PENDAHULUAN
ISI
1. Metode
a) Hewan
Clarias grapienus menunjukkan kematangan gonad musiman yang
biasanya berhubungan dengan musim hujan. Proses pematangan C. gapineus
dipengaruhi oleh perubahan tahunan pada temperatur suhu air dan
photoperiodicity dan akhirnya dicetuskan bahwa ikan bertelur disebabkan
oleh naiknya permukaan air akibat curah hujan (de Graft dkk, 1995). Sevara
alami mereka bertelur pada bulan Juli sampai November, setelah itu
pendewasaan oosit secara barangsur-angsur dan menjadi matang lagi pada
bulan Maret. Lele yang digunakan untuk semua percobaan adalah yang berat
tubuhnya sekitar 700-1200 gram, panjang tubuhnya 400-600 mm yang
menyesuaikan diri pada luasnya laboratorium comet tank aeration pada suhu
29±2oC setidaknya selama 1 minggu sebelum percobaan. Lele-lele itu diberi
makan secara ad libitum (semaunya, tanpa memperhatikan takaran atau
jumlah) dengan perikanan (Hi-pro-vit 786 yang diproduksi oleh PT. Central
Pangan Pertiwi, Indonesia).
b) Bahan-bahan Kimia
Insulin aspart (Plexpen 70-250 unit/tabung), 17α, 20β-dihydroxy-4-
pregnen-3-one (DHP), ELISA-kit untuk cAMP dan asam okadic. Solusi
memberikan dibuat dengan mencampurkan etanol, formalin, dan asam asetat
(6:3:1 v/v) yang mengikuti metode Lessman (1984). Kemudian DHP
dilarutkan dalam etanol yang dipindahkan ke media sampai konsentrasi yang
diinginkan.
c) Inkubasi untuk Pemotongan In Vitro
Ovarium yang dibedah dari ikan dibunuh dengan pemenggalan leher dan
segera ditempatkan dalam media Hank oksigen dingin. Ovarium dipotong
dari posterior ke daerah anterior dengan bantuan gunting halus dan gunting
tang kemudian dikupas untuk mengumpulkan folikel, yang kemudian segera
direndam dalam media. Folikel yang sepenuhnya dewasa kemudian dicuci 5x
dengan media dan sekitar 2.400 dari lele-lele itu ditempatkan pada masing-
masing petridish Ф7 cm yang menampung 10 ml media. Media dilengkapi
dengan penicilin (100 U/ml) dan streptomisin (100ng/ml) dan dengan gas O2
95 % dan CO2 5 %. Kelangsungan hidup folikel ovarium terdeteksi
menggunakan 0,1 % trypan blue dye exclusion. Setiap percobaan yang baik
dengan bahan kimia yag sama atau berbeda dilakukan dengan menggunakan
sfolikel dari satu ikan. Inkubasi folikel ovarium dilakukan 30±1oC dengan
goncangan yang hati-hati di suhu udara. Folikel yang tidak dierami selama 2
jam sebelum ditambahkan dengan insulin dan bahan kimia. Waktu 2 jam
preinkubasi kelihatannya baik untuk melepaskan shock karena bedah yang
dilakukan sebelumnya. Folikel yang diinkubasi pada periode waktu yang
berbeda atau sampai 24 jam pada 30±1oC dengan tidak adanya (kontrol) atau
kehadiran hormon. GVM dan GVBD dimonitor setiap jam dan menyatakan
persentase asa dari jumlah. Proses pematangan dinilai dengan merendam
oosit dalam larutan pembersih yang mengandung ethanol/formalin/asam
asetat ; 6:3:1 (Levavi dan Yaron, 1986). Solusi clearing ini diterapkan dengan
mengambil masing-masing sampel untuk mengamati yang memberikan
transparansi melalui folikel, sehingga memungkinkan pemeriksaan mudah
dengan mikroskopis dari tahap kematangan oosit berikut, seperti germinal
vesicle (GV), permulaan dari migrasi GV, migrasi perifer GV, dan GVBD.
e) Analisis Data
Data dianalisis dengan analisis satu arah varian (ANOVA). Dimana
nilai F menunjukkan signifikansi, berarti dibanding dengan beberapa
tes jangkauan. Semua nilai-nilai yang dinyatakan sebagai ±SEM
HASIL