Anda di halaman 1dari 126

MANUAL BLU | i

ii | MANUAL BLU
MANUAL BLU | iii
iv | MANUAL BLU
KATA PENGANTAR

U
ndang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah memberikan koridor
baru bagi instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada
masyarakat untuk dapat menerapkan pola keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas dengan sebutan umum sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
(satker BLU). Peluang ini diberikan kepada instansi pemerintah yang melaksanakan tugas melayani
masyarakat publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, pengelola dana
khusus, dan pengelola barang jasa lainnya) untuk mengelola kegiatannya dengan ala bisnis (business
like) sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dapat lebih efisien dan efektif.

Sebagai pembina keuangan satker BLU, Menteri Keuangan dalam hal ini Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi
teknis di bidang pembinaan pengelolaan keuangan satker BLU. Dalam kerangka pembinaan tersebut,
maka disusun manual yang mengacu pada paparan kebijakan teknis. Manual ini memiliki makna yang
sangat penting sebagai pedoman dan informasi bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya terkait dengan penerapan
pengelolaan satker BLU untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Manual ini terdiri atas lima bagian yaitu (1) Memahami BLU, (2) Membentuk Satker BLU, (3) Menata
Kelembagaan BLU, (4) Mengelola Keuangan BLU, dan (5) Akuntabilitas BLU. Dengan manual ini,
semua pihak diharapkan dapat lebih memahami mengenai bagaimana BLU dibentuk dan dikelola.

Akhirnya, semoga manual ini dapat bermanfaat bagi satker BLU, pembina keuangan, Kementerian
Negara/Lembaga, Dewan Pengawas, dan pemangku kepentingan lainnya sehingga pengelolaan
BLU dapat berjalan dengan baik untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.


Jakarta, Juli 2013

Direktur Jenderal Perbendaharaan


Agus Suprijanto

MANUAL BLU | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR BOKS vi

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

SINGKATAN DAN AKRONIM ix

I. MEMAHAMI BLU 1 II. MEMBENTUK SATKER BLU 11

-- Bagaimana BLU Dikembangkan di 2 -- Apa Persyaratan Substantif Menjadi 12


Indonesia? Satker BLU?
-- Apa itu BLU? 4 -- Apa Persyaratan Teknis Menjadi 14
-- Bagaimana Kategorisasi BLU Bidang 7 Satker BLU?
Pendidikan? -- Apa Persyaratan Administratif 15
-- Apa Maksud dan Tujuan Penyusunan 9 Menjadi Satker BLU?
Manual BLU ini? -- Bagaimana Proses Pengusulan 21
-- Bagaimana Sistematika Penyajian 9 Satker BLU?
Manual BLU ini? -- Bagaimana Proses Penilaian dan 21
Penetapan Satker BLU?
-- Kapan Status Satker BLU 22
Berakhir?

ii | MANUAL BLU
III. MENATA KELEMBAGAAN BLU 23

-- Bagaimana Menata Organisasi BLU 24 -- Siapa Unsur Pejabat Perbendaharaan 38


Bidang Pendidikan? BLU?
-- Siapa Unsur Pengelola BLU? 29 -- Kuasa Pengguna Anggaran 38
-- Pemimpin BLU 29 -- Pejabat Pembuat Komitmen 40
-- Pejabat Keuangan BLU 29 -- Pejabat Penguji dan 41
-- Pejabat Teknis BLU 29 Penandatangan SPM
-- Satuan Pemeriksaan Intern 30 -- Pejabat Penerbit SP3B BLU 41
-- Dewan Pengawas 31 -- Bendahara Pengeluaran 42
-- Bagaimana menata Kepegawaian 38 -- Pejabat Pengelola Dana BLU 42
BLU?

MANUAL BLU | iii


IV. MENGELOLA KEUANGAN BLU 43

-- Bagaimana Proses Perencanaan 44 -- Bagaimana Proses Pelaksanaan 56


dan Penganggaran BLU? Anggaran BLU?
1. Mengidentifikasi Tarif Layanan 44 1. Menyusun DIPA BLU 56
BLU 2. Mengajukan Pengesahan DIPA 57
2. Mengajukan Target PNBP BLU 47 BLU
3. Menyusun dan Mengajukan 48 3. Mengelola Kas 57
Usul Standar Biaya 4. Mengelola Keuangan Intern 60
4. Menyusun dan Mengajukan 50 Satker BLU
Pengesahan Rencana Bisnis 5. Mengajukan Pengesahan 60
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja BLU
5. Mengkaji dan Menetapkan RBA 53 6. Mengajukan Persetujuan Revisi 63
Berdasarkan Pagu Anggaran RBA
6. Menyusun RBA Definitif 54 7. Mengajukan Pengesahan Revisi 65
7. Menyusun RBA dalam kerangka 54 DIPA BLU
Penyusunan APBN -- Bagaimana Proses Pengelolaan 67
Piutang dan Utang BLU?
1. Menyusun dan Menentukan 67
Kualitas Piutang
2. Menyetujui dan Menghapus 69
Piutang Bersyarat
3. Kriteria dan Batasan Utang BLU 71

iv | MANUAL BLU
V. AKUNTABILITAS BLU 87

-- Bagaimana Mengelola Risiko BLU 74 -- Bagaimana Bentuk 88


Bidang Pendidikan? Pertanggungjawaban BLU?
1. Menerapkan Manajemen Risiko 74 1. Laporan Keuangan 88
Pada BLU 2. Laporan Kinerja 96
2. Tujuan dan Manfaat Penerapan 74 -- Bagaimana Pengawasan dan 101
Manajemen Risiko Pemeriksaan BLU?
3. Struktur Manajemen Risiko 76 1. Reviu Laporan Keuangan BLU 101
4. Proses Manajemen Risiko 77 2. Audit Keuangan dan Kinerja 105
5. Mitigasi Risiko 77
6. Risiko-Risiko Utama Satker BLU 78
Bidang Pendidikan
-- Bagaimana Menerapkan 82
Remunerasi BLU?
1. Umum 82
2. Teknis Penerapan Sistem 83
Remunerasi
3. Penyusunan Usulan Remunerasi 84

MANUAL BLU | v
DAFTAR BOKS

Perbandingan Penerapan BLU di Beberapa Negara 3

Kelembagaan Sektor Publik di Indonesia 6

Data dan Fakta BLU di Bidang Pendidikan 8

Beberapa Kasus Persiapan Menjadi BLU 13

Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU kepada Menteri Keuangan 45

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN adalah triwulanan 61

Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN lebih dari satu kali dalam satu triwulan 62

Risiko, Manajemen Risiko, Kemungkinan, dan Dampak Risiko 75

Proposal Usulan Remunerasi 85

Balanced Scorecard 96

Contoh Penilaian Kinerja Layanan untuk BLU Bidang Pendidikan 100

vi | MANUAL BLU
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keanggotaan Dewas 31

Tabel 4.1 Perubahan Akibat Revisi RBA Definitif 64

Tabel 4.2 Penggolongan Kualitas Piutang PNBP 68

Tabel 4.3 Kewenangan Penghapusan secara bersyarat terhadap Piutang BLU 70

Tabel 4.4 Kewenangan Persetujuan atas Pinjaman Jangka Pendek BLU 72

Tabel 4.5 Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan 79

MANUAL BLU | vii


DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kriteria Struktur Organisasi BLU 26

Gambar 3.2 Ilustrasi Struktur Organisasi Satker BLU 27

Gambar 4.1 Penyusunan RBA 49

Gambar 4.2 Skema Penyusunan RBA 50

Gambar 4.3 Belanja pada Ikhtisar RBA 52

Gambar 4.4 Pengajuan dan Pengesahan RBA 53

Gambar 4.5 Pengkajian dan Penetapan RBA Pagu Anggaran 53

Gambar 4.6 Penyusunan RBA Definitif 54

Gambar 4.7 Penyusunan RBA dalam Kerangka Penyusunan APBN 55

Gambar 4.8 DIPA BLU 56

Gambar 4.9 Saldo Awal Kas 57

Gambar 4.10 Pembukaan Rekening 58

Gambar 4.11 Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening 59

Gambar 4.12 Pembukaan Rekening Pengelolaan Kas 59

Gambar 4.13 Kewenangan Pengesahan Revisi RBA Definitif 65

Gambar 4.14 Revisi DIPA 66

Gambar 4.15 Alur Penghapusan Piutang BLU 71

Gambar 4.16 Model Tiga Tingkat Pengendalian 76

Gambar 4.17 Tahapan Penyusunan Usulan Remunerasi 84

Gambar 5.1 Prosedur Akuntansi 89

Gambar 5.2 Mapping Laporan SAK ke Laporan SAP 93

Gambar 5.3 Peta Strategi PTN BLU 97

viii | MANUAL BLU


SINGKATAN DAN AKRONIM

ADK Arsip Data Komputer

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAS Bagan Akun Standar

BLU Badan Layanan Umum

BPK Badan Pemeriksa Keuangan

BUN Bendahara Umum Negara

Dewas Dewan Pengawas

DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

K/L Kementerian Negara/Lembaga

KPA Kuasa Pengguna Anggaran

KPKNL Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

KPPN Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

PA Pengguna Anggaran

PK BLU Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

PNBP Penerimaan Negara Bukan Pajak

PNS Pegawai Negeri Sipil

PPK Pejabat Pembuat Komitmen

PP-SPM Pejabat Penguji dan Penandatangan Surat Perintah Membayar

PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSBDT Piutang Negara Sementara Belum Dapat Ditagih

PUPN Panitia Urusan Piutang Negara

MANUAL BLU | ix
SINGKATAN DAN AKRONIM

RBA Rencana Bisnis dan Anggaran

Renstra Rencana Strategis

RM Rupiah Murni

SAI Sistem Akuntansi Instansi

SAK Standar Akuntansi Keuangan

SAP Standar Akuntansi Pemerintahan

Satker Satuan Kerja

SBK Standar Biaya Keluaran

SDM Sumber Daya Manusia

SIMAK-BMN Sistem Informasi Barang Milik Negara

SOP Standard Operating Procedures

SP2B Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja

SP2D Surat Perintah Pencairan Dana

SP3B Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja

SPI Satuan Pemeriksaan Intern

SPM Surat Perintah Membayar

SPP Surat Permintaan Pembayaran

TGR Tuntutan Ganti Rugi

TUP Tambahan Uang Persediaan

UP Uang Persediaan

x | MANUAL BLU
1

MEMAHAMI
BLUBagaimana BLU dikembangkan di Indonesia?
Apa itu BLU?
Bagaimana kategorisasi BLU bidang pendidikan?
Apa maksud dan tujuan penyusunan manual BLU ini?
Bagaimana sistematika penyajian BLU ini? 1

MANUAL BLU | 1
Bagaimana BLU
Dikembangkan di Indonesia?

I
nstansi pemerintah dapat ditinjau dari sudut tersebut, instansi pemerintah yang tugas
mechanic view, sebagai bagian dari birokrasi, pokok dan fungsinya memberi pelayanan
atau organic view, sebagai organisasi yang kepada masyarakat dapat menerapkan pola
berkembang dinamis. Dari kacamata organic pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan
view, instansi pemerintah dapat dipersepsikan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan
sebagai agen pemerintah untuk melayani efektivitas. Instansi BLU ini diharapkan menjadi
masyarakat (public service agency). Fungsi ini contoh konkret yang menonjol dari penerapan
bersifat dinamis dan dapat ditransformasikan manajemen keuangan berbasis pada hasil
ke dalam bentuk autonomous agency, yaitu
kinerja.
semacam badan otonom yang tetap menjadi
bagian pemerintah dan melaksanakan Secara khusus, peluang menjadi satker
kaidah-kaidah bisnis yang sehat, namun tidak BLU terbuka bagi satker pemerintah yang
mengutamakan mencari keuntungan. melaksanakan tugas operasional pelayanan
publik (seperti layanan kesehatan, pendidikan,
Memahami BLU

Sejalan dengan terbitnya Undang-Undang


pengelolaan kawasan, lisensi dan pengelola
nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
dana), untuk membedakannya dari fungsi
Negara, pemerintah memperkenalkan Pola PK
pemerintah sebagai regulator dan penentu
BLU bagi satker yang menyediakan layanan
kebijakan. Praktik ini telah berkembang luas
kepada masyarakat. Secara khusus ketentuan
di manca negara berupa upaya pengagenan
mengenai PK BLU diatur pada pasal 68 dan
69 undang-undang dimaksud, yang kemudian (agencification) aktivitas yang tidak harus

diterjemahkan dalam Peraturan Pemerintah dilakukan oleh lembaga birokrasi murni, tetapi

Nomor 23 tahun 2005 tentang PK BLU. Hal diselenggarakan oleh instansi yang dikelola

ini membuka koridor baru bagi penerapan ala bisnis (business like) sehingga pemberian
basis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan layanan kepada masyarakat menjadi lebih
Pasal 68 dan Pasal 69 dari undang-undang efisien dan efektif.

2 | MANUAL BLU
Perbandingan
Penerapan BLU di Beberapa Negara
Ideologi dan doktrin new public management telah mengilhami banyak negara di dunia untuk
membentuk unit organisasi pemerintah yang bertindak sebagai agen dalam memberikan layanan
kepada masyarakat. Tren agencification yang dimulai awal tahun 1990-an di beberapa negara maju
memiliki beberapa karakteristik yang unik, antara lain:

• Entitas di dalam pemerintah/kekayaan negara yang tidak


terpisahkan.
• Pembiayaan dapat dilakukan sendiri tanpa persetujuan
parlemen.
• Pendapatan dari jasa layanan dan tidak memerlukan
pendanaan APBN.
• Diupayakan menyetorkan sebagian pendapatan kepada
INGGRIS negara.

Trading fund
• Tarif dalam full cost, meski tidak berupaya mengejar
keuntungan.

Memahami BLU
• Profit bukan merupakan objek pajak.

• Entitas tidak terpisah.


• Memiliki otonomi pengelolaan, namun dibatasi pada
pengeluaran pegawai dan investasi.

PERANCIS • P endapatan berasal dari anggarannya sendiri.


• Pengawasan anggaran hanya merupakan evaluasi
Industrial and Commercial
Establishment Publique anggaran, karena bergantung pada anggarannya sendiri.

• B agian dari kementerian induknya.


• Otonomi pengelolaan, namun bekerja berdasarkan
kontrak kinerja dengan principal.
• Pendapatan sebagian berasal dari kementerian induknya,
BELANDA sehingga barang/jasa yang dihasilkan harus disetujui
State agencies kementerian keuangan dan dewan kementerian.
(agentschappen)
• Anggaran diterbitkan terpisah dari anggaran kementerian.

MANUAL BLU | 3
Dengan Pola PK BLU, fleksibilitas diberikan dan penganggarannya, serta dalam
dalam rangka pelaksanaan anggaran, pertanggungjawabannya. Satker BLU berperan
termasuk pengelolaan pendapatan dan sebagai agen dari menteri/pimpinan lembaga
belanja, pengelolaan kas, dan pengelolaan
induknya dengan menandatangani kontrak
aset. Kepada BLU juga diberikan kesempatan
kinerja (a contractual performance agreement),
untuk mempekerjakan tenaga profesional
di mana menteri/pimpinan lembaga induk
non PNS serta kesempatan pemberian
bertanggung jawab atas kebijakan layanan
imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya. Sebagai penyeimbang, BLU yang hendak dihasilkan, dan BLU bertanggung

dikendalikan secara ketat dalam perencanaan jawab untuk menyajikan layanan yang diminta.

Apa itu BLU?

B
LU adalah instansi di lingkungan Instansi dimaksud dapat berasal dari dan
Pemerintah yang dibentuk untuk berkedudukan pada berbagai jenjang eselon
memberikan pelayanan kepada masyarakat (struktural) atau non eselon (non struktural).
berupa penyediaan barang dan/atau jasa
Berdasarkan jenis layanan yang diberikan,
yang dijual tanpa mengutamakan mencari
Memahami BLU

satker BLU dapat dikelompokkan menjadi 3


keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
(tiga) golongan besar:
didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas. 1. Penyedia layanan barang dan/atau jasa,
misalnya: pendidikan dan pelatihan,
Dalam pengelolaan keuangannya, BLU
kesehatan, penelitian dan pengembangan,
diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
serta bidang penyiaran publik.
untuk menerapkan praktik-praktik bisnis 2. Pengelola wilayah/kawasan tertentu,
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan misalnya: otorita, kawasan pengembangan
kepada masyarakat, sebagai pengecualian ekonomi terpadu.
dari ketentuan pengelolaan keuangan negara 3. Pengelola dana khusus, misalnya:
pada umumnya. Instansi pemerintah yang pengelola dana bergulir, rekening dana
menerapkan Pola PK BLU menyelenggarakan investasi, dan rekening pembangunan
kegiatan yang bersifat operasional. daerah.

4 | MANUAL BLU
“ Dalam pengelolaan keuangannya,
BLU diberikan
fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat”

Memahami BLU
B
LU bertujuan untuk meningkatkan menghasilkan semi barang/jasa publik
pelayanan kepada masyarakat dalam (quasi public goods).
rangka memajukan kesejahteraan umum dan 3. Tidak mengutamakan mencari keuntungan/
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
laba.
diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
efisiensi dan produktivitas ala bisnis
produktivitas serta penerapan praktik bisnis
(business like).
yang sehat.
5. Rencana kerja/anggaran dan
Satker BLU mempunyai karakteristik sebagai pertanggungjawaban dikonsolidasikan
berikut :
pada instansi induk.

1. Berkedudukan sebagai lembaga 6. Pendapatan BLU dapat digunakan

pemerintah (bukan kekayaan negara yang langsung.


dipisahkan). 7. Pegawai dapat terdiri atas PNS dan
2. Menyelenggarakan pelayanan umum yang profesional non-PNS.

MANUAL BLU | 5
Kelembagaan Sektor Publik
di Indonesia
Pola transformasi kelembagaan sektor publik pada tahun 1990an dan awal 2000 terjadi dalam
berbagai cara, antara lain: (1) rightsizing (cut the government), yaitu reorganisasi untuk mengurangi
birokrasi demi meningkatkan efisiensi; (2) corporatization (managing for results), yaitu membuat
autonomous agency di instansi pemerintah yang bekerja ala korporasi; atau (3) privatization, yaitu
menjadikan sektor publik terbuka untuk dimiliki masyarakat/swasta. Dalam kasus Pola PK BLU, pola
transformasi mengikuti pola corporatization.

Sebagai agen yang otonom, satker BLU memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan
instansi lainnya. Berikut ini merupakan perbandingan kelembagaan sektor publik di Indonesia.

Kriteria Satker BLU BUMN

Badan Hukum/ kekayaan


Memahami BLU

Status hukum Bagian K/L Bagian K/L


negara dipisahkan

Tujuan Non profit Not for profit Profit

Otonom ala korporasi


Korporasi,
Manajemen Kepemerintahan Nomenklatur
Perum, Persero
kepemerintahan

Pengelolaan Dikecualikan asas


Asas universalitas Bisnis
keuangan universalitas

RM APBN RM APBN (PMN)


Sumber dana RM APBN
PNBP BLU Pendapatan usaha

PNS
SDM PNS Pegawai persero
Non PNS

(Diolah dari berbagai sumber)

6 | MANUAL BLU
Fleksibilitas diberikan dalam rangka sesuai dengan kontribusinya. Fleksibilitas
pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, masing-masing satker BLU, karena tidak
dan kesempatan untuk mempekerjakan semua satker BLU membutuhkan suatu
tenaga profesional non PNS serta kesempatan fleksibilitas tertentu.
pemberian imbalan jasa kepada pegawai

Memahami BLU
Bagaimana Kategorisasi BLU
Bidang Pendidikan?

B
LU bidang pendidikan menyelenggarakan diperuntukkan bagi masyarakat luas.
pendidikan kepada masyarakat dalam b. Pendidikan Tinggi Agama di bawah
berbagai jenjang, antara lain menengah Kementerian Agama, yang terdiri
atas, akademi, institut, universitas, maupun dari Universitas dan Institut Agama
pendidikan lainnya. penyelenggara pendidikan tinggi yang

Saat ini terdapat 3 (tiga) kategori utama BLU diperuntukkan bagi masyarakat luas.

bidang pendidikan, yaitu: c. Pendidikan Kedinasan di bawah K/L, yang


terdiri dari Balai Diklat, Politeknik, Akademi,
a. Pendidikan Tinggi di bawah Kementerian dan Sekolah Tinggi penyelenggara
Pendidikan dan Kebudayaan, yang pendidikan khusus/keahlian yang seluruh/
terdiri dari Universitas dan Politeknik sebagian lulusannya diperuntukkan
penyelenggara pendidikan tinggi yang memenuhi kebutuhan internal K/L.

MANUAL BLU | 7
Data dan Fakta
BLU di Bidang Pendidikan
Jumlah satker BLU bidang pendidikan merepresentasikan bagian terbesar dari seluruh satker BLU,
yaitu sebesar 51%. Pertumbuhan satker BLU bidang pendidikan dimulai dengan penetapan UIN
Sunan Kalijaga sebagai satker BLU di tahun 2007. Semenjak itu pertambahan satker BLU bidang
pendidikan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga pada akhir triwulan III/2012
mencapai 73 satker. Meskipun penerapan BLU di masing-masing institusi pendidikan belum
seluruhnya memuaskan, harus diakui bahwa hal tersebut telah memicu perbaikan tata kelola di
sebagian besar satker BLU.

Berikut ini beberapa data dan fakta mengenai satker BLU pendidikan, meliputi jumlah seluruh satker
BLU, proporsi satker BLU pendidikan per kategori, dan perkembangan jumlah satker BLU pendidikan
per tahun.

51.05% 45.21%
33.57%
34.25%
15.38% 20.55%
Memahami BLU

Pendidikan Kemendikbud
Kesehatan Kemenag
Lainnya Lainnya

100
73
61
43 51
50
17
1
0
2007 2008 2009 2010 2011
2012

8 | MANUAL BLU
Apa Maksud dan Tujuan
Penyusunan Manual BLU ini?

M
anual ini ditujukan bagi satker BLU bidang 2. Memberikan pedoman bagi pembina
pendidikan di lingkungan Pemerintah keuangan untuk melaksanakan pembinaan
Pusat. Penyusunan manual dimaksudkan PK BLU.
untuk memberikan petunjuk bagi pelaksanaan 3. Memberikan pedoman sekaligus informasi
PK BLU pada satker BLU bidang pendidikan. bagi K/L sebagai pembina teknis bagi
satker BLU yang berada di bawah
Secara khusus, tujuan dari manual ini antara
kewenangannya.
lain:
4. Memberikan pedoman dan informasi
1. Memberikan pedoman sekaligus informasi bagi Dewan Pengawas dalam rangka
bagi satker BLU bidang pendidikan pengawasan pengelolaan BLU terhadap
terkait dengan kewajiban dan fleksibilitas Satker BLU.
dalam menerapkan PK BLU, dalam 5. Memberikan informasi kepada pemangku
rangka meningkatkan pelayanan kepada kepentingan lainnya.
masyarakat.

Memahami BLU
Bagaimana Sistematika Penyajian
Manual BLU ini?

S
istematika penyajian manual ini sebagai 2. Membentuk satker BLU, memuat apa
berikut: persyaratan substantif menjadi satker BLU,
apa persyaratan teknis menjadi satker
1. Memahami BLU, memuat bagaimana
BLU dikembangkan di Indonesia, apa BLU, apa persyaratan administratif menjadi

itu BLU, bagaimana kategorisasi BLU satker BLU, bagaimana proses pengusulan

bidang pendidikan, apa maksud dan satker BLU, bagaimana proses penilaian
tujuan penyusunan manual BLU ini, serta dan penetapan satker BLU serta kapan
bagaimana sistematika penyajian manual status satker BLU berakhir.
BLU ini. 3. Menata Kelembagaan BLU, memuat

MANUAL BLU | 9
bagaimana menata organisasi BLU bidang menerapkan remunerasi BLU.
pendidikan, siapa unsur pengelola BLU, 5. Akuntabilitas BLU, memuat bagaimana
bagaimana menata kepegawaian BLU, bentuk pertanggungjawaban BLU serta
serta siapa unsur pejabat perbendaharaan bagaimana pengawasan dan pemeriksaan
BLU. BLU.
4. Mengelola Keuangan BLU, memuat
Sistematika penyajian diurutkan
bagaimana proses perencanaan dan
berdasarkan tahapan dan alur proses
penganggaran BLU, bagaimana proses
untuk menjadi satker BLU, melengkapi
pelaksanaan anggaran BLU, bagaimana
infrastrukturnya, menjalankannya, dan
proses pengelolaan piutang dan utang
mempertanggungjawabkan pelaksanaan BLU.
BLU, bagaimana mengelola risiko BLU
bidang pendidikan, serta bagaimana
Memahami BLU

10 | MANUAL BLU
2
MEMBENTUK
SATKER BLU
Apa persyaratan substanstif menjadi satker BLU?
Apa persyaratan teknis menjadi satker BLU?
Apa persyaratan administratif menjadi satker BLU?
Bagaimana proses pengusulan satker BLU?
Bagaimana proses penilaian & penetapan satker BLU?
Kapan status satker BLU berakhir?

Membentuk Satker BLU

MANUAL BLU | 11
Apa Persyaratan Substantif
Menjadi Satker BLU?
Membentuk Satker BLU

B
eberapa hal yang harus diperhatikan oleh Keuangan,
calon BLU sebelum melakukan penilaian b. Memiliki alokasi anggaran tersendiri
pemenuhan persyaratan substantif: dalam dokumen pelaksanaan anggaran
yang terpisah dari instansi vertikalnya,
1. Merupakan satker pemerintah yang
dan
dibentuk berdasarkan peraturan menteri/
c. Membuat laporan keuangan sebagai
pimpinan lembaga atau peraturan lainnya
yang lebih tinggi, dan disetujui oleh Menteri pertanggungjawaban anggaran.

Pendayagunaan Aparatur Negara dan 3. Mempunyai pendapatan fungsional yang

Reformasi Birokrasi baik bersifat struktural signifikan dari hasil layanan yang diberikan

(memiliki eselonering tertentu) maupun kepada masyarakat berupa PNBP.

non struktural (tidak memiliki eselonering 4. Merupakan satker yang telah berdiri
tertentu). sekurang-kurangnya dalam 2 tahun
2. Mempunyai pengelolaan keuangan yang anggaran atau satker baru yang
mandiri dan dicirikan dengan: diamanatkan Peraturan Pemerintah atau
a. Memiliki kode satker dari Kementerian peraturan lainnya yang lebih tinggi.

