STEP 1
1. Adnexa
a. Organ tambahan selain uterus : ovarium, dan tuba falopii
STEP 2
1. Mengapa pasien mengeluh menstruasi lebih dari 15 hari, darah banyak, dan merasa
lemah?
2. Mengapa pasien mengeluh siklus menstruasi tidak teratur dan biasanya disertai sakit
perut sampai mengganggu aktivitas?
3. Apa hubungan kondisi pasien yang anemi dan obesitas thd keluhan d skenario?
4. Mengapa pada pasien ditemukan saat diantara siklus menstruasi, discherge nya bau
sejak masih muda?
5. Apa hubungan riwayat ibunya meninggal karena kanker servix dg keluhan pasien?
6. Faktor resiko apa saja yang berkaitan dengan gangguan menstruasi?
7. Mengapa pasien belum hamil setelah menikah?
8. Apa interpretasi dari pemeriksaan VT Gynecologi (kondisi servix normal, uterus
antefleksi, sebesar telur angsa)?
9. Mengapa dokter menyarankan untuk melakukan USG dan histopatologi?
10. Pemeriksaan penunjang?
11. DD?Penatalaksanaan?
STEP 3
1. Mengapa pasien mengeluh menstruasi lebih dari 15 hari, darah banyak, dan merasa
lemah?
Yang sering menyebabkan perdarahan adalah jenis submukosa sebagai akibat pecahnya pembuluh darah.
Perdarahan oleh mioma dapat menimbulkan amenia yang berat.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan antara lain :
1. Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia Endometrium sampai Adeno Karsinoma Endometrim.
2. Permukaan Endometrium yang lebih luas dari biasa
3. Atrofi Endometrium diatas Mioma Nibmukosur
4. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium,
sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Saifuddin, 1999)
Biologic Factors Implicated in Heavy Bleeding
In some cases the cause of heavy bleeding is unknown, and basic physiologic factors may be responsible,
although their mechanisms are not fully clear.
Hormone Imbalance. If estrogen and progesterone imbalances cause one or more periods to be skipped,
overgrowth of the endometrial lining can occur, so that when a period finally occurs, menstruation can be
very heavy.
Factors that Affect Opening and Narrowing of Blood Vessels . Elevated levels of compounds called
endothelins and nitric oxide may contribute to heavy menstrual bleeding. Endothelins are powerful
dilators (openers) of blood vessels. They appear to interact with nitric oxide, a substance that relaxes the
smooth muscles that line blood vessels. A 1999 study reported higher production of nitric oxide in the
uterine linings of women who suffer from menorrhagia than those who don't. Some experts believe it
plays a large role in heavy bleeding.
Prostaglandins. Prostaglandins are factors that are released by the immune system. They cause blood
vessels to open and enhance uterine contractions.
http://preventdisease.com/diseases/menstruation_heavy_bleeding.shtml
o Hipomenorea
Menorrhagia
pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai bekuan darah sewaktu
menstruasi pada siklus haid yang teratur.
Metrorrhagia
perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Interval tidak teratur, jumlah darah dan durasi lebih dari normal
Menometrorrhagia
perdarahan uterus berlebihan yang terjadi pada dan diantara periode haid.
( Ginekologi, FK UNPAD ) ( Kamus Kedokteran DORLAN )
2. Mengapa pasien mengeluh siklus menstruasi tidak teratur dan biasanya disertai sakit
perut sampai mengganggu aktivitas?
Dismenore
Definisi:
Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore.
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi.
(www.medicastore.com)
1. dismenore primer nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang nyata/ tidak
ditemukan penyebab yang mendasarinya.
Terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih oleh karena sklus haid
pada bulan – bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai
dengan rasa nyeri.
Sifat rasa nyeri: kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah,tetapi dapat menyebar
kedaerah pinggang dan paha,mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas.
- Etiologi:
Faktor kejiwaan emosional tak stabil
Faktor konstitusi anemia, penyakit menahun
Faktor obstruksi kanalis servikalis dianggap wanita dengan uterus hiperantefleksi dapat terjadi
stenosis kanalis servikalis.
Faktor endokrin disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan.
Faktor alergi adanya asosiasi antara disminore dengan urtikaria,migraine,atau asma bronkhial.
2. dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.
Endometriosis
Fibroid
Adenomiosis
Mioma uteri
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkain akibat desakan
uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan
nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik nyeri perut memdadak (acute abdomen).
Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam uterus kecuali apabila kemudian terjadi gangguan
vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenerasi akibat oklusi pembuluh darah,
infeksi, torsi tangkai mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma
subserosa dari cavum uteri. Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi berlanjut dengan
terjadinya infark atau degenerasi merah yang mengiritasi selaput peritoneum (seperti
peritonitis). Mioma yang besar dapat menekan rectum sehingga menimbulkan sensasi untuk
mengedan. Nyeri pinggang dapat terjadi pada penderita mioma yang menekan persyarafan
yang berjalan di atas permukaan tulang pelvis.
ENDOMETRIOSIS
DISMINOREA nyeri haid yang disebabkan akibat peradangan akibat sekresi sitokin dalam
rongga peritoneum, akibat perdarahan lokal pada sarang endometriosis dan oleh adanya
infiltrasi endometriosis ke dalam saraf pada rongga panggul.
NYERI PELVIK akibat perlengketan, lama-lama dapat menyebabkan nyeri pelvik yang
kronis. Rasa nyeri bisa menyebar jauh ke dalam panggul, punggung, dan paha dan bahkan
menjalar sampai ke rectum dan diare. 2/3 perempuan dengan endometriosis mengalami rasa
nyeri intermenstrual.
DISPAREUNIA paling sering timbul terutama bila endometriosis sudah tumbuh di sekitar
cavum Douglasi dan ligamentum sakrouterina dan terjaid perlengketan sehingga uterus dalam
posisi retrofleksi.
Onset singkat setelah menarche Onset dapat terjadi kapan saja setelah
menarche
Nyeri kram di perut bawah atau pelvis Waktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang
dengan awal keluarnya darah selama 8-72 siklus menstruasi
jam
Pola nyeri sama setiap siklus Memburuk setiap waktu, dapat unilateral,
dapat memburuk pada waktu berkemih
Nyeri pada paha dan pinggang, sakit Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia
kepala, diare, mual dan muntah dapat dan menorragia
dijumpai
Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis Dijumpai abnormalitas pelvis patologis
3. Apa
hubungan kondisi pasien yang anemi dan obesitas thd keluhan d skenario?
Obesity :
having too much estrogen and not enough progesterone. Women who have mentioned
hormone imbalance over time may be more likely to get endometrial cancer after age 50. This
hormone imbalance can happen if a woman:
Is obese. Fat cells make extra estrogen, but the body doesn't make extra
progesterone to balance it out.
Takes estrogen without taking a progestin - Estrogen only hormone replacement
therapy (HRT).
Has polycystic ovary syndrome (PCOS) and chronic anovulation, which causes
hormone imbalance.
In general estrogens are responsible for the lining of the uterus (endometrium) grow thicker.
Progesterone "opposes" estrogen - progesterone level goes up then drops at the end of each
menstrual cycle, making the thick endometrium layer shed away. This is what we know as
menstrual bleeding.
When there is too much estrogen in the body, progesterone can't do its job. The endometrium
gets thicker and thicker. If the lining builds up and stays that way, then cancer cells can start
to grow. Over time, the endometrium cells can become cancerous.
SUMBER : http://www.women-health-info.com/272-Endometrial-cancer.html
Obesity
Cycle disturbances are associated with obesity as well as with energy shortages. A high
prevalence of obesity among amenor-rheic women was reported many years ago (32),
and anovulatory cycles appear to be more common in obese women (33). Weight loss in
obese women results in improved ovulation (34, 35) and pregnancy (35) rates. It has
been suggested that high androstene-dione concentrations observed in obese women
may activate the conversion of estradiol to estrone in adipose tissue (36). Estrone in
turn may trigger higher LH concentrations, leading to ovarian hyperstimulation, thus
increasing testosterone concentrations, resulting in anovulatory cycles (36). Because
vegetarian women generally weigh less than nonvegetarian women (19–21), they would
be expected to experience fewer cycle disturbances of this nature.
(http://ajcn.nutrition.org/content/70/3/549S.full.pdf)
This apparent association between obesity and an increased risk of fibroids may be
related to hormonal factors associated with obesity, but other pathologic pathways
might also be involved. Several relevant hormonal associa-tions with obesity are known.
A significant increase occurs in the conversion of circulating adrenal androgens to
estrone by excess adipose tissue. The hepatic production of sex hormone–binding
globulin is decreased, result-ing in more unbound physiologically active estrogen.
