ii | MANUAL BLU
MANUAL BLU | iii
iv | MANUAL BLU
KATA PENGANTAR
U
ndang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah memberikan koridor
baru bagi instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas dengan sebutan umum sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
(satker BLU). Peluang ini diberikan kepada instansi pemerintah yang melaksanakan tugas melayani
masyarakat publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, pengelola dana
khusus, dan pengelola barang jasa lainnya) untuk mengelola kegiatannya dengan ala bisnis (business
like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat lebih efisien dan efektif.
Sebagai pembina keuangan satker BLU, Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengelolaan keuangan satker BLU. Dalam kerangka pembinaan tersebut,
maka disusun manual yang mengacu pada paparan kebijakan teknis. Manual ini memiliki makna yang
sangat penting sebagai pedoman dan informasi bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan penerapan
pengelolaan satker BLU untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Manual ini terdiri atas lima bagian yaitu (1) Memahami BLU, (2) Membentuk Satker BLU, (3) Menata
Kelembagaan BLU, (4) Mengelola Keuangan BLU, dan (5) Akuntabilitas BLU. Dengan manual ini,
semua pihak diharapkan dapat lebih memahami mengenai bagaimana BLU dibentuk dan dikelola.
Akhirnya, semoga manual ini dapat bermanfaat bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga pengelolaan
BLU dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jakarta, Juli 2013
Agus Suprijanto
MANUAL BLU | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR BOKS vi
ii | MANUAL BLU
III. MENATA KELEMBAGAAN BLU 23
iv | MANUAL BLU
V. AKUNTABILITAS BLU 87
MANUAL BLU | v
DAFTAR BOKS
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN lebih dari satu kali dalam satu triwulan 62
Balanced Scorecard 96
vi | MANUAL BLU
DAFTAR TABEL
PA Pengguna Anggaran
MANUAL BLU | ix
SINGKATAN DAN AKRONIM
RM Rupiah Murni
UP Uang Persediaan
x | MANUAL BLU
1
MEMAHAMI
BLUBagaimana BLU dikembangkan di Indonesia?
Apa itu BLU?
Bagaimana kategorisasi BLU bidang pendidikan?
Apa maksud dan tujuan penyusunan manual BLU ini?
Bagaimana sistematika penyajian BLU ini? 1
MANUAL BLU | 1
Bagaimana BLU
Dikembangkan di Indonesia?
I
nstansi pemerintah dapat ditinjau dari sudut tersebut, instansi pemerintah yang tugas
mechanic view, sebagai bagian dari birokrasi, pokok dan fungsinya memberi pelayanan
atau organic view, sebagai organisasi yang kepada masyarakat dapat menerapkan pola
berkembang dinamis. Dari kacamata organic pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
view, instansi pemerintah dapat dipersepsikan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
sebagai agen pemerintah untuk melayani efektivitas. Instansi BLU ini diharapkan menjadi
masyarakat (public service agency). Fungsi ini contoh konkret yang menonjol dari penerapan
bersifat dinamis dan dapat ditransformasikan manajemen keuangan berbasis pada hasil
ke dalam bentuk autonomous agency, yaitu
kinerja.
semacam badan otonom yang tetap menjadi
bagian pemerintah dan melaksanakan Secara khusus, peluang menjadi satker
kaidah-kaidah bisnis yang sehat, namun tidak BLU terbuka bagi satker pemerintah yang
mengutamakan mencari keuntungan. melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan,
Memahami BLU
diterjemahkan dalam Peraturan Pemerintah dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi
Nomor 23 tahun 2005 tentang PK BLU. Hal diselenggarakan oleh instansi yang dikelola
ini membuka koridor baru bagi penerapan ala bisnis (business like) sehingga pemberian
basis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan layanan kepada masyarakat menjadi lebih
Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang efisien dan efektif.
2 | MANUAL BLU
Perbandingan
Penerapan BLU di Beberapa Negara
Ideologi dan doktrin new public management telah mengilhami banyak negara di dunia untuk
membentuk unit organisasi pemerintah yang bertindak sebagai agen dalam memberikan layanan
kepada masyarakat. Tren agencification yang dimulai awal tahun 1990-an di beberapa negara maju
memiliki beberapa karakteristik yang unik, antara lain:
Trading fund
• Tarif dalam full cost, meski tidak berupaya mengejar
keuntungan.
Memahami BLU
• Profit bukan merupakan objek pajak.
MANUAL BLU | 3
Dengan Pola PK BLU, fleksibilitas diberikan dan penganggarannya, serta dalam
dalam rangka pelaksanaan anggaran, pertanggungjawabannya. Satker BLU berperan
termasuk pengelolaan pendapatan dan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga
belanja, pengelolaan kas, dan pengelolaan
induknya dengan menandatangani kontrak
aset. Kepada BLU juga diberikan kesempatan
kinerja (a contractual performance agreement),
untuk mempekerjakan tenaga profesional
di mana menteri/pimpinan lembaga induk
non PNS serta kesempatan pemberian
bertanggung jawab atas kebijakan layanan
imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya. Sebagai penyeimbang, BLU yang hendak dihasilkan, dan BLU bertanggung
dikendalikan secara ketat dalam perencanaan jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.
B
LU adalah instansi di lingkungan Instansi dimaksud dapat berasal dari dan
Pemerintah yang dibentuk untuk berkedudukan pada berbagai jenjang eselon
memberikan pelayanan kepada masyarakat (struktural) atau non eselon (non struktural).
berupa penyediaan barang dan/atau jasa
Berdasarkan jenis layanan yang diberikan,
yang dijual tanpa mengutamakan mencari
Memahami BLU
4 | MANUAL BLU
“ Dalam pengelolaan keuangannya,
BLU diberikan
fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada
“
masyarakat”
Memahami BLU
B
LU bertujuan untuk meningkatkan menghasilkan semi barang/jasa publik
pelayanan kepada masyarakat dalam (quasi public goods).
rangka memajukan kesejahteraan umum dan 3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan/
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
laba.
diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
efisiensi dan produktivitas ala bisnis
produktivitas serta penerapan praktik bisnis
(business like).
yang sehat.
5. Rencana kerja/anggaran dan
Satker BLU mempunyai karakteristik sebagai pertanggungjawaban dikonsolidasikan
berikut :
pada instansi induk.
MANUAL BLU | 5
Kelembagaan Sektor Publik
di Indonesia
Pola transformasi kelembagaan sektor publik pada tahun 1990an dan awal 2000 terjadi dalam
berbagai cara, antara lain: (1) rightsizing (cut the government), yaitu reorganisasi untuk mengurangi
birokrasi demi meningkatkan efisiensi; (2) corporatization (managing for results), yaitu membuat
autonomous agency di instansi pemerintah yang bekerja ala korporasi; atau (3) privatization, yaitu
menjadikan sektor publik terbuka untuk dimiliki masyarakat/swasta. Dalam kasus Pola PK BLU, pola
transformasi mengikuti pola corporatization.
Sebagai agen yang otonom, satker BLU memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
instansi lainnya. Berikut ini merupakan perbandingan kelembagaan sektor publik di Indonesia.
PNS
SDM PNS Pegawai persero
Non PNS
6 | MANUAL BLU
Fleksibilitas diberikan dalam rangka sesuai dengan kontribusinya. Fleksibilitas
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, masing-masing satker BLU, karena tidak
dan kesempatan untuk mempekerjakan semua satker BLU membutuhkan suatu
tenaga profesional non PNS serta kesempatan fleksibilitas tertentu.
pemberian imbalan jasa kepada pegawai
Memahami BLU
Bagaimana Kategorisasi BLU
Bidang Pendidikan?
B
LU bidang pendidikan menyelenggarakan diperuntukkan bagi masyarakat luas.
pendidikan kepada masyarakat dalam b. Pendidikan Tinggi Agama di bawah
berbagai jenjang, antara lain menengah Kementerian Agama, yang terdiri
atas, akademi, institut, universitas, maupun dari Universitas dan Institut Agama
pendidikan lainnya. penyelenggara pendidikan tinggi yang
Saat ini terdapat 3 (tiga) kategori utama BLU diperuntukkan bagi masyarakat luas.
MANUAL BLU | 7
Data dan Fakta
BLU di Bidang Pendidikan
Jumlah satker BLU bidang pendidikan merepresentasikan bagian terbesar dari seluruh satker BLU,
yaitu sebesar 51%. Pertumbuhan satker BLU bidang pendidikan dimulai dengan penetapan UIN
Sunan Kalijaga sebagai satker BLU di tahun 2007. Semenjak itu pertambahan satker BLU bidang
pendidikan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga pada akhir triwulan III/2012
mencapai 73 satker. Meskipun penerapan BLU di masing-masing institusi pendidikan belum
seluruhnya memuaskan, harus diakui bahwa hal tersebut telah memicu perbaikan tata kelola di
sebagian besar satker BLU.
Berikut ini beberapa data dan fakta mengenai satker BLU pendidikan, meliputi jumlah seluruh satker
BLU, proporsi satker BLU pendidikan per kategori, dan perkembangan jumlah satker BLU pendidikan
per tahun.
51.05% 45.21%
33.57%
34.25%
15.38% 20.55%
Memahami BLU
Pendidikan Kemendikbud
Kesehatan Kemenag
Lainnya Lainnya
100
73
61
43 51
50
17
1
0
2007 2008 2009 2010 2011
2012
8 | MANUAL BLU
Apa Maksud dan Tujuan
Penyusunan Manual BLU ini?
M
anual ini ditujukan bagi satker BLU bidang 2. Memberikan pedoman bagi pembina
pendidikan di lingkungan Pemerintah keuangan untuk melaksanakan pembinaan
Pusat. Penyusunan manual dimaksudkan PK BLU.
untuk memberikan petunjuk bagi pelaksanaan 3. Memberikan pedoman sekaligus informasi
PK BLU pada satker BLU bidang pendidikan. bagi K/L sebagai pembina teknis bagi
satker BLU yang berada di bawah
Secara khusus, tujuan dari manual ini antara
kewenangannya.
lain:
4. Memberikan pedoman dan informasi
1. Memberikan pedoman sekaligus informasi bagi Dewan Pengawas dalam rangka
bagi satker BLU bidang pendidikan pengawasan pengelolaan BLU terhadap
terkait dengan kewajiban dan fleksibilitas Satker BLU.
dalam menerapkan PK BLU, dalam 5. Memberikan informasi kepada pemangku
rangka meningkatkan pelayanan kepada kepentingan lainnya.
masyarakat.