12 | MANUAL BLU
Beberapa Kasus
Persiapan Menjadi BLU
Kasus 1 Analisis
Sebuah balai diklat di bawah K/L akan Seyogyanya balai diklat tidak
dikembangkan menjadi satker BLU. Diklat dikembangkan menjadi satker BLU,
tersebut sudah berjalan selama lebih dari mengingat balai diklat dimaksud bukan
2 tahun anggaran. Seluruh pembiayaan merupakan satker mandiri dan tidak
balai diklat diperoleh dari alokasi rupiah mempunyai pendapatan yang signifikan.
murni APBN dan menginduk pada satker
Sekretariat Jenderal K/L. Ke depan, balai
diklat dimaksud akan diarahkan untuk
melayani masyarakat luas dan memperoleh
pendapatan yang signifikan.

Membentuk Satker BLU


Kasus 2 Analisis
Sebuah satker PNBP yang telah berdiri Seyogyanya memperbaiki tata kelola
selama 5 tahun mempunyai pendapatan satker PNBP terlebih dahulu dengan
yang cukup signifikan, namun sebagian mengelola seluruh pendapatan sesuai
besar pendapatannya dikelola di luar peraturan yang berlaku (on budget),
mekanisme anggaran yang berlaku sebelum mengusulkan menjadi satker
(off-budget). Untuk menghindari temuan BLU.
pemeriksaan satker ingin berubah bentuk
menjadi satker BLU, sehingga menjadi
lebih akuntabel.

Kasus 3 Analisis
Berdasarkan Undang Undang APBN tahun Seyogyanya difokuskan pada kejelasan
anggaran berjalan, DPR mengamanatkan bentuk kelembagaan satkernya terlebih
pembentukan satker BLU. Potensi dahulu, sebelum dikembangkan menjadi
pendapatan yang akan diperoleh di masa satker BLU.
depan cukup signifikan untuk menjamin
kontinuitas layanan.

(Diolah dari berbagai sumber)

MANUAL BLU | 13
Persyaratan substantif bagi BLU Pendidikan kepada satker pemerintah lainnya (internal
terpenuhi apabila instansi pemerintah service).
bersangkutan: 3. Bukan merupakan pelayanan yang
bersifat administratif dan mandatory yang
1. Menyelenggarakan layanan umum
hanya dapat dilaksanakan oleh instansi
yang berhubungan dengan penyediaan
pemerintah. Contoh instansi pemerintah
jasa pendidikan dan pengajaran dalam
penyelenggara layanan penerbitan SIM,
berbagai jenjang, seperti: pendidikan tinggi
STNK, paspor, KTP, surat nikah, akta
berbentuk Universitas, Institut, Akademi,
kelahiran, sertifikat tanah dan pemberian
Sekolah Tinggi, dan sejenisnya, serta
hak atas tanah, ijin pendirian perusahaan,
pendidikan menengah seperti Balai Besar
ijin usaha, dan bentuk-bentuk perijinan
Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan
Ilmu Pelayaran (BP3IP). lainnya, layanan di bidang pertahanan dan

2. Menyelenggarakan layanan pendidikan keamanan, layanan di bidang kejaksaan,

yang sebagian besar dinikmati oleh serta layanan di bidang peradilan tidak

masyarakat umum dan bukan layanan dapat dikembangkan menjadi satker BLU.

Apa Persyaratan Teknis Menjadi


Membentuk Satker BLU

Satker BLU?

P
enilaian persyaratan teknis calon BLU 2. Mempunyai kinerja keuangan satker yang
terpenuhi apabila satker bersangkutan: sehat dan memenuhi batasan threshold
tertentu, yaitu:
1. Mempunyai kinerja layanan di bidang tugas
pokok dan fungsinya yang layak dikelola a. Mempunyai pendapatan yang signifikan
paling sedikit Rp 15 milyar; dan
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui
b. Mempunyai nilai skor akhir kelayakan
BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
di atas 160 dihitung dari penilaian
menteri/pimpinan lembaga. Hal ini dicirikan
jumlah nominal pendapatan, rasio
dari pengaruh (impact) layanan terhadap
PNBP terhadap total jumlah biaya
masyarakat yang cukup besar atau
operasional, rasio jumlah gaji terhadap
layanannya mempengaruhi pencapaian total biaya operasional, dan jumlah
sasaran program K/L. nominal aset.

14 | MANUAL BLU
Apa Persyaratan Administratif
Menjadi Satker BLU?

A
gar dapat menghasilkan dokumen dan sesudah menjadi satker BLU
persyaratan administratif yang secara memadai.
memuaskan, satker harus memenuhi unsur- 3) Justifikasi bahwa penambahan
unsur: dan/atau penghapusan unit kerja
telah mempertimbangkan prinsip
1. Menyusun Pernyataan Kesanggupan untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan.
meningkatkan kinerja layanan, keuangan, 4) Uraian tupoksi organisasi secara
dan manfaat bagi masyarakat. Pernyataan rinci pada berbagai jenjang
kesanggupan tersebut disusun sesuai jabatan.
dengan format yang ditetapkan Menteri 5) Uraian tugas jabatan yang meliputi
Keuangan, bermaterai, ditandatangani oleh nama jabatan, persyaratan jabatan,
pimpinan satker yang mengajukan usulan standar kompetensi, ikhtisar
untuk menerapkan PK BLU, dan disetujui jabatan, tujuan jabatan, uraian
oleh menteri/pimpinan lembaga terkait tugas dan kegiatan, hasil kerja,
wewenang, tanggung jawab,

Membentuk Satker BLU


2. Menyusun dokumen Pola Tata Kelola yang
dan hubungan kerja yang tidak
menjelaskan hal-hal berikut ini:
duplikatif.

a. Organisasi dan tata laksana yang 6) Pembagian tugas, wewenang,

memuat mengenai struktur organisasi dan tanggung jawab di antara

yang menggambarkan posisi satker pemimpin BLU, pejabat teknis,


dan pejabat keuangan secara logis
dalam kerangka organisasi K/L, serta
dan telah mengikuti aturan yang
hubungan, wewenang, dan tanggung
berlaku.
jawab di antara unit kerja atau jabatan
7) Pembentukan SPI dan Dewas
di dalamnya. Uraian di dalamnya harus
sesuai dengan ketentuan yang
mencerminkan pengelompokan fungsi
berlaku.
yang logis. Isi dari sub bab ini harus
dapat menjelaskan antara lain: b. Prosedur kerja yang menggambarkan
1) Dasar hukum atau ketentuan alur proses dan prosedur penyelesaian
perundang-undangan tugas sesuai wewenang dan tanggung
yang menjadi acuan dalam jawab masing-masing jabatan. Satker
pembentukan satker. harus mempunyai prosedur kerja untuk
2) Bagan struktur organisasi sebelum

MANUAL BLU | 15
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

semua kegiatannya, terutama untuk terkait pola rekrutmen, promosi,


kegiatan utama (core business). Isi dari demosi, pemberhentian, dan
bagian ini harus dapat menjelaskan mutasi.
antara lain: 4) Upaya peningkatan kompetensi
pegawai di masing-masing
1) Cakupan prosedur kerja sesuai
unit, antara lain pendidikan dan
dengan tupoksi.
pelatihan, tugas belajar, dan in-
2) Uraian prosedur kerja meliputi
house training.
definisi, tujuan pembentukan,
prosedur kerja, ruang lingkup, d. Akuntabilitas satker yang memadai,
pejabat yang bertanggung jawab, meliputi penjelasan mengenai
batas waktu penyelesaian, dan mekanisme pengukuran kinerja yang
penjelasan lainnya. telah dan akan dilakukan dengan
3) Prosedur kerja yang digambarkan pendekatan keluaran (output-based
dalam bagan alur. approach). Mekanisme pengukuran
4) Prosedur kerja layanan yang kinerja yang menggunakan pendekatan
mengedepankan prinsip efisiensi. masukan dapat dipergunakan
sepanjang masih sesuai dengan
Membentuk Satker BLU

c. Ketersediaan dan pengembangan


ketentuan yang berlaku. Isi dari bagian
SDM yang memadai untuk
ini harus dapat menjelaskan antara lain:
menjalankan kegiatan dalam rangka
mencapai tujuannya. Ketersediaan 1) Kebijakan pengukuran kinerja
SDM mencakup kuantitas SDM, program, kegiatan, dan keuangan
standar kompetensi, pola rekrutmen, yang efektif.
dan rencana pengembangan SDM. Isi 2) Mekanisme pengukuran dan
dari bagian ini harus dapat menjelaskan penilaian kinerja program, kegiatan,
antara lain: dan keuangan.
3) Media pertanggungjawaban kinerja
1) Uraian profil SDM secara jelas,
program, kegiatan, dan keuangan
sekurang-kurangnya memuat
yang tersedia untuk pihak internal
statistik pegawai berdasarkan
dan eksternal.
pendidikan atau kompetensi yang
4) Laporan akuntabilitas program,
dimiliki, jabatan, dan usia.
kegiatan, dan keuangan dilakukan
2) Analisis terhadap ketersediaan dan
secara periodik.
kondisi ideal (gap analysis) pegawai
sesuai dengan kebutuhan/ e. Transparansi layanan yang diberikan
perkembangan organisasi ke meliputi komitmen satker untuk
depan. menginformasikan layanan dan
3) Kebijakan pengembangan pegawai

16 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

kinerjanya kepada masyarakat luas dibandingkan dengan kondisi


melalui pengelolaan media publikasi tahun-tahun sebelumnya.
yang memadai. Isi dari bagian ini harus 3) Laporan kondisi kinerja tahun
dapat menjelaskan antara lain: terakhir yang diperinci sesuai
dengan kegiatan, indikator kinerja
1) Media publikasi yang permanen
kegiatan, rencana belanja, realisasi
yang digunakan, seperti website,
belanja, target keluaran, dan
surat kabar, dan media lainnya.
realisasi keluaran.
2) Pemuktahiran informasi secara
4) Pengukuran kinerja yang telah
berkala yang dilakukan.
mengikuti metode yang lazim
3) Umpan balik yang menyatakan
atau sesuai dengan ketentuan
publikasi sudah cukup informatif.
yang berlaku, misalnya Laporan
4) Mekanisme penanganan saran/
Akuntabilitas Kinerja Instansi
masukan dan pengaduan/keluhan
Pemerintah (LAKIP) atau BSC.
masyarakat.
5) Analisis faktor-faktor yang
5) Adanya kebijakan terkait
mempengaruhi capaian kinerja
keterbukaan informasi kepada
secara memadai.
publik.

Membentuk Satker BLU


b. Strategi bisnis dalam 5 tahun ke
3. Menyusun Renstra Bisnis BLU yang
depan yang menggambarkan capaian
menunjukkan adanya peningkatan kinerja
rasional yang dapat diraih oleh satker
layanan dan keuangan sesudah satker
apabila berubah menjadi satker BLU
tersebut menjadi satker BLU ke depan.
berdasarkan analisis kemampuan
Renstra ini harus menggambarkan:
yang dimiliki saat ini. Secara terperinci
a. Kinerja yang telah dicapai sampai strategi bisnis ini harus menjelaskan:
dengan tahun berjalan, yang
1) Analisis situasi/lingkungan
menyiratkan adanya tata kelola yang
yang realistis dan memadai
baik dalam penyelenggaran tupoksi. Isi
menggunakan metode yang
dari bagian ini harus dapat menjelaskan
berlaku umum, misal: Strengths,
antara lain:
Weaknesses, Opportunities and
1) Kinerja tahun berjalan dalam Threats (SWOT)/Boston Consulting
berbagai aspek secara memadai, Group (BCG)analysis.
yaitu dari aspek layanan, 2) Strategi besar (grand strategy)
keuangan, SDM, serta sarana dan pengembangan layanan BLU
prasarana. secara memadai berdasarkan
2) Kinerja tahun berjalan yang hasil identifikasi analisis situasi/
menunjukkan tren peningkatan lingkungan.

MANUAL BLU | 17
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

3) Visi dan misi sesuai dengan visi 1) Asumsi ekonomi yang dapat
dan misi K/L dengan penjelasan diperbandingkan berdasarkan
yang cukup memadai. Visi kemampuan riil atau sumber daya
organisasi ke depan harus yang dimiliki.
menantang organisasi untuk 2) Anggaran indikatif yang disusun
mewujudkan cita dan citra yang secara realistis dan memadai.
dikehendaki. Sedangkan misi 3) Analisis proyeksi keuangan yang
menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan bidang layanan
harus diemban atau dilaksanakan menggunakan metode yang tepat.
sesuai visi yang ditetapkan, agar 4) Analisis proyeksi peningkatan
tujuan organisasi dapat terlaksana volume dan/atau kualitas layanan
dan berhasil dengan baik. Visi dan yang logis dan signifikan.
misi yang dibuat dapat berbeda 5) Analisis proyeksi peningkatan
dengan visi dan misi saat ini. PNBP yang realistis dan signifikan
4) Tujuan, sasaran, dan indikator yang disertai indikasi tarif yang
sasaran secara memadai. akan diberlakukan.
5) Kebijakan yang menggambarkan 6) Analisis peningkatan proporsi
pilihan strategi yang cocok dan belanja dari PNBP.
Membentuk Satker BLU

dapat dilaksanakan secara efisien


4. Menyusun laporan keuangan pokok sesuai
dan efektif.
dengan ketentuan yang berlaku bagi satker
6) Indikator kinerja program dan
pemerintah. Kriteria utama yang harus
kegiatan lima tahunan yang jelas
dipenuhi adalah penyajian yang lengkap
dan sesuai dengan kebijakan
dan sesuai dengan SAP yang berlaku.
berupa indikator layanan,
Untuk satker instansi pemerintah yang
keuangan, SDM, serta sarana dan
baru atau satker lainnya yang berasal dari
prasarana.
non instansi pemerintah dapat menyusun
7) Matriks keterkaitan antara visi,
laporan keuangan sesuai ketentuan SAK
misi, tujuan, sasaran, kebijakan,
yang berlaku. Materi laporan keuangan
program, dan kegiatan (termasuk
pokok ini harus memenuhi unsur-unsur:
kegiatan rutin).
a. Disajikan dengan lengkap mengikuti
c. Proyeksi layanan dan keuangan
ketentuan mengenai penyusunan
dari satker BLU ke depan
laporan keuangan K/L/satker.
yang menggambarkan potensi
Komponen dari laporan keuangan
perkembangan yang signifikan apabila
sesuai SAP memuat:
berubah menjadi satker BLU, sehingga
dapat berkontribusi dalam penyediaan 1) Laporan Realisasi Anggaran, yaitu
layanan publik. Proyeksi ini berisikan: laporan yang menyajikan ikhtisar

18 | MANUAL BLU
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

sumber, alokasi, dan pemakaian yang bersangkutan. Metode


sumber daya ekonomi yang analisis tersebut digunakan untuk
dikelola, serta menggambarkan menguraikan lebih lanjut tentang
perbandingan antara anggaran dan informasi keuangan satker,
realisasinya dalam suatu periode sehingga pengguna laporan
pelaporan yang terdiri dari unsur keuangan mempunyai informasi
pendapatan dan belanja. tambahan mengenai tren posisi
2) Neraca, yaitu laporan yang keuangan, tren pendapatan dan
menggambarkan posisi keuangan biaya, tren arus kas, potensi
mengenai aset, kewajiban, dan kemampuan pelayanan publik, dan
ekuitas pada tanggal tertentu. pemenuhan kewajiban dengan
3) Catatan atas Laporan Keuangan sumber daya yang ada di masa
(CaLK), yaitu laporan yang berisi yang akan datang, serta kontribusi
penjelasan naratif atau rincian dari satker yang akan menerapkan
angka yang tertera dalam Laporan PK BLU terhadap kesejahteraan
Realisasi Anggaran, dan Neraca, masyarakat di masa sekarang dan
disertai laporan mengenai kinerja di masa depan.
keuangan.

Membentuk Satker BLU


5. Menyusun Standar Pelayanan Minimal
b. Terdapat konsistensi penyajian data yang menggambarkan ukuran pelayanan
laporan keuangan dengan data yang harus dipenuhi oleh satker instansi
persyaratan administratif lainnya, yang pemerintah yang akan menerapkan PK
meliputi: BLU dengan mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan, dan kesetaraan
1) Kesesuaian antara kinerja
layanan serta kemudahan memperoleh
keuangan dengan indikator kinerja
layanan. Standar Pelayanan Minimal
yang ada di Renstra Bisnis.
tersebut harus ditetapkan oleh menteri/
Renstra Bisnis harus dapat
pimpinan lembaga yang sekurang-
diterjemahkan dalam rencana kerja
kurangnya mengandung unsur:
dan proyeksi pendapatan dan
belanja satker BLU. a. Persetujuan berupa tanda tangan dari
2) Analisis laporan keuangan, yaitu pimpinan satker yang bersangkutan
berupa analisis tren, analisis dan menteri/pimpinan lembaga.
persentase per komponen, b. Jenis kegiatan atau layanan yang
analisis rasio, dan analisis sumber diberikan satker, yaitu uraian mengenai
penggunaan dana. Penggunaan seluruh layanan yang diberikan oleh
metode analisis dapat disesuaikan satker baik yang bersifat internal
dengan bidang layanan satker satker maupun layanan yang diberikan

MANUAL BLU | 19
Persyaratan Administratif Menjadi Satker BLU

kepada masyarakat. Jenis kegiatan ini Pelayanan Minimal yang telah


merupakan tupoksi dari satker yang mencantumkan target waktu.
bersangkutan. Pemahaman layanan ini 2) Acuan pada standar pelayanan
harus menjelaskan antara lain: tertinggi yang telah dicapai dalam
bidang terkait contoh ISO.
1) Layanan secara komprehensif
yang mencakup uraian mengenai d. Indikator pelayanan yang memuat jenis
jenis layanan, standar layanan, layanan, indikator Standar Pelayanan
standar SDM, standar sarana dan Minimal, dan batas waktu pencapaian
prasarana, serta standar lainnya. Standar Pelayanan Minimal. Indikator
2) Kualitas, pemerataan, dan layanan ini harus memuat antara lain:
kesetaraan layanan, serta
1) Indikator pelayanan yang realistis
kemudahan untuk mendapatkan
sesuai sumber daya.
layanan.
2) Rincian jenis layanan, indikator, dan
3) Kebutuhan para pemangku
batas waktu penyelesaian layanan.
kepentingan (internal dan
3) Kesesuaian dengan prinsip-prinsip
eksternal).
SMART criteria yaitu : Specific
4) Pengalaman empiris untuk
Membentuk Satker BLU

(fokus pada layanan), Measurable


menjalankan Standar Pelayanan
(dapat diukur), Attainable (dapat
Minimal. dicapai), Relevant (relevan dan
5) Kesesuaian dengan tupoksi satker. dapat diandalkan), Timely (tepat

c. Rencana Pencapaian Standar waktu).

Pelayanan Minimal, yaitu uraian 6.  Menyampaikan laporan keuangan hasil


mengenai target tahunan pencapaian audit tahun terakhir sebelum satker
Standar Pelayanan Minimal dengan diusulkan untuk menjadi satker BLU
mengacu pada batas waktu dari pemeriksa eksternal. Satker harus
pencapaian Standar Pelayanan Minimal membuat pernyataan bersedia untuk
sesuai dengan peraturan yang ada dan diaudit secara independen yang disusun
merincinya ke dalam uraian rencana dengan mengacu pada format yang telah
pencapaian Standar Pelayanan ditetapkan oleh Menteri Keuangan, serta
Minimal untuk masing-masing unit ditandatangani oleh pemimpin satker dan
layanan secara memadai. Rencana disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga
Standar Pelayanan Minimal ini harus terkait.
menjelaskan antara lain:
7.  Terdapat konsistensi penyajian data dan
1) Rencana pencapaian Standar informasi antar dokumen administratif.

20 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pengusulan Satker
BLU?

P
emimpin satker secara berjenjang oleh K/L bersangkutan. Berdasarkan hasil
menyampaikan usulan dengan dilampiri pengkajian/penilaian tersebut K/L selanjutnya
dokumen persyaratan administratif di atas mengajukan usulan penetapan menjadi satker
kepada menteri/pimpinan lembaga untuk BLU bagi calon satker BLU yang dianggap
kemudian dilakukan pengkajian/penilaian layak kepada Menteri Keuangan.

Bagaimana Proses Penilaian dan


Penetapan Satker BLU?

P
enilaian persyaratan administratif calon pertimbangan penetapan satker bersangkutan
satker BLU dan penetapan menjadi satker menjadi satker BLU. Menteri Keuangan
BLU dilakukan oleh Menteri Keuangan. Menteri menetapkan keputusan penetapan satker

Membentuk Satker BLU


Keuangan memberi keputusan penetapan atau tersebut menjadi satker BLU berdasarkan
surat penolakan terhadap usulan penetapan rekomendasi dari Tim Penilai. Hasil keputusan
BLU paling lambat 3 bulan sejak diterimanya Menteri Keuangan disampaikan kepada:
usulan dari menteri/pimpinan lembaga.
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Proses penilaian dilakukan dalam 2 tahap, yaitu 2. Menteri/pimpinan lembaga beserta
penilaian kelengkapan dan akurasi penyajian Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal,
oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. dan Unit Eselon I yang membawahi satker
Direktorat Pembinaan PK BLU, dan penilaian yang bersangkutan.
material oleh Tim Penilai yang dibentuk Menteri
3. Unit Eselon I lain lingkup Kementerian
Keuangan.
Keuangan terkait.

Hasil penilaian Tim Penilai dituangkan dalam 4. Kanwil Ditjen Perbendaharaan dan KPPN

Berita Acara Penilaian dan disampaikan setempat.

kepada Menteri Keuangan sebagai bahan 5. Satker BLU yang ditetapkan.

MANUAL BLU | 21
Kapan Status
Satker BLU
Berakhir?

S
ementara itu, status satker BLU akan
berakhir apabila:

1. Dicabut oleh Menteri Keuangan sesuai


dengan kewenangannya,
2. Dicabut oleh Menteri Keuangan
berdasarkan usul dari menteri/pimpinan
lembaga sesuai dengan kewenangannya,
atau
3. Berubah statusnya menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan.

Pencabutan status satker BLU oleh Menteri


Keuangan dilakukan apabila satker BLU sudah
Membentuk Satker BLU

tidak lagi memenuhi persyaratan substantif,


teknis, dan/atau administratif, antara lain
diakibatkan perubahan orientasi layanan
sehingga tidak menghasilkan PNBP, tidak
terpenuhinya target kinerja, dan hal-hal lainnya
yang mengganggu kontinuitas penerapan Pola
PK BLU. Perubahan menjadi badan hukum
dengan kekayaan negara yang dipisahkan
antara lain apabila satker Perguruan Tinggi
Negeri BLU berubah status menjadi Perguruan
Tinggi Negeri Badan Hukum.

22 | MANUAL BLU
3
MENATA
KELEMBAGAAN
BLU
Bagaimana menata organisasi BLU bidang pendidikan?
Siapa unsur pengelola BLU?
Bagaimana menata kepegawaian BLU?
Siapa unsur pejabat perbendaharaan BLU?

Menata Kelembagaan BLU

MANUAL BLU | 23
Bagaimana Menata Organisasi BLU
Bidang Pendidikan?

S
truktur organisasi bidang pendidikan organisasi meliputi kedudukan, susunan
harus menggambarkan posisi jabatan jabatan, dan hubungan kerja antar unit. Tugas
yang ada pada organisasi dan hubungan dan wewenang tiap jabatan harus diuraikan
wewenang/tanggung jawab antar jabatan secara jelas, berikut persyaratan menduduki
dalam pelaksanaan tugasnya. Melalui jabatannya.
struktur organisasi, budaya dan prinsip-prinsip
Satker BLU harus mempunyai struktur
organisasi diterapkan dalam menjalankan roda
organisasi dengan kriteria sebagai berikut:
kehidupannya.

1. Menggambarkan pengendalian internal


Desain organisasi harus memperhatikan
yang memadai, dapat dilihat antara lain
keserasian antara besaran organisasi dengan
dari:
beban tugas, kemampuan dan sumber
daya yang dimiliki. Dalam rangka menjamin a. Pemisahan tugas yang memadai;
kejelasan mekanisme kerja dan akuntabilitas Harus ada pemisahan fungsi antara
organisasi, maka desain organisasi satker BLU fungsi pemimpin, sebagai penanggung
Menata Kelembagaan BLU

harus menggambarkan secara jelas bagan jawab atas seluruh kegiatan dalam

24 | MANUAL BLU
suatu organisasi, fungsi keuangan, puncaklah yang bertanggung jawab untuk
fungsi operasional/pelaksanaan, dan memastikan bahwa visi tersebut ada dan
fungsi pengawasan. dipelihara.
b. Adanya badan/unit yang berfungsi 2. Peran pemimpin adalah membangun visi
sebagai internal audit; bersama, memberdayakan karyawan,
Fungsi tersebut dapat dilaksanakan menginspirasikan komitmen, dan
oleh SPI ataupun Inspektorat Jenderal mendorong pengambilan keputusan
pada K/L. Bentuk unit tersebut secara efektif melalui pemberdayaan dan
disesuaikan dengan kebutuhan satker
kepemimpinan yang kharismatik.
yang bersangkutan.
3. Perumusan dan implementasi ide terjadi di
2. Menunjukkan kejelasan garis komando
semua level organisasi.
atau koordinasinya, yaitu agar dalam
4. Pegawai memahami tugas masing-masing,
struktur organisasi tersebut terlihat
termasuk kaitan pekerjaan masing-masing
garis komando, sehingga jelas pola
pegawai dengan pegawai lainnya.
pertanggungjawabannya.
5. Organisasi menjalankan proses, bukan
3. Menggambarkan pengelompokan fungsi
tugas. Masing-masing proses mempunyai
yang logis. Bidang-bidang yang ada dalam
‘pemilik’ dan tujuan kinerja khusus.
suatu organisasi harus dikelompokkan
6. Pengguna jasa layanan sebagai faktor
sesuai dengan fungsinya. Pengelompokan
pengendali kinerja. Kepuasan masyarakat

Menata Kelembagaan BLU


fungsi-fungsi dalam struktur organisasi
harus dilakukan secara logis dan sesuai sebagai penggerak utama dan ukuran

dengan prinsip pengendalian intern. kinerja, bukan keuntungan semata.


