Anda di halaman 1dari 13

A.

KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI ANEMIA

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin, eritosit dan hematokrit yang berakibat

pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus di ingat

pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter trsebut tidak sejalan dengan masa

eritosit seperti pada perdarahan akut dan kehamilan. Oleh karena itu, dalam diagnosis

anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan

penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut (Sudoyo aru. 2013)

2. ETIOLOGI

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala brbagai

macam penyakit dasar. Etiologi anemia berdasarkan etiopatogenesis adalah sebagai

berikut :

a. Anemia Karen gangguan pebentukan eritosit dalam sumsum tulang belakang

1) Kekuragan bahan esensial pembentukan eritosit, contohnya : anemia

defisiensi zat besi, anemia defisiensi asam folat dan anemia defisiensi B12.

2) Gangguan pengguanan zat besi, contohnya : anemia akibat penyakit kronik

dan anemia sideroblastik

3) Kerusakan sumsum tulang, contohnya : anemia aplastik, anemia

mieoloplastik, anemia pada keganan hematologi.

b. Anemia akibat perdarahan, baik pada perdarahn akut maupun pedarahan kronik.

c. Anemia hemolitik

1) Anemia hemolitik intrakospular

a) Gangguan membrane eritosit (membranopati)

b) Gangguan enzim eritosit (anzimipati)m akibat defisiensi G6PD.

c) Gangguan hemoglobin ( thalasemia )


2) Anemia hemolitik ekstrakospular

a) Anemia hemolitik autoimun

b) Anemia hemolitik mikroangiopatik

d. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis yang

kompleks.

3. PATHWAY
4. KOMPLIKASI

Komplikasi dari anemia adalah sebagai berikut :

a. Gagal jantung

Anemia akan menginduksi terjadinya kompensasi terhadap penurunan kadar

Hemoglobin. Pada keadaan anemia, jantung akan meningkatan venous return,

maka jantung akan meningkatkan stroke volume sehingga dapat terjadi hipertrofi

ventrikel kiri

b. Gagal ginjal

Dengan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan semisal ke ginjal maka akan

menyebabkan kerusakan hingga kematian jaringan pada ginjal.

c. Hipoksia

Hipoksia adalah penurunan pemasokan oksigen kejaringan hingga ketingkat

fisiologik. Jika terjadi penurunan hemoglobin maka hipoksia dapat menyebabkan

kematian.

5. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan anemia diujukan untuk mencar penyebab dan mengganti darah yang

hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan peyebabnya adalah :

a. Anemia aplastik

Dengan terapi sumsum tulang dan terapi imunosupresan.

b. Anemia pada penyakit ginjal

Pada pasiem dyalisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat.

c. Anemia pada defisiensi zat besi dan asam folat

Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi zat besi diberikan

tablet zat besi. Transfuse darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5mg/dl
d. Anemia megaloblastik

1) Defisiensi vit B12. Diberikan vitamin b12

2) Pada defisiensi asam folat diberika asam folat 3 x 5 mg/hari.

e. Anemia pasca perdarahan

Diberikan tranfusi darah dengan rumus :

Volum darah = ( Hb target – Hb skg) x BB x 3

Untuk PRC = dikali 3

Untuk WB = dikali 6

f. Abemia hemolitik

Dengan pemberian tranfusi darah untuk engganti darah yang lisis

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnose anemia

adalah :

a. Pemeriksaan laboratorium hematologis

1) Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.

Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen, seperti kadar

hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC), asupan darah tepi.

2) Pemeriksaan rutin: untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit dan

trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju endap darah (LED),

hitung diferensial, dan hitung retikulosit.

3) Pemeriksaan sumsum tulang untuk mengetahui keadaan system

hemathopoesis.

4) Pemeriksaan atas indikasi khusus :

a) Anemia defisiensi zat besi : serum iron, TIBC, dan feritin serum

b) Anemia megaloblastik : asam folat darah, B12


c) Anemia hemolitik : hitung retikulosit, elektroforesis Hb

d) Anemia pada eukemia diakukan sitokimia

b. Pemeriksaan laboratorium hematologis : faal ginjal, biakan kuman dan faal hati

c. Radiologi : thoraks, bone survey. USG

d. Pemeriksaan sitogenetik

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas klien meliputi : nama lengkap, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat

rumah, agama, status perkawinan, suku bangsa dan golongan darah

b. Keluhan utama

Keluhan yang pasien rasakan saat pengkajian

c. Riwayat penyakit sekarang

Kronologis kejadian mulai dari pesien mengeluh mengenai penyakitnya hingga

masuk rumah sakit dan hingga saat pengkajian

d. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-

penyakit tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.

e. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu

faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik

f. Riwayat psikososial

Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran

klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam

kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat


g. Pengkajian biopsikososial

1) AKTIVITAS/ISTIRAHAT

DS : Keletihan, kelemahan, malaise umum kehilangan produktivitas,

penurunan semangat untuk bekerja toleransi terhadap latihan rendah.

Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

DO : Takikardi/takipnea, dispea pada bekerja atau istirahat letargi, menarik

diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan

penurunan kekuatan. Ataksia tubuh tidak tegak bahu menurun, postur lunglai

berjalan lambat dan tanda-tanda lain keletihan.

2) SIRKULASI

DS : Riwayat kehilangan darah, kronis, misal perdarahan GI kronis,

menstruasi berat angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).

DO : TD Peningkatan sistolik dan diastolic stabil dan tekanan nadi melebar,

hipotensi, postural. Distritmia; abnormalitas EKG, misal depresi segmen ST

dan pendataran/depresi gelombang T : Takikardia. Bunyi jantung: murmur

sistolik Extremitas (warna) pucat pada kulit dan membrane mukosa

(konjungtiva, mulut, faring bibir) dan dasar kuku (Catatan pada pasien kulit

hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan), kulit seperti berlilin, pucat

(aplastik) atau kuning lemon terong. Sclera: biru atau putih seperti mutiara.

Pengisian kapiler lambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi

kompensasi). Kuku: mudah patah, berbentuk seperti, sendok (koilomikia).

Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature.

3) INTEGRITAS EGO

DS : Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misal,

penolakan transfusi darah.


DO : Depresi

4) ELIMINASI

DS : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorbsi.

Hematemensis feses dengan darah segar, melena. Diare/konstipasi. Penurunan

haluaran urine.

DO : Distensi abdomen

5) MAKANAN/CAIRAN

DS : Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewan rendah atau

masukan produk sereal tinggi. Nyri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus

pada faring). Mual atau muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan BB.

DO : Lidah tampak merah daging (halus, defisiensi asam folat dan vitamin

B12). Membran mukosa kering pucat. Turgor kulit: buruk, kering, tampak

kusut atau hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir:

selitis, misal: inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.

6) HIGIENE

DO : Kurang bertenaga penampilan tak rapi.

7) NEUROSENSORI

DS : Sakit kepala, berdenyut, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan

berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata.

Kelemahan, keseimbangan buruk kaki goyah, parestesia tangan atau kaki

klaudikosi sensasi menjadi dingin.

DO : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis, mental: tidak

mampu berespons lambat dan dangkal. Oftalmik: hemoragis retina (aplastik,

epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi ,

ataksia. Penurunan rasa getar dan posisi randa Romberg positif, paralysis.
8) NYERI ATAU KENYAMANAN

DS : Nyeri abdomen , sakit kepala

9) PERNAFASAN

DS : nafas pendek pada istirahat dan aktivitas.

DO : Takipnea, ortopnea dan dispnea.

10) KEAMANAN

DS : Riwayat pekerjaan terpanjang terhadap bahan kimia, misal bensin,

insektisida, fenilbutabon, naftalen. Riwayat terpanjang pada radiasi baik

sebagai pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak

toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya gangguan

penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

DO : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfa denopati umum.

Petekie dan ekimosis (Aplastik)

11) SEXUALITAS

DS : Perubahan aliran menstruasi, misal menoragi (amenore). Hilang libido

(pria dan wanita) impoten.

DO : Serviks dan dinding vagina pucat.

12) PENYULUHAN

DS : Kecenderungan keluarga untuk anemia, penggunaan antikonvulsan masa

lalu atau saat ini, antibiotik, agen hemoterapi (gagal sumsum belakang)

aspirin, obat anti inflamasi atau anti koagulan. Penggunaan alkoholis kronis.

Adanya atau berulangnya episode perdarahan aktif. Riwayat penyakit hati,

ginjal.
h. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat kesehatan dikumpulkan,

pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dilakukan secara berurutan dari kepala

sampai kejari kaki. Dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status

generalisata) untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat

(lokalis). Hal ini perlu untuk dapat melaksanakan total care karena ada

kecenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang lebih

sempit tetapi mendalam.

