Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH OWNERSHIP STRUCTURE

TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK PERUSAHAAN

SKRIPSI

Oleh:

Nama : Dinda Diah Kusuma Ningrum


No. Mahasiswa : 15312231

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Di Indonesia saat ini pajak mendapat perhatian khusus karena pajak

memberikan kontribusi besar sebagai pendapatan Negara (APBN). Berdasarkan

Undang- Undang No. 28 Pasal 1 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang sifatnya memaksa

berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung

dan digunakan untuk keperluan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat. Badan yang dimaksud sebagai wajib pajak adalah perusahaan. Salah satu

pajak yang dipunggut pemerintah dari perusahaan adalah pajak penghasilan.

Seperti pada umunya, kebanyakan tujuan perusahaan adalah profit oriented yaitu

memaksimalkan laba. Maka dari itu, perusahaan akan berusaha mengelola beban

pajaknya seminimum mungkin agar memperoleh laba yang maksimal (Yani,

2018). Dengan kata lain, manajer melakukan manajemen laba untuk

mengefisienkan beban pajak yang dikeluarkan perusahaan melalui perencanaan

pajak atau agresivitas pajak.

Agresivitas pajak adalah sebuah perencanaan pajak agresif yang dilakukan

perusahaan dengan tujuan menghindari pajak. Hal ini juga dikatakan oleh Frank,

Lynch, & Rego (2009), agresivit as pajak perusahaan adalah suatu tindakan

merekayasa pendapatan kena pajak yang dirancang melalui tindakan perencanaan

pajak baik menggunakan cara yang tergolong secara legal (tax avoidance) atau

1
ilegal (tax evasion). Setiap perusahaan berbeda-beda dalam melakukan perenanaan

pajak. Semakin besar beban pajak yang ditanggung perusahan, maka perusahaan

semakin bertindak agresif untuk meminimalkan pajak. Hal ini tidak selaras dengan

harapan pemerintah, karena dapat mempengaruhi penerimaan pajak APBN yang

telah ditargetkan pemerintah setiap tahunnya. Berikut data penerimaan pajak dari

tahun 2013-2017 yang menujukkan target dan realisasi penerimaan pajak dari

sektor pajak non-migas. Data tersebut menjelaskan target dan realisasi penerimaan

pajak serta presentase pencapaian dari 5 tahun terakhir.

Tabel 1.1

Realisasi Target dan Penerimaan Pajak Non-Migas

Tahun 2013-1017

Tahun Realisasi (Rp. Target (Rp. Pencapaian

Triliun) Triliun) (%)

2013 416.14 459.98 90.47

2014 362.6 485.97 74.6

2015 400.41 629.84 63.57

2016 870.954 1.355.203 64.27

2017 1.097,2 1.241,8 88,4

Sumber : data kementerian keuangan penerimaan pajak

Berdasarkan data tersebut menggambarkan kenaikan namun antara target

dan realisasi penerimaan pajak non migas belum bisa dicapai secara penuh. Salah

satu kendalanya adalah penghindaran pajak melalui tindak pajak agresif yang

dilakukan perusahaan guna tujuan perusahaan tercapai yang mengakibatkan APBN

2
yang diperoleh belum optimal.

Penelitian sebelumnya sudah banyak dilakukan untuk meneliti beberapa

faktor yang mempengaruhi agresivitas pajak antara lain penelitian yang dilakukan

oleh orang asing seperti Laguir, Staglianò, & Elbaz (2015), Ejeh & Salaudeen

(2018), Zeng (2016), Wahab, Ariff, Marzuki, & Sanusi (2017), Liu, Chen, Lin, &

Cao (2017), Lanis & Richardson (2016), Sánchez-Marín, Portillo-Navarro, &

Clavel (2016), Halioui, Neifar, & Abdelaziz (2016), (Boussaidi & Hamed, 2015)

dan Oyenike & Olayinka (2016). Sedangkan di Indonesia yang meneliti tentang

agresivitas pajak adalah Sari (2017), Aini (2017), Savitri (2017), Luke dan

Zulaikha (2016), Fadli (2016), Fitri & Munandar (2018), Nuratul Badriah, Hj.

Maslichah (2015), Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa (2017), Bagus, Ida Fajar &

Noviari (2015), Dewi (2018), Purwanggono & Rohman (2015), Wijaya (2015),

Yani (2018), H Suprimarini & Suprasto (2017), Harjito (2018), Indradi (2018),

Putri & Lautania (2016), Sari, Pratomo, & Yudowati (2016), Tiaras & Wijaya

(2015) , Yunistina & Tahar, 2017), Sari & Martani (2010), Hanna & Haryanto

(2016) dan Wahyu Tri Utami (2015), Rusydi dan Martini (2014), Soga, Noloho,

Pongoliu (2015), Ropita & Ethika (2016), dan Mangoting dan Hadi (2014).

