setelah
keluarga mengedukasi persalinan
3. Dokter dan Bidan pasien, suami 2. Pasien, suami
melakukan dan keluarga dan keluarga
pemasangan IUD 3. Belum semua tidak mengerti
4. Semua dokter dan dokter dan untuk
bidan mendapatkan bidan terampil dilakukan
pelatihan CTU memasang pemasangan
5. Suami dan keluarga IUD IUD pasca
mendukung KB 4. Belum semua salin
pasca salin dokter dan 3. Pemasangan
bidan IUD terhambat
mendapatkan mitos
pelatihan CTU 4. Keilmuan dan
5. Keluarga kefahaman
selain suami, yang kurang
misal mertua, merata
nenek dan tentang IUD
lainnya ikut 5. Berpotensi
campur menimbulkan
tangan dalam masalah
pengambilan dalam
keputusan pengambilan
keputusan
Method 1. Ada SPO yang 1. Belum ada 1. Tetap 1. N. OK
mengatur tentang SPO yang melaksanakan 2. N. OK
konselling dan mengatur pemasangan
pemasangan IUD tentang kb pasca salin
pasca salin konselling dan dengan dasar
2. Ada algoritma, pemasangan program
brosur dan kartu KB IUD pasca pemerintah
sebagai alat bantu salin dengan
bidan dalam 2. Belum ada penanggung
melaksanakan IUD algoritma, jawab dokter
pasca salin brosur dan Sp.OG
kartu KB 2. Kurang
sebagai alat praktis dan
bantu bidan efisien, baik
dalam bagi petugas
melaksanakan maupun
IUD pasca pasien
salin tetapi
masih
menggunakan
alat bantu
pengambilan
keputusan
(ABPK)
Material Tersedia alat IUD Kadang persediaan Tidak N. OK
IUD masih kosong terlaksananya IUD
pasca salin
Machine Pemasangan IUD pasca Alat long kelly IUD tetap
salin terbaru memakai terbatas sehingga terpasang
alat long kelly pemasanmgan meskipun alat
sebagian masih terbatas
manual
C. MENGUJI SEBAB
MAN METHOD
MATERIAL MACHINE
D. RENCANA PERBAIKAN
E. PENANGGULANGAN
No Kegiatan Hari, Tempat Metode Penanggung
tanggal jawab
1 Melakukan refreshing Jumát, Rumah Lisan, Atut Dwi Ariningsih
tentang pemasangan IUD 6 Juli 2018 dr. Susanto, praktek dan
pasca salin Sp.OG tertulis
2 Membuat SPO dan 9 Juli 2018 Ruang Menur Lisan dan Witrisnah
mensosialisasikan kepada tertulis
semua petugas serta
melakukan monitoring dan
evaluasi
3 Menyediakan algoritma, 17 September Ruang Menur Lisan dan Bidang Pelayanan
brosur dan kartu KB 2018 tertulis
sebagai alat bantu bidan
dalam melaksanakan IUD
pasca salin
4 Membuat perencanaan 17 September Ruang Menur Lisan dan Witrisnah
kebutuhan IUD dan alat 2018 tertulis
long kelly
5 Meningkatkan kepatuhan Juli dan Agustus Ruang Menur Lisan, Witrisnah
dalam pemberian edukasi praktek dan
oleh dokter dan bidan tertulis
kepada pasien, suami dan
keluarga tentang IUD
pasca salin
F. EVALUASI HASIL
1. EVALUASI PENYEBAB DOMINAN
Tabel evaluasi faktor penyebab dominan sebelum dan sesudah
perbaikan
30
Maret
25
25.12 April
20
19.69 19.49 Mei
15
10 14.4713.06 Juni
5 Juli
5.35
0 Agustus
Januari-Juni Juli-Agustus
Bulan
G. STANDARISASI
Untuk meningkatkan cakupan akseptor KB IUD pasca salin maka kami
menstandarkan :
a. Dilakukan refreshing secara berkala tentang pemasangan IUD
b. Kepatuhan petugas dalam melaksanakan edukasi
c. Persetujuan pasien suami dan keluarga
d. Ketersediaan IUD sesuai kebutuhan
2. STRATEGI IMPLEMENTASI
Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala setiap 3 bulan
H. MASALAH BERIKUT
Dengan meningkatkan akseptor IUD pasca salin, dari 5% pada
bulan Juni menjadi 35,56% pada bulan Juli , Agustus menjadi 43,72%
maka penanganan masalah melalui GKM kami rasa sudah cukup efektif
dengan indikasi meningkatnya cakupan IUD pasca salin di Ruang
Menur. Untuk prioritas masalah selanjutnya yang perlu dilakukan GKM
dari Ruang Menur adalah meningkatkan gerakan IMD setelah
melahirkan.