7. Semua pegawai mendapat informasi penuh
Untuk mencapai kriteria struktur organisasi
dan mendapat kesempatan pelatihan.
BLU, satker BLU perlu memperhatikan prinsip-
8. Membangun budaya keterbukaan,
prinsip dalam menyusun struktur organisasi
kerjasama dan kolaborasi, budaya yang
sesuai dengan kaidah organisasi modern, yaitu:
fokus pada peningkatan kinerja yang terus-
1. Adanya persamaan visi di semua menerus, tanggung jawab pegawai, dan
level organisasi, namun manajemen lain-lain.

MANUAL BLU | 25
Gambar 3.1

Kriteria
Struktur Organisasi BLU

Menggambarkan pengendalian internal

KriteriaK Struktur yang memadai

STRUKTUR R
ORGANISASIOrganisasi
I BLU Menunjukkan kejelasan garis komando
BLU T
atau koordinasinya
E
R
I
A Menggambarkan pengelompokan fungsi
yang logis
Menata Kelembagaan BLU

P
rinsip penyusunan organisasi satker BLU sehingga tidak ada tugas yang tidak
adalah: ditangani oleh suatu unit organisasi dan
tidak ada tugas yang ditangani oleh lebih
1. Mempunyai visi, misi dan tujuan yang
dari satu unit organisasi.
spesifik di bidang peningkatan mutu
5. Setiap unit organisasi harus mempunyai
pelayanan masyarakat.
hubungan yang jelas antara satu dengan
2. Pembagian jumlah unit organisasi harus yang lain sehingga terdapat kesatuan arah
memperhatikan sifat pekerjaan dalam dan tindakan dalam mencapai visi dan misi
organisasi dalam arti untuk mendukung organisasi.
terwujudnya institutional coherence, maka 6. Setiap unit organisasi harus mempunyai
tugas-tugas yang bersesuaian tidak perlu kewenangan yang jelas sehingga
dipecah-pecah ke dalam beberapa unit mekanisme pengambilan keputusan
3. Adanya kepastian bahwa tugas-tugas pada masing-masing unit organisasi
dalam organisasi akan terus berlangsung dapat menunjukkan keseimbangan antara
dalam jangka waktu yang lama (tidak kewenangan dan tanggung jawab.
bersifat adhoc). 7. Desain organisasi harus memperhatikan
4. Semua tugas organisasi harus dibagi habis keserasian antara besaran organisasi
ke dalam unit-unit organisasi dibawahnya, dengan beban tugas, kemampuan dan

26 | MANUAL BLU
sumber daya yang dimiliki. harus menggambarkan secara jelas
8. Dalam rangka menjamin kejelasan pembaganan mengenai kedudukan,
mekanisme kerja dan akuntabilitas susunan jabatan, dan hubungan kerja antar
organisasi, maka desain organisasi BLU unit organisasi.

Gambar 3.2

Ilustrasi
Struktur Organisasi Satker BLU

PIMP. BLU DEWAS

SPI

Menata Kelembagaan BLU


PJBT BID PJBT BID PJBT BID PEJABAT
TEKNIS 1 TEKNIS 2 TEKNIS 3 KEU

PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT PJBT


PJBT PJBT
SUBID SUBID SUBID SUBID SUBID SUBID SUBID SUBID SUBID
KEU KEU
TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS TEKNIS
1 2
1A 1B 1C 2A 2B 2C 3A 3B 3C

J
ika struktur organisasi yang ada saat 2005. Penyusunan struktur organisasi yang
ini (existing) belum menggambarkan baru hendaknya memperhatikan kebutuhan
pengendalian internal yang memadai, maka terhadap fleksibilitas, kemampuan untuk
harus diajukan format struktur organisasi menyesuaikan diri dengan perubahan,
yang baru yang memenuhi ketentuan dalam kreativitas, pengetahuan, dan kemampuan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun dalam mengatasi ketidakpastian lingkungan.

MANUAL BLU | 27
Menata Kelembagaan BLU

Satker BLU dapat melakukan perubahan/ Prosedur kerja dapat memberikan arah bagi
penyesuaian tata kelola maupun perubahan BLU dalam upaya peningkatan kinerja BLU
struktur organisasi. Perubahan tata kelola dan yang bersangkutan, disamping menghindarkan
struktur organisasi tersebut dilakukan dengan adanya tumpang tindih dalam pelaksanaan
mengikuti peraturan atau ketentuan perundang- pekerjaan. Disamping itu, prosedur kerja
undangan yang berlaku. dapat digunakan untuk menelusuri kesalahan-

Tata laksana atau prosedur kerja merupakan kesalahan prosedural, baik dalam pemberian
urutan pekerjaan yang dilakukan oleh satker pelayanan kepada publik maupun pelaksanaan
BLU dalam melaksanakan kegiatannya. pekerjaan rutin.
Prosedur kerja ini menggambarkan wewenang/
Satker pemerintah yang menjadi satker BLU
tanggung jawab masing-masing jabatan dan
harus mempunyai prosedur kerja untuk semua
prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatannya, terutama kegiatan utama (core
tugasnya. Secara sederhana, prosedur
business). Prosedur kerja disajikan dalam
kerja dapat diartikan sebagai pedoman yang
menunjukkan apa yang harus dilakukan, bentuk bagan arus (flowchart) diikuti dengan

kapan hal tersebut dilakukan, dan siapa yang narasi yang menjelaskan bagan arus tersebut.

melakukannya. Sehingga, adanya prosedur Prosedur kerja mencakup empat aspek, yaitu
kerja sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi, aspek pelayanan, keuangan, administrasi
baik dari tingkat pimpinan hingga level (termasuk aspek sarana dan prasarana), dan
organisasi yang terendah. SDM.

28 | MANUAL BLU
Siapa Unsur Pengelola BLU?

B
LU dikelola oleh pejabat pengelola penanggung jawab keuangan yang
BLU yang terdiri dari Pemimpin BLU, berkewajiban:
Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
a. mengkoordinasikan penyusunan RBA,
Sebutan tersebut dapat disesuaikan dengan
b. menyiapkan dokumen pelaksanaan
nomenklatur yang berlaku pada instansi
anggaran satker BLU,
pemerintah yang bersangkutan. Kedudukan
c. melakukan pengelolaan pendapatan dan
Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis dalam
belanja,
struktur organiasi harus setara untuk menjamin
d. menyelenggarakan pengelolaan kas,
adanya mekanisme saling uji (check and
e. melakukan pengelolaan utang-piutang,
balance). Selain itu, dalam rangka pembinaan
f. menyusun kebijakan pengelolaan barang,
dan pemeriksaan intern BLU juga dilengkapi
aset tetap, dan investasi BLU,
dengan Dewas dan SPI.
g. menyelenggarakan sistem informasi
manajemen keuangan, dan

Pemimpin BLU h. menyelenggarakan akuntansi dan


penyusunan laporan keuangan.

Kepala satker berkedudukan sebagai

Menata Kelembagaan BLU


Pemimpin BLU yang berfungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional serta Pejabat Teknis BLU
keuangan BLU, dan berkewajiban:

a. menyiapkan Renstra Bisnis BLU, Pejabat Teknis BLU berfungsi sebagai


b. menyiapkan RBA tahunan, penanggung jawab teknis di bidang masing-
c. mengusulkan calon pejabat keuangan dan masing yang berkewajiban:
pejabat teknis sesuai dengan ketentuan
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di
yang berlaku, dan
bidangnya,
d. menyampaikan pertanggungjawaban
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA,
kinerja operasional dan keuangan BLU.
dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja
operasional di bidangnya.
Pejabat Keuangan BLU

Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai

MANUAL BLU | 29
Satuan Pemeriksaan Intern a. Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik
atau tidaknya pengendalian akuntansi dan
pengendalian administratif dan mendorong
Fungsi pengawasan dan pemeriksaan
penggunaan cara-cara yang efektif dengan
intern dalam pelaksanaan kegiatan harus
biaya yang minimum.
dilaksanakan oleh satker BLU. Fungsi tersebut
b. Menilai sampai seberapa jauh pelaksanaan
dapat dilaksanakan oleh SPI sebagai unit yang
kebijakan manajemen puncak/ Pemimpin
melakukan fungsi pemeriksaan intern BLU,
BLU dipatuhi.
dan sebagai unit kerja yang berkedudukan
c. Menilai sampai seberapa jauh aset
langsung di bawah pemimpin BLU untuk
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari
menjamin independensinya dari kegiatan atau
segala macam kerugian.
unit kerja yang diaudit.
d. Menilai keandalan informasi yang dihasilkan
Secara umum, fungsi SPI antara lain: oleh berbagai unit.
e. Memberikan rekomendasi perbaikan
a. Membantu Pemimpin BLU dalam
kegiatan-kegiatan satker BLU.
menyelenggarakan penilaian atas sistem
pengendalian, pengelolaan manajemen Ruang lingkup SPI meliputi audit keuangan
serta memberikan saran perbaikan. dan audit manajemen. Audit keuangan melihat
b. Sebagai konsultan dan juga melaksanakan kewajaran atas laporan keuangan yang telah
pengawasan dalam rangka pengelolaan disajikan manajemen dengan fokus pada
Menata Kelembagaan BLU

risiko, pengendalian dan penerapan audit operasional organisasi. Sementara audit

prinsip-prinsip good governance. manajemen melihat segi efisiensi, efektivitas,

c. Sebagai mitra kerja strategis unit kerja ekonomi, dengan tujuan menguji apakah

dalam mencapai sasaran kegiatan. pelaksanaan/kegiatan telah sesuai dengan

d. Sebagai mitra kerja dari auditor eksternal. ketentuan/peraturan yang berlaku.

Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis SPI mempunyai wewenang antara lain:

dan kompetensi yang memadai agar dapat a. Menyusun, mengubah dan melaksanakan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. kebijakan audit internal termasuk antara
Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh lain menentukan prosedur dan lingkup
Pemimpin BLU. Pembentukan SPI disesuaikan pelaksanaan pekerjaan audit.
dengan kondisi satker yang bersangkutan. Jika b. Mengakses seluruh dokumen, pencatatan,
satker belum mampu membentuk SPI, maka personal dan fisik, informasi tempat atas
fungsi pengawasan intern dapat diserahkan obyek audit yang dilaksanakannya, untuk
kepada Inspektorat Jenderal pada K/L mendapatkan data dan Informasi yang
bersangkutan, atau unit lain yang mendapat berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
kewenangan dari Pemimpin BLU untuk c. Melakukan verifikasi dan uji kehandalan
melakukan fungsi pengawasan. terhadap informasi yang diperolehnya,
dalam kaitan dengan penilaian efektivitas
Tugas-tugas SPI antara lain:
sistem yang diauditnya.

30 | MANUAL BLU
d. SPI tidak mempunyai kewenangan Dewas untuk BLU di lingkungan
pelaksanaan dan tanggung jawab atas pemerintah pusat dibentuk dengan
aktivitas yang direviu/diperiksa, tetapi keputusan menteri/pimpinan lembaga atas
tanggung jawab SPI adalah pada penilaian persetujuan Menteri Keuangan. Unsur-
dan analisis atas aktivitas tersebut. unsur Anggota Dewas terdiri dari pejabat
K/L sebagai unsur pembina teknis, pejabat
Dewan Pengawas dari Kementerian Keuangan sebagai
unsur pembina keuangan, dan tenaga ahli
Dewas adalah organ BLU yang bertugas untuk
yang sesuai dengan kegiatan satker BLU
melakukan pengawasan terhadap BLU.
sebagai unsur profesional.
Adapun tugas, keanggotaan, persyaratan, dan
hal-hal terkait Dewas dapat dijelaskan sebagai Dewas dibentuk apabila satker BLU
berikut : memenuhi syarat minimum nilai omzet dan/
atau nilai aset, yang dapat dijelaskan pada
a. Keanggotaan dan Persyaratan
Pembentukan Dewas tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Keanggotaan Dewas

Menata Kelembagaan BLU


No Nilai omset dan aset Jumlah Dewas Keterangan

Omset antara Rp 15 3 orang terdiri dari : Nilai omset


s.d. 30 milyar atau • 1 dari kementerian berdasarkan jumlah
teknis PNBP pada LRA
1 aset antara Rp 75
• 1 dari Kementerian tahun terakhir.
s.d. 200 milyar. Keuangan Nilai aset
• 1 tenaga ahli berdasarkan nilai
aset dalam Neraca
tahun terakhir.

Jumlah Dewas
tersebut dapat
3 orang tsb. di atas, atau 5 ditinjau kembali
orang terdiri dari: :
Omset di atas Rp 30 apabila realisasi nilai
• 2 dari kementerian
omset dan/atau
2 milyar atau aset di teknis
• 2 dari Kementerian nilai aset mengalami
atas Rp 200 milyar. penurunan selama 2
Keuangan
• 1 tenaga ahli (dua) tahun berturut
turut lebih rendah
dari persyaratan.

MANUAL BLU | 31
Dewan Pengawas

` Keanggotaan Dewas dari unsur K/L dan keuangan negara.


dari unsur Kementerian Keuangan adalah
Dalam rangka memenuhi persyaratan
wakil menteri atau pejabat struktural
tersebut dilakukan penilaian internal oleh
maupun pejabat fungsional yang bukan
K/L terhadap calon anggota Dewas dari
pegawai BLU yang masih aktif.
unsur pejabat K/L dan dari unsur tenaga
Keanggotaan Dewas dari unsur profesional ahli yang sesuai dengan layanan BLU
merupakan orang yang mempunyai sementara penilaian oleh Kementerian
kompetensi pada bidang tugas sesuai jenis Keuangan dilakukan terhadap calon
BLU akan tetapi bukan pegawai BLU yang anggota Dewas dari unsur pejabat
bersangkutan. Kementerian Keuangan.

b. Persyaratan Keanggotaan Dewas c. Kewenangan, Tugas, Kewajiban, dan Hak
Dewan Pengawas
Yang dapat diangkat sebagai anggota
Dewas adalah orang perseorangan dengan Dewan Pengawas melakukan pengawasan
persyaratan: pengelolaan BLU yang dilakukan
oleh pejabat pengelola BLU terhadap
Menata Kelembagaan BLU

1) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik


pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
dan rasa tanggung jawab;
(RSB), Rencana Bisnis dan Anggaran
2) memahami masalah-masalah yang
(RBA), RKA K/L, DIPA, dan kepatuhan
berkaitan dengan kegiatan BLU;
terhadap peraturan perundang-undangan.
3) dapat menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugasnya; Kewajiban-kewajiban Dewas:
4) bukan sebagai kepala daerah, anggota
1. Menelaah RKA K/L dan RBA serta
legislatif, anggota Parpol, anggota
kebenaran pencantuman saldo awal
DPD, staff khusus menteri/ penasehat
dan saldo akhir pada RBA dan DIPA.
menteri;
2. Menandatangani RBA selaku pihak
5) bukan merupakan pegawai BLU; dan
yang mengetahui RBA.
6) mampu melaksanakan perbuatan
3. Memberikan pendapat dan saran
hukum dan tidak pernah dinyatakan
kepada menteri/pimpinan lembaga
pailit atau tidak pernah menjadi
dan Menteri Keuangan mengenai RSB
anggota direksi atau komisaris atau
dan RBA.
Dewas yang dinyatakan bersalah
4. Melaporkan kepada menteri/pimpinan
sehingga menyebabkan suatu badan
lembaga dan Menteri Keuangan jika
usaha pailit, atau orang yang tidak
terjadi gejala penurunan kinerja BLU.
pernah dihukum karena melakukan
5. Mengikuti perkembangan kegiatan
tindak pidana yang merugikan

32 | MANUAL BLU
Dewan Pengawas

BLU, memberikan pendapat dan saran 5 tahun.


kepada menteri/pimpinan lembaga dan • Perubahan dalam RSB harus disetujui
Menteri Keuangan. terlebih dahulu oleh Dewas, sebelum
6. Memberikan masukan, saran, atau disampaikan kepada menteri teknis
tanggapan atas laporan keuangan dan dan Menteri Keuangan.
laporan kinerja BLU kepada pejabat • Dewas harus mengevaluasi target
pengelola BLU. kinerja yang terdapat di dalam RSB
7. Memberikan masukan, saran, atau dibandingkan dengan capaian pada
tanggapan atas kelayakan, kualitas, tahun berjalan.
jumlah, dan harga barang yang dibeli.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Dewas
8. Mengawasi dan memberikan nasehat
terkait Rencana Bisnis dan Anggaran
pelaksanaan pengelolaan keuangan
(RBA):
BLU dan kepatuhan terhadap
peraturan. • Dewas harus memastikan RBA
9. Memberikan persetujuan penghapusan berdasarkan pagu indikatif/sementara
secara bersyarat terhadap piutang dan pagu definitif telah dievaluasi dan
BLU dengan jumlah lebih dari Rp 200 disahkan olehnya sebelum dikirim

Menata Kelembagaan BLU


juta s.d. Rp 500 juta per penanggung kepada menteri teknis.
utang. • Dewas mengevaluasi kesesuaian
10. Memberikan persetujuan atas pinjaman program/kegiatan dalam RBA yang
jangka pendek untuk peminjaman akan dilakukan dengan RSB dan
yang bernilai di atas 10% s.d. 15% peraturan yang berlaku.
dari jumlah pendapatan BLU TA • Dewas mengevaluasi penggunaan
sebelumnya yang tidak bersumber dari standar biaya, kesesuaian belanja
APBN dan hibah terikat. antara RBA dan RKA satker, kelayakan
belanja, dan hal-hal lain untuk
Hal-hal yang perlu diperhatikan Dewas
memastikan efisiensi belanja telah
terkait Rencana Strategis Bisnis (RSB):
dilakukan.
• Dewas harus memastikan RSB yang • Dewas mengevaluasi target
ada masih berlaku/tidak kadaluwarsa. pendapatan yang akan dicapai
• Dewas harus memastikan bahwa dengan melihat progres PNBP yang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah dicapai oleh satker BLU dalam
sudah diadopsi ke dalam RSB. beberapa tahun terakhir.
• Dewas harus memastikan bahwa • Dewas memberikan masukan/
RSB sesuai dengan Renstra K/L dan saran kepada pemimpin BLU apabila
realistis untuk diwujudkan dalam jangka terdapat ketidakpatuhan terhadap

MANUAL BLU | 33
Dewan Pengawas

alokasi belanja satker BLU. 1) menyampaikan rekomendasi


• Dewas membuat kertas kerja pemberhentian antar waktu anggota
penelaahan RBA/Revisi RBA dan Dewas dari unsur pejabat K/L dan
dapat memberitahukannya kepada tenaga ahli kepada menteri/pimpinan
menteri teknis apabila terdapat indikasi lembaga terkait.
pelanggaran terhadap ketentuan yang 2) melakukan pemberhentian dan
berlaku. penggantian antar waktu anggota
• Dewas memonitor ketepatan waktu Dewas dari unsur pejabat Kementerian
penyampaian RBA Definitif (7 hari Keuangan.
kerja setelah tahun anggaran berjalan)
kepada Kementerian Keuangan. d. Pengangkatan Dewas
• Dewas mengevaluasi efektivitas
Dengan memperhatikan tugas, fungsi, dan
pelaksanaan RBA tahun sebelumnya
kewenangan Dewas, Dewas dari unsur
dan dituangkan ke dalam laporan
pejabat Kementerian Keuangan haruslah
Dewas.
benar-benar yang memahami mengenai
Dewas melaporkan pelaksanaan tugas, peraturan-peraturan, pengelolaan
kewajiban, dan haknya sebagai bentuk keuangan, RBA, Renstra Bisnis, dan
Menata Kelembagaan BLU

pertanggungjawaban berkala kepada lain-lain terkait BLU. Bagi Dewas dari K/L
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri haruslah yang kompeten dan profesional
Keuangan yang disampaikan paling sedikit di bidang layanan. Untuk pencalonan
1 kali dalam satu semester dan sewaktu- menjadi Dewas dari unsur pejabat K/L dan
sewaktu apabila diperlukan. unsur tenaga ahli/profesional merupakan

Menteri/pimpinan lembaga melakukan kewenangan menteri/pimpinan lembaga.

evaluasi setiap semester atas kinerja Pengangkatan anggota Dewas dari unsur

Dewas dan hasil evaluasi tersebut pejabat Kementerian Keuangan merupakan

disampaikan kepada Menteri Keuangan. kewenangan Menteri Keuangan.

Menteri Keuangan dapat menggunakan


Masa jabatan anggota Dewas ditetapkan
hasil evaluasi sebagai bahan pertimbangan
selama 5 tahun dan dapat diangkat
dalam melakukan evaluasi kinerja Dewas.
kembali untuk 1 kali masa jabatan
Dalam hal hasil evaluasi menunjukkan
berikutnya. Pengangkatan anggota Dewas
bahwa anggota Dewas tidak melaksanakan
tidak bersamaan waktunya dengan
tugas dan kewajibannya dengan baik,
pengangkatan Pejabat Pengelola BLU,
maka Menteri Keuangan dapat:
kecuali pengangkatan untuk pertama

34 | MANUAL BLU
Dewan Pengawas

kalinya pada waktu pembentukan BLU. Dewas, menteri/pimpinan lembaga


segera mengajukan usulan calon dewas
Menteri/pimpinan lembaga menyampaikan
lainnya selambat-lambatnya 1 bulan sejak
usulan pengangkatan calon ketua/
disampaikannya keputusan penolakan oleh
anggota Dewas dari unsur pejabat K/L
Menteri Keuangan.
dan unsur tenaga ahli/profesional kepada
Menteri Keuangan untuk mendapatkan
e. Pemberhentian Dan Penggantian Anggota
persetujuan.
Dewas
Menteri/pimpinan lembaga dapat
Menteri/pimpinan lembaga berwenang
menyampaikan rekomendasi nama
memberhentikan dan mengganti anggota
calon anggota Dewas yang berasal dari
Dewas dari unsur pejabat K/L dan
unsur pejabat Kementerian Keuangan
unsur tenaga ahli/profesional. Menteri/
dalam usulan. Usulan pengangkatan
pimpinan lembaga dapat mengusulkan
anggota Dewas disertai dengan informasi
pemberhentian dan penggantian anggota
kompetensi yang paling sedikit terdiri dari:
Dewas dari unsur pejabat Kementerian
1) Daftar Riwayat Hidup; Keuangan. Menteri Keuangan berwenang
2) Salinan/fotocopy ijazah terakhir yang mengusulkan pemberhentian dan

Menata Kelembagaan BLU


dimiliki yang disahkan oleh pejabat mengganti anggota Dewas dari unsur
berwenang pada K/L bersangkutan; pejabat Kementerian Keuangan.
dan
Pemberhentian dan penggantian Dewas
3) Surat Pernyataan dari menteri/pimpinan
dapat dikarenakan:
lembaga bahwa calon anggota Dewas
yang diusulkan telah dilakukan proses 1) Pemberhentian dan Penggantian Antar
penilaian internal Waktu

Setelah mendapatkan persetujuan Menteri Dapat dilakukan apabila anggota


Keuangan, menteri/pimpinan lembaga Dewas tidak dapat meneruskan masa
segera menerbitkan keputusan tentang jabatannya karena:
penetapan pengangkatan anggota
a) tidak melaksanakan tugasnya
Dewas. Keputusan penetapan tersebut
dengan baik;
ditembuskan kepada Menteri Keuangan
b) tidak melaksanakan ketentuan
dan Direktur Jenderal Perbendaharaan.
perundang-undangan;
Apabila Menteri Keuangan menolak usulan c) terlibat dalam tindakan yang
pengangkatan calon ketua/anggota merugikan BLU;

MANUAL BLU | 35
d) dipidana penjara; menerbitkan keputusan pemberhentian
e) berhalangan tetap; anggota Dewas tanpa persetujuan
f) mengundurkan diri; atau Menteri Keuangan dengan tembusan
g) menduduki jabatan lain yang kepada Menteri Keuangan dan Direktur
berakibat terjadi benturan Jenderal Perbendaharaan.
kepentingan dalam pengawasan
Status satker BLU berakhir karena:
BLU atau munculnya halangan
yang mengganggu kemampuan a) dicabut oleh Menteri Keuangan;
untuk bertindak secara bebas b) dicabut oleh Menteri Keuangan
dalam pengawasan BLU. berdasarkan usul dari menteri/
pimpinan lembaga; atau
Masa jabatan anggota Dewas
c) berubah statusnya menjadi badan
Pengganti Antar Waktu ditetapkan
hukum dengan kekayaan negara
selama sisa masa jabatan anggota
yang dipisahkan.
Dewas yang diganti.
f. Sekretaris Dewas
2) Pemberhentian karena Berakhir Masa
Jabatan Sekretaris Dewas BLU, adalah organ
Dewas yang membantu pelaksanaan
Menteri/pimpinan lembaga
tugas, kewajiban dan hak Dewas di bidang
menerbitkan keputusan pemberhentian
kesekretariatan. Sekretaris Dewas diangkat
Menata Kelembagaan BLU

anggota Dewas yang berakhir masa


dan diberhentikan oleh Pemimpin BLU
jabatannya tanpa persetujuan Menteri
atas persetujuan Dewas. Sekretaris Dewas
Keuangan dengan tembusan kepada
memiliki kewajiban antara lain:
Menteri Keuangan dan Direktur
Jenderal Perbendaharaan. 1) menyiapkan penyelenggaraan rapat
Dewas, termasuk menyiapkan
Menteri/pimpinan lembaga mengajukan
usulan pengangkatan untuk masa undangan dan bahan-bahan rapat

jabatan Dewas berikutnya kepada Dewas;

Menteri Keuangan selambat-lambatnya 2) menghadiri rapat Dewas dan rapat

3 bulan sebelum berakhirnya masa gabungan antara Dewas dan Pejabat

jabatan anggota Dewas. Pengelola BLU;


3) mengelola, memutakhirkan dan
3) Pemberhentian Anggota Dewas karena
menyimpan dokumen dan informasi
status satker BLU Berakhir
yang terkait dengan pelaksanaan tugas
Dalam hal status satker BLU Dewas;
berakhir, menteri/pimpinan lembaga 4) menyusun notulen rapat;

36 | MANUAL BLU
5) mengumpulkan data atau informasi Sekretaris Dewas adalah orang
yang relevan dengan pelaksanaan perseorangan yang:
tugas Dewas;
1) memiliki integritas, dedikasi, itikad baik,
6) melaporkan pelaksanaan tugas kepada
dan rasa tanggung jawab;
Dewas secara berkala;
7) membantu Dewas dalam menyusun 2) dapat menyediakan waktu yang cukup

program kerja, laporan, pendapat, untuk melaksanakan tugasnya;

kajian, dan saran Dewas; dan 3) tidak pernah dihukum karena


8) melaksanakan kegiatan-kegiatan lain melakukan tindak pidana yang
yang mendukung pelaksanaan tugas, merugikan keuangan Negara; dan
kewajiban, dan hak Dewas. 4) menguasai Teknologi Informasi.