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa

agresivitas pajak dipengaruhi secara konsisten oleh factor yaitu kualitas audit dari

penelitian H Suprimarini & Suprasto (2017), komisaris independen (CG) dari

penelitian Fadli (2016) dan Alfred Amril & Dwi Fitri Puspa (2017) , manajemen

3
laba dari penelitian Fadli (2016), Savitri (2017), dan Sari et al., (2016), proksi

CEO dan GCG dari Halioui, Neifar, & Abdelaziz (2016).

Dari penelitian sebelum juga terdapat faktor-faktor yang tidak konsisten

seperti factor corporate social responbility yang diteliti oleh Fitri & Munandar

(2018), Aini (2017), Luke dan Zulaikha (2016), Purwanggono & Rohman (2015),

Suprimarini &Suprasto (2017) menunjukan bahwa CSR berpengaruh negatif

terhadap agresivitas pajak, Sedangkan penelitian dari Sari (2017) , Yunistina &

Tahar (2017), Zeng (2016) dan Laguir, Staglianò, & Elbaz (2015) menunjukkan

bahwa faktor CSR berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Hal sebaliknya,

Harjito (2018), Dewi (2018), Nuratul Badriah & Hj. Maslichah (2015), dan Lanis

& Richardson (2016) menyatakan hal yang berbeda bahwa CSR tidak berpengaruh

signifikan terhadap agresivitas pajak. Faktor corporate governane yang diteliti

oleh Sari (2017) dan Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa (2017) dengan proksi

kepemilikan konstitusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas

pajak. Sedangkan penelitian dari Fadli (2016) menunjukkan proksi kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Faktor lain

seperti profitabilitas yang diteliti oleh Putri & Lautania (2016) dan Ejeh &

Salaudeen (2018) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan penelitian dari Nuratul Badriah & Hj. Maslichah

(2015), Luke & Zulaikha (2016), dan Yani (2018) menujukkan profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Disisi lain, Fitri & Munandar

(2018) dan Savitri (2017) tidak setuju dengan pernyataan sebelumnya bahwa

jumlah keuntungan perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan dalam

4
melaksanakan agresivitas pajak.

Faktor lainnya yang tidak konsisten adalah capital intensity diteliti oleh

Putri & Lautania (2016) bahwa capital intensity berpengaruh negatif terhadap

agrsivitas pajak. Sedangkan penelitian dari Harjito (2018) menunujukkan capital

intensity berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Pernyataan ini tidak

didukung oleh Indradi (2018), bahwa capital intensity tidak berpengaruh terhadap

capital intensity. Faktor kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional oleh

dari Ejeh & Salaudeen (2018) dan Boussaidi & Hamed (2015) berpendapat bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak, Tingting

Ying, Brian Wright (2016) berpendapat bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Namun, Putri & Lautania, (2016) ,

Ropita & Ethika (2016) dan Kurniaty (2016) yang menyatakan bahwa

kepemilikan managerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan dengan agresivitas pajak. Faktor kepemilikan keluarga yang diteiliti

oleh Sari (2017) dan Purwanggono & Rohman (2015) menyatakan bahwa

kepemilikan keluarga memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan penelitian dari Hanna & Haryanto (2016) dan Wahyu

Tri Utami (2015) menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh

terhadap agresivitas pajak. Faktor kepemilikan asing yang di teliti oleh Soga,

Noloho, Pongoliu (2015) dan Kurniaty (2016) menunjukkan kepemilikan asing

berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak. Sebaliknya Ropita & Ethika (2016)

menyatakan bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap agresivitas

pajak. Kepemilikan terkonsentrasi yang di teliti oleh Tingting Ying, Brian Wright

5
(2016) dan Boussaidi & Hamed (2015) menyatakan bahwa kepemilikan

terkonsentrasi berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan

Mangoting (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh

negatif terhadap agresivitas pajak. Sebaliknya, Ejeh & Salaudeen (2018)

menyatakan bahwa kepemilikan terkonsentrasi tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak.

Faktor lainnya adalah leverage diteliti oleh Fitri & Munandar (2018), Aini

(2017), Savitri (2017), dan Ejeh & Salaudeen (2018) bahwa leverage berpengaruh

negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan penelitian dari Fadli (2016)

menunjukkan leverage berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Penelitian

yang tidak mendukung hubungan yang signifikan antara leverage dan agresivitas

pajak ialah Harjito (2018), Tiaras & Wijaya (2015), dan Adisamartha dan Noviari

(2015). Faktor likuiditas diteliti oleh Indradi (2018) dan Bagus, Ida Fajar & Noviari

(2015) bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan

Dewi (2018) dan Fadli (2016) menunjukkan likuditas berpengaruh negatif

terhadap agresivitas pajak. Sebaliknya penelitian dariWijaya (2015) dan Yani

(2018) menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak.