Memahami BLU
Bagaimana Sistematika Penyajian
Manual BLU ini?
S
istematika penyajian manual ini sebagai 2. Membentuk satker BLU, memuat apa
berikut: persyaratan substantif menjadi satker BLU,
apa persyaratan teknis menjadi satker
1. Memahami BLU, memuat bagaimana
BLU dikembangkan di Indonesia, apa BLU, apa persyaratan administratif menjadi
itu BLU, bagaimana kategorisasi BLU satker BLU, bagaimana proses pengusulan
bidang pendidikan, apa maksud dan satker BLU, bagaimana proses penilaian
tujuan penyusunan manual BLU ini, serta dan penetapan satker BLU serta kapan
bagaimana sistematika penyajian manual status satker BLU berakhir.
BLU ini. 3. Menata Kelembagaan BLU, memuat
MANUAL BLU | 9
bagaimana menata organisasi BLU bidang menerapkan remunerasi BLU.
pendidikan, siapa unsur pengelola BLU, 5. Akuntabilitas BLU, memuat bagaimana
bagaimana menata kepegawaian BLU, bentuk pertanggungjawaban BLU serta
serta siapa unsur pejabat perbendaharaan bagaimana pengawasan dan pemeriksaan
BLU. BLU.
4. Mengelola Keuangan BLU, memuat
Sistematika penyajian diurutkan
bagaimana proses perencanaan dan
berdasarkan tahapan dan alur proses
penganggaran BLU, bagaimana proses
untuk menjadi satker BLU, melengkapi
pelaksanaan anggaran BLU, bagaimana
infrastrukturnya, menjalankannya, dan
proses pengelolaan piutang dan utang
mempertanggungjawabkan pelaksanaan BLU.
BLU, bagaimana mengelola risiko BLU
bidang pendidikan, serta bagaimana
Memahami BLU
10 | MANUAL BLU
2
MEMBENTUK
SATKER BLU
Apa persyaratan substanstif menjadi satker BLU?
Apa persyaratan teknis menjadi satker BLU?
Apa persyaratan administratif menjadi satker BLU?
Bagaimana proses pengusulan satker BLU?
Bagaimana proses penilaian & penetapan satker BLU?
Kapan status satker BLU berakhir?
MANUAL BLU | 11
Apa Persyaratan Substantif
Menjadi Satker BLU?
Membentuk Satker BLU
B
eberapa hal yang harus diperhatikan oleh Keuangan,
calon BLU sebelum melakukan penilaian b. Memiliki alokasi anggaran tersendiri
pemenuhan persyaratan substantif: dalam dokumen pelaksanaan anggaran
yang terpisah dari instansi vertikalnya,
1. Merupakan satker pemerintah yang
dan
dibentuk berdasarkan peraturan menteri/
c. Membuat laporan keuangan sebagai
pimpinan lembaga atau peraturan lainnya
yang lebih tinggi, dan disetujui oleh Menteri pertanggungjawaban anggaran.
Reformasi Birokrasi baik bersifat struktural signifikan dari hasil layanan yang diberikan
non struktural (tidak memiliki eselonering 4. Merupakan satker yang telah berdiri
tertentu). sekurang-kurangnya dalam 2 tahun
2. Mempunyai pengelolaan keuangan yang anggaran atau satker baru yang
mandiri dan dicirikan dengan: diamanatkan Peraturan Pemerintah atau
a. Memiliki kode satker dari Kementerian peraturan lainnya yang lebih tinggi.
12 | MANUAL BLU
Beberapa Kasus
Persiapan Menjadi BLU
Kasus 1 Analisis
Sebuah balai diklat di bawah K/L akan Seyogyanya balai diklat tidak
dikembangkan menjadi satker BLU. Diklat dikembangkan menjadi satker BLU,
tersebut sudah berjalan selama lebih dari mengingat balai diklat dimaksud bukan
2 tahun anggaran. Seluruh pembiayaan merupakan satker mandiri dan tidak
balai diklat diperoleh dari alokasi rupiah mempunyai pendapatan yang signifikan.
murni APBN dan menginduk pada satker
Sekretariat Jenderal K/L. Ke depan, balai
diklat dimaksud akan diarahkan untuk
melayani masyarakat luas dan memperoleh
pendapatan yang signifikan.
Kasus 3 Analisis
Berdasarkan Undang Undang APBN tahun Seyogyanya difokuskan pada kejelasan
anggaran berjalan, DPR mengamanatkan bentuk kelembagaan satkernya terlebih
pembentukan satker BLU. Potensi dahulu, sebelum dikembangkan menjadi
pendapatan yang akan diperoleh di masa satker BLU.
depan cukup signifikan untuk menjamin
kontinuitas layanan.
MANUAL BLU | 13
Persyaratan substantif bagi BLU Pendidikan kepada satker pemerintah lainnya (internal
terpenuhi apabila instansi pemerintah service).
bersangkutan: 3. Bukan merupakan pelayanan yang
bersifat administratif dan mandatory yang
1. Menyelenggarakan layanan umum
hanya dapat dilaksanakan oleh instansi
yang berhubungan dengan penyediaan
pemerintah. Contoh instansi pemerintah
jasa pendidikan dan pengajaran dalam
penyelenggara layanan penerbitan SIM,
berbagai jenjang, seperti: pendidikan tinggi
STNK, paspor, KTP, surat nikah, akta
berbentuk Universitas, Institut, Akademi,
kelahiran, sertifikat tanah dan pemberian
Sekolah Tinggi, dan sejenisnya, serta
hak atas tanah, ijin pendirian perusahaan,
pendidikan menengah seperti Balai Besar
ijin usaha, dan bentuk-bentuk perijinan
Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan
Ilmu Pelayaran (BP3IP). lainnya, layanan di bidang pertahanan dan
yang sebagian besar dinikmati oleh serta layanan di bidang peradilan tidak
masyarakat umum dan bukan layanan dapat dikembangkan menjadi satker BLU.
Satker BLU?
P
enilaian persyaratan teknis calon BLU 2. Mempunyai kinerja keuangan satker yang
terpenuhi apabila satker bersangkutan: sehat dan memenuhi batasan threshold
tertentu, yaitu:
1. Mempunyai kinerja layanan di bidang tugas
pokok dan fungsinya yang layak dikelola a. Mempunyai pendapatan yang signifikan
paling sedikit Rp 15 milyar; dan
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui
b. Mempunyai nilai skor akhir kelayakan
BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
di atas 160 dihitung dari penilaian
menteri/pimpinan lembaga. Hal ini dicirikan
jumlah nominal pendapatan, rasio
dari pengaruh (impact) layanan terhadap
PNBP terhadap total jumlah biaya
masyarakat yang cukup besar atau
operasional, rasio jumlah gaji terhadap
layanannya mempengaruhi pencapaian total biaya operasional, dan jumlah
sasaran program K/L. nominal aset.
14 | MANUAL BLU
Apa Persyaratan Administratif
Menjadi Satker BLU?
A
gar dapat menghasilkan dokumen dan sesudah menjadi satker BLU
persyaratan administratif yang secara memadai.
memuaskan, satker harus memenuhi unsur- 3) Justifikasi bahwa penambahan
unsur: dan/atau penghapusan unit kerja
telah mempertimbangkan prinsip
1. Menyusun Pernyataan Kesanggupan untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan.
meningkatkan kinerja layanan, keuangan, 4) Uraian tupoksi organisasi secara
dan manfaat bagi masyarakat. Pernyataan rinci pada berbagai jenjang
kesanggupan tersebut disusun sesuai jabatan.
dengan format yang ditetapkan Menteri 5) Uraian tugas jabatan yang meliputi
Keuangan, bermaterai, ditandatangani oleh nama jabatan, persyaratan jabatan,
pimpinan satker yang mengajukan usulan standar kompetensi, ikhtisar
untuk menerapkan PK BLU, dan disetujui jabatan, tujuan jabatan, uraian
oleh menteri/pimpinan lembaga terkait tugas dan kegiatan, hasil kerja,
wewenang, tanggung jawab,
MANUAL BLU | 15
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
16 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
MANUAL BLU | 17
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
3) Visi dan misi sesuai dengan visi 1) Asumsi ekonomi yang dapat
dan misi K/L dengan penjelasan diperbandingkan berdasarkan
yang cukup memadai. Visi kemampuan riil atau sumber daya
organisasi ke depan harus yang dimiliki.
menantang organisasi untuk 2) Anggaran indikatif yang disusun
mewujudkan cita dan citra yang secara realistis dan memadai.
dikehendaki. Sedangkan misi 3) Analisis proyeksi keuangan yang
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan bidang layanan
harus diemban atau dilaksanakan menggunakan metode yang tepat.
sesuai visi yang ditetapkan, agar 4) Analisis proyeksi peningkatan
tujuan organisasi dapat terlaksana volume dan/atau kualitas layanan
dan berhasil dengan baik. Visi dan yang logis dan signifikan.
misi yang dibuat dapat berbeda 5) Analisis proyeksi peningkatan
dengan visi dan misi saat ini. PNBP yang realistis dan signifikan
4) Tujuan, sasaran, dan indikator yang disertai indikasi tarif yang
sasaran secara memadai. akan diberlakukan.
5) Kebijakan yang menggambarkan 6) Analisis peningkatan proporsi
pilihan strategi yang cocok dan belanja dari PNBP.
Membentuk Satker BLU
18 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
MANUAL BLU | 19
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU
20 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pengusulan Satker
BLU?
P
emimpin satker secara berjenjang oleh K/L bersangkutan. Berdasarkan hasil
menyampaikan usulan dengan dilampiri pengkajian/penilaian tersebut K/L selanjutnya
dokumen persyaratan administratif di atas mengajukan usulan penetapan menjadi satker
kepada menteri/pimpinan lembaga untuk BLU bagi calon satker BLU yang dianggap
kemudian dilakukan pengkajian/penilaian layak kepada Menteri Keuangan.
