Anda di halaman 1dari 22

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

PROSEDUR DESAIN

PRA DIMENSI BALOK,KOLOM,PELAT LANTAI

A. DENAH LETAK KOLOM DAN BALOK INDUK

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

KETERANGAN :

: Hanya ada pada pelat atap

: kolom bangunan

B. ESTIMASI UKURAN BALOK


Berdasarkan SNI 2847: 2013 maka diperoleh:
a. Lebar komponen, bw,tidak boleh kurang dari yang lebih kecil dari 0.3 h atau 250
mm (Pasal 21.5.1.3)
b. Tebal minimum balok non-prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak
dihitung maka balok dengan kedua ujung tumpuan sederhana , tebal minimum h
adalah ℓ/16.
1
Maka, untuk perhitungan balok dapat digunakan h (tinggi balok) =  dan lebar
16
balok (b) ≥ 0.3h . (Tabel 9.5.a)

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

B : lebar balok

H : tinggi balok

Maka, dimensi balok yang digunakan untuk tiap lantai

L = 5000 mm
1 1
h= L   5000  312.5mm
16 16
ambil h = 400 mm.
2 2
b= h   400  266.67mm
3 3
sesuai pasal 21.5.1.3, maka lebar balok yang diambil adalah b = 300 mm

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

C. ESTIMASI UKURAN PELAT


Pelat direncanakan sebagai pelat dua arah. SNI beton pasal 9.5.3.2 (tabel 9.5c)
memberikan persyaratan tebal minimum pelat untuk membatasi agar defleksi yang terjadi
lebih kecil daripada defleksi yang diizinkan. Tebal yang dibawah tebal minimum masih
diperbolehkan, tetapi perlu dilakukan pengecekan terhadap defleksi yang lebih komprehensif.
Untuk sistem pelat tanpa balok interior, tabel dibawah bisa digunakan sebagai acuan dalam
penentuan tebal minimum pelat.

Sedangkan tebal minimum pelat dua arah dengan balok interior, tebal pelat dua arah dapat
ditentukan dengan pasal 9.5.3.3, yaitu sebagai berikut :
a. Untuk αfm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan 9.5.3.2;
b. Untuk αfm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh kurang dari
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 125 mm
36 + 5β(αfm − 0.2)

dan tidak boleh kurang dari 125 mm;


c. Untuk αfm lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh kurang dari:

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
dan tidak boleh kurang dari 90 mm;
d. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio kekakuan αf tidak
kurang dari 0,8 atau sebagai alternatif ketebalan minimum yang ditentukan Pers. (b)
atau (b) harus dinaikan paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak
menerus. Bagian ln dalam (b) dan (c) adalah panjang bentang bersih dalam arah
panjang diukur muka ke muka balok. Bagian β dalam (b) dan (c) adalah rasio bentang
bersih dalam arah panjang terhadap pendek pelat.
dimana :
h = tebal total pelat
ln = panjang bentang bersih terpanjang pelat
β = rasio pelat terpanjang dan terpendek
αfm = nilai rata rata α pada keempat sisi pelat.
Dengan :
Ecb Ib
α =
Ecs Is

Dimana :
Ecb = modulus elastis balok beton
Ecs = modulus elastis pelat beton
Ib = Inersia balok (gambar)
Is = Inersia pelat (gambar)
Maka perhitungan perencanaan tebal pelat dihitung terhadap pelat interior, yaitu

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

L/2 L/2

2 h

Hw
1

bw
(bw+2hw) ≤ (bw +2h)

(i) Untuk perhitungan Ib

L/2 L/2

Hw

bw
(ii) Untuk perhitungan Is

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Dengan memasukkan nilai awal h = 120 mm, perhitungan inersia balok (Ib) adalah sebagai
berikut :
Dimensi Luas Jarak Statis Inersia Inersia
Lebar Tinggi Tampang thd Alas Momen Momen
No
B h A y A*y A*y^2 Io
2 3 4
(cm) (cm) (cm ) (cm) (cm ) (cm ) (cm4)