Faktor intensitas persediaan diteliti oleh Putri & Lautania (2016) dan

Savitri (2017) bahwa intensitas persediaan berpengaruh negatif terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan penelitian dari Luke dan Zulaikha (2016) dan Bagus,

Ida Fajar & Noviari (2015) menunjukkan intensitas persediaan berpengaruh positif

6
terhadap agresivitas pajak. Sebaliknya penelitian dari Yani (2018) menolak

mendukung bahwa intensitas persediaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas

pajak. Faktor intensitas aset tetap diteliti oleh Savitri (2017) yang menyatakan

bahwa intensitas aset tetap berpengaruh negatif terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015) menunjukkan intensitas aset tetap

berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Faktor agresivitas laporan

keuangan diteliti oleh Yunistina & Tahar (2017) bahwa agresivitas laporan

keuangan mempengaruhi agresivitas pajak. Sedangkan Hanna & Haryanto (2016)

menyatakan bahwa agresivitas laporan keuangan tidak berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak.

Peneliti Kurniaty (2016) menyarankan penelitian selanjutnya

menggunakan struktur kepemilikan yang lain seperti kepemilikan keluarga dan

kepemilikan asing untuk melihat pengaruhnya terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan menurut Putri & Lautania (2016) memberi saran untuk penelitian

selanjutnya menggunakan struktur kepemilikan asing untuk di uji terhadap

agresivitas pajak.

Berdasarakan saran dan kelemahan dari penelitian sebelumnya, maka

penelitian ini akan berfokus pada variabel yang tidak konsisten dan atas saran yang

diberikan oleh peneliti sebelumnya meliputi: pengaruh variabel kepemilikan

keluarga dan kepemilikan asing menjawab saran yang diberikan oleh Kurniaty

(2016) dan Putri & Lautania (2016). Peneliti juga mengangkat variable-variabel

yang tidak konsisten seperti variabel ownership structure yaitu kepemilikan

7
manajerial menurut Ejeh & Salaudeen (2018), (Boussaidi & Hamed, 2015), Putri

& Lautania, (2016) dan Ropita & Ethika (2016), kepemilikan institusional menurut

Tingting Ying, Brian Wright (2016) Putri & Lautania, (2016), dan Ropita & Ethika

(2016), leverage menurut Fitri & Munandar (2018), Aini (2017), Fadli (2016),

dan Savitri (2017), corporate governance menurut Sari (2017), Alfred Amril, Dwi

Fitri Puspa (2017), Aini (2017) dan Wahab et al., (2017), likuiditas menurut Indradi

(2018), Dewi (2018), Fadli (2016), dan Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015),

profitabilitas menurut Putri & Lautania (2016), Nuratul Badriah & Hj. Maslichah

(2015), Luke dan Zulaikha, (2016),Yani (2018), dan Ejeh & Salaudeen (2018) dan

CSR menurut Fitri & Munandar (2018), Sari (2017), Aini, (2017), Luke dan

Zulaikha (2016), Purwanggono & Rohman (2015), H Suprimarini & Suprasto

(2017), Yunistina & Tahar (2017), Lanis & Richardson (2016), Laguir, Staglianò,

& Elbaz (2015) dan Zeng (2016). Pada penelitian ini, peneliti berfokus meneliti

variabel independen yaitu ownership structure yaitu kepemilikan asing,

kepemilikan keluarga, kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, dan

kepemilikan institusional, berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang

hanya secara parsial mengambil factor struktur kepemilikannya Peneliti melihat

bahwa variabel-variabel seperti leverage, corporate governance, likuiditas,

profitabilitas, dan CSR dapat menjadi variabel yang mengendalikan (variabel

control) antara pengaruh ownership structure terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti ingin melaksanakan

penelitiandengan judul “Pengaruh Ownership Structure Terhadap Agresivitas

Pajak (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada BEI

8
Tahun 2013-2017)”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penelitian ini memiliki rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh corporate social responblity terhadap agresivitas

pajak?

2. Bagaimana pengaruh ownership structure terhadap agresivitas pajak?

1.3 TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk menganalisa pengaruh dari corporate social responblity terhadap

agresivitas pajak

2. Untuk menganalisa pengaruh ownership structure terhadap agresivitas

pajak.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

perusahaan melakukan perencanaan pajak yang efektif dan sesuai

peraturan perpajakan yang diatur dalam UU perpajakan di

Indonesia dalam hal penghindaran pajak secara legal.

9
2. Bagi Pihak Akademisi

 Penelitian ini berfokus pada variabel independen yaitu ownership

structure yaitu kepemilikan asing, kepemilikan keluarga,

kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, dan

kepemilikan institusional, berbeda dengan beberapa penelitian

sebelumnya yang hanya secara parsial mengambil factor struktur

kepemilikannya. Penelitian yang dikembangkan adalah penelitian

dari Kurniaty (2016), Putri & Lautania (2016), Ejeh & Salaudeen

(2018), Boussaidi & Hamed (2015), Ropita & Ethika (2016),

Mangoting dan Hadi (2014) Tingting Ying, Brian Wright (2016),

Sari (2017) , Purwanggono & Rohman (2015) Hanna & Haryanto

(2016), Wahyu Tri Utami (2015), dan Soga, Noloho, Pongoliu

(2015). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dan menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan ownership structure dan agresivitas pajak.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 LITERATURE REVIEW

Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak yang memberikan kontribusi

terbesar dalam penerimaan pajak negara. Perusahaan akan berusaha mengelola

beban pajaknya seminimum mungkin agar memperoleh laba yang maksimal (Yani,

2018). Cara yang dilakukan oleh perusahaan antara lain dengan tax planning atau

dengan agresivitas pajak (Indradi, 2012). Kegiatan agresif pajak disertai dengan

biaya dan manfaat (Oyenike & Olayinka (2016). Berbeda agresivitas pajak antara

corporate dan perusahaan keluarga (UKM) Sánchez-Marín, Portillo-Navarro, &

Clavel (2016). Menurut (Frank, Lynch, & Rego, 2009), agresivitas pajak

perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena pajak yang

dirancang melalui tindakan perencanaan pajak baik menggunakan cara yang

tergolong secara legal (tax avoidance) atau ilegal (tax evasion). Sedangkan

menurut D. A. M. Savitri (2017), agresivitas pajak merupakan bagian dari

manajemen pajak dalam hal perencanaan pajak.

Jika dikaitkan dengan penghindaran pajak dan penggelapan pajak,

agresivitas pajak lebih mengarah pada penghindaran pajak yang termasuk dalam

tindakan legal dalam upaya untuk mengurangi pembayaran pajak yang dilakukan

oleh perusahaan. Di sisi lain, dari sudut pandang teori stakeholder, agresivitas

pajak adalah tindakan yang hanya menguntungkan perusahaan itu sendiri dan tidak

peduli dengan pemangku kepentingan lainnya termasuk pemerintah dan

11
masyarakat (Dewi, 2018). Semakin besar penghematan pajak yang dilakukan oleh

perusahaan, maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak

(Fadli, 2016). Kegiatan agresif pajak dapat tidak hanya membahayakan

kepentingan pemegang saham, tetapi juga membawa kerugian besar ekonomi

nasional (Liu, Chen, Lin, & Cao, 2017).

Dalam hubungan dengan agresivitas pajak terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan perusahaan melakukan tindak pajak agresif . Penelitian sebelumnya

sudah banyak dilakukan untuk meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi

agresivitas pajak, diantara penelitian yang dilakukan oleh orang asing seperti

Laguir, Staglianò, & Elbaz (2015), Ejeh & Salaudeen (2018), Zeng (2016), Wahab,

Ariff, Marzuki, & Sanusi (2017), Liu, Chen, Lin, & Cao (2017), Lanis &

Richardson (2016), Sánchez-Marín, Portillo-Navarro, & Clavel (2016), Halioui,

Neifar, & Abdelaziz (2016), dan Oyenike & Olayinka (2016). Sedangkan di

Indonesia yang meneliti tentang agresivitas pajak adalah Sari (2017), Aini (2017),

Savitri (2017), Luke dan Zulaikha (2016), Fadli (2016), Fitri & Munandar (2018),

Nuratul Badriah, Hj. Maslichah (2015), Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa (2017),

Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015), Dewi (2018), Purwanggono & Rohman (2015),

Wijaya (2015), Yani (2018), H Suprimarini & Suprasto (2017), Harjito (2018),

Indradi (2018), Putri & Lautania (2016), Sari, Pratomo, & Yudowati (2016), Tiaras

& Wijaya (2015) , Yunistina & Tahar, 2017), Yani (2018), Sari & Martani (2010),

Hanna & Haryanto (2016) dan Wahyu Tri Utami (2015), Soga, Noloho, Pongoliu

(2015), Ropita & Ethika (2016), Boussaidi & Hamed (2015), dan Mangoting

(2014). Sehubungan dengan corporate tax aggressiveness, ada beberapa factor

12
yang mempengaruhi perusahaan melakukan tindakan pajak agresif. Factor-factor

tersebut adalah likuiditas, profitabilitas, leverage, ROA, corporate goevernance,

CSR, Manajemen laba, ukuran perushaan, inventory intensity, capital intensity,

intensitas aset tetap, ownership structure, dan agresivitas laporan keuangan.

Salah satu factor yang mempengaruhi agresivitas pajak perusahaan adalah

likuiditas. Likuiditas didefinisikan sebagai kepemilikan sumber dana yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban yang akan jatuh tempo serta

kemampuan untuk membeli dan menjual aset dengan cepat. Perusahaan dengan

rasio likuditas yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan dalam

memenuhi utang jangka pendeknya, yang menandakan bahwa perusahaan dalam

kondisi keuangan yang sehat (Fadli, 2016). Menurut Suyanto & Supramono (2012)

yang mengemukakan bahwa semakin tingginya rasio likuiditas perusahaan maka

perusahaan akan semakin berusaha untuk mengalokasikan laba periode selanjutnya

dengan alasan tingkat pembayaran pajak yang tinggi apabila perusahaan dalam

keadaaan yang baik. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Indradi (2018) yang

menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

agresivitas pajak, dan Dewi (2018) juga menyatakan bahawa likuditas

berpengaruh terhadap agresivitas pajak namun bearah negative, sedangkan Wijaya

(2015) tidak mendukung pernyataan ini karena tingkat likuiditas pada perusahaan

manufaktur relatif sama sehingga likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak perusahan. Dengan variable dependent yang sama namun cara

pengukuran menggunakan CETR, penelitian dari Fadli (2016) mendukung bahwa

likuiditas berpengaruh negative dan signifikan terhadap agresivitas pajak, namun

13
Yani (2018) sebaliknya menolak menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap agresivitas pajak. Kemudian dengan pengukuran agresivitas

pajak dengan NPM yang dilakukan oleh Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015)

menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

agresivitas pajak.

Profitabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur efektivitas

keseluruhan manajemen. Hal ini ditunjukkan oleh ukuran memperoleh keuntungan

dalam kaitannya dengan penjualan atau investasi (Fitri & Munandar, 2018). Rasio

tersebut ialah Return of Asset (ROA). Semakin tinggi ROA, maka dapat dikatakan

semakin tinggi profitabilitas perusahaan (Luke dan Zulaikha, 2016). Penelitian

yang dilakukan oleh Putri & Lautania (2016) dan Ejeh & Salaudeen (2018)

menunjukkan bahawa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

agresivitas pajak, Nuratul Badriah & Hj. Maslichah (2015) dan Luke & Zulaikha

(2016) juga menujukkan hubungan yang signifikan namun bearah negative.

Penelitian lain dengan pengukuran agresivitas pajak (CETR) oleh Yani (2018)

mendukung pernyataan sebelumnya bahwa profitabilitas berpengaruh negative dan

signifikan. Disisi lain, Fitri & Munandar (2018) dan Savitri (2017) tidak setuju

dengan pernyataan sebelumnya bahwa jumlah keuntungan perusahaan tidak

mempengaruhi perusahaan dalam melaksanakan agresivitas pajak

Menurut penelitian dari Kurniasih & Sari (2013), leverage merupakan rasio

yang mengukur kemampuan hutang, baik jangka panjang maupun jangka pendek

untuk membiayai aktiva perusahaan. Pinjaman yang tinggi, maka kewajiban utang

14
yang harus dibayar perusahaan tersebut kepada kreditur semakin besar. Beban

bunga pinjaman perusahaan akan mengurangi laba, dengan berkurangnya laba

maka dengan sendirinya jumlah pembayaran pajak berkurang, Adisamartha dan

Noviari (2015). Penelitian yang mendukung bahwa leverage berpengaruh negative

dan signifikan terhadap agresivitas pajak adalah Fitri & Munandar (2018), Aini

(2017), Savitri (2017), dan Ejeh & Salaudeen (2018) menyetujui pernyataan

tersebut walaupun pengukuran agresivitas pajak dilakukan dengan NPM, Serta

Fadli (2016) menyatakan berpengaruh positif signifikan dengan pengukuran

CETR. Sedangkan penelitian yang tidak mendukung hubungan yang signifikan

ialah Harjito (2018), Tiaras & Wijaya (2015), dan Adisamartha dan Noviari

(2015).

Corporate governance adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan

direktur, manajer, pemegang saham, pelanggan, kreditur, dan pemasok terhadap

perusahaan antar sesamanya (Sari, 2017). Secara logika dalam konteks perilaku

pajak perusahaan, mekanisme governance bekerja utnuk membentuk dan

pemantauan terhadap perilaku manajerial. Dewan Direksi yang bertanggung jawab

untuk mengalokasikan sumber daya, meningkatkan kinerja, dan peningkatan

kekayaan pemegang saham, memiliki peran sentral dalam memilih strategi

manajemen pajak Wahab, Ariff, Marzuki, & Sanusi (2017). Dengan adanya

corporate governance, masyarakat dapat menilai apakah perusahan terebut taat atau

tidak dalam membayar pajak. Tiap penelitian berbeda-beda proksi yang digunakan

seperti komisaris independent, kepemilikan institusional. Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2017) dan Alfred Amril, Dwi Fitri

15
Puspa (2017) dengan proksi kepemilikan konstitusional, menyatakan bahwa

corporare governane berpengaruh negatif dan signifikan terhadap agresivitas

pajak, namun Alfred Amril & Dwi Fitri Puspa (2017) dan Aini (2017) dengan

menggunakan proksi komisaris independen menyatakan hubungan signifikan

namun arahnya positif. Penelitian dari Halioui, Neifar, & Abdelaziz (2016) dengan

proksi CEO dan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadp agresivitas pajak.

Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Fadli (2016) yang

menggunakan cara pengukuran CETR, bahwa kepemilikan institusional tidak

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak. Begitu juga Wahab et al.,

(2017), bahwa temuan terbatas tentang peran tata kelola internal dengan

pengecualian jumlah direksi dapat menunjukkan kelemahan mekanisme tata kelola

perusahaan dalam mencegah perilaku pajak agresif oleh perusahaan.