P
enilaian persyaratan administratif calon pertimbangan penetapan satker bersangkutan
satker BLU dan penetapan menjadi satker menjadi satker BLU. Menteri Keuangan
BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan. Menteri menetapkan keputusan penetapan satker
Hasil penilaian Tim Penilai dituangkan dalam 4. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN
MANUAL BLU | 21
Kapan Status
Satker BLU
Berakhir?
S
ementara itu, status satker BLU akan
berakhir apabila:
22 | MANUAL BLU
3
MENATA
KELEMBAGAAN
BLU
Bagaimana menata organisasi BLU bidang pendidikan?
Siapa unsur pengelola BLU?
Bagaimana menata kepegawaian BLU?
Siapa unsur pejabat perbendaharaan BLU?
MANUAL BLU | 23
Bagaimana Menata Organisasi BLU
Bidang Pendidikan?
S
truktur organisasi bidang pendidikan organisasi meliputi kedudukan, susunan
harus menggambarkan posisi jabatan jabatan, dan hubungan kerja antar unit. Tugas
yang ada pada organisasi dan hubungan dan wewenang tiap jabatan harus diuraikan
wewenang/tanggung jawab antar jabatan secara jelas, berikut persyaratan menduduki
dalam pelaksanaan tugasnya. Melalui jabatannya.
struktur organisasi, budaya dan prinsip-prinsip
Satker BLU harus mempunyai struktur
organisasi diterapkan dalam menjalankan roda
organisasi dengan kriteria sebagai berikut:
kehidupannya.
harus menggambarkan secara jelas bagan jawab atas seluruh kegiatan dalam
24 | MANUAL BLU
suatu organisasi, fungsi keuangan, puncaklah yang bertanggung jawab untuk
fungsi operasional/pelaksanaan, dan memastikan bahwa visi tersebut ada dan
fungsi pengawasan. dipelihara.
b. Adanya badan/unit yang berfungsi 2. Peran pemimpin adalah membangun visi
sebagai internal audit; bersama, memberdayakan karyawan,
Fungsi tersebut dapat dilaksanakan menginspirasikan komitmen, dan
oleh SPI ataupun Inspektorat Jenderal mendorong pengambilan keputusan
pada K/L. Bentuk unit tersebut secara efektif melalui pemberdayaan dan
disesuaikan dengan kebutuhan satker
kepemimpinan yang kharismatik.
yang bersangkutan.
3. Perumusan dan implementasi ide terjadi di
2. Menunjukkan kejelasan garis komando
semua level organisasi.
atau koordinasinya, yaitu agar dalam
4. Pegawai memahami tugas masing-masing,
struktur organisasi tersebut terlihat
termasuk kaitan pekerjaan masing-masing
garis komando, sehingga jelas pola
pegawai dengan pegawai lainnya.
pertanggungjawabannya.
5. Organisasi menjalankan proses, bukan
3. Menggambarkan pengelompokan fungsi
tugas. Masing-masing proses mempunyai
yang logis. Bidang-bidang yang ada dalam
‘pemilik’ dan tujuan kinerja khusus.
suatu organisasi harus dikelompokkan
6. Pengguna jasa layanan sebagai faktor
sesuai dengan fungsinya. Pengelompokan
pengendali kinerja. Kepuasan masyarakat
MANUAL BLU | 25
Gambar 3.1
Kriteria
Struktur Organisasi BLU
STRUKTUR R
ORGANISASIOrganisasi
I BLU Menunjukkan kejelasan garis komando
BLU T
atau koordinasinya
E
R
I
A Menggambarkan pengelompokan fungsi
yang logis
Menata Kelembagaan BLU
P
rinsip penyusunan organisasi satker BLU sehingga tidak ada tugas yang tidak
adalah: ditangani oleh suatu unit organisasi dan
tidak ada tugas yang ditangani oleh lebih
1. Mempunyai visi, misi dan tujuan yang
dari satu unit organisasi.
spesifik di bidang peningkatan mutu
5. Setiap unit organisasi harus mempunyai
pelayanan masyarakat.
hubungan yang jelas antara satu dengan
2. Pembagian jumlah unit organisasi harus yang lain sehingga terdapat kesatuan arah
memperhatikan sifat pekerjaan dalam dan tindakan dalam mencapai visi dan misi
organisasi dalam arti untuk mendukung organisasi.
terwujudnya institutional coherence, maka 6. Setiap unit organisasi harus mempunyai
tugas-tugas yang bersesuaian tidak perlu kewenangan yang jelas sehingga
dipecah-pecah ke dalam beberapa unit mekanisme pengambilan keputusan
3. Adanya kepastian bahwa tugas-tugas pada masing-masing unit organisasi
dalam organisasi akan terus berlangsung dapat menunjukkan keseimbangan antara
dalam jangka waktu yang lama (tidak kewenangan dan tanggung jawab.
bersifat adhoc). 7. Desain organisasi harus memperhatikan
4. Semua tugas organisasi harus dibagi habis keserasian antara besaran organisasi
ke dalam unit-unit organisasi dibawahnya, dengan beban tugas, kemampuan dan
26 | MANUAL BLU
sumber daya yang dimiliki. harus menggambarkan secara jelas
8. Dalam rangka menjamin kejelasan pembaganan mengenai kedudukan,
mekanisme kerja dan akuntabilitas susunan jabatan, dan hubungan kerja antar
organisasi, maka desain organisasi BLU unit organisasi.
Gambar 3.2
Ilustrasi
Struktur Organisasi Satker BLU
SPI
J
ika struktur organisasi yang ada saat 2005. Penyusunan struktur organisasi yang
ini (existing) belum menggambarkan baru hendaknya memperhatikan kebutuhan
pengendalian internal yang memadai, maka terhadap fleksibilitas, kemampuan untuk
harus diajukan format struktur organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan,
yang baru yang memenuhi ketentuan dalam kreativitas, pengetahuan, dan kemampuan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan.
MANUAL BLU | 27
Menata Kelembagaan BLU
Satker BLU dapat melakukan perubahan/ Prosedur kerja dapat memberikan arah bagi
penyesuaian tata kelola maupun perubahan BLU dalam upaya peningkatan kinerja BLU
struktur organisasi. Perubahan tata kelola dan yang bersangkutan, disamping menghindarkan
struktur organisasi tersebut dilakukan dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan
mengikuti peraturan atau ketentuan perundang- pekerjaan. Disamping itu, prosedur kerja
undangan yang berlaku. dapat digunakan untuk menelusuri kesalahan-
Tata laksana atau prosedur kerja merupakan kesalahan prosedural, baik dalam pemberian
urutan pekerjaan yang dilakukan oleh satker pelayanan kepada publik maupun pelaksanaan
BLU dalam melaksanakan kegiatannya. pekerjaan rutin.
Prosedur kerja ini menggambarkan wewenang/
Satker pemerintah yang menjadi satker BLU
tanggung jawab masing-masing jabatan dan
harus mempunyai prosedur kerja untuk semua
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatannya, terutama kegiatan utama (core
tugasnya. Secara sederhana, prosedur
business). Prosedur kerja disajikan dalam
kerja dapat diartikan sebagai pedoman yang
menunjukkan apa yang harus dilakukan, bentuk bagan arus (flowchart) diikuti dengan
kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang narasi yang menjelaskan bagan arus tersebut.
melakukannya. Sehingga, adanya prosedur Prosedur kerja mencakup empat aspek, yaitu
kerja sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi, aspek pelayanan, keuangan, administrasi
baik dari tingkat pimpinan hingga level (termasuk aspek sarana dan prasarana), dan
organisasi yang terendah. SDM.
28 | MANUAL BLU
Siapa Unsur Pengelola BLU?
B
LU dikelola oleh pejabat pengelola penanggung jawab keuangan yang
BLU yang terdiri dari Pemimpin BLU, berkewajiban:
Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA,
Sebutan tersebut dapat disesuaikan dengan
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan
nomenklatur yang berlaku pada instansi
anggaran satker BLU,
pemerintah yang bersangkutan. Kedudukan
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dalam
belanja,
struktur organiasi harus setara untuk menjamin
d. menyelenggarakan pengelolaan kas,
adanya mekanisme saling uji (check and
e. melakukan pengelolaan utang-piutang,
balance). Selain itu, dalam rangka pembinaan
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang,
dan pemeriksaan intern BLU juga dilengkapi
aset tetap, dan investasi BLU,
dengan Dewas dan SPI.
g. menyelenggarakan sistem informasi
manajemen keuangan, dan
MANUAL BLU | 29
Satuan Pemeriksaan Intern a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik
atau tidaknya pengendalian akuntansi dan
pengendalian administratif dan mendorong
Fungsi pengawasan dan pemeriksaan
penggunaan cara-cara yang efektif dengan
intern dalam pelaksanaan kegiatan harus
biaya yang minimum.
dilaksanakan oleh satker BLU. Fungsi tersebut
b. Menilai sampai seberapa jauh pelaksanaan
dapat dilaksanakan oleh SPI sebagai unit yang
kebijakan manajemen puncak/ Pemimpin
melakukan fungsi pemeriksaan intern BLU,
BLU dipatuhi.
dan sebagai unit kerja yang berkedudukan
c. Menilai sampai seberapa jauh aset
langsung di bawah pemimpin BLU untuk
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
menjamin independensinya dari kegiatan atau
segala macam kerugian.
unit kerja yang diaudit.
d. Menilai keandalan informasi yang dihasilkan
Secara umum, fungsi SPI antara lain: oleh berbagai unit.
e. Memberikan rekomendasi perbaikan
a. Membantu Pemimpin BLU dalam
kegiatan-kegiatan satker BLU.
menyelenggarakan penilaian atas sistem
pengendalian, pengelolaan manajemen Ruang lingkup SPI meliputi audit keuangan
serta memberikan saran perbaikan. dan audit manajemen. Audit keuangan melihat
b. Sebagai konsultan dan juga melaksanakan kewajaran atas laporan keuangan yang telah
pengawasan dalam rangka pengelolaan disajikan manajemen dengan fokus pada
Menata Kelembagaan BLU
c. Sebagai mitra kerja strategis unit kerja ekonomi, dengan tujuan menguji apakah
Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis SPI mempunyai wewenang antara lain:
dan kompetensi yang memadai agar dapat a. Menyusun, mengubah dan melaksanakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. kebijakan audit internal termasuk antara
Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh lain menentukan prosedur dan lingkup
Pemimpin BLU. Pembentukan SPI disesuaikan pelaksanaan pekerjaan audit.
dengan kondisi satker yang bersangkutan. Jika b. Mengakses seluruh dokumen, pencatatan,
satker belum mampu membentuk SPI, maka personal dan fisik, informasi tempat atas
fungsi pengawasan intern dapat diserahkan obyek audit yang dilaksanakannya, untuk
kepada Inspektorat Jenderal pada K/L mendapatkan data dan Informasi yang
bersangkutan, atau unit lain yang mendapat berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
kewenangan dari Pemimpin BLU untuk c. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan
melakukan fungsi pengawasan. terhadap informasi yang diperolehnya,
dalam kaitan dengan penilaian efektivitas
Tugas-tugas SPI antara lain:
sistem yang diauditnya.