Menata Kelembagaan BLU


“ Dewas adalah organ BLU yang bertugas
melakukan pengawasan
terhadap BLU, dibentuk dengan keputusan
menteri/pimpinan lembaga atas persetujuan

Menteri Keuangan

MANUAL BLU | 37
Bagaimana menata Kepegawaian
BLU?

P
ejabat pengelola BLU dan pegawai BLU Kebutuhan tenaga profesional non PNS
dapat terdiri atas PNS dan/atau tenaga disesuaikan dengan Renstra Bisnis, Pola Tata
profesional non PNS sesuai dengan kebutuhan Kelola, dan Standar Pelayanan Minimal satker
BLU. Pejabat pengelola BLU dan pegawai BLU.
BLU yang berasal dari tenaga profesional non
PNS dapat dipekerjakan secara tetap atau BLU menerapkan standar kompetensi bagi
berdasarkan kontrak. Pejabat perbendaharaan pejabat pengelola dan pegawai BLU. Adanya
pada BLU pada kementerian negara/lembaga standar kompetensi menunjukkan aspek
yang meliputi KPA, Bendahara Penerimaan, transparansi dalam penempatan posisi jabatan,
dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh dan memenuhi aspek keadilan. Sedangkan
PNS.
terkait tenaga profesional non PNS, selain

Syarat pengangkatan dan pemberhentian standar kompetensi BLU perlu mengatur


pejabat pengelola dan pegawai BLU yang mengenai batasan usia, jumlah/proporsi tenaga
berasal dari PNS sesuai dengan ketentuan profesional non PNS yang dianggap layak dan
Menata Kelembagaan BLU

peraturan perundang-undangan di bidang jangka waktu kontrak non PNS.


kepegawaian. Syarat pengangkatan dan
pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai K/L hendaknya memiliki pertimbangan khusus

BLU di lingkungan K/L yang berasal dari tenaga terhadap pola mutasi para pejabat BLU,
profesional non PNS diatur oleh pemimpin yaitu dalam rangka promosi dan demosi
BLU. berdasarkan kinerja yang telah dicapai.

Siapa Unsur Pejabat


Perbendaharaan BLU?

Kuasa Pengguna Anggaran Kepala Satker BLU berkedudukan sebagai


KPA dan menetapkan Pejabat Perbendaharaan
KPA adalah pejabat yang memperoleh Negara lainnya yaitu PPK dan PP-SPM. Dalam
kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian hal kepala satker BLU berkedudukan sebagai
kewenangan dan tanggung jawab penggunaan PA, pimpinan satker BLU dapat menunjuk
anggaran pada K/L yang bersangkutan. pejabat lain yang berstatus PNS sebagai KPA.

38 | MANUAL BLU
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala a. mengesahkan rencana pelaksanaan
Satker, setelah serah terima jabatan pejabat kegiatan, rencana penerimaan PNBP
kepala Satker yang baru langsung menjabat BLU dan rencana penarikan dana;
sebagai KPA. b. merumuskan standar operasional yang
diperlukan dalam rangka pengelolaan
Dalam pelaksanaan anggaran pada Satker
BLU;
BLU, KPA memiliki tugas dan wewenang:
c. menyusun sistem pengawasan dan
a. menyusun RBA, RKA-K/L, dan DIPA; pengendalian agar proses penyelesaian
b. menetapkan PPK untuk melakukan tagihan atas beban APBN, baik RM
tindakan yang mengakibatkan maupun pendapatan BLU (PNBP)
pengeluaran anggaran belanja negara dilaksanakan sesuai dengan peraturan
(untuk 1 DIPA, KPA menetapkan 1 atau perundang-undangan;
lebih PPK); d. melakukan pengawasan agar
c. menetapkan PP-SPM untuk melakukan pelaksanaan kegiatan dan pengadaan
pengujian tagihan dan menerbitkan barang/jasa sesuai dengan keluaran
SPM atas beban anggaran belanja (output) yang ditetapkan dalam DIPA;
Negara (untuk 1 DIPA, KPA menetapkan e. melakukan monitoring dan evaluasi
1 PP-SPM); agar pembuatan perjanjian/kontrak
d. menetapkan panitia/pejabat yang pengadaan barang/jasa dan

Menata Kelembagaan BLU


terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pembayaran atas beban APBN
pengelola anggaran/keuangan; sesuai dengan keluaran (output) yang
e. menetapkan rencana pelaksanaan ditetapkan dalam DIPA serta rencana
kegiatan dan rencana penarikan dana; yang telah ditetapkan;
f. memberikan supervisi dan konsultasi f. merumuskan kebijakan agar
dalam pelaksanaan kegiatan dan pembayaran atas beban APBN
penarikan dana; sesuai dengan keluaran (output) yang
g. mengawasi penatausahaan dokumen ditetapkan dalam DIPA; dan
dan transaksi yang berkaitan dengan g. melakukan pengawasan, monitoring,
pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan evaluasi atas pertanggungjawaban
h. menyusun laporan keuangan dan pelaksanaan anggaran dalam rangka
kinerja atas pelaksanaan anggaran penyusunan laporan keuangan.
sesuai dengan peraturan perundang-
KPA menetapkan PPK dan PP-SPM
undangan.
dengan surat keputusan. Penetapan PPK
KPA bertanggung jawab atas pelaksanaan dan PP-SPM tersebut tidak terikat periode
kegiatan dan anggaran yang berada dalam tahun anggaran. Artinya, dalam hal tidak
penguasaannya kepada PA. Pelaksanaan terdapat perubahan pejabat yang ditetapkan
tanggung jawab KPA dilakukan dalam sebagai PPK dan/atau PP-SPM pada
bentuk: saat pergantian periode tahun anggaran,

MANUAL BLU | 39
Unsur Pejabat BLU

penetapan PPK dan/atau PP-SPM tahun jawab KPA kepada PA. PPK tidak dapat
yang lalu masih tetap berlaku. Dalam hal PPK merangkap sebagai PP-SPM. Untuk satu
atau PP-SPM dipindahtugaskan/pensiun/ DIPA, KPA dapat menetapkan beberapa
diberhentikan dari jabatannya/berhalangan PPK. Dalam melakukan tindakan yang dapat
sementara, KPA menetapkan PPK atau PP- mengakibatkan pengeluaran anggaran
SPM pengganti dengan surat keputusan dan belanja negara, PPK memiliki tugas dan
berlaku sejak serah terima jabatan. PPK dan wewenang:
PP-SPM yang penunjukannya berakhir harus
menyelesaikan seluruh administrasi keuangan a. menyusun rencana pelaksanaan

yang menjadi tanggung jawabnya pada saat kegiatan dan rencana penarikan dana

menjadi PPK atau PP-SPM. berdasarkan DIPA;


b. menerbitkan Surat Penunjukan
KPA menyampaikan surat keputusan
Penyedia Barang/Jasa;
penunjukkan PP-SPM dan PPK kepada:
c. membuat, menandatangani dan
a. Kepala KPPN selaku Kuasa BUN beserta melaksanakan perjanjian/kontrak
Menata Kelembagaan BLU

spesimen tanda tangan PP-SPM dan cap/ dengan Penyedia Barang/Jasa;


stempel Satker; d. melaksanakan kegiatan swakelola;
b. PP-SPM disertai dengan spesimen tanda e. memberitahukan kepada Kuasa
tangan PPK; dan BUN atas perjanjian/ kontrak yang
c. PPK.
dilakukannya;

Dalam hal tidak terdapat penggantian PPK dan/ f. mengendalikan pelaksanaan perjanjian/
atau PP-SPM, pada awal tahun anggaran, KPA kontrak;
menyampaikan pemberitahuan kepada pejabat g. menguji dan menandatangani surat
tersebut pada huruf a, b dan c di atas. bukti mengenai hak tagih kepada
negara;
Pejabat Pembuat Komitmen h. membuat dan menandatangani SPP;
i. melaporkan pelaksanaan/penyelesaian

PPK adalah pejabat yang ditetapkan oleh KPA kegiatan kepada KPA;

dalam rangka melaksanakan kewenangan j. menyerahkan hasil pekerjaan


PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/ pelaksanaan kegiatan kepada KPA
atau tindakan yang dapat mengakibatkan dengan Berita Acara Penyerahan;
pengeluaran atas beban APBN. Dalam k. menyimpan dan menjaga keutuhan
melaksanakan kewenangan dimaksud, seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;
PPK memedomani pelaksanaan tanggung dan

40 | MANUAL BLU
Unsur Pejabat BLU

l. melaksanakan tugas dan wewenang negara. Dalam rangka melakukan pengujian


lainnya yang berkaitan dengan tindakan tagihan dan perintah pembayaran, PP-SPM
yang mengakibatkan pengeluaran memiliki tugas dan wewenang:
anggaran belanja negara.
a. menguji kebenaran SPP atau dokumen
Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan lain yang dipersamakan dengan SPP
dan rencana penarikan dana berdasarkan DIPA beserta dokumen pendukung;
di atas, dilakukan dengan: b. menolak dan mengembalikan SPP,
apabila tidak memenuhi persyaratan
a. menyusun jadwal waktu pelaksanaan
untuk dibayarkan;
kegiatan termasuk rencana penarikan
c. membebankan tagihan pada mata
dananya;
anggaran yang telah disediakan;
b. menyusun perhitungan kebutuhan UP/
d. menerbitkan SPM atau dokumen lain
TUP sebagai dasar pembuatan SPP-UP/ yang dipersamakan dengan SPM;
TUP; dan e. menyimpan dan menjaga keutuhan
c. mengusulkan revisi Petunjuk Operasional seluruh dokumen hak tagih;

Menata Kelembagaan BLU


Kegiatan (POK)/DIPA kepada KPA. f. melaporkan pelaksanaan pengujian dan
perintah pembayaran kepada KPA; dan
Sementara pengujian atas surat bukti mengenai
g. melaksanakan tugas dan wewenang
hak tagih kepada negara dilakukan dengan :
lainnya yang berkaitan dengan
a. menguji kebenaran materiil dan keabsahan pelaksanaan pengujian dan perintah
surat-surat bukti mengenai hak tagih pembayaran.

kepada negara; dan/atau PP-SPM bertanggung jawab terhadap:


b. menguji kebenaran dan keabsahan
dokumen/surat keputusan yang menjadi a. kebenaran administrasi;
b. kelengkapan administrasi; dan
persyaratan/kelengkapan pembayaran
c. keabsahan administrasi dokumen hak
belanja pegawai.
tagih pembayaran yang menjadi dasar
penerbitan SPM dan akibat yang timbul
Pejabat Penguji dan Penandatangan
SPM dari pengujian yang dilakukan.

PP-SPM melaksanakan kewenangan KPA Pejabat Penerbit SP3B BLU


untuk melakukan pengujian tagihan dan
perintah pembayaran atas beban anggaran Tata cara pencairan dana yang berasal dari

MANUAL BLU | 41
Unsur Pejabat BLU

RM mengikuti ketentuan sebagaimana diatur BLU, BLU mengajukan SP3B BLU kepada
dalam PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata KPPN untuk diterbitkan SP2B BLU. Pejabat
Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan penanda tangan SP3B BLU adalah juga
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Pejabat Penguji/Penanda tangan SPM.
Negara. Sementara itu, penggunaan dan Demikian juga petugas pengantar SP3B
pertanggungjawaban PNBP BLU berpedoman BLU adalah petugas pengantar SPM.
pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor
92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Bendahara Pengeluaran
Badan Layanan Umum dan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/ Bendahara Pengeluaran mengelola
PB/2011 tentang Mekanisme Pengesahan rekening pengeluaran untuk menampung
Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
uang yang bersumber dari RM, dan

Pendapatan yang diperoleh oleh BLU pengelolaannya mengikuti ketentuan PMK

dapat dikelola langsung untuk membiayai 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara

pengeluaran BLU sesuai dengan RBA definitif. Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan
Menata Kelembagaan BLU

Pengelolaan pendapatan dan belanja BLU Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara.

dilaksanakan secara tertib, efisien, transparan


dan bertanggung jawab sesuai ketentuan
Pejabat Pengelola Dana BLU
perundang-undangan yang berlaku.

Untuk SPM bagi pelaksanaan pembayaran Pejabat pengelola dana BLU bertugas
yang bersumber dari RM (baik UP maupun untuk mengelola dana BLU yang ditampung
LS), ditandatangani oleh PP-SPM, kemudian dalam Rekening Operasional, Rekening
diajukan ke KPPN untuk diterbitkan SP2D, Pengelolaan Kas, dan Rekening Dana
sedangkan untuk yang bersumber dari Kelolaan. Pemimpin BLU dapat menunjuk
Pendapatan BLU setelah diterbitkan SPM Bendahara Penerimaan yang sudah ada
Internal dapat diterbitkan SP2D Internal (bisa sebelumnya (ketika satker masih berbentuk
juga dengan sebutan lain yang dirasa lebih satker PNBP) untuk menjadi pejabat

sesuai, misal: Surat Perintah Transfer Dana, pengelola dana BLU. Pengelolaan belanja

Cek, dan lain-lain yang sejenis). yang bersumber dari pendapatan BLU,
mengacu pada peraturan yang ditetapkan
Dalam rangka pertanggungjawaban oleh pemimpin Satker BLU.
pendapatan dan/atau belanja atas PNBP

42 | MANUAL BLU
1

MENGELOLA
KEUANGAN
BLU
Bagaimana proses perencanaan dan penganggaran BLU?
Bagaimana proses pelaksanaan anggaran BLU?
Bagaimana proses pengelolaan piutang dan utang BLU?
Bagaimana mengelola risiko BLU bidang pendidikan?
Bagaimana menerapkan remunerasi BLU?
4
Mengelola Keuangan BLU

43 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Perencanaan dan
Penganggaran BLU?
1. Mengidentifikasi Tarif Layanan BLU

BLU dapat memungut biaya kepada


penerima layanan mencerminkan
masyarakat sebagai imbalan atas barang/
keadilan dan kepatutan sesuai dengan
jasa layanan yang diberikan dalam bentuk tarif
golongan masyarakat penerima
yang disusun atas dasar perhitungan biaya per
layanan tersebut.
unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif
2) Tarif yang dikenakan tidak bertentangan
layanan tersebut harus mempertimbangkan 4
dengan kebijakan dan peraturan
aspek yaitu :
pemerintah yang berlaku.
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan d. Kompetisi yang sehat
yaitu pengaruh pengenaan tarif secara yaitu apabila dibandingkan dengan industri
keseluruhan terhadap kelangsungan sejenis dan dengan mempertimbangkan
hidup (going concern) dan pertumbuhan antara lain faktor lokasi dan nilai tambah
satker BLU. Keberlangsungan dan tingkat yang diberikan, tarif yang dikenakan
pertumbuhan dapat dilihat dari proyeksi merupakan tarif yang wajar untuk
Mengelola Keuangan BLU

terhadap kinerja layanan/keuangan yang diberlakukan kepada masyarakat.


akan datang yang tercermin dari proyeksi
laporan keuangan di masa yang akan Menteri Keuangan mengatur pedoman

datang umum penyusunan tarif layanan. Menteri/


Membentuk Satker BLU

b. Daya beli masyarakat pimpinan lembaga mengatur pedoman teknis

yaitu pertimbangan yang berorientasi penyusunan tarif layanan BLU. BLU menyusun

kepada kemauan dan kemampuan daya tarif layanan dengan memperhatikan pedoman
beli masyarakat penerima layanan (ability umum dan pedoman teknis tersebut.
and willingness to pay) terhadap masing-
Tarif layanan diusulkan oleh pemimpin BLU
masing tarif layanan.
kepada menteri/pimpinan lembaga. Menteri/
c. Asas keadilan dan kepatutan
pimpinan lembaga menyampaikan usulan
memperhatikan antara lain :
tarif layanan kepada Menteri Keuangan untuk
1) Pengenaan tarif kepada masyarakat ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.

44 | MANUAL BLU
Sistematika Usulan Tarif Layanan BLU kepada
Menteri Keuangan

Pendahuluan

I. a. Kondisi umum
b. Potensi dan permasalahan

Karakteristik BLU

II. a. Visi, misi dan tujuan


b. Tupoksi, struktur organisasi, pusat biaya dan unit-unit layanan
c. Produk/layanan

Perhitungan biaya per unit/hasil per investasi dana


a. Kebijakan dalam perhitungan biaya per unit /hasil per investasi
III. dana

Mengelola Keuangan BLU


b. Perhitungan biaya per unit hasil per investasi dana per produk/
layanan

Usulan Tarif

IV. a. Kebijakan tarif


b. Tarif yang diusulkan

Dasar Pertimbangan Tarif

V.
a. Kontinuitas dan pengembangan layanan
b. Daya beli masyarakat
c. Asas keadilan dan kepatutan
d. Kompetisi yang sehat

PENUTUP

VI. Lampiran-Lampiran

45 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan melalui 1) Mengidentifikasi pusat-pusat biaya


tahap-tahap antara lain : (cost center) dan pusat-pusat
pendapatan (revenue center)
a. Persiapan usulan tarif layanan yaitu:
2) Mengidentifikasi layanan pada pusat
1) Mengidentifikasi tarif-tarif yang pendapatan dan target layanan sesuai
sesuai dengan tugas, fungsi, dan dengan RBA
kewenangannya. 3) Mengidentifikasi biaya masing-masing
2) Mengidentifikasi tujuan penentuan tarif pusat pendapatan. Biaya dalam
dan bagaimana keterkaitan penentuan masing-masing kegiatan diklasifikasikan
tarif tersebut dengan strategi satker dalam biaya langsung, tidak langsung,
BLU. biaya variabel, dan biaya tetap sesuai
3) Mengumpulkan data-data dan RBA serta klasifikasi biaya dari RM dan
informasi yang diperlukan dalam PNBP sesuai dengan kebutuhan dan
penyusunan usulan tarif. kebijakan tarif.
4) Melakukan distribusi biaya dari pusat
b Menyusun analisis mengenai kondisi
biaya kepada pusat pendapatan
umum, potensi, dan permasalahan, yaitu:
Tahapan penyusunan perhitungan biaya per
Mengelola Keuangan BLU

1) menyusun analisis mengenai


unit tersebut dilakukan dengan memperhatikan
kondisi tarif BLU yang saat ini telah
hal-hal sebagai berikut :
diberlakukan, apabila dibandingkan
dengan aspek legalitas, kesesuaian 1) Perhitungan biaya per unit adalah
dengan kebijakan dan regulasi dalam perhitungan biaya per unit layanan
Membentuk Satker BLU

lingkup kewenangan K/L, serta dengan ketentuan kebijakan dan


kesesuaian dengan ke-4 aspek yang asumsi-asumsi yang digunakan.
harus diperhatikan dalam tarif layanan, 2) Metode perhitungan biaya per unit
dan dapat menggunakan sistem biaya
2) Menyusun analisis permasalahan, tradisional, activity base costing atau
potensi, kelemahan, peluang, serta metode costing yang lain.
tantangan jangka menengah yang akan 3) Asumsi biaya, volume, pendapatan
dihadapi apabila tarif yang ada selama sesuai dengan asumsi-asumsi dalam
ini tetap diberlakukan, serta bagaimana RBA.
tarif yang diusulkan oleh BLU dapat 4) Klasifikasi biaya sesuai dengan metode
mendorong terwujudnya visi dan misi costing yang digunakan, disesuaikan
BLU dengan karakteristik BLU, dan
kebutuhan manajemen.
c. Menyusun perhitungan biaya per unit
5) Perhitungan biaya per unit bersifat
dengan tahapan antara lain:
full costing yaitu perhitungan semua

46 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

biaya secara akrual terdiri dari biaya pimpinan lembaga kepada Menteri Keuangan
yang langsung berhubungan dengan untuk ditetapkan.
layanan dan biaya yang tidak langsung
Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan
berhubungan dengan layanan.
c.q. Direktorat PPK BLU melakukan pengkajian
6) Distribusi kegiatan tidak langsung
atas kelengkapan dan kelayakan usulan tarif
terhadap kegiatan langsung yang
satker BLU. Hasil kajian kemudian disampaikan
menghasilkan layanan dapat
kepada tim penilai tarif untuk dinilai dengan
menggunakan beberapa metode
memperhatikan justifikasi atas 4 aspek tarif
costing antara lain: Simple Distribution,
layanan. Dalam melakukan penilaian terhadap
Step Down Method, Activity Based
usulan tarif, tim penilai tarif dapat mengundang
Costing, Double Distribution atau yang
narasumber atau pihak tekait yang kompeten di
lain.
bidangnya apabila diperlukan.
d. Penyusunan usulan tarif BLU
Hasil penilaian berupa rekomendasi
Penyusunan usulan tarif BLU dilakukan
diserahkan kepada Menteri Keuangan melalui
dengan memperhatikan kebijakan tarif yang
Dirjen Perbendaharaan. Menteri Keuangan
akan dilakukan. Tarif layanan BLU yang
menetapkan/menolak usulan tarif berdasarkan
ditetapkan dapat lebih besar dari biaya

Mengelola Keuangan BLU


rekomendasi yang disampaikan oleh tim penilai
per unit layanan (cost plus), lebih kecil dari
tarif.
biaya per unit layanan (cost minus) atau
sama dengan biaya per unit layanan (cost Selain ditetapkan oleh Menteri Keuangan,
recovery). penetapan tarif BLU dapat didelegasikan
oleh Menteri Keuangan kepada menteri/
Setelah usulan tarif layanan tersusun, satker
pimpinan lembaga dan/atau pemimpin BLU.
BLU mengajukan usulan tersebut kepada
Pendelegasian kewenangan penetapan tarif
menteri/pimpinan lembaga. Selanjutnya
layanan ditetapkan dalam Peraturan Menteri
menteri/pimpinan lembaga melakukan
Keuangan mengenai penetapan tarif layanan
penelaahan usulan tarif dengan memperhatikan
satker BLU.
justifikasi 4 aspek tarif dan kesesuaian tarif yang
dikenakan dengan kebijakan dan peraturan
teknis K/L. 2. Mengajukan Target PNBP BLU

Dalam proses penelaahan menteri/pimpinan Target PNBP BLU merupakan hasil


lembaga dapat meminta satker BLU untuk penghitungan atau penetapan PNBP BLU,
membahas dan memperbaiki usulan tarif yang diperkirakan akan diterima dalam 1 tahun
yang diajukan. Hasil pembahasan tersebut yang akan datang (1 Januari s.d. 31 Desember
selanjutnya digunakan sebagai bahan tahun yang akan datang). Penyusunan target
penyempurnaan usulan tarif BLU. Usulan tarif (rencana) PNBP BLU dikoordinasikan oleh
yang telah disempurnakan diajukan menteri/ masing – masing K/L. Target (rencana) PNBP

47 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

BLU disusun serealistis mungkin dengan b. estimasi yaitu merupakan besaran


memperhitungkan seluruh potensi pendapatan biaya yang dapat dilampaui disesuaikan
yang akan diperoleh pada tahun berkenaan. dengan harga pasar dan ketersediaan
alokasi anggaran dengan memperhatikan
prinsip ekonomis efisiensi, efektifitas,
3. Menyusun dan Mengajukan Usul Standar
serta mengacu pada ketentuan peraturan
Biaya
perundang-undangan.
Standar Biaya adalah satuan biaya yang
Selain SBM yang telah ditetapkan, Menteri
ditetapkan baik berupa SBM maupun SBK
sebagai acuan perhitungan kebutuhan Keuangan dapat menyetujui SBM lainnya

anggaran dalam RKA-K/L. berdasarkan usulan dari menteri/pimpinan


lembaga dengan mempertimbangkan hal-hal
SBM adalah satuan biaya berupa harga
antara lain sebagai berikut:
satuan, tarif, dan indeks yang digunakan untuk
menyusun biaya komponen masukan kegiatan. a. kekhususan satuan biaya yang dimiliki K/L;
Harga Satuan Biaya Masukan adalah nilai suatu b. tuntutan peningkatan kualitas pelayanan
barang yang ditentukan pada waktu tertentu publik tertentu; dan/atau
Mengelola Keuangan BLU

untuk penghitungan biaya komponen masukan c. daerah terpencil/daerah perbatasan/pulau


kegiatan. Tarif Biaya Masukan adalah nilai terluar.
suatu jasa yang ditentukan pada waktu tertentu
SBK berfungsi sebagai acuan bagi K/L untuk
untuk penghitungan biaya komponen masukan
menyusun biaya keluaran kegiatan dalam RKA-
Membentuk Satker BLU

kegiatan. Indeks Biaya Masukan adalah satuan


K/L berbasis kinerja. Kriteria keluaran kegiatan
biaya yang merupakan gabungan beberapa
yang diusulkan menjadi SBK adalah sebagai
barang/jasa masukan untuk penghitungan
berikut:
biaya komponen masukan kegiatan.
a. merupakan keluaran kegiatan yang bersifat
SBM berfungsi sebagai acuan bagi K/L
berulang;
untuk menyusun biaya komponen masukan
b. mempunyai jenis dan satuan yang jelas
kegiatan dalam RKA-K/L berbasis kinerja
yang merupakan batas tertinggi yang besaran dan terukur;

biayanya tidak dapat dilampaui dalam c. mempunyai komponen/tahapan yang jelas

penyusunan RKA-K/L. dalam pencapaian keluaran;


d. bukan merupakan keluaran kegiatan
Dalam rangka pelaksanaan anggaran, SBM
pengadaan sarana dan prasarana; dan
berfungsi sebagai :
e. bukan merupakan keluaran dari Komponen
a. batas tertinggi yaitu merupakan besaran Kegiatan 001 dan Komponen Kegiatan
biaya yang tidak dapat dilampaui; 002.