Definisi pertanggungjawaban sosial (CSR) yang dikemukakan oleh World

Bank dalam Wibisono (2007:7) yang memandang bahwa pertanggungjawaban

sosial dapat dijelaskan sebagai suatu komitmen perusahaan dalam berkontribusi

terhadap bekerjanya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan karyawan

dan perwakilan mereka agar dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat

setempat maupun masyarakat secara. Setiap perusahaan mempunyai tingkat

kesadaran yang berbeda dalam menerapkan CSR di dalam perusahaan. Semakin

perusahaan memiliki kesadaran yang tinggi menerapkan CSR di dalam perusahaan

maka semakin tinggi pula perusahaan taat dalam membayar pajak (Purwanggono

& Rohman, 2015). Pernyataan ini didukung oleh Fitri & Munandar (2018) , Aini

(2017), Luke dan Zulaikha (2016), Purwanggono & Rohman (2015), Suprimarini

16
& Suprasto (2017) menunjukan bahwa CSR berpengaruh negative dan signifikan

terhadap agresivitas pajak, Sari (2017) mendukung tetapi berpengaruh positif, dan

Yunistina & Tahar (2017) mendukung juga dengan cara mengukur agresivitas

pajak menggunakan NPM (net profit income) menunjukan hubungan signifikan

dan positif. Serta penelitian asing pun mendukung yaitu Zeng (2016), Laguir,

Staglianò, & Elbaz (2015). Akan tetapi Harjito (2018), Dewi (2018), Nuratul

Badriah & Hj. Maslichah (2015), dan Lanis & Richardson (2016) menyatakan hal

yang berbeda bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Menurut Sulistyanto (2008:51), manajemen laba adalah aktivitas

manajerial untuk “mempengaruhi” dan mengintervensi laporan keuangan.

Maksudnya, bahwa manajemen laba adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memperoleh besarnya laba atau pendapatan sesuai dengan

keinginan dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan (Tiaras & Wijaya, 2015).

Maka dari itu, laba selama ini dijadikan indikator utama keberhasilan manajemen

dalam mengelola perusahaan. Oleh karena itu, manajemen akan melaporkan laba

disesuaikan dengan tujuannya untuk meminimalkan penghasilan kena pajak

perusahaan (Fadli, 2016). Penelitian yang mendukung pernyataan ini adalah

(Tiaras & Wijaya, 2015) menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif

dan signifikan terhadap agresivitas pajak. Begitu pula Fadli (2016) dan Sari et al.,

(2016) , hanya saja berbeda cara mengukur agresivitasnya yaitu CETR dan BTD.

Sebaliknya Dewi (2018) dan Alfred Amril & Dwi Fitri Puspa (2017) tidak

mendukung pernyataan ini, bahwa manajemen laba tidak berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak.

17
Salah satu karakteristik perusahaan adalah ukuran perusahaan. Ukuran

perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari total

aset yang dimilik (Nuratul Badriah, Hj. Maslichah, 2015). Semakin besar total aset

mengindikasikan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar

ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin kompleks.

Jadi hal ini memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada

untuk melakukan tindakan agresivitas pajak (Harjito, 2018). Yang mendukung hal

ini adalah Harjito (2018) dan Tiaras & Wijaya (2015), bahwa ukuran perushaaan

berpengaruh negative dan signifikan terhadap agresivitas pajak, demikian pula

Luke dan Zulaikha (2016) mendukung berpengaruh signifikan namun arahnya

positif . Sedangkan yang tidak mendukung adalah Dewi (2018), Nuratul Badriah

& Hj. Maslichah (2015),Yani (2018), dan Ejeh & Salaudeen (2018) menyatakan

bahwa ukuran perushaan tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Capital intensity berhubungan dengan komposisi aktiva suatu perusahaan,

suatu rasio pengukuran aktiva tetap. Capital intensity yang tinggi akan

meningkatkan laba bersih perusahaan karena biaya-biaya yang terkandung dalam

persediaan mampu diefisienkan. Perusahaan akan meningkatkan persediaan akhir

guna mengurangi capital intensity dan meningkatkan biaya-biaya yang terkandung

di dalam perusahaan untuk mengurangi pajak (Harjito, 2018). Pernyataan ini

didukung oleh Putri & Lautania (2016), menghasilkan pengaruh yang signifikan

dan negative dan Harjito (2018) menghasilkan pengaruh yang signifikan pula dan

bearah positif. Pernyataan ini tidak didukung oleh Indradi (2018), bahwa capital

intensity tidak berpengaruh signifikan terhadap capital intensity.

18
Intensitas aset tetap, dimana suatu rasio yang mengukur kepemilikan aset

tetap yang dibandingkan dengan total asset. Menurut Imelia (2015), beban

depresiasi memiliki pengaruh terhadap pajak yaitu dapat mengurangi beban pajak.

Hal ini didukung oleh penelitian Savitri (2017) yang menyatakan bahwa intensitas

aset tetap berpengaruh negative dan signifikan terhadap agresivitas pajak dan

Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015) juga mendukung namun arah signifikannya ke

arah positif. Penelitian yang dilakukan sebelumnya ini menggunakan NPM sebagai

pengurukan agresivitas pajak.

Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang

memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi & Pawestri, 2006).