1 30 40 1200 20 24000 4800000 160000


2 110 12 13200 46 60720 2793120 15840
Total 14400 84720 3273120 175840

 Tinggi total beton, ΣH = 52 cm


 Luas Tampang Total Beton, ΣA = 2520 cm2
 ΣAy = 84720 cm3
 Letak titik berat, Ya = ΣAy / ΣA = 33.619 cm
 Ya = ΣH - Yb = 18.381 cm
 Momen Inersia Terhadap Alas Beton, Ip = ΣA*y^2 + Σio = 3448960 cm4
 Momen Inersia Terhadap Titik Berat Balok, Ix = Ip - ΣA*Yb^2 = 600754.286 cm4

dan perhitungan inersia lantai (Is) adalah sebagai berikut :

Dimensi Luas
Inersia
Lebar Tinggi Tampang
No
b h A Io
2
(cm) (cm) (cm ) (cm4)

1 500 12 6000 72000


Karena elastisitas beton yang digunakan sama, maka
Ecb Ib I 600754.286
α = = Ib = = 8.344
Ecs Is s 72000

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Jadi, α ≥ 2.0 dan ukuran pelat terpanjang dan terpendek sama (β =1), maka tebal pelat
minimum adalah sesuai dengan persamaan berikut adalah
fy
ln (0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
370
4600(0.8 + 1400 )
h = ≥ 90 mm
36 + 9β
h = 108.794 mm ( ≥ 90 mm)
karena h minimum lebih kecil daripada nilai h yang diperkirakan, maka h rencana bisa
digunakan. Jadi tebal pelat yang digunakan adalah 120 mm.

D. ESTIMASI UKURAN KOLOM

Ukuran kolom direncanakan dengan memperhitungkan jumlah kolom dan beban yang
dipikul oleh kolom. Untuk perencanaan awal, ukuran kolom diperkirakan sebagai dasar
perhitungan dan tahanan nominal tereduksi kolom akan dibandingkan terhadap beban
terfaktor. Jika tahanan nominal tereduksi kolom lebih besar, maka kolom bisa menahan
beban dan ukuran kolom bisa digunakan. Jika lebih kecil, maka ukuran kolom harus
diperbesar.

Sebagai acuan, lebar balok yang digunakan adalah 300 mm. Sesuai dengan pasal
21.5.1.4a, ukuran balok harus lebih besar daripada lebar kolom, maka taksiran awal ukuran
kolom persegi yang digunakan adalah 400 mm.

Pengecekan terhadap kapasitas kolom jika berat kolom telah diperhitungkan :

a. Beban mati akibat berat dinding


Tinggi dinding lantai = tinggi elevasi lantai – tinggi balok
= 4000- 400 mm
= 3600 mm

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Panjang (L) = panjang balok – lebar kolom


= 5000 - 400 mm
= 4600 mm

Berat jenis dinding = 0.25 t/m2 =0.25 x 10-6 t/mm2

Berat Dinding tiap dinding tiap 4 m adalah


= (panjang dinding x tebal dinding x bj.dinding x tinggi dinding)

= 23 x (4600 x 0.25x 10-6 x 3600)

= 23 x (4.14)

= 95.22 ton
b. Beban mati akibat berat balok

Tinggi balok (h) = 400 mm = 0.3 m

Lebar balok (b) = 300 mm = 0.30 m

Berat Jenis beton = 2,4 t/m3 = 2.4 x 10-9 t/mm3

Panjang balok (L) = Panjang balok – lebar kolom

= 5000 – 400 mm

= 4600 mm

Maka Berat Balok untuk lantai 1 dan 2 adalah

= 22 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 22 x (300 x 400 x 2,4 x 10-9 x 4600)

= 22 x (1.325) = 29.15 ton

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Maka Berat Balok untuk lantai 3 adalah

= 23 x (b.balok x h.balok x bj.beton x panjang balok)

= 23 x (300 x 400 x 2,4 x 10-9 x 4600)

= 23 x (1.325)

= 30.475 ton

c. Beban mati akibat beban lantai dan atap


Lantai direncanakan terbuat dari 120 mm pelat beton, 20 mm spesi dan 10 mm
keramik.luas lantai yang diperhitungkan adalah luas total bangunan, dengan ukuran
kolom 400 mm x 400 mm, maka luas lantai kecuali ruangan tangga dari
Kolom = 0.16 m2
Atap = (10 x 15) + (5 x 10) = 200 m2
Lantai 2 dan 3 = (20 x 5)+(5 x 10)–(6 x 0.16)–(2.925 x 4.85) m2 = 134.854 m2