30 | MANUAL BLU
d. SPI tidak mempunyai kewenangan Dewas untuk BLU di lingkungan
pelaksanaan dan tanggung jawab atas pemerintah pusat dibentuk dengan
aktivitas yang direviu/diperiksa, tetapi keputusan menteri/pimpinan lembaga atas
tanggung jawab SPI adalah pada penilaian persetujuan Menteri Keuangan. Unsur-
dan analisis atas aktivitas tersebut. unsur Anggota Dewas terdiri dari pejabat
K/L sebagai unsur pembina teknis, pejabat
Dewan Pengawas dari Kementerian Keuangan sebagai
unsur pembina keuangan, dan tenaga ahli
Dewas adalah organ BLU yang bertugas untuk
yang sesuai dengan kegiatan satker BLU
melakukan pengawasan terhadap BLU.
sebagai unsur profesional.
Adapun tugas, keanggotaan, persyaratan, dan
hal-hal terkait Dewas dapat dijelaskan sebagai Dewas dibentuk apabila satker BLU
berikut : memenuhi syarat minimum nilai omzet dan/
atau nilai aset, yang dapat dijelaskan pada
a. Keanggotaan dan Persyaratan
Pembentukan Dewas tabel berikut ini :
Jumlah Dewas
tersebut dapat
3 orang tsb. di atas, atau 5 ditinjau kembali
orang terdiri dari: :
Omset di atas Rp 30 apabila realisasi nilai
• 2 dari kementerian
omset dan/atau
2 milyar atau aset di teknis
• 2 dari Kementerian nilai aset mengalami
atas Rp 200 milyar. penurunan selama 2
Keuangan
• 1 tenaga ahli (dua) tahun berturut
turut lebih rendah
dari persyaratan.
MANUAL BLU | 31
Dewan Pengawas
32 | MANUAL BLU
Dewan Pengawas
MANUAL BLU | 33
Dewan Pengawas
pertanggungjawaban berkala kepada lain-lain terkait BLU. Bagi Dewas dari K/L
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri haruslah yang kompeten dan profesional
Keuangan yang disampaikan paling sedikit di bidang layanan. Untuk pencalonan
1 kali dalam satu semester dan sewaktu- menjadi Dewas dari unsur pejabat K/L dan
sewaktu apabila diperlukan. unsur tenaga ahli/profesional merupakan
evaluasi setiap semester atas kinerja Pengangkatan anggota Dewas dari unsur
34 | MANUAL BLU
Dewan Pengawas
MANUAL BLU | 35
d) dipidana penjara; menerbitkan keputusan pemberhentian
e) berhalangan tetap; anggota Dewas tanpa persetujuan
f) mengundurkan diri; atau Menteri Keuangan dengan tembusan
g) menduduki jabatan lain yang kepada Menteri Keuangan dan Direktur
berakibat terjadi benturan Jenderal Perbendaharaan.
kepentingan dalam pengawasan
Status satker BLU berakhir karena:
BLU atau munculnya halangan
yang mengganggu kemampuan a) dicabut oleh Menteri Keuangan;
untuk bertindak secara bebas b) dicabut oleh Menteri Keuangan
dalam pengawasan BLU. berdasarkan usul dari menteri/
pimpinan lembaga; atau
Masa jabatan anggota Dewas
c) berubah statusnya menjadi badan
Pengganti Antar Waktu ditetapkan
hukum dengan kekayaan negara
selama sisa masa jabatan anggota
yang dipisahkan.
Dewas yang diganti.
f. Sekretaris Dewas
2) Pemberhentian karena Berakhir Masa
Jabatan Sekretaris Dewas BLU, adalah organ
Dewas yang membantu pelaksanaan
Menteri/pimpinan lembaga
tugas, kewajiban dan hak Dewas di bidang
menerbitkan keputusan pemberhentian
kesekretariatan. Sekretaris Dewas diangkat
Menata Kelembagaan BLU
36 | MANUAL BLU
5) mengumpulkan data atau informasi Sekretaris Dewas adalah orang
yang relevan dengan pelaksanaan perseorangan yang:
tugas Dewas;
1) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik,
6) melaporkan pelaksanaan tugas kepada
dan rasa tanggung jawab;
Dewas secara berkala;
7) membantu Dewas dalam menyusun 2) dapat menyediakan waktu yang cukup
MANUAL BLU | 37
Bagaimana menata Kepegawaian
BLU?
P
ejabat pengelola BLU dan pegawai BLU Kebutuhan tenaga profesional non PNS
dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga disesuaikan dengan Renstra Bisnis, Pola Tata
profesional non PNS sesuai dengan kebutuhan Kelola, dan Standar Pelayanan Minimal satker
BLU. Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU.
BLU yang berasal dari tenaga profesional non
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau BLU menerapkan standar kompetensi bagi
berdasarkan kontrak. Pejabat perbendaharaan pejabat pengelola dan pegawai BLU. Adanya
pada BLU pada kementerian negara/lembaga standar kompetensi menunjukkan aspek
yang meliputi KPA, Bendahara Penerimaan, transparansi dalam penempatan posisi jabatan,
dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh dan memenuhi aspek keadilan. Sedangkan
PNS.
terkait tenaga profesional non PNS, selain
BLU di lingkungan K/L yang berasal dari tenaga terhadap pola mutasi para pejabat BLU,
profesional non PNS diatur oleh pemimpin yaitu dalam rangka promosi dan demosi
BLU. berdasarkan kinerja yang telah dicapai.
38 | MANUAL BLU
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala a. mengesahkan rencana pelaksanaan
Satker, setelah serah terima jabatan pejabat kegiatan, rencana penerimaan PNBP
kepala Satker yang baru langsung menjabat BLU dan rencana penarikan dana;
sebagai KPA. b. merumuskan standar operasional yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan
Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker
BLU;
BLU, KPA memiliki tugas dan wewenang:
c. menyusun sistem pengawasan dan
a. menyusun RBA, RKA-K/L, dan DIPA; pengendalian agar proses penyelesaian
b. menetapkan PPK untuk melakukan tagihan atas beban APBN, baik RM
tindakan yang mengakibatkan maupun pendapatan BLU (PNBP)
pengeluaran anggaran belanja negara dilaksanakan sesuai dengan peraturan
(untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1 atau perundang-undangan;
lebih PPK); d. melakukan pengawasan agar
c. menetapkan PP-SPM untuk melakukan pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
pengujian tagihan dan menerbitkan barang/jasa sesuai dengan keluaran
SPM atas beban anggaran belanja (output) yang ditetapkan dalam DIPA;
Negara (untuk 1 DIPA, KPA menetapkan e. melakukan monitoring dan evaluasi
1 PP-SPM); agar pembuatan perjanjian/kontrak
d. menetapkan panitia/pejabat yang pengadaan barang/jasa dan
MANUAL BLU | 39
Unsur Pejabat BLU
penetapan PPK dan/atau PP-SPM tahun jawab KPA kepada PA. PPK tidak dapat
yang lalu masih tetap berlaku. Dalam hal PPK merangkap sebagai PP-SPM. Untuk satu
atau PP-SPM dipindahtugaskan/pensiun/ DIPA, KPA dapat menetapkan beberapa
diberhentikan dari jabatannya/berhalangan PPK. Dalam melakukan tindakan yang dapat
sementara, KPA menetapkan PPK atau PP- mengakibatkan pengeluaran anggaran
SPM pengganti dengan surat keputusan dan belanja negara, PPK memiliki tugas dan
berlaku sejak serah terima jabatan. PPK dan wewenang:
PP-SPM yang penunjukannya berakhir harus
menyelesaikan seluruh administrasi keuangan a. menyusun rencana pelaksanaan
yang menjadi tanggung jawabnya pada saat kegiatan dan rencana penarikan dana
Dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/ f. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/
atau PP-SPM, pada awal tahun anggaran, KPA kontrak;
menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat g. menguji dan menandatangani surat
tersebut pada huruf a, b dan c di atas. bukti mengenai hak tagih kepada
negara;
Pejabat Pembuat Komitmen h. membuat dan menandatangani SPP;
i. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian
PPK adalah pejabat yang ditetapkan oleh KPA kegiatan kepada KPA;
40 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU
MANUAL BLU | 41
Unsur Pejabat BLU
RM mengikuti ketentuan sebagaimana diatur BLU, BLU mengajukan SP3B BLU kepada
dalam PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata KPPN untuk diterbitkan SP2B BLU. Pejabat
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan penanda tangan SP3B BLU adalah juga
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Pejabat Penguji/Penanda tangan SPM.
Negara. Sementara itu, penggunaan dan Demikian juga petugas pengantar SP3B
pertanggungjawaban PNBP BLU berpedoman BLU adalah petugas pengantar SPM.
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Bendahara Pengeluaran
Badan Layanan Umum dan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/ Bendahara Pengeluaran mengelola
PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan rekening pengeluaran untuk menampung
Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
uang yang bersumber dari RM, dan
pengeluaran BLU sesuai dengan RBA definitif. Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Menata Kelembagaan BLU
Pengelolaan pendapatan dan belanja BLU Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.