48 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

SBK dapat berupa Indeks Biaya Keluaran K/L menyusun dan mengusulkan SBK kepada
atau Total Biaya Keluaran. Dalam rangka Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal

perencanaan anggaran, SBK berfungsi Anggaran. Dalam penyusunan SBK K/L

sebagai: menggunakan:

a. SBM dan/atau
a. batas tertinggi dalam penyusunan RKA-K/L
b. Satuan biaya lain yang tidak termasuk SBM
b. referensi untuk:
dengan mempertimbangkan kepatutan
1) penyusunan prakiraan maju; dan/atau
dan kewajaran harga satuan biaya ( satuan
2) bahan penghitungan pagu indikatif K/L
biaya lain tersebut tidak termasuk satuan
Dalam rangka pelaksanaan anggaran, Standar biaya untuk menambah penghasilan dan
Biaya Keluaran berfungsi sebagai estimasi fasilitas pejabat negara/pegawai negeri/non
yang merupakan perkiraan besaran biaya yang pegawai negeri)

dapat dilampaui disesuaikan dengan harga Mekanisme pengajuan dan penetapan SBK
pasar dan ketersediaan alokasi anggaran lebih lanjut agar mengikuti ketentuan Peraturan
dengan mengacu pada ketentuan peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai

Mengelola Keuangan BLU


perundang-undangan. Satuan Biaya.

Gambar 4.1 Penyusunan RBA

49 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

4. Menyusun dan Mengajukan Pengesahan


RBA disusun berdasarkan usulan dari
Rencana Bisnis dan Anggaran
masing-masing unit kerja pada satker BLU.
Pengesahan Rencana Bisnis dan Anggaran Masing-masing unit kerja tersebut mengajukan
(RBA) disusun dengan mengacu pada Renstra kebutuhan anggaran yang diperlukan beserta
Bisnis lima tahunan, sementara Renstra Bisnis target pendapatannya. Penyusunan kebutuhan
mengacu pada Renstra K/L. RBA memuat anggaran yang akan diajukan harus berada
program, kegiatan, anggaran pendapatan dan dalam koridor program, kegiatan, dan kebijakan
belanja termasuk estimasi saldo kas. yang telah dituangkan dalam Renstra Bisnis.

Gambar 4.2 Skema Penyusunan RBA


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

50 | MANUAL BLU
Pemimpin BLU bertugas untuk menerjemahkan proporsional. Hal ini hanya berlaku untuk

Mengelola Keuangan BLU


dan mensosialisasikan Renstra Bisnis belanja yang bersumber dari pendapatan
tersebut kepada unit-unit kerja yang ada serta PNBP BLU.
menghimpun rencana dan anggaran yang telah
Persentase ambang batas merupakan
diajukan oleh masing-masing unit kerja untuk
besaran persentase realisasi belanja yang
kemudian ditransformasikan dalam bentuk
dapat melampaui anggaran dalam DIPA BLU.
RBA. RBA disusun berdasarkan :
Besaran ini ditentukan tanpa memperhitungkan
1) Basis kinerja dan perhitungan akuntansi saldo awal kas dan tercantum dalam RKA-K/L
biaya menurut jenis layanannya. dan DIPA BLU.
2) Kebutuhan dan kemampuan pendapatan
Konsolidasi RBA kedalam RKA-K/L
yang diperkirakan akan diterima.
memerlukan ikhtisar RBA mengingat RBA
3) Basis akrual.
disusun per unit kerja sementara RKA-K/L
RBA menganut pola anggaran fleksibel dengan disusun per fungsi, sub fungsi, program,
persentase ambang batas belanja tertentu. kegiatan dan output. Ikhtisar RBA adalah
Pola anggaran fleksibel merupakan pola ringkasan RBA yang berisikan program,
anggaran yang penganggaran belanjanya kegiatan, sumber pendapatan dan jenis belanja
dapat bertambah atau berkurang dari yang serta pembiayaan sesuai dengan format RKA-
dianggarkan sepanjang pendapatan terkait K/L.
bertambah atau berkurang setidaknya

51 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Gambar 4.3 Belanja pada Ikhtisar RBA


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

Selanjutnya, pengajuan usulan RBA pimpinan lembaga dapat digambarkan sebagai


oleh Pemimpin BLU untuk mendapatkan berikut :
persetujuan dan pengesahan dari menteri/

52 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

Gambar 4.4 Pengajuan dan Pengesahan RBA

5. Mengkaji dan Menetapkan RBA Berdasarkan

Mengelola Keuangan BLU


Pagu Anggaran
berdasarkan Pagu Anggaran dapat dijelaskan
Proses pengkajian dan penetapan RBA sebagai berikut :

Gambar 4.5. Pengkajian dan Penetapan RBA Pagu Anggaran

53 | MANUAL BLU
6. Menyusun RBA Definitif

Setelah alokasi anggaran ditetapkan satker dibuat menjadi RBA Definitif. Penyusunan RBA
BLU sekali lagi menyesuaikan RBA yang telah Definitif dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.6. Penyusunan RBA Definitif


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

7. Menyusun RBA dalam kerangka anggaran. Angka yang tercantum dalam ketiga
Penyusunan APBN ketentuan tersebut merupakan angka tertinggi
yang tidak boleh dilampaui oleh K/L sebagai
Dalam rangka penyusunan APBN, terdapat acuan dalam menyusun RKA-K/L. Pagu
tiga kali penetapan pagu dana untuk K/L yaitu Indikatif adalah ancar-ancar pagu anggaran
pagu indikatif, pagu anggaran, dan alokasi yang diberikan kepada K/L sebagai pedoman

54 | MANUAL BLU
Perencanaan dan Penganggaran BLU

dalam penyusunan Renja-K/L. Pagu indikatif K/L disampaikan kepada setiap K/L paling
diperoleh dari angka prakiraan maju yang lambat pada akhir bulan Juni. Alokasi
sudah dicantumkan tahun sebelumnya yang Anggaran K/L adalah batas tertinggi anggaran
telah melalui proses penyesuaian ditambah pengeluaran yang dialokasikan kepada K/L
dengan inisiatif baru pada kesempatan pertama berdasarkan hasil pembahasan Rancangan
yang diakomodir/disetujui APBN yang dituangkan dalam berita acara
hasi kesepakatan Pembahasan Rancangan
Pagu Anggaran K/L adalah batas tertinggi APBN antara Pemerintah dan DPR. Angka
anggaran yang dialokasikan kepada K/L yang tercantum dalam alokasi anggaran
dalam rangka penyusunan RKA-K/L. Pagu adalah angka yang tertuang dalam berita acara
anggaran ditetapkan Menteri Keuangan hasil kesepakatan pembahasan RUU APBN,
dengan berpedoman pada kapasitas fiskal, penyesuaian angka dasar (jika diperlukan
besaran pagu indikatif, Renja-K/L, dan lagi), ditambah dengan inisiatif baru pada
memperhatikan hasil evaluasi kinerja K/L. kesempatan ketiga yang diakomodir/disetujui.
Angka yang tercantum dalam pagu anggaran Penyusunan RBA oleh satker BLU tidak dapat
adalah angka di pagu indikatif, penyesuaian dilepaskan dari kerangka penyusunan APBN.
angka dasar (jika diperlukan lagi) ditambah Penyusunan RBA harus sejalan dengan timeline

Mengelola Keuangan BLU


dengan inisiatif baru pada kesempatan kedua penetapan pagu indikatif, pagu anggaran, dan
yang diakomodir/disetujui. Pagu anggaran alokasi anggaran pada penyusunan APBN.

Gambar 4.7 Penyusunan RBA dalam kerangka Penyusunan APBN

55 | MANUAL BLU
Bagaimana Proses Pelaksanaan
Anggaran BLU?
1. Menyusun DIPA BLU
merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
DIPA BLU disusun dengan mengacu pada RBA BLU, dan menjadi dasar pencairan/penarikan
Definitif dan Ikhtisar RBA Definitif. DIPA BLU dana dari APBN.

Gambar 4.8 DIPA BLU


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

56 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Penjelasan untuk tanda *) di poin saldo awal kas pada Gambar 4.8 diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Gambar 4.9 Saldo Awal Kas

Mengelola Keuangan BLU


2. Mengajukan Pengesahan DIPA BLU berkesinambungan.

DIPA BLU disampaikan oleh menteri/pimpinan Secara sederhana pengelolaan kas BLU
lembaga kepada Menteri Keuangan c.q. Dirjen adalah seluruh aktivitas yang bertujuan untuk
Anggaran. Selanjutnya Menteri Keuangan c.q. menjamin ketersediaan kas dalam jumlah
Direktur Jenderal Anggaran mengesahkan dan waktu tertentu dalam rangka pemberian
DIPA BLU paling lambat tanggal 31 Desember layanan. Dalam hal pengelolaan kas, BLU
dengan menerbitkan Surat Pengesahan DIPA menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
BLU (SP-DIPA BLU).
a. Merencanakan penerimaan dan
pengeluaran kas berdasarkan rencana
3. Mengelola Kas
kegiatan yang tercantum dalam RBA.
BLU perlu melakukan pengelolaan kas b. Menerima pendapatan yang bersumber
terhadap pendapatan yang bersumber dari dari PNBP satker BLU. Pendapatan PNBP
pendapatan PNBP. Pengelolaan kas BLU tersebut berasal dari tarif layanan termasuk
dilaksanakan berdasarkan praktik bisnis yang pendapatan yang berasal dari pemanfaatan
sehat. Artinya, pengelolaan kas BLU harus aset yang dimiliki.
ditujukan dan mampu untuk meningkatkan c. Menyimpan kas, melakukan pembayaran,
layanan kepada masyarakat secara dan mengelola rekening bank.

57 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Dalam rangka mengelola pendapatan dan lainnya harus mendapat ijin dari Kuasa BUN
belanja, satker BLU membuka rekening Pusat (DJPBN).
yang terdiri dari rekening pengeluaran untuk
Rekening lainnya pada BLU terdiri dari rekening
menampung dana yang bersumber dari
operasional BLU untuk mengelola pendapatan
RM dan rekening lainnya untuk mengelola dan BLU, rekening pengelolaan kas BLU untuk
pendapatan dan belanja yang bersumber dari penempatan idle cash BLU dan rekening
PNBP BLU. Pembukaan rekening pengeluaran dana kelolaan menampung dana yang tidak
harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Kuasa dimasukkan ke dua rekening pengelolaan kas
BUN. Sementara untuk pembukaan rekening dan operasional BLU.

Gambar 4.10 Pembukaan Rekening


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

58 | MANUAL BLU
Gambar 4.11 Permohonan Persetujuan Pembukaan Rekening

Mengelola Keuangan BLU


Gambar 4.12 Pembukaan Rekening Pengelolaan Kas

59 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Dalam rangka pengelolaan kas, pemimpin yang diperoleh secara langsung. Untuk
BLU dapat menutup rekening pengelolaan menjamin akuntabilitas keuangan dan
kas BLU untuk dipindahkan ke rekening mencegah terjadinya penyimpangan pencairan
operasional BLU. kas, pemimpin BLU wajib menyusun SOP
pengelolaan kas.
d. Menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan SOP ini setidaknya terdiri dari prosedur
kas. Pemimpin BLU bertanggung jawab penerimaan dan prosedur pengeluaran kas.
terhadap seluruh dana yang berada pada Prosedur penerimaan menjadi pedoman bagi
penguasaannya dan bertanggung jawab masyarakat/mitra kerja dalam melakukan
atas pembayaran yang dilaksanakannya. penyetoran PNBP BLU dan bagi bendahara
Pemimpin BLU juga perlu melakukan dalam melakukan pencatatan atas penerimaan
pemeriksaan jumlah kas yang berada BLU. Prosedur penerimaan tidak hanya
dalam penguasaannya secara rutin. Selain mengatur mekanisme penerimaan pada
pemeriksaan kas secara rutin, setiap satker BLU, tetapi juga mengatur prosedur
transaksi keuangan yang dilakukan oleh pencatatan/pengakuan atas PNBP tersebut.
satker BLU juga harus dibukukan. Prosedur pengeluaran menjadi pedoman
bagi bendahara dalam melakukan pencatatan
Mengelola Keuangan BLU

Pertanggungjawaban terhadap pengelolaan


kas yang dilakukan oleh BLU disusun pengeluaran dan bagi unit-unit kerja pada

dalam bentuk laporan. BLU perlu satker BLU ketika akan mencairkan dana BLU

membuat laporan pertanggungjawaban untuk membiayai kegiatannya.


pengelolaan kas secara rutin minimal 1
Membentuk Satker BLU

bulan sekali. Laporan pertanggungjawaban


5. Mengajukan Pengesahan Pendapatan dan
sekurang-kurang memuat informasi
Belanja BLU
mengenai keadaan pembukuan pada
bulan pelaporan, meliputi saldo awal, Dalam rangka mempertanggungjawabkan
penambahan, penggunaan, dan saldo pendapatan dan belanja PNBP BLU yang
akhir dari buku-buku pembantu penjelasan dapat digunakan langsung, BLU mengajukan
atas selisih (jika ada); SP3B BLU. Penyampaian SP3B BLU tersebut
dapat dilakukan satu kali atau lebih dalam satu
triwulan, sehingga BLU dapat mengajukan
4. Mengelola Keuangan Intern Satker BLU
SP3B BLU ke KPPN secara mingguan,
Salah satu fleksibilitas yang dimiliki oleh BLU bulanan dan/atau triwulanan disesuaikan
adalah dapat menggunakan pendapatan dengan kebutuhan.

60 | MANUAL BLU
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN
adalah triwulanan

Mengelola Keuangan BLU


1) Cut off belanja sejak cut offt riwulan III, yaitu tanggal 27
a) Triwulan I adalah untuk realisasi pendapatan dan September 20xx s/d 31 Desember 20xx.
belanja mulai tanggal 1 Januari s/d 27 Maret 20xx.
Cut off triwulan I adalah tanggal 28 Maret 20xx (3 2) Pengajuan SP3B BLU
hari kerja sebelum akhir triwulan I) a) Pengajuan SP3B BLU Triwulan I adalah mulai tanggal
b) Triwulan II adalah untuk realisasi pendapatan dan 28, 29, 30, dan paling lambat tanggal 31 Maret
belanja sejak cut off triwulan I, yaitu tanggal 28 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
Maret 20xx s/d 26 Juni 20xx. Cut off triwulan II adalah b) Pengajuan SP3B BLU Triwulan II adalah mulai tanggal
tanggal 27 Juni 20xx (3 hari kerja sebelum akhir 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30 Juni 20xx
triwulan II). pada pukul 10.00 waktu setempat.
c) Triwulan III adalah untuk realisasi pendapatan dan c) Pengajuan SP3B BLU Triwulan III adalah mulai
belanja sejak cut off triwulan II, yaitu tanggal 27 Juni tanggal 27, 28, 29, dan paling lambat tanggal 30
20xx s/d 26 September 20xx. Cut off triwulan September 20xx pada pukul 10.00 waktu setempat.
III adalah tanggal 27 September 20xx (3 hari kerja d) Pengajuan SP3B BLU Triwulan IV mengikuti
sebelum akhir triwulan III). ketentuan mengenai langkah-langkah menghadapi
d) Triwulan IV adalah untuk realisasi pendapatan dan akhir tahun anggaran.

61 | MANUAL BLU
Ilustrasi penyampaian SP3B BLU ke KPPN
lebih dari satu kali dalam satu triwulan
Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

Pada triwulan II, SP3B BLU pertama diajukan pada belanja sejak tanggal 25 Agustus 20xx s.d. tanggal 26
tanggal 29 Juli 20xx untuk realisasi sejak cut off September 20xx.
pada triwulan II yaitu tanggal 27 Juni 20xx sampai b) Pengajuan SP3B BLU yang ketiga adalah mulai
dengan realisasi pendapatan dan/atau belanja yang tanggal 27, 28, 29 dan paling lambat tanggal
dipertanggungjawabkan dalam SP3B dimaksud yaitu 30September 20xx.
tanggal 28 Juli 20xx c) Realisasi pendapatan dan/atau belanja
1) BLU menyampaikan SP3B BLU kedua pada tanggal tanggal 27, 28, 29dan 30 September 20xx
25 Agustus 20xx untuk realisasi sejak tanggal 29 Juli dipertanggungjawabkan dalam SP3B BLU Triwulan
20xx sampai dengan realisasi pendapatan dan/atau berikutnya.
belanja yang dipertanggungjawabkan dalam SP3B d) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III
dimaksud yaitu tanggal 24 Agustus 20xx). (tanggal 27 September 20xx) tidak terdapat realisasi
2) Dalam hal sampai dengan cut off triwulan III pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU
(27 September 20xx) masih terdapat realisasi tidak menyampaikan SP3B BLU ketiga.
pendapatan dan/atau belanja, maka satker BLU e) Pengajuan SP3B BLU pertama pada triwulan IV
menyampaikan SP3B BLU ketiga dengan ketentuan adalah realisasi pendapatan dan belanja sejak cut
sebagai berikut: off triwulan III (tanggal 27 September 20xx) s.d
a) SP3B BLU yang ketiga merupakan realisasi yang akan dipertanggungjawabkan pada
pertanggungjawaban realisasi pendapatan dan/atau SP3B BLU berikutnya.

62 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

a. Mengajukan dan Menguji SP3B BLU b. Pejabat Penandatangan dan Petugas


Pengantar SP3B BLU
BLU menyampaikan SP3B BLU ke KPPN
dilampiri: Pejabat penandatangan, petugas pengantar
SP3B BLU, dan petugas pengambil SP2B
1) Surat Pernyataan Tanggung Jawab
BLU adalah PP-SPM, petugas pengantar
(SPTJ) yang ditandatangani oleh Kuasa
SPM dan petugas pengambil SP2D pada
PA/Pemimpin BLU, dan
BLU. Pada surat Keputusan PA/Kuasa PA
2) ADK SP3B BLU yang dihasilkan dari
tentang penunjukan PP-SPM, petugas
aplikasi yang telah disediakan oleh
pengantar SPM dan petugas pengambil SP2D
DJPBN.
agar ditambahkan kewenangan sebagai
KPPN selanjutnya menerbitkan SP2B BLU penandatangan SP3B, pengantar SP3B BLU
berdasarkan SP3B BLU yang diajukan oleh dan pengambil SP2B BLU.
BLU. Dalam hal terjadi kesalahan pada SP3B
BLU, BLU mengajukan ralat SP3B BLU ke
KPPN. Kesalahan SP3B BLU dapat berupa 6. Mengajukan Persetujuan Revisi RBA

kesalahan administrasi dan/atau kesalahan

Mengelola Keuangan BLU


Revisi RBA Definitif dapat dilakukan sepanjang
pencantuman jumlah nominal pendapatan tidak mengubah program pada DIPA BLU serta
dan/atau belanja BLU, termasuk kesalahan dapat dilakukan:
pencantuman kegiatan, output, jenis belanja,
dan akun. 1) dalam rangka percepatan pencapaian
sasaran kinerja.
Pengajuan ralat SP3B BLU dilampiri:
2) dalam rangka penggunaan saldo awal kas

1) Fotokopi SP3B BLU yang akan diralat. untuk menambah pagu belanja, dan/atau
2) SPTJ yang ditandatangani oleh KPA/ 3) akibat terlampauinya target PNBP BLU.
Pemimpin BLU.
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan biaya
3) ADK dan hard copy ralat SP3B BLU.
operasional, atau merupakan hasil optimalisasi
4) penjelasan penyebab terjadinya kesalahan
dan digunakan untuk hal-hal yang bersifat
yang ditandatangani KPA/Pemimpin BLU.
prioritas, mendesak, kedaruratan atau yang
KPPN selanjutnya menerbitkan ralat SP2B tidak dapat ditunda, dapat dilakukan antar
BLU berdasarkan ralat SP3B BLU. program.

63 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Adapun perubahan yang terjadi akibat revisi penyusunan Ikhtisar RBA, data RKA-K/L dan
RBA Definitif dan pengaruhnya terhadap DIPA BLU dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Perubahan Akibat Revisi RBA Definitif

Akibat Revisi Menyusun Ikhtisar Updating Revisi


No.
RBA Definitif RBA Data RKA K/L DIPA BLU

Tidak mengubah data


1. RKA K/L dan DIPA Tidak Tidak Tidak
BLU

Hanya mengubah data


2. Ya Ya Tidak
RKA K/L

Mengubah data RKA


3. Ya Ya Ya
Mengelola Keuangan BLU

K/L dan DIPA BLU


Membentuk Satker BLU

64 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Ikhtisar RBA Definitif sebagaimana dijelaskan bersangkutan kepada pejabat keuangan


pada tabel diatas digunakan sebagai dasar BLU, selanjutnya pejabat keuangan BLU

untuk pemutakhiran RKA K/L atau Revisi DIPA menelaah usulan untuk kemudian disampaikan
kepada pemimpin BLU guna mendapatkan
BLU.
pengesahan. Pengaturan mengenai
Usul Revisi RBA Definitif yang akan dilakukan kewenangan pengesahan Revisi RBA Definitif
oleh BLU disampaikan unit kerja BLU diatur sebagai berikut:

Gambar 4.13 Kewenangan Pengesahan Revisi RBA Definitif

Mengelola Keuangan BLU

7. Mengajukan Pengesahan Revisi DIPA BLU


Revisi RBA Definitif disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri Revisi DIPA BLU yang sumber dananya berasal
Keuangan (DJA dan DJPBN). Revisi RBA dari PNBP dilakukan akibat adanya Revisi RBA
Definitif yang telah mendapatkan pengesahan Definitif, perubahan/ralat karena kesalahan
tersebut di atas merupakan dasar melakukan administrasi dan hal-hal khusus yang dapat
kegiatan BLU. dijelaskan sebagai berikut:

65 | MANUAL BLU
Proses Pelaksanaan Anggaran BLU

Gambar 4.14 Revisi DIPA


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

Revisi DIPA BLU dapat dilakukan sepanjang: c. tidak mengakibatkan pengurangan alokasi
anggaran terhadap:
a. dalam program yang sama.
Dalam hal untuk memenuhi kebutuhan 1) pembayaran berbagai tunggakan.

biaya operasional, atau merupakan hasil 2) paket pekerjaan yang bersifat

optimalisasi dan digunakan untuk hal-hal multiyears, dan


3) paket pekerjaan yang telah
yang bersifat prioritas, mendesak, darurat
dikontrakkan dan/atau direalisasikan
atau yang tidak dapat ditunda, dapat
dananya sehingga menjadi minus.
dilakukan antar program.
b. tidak mengurangi volume Keluaran Revisi DIPA BLU yang berakibat menambah
Kegiatan Prioritas Nasional keluaran (output) baru, dapat dilakukan
dan/atau Prioritas Bidang, dan sepanjang sejalan dengan indikator kinerja

66 | MANUAL BLU
kegiatan dalam DIPA BLU. Revisi DIPA BLU berlaku. Sebagai contoh revisi penggunaan
yang memenuhi batasan-batasan tersebut saldo awal dan revisi pagu belanja yang
diatas dilakukan tanpa perubahan SP RKA- melewati batas dengan menambah output
K/L, sementara apabila batasan-batasan tidak baru harus mendapat persetujuan Menteri
terpenuhi maka revisi DIPA BLU dilakukan Keuangan.
dengan berpedoman pada ketentuan yang

Bagaimana Proses Pengelolaan


Piutang dan Utang BLU?

1. Menyusun dan Menentukan Kualitas Piutang b. Penatausahaan dan akuntansi piutang;


c. Tata cara penagihan piutang; dan
BLU dapat memberikan piutang sehubungan d. Pelaporan piutang
dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi lainnya yang berhubungan langsung Piutang BLU merupakan aset di neraca yang
atau tidak langsung dengan kegiatan BLU. harus terjaga agar nilainya sama dengan nilai

Mengelola Keuangan BLU


Piutang BLU merupakan piutang negara dan bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
terjadi sehubungan dengan penyerahan barang value). Untuk itu, diperlukan penyesuaian
dan/atau jasa (tidak dalam bentuk uang). dengan membentuk penyisihan piutang tidak
tertagih yaitu cadangan yang harus dibentuk
Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara sebesar persentase tertentu dari akun piutang
tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan berdasarkan penggolongan kualitas piutang.
bertanggung jawab serta dapat memberikan
nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang Kualitas piutang adalah hampiran atas
sehat. Untuk itu Pemimpin BLU wajib membuat ketertagihan piutang yang diukur berdasarkan
SOP pengelolaan piutang BLU yang disetujui kepatuhan membayar kewajiban oleh debitur.
menteri/pimpinan lembaga yang bersangkutan.
SOP pengelolaan piutang BLU paling kurang Penilaian kualitas piutang dilakukan
mencakup : berdasarkan kondisi piutang pada tanggal
laporan keuangan. Kualitas piutang
a. Prosedur dan persyaratan pemberian menentukan besarnya cadangan yang harus
piutang; dibentuk dari akun piutang.

67 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Tabel 4.2 Penggolongan Kualitas Piutang PNBP

Penggolongan
Kondisi Piutang
Kualitas Piutang

Apabila belum dilakukan pelunasan sampai dengan tanggal jatuh


Kualitas lancar
tempo yang ditetapkan

Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal


Kualitas kurang lancar
Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal


Kualitas diragukan
Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan
Mengelola Keuangan BLU

Apabila dalam jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal


Kualitas macet Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan; atau Piutang
telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Membentuk Satker BLU

Dalam rangka penyisihan piutang tidak tertagih Dalam pengelolaan piutang, BLU wajib
pada BLU, Pemimpin BLU wajib menilai kualitas membentuk penyisihan piutang tidak tertagih
piutang serta memantau dan mengambil yang umum dan yang khusus. Besarnya

langkah-langkah yang diperlukan agar hasil cadangan yang harus dibentuk untuk

penagihan piutang yang telah disisihkan penyisihan piutang tidak tertagih yang umum
dan yang khusus ini adalah sebagai berikut :
senantiasa dapat direalisasikan.

a. Penyisihan piutang tidak tertagih yang


Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan
umum ditetapkan paling sedikit sebesar
mempertimbangkan sekurang-kurangnya :
0,5% dari piutang yang memiliki kualitas
a. Jatuh tempo piutang lancar.
b. Upaya penagihan b. Penyisihan piutang tidak tertagih yang

68 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

khusus ditetapkan sebesar: tidak terdapat restrukturisasi.


