Pendahuluan
Zat yang akan dikatalis oleh enzim disebut
substrat. Substrat akan berikatan dengan
enzim pada daerah yang disebut sisi aktif.
Zat baru yang terbentuk dari hasil katalisasi
enzim disebut produk.
Sisi aktif pada enzim hanya dapat berikatan
dengan substrat tertentu. Oleh karena itu,
enzim bekerja secara spesifik dan satu jenis
enzim hanya akan terlibat dalam satu jenis
reaksi saja.
Berikut ini contoh reaksi yang dibantu enzim.
Fungsi utama enzim adalah sebagai katalisator yang
mempercepat proses laju reaksi luar biasa yang ada di dalam
tubuh makhluk .
Enzim merupakan suatu katalis berupa senyawa protein yang
dapat mengkatalisis semua reaksi kimia dalam sistem biologis.
Enzim memiliki kemampuan untuk mempercepat berbagai
reaksi biologis, dari reaksi yang sederhana hingga reaksi yang
rumit.
Dengan kehadiran enzim, molekul awal yang disebut dengan
substrat akan dipercepat proses perubahannya menjadi
molekul lain sebagai produk.
Satu molekul enzim dapat mengkatalisis ribuan hingga
puluhan ribu reaksi biokimia setiap detiknya.
FUNGSI ENZIM
STRUKTUR ENZIM
Enzim terdiri dari bagian protein dan
bagian non protein.
Apoenzim
Bagian dari enzim yang berupa protein
Apoenzim sangat menentukan fungsi biokatalisator dari
enzim. Bagian ini akan rusak pada suhu terlampau panas atau
bersifat termolabil. Apoenzim memiliki sisi yang berhubungan
langsung dengan substrat, merupakan:
Sisi aktif, merupakan sisi yang berkaitan dengan substrat (zat
yang akan dijadikan produk). Bagian ini mengikat molekul
substrat dan terjadilah proses katalis. Sisi ini dapat diganggu
oleh inhibitor kompetetif.
Sisi alosterik, merupakan sisi yang berkaitan dengan kofaktor.
Sisi ini dapat dipengaruhi oleh inhibitor nonkompetetif yang
berstruktur sama dengan kofaktor.
Kofaktor
Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Kofaktor
dapat mengubah-ubah bentuk sisi aktif sehingga dapat ditempeli
substrat tertentu. Kofaktor berbentuk ion logam seperti Na, K dan
Ca. Kofaktor memiliki dua komponen yaitu :
Koenzim berupa senyawa organic (vitamin) yang berikatan secara
non-kovalen dengan enzim. Dapat merupakan ion logam atau metal,
atau molekul organik yang dinamakan koenzim.
Gugus prostetik, merupakan kofaktor senyawa organic (mineral)
yang berikatan secara kovalen dengan enzim. Gugus prostetik ini
berukuran kecil, tahan panas (termostabil), dan diperlukan enzim
untuk aktivitas katalitiknya. Gabungan kedua bagian ini membentuk
haloenzim, merupakan bentuk enzim yang sempurna dan aktif.
Enzim yang memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan
metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis
primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai
stabilisator supaya enzim tetap aktif.
MEKANISME KERJA ENZIM
Terdapat dua teori yang dapat
menjelaskan secara keseluruhan cara
kerja enzim, yaitu :
1. Lock and Key analogy (Teori Kunci-
Gembok) yang dikemukakan oleh Emil
Fischer
2. Induced Fit theory (Teori Kecocokan
Induksi ) yang dikemukakan oleh Daniel
Kashland.
Lock and Key analogy
Five Variables
Enzyme activity
Enzyme Concentration
Substrate Concentration
Four Variables
pH
Temperature
•V sebanding S.
Penggandaan S maka v dua
kali lebih cepat.
•Kecepatan tidak
dipengaruhi S. Penggandaan
S tidak mempengaruhi V
Aktivitas enzim tidak meningkat lagi pada
konsentrasi substrat tertentu, Brown (1902)
menduga bahwa enzim di dalam mengikat
molekul substrat mempunyai kemampuan
terbatas yaitu menjadi jenuh. Michaelis menten
mengusulkan suatu persamaan yang didasarkan
kepada asumsi sehingga memungkinkan
diadakannya pengujian hipotesis. Salah satu
asumsinya yaitu:
E + S ↔ ES → E + P
enzim + substrat ↔ Enzim substrat → Enzim +
Produk
3. Pengaruh pH
Rate of Reaction
1
2
3
4
5
pH
6
7
8
9
pH
Narrow pH optima
Rate of Reaction
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Enzim terbuat dari protein sehingga enzim
dipengaruhi oleh suhu.
Suhu memengaruhi gerak molekul. Pada suhu
optimal, tumbukan antara enzim dan substrat
terjadi pada kecepatan yang paling tinggi.
Pada suhu jauh di atas suhu optimal
menyebabkan enzim terdenaturasi, mengubah
bentuk, struktur, dan fungsinya.
Pada suhu jauh di bawah suhu optimal, misalnya
pada 0°C, enzim tidak aktif.
Enzim pada manusia bekerja optimal pada 35–
40°C. Mendekati suhu normal tubuh. Adapun
bakteri yang hidup di air panas memiliki enzim
yang bekerja optimal pada 70°C.
4. SUHU
Temperature
Rate of Reaction
0 10 20 30 40 50 60
5- 40oC 4. Temperature
Increase in Activity
40oC - denatures
Rate of Reaction
0 10 20 30 40 50 60
<5oC - inactive
Inhibitor adalah bahan kimia yang
mengurangi rata-rata reaksi enzim
Inhibitors
Apakah yang membedakan inhibitor
kompetitif dengan inhibitor nonkompetitif?
Inhibitor Kompetitif Inhibitor Nonkompetitif
BAHAN DISKUSI
(Selasa, 12 September 2017)