Untuk SPM bagi pelaksanaan pembayaran Pejabat pengelola dana BLU bertugas
yang bersumber dari RM (baik UP maupun untuk mengelola dana BLU yang ditampung
LS), ditandatangani oleh PP-SPM, kemudian dalam Rekening Operasional, Rekening
diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, Pengelolaan Kas, dan Rekening Dana
sedangkan untuk yang bersumber dari Kelolaan. Pemimpin BLU dapat menunjuk
Pendapatan BLU setelah diterbitkan SPM Bendahara Penerimaan yang sudah ada
Internal dapat diterbitkan SP2D Internal (bisa sebelumnya (ketika satker masih berbentuk
juga dengan sebutan lain yang dirasa lebih satker PNBP) untuk menjadi pejabat
sesuai, misal: Surat Perintah Transfer Dana, pengelola dana BLU. Pengelolaan belanja
Cek, dan lain-lain yang sejenis). yang bersumber dari pendapatan BLU,
mengacu pada peraturan yang ditetapkan
Dalam rangka pertanggungjawaban oleh pemimpin Satker BLU.
pendapatan dan/atau belanja atas PNBP
42 | MANUAL BLU
1
MENGELOLA
KEUANGAN
BLU
Bagaimana proses perencanaan dan penganggaran BLU?
Bagaimana proses pelaksanaan anggaran BLU?
Bagaimana proses pengelolaan piutang dan utang BLU?
Bagaimana mengelola risiko BLU bidang pendidikan?
Bagaimana menerapkan remunerasi BLU?
4
Mengelola Keuangan BLU
43 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Perencanaan dan
Penganggaran BLU?
1. Mengidentifikasi Tarif Layanan BLU
yaitu pertimbangan yang berorientasi penyusunan tarif layanan BLU. BLU menyusun
kepada kemauan dan kemampuan daya tarif layanan dengan memperhatikan pedoman
beli masyarakat penerima layanan (ability umum dan pedoman teknis tersebut.
and willingness to pay) terhadap masing-
Tarif layanan diusulkan oleh pemimpin BLU
masing tarif layanan.
kepada menteri/pimpinan lembaga. Menteri/
c. Asas keadilan dan kepatutan
pimpinan lembaga menyampaikan usulan
memperhatikan antara lain :
tarif layanan kepada Menteri Keuangan untuk
1) Pengenaan tarif kepada masyarakat ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.
44 | MANUAL BLU
Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU kepada
Menteri Keuangan
Pendahuluan
I. a. Kondisi umum
b. Potensi dan permasalahan
Karakteristik BLU
Usulan Tarif
V.
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan
b. Daya beli masyarakat
c. Asas keadilan dan kepatutan
d. Kompetisi yang sehat
PENUTUP
VI. Lampiran-Lampiran
45 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
46 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
biaya secara akrual terdiri dari biaya pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan
yang langsung berhubungan dengan untuk ditetapkan.
layanan dan biaya yang tidak langsung
Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan
berhubungan dengan layanan.
c.q. Direktorat PPK BLU melakukan pengkajian
6) Distribusi kegiatan tidak langsung
atas kelengkapan dan kelayakan usulan tarif
terhadap kegiatan langsung yang
satker BLU. Hasil kajian kemudian disampaikan
menghasilkan layanan dapat
kepada tim penilai tarif untuk dinilai dengan
menggunakan beberapa metode
memperhatikan justifikasi atas 4 aspek tarif
costing antara lain: Simple Distribution,
layanan. Dalam melakukan penilaian terhadap
Step Down Method, Activity Based
usulan tarif, tim penilai tarif dapat mengundang
Costing, Double Distribution atau yang
narasumber atau pihak tekait yang kompeten di
lain.
bidangnya apabila diperlukan.
d. Penyusunan usulan tarif BLU
Hasil penilaian berupa rekomendasi
Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan
diserahkan kepada Menteri Keuangan melalui
dengan memperhatikan kebijakan tarif yang
Dirjen Perbendaharaan. Menteri Keuangan
akan dilakukan. Tarif layanan BLU yang
menetapkan/menolak usulan tarif berdasarkan
ditetapkan dapat lebih besar dari biaya
47 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
48 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
SBK dapat berupa Indeks Biaya Keluaran K/L menyusun dan mengusulkan SBK kepada
atau Total Biaya Keluaran. Dalam rangka Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal
sebagai: menggunakan:
a. SBM dan/atau
a. batas tertinggi dalam penyusunan RKA-K/L
b. Satuan biaya lain yang tidak termasuk SBM
b. referensi untuk:
dengan mempertimbangkan kepatutan
1) penyusunan prakiraan maju; dan/atau
dan kewajaran harga satuan biaya ( satuan
2) bahan penghitungan pagu indikatif K/L
biaya lain tersebut tidak termasuk satuan
Dalam rangka pelaksanaan anggaran, Standar biaya untuk menambah penghasilan dan
Biaya Keluaran berfungsi sebagai estimasi fasilitas pejabat negara/pegawai negeri/non
yang merupakan perkiraan besaran biaya yang pegawai negeri)
dapat dilampaui disesuaikan dengan harga Mekanisme pengajuan dan penetapan SBK
pasar dan ketersediaan alokasi anggaran lebih lanjut agar mengikuti ketentuan Peraturan
dengan mengacu pada ketentuan peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai
49 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
50 | MANUAL BLU
Pemimpin BLU bertugas untuk menerjemahkan proporsional. Hal ini hanya berlaku untuk
51 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
52 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
53 | MANUAL BLU
6. Menyusun RBA Definitif
Setelah alokasi anggaran ditetapkan satker dibuat menjadi RBA Definitif. Penyusunan RBA
BLU sekali lagi menyesuaikan RBA yang telah Definitif dapat dijelaskan sebagai berikut :
7. Menyusun RBA dalam kerangka anggaran. Angka yang tercantum dalam ketiga
Penyusunan APBN ketentuan tersebut merupakan angka tertinggi
yang tidak boleh dilampaui oleh K/L sebagai
Dalam rangka penyusunan APBN, terdapat acuan dalam menyusun RKA-K/L. Pagu
tiga kali penetapan pagu dana untuk K/L yaitu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran
pagu indikatif, pagu anggaran, dan alokasi yang diberikan kepada K/L sebagai pedoman
54 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU
dalam penyusunan Renja-K/L. Pagu indikatif K/L disampaikan kepada setiap K/L paling
diperoleh dari angka prakiraan maju yang lambat pada akhir bulan Juni. Alokasi
sudah dicantumkan tahun sebelumnya yang Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran
telah melalui proses penyesuaian ditambah pengeluaran yang dialokasikan kepada K/L
dengan inisiatif baru pada kesempatan pertama berdasarkan hasil pembahasan Rancangan
yang diakomodir/disetujui APBN yang dituangkan dalam berita acara
hasi kesepakatan Pembahasan Rancangan
Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi APBN antara Pemerintah dan DPR. Angka
anggaran yang dialokasikan kepada K/L yang tercantum dalam alokasi anggaran
dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Pagu adalah angka yang tertuang dalam berita acara
anggaran ditetapkan Menteri Keuangan hasil kesepakatan pembahasan RUU APBN,
dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, penyesuaian angka dasar (jika diperlukan
besaran pagu indikatif, Renja-K/L, dan lagi), ditambah dengan inisiatif baru pada
memperhatikan hasil evaluasi kinerja K/L. kesempatan ketiga yang diakomodir/disetujui.
Angka yang tercantum dalam pagu anggaran Penyusunan RBA oleh satker BLU tidak dapat
adalah angka di pagu indikatif, penyesuaian dilepaskan dari kerangka penyusunan APBN.
angka dasar (jika diperlukan lagi) ditambah Penyusunan RBA harus sejalan dengan timeline
55 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pelaksanaan
Anggaran BLU?
1. Menyusun DIPA BLU
merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
DIPA BLU disusun dengan mengacu pada RBA BLU, dan menjadi dasar pencairan/penarikan
Definitif dan Ikhtisar RBA Definitif. DIPA BLU dana dari APBN.
56 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Penjelasan untuk tanda *) di poin saldo awal kas pada Gambar 4.8 diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
DIPA BLU disampaikan oleh menteri/pimpinan Secara sederhana pengelolaan kas BLU
lembaga kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen adalah seluruh aktivitas yang bertujuan untuk
Anggaran. Selanjutnya Menteri Keuangan c.q. menjamin ketersediaan kas dalam jumlah
Direktur Jenderal Anggaran mengesahkan dan waktu tertentu dalam rangka pemberian
DIPA BLU paling lambat tanggal 31 Desember layanan. Dalam hal pengelolaan kas, BLU
dengan menerbitkan Surat Pengesahan DIPA menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
BLU (SP-DIPA BLU).
a. Merencanakan penerimaan dan
pengeluaran kas berdasarkan rencana
3. Mengelola Kas
kegiatan yang tercantum dalam RBA.
BLU perlu melakukan pengelolaan kas b. Menerima pendapatan yang bersumber
terhadap pendapatan yang bersumber dari dari PNBP satker BLU. Pendapatan PNBP
pendapatan PNBP. Pengelolaan kas BLU tersebut berasal dari tarif layanan termasuk
dilaksanakan berdasarkan praktik bisnis yang pendapatan yang berasal dari pemanfaatan
sehat. Artinya, pengelolaan kas BLU harus aset yang dimiliki.
ditujukan dan mampu untuk meningkatkan c. Menyimpan kas, melakukan pembayaran,
layanan kepada masyarakat secara dan mengelola rekening bank.
57 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Dalam rangka mengelola pendapatan dan lainnya harus mendapat ijin dari Kuasa BUN
belanja, satker BLU membuka rekening Pusat (DJPBN).
yang terdiri dari rekening pengeluaran untuk
Rekening lainnya pada BLU terdiri dari rekening
menampung dana yang bersumber dari
operasional BLU untuk mengelola pendapatan
RM dan rekening lainnya untuk mengelola dan BLU, rekening pengelolaan kas BLU untuk
pendapatan dan belanja yang bersumber dari penempatan idle cash BLU dan rekening
PNBP BLU. Pembukaan rekening pengeluaran dana kelolaan menampung dana yang tidak
harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Kuasa dimasukkan ke dua rekening pengelolaan kas
BUN. Sementara untuk pembukaan rekening dan operasional BLU.
