Waktu adalah Kehidupan

Waktu merupakan salah satu the greatest element dalam kehidupan, karena dengan
adanya waktu manusia mampu melakukan banyak hal yang membuat diri mereka melakukan
suatu perubahan dalam hidupnya. Tapi, banyak orang yang membiarkan waktu mereka terbuang
sia-sia. Tanpa mereka sadari, banyak peristiwa menakjubkan dalam kehidupan mereka yang
terlewatkan. Misalnya, ada seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir, karena
rasa malas atau suka menunda-nunda suatu pekerjaan akhirnya dia keteteran untuk
menyelesaikan tugasnya. Disaat yang sama teman-temannya sudah sibuk mempersiapkan sidang
dan menunggu waktu untuk wisuda. Ada pepatah mengatakan “Waktu itu ibarat pedang, jika kau
tidak memotongnya, maka ia yang akan memotongmu” (Ibnul Qoyyim).

Setiap orang punya zona waktunya masing-masing. Ada orang yang lulus kuliah usia 23
tahun, tetapi menunggu 5 tahun untuk mendapat pekerjaan. Sedang yang lainnya lulus kuliah
usia 29 tahun tetapi langsung mendapat pekerjaan. Ada pula yang menikah di usia 22 tahun
tetapi menunggu selama 10 tahun untuk mendapatkan momongan, sedangkan yang menikah usia
30 tahun dalam setahun sudah mendapatkan momongan. Tidak perlu iri terhadap kehidupan
orang lain, karena setiap individu punya masanya masing-masing untuk berada di puncaknya.
Bahkan antar kota saja punya waktu yang berbeda. Antara Bali dengan Surabaya mempunyai
perbedaan waktu 1 jam, Bali lebih cepat 1 jam dibanding dengan Surabaya. Tapi bukan berarti
Surabaya lebih lambat daripada Bali, hanya saja keduanya berada dalam zona waktunya masing-
masing. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama yaitu 24 jam dalam satu harinya, yang
membedakan adalah apa yang mereka lakukan selama 24 jam itu. Tidak ada kata terlambat,
selalu ada kesempatan bagi orang yang masih punya harapan. Nabi Muhammad saja baru
diangkat menjadi nabi ketika usianya 40 tahun, ia harus menunggu selama 40 tahun untuk diakui
kenabiannya. Selama 40 tahun itu pula nabi mengalami kehidupan yang sangat sulit, mulai dari
ayahnya meninggal disaat nabi masih berada dalam kandungan, disusul dengan kematian ibunya
disaat usianya 6 tahun, kemudian ketika diasuh oleh kakeknya tepat diusia 8 tahun kakeknya pun
juga meninggalkannya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk membuat versi terbaik dari
hidupmu. Maka manfaatkanlah sebaik mungkin waktu yang kalian miliki.

Waktu mengajarkan tentang sebuah perubahan. Tidak ada perubahan besar yang tercipta
tanpa adanya manajemen waktu yang baik. Kedekatan waktu akan mengajarkan tiga hal, yaitu :

Soul Power, sikap pantang menyerah meskipun tidak mudah. Teruslah berjuang supaya
perjalanannya lebih mudah. “Biarlah orang lain memiliki hidup yang kecil, asalkan bukan anda,
biarlah orang lain berdebat hal-hal kecil, asalkan bukan anda, dan biarlah yang lain menyerahkan
hidupnya ketangan orang lain, asalkan bukan anda” (Jihm Rohn)

Stay Strong, waktu akan membawamu dalam aktifitas yang berbeda setiap harinya.
Dengan mengenal waktu lebih baik, maka waktu yang akan mengajarkan tentang arti dan makna
“stay strong”. Tetaplah kuat terhadap apapun perlakuan dunia terhadapmu.

Hope, time is a chance. Disetiap kesempatan terselip sejuta harapan yang harus
digunakan dalam kehidupan. Dengan memahami waktu, kamu akan mengerti tentang ketulusan
orang lain terhadapmu, namun kesalahan terbesarnya adalah sebagian orang berfikir bahwa ia
punya banyak waktu. Padahal waktu yang telah terlewat tidak akan pernah dapat kembali.
“Waktu memang gratis tapi tidak ternilai harganya. Kamu tidak bisa memilikinya tapi kamu bisa
menggunakann. Kamu tidak bisa menyimpan waktu tapi kamu bisa menggunaknnya. Ketika
waktu hilang, kamu tidak bisa mendapatkannya lagi”, Jay Shetty. Maka sayangilah, rawatlah
kedua orang tuamu selagi mereka masih ada, dan bahagiakanlah mereka sebelum penyesalan itu
datang.

“Waktu sama dengan kehidupan, oleh sebab itu sia-siakan waktu dan hidupmu, atau
kuasai waktu dan hidupmu” (Alan Lakein).