Dengan berat jenis material :

Pelat beton = 2400 kg/ m2


Spesi = 2100 kg/ m2
Keramik = 24 kg/ m2

Digunakan tangga dari beton dengan panjang horizontal 3 m dan panjang


vertikal 4 m dengan ukuran anak tangga 250 x 250 mm2, terdiri dari 16 buah anak
tangga 1 arah dengan ketebalan bangtalan anak tangga 100 mm dan lebar tangga 1500
mm. Pada lantai selanjutnya, terdapat pelat lantai berukuran 2925 mm x 4850 mm
dan 1000 mm x 1000 mm tepat seblum anak tangga dengan tebal 150 mm. maka berat
dari tangga tiap setinggi lantai adalah

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

= (jarak diagonal x tebal pelat tangga x lebar tangga x BJ beton) + ( 16 x


(tinggi anak tangga)2 x lebar tangga x BJ beton)

= (5 x 0.1 x 2 x 2400) + (16 x 0.252 x 2 x 2400)


= 6800 kg
= 6.8 ton

dan berat untuk pelat lantainya adalah

= Luas pelat x tebal pelat x BJ beton

= 2.925 x 4.85 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 + 24)

= 5107.05 kg

= 5.107 ton

Maka berat lantai dan atap adalah

Beban yang Lantai


dipikul (kg) 1 2 3
Pelat beton 43944.952 43944.952 62707
Spesi 5663.868 5663.868 8100
Keramik 3236.496 3236.496 0
Tangga 6800 6800 0
Total 59045.316 59045.316 70807

Lantai 1 = 59.045 ton


Lantai 2 = 59.045 ton
Lantai 3 = 70.807 ton

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

d. Berat sendiri kolom


Berat kolom untuk lantai 1 dihitung sepanjang lantai 1 dan setengah lantai 2,
sedangkan untuk lantai 3, dihitung setengah tinggi lantai 3. Maka berat kolom dengan
dimensi 400 mm x 400 mm tiap 4 m adalah
Berat kolom = jumlah kolom x tinggi kolom x Luas penampang x berat jenis beton

= 16 x 4 x 0.4 x 0.4 x 2400 kg

= 24576 kg

= 24.576 ton

e. Beban hidup pada lantai dan atap


Fungsi bangunan adalah untuk PERKANTORAN , maka :
- Beban Hidup pada lantai perkantoran : 250 kg/m2
- Beban Hidup pada ruangan tangga : 300 kg/ m2
- Beban Hidup pada atap : 100 kg/m2
- Koefisien reduksi Beban Hidup untuk perencanaan portal adalah : 0.60

Maka beban hidup pada lantai dan atap adalah

Beban hidup luas


Beban hidup beban hidup
ruangan luas lantai daerah beban hidup
Lantai lantai pada tangga
tangga (m2) tangga lantai (ton)
(ton/m2) (ton)
(ton/m2) (m2)

3 0.06 0.18 200 23.5 12 4.23


2 0.15 0.18 134.854 23.5 20.228 4.23
1 0.15 0.18 134.854 0 20.228 0
52.456 8.46
Total
60.916
Jadi berat beban hidup total yang dipikul bangunan adalah 60.916 ton

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

f. Beban mati tambahan bangunan


Beban mati tambahan bangunan dapat berasal dari komponen berikut ini :
 Beban partisi lantai : 250 kg/m2
 Beban mekanikal, elektrikal dan plafon : 50 kg/m2
 Beban mati tambahan atap : 100 kg/m2

Maka beban hidup pada lantai dan atap adalah :

Beban hidup Luas lantai Beban mati


Lantai
tambahan (ton/m2) (m2) tambahan (ton)

3 0.15 200 30
2 0.3 141.45 42.435
1 0.3 141.85 42.435
Total 114.87

Jadi berat beban mati tambahan total yang dipikul bangunan adalah 114.87 ton

g. Beban angin
Lokasi gedung adalah SIBOLGA (daerah tepi laut), maka sesuai dengan PPIUG
1983, untuk daerah tepi laut diambil tekanan tiup angin minimal 40 kg/m2. Dalam
perencanaan ini digunakan tekanan tiup angin 50 kg/m2. Atap yang digunakan datar,
sehingga sudut kemiringan atap adalah 0o. Dari PPIUG 1983, diperoleh koefisien
tekanan angin sebesar :