58 | MANUAL BLU
Gambar 4.11 Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening
59 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Dalam rangka pengelolaan kas, pemimpin yang diperoleh secara langsung. Untuk
BLU dapat menutup rekening pengelolaan menjamin akuntabilitas keuangan dan
kas BLU untuk dipindahkan ke rekening mencegah terjadinya penyimpangan pencairan
operasional BLU. kas, pemimpin BLU wajib menyusun SOP
pengelolaan kas.
d. Menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan SOP ini setidaknya terdiri dari prosedur
kas. Pemimpin BLU bertanggung jawab penerimaan dan prosedur pengeluaran kas.
terhadap seluruh dana yang berada pada Prosedur penerimaan menjadi pedoman bagi
penguasaannya dan bertanggung jawab masyarakat/mitra kerja dalam melakukan
atas pembayaran yang dilaksanakannya. penyetoran PNBP BLU dan bagi bendahara
Pemimpin BLU juga perlu melakukan dalam melakukan pencatatan atas penerimaan
pemeriksaan jumlah kas yang berada BLU. Prosedur penerimaan tidak hanya
dalam penguasaannya secara rutin. Selain mengatur mekanisme penerimaan pada
pemeriksaan kas secara rutin, setiap satker BLU, tetapi juga mengatur prosedur
transaksi keuangan yang dilakukan oleh pencatatan/pengakuan atas PNBP tersebut.
satker BLU juga harus dibukukan. Prosedur pengeluaran menjadi pedoman
bagi bendahara dalam melakukan pencatatan
Mengelola Keuangan BLU
dalam bentuk laporan. BLU perlu satker BLU ketika akan mencairkan dana BLU
60 | MANUAL BLU
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN
adalah triwulanan
61 | MANUAL BLU
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN
lebih dari satu kali dalam satu triwulan
Mengelola Keuangan BLU
Pada triwulan II, SP3B BLU pertama diajukan pada belanja sejak tanggal 25 Agustus 20xx s.d. tanggal 26
tanggal 29 Juli 20xx untuk realisasi sejak cut off September 20xx.
pada triwulan II yaitu tanggal 27 Juni 20xx sampai b) Pengajuan SP3B BLU yang ketiga adalah mulai
dengan realisasi pendapatan dan/atau belanja yang tanggal 27, 28, 29 dan paling lambat tanggal
dipertanggungjawabkan dalam SP3B dimaksud yaitu 30September 20xx.
tanggal 28 Juli 20xx c) Realisasi pendapatan dan/atau belanja
1) BLU menyampaikan SP3B BLU kedua pada tanggal tanggal 27, 28, 29dan 30 September 20xx
25 Agustus 20xx untuk realisasi sejak tanggal 29 Juli dipertanggungjawabkan dalam SP3B BLU Triwulan
20xx sampai dengan realisasi pendapatan dan/atau berikutnya.
belanja yang dipertanggungjawabkan dalam SP3B d) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III
dimaksud yaitu tanggal 24 Agustus 20xx). (tanggal 27 September 20xx) tidak terdapat realisasi
2) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU
(27 September 20xx) masih terdapat realisasi tidak menyampaikan SP3B BLU ketiga.
pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU e) Pengajuan SP3B BLU pertama pada triwulan IV
menyampaikan SP3B BLU ketiga dengan ketentuan adalah realisasi pendapatan dan belanja sejak cut
sebagai berikut: off triwulan III (tanggal 27 September 20xx) s.d
a) SP3B BLU yang ketiga merupakan realisasi yang akan dipertanggungjawabkan pada
pertanggungjawaban realisasi pendapatan dan/atau SP3B BLU berikutnya.
62 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
1) Fotokopi SP3B BLU yang akan diralat. untuk menambah pagu belanja, dan/atau
2) SPTJ yang ditandatangani oleh KPA/ 3) akibat terlampauinya target PNBP BLU.
Pemimpin BLU.
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan biaya
3) ADK dan hard copy ralat SP3B BLU.
operasional, atau merupakan hasil optimalisasi
4) penjelasan penyebab terjadinya kesalahan
dan digunakan untuk hal-hal yang bersifat
yang ditandatangani KPA/Pemimpin BLU.
prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang
KPPN selanjutnya menerbitkan ralat SP2B tidak dapat ditunda, dapat dilakukan antar
BLU berdasarkan ralat SP3B BLU. program.
63 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Adapun perubahan yang terjadi akibat revisi penyusunan Ikhtisar RBA, data RKA-K/L dan
RBA Definitif dan pengaruhnya terhadap DIPA BLU dapat dijelaskan pada tabel berikut :
64 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
untuk pemutakhiran RKA K/L atau Revisi DIPA menelaah usulan untuk kemudian disampaikan
kepada pemimpin BLU guna mendapatkan
BLU.
pengesahan. Pengaturan mengenai
Usul Revisi RBA Definitif yang akan dilakukan kewenangan pengesahan Revisi RBA Definitif
oleh BLU disampaikan unit kerja BLU diatur sebagai berikut:
65 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU
Revisi DIPA BLU dapat dilakukan sepanjang: c. tidak mengakibatkan pengurangan alokasi
anggaran terhadap:
a. dalam program yang sama.
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan 1) pembayaran berbagai tunggakan.
66 | MANUAL BLU
kegiatan dalam DIPA BLU. Revisi DIPA BLU berlaku. Sebagai contoh revisi penggunaan
yang memenuhi batasan-batasan tersebut saldo awal dan revisi pagu belanja yang
diatas dilakukan tanpa perubahan SP RKA- melewati batas dengan menambah output
K/L, sementara apabila batasan-batasan tidak baru harus mendapat persetujuan Menteri
terpenuhi maka revisi DIPA BLU dilakukan Keuangan.
dengan berpedoman pada ketentuan yang
67 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
Penggolongan
Kondisi Piutang
Kualitas Piutang
Dalam rangka penyisihan piutang tidak tertagih Dalam pengelolaan piutang, BLU wajib
pada BLU, Pemimpin BLU wajib menilai kualitas membentuk penyisihan piutang tidak tertagih
piutang serta memantau dan mengambil yang umum dan yang khusus. Besarnya
langkah-langkah yang diperlukan agar hasil cadangan yang harus dibentuk untuk
penagihan piutang yang telah disisihkan penyisihan piutang tidak tertagih yang umum
dan yang khusus ini adalah sebagai berikut :
senantiasa dapat direalisasikan.
68 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
Apabila kewajiban yang ditentukan dalam a. Daftar nominatif para penanggung utang
restrukturisasi tidak dipenuhi oleh debitur, maka b. Besaran piutang yang dihapuskan; dan
kualitas piutang dinilai kembali seakan-akan c. Surat pernyataan PSBDT dari PUPN
69 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
Pemimpin BLU diberikan kewenangan secara bersyarat terhadap piutang BLU adalah
penghapusan secara bersyarat sesuai jenjang sebagai berikut:
kewenangannya. Kewenangan penghapusan
70 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
71 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam c. Saldo kas dan setara kas BLU tidak
melakukan pinjaman jangka pendek adalah: mencukupi atau tidak memadai untuk
membiayai pengeluaran dimaksud, dan
a. Kegiatan tersebut telah tercantum dalam
d. Jumlah pinjaman jangka pendek yang
RBA tahun anggaran berjalan, namun masih ada ditambah dengan jumlah
dana yang tersedia dari PNBP tidak/belum pinjaman jangka pendek yang akan ditarik
mencukupi untuk menutup kebutuhan tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari
atau kekurangan dana untuk membiayai jumlah pendapatan BLU tahun anggaran
kegiatan dimaksud. sebelumnya yang tidak bersumber
b. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat langsung dari APBN (Rupiah Murni) dan
mendesak dan tidak dapat ditunda. hibah terikat.
1. Pemimpin BLU
tidak bersumber dari APBN (Rupiah
Murni) dan hibah terikat.
72 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutuang BLU
73 | MANUAL BLU
Bagaimana Mengelola Risiko BLU
Bidang Pendidikan?