(1) Keadaan umum: baik atau buruknya yang dicatat adalah tanda-tanda, seperti:
a) Kesadaran penderita: apatis, sopor, koma, gelisah komposmentis
tergantung pada keadaan klien.
b) Kesakitan, keadaan penyakit: akut, kronik, ringan, sedang, berat dan pada
kasus anemia biasanya akut.
c) Tanda –tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi maupun
bentuk.
(2) Secara sistemik pemeriksaan dari kepala sampai kaki
a) Kepala: Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalic, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
b) Leher Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek
menelan ada.
c) Muka: wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan fungsi
maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
d) Mata: Konjungtiva anemis.
e) Telinga: Tes Bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan.
f) Hidung: Tidak ada deformitas, tidak ada pernapasan cuping hidung.
g) Mulut dan Faring: Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
pendarahan, musoka mulut tidak puat.
h) Thoraks: Tidak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.
i) Paru
(1) Inspeksi: Pernafasan meningkat, regular atau tidaknya tergantung
pada riwayat penyakit klien yang berhubungan dengan paru.
(2) Palpasi: Pergerakan sama atau simetris, fremitus raba sama.
(3) Perkusi: Suara ketuk sonor, tak ada redup atau suara tambahan
lainnya.
(4) Auskultasi: Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau suara
tambahan lainnya seperti stridor atau ronchi.
j) Jantung
(1) Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung .
(2) Palpasi : Nadi meningkat, iktus tidak teraba.
(3) Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-mur.
k) Abdomen
(1) Inspeksi: Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
(2) Auskultasi: Peristaltik usus normal ± 20 kali/ menit.
(3) Palpasi: Tugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak teraba.
(4) Perkusi: Suara thympani, ada pantulan gelombang cairan
l) Inguinal- Genetalia-Anus: Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran lymphe,
tidak ada kesulitan BAB.
m) Muskuluskeletal
Perhatikan apakah ada hipertrofi atau atropi otot, periksa rentang gerak
persendian gerakan kaki dan tangan kesegalah arah. Lakukan pemeriksaan
pada daerah tulang belakang apakah ada kelainan tulang seperti: ordosis,
kifosis, dan skiliosis.
n) Kulit: Terdapat erythema, suhu sekitar daerah trauma meningkat bengkak,
oedema, nyeri tekan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)

b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)

c. Defisit nutrisi (D.0019)

d. Defisit pengetahuan (D.0111)

e. Ansietas (D.0080)
3. RENCANA TINDAKAN

NO DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI


1 Perfusi perifer tidak efektif b.d Tujuan : jaringan perifer adekuat 1.1 Dukungan kepatuhan program pengobatan.
penurunan konsentrasi Criteria hasil : 1.2 Edukasi diet.
hemoglobin (D.0009) - kulit hangat 1.3 Edukasi pengukuran radialis.
- CRT <2 detik 1.4 Manajemen cairan.
- Tidak ada sianosis 1.5 Pemantauan hasil labolatorium.
- Hb : 10 – 12 gr/dL 1.6 Pemantauan hemodinamik.
1.7 Pemberian produk darah.
1.8 Pengambilan sampe darah vena

2 Pola nafas tidak efektif (D.0005) Tujuan : pola nafas efektif 2.1 Pemantauan respirasi.
Criteria hasil : - saturasi O2 98 – 100% 2.2 Dukungan kepatuhan program pengobatan.
- RR 16 – 20 X/menit 2.3 Dukungan ventilasi.
- Tidak ada penggunaan otot bantu 2.4 Pencegahan aspirasi.
pernapasan 2.5 Pengaturan posisi

3 Defisit nutrisi (D.0019) Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan 3.1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
tubuh 3.2. Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
Criteria hasil: 3.3. Informasikan keungkinan interaksi obat dan makanan jika
- BB meningkat perlu
- porsi makanan dihabiskan 3.4. Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai anjuran
- Serum albumin normal program
3.5. Ajrkan cara membaca label dan memilih makanan yang
sesuai
3.6. Ajarkan cara merencanakan makanan sesuai program
3.7. Rekomendasikan resep makanan yang sesuai program
3.8. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga jika perlu
4 Defisit pengetahuan (D.0111) Tujuan : keluarga dan klien mendapatkan 4.1. Jelaskan patofosiologi dari penyakit
informasi tentang penyakitnya 4.2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada
Kriteria hasil: penyakit
- Klien dan keluarga paham tentang 4.3. Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat
penyakit yang diderita 4.4. Identifikasi kemungkinan penyebab
- Klien dan keluarga dapat menjelaskan 4.5. Diskusikan pilihan terapi ato pengobatan
kembali apa yang sudah dijelaskan
perawat
5 Ansietas (D.0080) Tujuan : diharapkan cemas klien berkurang 5.1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
Kriteria hasil : prosedur
- Klien mampu mengidentifikasi dan 5.2. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
mengungkapkan gejala cemas 5.3. Dorong keluarga untuk menemani klien
- Vital sign dalam batas normal 5.4. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Dapat menunjukkan cara mengontrol 5.5. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
cemas 5.6. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. PPNI :

Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. PPNI :

Jakarta

Marilynn E.Donges, DKK. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta

Nurarif amin huda, kususma Hardhi (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Nanda NIC & NOC. Mediacton: Yogyakarta

Susanto. (2017). Konsep Dasar Anemia. Di unggha pada 12 juni 2017. Di unduh pada

Februari 2018 pada alamat : http://eprints.ums.ac.id/16666/2/BAB_I.pdf

Udin hasan. (2015). Laporan pendahuluan Anemia. Di unggah pada15 november 2015.

Di unduh pada februari 2018 pada alamat :

http://www.academia.edu/33462840/LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA

Anda mungkin juga menyukai