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

 C1 = +1.2
 C2 = +0.4

Maka tekanan angin pada bangunan adalah :

1. Di pihak angin (W1)


W1 = C1 x Pa x Lt x ht
Dimana : Lt = Panjang bangunan total terpanjang
ht = Tinggi bangunan total terpanjang
W1 = 1.2 x 50 x 20 x 12
= 14400 kg
= 14.4 ton
2. Di pihak bangunan (W2)
W1 = C1 x Pa x Lt x ht
W1 = 0.4 x 50 x 20 x 12
= 4800 kg
= 4.8 ton
Maka beban angin pada gedung (Ww) adalah 14.4 ton.

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Maka, dengan memperkirakan kolom, berat beban yang dipikul tiap lantai adalah

Berat sendiri (ton) Beban mati Beban Hidup


Lantai tambahan tambahan
kolom Balok Dinding lantai (DL) (ton) (60% LL) (ton)
3 36.864 30.475 95.22 70.807 16.23 30
2 24.576 29.15 95.22 59.045 24.458 42.235
1 12.288 29.15 95.22 59.045 20.228 42.235

Total 637.06 60.916 114.47

WDL = berat sendiri + beban mati tambahan

= 637.06 + 60.916 ton

= 697.976 ton

WLL = 114.47 ton

Ww = 14.4 ton

Maka, ukuran kolom 400 x 400 mm dapat memikul beban maksimum bangunan. Dengan
ukuran kolom 400 mm x 400 mm, maka ditentukan besar tulangan yang diperlukan
berdasarkan SNI 2847-2013, yaitu:

1. Pasal 10.9.1 mensyaratkan rasio tulangan longitudinal (ρ) adalah 0.01 ≤ ρ ≤ 0.08.
dimana rasio tulangan adalah :

Ast
ρ = Ag

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

2. Pasal 10.9.2 mensyaratkan jumlah tulangan minimum yang harus dipasang pada
kolom persegi adalah minimal 4 tulangan pada kolom dengan sengkang persegi atau
sengkang cincin.
3. Pasal 7.10.5.1 mensyaratkan ukuran tulangan lateral pada kolom
a. D ≥ 10 mm jika D longitudinal ≤ 32 mm
b. D ≥ 13 mm jika D longitudinal ≥ 32 mm
4. Pasal 7.10.5.2 mensyaratkan spasi vertikal tulangan (S) lateral pada kolom
a. S ≤ 16 db (db untuk tulangan longitudinal)
b. S ≤ 48 db (db untuk tulangan lateral)
c. S ≤ ukuran kolom terkecil

Maka perhitungan kebutuhan tulangan :

Digunakan rasio tulangan (ρ) ≈ 0.03

Untuk kolom persegi dengan menggunakan tulangan sengkang ikat, r = 0.8, ϕ = 0.65.
jadi :

Ast = ρ Ag = 0.03 (400 x 400) =4800 mm2

Jika menggunakan tulangan D29 ulir. Maka jumlah tulangan longitudinal yang digunakan:

AD29 = 0.25 x 3.14 x 292 = 660.185 mm2

Ast 4800
n = = = 7.27 = 8 buah
AD29 660.185

jika digunakan 8 buah tulangan longitudinal D29, maka

Ast = 8 x AD29 = 5281.48 mm2

Maka tulangan longitudinal 8D29 dapat digunakan.

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Pemeriksaan Po :

Po = ϕ r (0.85 f’c (Ag – Ast) + fy Ast)

= 0.65 x 0.8 x (0.85 x 25 x 154718.52) + (370 x 5281.48)

= 0.65 x 0.8 (3287768.55 N + 1954147.6 N)

= 0.52 x 5241916.15 N

= 272,58 ton

Nilai Po akan diperiksa terhadap kolom yang memikul beban paling besar yaitu kolom yang
berada pada tengah bangunan dan memikul beban tangga.