1. Menerapkan Manajemen Risiko Pada BLU 2. Tujuan dan Manfaat Penerapan Manajemen
Risiko
Manajemen risiko adalah kegiatan kunci bagi a. Penerapan manajemen risiko bagi BLU
74 | MANUAL BLU
Risiko, Manajemen Risiko,
Kemungkinan, dan Dampak Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur
Kemungkinan Resiko
Kemungkinan Keterangan
Tinggi
Dampak Risiko
rendah
Rendah
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku
sedang
Sedang
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku
Tinggi tinggi
75 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU
76 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU
cara menjabarkan latar belakang, ruang dianalisis, langkah selanjutnya adalah dilakukan
77 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU
78 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan
Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)
1. Fraud
• Menyusun SOP
Penyalahgunaan Tidak diawasinya
Pendapatan BLU dari K : Berat pengelolaan kas jangka
pengelolaan kas pengelolaan kas
hasil usaha lainnya P : Sedang pendek BLU
jangka pendek jangka pendek
tidak optimal L:3 • Meningkatkan
BLU pada BLU
pengawasan oleh SPI
• Menyusun SOP
Tidak adanya
Penyalahgunaan • Penyelewengan pengelolaan
pengawasan K : Berat
pembukuan pendapatan BLU pendapatan dan belanja
pendapatan dan P : Tinggi
pendapatan dan • Inefisiensi belanja BLU
belanja BLU yang L:3
belanja BLU BLU • Meningkatkan
memadai
pengawasan oleh SPI
79 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan
Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)
• Keberlangsungan
Pergantian Pimpinan BLU • Menyusun Renstra
program /kegiatan
pimpinan BLU mempunyai visi K : Sedang Bisnis yang telah
terganggu
yang berakibat yang berbeda P : Sedang disepakati K/L
• Inkonsistensi
perubahan dengan periode L:2 • Melakukan kaderisasi
kebijakan yang
orientasi satker sebelumnya pejabat pengelola BLU
membingungkan
Tuntutan
Perubahan K : Sedang
masyarakat dan Keberlangsungan Menyusun Renstra Bisnis
organisasi dan P : Rendah
aturan yang lebih kegiatan terganggu yang akomodatif
tata kerja satker L:2
tinggi
Mengelola Keuangan BLU
3. Operasional
• Inefisiensi belanja
BLU • Melakukan analisis
Pengangkatan
Tidak adanya • Timbulnya K : Berat kebutuhan SDM BLU
SDM non PNS
Membentuk Satker BLU
Rasio tenaga
Kurang akuratnya • Melakukan reviu atas
pendidik/ dosen Proses belajar K : Sedang
perencanaan pelaksanaan SPM
dibandingkan mengajar terganggu P : Sedang
pengembangan • Meningkatkan
mahasiswa tidak L:2
SDM pengawasan oleh SPI
terpenuhi
80 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan
Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)
• Menyusun pedoman
pengadaan barang
Sarana dan • Menyusun blueprint
Kurang akuratnya Proses belajar K : Sedang
prasarana tidak pengembangan sarana
perencanaan mengajar tidak P : Sedang
tersedia secara dan prasarana
pengadaan barang berjalan optimal L:2
memadai • Mengadakan sarana
dan prasarana dari
pendapatan BLU
Kurangnya
Dukungan
kepedulian Proses belajar K : Sedang Mengembangkan dan
sistem teknologi
terhadap mengajar tidak P : Sedang menerapkan sistem TI
informasi tidak
pembangunan berjalan optimal L:2 sesuai dengan kebutuhan
berjalan optimal
sistem TI
Keterlambatan
81 | MANUAL BLU
Bagaimana Menerapkan
Remunerasi BLU?
82 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU
kesejahteraan yang ditetapkan dengan kriteria seorang Kepala Bagian Keuangan yang
yang bersifat individual (pay for people) atau memiliki kewenangan melakukan otorisasi
disebut dengan program benefit.Komponen pengeluaran unit kerja).
remunerasi ini terkait dengan kondisi
Hal-hal tersebut diatas perlu mendapatkan
perorangan/individu, yang dapat berupa premi
perhatian dalam menerapkan sistem
asuransi, pesangon, pensiun.
remunerasi pada pegawai BLU
Contoh :
83 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU
masa jabatannya, dapat diberikan pesangon pada masing-masing BLU ditetapkan oleh
berupa santunan purna jabatan dengan Menteri Keuangan berdasarkan usulan menteri/
pengikutsertaan dalam program asuransi pimpinan Lembaga.
atau tabungan pensiun yang beban premi/
iuran tahunannya ditanggung oleh BLU yang
besarannya ditetapkan paling banyak sebesar 3. Penyusunan Usulan Remunerasi
25% dari gaji/honorarium dalam satu tahun.
Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola, Proses penyusunan usulan remunerasi dapat
Dewas, Sekretaris Dewas, dan Pegawai BLU dijelaskan sebagai berikut :
84 | MANUAL BLU
Proposal
Usulan Remunerasi
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang :
Menjelaskan latar belakang, urgensi dan pertimbangan usulan pengusulan remunerasi
2. Maksud dan Tujuan :
Maksud dan tujuan sistem remunerasi dengan sistem kinerja BLU berdasarkan visi dan
misi organisasi.
3. Landasan hukum
Ketentuan dan peraturan yang menjadi landasan hukum penetapan sistem remunerasi
baru ini adalah segala ketentuan dan peraturan terbaru dan atau yang masih berlaku
85 | MANUAL BLU
Proposal
Usulan Remunerasi
4. Perhitungan remunerasi
a. komponen pay for position
b. komponen pay for performance
c. komponen pay for people
5. Penyusunan skala/struktur jabatan (struktural dan fungsional)
6. Penyusunan skala besaran remunerasi
a. Besaran remunerasi mencerminkan nilai jabatan dan/atau
b. benchmarking dari jabatan yang selevel pada industri yang sejenis
yang memiliki skala/kompleksitas mendekati sama
7. Perhitungan kebutuhan remunerasi
Menyajikan perhitungan kebutuhan remunerasi untuk 1 bulan dan 1 tahun termasuk gaji ke
13 dan sumber pembiayaan remunerasi (RM dan PNBP)
Mengelola Keuangan BLU
Bab V : Penutup
86 | MANUAL BLU
5
AKUNTABILITAS
BLU
Bagaimana bentuk pertanggungjawaban BLU?
Bagaimana pengawasan dan pemeriksaan BLU?
Akuntabilitas BLU
MANUAL BLU | 87
Bagaimana Bentuk
Pertanggungjawaban BLU?
B
LU menyusun dan menyajikan laporan melakukan langkah-langkah sesuai prosedur
keuangan dan laporan kinerja sebagai akuntansi yang dimulai dengan pencatatan,
bentuk pertanggungjawaban dan transparansi penggolongan, pengikhtisaran hingga
dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan pelaporan, yang dapat dijelaskan sebagai
pelayanannya. berikut:
bahwa pengelolaan anggaran telah didebet dan dikredit disertai dengan jumlah
88 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Akuntabilitas BLU
MANUAL BLU | 89
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
the government), sehingga dikelola K/L induknya. Oleh karena itu, laporan
90 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Akuntabilitas BLU
c) Prosedur Akuntansi
secara periodik.
Prosedur akuntansi adalah prosedur
b) Manajemen, yaitu membantu para
yang digunakan untuk menganalisis,
pengguna untuk mengevaluasi
mencatat, mengklasifikasi dan
pelaksanaan kegiatan suatu BLU
mengikhtisarkan informasi untuk
dalam periode pelaporan sehingga
disajikan di laporan keuangan.
memudahkan fungsi perencanaan,
d) Bagan Akun Standar
pengelolaan, dan pengendalian atas
BAS merupakan daftar perkiraan Buku
seluruh penerimaan, pengeluaran,
aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk Besar yang ditetapkan dan disusun
MANUAL BLU | 91
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
Sistem Akuntansi Keuangan BLU wajib 1) nama BLU atau identitas lain.
dikembangkan oleh BLU paling lama 2) cakupan laporan keuangan, apakah
2 tahun setelah ditetapkan sebagai mencakup hanya satu unit usaha atau
sebagai satker BLU. beberapa unit usaha.
3) tanggal atau periode pelaporan.
2) Sistem Akuntansi Aset Tetap
4) mata uang pelaporan dalam Rupiah.
Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan
5) satuan angka yang digunakan dalam
laporan tentang aset tetap untuk keperluan
penyajian laporan keuangan.
manajemen aset. Sistem ini menyajikan
informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, e. Konsolidasi Laporan Keuangan BLU ke
mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU dalam Laporan Keuangan K/L
92 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
untuk tujuan konsolidasi dengan laporan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda,
keuangan K/L, BLU perlu melakukan konversi maka untuk tujuan konsolidasi pengertian
laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke akun menurut SAP, yaitu berdasarkan
dalam laporan keuangan berdasarkan SAP. Peraturan Pemerintah mengenai SAP.
Proses konversi laporan keuangan dari SAK
2) Klasifikasi
ke SAP mencakup pengertian, klasifikasi,
Klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan
atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/
dengan klasifikasi aset sesuai dengan BAS
operasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
1) Pengertian Keuangan. Penyesuaian tersebut dilakukan
Pada umumnya, pengertian akun-akun dengan cara mapping laporan SAK ke
menurut SAK tidak jauh berbeda dengan laporan SAP.
Akuntabilitas BLU
3) Pengakuan dan pengukuran dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
SAK menggunakan basis akrual dalam pengakuan biaya terjadi bersamaan
pengakuan aset, kewajiban, ekuitas, dengan pengakuan kenaikan kewajiban
pendapatan, dan biaya. Pendapatan atau penurunan aset, misalnya akrual hak
diakui pada saat diterima atau hak untuk karyawan atau penyusutan aset tetap.
menagih timbul sehubungan dengan
adanya barang/jasa yang diserahkan SAP menggunakan basis akrual dalam
kepada masyarakat. Biaya diakui jika pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
penurunan manfaat ekonomi masa depan serta basis kas dalam pengakuan
yang berkaitan dengan penurunan aset pendapatan dan belanja. Pendapatan
atau peningkatan kewajiban telah terjadi diakui pada saat kas diterima pada
MANUAL BLU | 93
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
rekening Kas Umum Negara. Belanja dari pendapatan BLU diakui sebagai
diakui pada saat terjadinya pengeluaran belanja oleh Bendahara Umum Negara jika
dari rekening Kas Umum Negara dan belanja tersebut telah dilaporkan dengan
dipertanggungjawabkan. Pendapatan mekanisme SP3B BLU dan SP2B BLU.
(tidak termasuk pendapatan yang ditransfer
dari APBN) dan belanja BLU diakui Untuk kepentingan konsolidasi dengan
jika pendapatan dan belanja tersebut laporan keuangan K/L, perlu dilakukan
dilaporkan dengan mekanisme SP3B BLU penyesuaian atas akun pendapatan dan
dan SP2B BLU atas pendapatan dan belanja yang berbasis akrual menjadi akun
belanja tersebut. Belanja yang didanai pendapatan dan belanja berbasis kas.
Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas :
94 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU
(2) Rekonsiliasi data SAI dengan SAU 10 setelah semester berakhir, terdiri dari
yaitu: laporan operasional, neraca, laporan arus
• Rekonsiliasi Laporan Realisasi kas, dan catatan atas laporan keuangan,
Anggaran yaitu rekonsiliasi data disertai laporan kinerja.
estimasi pendapatan, pagu c) laporan tahunan (unaudited) paling lambat
belanja, realisasi pendapatan, tanggal 20 setelah tahun berakhir, terdiri
realisasi belanja, realisasi dari laporan realisasi anggaran/laporan
pengembalian pendapatan, operasional, neraca, laporan arus kas, dan
realisasi pengembalian belanja catatan atas laporan keuangan, disertai
• Rekonsiliasi Neraca yaitu laporan kinerja.
rekonsiliasi data kas di bendahara d) laporan keuangan tahunan (audited)
pengeluaran; Kas pada Badan disampaikan kepada Dit PPK BLU paling
Layanan Umum dan investasi lambat tanggal 30 April setelah tahun
jangka pendek BLU. berakhir harus diaudit oleh auditor ekstern,
yaitu oleh BPK atau Kantor Akuntan Publik
b) Rekonsiliasi Laporan Barang dengan
(KAP).