Struktur kepemilikan terdiri dari 3 yaitu keluarga, pemerintah, dan asing, publik,

manajemen, institusional, dll. Kepemilikan keluarga dengan proporsi lebih dari

50% akan dikategorikan sebagai perusahaan keluarga dan jika tidak maka

dikategorikan sebagai perusahaan non keluarga (Arifin, 2003). Secara logika,

family owners lebih rela membayar pajak lebih tinggi, daripada harus membayar

denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat

audit dari fiskus pajak (Chen et al., 2010). Hal ini didukung oleh Sari (2017) dan

Purwanggono & Rohman (2015) menyatakan bahwa kepemilikan keluarga

memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak. Sedangkan

Hanna & Haryanto (2016) dan Wahyu Tri Utami (2015) menyatakan bahwa

kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Kepemilikan asing adalah proposi saham perusahaan yang dimiliki oleh

19
perorangan, badan hukum, pemerintah, serta bagian-bagiannya yang berstatus luar

negeri (Undang-undang No 25 Tahun 2007 pasal 1 ayat 6). Kehadiran kepemilikan

asing mendorong perusahaan untuk menerapkan standar corporate governance

yang lebih tinggi dan proteksi pada pemegang saham minioritas yang lebih baik

(Rusydi dan Martini 2014). Maka dari itu diharapkan kepemilikan asing dapat

melakukan tindak pajak agresif. Pernyataan tersebut mendapat dukung dari Soga,

Noloho, Pongoliu (2015) dan Kurniaty (2016) menyatakan bahwa kepemilikan

asing memilik pengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak,

Sebaliknya Ropita & Ethika (2016) menyatakan bahwa kepemilikan asing tidak

berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan karakteristik struktur kepemilikan yaitu konsentrasi

kepemilikan perusahaan yang dibagi menjadi 2 yaitu kepemilikan terkonsentrasi,

kepemilikan menyebar. Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian

besar saham dimiliki oleh sebagian kelompok, sehingga pemegang saham tersebut

memiliki jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan lainnya

(Dallas, 2004). Secara logika, dengan adanya kepemilikan saham terkonsentrasi

maka pihak manajemen dapat memanfaatkan efek entrenchment untuk

merencanakan pajak agresif selain itu manajemen dapat memaksimalkan laba. Hal

ini didukunng oleh Tingting Ying, Brian Wright (2016) dan Boussaidi & Hamed

(2015) menyatakan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh positif

terhadap agresivitas pajak. Mangoting (2014) mendukung bahwa kepemilikan

terkonsentrasi berhubungan signifikan namun bearah neagtif. Sedangkan Ejeh &

Salaudeen (2018) menyatakan bahwa kepemilikan terkonsentrasi tidak

20
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Dalam perusahaan publik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu

pemegang saham perorangan, pemegang saham institusi, dan kepemilikan saham

manajerial termasuk dalam pemegang saham yang dimiliki oleh ekskutif atau

direktur dengan demikian masuk dalam kategori pemegang saham perorangan

(Pohan, 2009). Definisi kepemilikan manajerial menurut Mangoting (2014),

kepemilikan manajerial adalah situasi dimana terjadi peran ganda antara manajer

dan pemegang saham atau dengan kata lain seorang manajer perusahaan memiliki

saham perusahaan, sebagai seorang manajer sekaligus pemegang saham akan

menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer dalam pengambilan

keputusan. Kepemilikan saham perusahaan dimiliki oleh anggota dewan direksi

akan mencari potensi meningkatkan bonus dan deviden dari pada keputusan direksi

untuk kepentingan perusahaan yang kemudian meningkatkan tingkat agresivitas

pajak. Sedangkan kepemilikan institusional menurut Pohan (2009) adalah

prosentase saham yang dimiliki institusi dan kepemilikan blockholder,yaitu

kepemilikan individu atau atas nama perorangan diatas lima persen (5%) tetapi

tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider atau manajerial Investor

institusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu investor aktif dan investor

pasif. Secara logika, Adanya kepemilikan oleh investor institusional yang

signifikan maka berkaitan dengan agresivitas pajak. Pernyataan ini mendapat

dukungan dari Ejeh & Salaudeen (2018) dan Boussaidi & Hamed (2015)

berpendapat bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak, Tingting Ying, Brian Wright (2016) berpendapat bahwa

21
kepemilikan institusional berpengaruh signifikan dan negative terhadap agresivitas

pajak. Namun, Putri & Lautania, (2016) , Ropita & Ethika (2016) dan Kurniaty

(2016) yang menyatakan bahwa kepemilikan managerial dan kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan dengan agresivitas pajak.

Beberapa perusahaan berusaha melakukan agresivitas laporan keuangan

untuk memperbesar laba yang diperoleh. Menurut Frank, Lynch, & Rego (2009),

bisa merepresentasikan laba yang tinggi tanpa melakukan pembayaran pajak yang

besar, sehingga dapat melakukan tindakan pajak agresif. Penelitian yang dilakukan

oleh Yunistina & Tahar (2017), mendukung pernyataan ini bahwa agresivitas

laporan keuangan mempengaruhi agresivitas pajak. Pengukuran agresivitas pajak

yang digunakan adalah NPM. Sedangkan Hanna & Haryanto (2016) menyatakan

bahwa agresivitas laporan keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak

Menurut Roman Lanis & Richardson (2013), intensitas persediaan

merupakan salah satu bentuk investasi perusahaan. Investasi yang dimaksud adalah

investasi persediaan yang merupakan aktivitas perusahaan. Menurut PSAK 14 no.