Because almost all circulating estro-gens postmenopausally are derived from
metabolism of circulating androgens by peripheral tissues, including fat, these two
mechanisms probably have more impact in postmenopausal than premenopausal
women (Glass 1989). In obese premenopausal women, decreased metabolism of
estradiol by the 2-hydroxylation route reduces the conversion of estradiol to inactive
metabolites, which could result in a relatively hyperestrogenic state (Schneider et al.
1983).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1241553/pdf/ehp0111-001037.pdf)
4. Mengapa pada pasien ditemukan saat diantara siklus menstruasi, discherge nya bau
sejak masih muda?
Fisiologis : cairan jernih, tidak berwarna, tidak gatal
Patologis : Keruh, kental, berbau busuk, gatal
Batas vagina dan ureter dekat dg anus, MO mudah masuk, gampang terjadi
infeksi, tingkat keasaman menurun o/ krn Kontrasepsi oral, DM, antibiotik,
gang hormon
5. Apa hubungan riwayat ibunya meninggal karena kanker servix dg keluhan pasien?
Family history First-degree relatives of women with myo-mas have a 2.5 times
increased risk of developing myomas. Women reporting myomas in two first-degree
relatives are more than twice as likely to have strong expres-sion of VEGF-a (a myoma-
related growth factor) than women who have myomas but no family history. Mono-
zygous twins are reported to be hospitalized for treatment of myomas more often than
dizygous twins, but these findings may be the result of reporting bias.
(Etiology, symptomatology, and diagnosis of Uterine Myomas, William H. Parker, in
Fertility and Sterility Vol. 87, No. 4, April 2007 725, 2007, American Society for
Reproductive Medicine, Elsevier)
6. Faktor resiko apa saja yang berkaitan dengan gangguan menstruasi?
Why she complained that she had irregular menstrual cycles ,
sometimes twice in a month ?
7.
Mengapa
pasien belum hamil setelah menikah?
Uterus ada peradangan/tumor abortus spontan o/ krn ada penekanan
GPO 0 = Tidak abortus
Siklus mens tdk normal masa subur tdk normal
Hormon, progesteron : mempertahankan di dinding uterus
8. Apa interpretasi dari pemeriksaan VT Gynecologi (kondisi servix normal, uterus
antefleksi, sebesar telur angsa)?
1.
(Color Doppler, 3D & 4D Ultrasound in Gynecology, Infertility, and Obstetri)
Uterine enlargement can occur in a number of situations can occur from both diffuse
and focal processes.
These include
MENOMETHORAGIA
ETIOLOGI
Organik
- serviks uteri polip servisis uteri, erosi porsionis uteri, ulkus pada porsio
uteri, Ca servisis uteri
- korpus uteri polip endometrium, abortus, molahidatidosa, koriokarsinoma,
subinvolusio uteri, Ca korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.
- tuba fallopi KET, radang tuba, tumor tuba.
- ovarium radang ovarium, tumor ovarium
Fungsional
perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik
perdarahan disfungsional.
dapat terjadi pada tiap umur antara menarche dan menopause. lebih sering
sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.
DISMENORHOE
DEFINISI
nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi
3. dismenore primer nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat genital yang
nyata/ tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya
4. dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan.
MIOMA UTERI
DEFINISI
Fibroid (Leiomioma, Fibromioma, Mioma) adalah tumor jinak pada dinding rahim yang
terdiri dari otot dan jaringan fibrosa.
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
InFeRtiLiTas dapat terjadi bila sarang mioma menutup menekan pars interstitial tuba,
sedangkan mioma submukosa memudahkan tjdnya abortus ok torsi rongga uterus.
DIAGNOSA
1. Pemeriksaan fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus.Diagnosis
mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih
massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini
adalah bagian dari uterus.
2. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan
uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma
menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.
Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat
penekanan mioam terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik
ureter dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan
adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus
yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik diobservasi melalui
ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran
ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran
uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan
akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.
b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya
kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi
jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan
dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm
yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI dapat
menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat disimpulkan.
KOMPLIKASI
a. degenerasi ganas
mioma uteri yang mjd leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32 – 0,6% dari
seluruh mioma; serta merupakan 50 – 75% dari semua sarcoma uterus.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yg diperkirakan krn ggn
sirkulasi darah pada pasien. Misalnya terjd pd mioma yg dilahirkan hingga
perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai leuokore dan ggn2 yg
disebabkan oleh infeksi dari uterus sendiri.
FR
Manifes
Px.Penunjang