1) 10% dari piutang dengan kualitas
kurang lancar setelah dikurangi dengan
2. Menyetujui dan Menghapus Piutang
nilai agunan atau nilai barang sitaan;
Bersyarat
2) 50% dari piutang dengan kualitas
diragukan setelah dikurangi dengan Satker BLU harus melakukan penagihan
nilai agunan atau nilai barang sitaan;
secara maksimal terhadap piutang BLU. Dalam
dan
hal piutang BLU tidak terselesaikan setelah
3) 100% dari piutang dengan kualitas
dilakukan penagihan secara maksimal maka
macet setelah dikurangi dengan nilai
tahap-tahap yang dilakukan adalah:
agunan atau nilai barang sitaan.
a. BLU menyerahkan pengurusan piutang
K/L dapat melakukan restrukturisasi terhadap
kepada PUPN/DJKN sesuai ketentuan
debitur sesuai ketentuan peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan di bidang
undangan dalam hal:
pengurusan piutang negara,
a. Debitur mengalami kesulitan pembayaran; b. PUPN mengurus sampai lunas, selesai,
dan/atau optimal/dinyatakan PSBDT, atau

Mengelola Keuangan BLU


b. Debitur memiliki prospek usaha yang
c. Pemimpin BLU melakukan penghapusan
baik dan diperkirakan mampu memenuhi
secara bersyarat terhadap piutang
kewajiban setelah dilakukan Restrukturisasi.
BLU yang dinyatakan PSBDT
Kualitas piutang setelah persetujuan dengan menerbitkan surat keputusan
restrukturisasi dapat diubah oleh K/L, yaitu: penghapusan.

a. setinggi-tingginya kualitas kurang lancar Penghapusan secara bersyarat terhadap


untuk piutang yang sebelum restrukturisasi piutang BLU yang telah dinyatakan PSBDT
memiliki kualitas diragukan atau kualitas oleh PUPN dilakukan dengan menghapuskan
macet; dan Piutang BLU dari pembukuan BLU tanpa
menghapus hak tagih negara. Penghapusan
b. tidak berubah, apabila piutang yang
sebelum restrukturisasi memiliki kualitas secara bersyarat terhadap piutang BLU

kurang lancar. dilakukan dengan dilengkapi:

Apabila kewajiban yang ditentukan dalam a. Daftar nominatif para penanggung utang
restrukturisasi tidak dipenuhi oleh debitur, maka b. Besaran piutang yang dihapuskan; dan
kualitas piutang dinilai kembali seakan-akan c. Surat pernyataan PSBDT dari PUPN

69 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Pemimpin BLU diberikan kewenangan secara bersyarat terhadap piutang BLU adalah
penghapusan secara bersyarat sesuai jenjang sebagai berikut:
kewenangannya. Kewenangan penghapusan

Tabel 4.3 Kewenangan Penghapusan secara bersyarat terhadap


Piutang BLU

No. Jumlah Piutang Kewenangan Keterangan

Penghapusan piutang BLU


≤ Rp.200.000.000
dilaporkan kepada Dewas atau
per penanggung
1. Pemimpin BLU pejabat yang ditunjuk dengan
utang.
tembusan kepada menteri/
pimpinan lembaga
Pemimpin BLU dengan
Rp. 200.000.001 persetujuan Dewas atau pejabat
Mengelola Keuangan BLU

2. sd. 500.000.000 per yang ditunjuk oleh menteri/


penanggung utang. pimpinan lembaga yang
bersangkutan
Membentuk Satker BLU

> Rp.500.000.000 Sesuai ketentuan peraturan


3. per penanggung utang perundang-undangan di bidang
penghapusan Piutang Negara

Perlakuan akuntansi penghapusan piutang Keuangan c.q. Direktur Jenderal Kekayaan


dilakukan dengan cara mengurangi akun Negara dan Direktur Jenderal Perbendaharaan
piutang dan akun penyisihan piutang tidak paling lambat 5 hari kerja setelah surat
tertagih sebesar jumlah yang tercantum dalam keputusan penghapusan diterbitkan.
surat keputusan.
Penghapusan secara mutlak terhadap piutang
Selanjutnya pemimpin BLU menyampaikan BLU dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
laporan penghapusan secara bersyarat perundang-undangan di bidang penghapusan
terhadap piutang BLU kepada Menteri piutang negara.

70 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Alur penghapusan piutang BLU adalah sebagai berikut:

Gambar 4.15 Alur Penghapusan Piutang BLU

Mengelola Keuangan BLU


3. Kriteria dan Batasan Utang BLU Pinjaman jangka pendek merupakan pinjaman
dalam rangka menutup selisih antara jumlah
Dalam kegiatan operasional dengan pihak
kas yang tersedia ditambah aliran kas masuk
lain, BLU dapat memiliki utang yang dikelola
yang diharapkan dengan jumlah pengeluaran
secara tertib, efisien, ekonomis, transparan,
yang diproyeksikan dalam suatu tahun
dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktik
anggaran (mismatch). Pinjaman jangka pendek
bisnis yang sehat. Pembayaran utang BLU
digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab
operasional/memberikan manfaat jangka
BLU dan harus dibayarkan dari PNBP BLU.
pendek.
Secara umum, terdapat dua jenis utang
pada BLU yaitu utang jangka pendek dan BLU dapat melakukan perikatan pinjaman
utang jangka panjang. Utang jangka pendek jangka pendek dengan pihak lain yaitu badan
ditujukan hanya untuk belanja operasional, dan usaha dalam negeri baik berupa lembaga
utang jangka panjang dapat dilakukan apabila keuangan perbankan maupun non perbankan,
mendapatkan ijin dari Menteri Keuangan. BLU badan usaha lainnya atau BLU. Dalam
dapat melakukan pinjaman jangka pendek melakukan perikatan pinjaman dimaksud aset
atas namanya sendiri sesuai kebutuhan. tetap dilarang dijadikan jaminan.

71 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutang BLU

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam c. Saldo kas dan setara kas BLU tidak
melakukan pinjaman jangka pendek adalah: mencukupi atau tidak memadai untuk
membiayai pengeluaran dimaksud, dan
a. Kegiatan tersebut telah tercantum dalam
d. Jumlah pinjaman jangka pendek yang
RBA tahun anggaran berjalan, namun masih ada ditambah dengan jumlah
dana yang tersedia dari PNBP tidak/belum pinjaman jangka pendek yang akan ditarik
mencukupi untuk menutup kebutuhan tidak melebihi 15% (lima belas persen) dari
atau kekurangan dana untuk membiayai jumlah pendapatan BLU tahun anggaran
kegiatan dimaksud. sebelumnya yang tidak bersumber
b. Kegiatan yang akan dibiayai bersifat langsung dari APBN (Rupiah Murni) dan
mendesak dan tidak dapat ditunda. hibah terikat.

Tabel 4.4 Kewenangan Persetujuan atas Pinjaman Jangka Pendek BLU


Mengelola Keuangan BLU

No. Jumlah Pinjaman Kewenangan

≤ 10% jumlah pendapatan BLU


tahun anggaran sebelumnya yang
Membentuk Satker BLU

1. Pemimpin BLU
tidak bersumber dari APBN (Rupiah
Murni) dan hibah terikat.

10% < X ≤ 15% jumlah pendapatan


BLU tahun anggaran sebelumnya Pemimpin BLU atas persetujuan Dewan
2.
yang tidak bersumber dari APBN Pengawas
(Rupiah Murni) dan hibah terikat..

10% < X ≤ 15% jumlah pendapatan Pemimpin BLU atas persetujuan


BLU tahun anggaran sebelumnya menteri/pimpinan lembaga atau
3. yang tidak bersumber dari RM dan pejabat yang ditunjuk oleh menteri/
hibah terikat. pimpinan lembaga bagi BLU yang
tidak memiliki Dewas

72 | MANUAL BLU
Proses Pengelolaan Utang dan Piutuang BLU

Pelaksanaan pinjaman jangka pendek antara Pemimpin BLU mengambil langkah-langkah


BLU dengan pihak lain, dituangkan dalam penyelesaian. Pemimpin BLU melakukan
Perjanjian Pinjaman yang paling kurang memuat evaluasi kinerja kegiatan yang didanai dari
hal-hal sebagai berikut: pinjaman paling sedikit setiap semester
berdasarkan sasaran dan/atau standar kinerja
a. pihak-pihak yang mengadakan Perjanjian
yang telah ditetapkan.
Pinjaman
b. jumlah pinjaman Pejabat keuangan BLU menyampaikan laporan
c. peruntukan pinjaman bulanan kepada Pemimpin BLU mengenai
d. persyaratan pinjaman realisasi penyerapan dan pembayaran
e. tata cara pencairan pinjaman dan kewajiban yang timbul akibat pinjaman jangka

f. tata cara pembayaran pinjaman. pendek.

Pejabat Keuangan BLU melaksanakan Pejabat teknis BLU menyampaikan laporan


bulanan kepada Pemimpin BLU mengenai
pembayaran pokok pinjaman, bunga, dan biaya
realisasi kegiatan yang dibiayai pinjaman jangka
lainnya pada saat jatuh tempo sesuai Perjanjian
pendek. Laporan bulanan tersebut disampaikan
Pinjaman. Kewajiban yang timbul sebagai
oleh Pemimpin BLU kepada Dewan Pengawas
akibat dari Perjanjian Pinjaman merupakan

Mengelola Keuangan BLU


atau menteri/pimpinan lembaga untuk BLU
tanggung jawab BLU. Penatausahaan pinjaman
yang tidak memiliki Dewas.
jangka pendek dilaksanakan oleh Pejabat
Keuangan BLU, mencakup kegiatan: BLU yang beralih statusnya menjadi badan
hukum lain dengan kekayaan negara yang
a. administrasi pengelolaan pinjaman dan
dipisahkan atau turun statusnya menjadi satker
b. akuntansi pengelolaan pinjaman.
PNBP harus menyelesaikan sisa kewajiban
Dalam hal terdapat penyelesaian kegiatan yang yang timbul sebagai akibat dari Perjanjian
lambat atau penyerapan pinjaman yang rendah, Pinjaman.

73 | MANUAL BLU
Bagaimana Mengelola Risiko BLU
Bidang Pendidikan?
1. Menerapkan Manajemen Risiko Pada BLU 2. Tujuan dan Manfaat Penerapan Manajemen
Risiko

Manajemen risiko adalah kegiatan kunci bagi a. Penerapan manajemen risiko bagi BLU

suatu organisasi. Manajemen risiko yang bertujuan untuk:

berhasil akan menjamin pencapaian tujuan 1) Mengantisiapsi dan menangani segala


organisasi secara efektif dan efisien. Tujuan bentuk risiko secara efektif dan efisien;
organisasi tersebut dicapai melalui serangkaian 2) Mengidentifikasi, mengukur, dan

aktivitas dari penetapan perencanaan mengendalikan risiko serta memantau


kinerja manajemen risiko, dan
strategis, pelaksanaan tugas dan fungsi,
3) Mengintegrasikan proses manajemen
dan pengelolaan sumber daya. Keseluruhan
risiko ke dalam perencanaan,
aktivitas tersebut melibatkan risiko. Manajemen pelaksanaan, dan evaluasi kinerja.
risiko membantu pengambilan keputusan
b. Manfaat penerapan manajemen risiko:
Mengelola Keuangan BLU

dengan mempertimbangkan ketidakpastian dan


pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan. 1) Menghindari terjadinya hal-hal yang
Dengan perkembangan kompleksitas tidak diharapkan dalam bentuk keluhan
maupun keberatan dari stakehokders;
pengelolaan keuangan BLU, perlu diterapkan
Membentuk Satker BLU

2) Memberikan perlindungan bagi


manajemen risiko pada BLU. Manajemen
satker BLU sebagai akibat kegagalan
Risiko dimaksudkan sebagai salah satu upaya
manusia, proses, dan sistem, dan
untuk mendukung pencapaian tujuan dan misi 3) Meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan
organisasi secara efektif, efisien, dan produktif. produktivitas.

74 | MANUAL BLU
Risiko, Manajemen Risiko,
Kemungkinan, dan Dampak Risiko
Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur

berdasarkan kemungkinan dan dampaknya sementara manajemen risiko adalah pendekatan

sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian.

Kemungkinan Resiko

Kemungkinan Keterangan

Rendah Tidak Pernah-Jarang Terjadi

Sedang Kemungkinan terjadinya Sedang

Tinggi

Mengelola Keuangan BLU


Kemungkinan Tinggi terjadi/Hampir Pasti terjadi

Dampak Risiko

Tingkat Konsekuensi Risiko Keterangan

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

rendah
Rendah
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) rendah

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

sedang
Sedang
- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) sedang

- Pengaruhnya terhadap strategi dan aktivitas operasi

Tinggi tinggi

- Pengaruhnya terhadap kepentingan para pemangku

kepentingan (stakeholders) tinggi

75 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU

3. Struktur Manajemen Risiko


tingkatan pengendalian sebagaimana terlihat
Pengelolaan risiko BLU mengadopsi model tiga pada gambar berikut:

Gambar 4.16 Model Tiga Tingkat Pengendalian


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

Model tersebut bekerja sebagai berikut: manajemen risiko.


2. Pejabat di tingkat pengendalian operasional
1. Pengendalian di tingkat kebijakan
bertanggung jawab langsung atas
bertanggung jawab untuk pengelolaan dan pengendalian risiko
mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan sehari-hari.
mengawasi efektivitas dan integritas proses 3. Tingkatan pengawasan pengendalian

76 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU

berfungsi memberikan penilaian lingkup, tujuan, dan kondisi lingkungan


independen atas efektivitas pelaksanaan pengendalian dimana manajemen risiko
manajemen risiko. akan diterapkan.
b. Identifikasi risiko dilakukan dengan cara
Secara umum, risiko yang berpotensi muncul
mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab,
dalam organisasi dan perlu memperoleh
dan proses terjadinya peristiwa risiko yang
perhatian dapat dikategorikan sebagai berikut:
dapat menghalangi, menurunkan, atau
a. Fraud, adanya tindak kecurangan. menunda tercapainya sasaran BLU.
Ciri-cirinya: disengaja, melanggar hukum, c. Analisis risiko dilakukan dengan cara
merugikan negara. mencermati sumber risiko dan tingkat
b. Stratejik dan kebijakan, risiko ini pengendalian yang ada serta dilanjutkan
disebabkan oleh: dengan menilai risiko dari sisi konsekuensi
1) Perubahan kebijakan lingkungan dan kemungkinan terjadinya.
organisasi d. Evaluasi risiko dilakukan untuk pengambilan
2) Kebijakan organisasi sebagai respon keputusan mengenai perlu tidaknya
terhadap perubahan kebijakan dilakukan penanganan risiko lebih lanjut
lingkungan organiasasi serta prioritas penanganannya.

Mengelola Keuangan BLU


c. Operasional, risiko ini disebabkan terjadinya e. Penanganan risiko dilakukan dengan
kegagalan pada: mengidentifikasi berbagai opsi penanganan
1) SDM risiko yang tersedia dan memutuskan
2) Proses opsi penanganan risiko yang terbaik
3) Sistem yang dilanjutkan dengan pengembangan
d. Kepatuhan, munculnya risiko ini karena rencana mitigasi risiko.
adanya pelanggaran terhadap peraturan f. Monitoring dan Reviu dilakukan dengan
perundang-undangan dan ketentuan yang cara memantau efektivitas rencana
berlaku penanganan risiko, strategi, dan sistem
e. Finansial, adalah risiko yang disebabkan manajemen risiko.
oleh adanya kegagalan pihak ketiga dalam
g. Komunikasi dan konsultasi dilakukan
memenuhi kewajibannya kepada BLU.
dengan cara mengembangkan komunikasi
kepada stakeholder internal maupun
4. Proses Manajemen Risiko eksternal.

Proses manajemen risiko adalah sebagai


berikut : 5. Mitigasi Risiko

a. Penetapan konteks dilakukan dengan Risiko-risiko yang telah diidentifikasi dan

cara menjabarkan latar belakang, ruang dianalisis, langkah selanjutnya adalah dilakukan

77 | MANUAL BLU
Mengelola Resiko BLU

mitigasi atas risiko-risiko tersebut. Mitigasi a. Maksimal memiliki tingkat konsekuensi


risiko ini ditujukan untuk menentukan jenis pada level yang telah ditetapkan untuk
penanganan yang efektif dan efisien untuk diretensi sesuai dengan toleransi dan
setiap risiko tersebut. Manajemen memilih selera risiko instansi yang telah ditetapkan.
serangkaian aksi tindak lanjut selaras dengan b. Terdapat perlindungan hukum yang
toleransi risiko perusahaan. memadai mencakup regulasi dan/atau
kontrak/perjanjian, dan
Strategi yang dapat diambil antara lain: c. Unit Pengambil Risiko dan Pemilik Risiko
terkait dapat memastikan dengan tingkat
a. Menghindari aktivitas yang mengandung
keyakinan di atas 85% bahwa tidak akan
risiko. Opsi ini dipilih apabila dampak risiko
terjadi kegagalan pada orang, proses, dan
lebih besar daripada dampak tercapainya
sistem yang ada.
tujuan organisasi, opportunity loss, dan
biaya untuk menghindari risiko. Sementara itu, kriteria risiko-risiko yang harus
b. Mengurangi baik kemungkinan dan/ ditransfer antara lain:
atau dampak. Opsi ini dilakukan dengan
a. Risiko-risiko residual dengan tingkat
membuat membuat analisis biaya manfaat
konsekuensi pada level yang tidak dapat
terlebih dahulu.
Mengelola Keuangan BLU

diterima sesuai denga toleransi dan risiko


c. Memindahkan (transfer), yaitu melakukan
instansi yang dapat diterima, dan
transfer risiko dengan pihak ketiga. Opsi ini
b. Instansi tidak memiliki sumber daya yang
dilakukan apabila kemampuan pemilik risiko
memadai untuk membiayai konsekuensi
dalam mengelola risiko lebih kecil daripada
Membentuk Satker BLU

risiko yang diperkirakan.


kemampuan pihak ketiga yang akan dibagi
risikonya. Selain itu, biaya untuk membagi
risiko lebih kecil daripada dampak risiko 6. Risiko-Risiko Utama Satker BLU Bidang
yang akan diterima. Contoh: asuransi Pendidikan

dan kontrak kerja dengan pihak ketiga


Secara umum, terdapat risiko-risiko utama
(outsourcing).
yang harus dimitigasi oleh satker BLU bidang
d. Menerima risiko dengan tidak melakukan
pendidikan. Laporan mengenai mitigasi risiko-
tindakan apapun untuk mempengaruhi risiko utama tersebut harus disampaikan
dampak dan kemungkinan risiko. Opsi ini kepada Dewas setiap semesternya sebagai
dipilih apabila kapasitas untuk menerima bahan pengawasan.
risiko lebih besar daripada dampak risiko
Selain memonitor risiko-risiko di atas, satker
yang diterima.
BLU dapat membuat dan memonitor risiko-
Adapun kriteria risiko-risiko yang diretensi risiko lainnya yang mungkin timbul, sesuai
antara lain: selera risiko (risk appetite) pemilik risiko.

78 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan

Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)

1. Fraud

• Menyusun SOP
Penyalahgunaan Tidak diawasinya
Pendapatan BLU dari K : Berat pengelolaan kas jangka
pengelolaan kas pengelolaan kas
hasil usaha lainnya P : Sedang pendek BLU
jangka pendek jangka pendek
tidak optimal L:3 • Meningkatkan
BLU pada BLU
pengawasan oleh SPI

• Pendapatan hasil • Menyusun SOP


kerjasama operasi kerjasama operasi BLU
Tidak adanya
tidak optimal • Meningkatkan
Penyalahgunaan pengawasan K : Berat
• Aset negara dapat pengawasan oleh SPI
kerjasama terhadap P : Sedang
rusak dan/atau • Menerapkan sistem
operasi BLU kerjasama BLU L:3
berpindah tangan reward and punishment

Mengelola Keuangan BLU


yang memadai
tanpa imbalan terhadap pengelola
yang memadai kerjasama operasi

• Menyusun SOP
Tidak adanya
Penyalahgunaan • Penyelewengan pengelolaan
pengawasan K : Berat
pembukuan pendapatan BLU pendapatan dan belanja
pendapatan dan P : Tinggi
pendapatan dan • Inefisiensi belanja BLU
belanja BLU yang L:3
belanja BLU BLU • Meningkatkan
memadai
pengawasan oleh SPI

2. Stratejik dan kebijakan

• Pendapatan BLU • Memperbaiki


Perubahan Kebijakan agar berkurang perencanaan keuangan
kebijakan untuk pendidikan • Ketidakcukupan K : Sedang satker
menerapkan dapat terjangkau dana untuk P : Tinggi • Mengefisienkan belanja
uang kuliah masyarakat kurang membiayai L:2 yang bersumber dari
tunggal (UKT) mampu/miskin kegiatan Bantuan Operasional
operasional BLU PTN

79 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan

Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)

• Keberlangsungan
Pergantian Pimpinan BLU • Menyusun Renstra
program /kegiatan
pimpinan BLU mempunyai visi K : Sedang Bisnis yang telah
terganggu
yang berakibat yang berbeda P : Sedang disepakati K/L
• Inkonsistensi
perubahan dengan periode L:2 • Melakukan kaderisasi
kebijakan yang
orientasi satker sebelumnya pejabat pengelola BLU
membingungkan

Tuntutan
Perubahan K : Sedang
masyarakat dan Keberlangsungan Menyusun Renstra Bisnis
organisasi dan P : Rendah
aturan yang lebih kegiatan terganggu yang akomodatif
tata kerja satker L:2
tinggi
Mengelola Keuangan BLU

3. Operasional

• Inefisiensi belanja
BLU • Melakukan analisis
Pengangkatan
Tidak adanya • Timbulnya K : Berat kebutuhan SDM BLU
SDM non PNS
Membentuk Satker BLU

perencanaan SDM permasalahan P : Tinggi • Mengangkat pegawai


yang tidak
yang baik kepegawaian yang L:3 non PNS sesuai
efisien
mengganggu kebutuhan BLU
operasional BLU

Rasio tenaga
Kurang akuratnya • Melakukan reviu atas
pendidik/ dosen Proses belajar K : Sedang
perencanaan pelaksanaan SPM
dibandingkan mengajar terganggu P : Sedang
pengembangan • Meningkatkan
mahasiswa tidak L:2
SDM pengawasan oleh SPI
terpenuhi

Proses belajar • Menyusun pedoman


mengajar disiplin dan kode etik
Tidak adanya K : Berat
terhenti karena Proses belajar bagi mahasiswa
penegakan disiplin P : Sedang
unjuk rasa dan mengajar berhenti • Menegakkan disiplin
dan kode etik L:
sebab lain yang dan kode etik
sejenis mahasiswa

80 | MANUAL BLU
Tabel 4.5. Risiko Utama Satker BLU Bidang Pendidikan

Analisis Risiko
Konsekuensi (K)
Deskripsi Risiko Penyebab Akibat Mitigasi Risiko
Probabilitas (P)
Level (L)

• Menyusun pedoman
pengadaan barang
Sarana dan • Menyusun blueprint
Kurang akuratnya Proses belajar K : Sedang
prasarana tidak pengembangan sarana
perencanaan mengajar tidak P : Sedang
tersedia secara dan prasarana
pengadaan barang berjalan optimal L:2
memadai • Mengadakan sarana
dan prasarana dari
pendapatan BLU

Kurangnya
Dukungan
kepedulian Proses belajar K : Sedang Mengembangkan dan
sistem teknologi
terhadap mengajar tidak P : Sedang menerapkan sistem TI
informasi tidak
pembangunan berjalan optimal L:2 sesuai dengan kebutuhan
berjalan optimal
sistem TI

Keterlambatan

Mengelola Keuangan BLU


Kurangnya K : Berat
pembayaran Pendapatan BLU Meningkatkan sosialisasi
kesadaran P : Rendah
uang kuliah menjadi berkurang kepada mahasiswa
mahasiswa L:2
mahasiswa

Pendapatan Pengelolaan • Inefisiensi belanja K : Berat Menyusun dan mematuhi


tidak terkumpul pendapatan yang • Oppurtunity loss P : Sedang SOP pengelolaan kas BLU
dalam rekening tidak efisien PNBP L:3
operasional

Pelaksanaan manajemen risiko haruslah perubahan-perubahan yang bisa terjadi.


menjadi bagian integral dari pelaksanaan Perubahan-perubahan tersebut kemudian
sistem manajemen BLU. Proses manajemen perlu ditelaah ulang untuk selanjutnya dilakukan
risiko ini merupakan salah satu langkah yang perbaikan-perbaikan. Pada prinsipnya
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan
pemantauan dan telaah ulang perlu dilakukan
berkelanjutan (continuous improvement).
untuk menjamin terlaksananya seluruh proses

Monitoring selama pengendalian risiko manajemen risiko dengan optimal.


berlangsung perlu dilakukan untuk mengetahui

81 | MANUAL BLU
Bagaimana Menerapkan
Remunerasi BLU?