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Tangga

Beban yang dipikul kolom adalah :

1. Berat sendiri
Wk = Ak x hk x γbeton
= 0.16 x 12 x 2400
= 4608 kg
= 4.608 ton
2. Berat balok per lantai dan atap
Wb lantai = 2 x Ab x (L-Sk) x γbeton
= 2 x 0.3 x 0.4 x (5 – 0.4) x 2400

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

= 2649.6 kg
= 2.65 ton
3. Berat pelat lantai 2 dan 3 (kecuali ruangan tangga)
Wlantai = Al x tl x γbeton  (Al = Ag - Ak - Ad)
Alantai = (12.5 – (0.5 x 0.16) - ( 3 x 0.075 x (2.5 - 0.15) )
= 11.171 m2
Maka, Wlantai = 11.171 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 11.171 x 354
= 3954.534 kg
= 3.955 ton
4. Berat Tangga
Wt = 6.8 ton
Wpelat = 5.107 ton
5. Berat atap
Wa = Aa x ta x γbeton  (Aa = Ag)
Aa = 25 m2
Maka, Wa = 25 x (0.12 x 2400 + 0.02 x 2100 x 24)
= 25 x 354
= 8850 kg
= 8.85 ton
6. Berat dinding per lantai
Wd = Ad x 3 x γbata  Ad dihitung di tiap sisi kolom
Ad = (h – hb) x 0.5 (L – Sk))
Aa = 3.6 x 2.3 = 8.28 m2
Maka, Wa = 3 x Ad x γbata
= 3 x 8.28 x 250
= 6210 kg

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

= 6.21 ton
7. Beban hidup tambahan lantai dan atap (LL)

WLL lantai = Alantai x LLlantai

= (11.171 x 250 ) + (0.5 x 11.171 x 300 ) = 4468.4 kg

= 4.468 ton

WLL atap = Aatap x LLatap

= 25 x 100 = 2500 kg

= 2.5 ton

8. Beban mati tambahan pada lantai dan atap

WDL lantai = Alantai x DLlantai

= (1.5 x 11.171 x 300 ) = 5026.5 kg

= 5.027 ton

WDL atap = Aatap x DLatap

= 25 x 150 = 3750 kg

= 3.75 ton

Maka, total beban yang dipikul kolom paling besar adalah :


WDL = 4.608 + 3(2.65) + 2(3.955) + 8.85 + 2(5.107) +2(6.8) + 2(6.21) +
2(5.027) + 3.75 ton
= 79.356 ton
WLL = 2(4.468) + 2.5 = 11.436 ton

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

Dengan kombinasi beban, maka beban yang paling besar adalah :


1. Wu = 1.4 D = 1.4 (79.356)
= 111.35 ton
2. Wu = 1.2 DL + 1.6 LL = 1.2 (79.356) + 1.6 (11.436)
= 113.525 ton

Beban terbesar yang dipikul kolom adalah 113.525 ton.

Dengan Po = 272.58 ton dan Wu = 113.525 ton, maka

Po ≥ Wu (AMAN)

maka , kolom 400 mm x 400 mm bisa menahan beban paling besar dan dapat digunakan
sebagai ukuran kolom rencana.

Perencanaan tulangan sengkang


Tulangan yang digunakan sebagai tulangan longiudinal adalah D29. Sesuai pasal 7.10.5
untuk tulangan longitudinal dengan diameter ≤ 32 mm, maka tulangan sengkang yang
digunakan adalah D10. Spasi yang digunakan pada tulangan sengkang adalah ≤ 48 D.
Digunakan 20 tulangan sengkang, maka spasi antar tulangan sengkang adalah 200 mm.

Kontrol terhadap tekuk


Ukuran suatu kolom harus diperhitungkan terhadap tekuk yang terjadi. Tekuk akan
mengurangi kapasitas daya dukung kolom. Tekuk terjadi karena batang yang digunakan
terlalu langsing. Untuk itu, perlu diketahui tingkat kelangsingan kolom yaitu :
k x Lu
λ= ≤ 40 ,
r

dimana : 𝜆 : kelangsingan kolom


k : faktor kekakuan kolom (0.7 untuk tumpuan sendi-sendi)
Lu : Tinggi kolom
r : Jari jari inersia

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jalan Perpustakaan no. 2, Kampus USU – Telp. (061) 803371
Medan 20155

I bh3 /12 67500 cm4


r2 = = = = 75 cm2
A bh 900 cm2

Maka, r = 8.66 cm
k x Lu 0.7 x 4
𝜆= = = 32.33 ≤ 40
r 8.66
𝜆 ≤ 40, maka kolom termasuk kolom pendek dan tidak mengalami tekuk.