KPKNL berdasarkan Perdirjen
Kekayaan Negara tentang Rekonsiliasi Dalam hal tanggal penyampaian
Barang Milik Negara
Akuntabilitas BLU
Laporan Keuangan jatuh pada hari libur,
MANUAL BLU | 95
30 April setelah tahun berakhir harus 1) Menentukan Perspektif Peta Strategi
diaudit oleh auditor ekstern, yaitu oleh BPK Dalam menentukan peta strategi, satker
atau Kantor Akuntan Publik (KAP). BLU
Proses penyusunan BSC pada satker BLU a) Menentukan kata kunci dari Visi dan
Balanced Scorecard
Akuntabilitas BLU
96 | MANUAL BLU
b) Menerjemahkan kata kunci ke dalam Bisnis Proses Internal
Sasaran Strategis 4) Sasaran Strategis pada perspektif
Berdasarkan kata kunci yang terdapat Pembelajaran dan Pertumbuhan
pada Visi dan Misi, satker BLU
d) Menggambarkan ke dalam peta strategi
menentukan kondisi ideal yang dan
realistis yang ingin dicapai. Sasaran 3) Menyusun Indikator Kinerja Utama
strategis ini merupakan sasaran yang
Dalam menyusun IKU menganut prinsip
bersifat penting dan memperoleh
sebagai berikut:
prioritas tinggi dan jajaran manajemen.
Akuntabilitas BLU
MANUAL BLU | 97
pengukurannya; b. Penilaian Kinerja Keuangan BLU
c) Agreeable yaitu indikator kinerja harus
Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat
disepakati antara bawahan dan atasan;
Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
d) Realisitic yaitu indikator kinerja harus
melakukan penilaian kinerja BLU. Penilaian
dapat dicapai, namun menantang;
kinerja BLU meliputi penilaian kinerja keuangan
e) Time-bouded yaitu indikator dan kinerja layanan. Penilaian kinerja keuangan
kinerja harus memiliki batas waktu meliputi aspek keuangan, dan aspek
penyampaian; kepatuhan pengelolaan keuangan BLU.
f) Continuously improved yaitu indikator
c. Penilaian Kinerja Layanan
kinerja dapat menyesuaikan dengan
perkembangan strategi organisasi. Penilaian kinerja layanan sangat tergantung
dari jenis layanan dari Satker BLU tersebut
Sementara itu, unsur-unsur yang harus
sesuai dengan tujuan pelayanannya. Penilaian
dipertimbangkan dalam menyusun indikator
kinerja layanan selanjutnya digabungkan
kinerja antara lain:
dengan penilaian kinerja keuangan sehingga
(a) Biaya pelayanan (cost of service) menghasilkan penilaian kinerja BLU secara
keseluruhan. Penilaian kinerja layanan BLU
(b) Penggunaan (utilization)
akan terdiri dari beberapa aspek yang antara
(c) Kualitas dan standar pelayanan (quality
lain meliputi penilaian terhadap produktivitas,
and standards)
efisiensi, mutu layanan, pengembangan
Akuntabilitas BLU
98 | MANUAL BLU
No. Indikator Rumus/Unsur Penilaian
A. Aspek Keuangan
1. Rasio Keuangan
1.1. Rasio Kas (cash ratio) Kas dan Setara Kas
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.2. Rasio Lancar (current ratio) Aset Lancar
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.3. Periode Panagihan Piutang
Piutang Usaha x 360
(collection period) X 1 hari
Pendapatan Operasional
1.5. Imbalan atas Aktiva Tetap Surplus atau Defisit sebelum Pos
(return on asset) Keuntungan atau Kerugian
X 100%
Total Aset Tetap
1.6. Imbalan Ekuitas (return on Surplus atau Defisit sebelum Pos
equity) Keuntungan atau Kerugian
X 100%
Total Ekuitas
2. Rasio Biaya Operasional Pendapatan BLU
Akuntabilitas BLU
Pendapatan Operasional X 100%
Biaya Operasional
(BOPO)
B. Aspek Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
1. Rencana Bisnis dan Anggaran Jadwal Penyusunan dan Kelengkapan
(RBA) Definitif
2. Laporan Keuangan Laporan Triwulan I, Semester I, Triwulan III, Tahunan, dan
Berdasarkan SAK Audit Laporan Keuangan serta Opini Audit atas Laporan
Keuangan
3. Surat Perintah Pengesahan Penyampaian SP3B BLU minimal sekali dalam Satu
Pendapatan dan Belanja BLU Triwulan dan kesesuaian jumlah saldo awal kas dengan
(SP3B BLU) saldo akhir kas triwulan sebelumnya
4. Tarif Layanan Peraturan yang digunakan sebagai dasar dalam
memungut tarif atas layanan yang diberikan
5. Sistem Akuntansi Memiliki Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi
Biaya, dan Sistem Akuntansi Aset
6. Persetujuan Rekening Rekening sudah mendapatkan persetujuan Bendahara
Umum Negara baik Rekening Pengelolaan Kas BLU,
Rekening Operasional BLU, dan Rekening Dana Kelolaan
7. Standard Operating Procedure Memiliki SOP Pengeloaan Kas, SOP Pengelolaan Piutang,
(SOP) SOP Pengelolaan Utang, SOP Pengadaan Barang dan/
atau Jasa, dan SOP Pengelolaan Barang Inventaris.
MANUAL BLU | 99
Contoh Penilaian Kinerja Layanan untuk BLU
Bidang Pendidikan
Reviu dilakukan oleh SPI. Tujuan reviu adalah a. Ruang Lingkup Reviu
untuk memberikan keyakinan terbatas
Ruang lingkup reviu hanya terbatas pada
atas akurasi, keandalan, dan keabsahan
penelaahan laporan keuangan dan catatan
informasi yang disajikan dalam laporan
akuntansi. Hal ini diperlukan dalam rangka
keuangan sebelum disampaikan kepada
menguji kesesuaian antara angka-angka
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri
yang disajikan dalam laporan keuangan
Keuangan. Reviu tidak memberikan dasar
terhadap catatan, buku, laporan yang
untuk menyatakan pendapat seperti dalam
digunakan dalam sistem akuntansi di
audit, karena dalam reviu tidak mencakup
lingkungan BLU yang bersangkutan.
suatu pemahaman atas pengendalian intern,
penetapan resiko pengendalian, pengujian b. Sasaran Reviu
catatan akuntansi dan pengujian atas respon
terhadap permintaan keterangan dengan cara Sasaran reviu adalah untuk memperoleh
Akuntabilitas BLU
melalui inspeksi, pengamatan atau konfirmasi keuangan entitas pelaporan telah disusun
dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dan disajikan sesuai dengan Standar
Dalam melakukan reviu atas laporan keuangan, memiliki SPI reviu dilakukan oleh Itjen K/L
SPI harus memahami secara garis besar yang bersangkutan. Pernyataan Telah
sifat transaksi entitas, sistem dan prosedur Direviu diterbitkan setidak-tidaknya sekali
akuntansi, bentuk catatan akuntansi, dan basis dalam setahun terhadap laporan keuangan
Akuntabilitas BLU
d) Keputusan yang diambil oleh pimpinan
untuk mencakup seluruh aspek yang
entitas pelaporan/pejabat keuangan
direviu.
yang mungkin dapat mempengaruhi
laporan keuangan f. Prosedur analitik
e) Informasi dari hasil audit atau reviu
Prosedur analitik dilakukan pada akhir
atas laporan keuangan periode
reviu. Prosedur analitik dirancang untuk
sebelumnya.
mengidentifikasi adanya hubungan antar
f) Personel yang bertanggung jawab
pos dan hal-hal yang kelihatannya tidak
terhadap akuntansi dan pelaporan
biasa. Prosedur analitik dapat dilakukan
keuangan, mengenai:
dengan:
(1) Apakah pelaksanaan anggaran telah
1) Mempelajari laporan keuangan untuk
dilaksanakan sesuai dengan sistem
menentukan apakah laporan keuangan
pengendalian intern yang memadai.
sesuai dengan Standar Akuntansi.
(2) Apakah laporan keuangan telah
2) Membandingkan laporan keuangan
disusun dan disajikan sesuai dengan
dalam beberapa periode yang setara.
Standar Akuntansi.
3) Membandingkan realisasi terhadap
(3) Apakah terdapat perubahan
anggaran.
kebijakan akuntansi pada entitas
4) Mempelajari hubungan antara unsur-
unsur dalam laporan keuangan yang koreksi, dan koreksi yang telah dilakukan
diharapkan akan sesuai dengan pola oleh entitas yang direviu. Hasil pelaksanaan
yang dapat diperkirakan atas dasar reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah
pengalaman entitas tersebut. Direviu, yang menyatakan bahwa:
Akuntabilitas BLU
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum
atau selama reviu tidak boleh diungkapkan 1) Opini wajar tanpa pengecualian
dalam laporan audit. Apabila SPI tidak dapat (unqualified opinion)
melaksanakan penelusuran angka-angka 2) Opini wajar dengan pengecualian
pos dalam laporan keuangan, pengajuan (qualified opinion)
pertanyaan dan prosedur analitik yang 3) Pernyataan menolak memberikan opini
dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan (disclaimer of opinion), atau
terbatas yang seharusnya ada dalam suatu 4) Opini tidak wajar (adversed opinion)
reviu, maka reviu dianggap tidak lengkap.
Suatu reviu yang tidak lengkap bukanlah dasar Audit keuangan dirancang untuk
yang memadai untuk menerbitkan laporan reviu memberikan keyakinan memadai atas
1) Pengelolaan keuangan.
Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Penanggung Jawab
Direktur PPK BLU
Penyusun
Tim Direktorat PPK BLU