1. Umum position) untuk mendorong dan menghargai


berlangsungnya kewajiban pelaksanaan proses
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang
bekerja. Komponen ini dikaitkan dengan harga
dapat berupa gaji, honorarium, tunjangan
jabatan.
tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon,
dan/atau pensiun. Remunerasi diberikan Untuk PNS, struktur remunerasinya terdiri dari
kepada Pejabat Pengelola, Dewas, dan gaji pokok dan tunjangan-tunjangan struktural/
Pegawai BLU berdasarkan tingkat tanggung fungsional yang dibayarkan dari RM ditambah
jawab dan tuntutan profesionalisme yang tunjangan yang dibayarkan dari pendapatan
diperlukan. Remunerasi dapat juga diberikan BLU (PNBP). Sementara untuk non PNS
kepada Sekretaris Dewas. Penentuan besaran profesional struktur remunerasinya merupakan
gaji Pemimpin BLU ditetapkan dengan penyetaraan sebagai PNS ditambah tunjangan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai yang semuanya dibayarkan dari pendapatan
berikut : BLU (PNBP). Besaran remunerasi bersifat tetap
Mengelola Keuangan BLU

dan dibayarkan rutin setiap bulan.


a. Proporsionalitas, yaitu pertimbangan atas
ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola b. Pay for performance
BLU serta tingkat pelayanan;
Penghargaan kinerja (pay for performance)
b. Kesetaraan, yaitu dengan memperhatikan
Membentuk Satker BLU

bertujuan untuk mendorong motivasi


industri pelayanan sejenis;
perwujudan kinerja. Komponen remunerasi
c. Kepatutan, yaitu menyesuaikan
ini dikaitkan dengan pencapaian target kinerja
kemampuan pendapatan BLU yang
sebagaimana yang telah dikontrakkinerjakan.
bersangkutan;
Komponen ini diberikan sebagai penghargaan
Kinerja operasional BLU yang ditetapkan oleh atas capaian kinerja individu yang dikaitkan
menteri/pimpinan lembaga sekurang-kurangnya dengan kinerja unit kerja/organisasi. Komponen
mempertimbangkan indikator keuangan, ini berupa insentif dan/atau bonus. Besarannya
pelayanan, mutu, dan manfaat bagi masyarakat tergantung pada tingkat capaian target dan
Dalam rangka pemberian remunerasi tersebut, dibayarkan secara periodik sesuai kebijakan
maka BLU harus memperhatikan komponen unit kerja/organisasi.
sistem remunerasi sebagai berikut:
c. Pay for people
a. Pay for position
Program perlindungan keamanan, fasilitas
Penghargaan pelaksanaan pekerjaan (pay for untuk mendukung kenyamanan dan

82 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU

kesejahteraan yang ditetapkan dengan kriteria seorang Kepala Bagian Keuangan yang
yang bersifat individual (pay for people) atau memiliki kewenangan melakukan otorisasi
disebut dengan program benefit.Komponen pengeluaran unit kerja).
remunerasi ini terkait dengan kondisi
Hal-hal tersebut diatas perlu mendapatkan
perorangan/individu, yang dapat berupa premi
perhatian dalam menerapkan sistem
asuransi, pesangon, pensiun.
remunerasi pada pegawai BLU
Contoh :

Pemberian remunerasi dalam bentuk fasilitas 2. Teknis Penerapan Sistem Remunerasi


dalam rangka mendorong motivasi dan
Perhitungan besaran gaji Pejabat Keuangan
penghargaan kepada pegawai BLU atas kinerja
dan Pejabat Teknis ditetapkan sebesar
yang telah dicapai (misalnya fasilitas kendaraan
90% dari gaji Pemimpin BLU. Sedangkan
dinas atau kepesertaan dalam sebuah
perhitungan honorarium Dewas ditetapkan
asuransi).
sebagai berikut :
Hal utama yang perlu pula diperhatikan
a. Honorarium Ketua Dewas sebesar 40%
dalam rangka pemberian remunerasi adalah
dari gaji Pemimpin BLU.
pelaksanaan proses analisis jabatan yang

Mengelola Keuangan BLU


b. Honorarium anggota Dewas sebesar 36%
terdapat pada BLU. Proses ini dimulai dari
dari gaji Pemimpin BLU.
aktivitas analisis jabatan, menyusun uraian
c. Honorarium Sekretaris Dewas sebesar
jabatan, dan melaksanakan evaluasi jabatan.
15% dari gaji Pemimpin BLU
Rangkaian proses analisis jabatan dilakukan
dalam rangka mengidentifikasi : Bagi Pejabat Pengelola, Dewas, dan Sekretaris
Dewas yang diberhentikan sementara dari
a. Tingkat risiko jabatan yang disandang
jabatannya memperoleh penghasilan sebesar
(misalnya risiko terkait dengan masalah
50% dari gaji/honorarium bulan terakhir yang
penggunaan dana/uang, risiko
berlaku sejak tanggal diberhentikan sampai
penyalahgunaan wewenang);
dengan ditetapkannya keputusan definitif
b. Tingkat kompleksitas jabatan;
tentang jabatan yang bersangkutan.
c. Peringkat jabatan;
Di samping pemberian gaji/honorarium, Pejabat
Analisis jabatan dilaksanakan dengan cara
Pengelola, Dewas, Sekretaris Dewas, dan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Pegawai BLU dapat memperoleh tunjangan
a. Kompetensi jabatan (misalnya jenjang tetap, insentif, bonus atas prestasi, pesangon,
pendidikan minimal pascasarjana untuk dan/atau pensiun dengan memperhatikan
Direktur Utama); kemampuan pendapatan BLU yang
b. Tingkat urgensi tugas sebuah jabatan bersangkutan. Apabila Pejabat Pengelola,
dalam sebuah proses bisnis (misalnya Dewas, dan Sekretaris Dewas telah berakhir

83 | MANUAL BLU
Menerapkan Remunerasi BLU

masa jabatannya, dapat diberikan pesangon pada masing-masing BLU ditetapkan oleh
berupa santunan purna jabatan dengan Menteri Keuangan berdasarkan usulan menteri/
pengikutsertaan dalam program asuransi pimpinan Lembaga.
atau tabungan pensiun yang beban premi/
iuran tahunannya ditanggung oleh BLU yang
besarannya ditetapkan paling banyak sebesar 3. Penyusunan Usulan Remunerasi
25% dari gaji/honorarium dalam satu tahun.
Besaran remunerasi untuk Pejabat Pengelola, Proses penyusunan usulan remunerasi dapat
Dewas, Sekretaris Dewas, dan Pegawai BLU dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.17 Tahapan Penyusunan Usulan Remunerasi


Mengelola Keuangan BLU

Membentuk Satker BLU

Dokumen sumber yang diperlukan dalam


rangka penyusunan proposal remunerasi:
d. Kompetensi Jabatan/Job Competency
a. Tugas Dan Fungsi BLU e. Data Pembanding/Benchmarking
b. Struktur Organisasi BLU f. Data Keuangan
c. Diskripsi Pekerjaan/Job Desk g. Data Kinerja

84 | MANUAL BLU
Proposal
Usulan Remunerasi

Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang :
Menjelaskan latar belakang, urgensi dan pertimbangan usulan pengusulan remunerasi
2. Maksud dan Tujuan :
Maksud dan tujuan sistem remunerasi dengan sistem kinerja BLU berdasarkan visi dan
misi organisasi.
3. Landasan hukum
Ketentuan dan peraturan yang menjadi landasan hukum penetapan sistem remunerasi
baru ini adalah segala ketentuan dan peraturan terbaru dan atau yang masih berlaku

Bab II. Data Umum BLU


1. Visi, misi, tujuan, dan budaya kerja organisasi
2. Tugas dan fungsi organisasi
3. Struktur organisasi

Mengelola Keuangan BLU


4. Komposisi pegawai
(PNS, non PNS Profesional, dan rencana pengembangan pegawai)
5. Data Kinerja
a. Data Keuangan (3 tahun sebelum, tahun berjalan, dan 3 tahun kedepan)
- Rupiah Murni
Pagu, Realisasi Belanja (Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja
Modal)
- PNBP
Target, Realisasi Belanja (Belanja Barang dan Belanja Modal)
b. Data Keuangan
- Belanja Pegawai terdiri dari Rupiah Murni (akun 51 dan 52) dan PNBP
- proyeksi keuangan
c. Kinerja Operasional

Bab III. Sistem Remunerasi


1. Kebijakan eksisting remunerasi
2. Rencana kebijakan remunerasi
3. Identifikasi komponen remunerasi

85 | MANUAL BLU
Proposal
Usulan Remunerasi

4. Perhitungan remunerasi
a. komponen pay for position
b. komponen pay for performance
c. komponen pay for people
5. Penyusunan skala/struktur jabatan (struktural dan fungsional)
6. Penyusunan skala besaran remunerasi
a. Besaran remunerasi mencerminkan nilai jabatan dan/atau
b. benchmarking dari jabatan yang selevel pada industri yang sejenis
yang memiliki skala/kompleksitas mendekati sama
7. Perhitungan kebutuhan remunerasi
Menyajikan perhitungan kebutuhan remunerasi untuk 1 bulan dan 1 tahun termasuk gaji ke
13 dan sumber pembiayaan remunerasi (RM dan PNBP)

Mengelola Keuangan BLU

Bab IV : Analisis Remunerasi


Analisis di dasarkan pada empat faktor :
- Proporsionalitas,yaitu pertimbangan atas ukuran (size) dan jumlah aset yang dikelola BLU
serta tingkat pelayanan;
Membentuk Satker BLU

- Kesetaraan, yaitu dengan memperhatikan industri pelayanan sejenis;


- Kepatutan, yaitu menyesuaikan dengan kemampuan pendapatan BLU yang bersangkutan;
- Kinerja operasional BLU, ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Dewan Kawasan

Bab V : Penutup

86 | MANUAL BLU
5
AKUNTABILITAS
BLU
Bagaimana bentuk pertanggungjawaban BLU?
Bagaimana pengawasan dan pemeriksaan BLU?

Akuntabilitas BLU

MANUAL BLU | 87
Bagaimana Bentuk
Pertanggungjawaban BLU?

B
LU menyusun dan menyajikan laporan melakukan langkah-langkah sesuai prosedur
keuangan dan laporan kinerja sebagai akuntansi yang dimulai dengan pencatatan,
bentuk pertanggungjawaban dan transparansi penggolongan, pengikhtisaran hingga
dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan pelaporan, yang dapat dijelaskan sebagai
pelayanannya. berikut:

1. Laporan Keuangan 1) Pencatatan

Laporan keuangan adalah catatan informasi Penyusunan laporan keuangan didasari


dari transaksi keuangan suatu entitas pada atas transaksi keuangan yang dapat
suatu periode akuntansi tertentu yang dapat
mengakibatkan perubahan pada aset,
digunakan untuk menggambarkan kinerja BLU.
utang, modal, pendapatan, dan biaya,
Laporan keuangan menyediakan informasi
sebagai contoh penerimaan bunga
mengenai posisi keuangan, operasional
pinjaman, pembelian inventaris kantor, dan
Akuntabilitas BLU

keuangan, dan arus kas BLU yang bermanfaat


sebagainya.
bagi pengguna laporan keuangan dalam
Dasar pencatatan transaksi keuangan
membuat dan mengevaluasi keputusan
adalah bukti transaksi, contohnya kuitansi
ekonomi. Pemimpin BLU bertanggung jawab
pembelian inventaris, dan rekening koran
atas penyusunan dan penyajian laporan
pembayaran bunga pinjaman.
keuangan BLU. Laporan Keuangan dilengkapi
Bukti transaksi tersebut dijurnal secara
dengan surat pernyataan tanggung jawab
pemimpin BLU yang berisikan pernyataan historis dengan menyebutkan akun yang

bahwa pengelolaan anggaran telah didebet dan dikredit disertai dengan jumlah

dilaksanakan berdasarkan sistem pengendalian masing-masing.

intern yang memadai, akuntansi keuangan


2) Penggolongan
telah diselenggarakan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan, dan kebenaran isi Penggolongan merupakan proses
laporan keuangan merupakan tanggung jawab memindahkan data (posting) dari jurnal
pemimpin BLU. ke Buku Besar secara periodik, sebagai
contoh memindahkan catatan penerimaan
a. Prosedur Akuntansi
bunga pinjaman ke Buku Besar
Untuk menyajikan laporan keuangan, BLU perlu penerimaan bunga pinjaman.

88 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

3) Pengikhtisaran b) Pembuatan Jurnal Penyesuaian untuk


mengoreksi perkiraan-perkiraan tertentu
Pengikhtisaran Buku Besar dilakukan pada
sehingga mencerminkan keadaan aset,
akhir periode akuntansi yang mencakup
kewajiban, biaya, pendapatan dan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
modal yang sebenarnya. Contoh jurnal

a) Pembuatan Neraca Percobaan (Neraca penyesuaian adalah jurnal penyusutan,


biaya inventaris kantor.
Saldo)
Merupakan ringkasan dari akun-akun 4) Pelaporan
buku besar. Pembuatan Neraca Saldo Pelaporan merupakan proses menyusun
ini untuk membuktikan bahwa jumlah laporan keuangan berupa Laporan
debet dan kredit pada buku besar telah Aktivitas, Neraca, Laporan Arus Kas dan
sama. Catatan atas Laporan Keuangan.

Gambar 5.1. Prosedur Akuntansi

Akuntabilitas BLU

MANUAL BLU | 89
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

b. Standar Akuntansi pada pedoman akuntansi BLU yang


berlaku. Standar akuntansi yang telah
Suatu pedoman agar laporan keuangan dapat
dikembangkan tersebut harus ditetapkan
dibandingkan baik dengan laporan keuangan
oleh menteri/pimpinan lembaga setelah
periode sebelumnya maupun dengan
mendapatkan persetujuan dari Menteri
laporan keuangan satker BLU yang lain. BLU
Keuangan.
menerapkan dua standar akuntansi SAK dan
SAP Laporan keuangan berdasarkan SAK terdiri
dari Laporan Operasional, Neraca, Laporan
1) Standar Akuntansi Keuangan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Standar akuntansi adalah prinsip akuntansi Keuangan.
dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan suatu entitas. 2) Standar Akuntansi Pemerintahan

Satker BLU merupakan instansi Sebagai satker yang masih merupakan

pemerintah yang menerapkan paradigma satker pemerintah, satker BLU merupakan

mewiraswastakan pemerintah (enterprising bagian yang tidak terpisahkan dari

the government), sehingga dikelola K/L induknya. Oleh karena itu, laporan

ala bisnis (business like). Sebagai keuangan BLU harus dikonsolidasikan

konsekuensinya, akuntansi dan pelaporan dengan laporan keuangan K/L. Laporan


Akuntabilitas BLU

keuangan untuk tujuan konsolidasi tersebut


keuangan satker BLU juga dilakukan
disusun dan disajikan sesuai dengan
layaknya entitas bisnis dengan menerapkan
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
SAK yang diterbitkan oleh asosiasi profesi
Laporan keuangan berdasarkan SAP yaitu
akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntan
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Indonesia/IAI). SAK yang diterbitkan oleh
Catatan atas Laporan Keuangan.
IAI tersebut berupa Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK). Satker BLU c. Sistem Akuntansi BLU
menerapkan SAK yang telah ada tersebut
disesuaikan dengan jenis industrinya Sistem akuntansi BLU adalah serangkaian

masing-masing. prosedur manual maupun yang


terkomputerisasi mulai dari proses
Apabila SAK yang sudah ada dianggap pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
tidak sesuai atau tidak cocok untuk dan pelaporan keuangan BLU yang mencakup
diterapkan pada suatu BLU, maka BLU semua pendapatan dan belanja BLU, baik
tersebut dapat mengembangkan sendiri yang bersumber dari pendapatan usaha dari
standar akuntansi yang spesifik sesuai jasa layanan, hibah, pendapatan RM dan
dengan jenis industrinya, dengan mengacu pendapatan usaha lainnya.

90 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

BLU setidak-tidaknya mengembangkan 3 yang dipercayakan kepadanya


sistem akuntansi yang merupakan subsistem dan ketaatannya pada peraturan
dari sistem akuntansi BLU, yaitu sistem perundang-undangan
akuntansi keuangan, sistem akuntansi aset
tetap, dan sistem akuntansi biaya. Sistem akuntansi keuangan mencakup
antara lain:
1) Sistem Akuntansi Keuangan
Sistem Akuntansi Keuangan adalah a) Kebijakan akuntansi
sistem akuntansi yang menghasilkan Kebijakan akuntansi meliputi pilihan
laporan keuangan pokok untuk tujuan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi,
umum (general purpose). Tujuan laporan peraturan, dan prosedur yang
keuangan adalah: digunakan BLU dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
a) Akuntabilitas, yaitu
b) Subsistem akuntansi
mempertanggungjawabkan
Subsistem akuntansi merupakan
pengelolaan sumber daya serta
bagian dari sistem akuntansi.
pelaksanaan kebijakan yang
Contohnya subsistem penerimaan kas,
dipercayakan kepada BLU dalam
subsistem pengeluaran kas.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Akuntabilitas BLU
c) Prosedur Akuntansi
secara periodik.
Prosedur akuntansi adalah prosedur
b) Manajemen, yaitu membantu para
yang digunakan untuk menganalisis,
pengguna untuk mengevaluasi
mencatat, mengklasifikasi dan
pelaksanaan kegiatan suatu BLU
mengikhtisarkan informasi untuk
dalam periode pelaporan sehingga
disajikan di laporan keuangan.
memudahkan fungsi perencanaan,
d) Bagan Akun Standar
pengelolaan, dan pengendalian atas
BAS merupakan daftar perkiraan Buku
seluruh penerimaan, pengeluaran,
aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk Besar yang ditetapkan dan disusun

kepentingan stakeholders. secara sistematis oleh pemimpin BLU

c) Transparansi, yaitu memberikan untuk memudahkan perencanaan,

informasi keuangan yang terbuka dan penganggaran, pelaksanaan anggaran

jujur kepada masyarakat berdasarkan serta akuntansi dan pelaporan

pertimbangan bahwa masyarakat keuangan. Untuk tujuan konsolidasi

memiliki hak untuk mengetahui laporan keuangan BLU dengan

secara terbuka dan menyeluruh laporan keuangan K/L, digunakan BAS

atas pertanggungjawaban BLU yang telah ditetapkan oleh Menteri

dalam pengelolaan sumber daya Keuangan.

MANUAL BLU | 91
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

Sistem Akuntansi Keuangan BLU wajib 1) nama BLU atau identitas lain.
dikembangkan oleh BLU paling lama 2) cakupan laporan keuangan, apakah
2 tahun setelah ditetapkan sebagai mencakup hanya satu unit usaha atau
sebagai satker BLU. beberapa unit usaha.
3) tanggal atau periode pelaporan.
2) Sistem Akuntansi Aset Tetap
4) mata uang pelaporan dalam Rupiah.
Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan
5) satuan angka yang digunakan dalam
laporan tentang aset tetap untuk keperluan
penyajian laporan keuangan.
manajemen aset. Sistem ini menyajikan
informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, e. Konsolidasi Laporan Keuangan BLU ke
mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU dalam Laporan Keuangan K/L

ataupun bukan milik BLU tetapi berada


Laporan keuangan BLU yang dikonsolidasikan
dalam pengelolaan BLU.
adalah laporan keuangan berdasarkan
Pengembangan Sistem Akuntansi Aset
SAP. Komponen laporan keuangan yang
Tetap diserahkan sepenuhnya kepada
dikonsolidasi yaitu Laporan Realisasi Anggaran
BLU yang bersangkutan. Namun demikian,
dan Neraca.
BLU dapat menggunakan sistem yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan Laporan Realisasi Anggaran menyajikan
informasi mengenai realisasi anggaran BLU.
Akuntabilitas BLU

seperti Sistem Informasi Manajemen dan


Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- Informasi yang wajib disampaikan dalam
BMN). laporan realisasi anggaran adalah transaksi
keuangan BLU yang bersumber dari
3) Sistem Akuntansi Biaya pendapatan usaha dari jasa layanan, hibah,
BLU mengembangkan Sistem Akuntansi pendapatan RM, dan pendapatan usaha
Biaya yang menghasilkan informasi tentang lainnya. Dalam mengkonsolidasikan laporan
harga pokok produksi, biaya satuan realisasi anggaran ke laporan K/L, satker BLU
(unit cost) per unit layanan, dan analisis mengesahkan pendapatan dan belanjanya ke
varian. Sistem Akuntansi Biaya berguna KPPN dengan mekanisme SP3B/SP2B.
dalam perencanaan dan pengendalian,
Pos-pos neraca juga dikonsolidasikan ke
pengambilan keputusan, dan perhitungan
neraca K/L. Untuk tujuan ini perlu dilakukan
tarif layanan.
reklasifikasi pos-pos neraca agar sesuai
d. Penyajian Laporan Keuangan dengan SAP dengan menggunakan BAS yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Dalam penyajian laporan keuangan, setiap
komponen harus diidentifikasi secara jelas dan Dalam hal sistem akuntansi keuangan BLU
menyajikan informasi antara lain mencakup: belum dapat menghasilkan laporan keuangan

92 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

untuk tujuan konsolidasi dengan laporan SAP. Apabila ada pengertian yang berbeda,
keuangan K/L, BLU perlu melakukan konversi maka untuk tujuan konsolidasi pengertian
laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke akun menurut SAP, yaitu berdasarkan
dalam laporan keuangan berdasarkan SAP. Peraturan Pemerintah mengenai SAP.
Proses konversi laporan keuangan dari SAK
2) Klasifikasi
ke SAP mencakup pengertian, klasifikasi,
Klasifikasi aset, kewajiban, ekuitas,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
pendapatan, dan biaya perlu disesuaikan
atas akun-akun neraca dan laporan aktivitas/
dengan klasifikasi aset sesuai dengan BAS
operasi, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri
1) Pengertian Keuangan. Penyesuaian tersebut dilakukan
Pada umumnya, pengertian akun-akun dengan cara mapping laporan SAK ke
menurut SAK tidak jauh berbeda dengan laporan SAP.

Gambar 5. 2. Mapping Laporan SAK ke Laporan SAP

Akuntabilitas BLU
3) Pengakuan dan pengukuran dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
SAK menggunakan basis akrual dalam pengakuan biaya terjadi bersamaan
pengakuan aset, kewajiban, ekuitas, dengan pengakuan kenaikan kewajiban
pendapatan, dan biaya. Pendapatan atau penurunan aset, misalnya akrual hak
diakui pada saat diterima atau hak untuk karyawan atau penyusutan aset tetap.
menagih timbul sehubungan dengan
adanya barang/jasa yang diserahkan SAP menggunakan basis akrual dalam

kepada masyarakat. Biaya diakui jika pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas
penurunan manfaat ekonomi masa depan serta basis kas dalam pengakuan
yang berkaitan dengan penurunan aset pendapatan dan belanja. Pendapatan
atau peningkatan kewajiban telah terjadi diakui pada saat kas diterima pada

MANUAL BLU | 93
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

rekening Kas Umum Negara. Belanja dari pendapatan BLU diakui sebagai
diakui pada saat terjadinya pengeluaran belanja oleh Bendahara Umum Negara jika
dari rekening Kas Umum Negara dan belanja tersebut telah dilaporkan dengan
dipertanggungjawabkan. Pendapatan mekanisme SP3B BLU dan SP2B BLU.
(tidak termasuk pendapatan yang ditransfer
dari APBN) dan belanja BLU diakui Untuk kepentingan konsolidasi dengan

jika pendapatan dan belanja tersebut laporan keuangan K/L, perlu dilakukan

dilaporkan dengan mekanisme SP3B BLU penyesuaian atas akun pendapatan dan
dan SP2B BLU atas pendapatan dan belanja yang berbasis akrual menjadi akun
belanja tersebut. Belanja yang didanai pendapatan dan belanja berbasis kas.

Formula penyesuaian pendapatan dan belanja berbasis akrual menjadi berbasis kas :

(Pendapatan BLU + pendapatan diterima


Pendapatan Berbasis Kas = di muka) – pendapatan yang masih harus
diterima

Biaya BLU – Biaya yang dibayar tidak tunai


Akuntabilitas BLU

Belanja Berbasis Kas = termasuk Penyusutan + utang biaya yang


dibayar + biaya dibayar di muka.

4) Pengungkapan Rekening Koran;


b) Rekonsiliasi antara Laporan Barang
Pengungkapan laporan keuangan
(SIMAK-BMN) dengan Laporan
berpedoman pada ketentuan mengenai
Keuangan berdasarkan SAP (SAKPA);
SAP.
c) Rekonsiliasi antara Laporan Keuangan
f. Rekonsiliasi Laporan Keuangan SAP dengan Laporan Keuangan SAK.

Sebelum laporan keuangan disampaikan 2) Rekonsiliasi eksternal


kepada pihak-pihak yang berwenang maka
a) Rekonsiliasi dengan KPPN dilakukan
harus dilaksanakan proses rekonsiliasi internal
setiap bulan yaitu :
dan rekonsiliasi ekternal.

(1) Rekonsiliasi rekening Koran BLU


1) Rekonsiliasi Internal
dengan Saldo Kas BLU pada SAU
a) Rekonsiliasi antara Buku Bank dengan KPPN

94 | MANUAL BLU
Bentuk Pertanggungjawaban BLU

(2) Rekonsiliasi data SAI dengan SAU 10 setelah semester berakhir, terdiri dari
yaitu: laporan operasional, neraca, laporan arus
• Rekonsiliasi Laporan Realisasi kas, dan catatan atas laporan keuangan,
Anggaran yaitu rekonsiliasi data disertai laporan kinerja.
estimasi pendapatan, pagu c) laporan tahunan (unaudited) paling lambat
belanja, realisasi pendapatan, tanggal 20 setelah tahun berakhir, terdiri
realisasi belanja, realisasi dari laporan realisasi anggaran/laporan
pengembalian pendapatan, operasional, neraca, laporan arus kas, dan
realisasi pengembalian belanja catatan atas laporan keuangan, disertai
• Rekonsiliasi Neraca yaitu laporan kinerja.
rekonsiliasi data kas di bendahara d) laporan keuangan tahunan (audited)
pengeluaran; Kas pada Badan disampaikan kepada Dit PPK BLU paling
Layanan Umum dan investasi lambat tanggal 30 April setelah tahun
jangka pendek BLU. berakhir harus diaudit oleh auditor ekstern,
yaitu oleh BPK atau Kantor Akuntan Publik
b) Rekonsiliasi Laporan Barang dengan
(KAP).
KPKNL berdasarkan Perdirjen
Kekayaan Negara tentang Rekonsiliasi Dalam hal tanggal penyampaian
Barang Milik Negara

Akuntabilitas BLU
Laporan Keuangan jatuh pada hari libur,

g. Penyampaian Laporan Keuangan BLU penyampaian Laporan Keuangan paling


lambat dilaksanakan pada hari kerja
1) Laporan keuangan BLU berdasarkan SAK berikutnya.