Faisal Herianto Simanihuruk (15 0404 083) HAL :


Fadma Ria Simanjuntak (15 0404 135)
Adji Perdana Harahap (15 0404 137)
Hendry Fridolin Dawolo (15 0404 140)

Anda mungkin juga menyukai

  • Balok Gerber Eksplanasi
    Balok Gerber Eksplanasi
    Dokumen4 halaman
    Balok Gerber Eksplanasi
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    Dokumen59 halaman
    BAB 7 Perencanaan Balok Kolom VIVI
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • BAB 9 Ikatan Angin
    BAB 9 Ikatan Angin
    Dokumen14 halaman
    BAB 9 Ikatan Angin
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Tugas Beton NEW
    Tugas Beton NEW
    Dokumen271 halaman
    Tugas Beton NEW
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • BAB 9 Ikatan Angin
    BAB 9 Ikatan Angin
    Dokumen14 halaman
    BAB 9 Ikatan Angin
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Karya Ilmiah
    Karya Ilmiah
    Dokumen1 halaman
    Karya Ilmiah
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • XCL Xontoh
    XCL Xontoh
    Dokumen79 halaman
    XCL Xontoh
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Ms Project Tutorial
    Ms Project Tutorial
    Dokumen7 halaman
    Ms Project Tutorial
    maruhawa88
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Dokumen11 halaman
    Perhitungan Beban Gempa Pada Bangunan
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • RRR
    RRR
    Dokumen87 halaman
    RRR
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • RAB Gedung Kantor
    RAB Gedung Kantor
    Dokumen0 halaman
    RAB Gedung Kantor
    Aniz DonuTz
    Belum ada peringkat
  • Struktur Beton
    Struktur Beton
    Dokumen42 halaman
    Struktur Beton
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • BETON PRATEGANG
    BETON PRATEGANG
    Dokumen10 halaman
    BETON PRATEGANG
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • BAB V Cobaa
    BAB V Cobaa
    Dokumen3 halaman
    BAB V Cobaa
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Tugas Beton Fix
    Tugas Beton Fix
    Dokumen2 halaman
    Tugas Beton Fix
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • KEL150404052
    KEL150404052
    Dokumen2 halaman
    KEL150404052
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Surat Mentor Bella
    Surat Mentor Bella
    Dokumen1 halaman
    Surat Mentor Bella
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Lirik
    Lirik
    Dokumen1 halaman
    Lirik
    Kusnul Hidayatinur Aliyah
    Belum ada peringkat
  • Jembatan
    Jembatan
    Dokumen32 halaman
    Jembatan
    Afdhal Adiwijaya
    Belum ada peringkat
  • Rich
    Rich
    Dokumen4 halaman
    Rich
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen17 halaman
    Bab I1
    mirdawati yasin
    Belum ada peringkat
  • Erosi Sungai Garang
    Erosi Sungai Garang
    Dokumen10 halaman
    Erosi Sungai Garang
    Azis Ali Wibowo
    Belum ada peringkat
  • Kuliah Psda WADUK
    Kuliah Psda WADUK
    Dokumen23 halaman
    Kuliah Psda WADUK
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • 247 Book2
    247 Book2
    Dokumen2 halaman
    247 Book2
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • 3106 Book1
    3106 Book1
    Dokumen6 halaman
    3106 Book1
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • Aali - LK Tahunan 2016
    Aali - LK Tahunan 2016
    Dokumen73 halaman
    Aali - LK Tahunan 2016
    naufal
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Ricardo Pranata Sinuhaji
    Belum ada peringkat
  • PONDASI
    PONDASI
    Dokumen13 halaman
    PONDASI
    Rahmat Dinata
    Belum ada peringkat
  • IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    Dokumen4 halaman
    IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV
    Cremorlab
    Belum ada peringkat