Disampaikan secara berjenjang kepada 2) Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP


eselon I kementerian teknis serta kepada
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Penyusunan, penyampaian dan

Perbendaharaan c.q. Direktur PPK BLU kelengkapan Laporan Keuangan BLU

setiap triwulan, semester, dan tahunan. untuk konsolidasian dilaksanakan secara


Penyampaian laporan keuangan berjenjang berdasarkan peraturan yang
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berlaku.
berikut:
Laporan Keuangan tahunan (unaudited)
a) laporan triwulanan paling lambat tanggal 15 disampaikan kepada Dit. PPK BLU dan
setelah triwulan berakhir, terdiri dari laporan UAPPA-Es1 terdiri dari Laporan keuangan
operasional, laporan arus kas, dan catatan berdasarkan SAK dan Laporan Keuangan
atas laporan keuangan, disertai laporan berdasarkan SAP, sedangkan Laporan
kinerja. Keuangan tahunan (audited) disampaikan
b) laporan semesteran paling lambat tanggal kepada Dit. PPK BLU paling lambat tanggal

MANUAL BLU | 95
30 April setelah tahun berakhir harus 1) Menentukan Perspektif Peta Strategi
diaudit oleh auditor ekstern, yaitu oleh BPK Dalam menentukan peta strategi, satker
atau Kantor Akuntan Publik (KAP). BLU

a) Menentukan pemangku kepentingan


2. Laporan Kinerja (stakeholders) dan ekspektasinya atas
layanan yang dilakukan oleh BLU
a. Pengelolaan Kinerja BLU sesuai dengan
b) Menentukan perspektif pelanggan
Balanced Scorecard (BSC)
(customers)
BSC adalah suatu alat manajemen c) Menentukan perspektif bisnis proses
strategis yang secara komprehensif internal
menjelaskan tentang sasaran strategis d) Menentukan perspektif pembelajaran
dan kinerja suatu institusi dari beberapa dan pertumbuhan
perspektif stakeholder, customer, internal
process dan learning and growth. 2) Menentukan Sasaran Strategis

Proses penyusunan BSC pada satker BLU a) Menentukan kata kunci dari Visi dan

adalah sebagai berikut: Misi unit organisasi

Balanced Scorecard
Akuntabilitas BLU

96 | MANUAL BLU
b) Menerjemahkan kata kunci ke dalam Bisnis Proses Internal
Sasaran Strategis 4) Sasaran Strategis pada perspektif
Berdasarkan kata kunci yang terdapat Pembelajaran dan Pertumbuhan
pada Visi dan Misi, satker BLU
d) Menggambarkan ke dalam peta strategi
menentukan kondisi ideal yang dan
realistis yang ingin dicapai. Sasaran 3) Menyusun Indikator Kinerja Utama
strategis ini merupakan sasaran yang
Dalam menyusun IKU menganut prinsip
bersifat penting dan memperoleh
sebagai berikut:
prioritas tinggi dan jajaran manajemen.

a) Specific yaitu indikator kinerja harus


c) Mengelompokkan Sasaran Strategis
mampu menyatakan sesuatu yang
1) Sasaran Strategis pada perspektif khas/unik dalam menilai kinerja suatu
stakeholders unit kerja;
2) Sasaran strategis pada perspektif b) Measurable yaitu indikator kinerja harus
pelanggan (customers) dapat diukur dengan jelas, memiliki
3) Sasaran Strategis pada perspektif satuan pengukuran, dan jelas pula cara

Gambar 5.3 Peta Strategi PTN BLU

Akuntabilitas BLU

MANUAL BLU | 97
pengukurannya; b. Penilaian Kinerja Keuangan BLU
c) Agreeable yaitu indikator kinerja harus
Ditjen Perbendaharaan c.q. Direktorat
disepakati antara bawahan dan atasan;
Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU
d) Realisitic yaitu indikator kinerja harus
melakukan penilaian kinerja BLU. Penilaian
dapat dicapai, namun menantang;
kinerja BLU meliputi penilaian kinerja keuangan
e) Time-bouded yaitu indikator dan kinerja layanan. Penilaian kinerja keuangan
kinerja harus memiliki batas waktu meliputi aspek keuangan, dan aspek
penyampaian; kepatuhan pengelolaan keuangan BLU.
f) Continuously improved yaitu indikator
c. Penilaian Kinerja Layanan
kinerja dapat menyesuaikan dengan
perkembangan strategi organisasi. Penilaian kinerja layanan sangat tergantung
dari jenis layanan dari Satker BLU tersebut
Sementara itu, unsur-unsur yang harus
sesuai dengan tujuan pelayanannya. Penilaian
dipertimbangkan dalam menyusun indikator
kinerja layanan selanjutnya digabungkan
kinerja antara lain:
dengan penilaian kinerja keuangan sehingga

(a) Biaya pelayanan (cost of service) menghasilkan penilaian kinerja BLU secara
keseluruhan. Penilaian kinerja layanan BLU
(b) Penggunaan (utilization)
akan terdiri dari beberapa aspek yang antara
(c) Kualitas dan standar pelayanan (quality
lain meliputi penilaian terhadap produktivitas,
and standards)
efisiensi, mutu layanan, pengembangan
Akuntabilitas BLU

(d) Cakupan pelayanan (coverage)


organisasi dan pengelolaan SDM, dan aspek
(e) Kepuasan (satisfaction)
lain yang sesuai dengan karakteristik BLU
bidang pendidikan.

“ Penilaian kinerja layanan sangat tergantung


dari jenis layanan dari Satker BLU tersebut

sesuai dengan tujuan pelayanannya.

98 | MANUAL BLU
No. Indikator Rumus/Unsur Penilaian
A. Aspek Keuangan
1. Rasio Keuangan
1.1. Rasio Kas (cash ratio) Kas dan Setara Kas
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.2. Rasio Lancar (current ratio) Aset Lancar
X 100%
Kewajiban Jangka Pendek
1.3. Periode Panagihan Piutang
Piutang Usaha x 360
(collection period) X 1 hari
Pendapatan Operasional

1.4. Perputaran Aset Tetap (fixed


Pendapatan Operasional
asset turnover) X 100%
Aset Tetap

1.5. Imbalan atas Aktiva Tetap Surplus atau Defisit sebelum Pos
(return on asset) Keuntungan atau Kerugian
X 100%
Total Aset Tetap
1.6. Imbalan Ekuitas (return on Surplus atau Defisit sebelum Pos
equity) Keuntungan atau Kerugian
X 100%
Total Ekuitas
2. Rasio Biaya Operasional Pendapatan BLU

Akuntabilitas BLU
Pendapatan Operasional X 100%
Biaya Operasional
(BOPO)
B. Aspek Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
1. Rencana Bisnis dan Anggaran Jadwal Penyusunan dan Kelengkapan
(RBA) Definitif
2. Laporan Keuangan Laporan Triwulan I, Semester I, Triwulan III, Tahunan, dan
Berdasarkan SAK Audit Laporan Keuangan serta Opini Audit atas Laporan
Keuangan
3. Surat Perintah Pengesahan Penyampaian SP3B BLU minimal sekali dalam Satu
Pendapatan dan Belanja BLU Triwulan dan kesesuaian jumlah saldo awal kas dengan
(SP3B BLU) saldo akhir kas triwulan sebelumnya
4. Tarif Layanan Peraturan yang digunakan sebagai dasar dalam
memungut tarif atas layanan yang diberikan
5. Sistem Akuntansi Memiliki Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi
Biaya, dan Sistem Akuntansi Aset
6. Persetujuan Rekening Rekening sudah mendapatkan persetujuan Bendahara
Umum Negara baik Rekening Pengelolaan Kas BLU,
Rekening Operasional BLU, dan Rekening Dana Kelolaan
7. Standard Operating Procedure Memiliki SOP Pengeloaan Kas, SOP Pengelolaan Piutang,
(SOP) SOP Pengelolaan Utang, SOP Pengadaan Barang dan/
atau Jasa, dan SOP Pengelolaan Barang Inventaris.

MANUAL BLU | 99
Contoh Penilaian Kinerja Layanan untuk BLU
Bidang Pendidikan

1. Tata kelola perguruan a. Efektivitas perencanaan perguruan tinggi berdasarkan audit/reviu


tinggi yang baik Kementerian/Lembaga/Dewas
b. Program studi memenuhi standar mutu pendidikan akademik
2. Peringkat a. Perolehan peringkat internasional/regional/nasional yang baik dari lembaga
internasional/ pemeringkat yang kredibel.
regional/nasional b. Hasil akreditasi terbaru atas institusi perguruan tinggi dari BAN-PT.
3. Kualitas mahasiswa a. Ketepatan waktu penyelesaian studi sesuai batas masa studi yang
dan lulusan. diharapkan.
b. Indeks prestasi kumulatif mahasiswa yang baik.
c. Perbaikan aksesibilitas layanan perguruan tinggi kepada mahasiswa
miskin/kurang mampu dan berkebutuhan khusus yang memperhatikan
kesetaraan gender.
d. Peningkatan mahasiswa berprestasi unggul dalam bidang akademik dan/
atau dalam minat dan bakat.
e. Peningkatan jumlah lulusan yang masuk ke dunia kerja dan/atau
melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi.
Akuntabilitas BLU

f. Keberlanjutan penyerapan lulusan oleh pemanfaat lulusan.


4. Sumber daya a. Efektivitas sistem rekrutmen dan seleksi dosen dan tenaga kependidikan.
manusia b. Ketersediaan dosen dan tenaga kependidikan yang proporsional.
c. Peningkatan jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang mengikuti
pendidikan/sertifikasi keahlian lanjutan dalam rangka pengembangan SDM.
5. Penelitian, a. Peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa.
pengabdian kepada b. Peningkatan jumlah publikasi ilmiah pada institusi yang terakreditasi oleh
masyarakat, dan dosen dan mahasiswa.
kerjasama c. Peningkatan jumlah hibah bersaing dan/atau kontrak kerjasama penelitian
yang diterima oleh perguruan tinggi.
6. Sarana dan Prasarana a. Ketersediaan gedung dan/atau alat pengajaran yang berkualitas dan
proporsional.
b. Ketersediaan layanan ICT yang berkualitas.
c. Peningkatan kualitas dan aksesibilitas materi perpustakaan.
7. Kepuasan a. Kepuasan mahasiswa atas layanan pendidikan dan fasilitas lainnya yang
diberikan oleh perguruan tinggi.
b. Kepuasan pemanfaat lulusan atas kualitas lulusan perguruan tinggi.

100 | MANUAL BLU


Bagaimana Pengawasan dan
Pemeriksaan BLU?
1. Reviu Laporan Keuangan BLU laporan keuangan.

Reviu dilakukan oleh SPI. Tujuan reviu adalah a. Ruang Lingkup Reviu
untuk memberikan keyakinan terbatas
Ruang lingkup reviu hanya terbatas pada
atas akurasi, keandalan, dan keabsahan
penelaahan laporan keuangan dan catatan
informasi yang disajikan dalam laporan
akuntansi. Hal ini diperlukan dalam rangka
keuangan sebelum disampaikan kepada
menguji kesesuaian antara angka-angka
menteri/pimpinan lembaga dan Menteri
yang disajikan dalam laporan keuangan
Keuangan. Reviu tidak memberikan dasar
terhadap catatan, buku, laporan yang
untuk menyatakan pendapat seperti dalam
digunakan dalam sistem akuntansi di
audit, karena dalam reviu tidak mencakup
lingkungan BLU yang bersangkutan.
suatu pemahaman atas pengendalian intern,
penetapan resiko pengendalian, pengujian b. Sasaran Reviu
catatan akuntansi dan pengujian atas respon
terhadap permintaan keterangan dengan cara Sasaran reviu adalah untuk memperoleh

pemerolehan bahan bukti yang menguatkan keyakinan terbatas bahwa laporan

Akuntabilitas BLU
melalui inspeksi, pengamatan atau konfirmasi keuangan entitas pelaporan telah disusun

dan prosedur tertentu lainnya yang biasa dan disajikan sesuai dengan Standar

dilakukan dalam suatu audit. Akuntansi yang digunakan.

Reviu hanya mengumpulkan keterangan yang c. Jadwal Pelaksanaan Reviu

dapat menjadi bahan untuk penyusunan


Jadwal pelaksanaan reviu dilakukan secara
Statement of Responsibility (Pernyataan
paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
Tanggung Jawab) oleh Pemimpin BLU. Reviu
penyusunan laporan keuangan BLU. SPI
dapat mengarahkan perhatian SPI kepada
membuat Pernyataan Telah Direviu atas
hal-hal penting yang mempengaruhi laporan
laporan keuangan BLU dan dilampirkan
keuangan, namun tidak memberikan keyakinan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
bahwa SPI akan mengetahui semua hal
laporan keuangan yang disampaikan ke
penting yang akan terungkap melalui suatu
Menteri/Pimpinan Lembaga dan Menteri
audit.
Keuangan. Dalam hal satker BLU belum

Dalam melakukan reviu atas laporan keuangan, memiliki SPI reviu dilakukan oleh Itjen K/L

SPI harus memahami secara garis besar yang bersangkutan. Pernyataan Telah

sifat transaksi entitas, sistem dan prosedur Direviu diterbitkan setidak-tidaknya sekali

akuntansi, bentuk catatan akuntansi, dan basis dalam setahun terhadap laporan keuangan

akuntansi yang digunakan untuk menyajikan tahunan BLU.

MANUAL BLU | 101


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

d. Persiapan Reviu selama proses reviu.

Sebelum pelaksanaan reviu, aparat e. Pelaksanaan Reviu


pengawasan intern perlu melakukan
1) Penelusuran angka-angka dalam
persiapan-persiapan agar reviu dapat
laporan keuangan.
dilaksanakan secara efektif dan terpadu.
Adapun persiapan yang dilakukan dalam SPI menelusuri angka-angka yang
rangka pelaksanaan reviu adalah sebagai disajikan dalam laporan keuangan
berikut: ke buku atau catatan-catatan yang
digunakan untuk meyakini bahwa
1) Pengumpulan informasi keuangan
angka-angka tersebut benar.
SPI mengumpulkan informasi keuangan
Penelusuran ini dapat dilakukan
seperti laporan bulanan, triwulanan,
dengan:
semesteran, dan tahunan serta
kebijakan akuntansi dan keuangan a) Membandingkan angka pos
yang telah ditetapkan. Informasi ini laporan keuangan terhadap saldo
diperlukan untuk memperoleh informasi buku besar,
awal tentang laporan keuangan entitas b) Membandingkan saldo buku besar
yang bersangkutan serta ketentuan- terhadap buku pembantu,
Akuntabilitas BLU

ketentuan yang berlaku dalam c) Membandingkan angka-angka


akuntansi dan pelaporan keuangan. pos laporan keuangan terhadap
2) Persiapan penugasan laporan pendukung, misalnya Aset
Sebelum dilakukan penugasan reviu Tetap terhadap Laporan Mutasi
perlu persiapan yang memadai antara Aset Tetap dan Laporan Posisi
lain penyusunan tim reviu. Tim ini Aset Tetap.
secara kolektif harus mempunyai
kemampuan teknis yang memadai 2) Permintaan keterangan

di bidang akuntansi dan pelaporan Dalam menentukan permintaan

keuangan pemerintah. Jadwal dan keterangan, SPI dapat

jangka waktu pelaksanaan reviu mempertimbangkan:

disesuaikan dengan kebutuhan


a) Sifat dan materialitas suatu pos;
dan batas waktu penyelesaian dan
b) Kemungkinan salah saji;
penyampaian laporan keuangan.
c) Pengetahuan yang diperoleh
3) Penyiapan program kerja reviu
selama persiapan reviu;
Tim yang ditugasi untuk melakukan
d) Pernyataan tentang kualifikasi para
reviu perlu menyusun program kerja
personel bagian akuntansi entitas
reviu yang berisi langkah-langkah
tersebut;
dan teknik reviu yang akan dilakukan
e) Seberapa jauh pos tertentu
dipengaruhi oleh pertimbangan

102 | MANUAL BLU


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

manajemen; pelaporan tersebut.


f) Ketidakcukupan data keuangan (4) Apakah ada masalah yang timbul
entitas yang mendasari; dalam implementasi Standar
g) Ketidaklengkapan informasi yang Akuntansi dan pelaksanaan sistem
disajikan dalam laporan keuangan. akuntansi.
(5) Apakah terdapat peristiwa setelah
Permintaan keterangan dapat meliputi:
tanggal neraca yang berpengaruh
a) Kesesuaian antara sistem akuntansi secara material terhadap laporan
dan pelaporan keuangan yang keuangan.
diterapkan oleh entitas tersebut
Daftar pertanyaan tersebut merupakan
dengan peraturan yang berlaku.
ilustrasi pertanyaan-pertanyaan yang
b) Kebijakan dan metode akuntansi
dapat diajukan dalam rangka memperoleh
yang diterapkan oleh entitas yang
keterangan dari personel yang kompeten
bersangkutan.
dalam penyusunan dan penyajian laporan
c) Prosedur pencatatan, pengklasifikasian
keuangan entitas. Namun demikian perlu
dan pengikhtisaran transaksi serta
diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan
penghimpunan informasi untuk
tersebut tidak harus diterapkan untuk
diungkapkan dalam laporan keuangan
setiap reviu dan juga tidak dimaksudkan

Akuntabilitas BLU
d) Keputusan yang diambil oleh pimpinan
untuk mencakup seluruh aspek yang
entitas pelaporan/pejabat keuangan
direviu.
yang mungkin dapat mempengaruhi
laporan keuangan f. Prosedur analitik
e) Informasi dari hasil audit atau reviu
Prosedur analitik dilakukan pada akhir
atas laporan keuangan periode
reviu. Prosedur analitik dirancang untuk
sebelumnya.
mengidentifikasi adanya hubungan antar
f) Personel yang bertanggung jawab
pos dan hal-hal yang kelihatannya tidak
terhadap akuntansi dan pelaporan
biasa. Prosedur analitik dapat dilakukan
keuangan, mengenai:
dengan:
(1) Apakah pelaksanaan anggaran telah
1) Mempelajari laporan keuangan untuk
dilaksanakan sesuai dengan sistem
menentukan apakah laporan keuangan
pengendalian intern yang memadai.
sesuai dengan Standar Akuntansi.
(2) Apakah laporan keuangan telah
2) Membandingkan laporan keuangan
disusun dan disajikan sesuai dengan
dalam beberapa periode yang setara.
Standar Akuntansi.
3) Membandingkan realisasi terhadap
(3) Apakah terdapat perubahan
anggaran.
kebijakan akuntansi pada entitas
4) Mempelajari hubungan antara unsur-

MANUAL BLU | 103


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

unsur dalam laporan keuangan yang koreksi, dan koreksi yang telah dilakukan
diharapkan akan sesuai dengan pola oleh entitas yang direviu. Hasil pelaksanaan
yang dapat diperkirakan atas dasar reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah
pengalaman entitas tersebut. Direviu, yang menyatakan bahwa:

Dalam menerapkan prosedur ini, SPI 1) Reviu dilaksanakan sesuai dengan


harus mempertimbangkan jenis masalah Standar Akuntansi dan peraturan
yang membutuhkan penyesuaian, seperti terkait.
adanya peristiwa luar biasa dan perubahan 2) Semua informasi yang dimasukkan
kebijakan akuntansi. Jumlah-jumlah yang dalam laporan keuangan adalah
disebabkan karena adanya peristiwa luar penyajian manajemen entitas
biasa atau perubahan kebijakan tersebut pelaporan tersebut.
harus dieliminasi dari laporan keuangan 3) Reviu terutama mencakup penelusuran
sebelum dilakukan proses reviu. angka-angka dalam laporan keuangan,
permintaan keterangan kepada para
g. Pelaporan
pejabat/petugas yang terkait dan
SPI membuat kertas kerja yang memuat prosedur analitik yang diterapkan
hal-hal berikut ini: terhadap data keuangan.
4) Lingkup reviu jauh lebih sempit
Akuntabilitas BLU

1) Kertas kerja penelusuran angka-angka dibandingkan dengan lingkup audit


pos laporan keuangan. yang tujuannya untuk menyatakan
2) Daftar pertanyaan reviu dan kertas kerja pendapat atas laporan keuangan
permintaan keterangan. secara keseluruhan. Dengan demikian,
3) Kertas kerja prosedur analitik. reviu tidak bertujuan untuk menyatakan
4) Masalah yang tercakup dalam pendapat seperti dalam audit.
permintaan keterangan dan prosedur 5) SPI tidak menemukan adanya suatu
analitik. modifikasi material yang harus
5) Masalah yang dianggap tidak biasa dilakukan atas laporan keuangan
oleh aparat pengawasan intern agar laporan tersebut sesuai dengan
selama melaksanakan reviu, termasuk Standar Akuntansi.
penyelesaiannya. 6) Tanggal penyelesaian permintaan
keterangan dan prosedur analitik
Kertas kerja ini menjadi dasar untuk
yang dilakukan oleh akuntansi harus
pembuatan laporan hasil reviu dan
digunakan sebagai tanggal laporannya.
Pernyataan Telah Direviu oleh SPI. Laporan
hasil reviu memuat masalah yang terjadi Laporan hasil reviu mencakup hal-hal
dalam penyusunan dan penyajian laporan sebagai berikut:
keuangan, rekomendasi untuk pelaksanaan

104 | MANUAL BLU


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

1) Hasil penilaian mengenai pengendalian a. Audit Keuangan


akuntansi dan pengendalian
Audit keuangan merupakan audit atas
administratif.
laporan keuangan. Audit keuangan
2) Hasil atas penilaian kepatuhan atas
menghasilkan laporan hasil audit yang
pelaksanaan kebijakan manajemen
memuat opini atas laporan keuangan.
pemimpin BLU.
Opini merupakan pernyataan profesional
3) Hasil reviu mengenai penggunaan aset.
auditor mengenai kewajaran informasi yang
4) Rekomendari perbaikan kegiatan-
disajikan dalam laporan keuangan yang
kegiatan satker BLU.
didasarkan pada kriteria:
Laporan hasil reviu dan Pernyataan Telah
1) Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Direviu disampaikan kepada Pemimpin BLU
2) Kecukupan pengungkapan (adequate
terkait dalam rangka penandatanganan
disclosures)
Pernyataan Tanggung Jawab (Statement of
3) Kepatuhan terhadap peraturan
Responsibility). Laporan Keuangan yang direviu
perundang-undangan
oleh SPI harus disertai dengan Pernyataan
4) Efektivitas sistem pengendalian internal
Telah Direviu yang ditandatangani oleh Ketua
SPI. Opini yang dapat diberikan oleh auditor
yaitu:

Akuntabilitas BLU
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum
atau selama reviu tidak boleh diungkapkan 1) Opini wajar tanpa pengecualian
dalam laporan audit. Apabila SPI tidak dapat (unqualified opinion)
melaksanakan penelusuran angka-angka 2) Opini wajar dengan pengecualian
pos dalam laporan keuangan, pengajuan (qualified opinion)
pertanyaan dan prosedur analitik yang 3) Pernyataan menolak memberikan opini
dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan (disclaimer of opinion), atau
terbatas yang seharusnya ada dalam suatu 4) Opini tidak wajar (adversed opinion)
reviu, maka reviu dianggap tidak lengkap.
Suatu reviu yang tidak lengkap bukanlah dasar Audit keuangan dirancang untuk

yang memadai untuk menerbitkan laporan reviu memberikan keyakinan memadai atas

dan/atau Pernyataan Telah Direviu. pendeteksian salah saji yang material


dalam laporan keuangan. Konsep
keyakinan memadai menunjukkan bahwa
2. Audit Keuangan dan Kinerja auditor bukan seorang penjamin kebenaran
laporan keuangan. Salah saji dibedakan
Laporan Pertanggungjawaban BLU diaudit oleh
menjadi dua yaitu kekeliruan (errors) dan
pemeriksa ekternal (BPK atau KAP). Audit atas
ketidakberesan (irregularities) . Kekeliruan
laporan pertanggungjawaban BLU meliputi:
adalah salah saji yang tidak disengaja

MANUAL BLU | 105


Pengawasan dan Pemeriksaan BLU

sedangkan ketidakberesan adalah salah 2) Layanan.


saji yang disengaja. 3) Organisasi dan SDM.
4) Sarana dan prasarana.
b. Audit Kinerja
5) Kepatuhan terhadap peraturan
Audit kinerja merupakan audit atas perundang-undangan.
pengelolaan keuangan negara yang
Kewajiban dan tugas dewas sebagaimana
terdiri atas audit aspek ekonomi dan
dijelaskan pada bagian Kelembagaan.
efisiensi serta audit aspek efektivitas.
Audit kinerja menghasilkan laporan hasil
audit yang memuat temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi. Dalam audit kinerja,
tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada
masalah-masalah akuntansi saja namun
juga meliputi evaluasi terhadap struktur
organisasi, pemanfaatan komputer, metode
produksi, pemasaran, dan bidang-bidang
lain sesuai dengan keahlian auditor.

c. Audit dengan Tujuan Tertentu


Akuntabilitas BLU

Audit dengan tujuan tertentu merupakan


audit yang tidak termasuk dalam audit
keuangan dan audit kinerja. Audit ini
meliputi antara lain audit atas hal-hal lain di
bidang keuangan negara, audit investigatif
dan pengawasan atas pengendalian intern.

b. Pengawasan oleh Dewas

Pengawasan oleh Dewas meliputi aspek:

1) Pengelolaan keuangan.

106 | MANUAL BLU


MANUAL BLU | 107
Akuntabilitas BLU
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara.
4. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 23
Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
5. Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah.
6. Peraturan Pemerintah No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga.
7. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2008 tentang Pusat Investasi Pemerintah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah
9. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
10. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Stándar
Pelayanan Minimal.
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
12. Peraturan Menteri Keuangan No. 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis Anggaran serta
Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
13. Peraturan Menteri Keuangan No. 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan Piutang BLU.
14. Peraturan Menteri Keuangan No. 77/PMK.05/2009 tentang Pinjaman pada Badan Layanan
Umum.
15. Peraturan Menteri Keuangan No. 99/PMK.05/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir.
16. Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
17. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif dalam
Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
18. Peraturan Menteri Keuangan No. 109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas pada Badan
Layanan Umum.
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.05/2007 tentang Pengelolaan Rekening Milik
Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja sebagaimana telah dirubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 05/PMK.05/2010.
20. Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi
bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana

108 | MANUAL BLU


telah dirubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007.
21. Peraturan Menteri Keuangan No. 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa
pada Badan Layanan Umum.
22. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor Per/02/M.PAN/1/2007 tentang
Pedoman Organisasi Satuan Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
23. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 38/2012 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik
24. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2011 tentang Tata Cara Revisi
RBA Definitif dan Revisi DIPA BLU.
25. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme
Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satker BLU.
26. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-58/PB/2008 tentang Mekanisme
Pengembalian Sisa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Yang
Diterima Sebelum Ditetapkan Sebagai Satuan Kerja Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
27. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-08/PB/2008 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum Dilingkungan Pemerintah Pusat.
28. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2007 tentang Tata Cara
Pengintegrasian Laporan Keuangan BLU ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/
Lembaga.
29. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-62/PB/2007 tentang Pedoman Penilaian
Usulan Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
30. Lembaga Administrasi Negara, Modul Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Penerbit Lembaga
Administrasi Negara, Jakarta, 2004.
31. LAN dan BPKP, Perencanaan Strategis Instansi Pemerintah, cetak ke-2, Lembaga Administrasi
Negara Jakarta, 2000.
32. Deputi IV – Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP, Pedoman
Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Jakarta.
33. Nasution, Mulia P., Kebijakan Kerjasama Operasional dan Utang pada Rumah Sakit Badan
Layanan Umum, paper seminar, Jakarta, 2007.

MANUAL BLU | 109


MANUAL BOOK BLU

Pengawas
Direktur Jenderal Perbendaharaan

Penanggung Jawab
Direktur PPK BLU

Penyusun
Tim Direktorat PPK BLU

Desain dan Layout


Daryono
Muhammad Fithrah
Bayu Candra Setiawan
Sukmawan Wachida

Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Pusat
Telepon (021) 3812767, 3449230 ext 5632
Faximile (021) 3812767

Anda mungkin juga menyukai