13, menyatakan adanya beberapa pemborosan yang ditimbulkan akibat tingginya

tingkat persediaan, biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja,

biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya administrasi dan umum, dan biaya

penjualan. Biaya-biaya tersebut akan diakui sebagai biaya di luar persediaan itu

sendiri. Biaya-biaya tersebut nantinya akan mengurangi tingkat laba bersih

perusahaan dan mengurangi beban pajak. Sehingga semakin tinggi intensitas

22
persediaan, makan tindak pajak agresif pula tinggi. Beberapa penelitian yang

mendukung pernyataan ini adalah Putri & Lautania (2016), bahwa intensitas

persediaan berpengaruh negative dan signifikan terhadap agresivitas pajak, Luke

dan Zulaikha (2016) juga mendukung berpengaruh signifikan dengan arah positif.

Dengan cara pengukuran agresivitas pajak yaitu NPM yang diterapkan oleh Savitri

(2017), menyatakan bahwa intensitas persediaan berpengaruh negative dan

signifikan sedangkan Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015) bepengaruh positif

signifikan. Hal yang sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Yani (2018)

menolak mendukung bahwa intensitas persediaan tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak.

Kualitas audit yang mana kualitas auditor tertera dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP), keahlian auditor, dan kode etik profesi akuntan public.

Sehingga dengan auditor menjaga integritas sebagai auditor, maka auditor akan

mengetahui usaha agresivitas pajak perusahaan dan KAP akan memberikan

masukan untuk menurukan pajak lebih efektif. Hal ini mendapat dukung oleh H

Suprimarini & Suprasto (2017), menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh

negative dan signifikan terhadap agresivitas pajak.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah menunjukkan bahwa

agresivitas pajak dipengaruhi secara konsisten olehc faktor yaitu kualitas audit

dari penelitian H Suprimarini & Suprasto (2017), komisaris independen (CG) dari

penelitian Fadli (2016) dan Alfred Amril & Dwi Fitri Puspa (2017) , manajemen

laba dari penelitian Fadli (2016), Savitri (2017), dan Sari et al., (2016). Selain

23
variabel tersebut. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut telah terbukti

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pajak.

Dari penelitian sebelum juga terdapat factor-faktor yang tidak konsisten

terhadap agresivitas pajak seperti CSR dari penelitian Fitri & Munandar (2018),

Sari (2017), Aini, (2017), Luke dan Zulaikha (2016), Purwanggono & Rohman

(2015), H Suprimarini & Suprasto (2017), Yunistina & Tahar (2017) Lanis &

Richardson (2016), Laguir, Staglianò, & Elbaz (2015) dan Zeng (2016), likuiditas

yang diteliti oleh Indradi (2018), Dewi (2018), Fadli (2016), dan Bagus, Ida Fajar

& Noviari (2015), corporate governance dari penelitian Sari (2017), Alfred Amril,

Dwi Fitri Puspa (2017), Aini (2017) dan Wahab et al., (2017), profitabilitas dari

penelitian Putri & Lautania (2016), Nuratul Badriah & Hj. Maslichah (2015), Luke

dan Zulaikha, (2016),Yani (2018), dan Ejeh & Salaudeen (2018). Leverage dari

penelitian Fitri & Munandar (2018), Aini (2017), Fadli (2016), dan Savitri (2017).

Inventory intensity dari penelitian Putri & Lautania (2016) , Luke dan Zulaikha

(2016) Savitri (2017), dan Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015) , ukuran perusahaan

dari penelitian Tiaras & Wijaya, (2015), Harjito (2018), Luke & Zulaikha (2016)

dan Ejeh & Salaudeen (2018), capital intensity dari penelitian Harjito (2018), dan

Putri & Lautania (2016), intensitas aset tetap dari penelitian Savitri (2017) , dan

Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015), ownership structure dari penelitian Tingting

Ying, Brian Wright (2016), Ejeh & Salaudeen (2018), Sari (2017) , Purwanggono

& Rohman (2015), Hanna & Haryanto (2016) dan Wahyu Tri Utami (2015), Soga,

Noloho, Pongoliu (2015), Kurniaty (2016) dan Ropita & Ethika (2016) dan

Mangoting (2014). Hasil penelitian- penelitian ini dikatakan tidak konsisten

24
karena ada beberapa penelitian yang mendukung dan tidak mendukung factor

tersebut menjadi pengaruh terhadap agresivitas pajak. Purwanggono & Rohman

(2015)

Peneliti Kurniaty (2016) menyarankan penelitian selanjutnya

menggunakan struktur kepemilikan yang lain seperti kepemilikan keluarga dan

kepemilikan asing untuk melihat pengaruhnya terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan menurut Putri & Lautania (2016) memberi saran untuk penelitian

selanjutnya menggunakan struktur kepemilikan asing untuk di uji terhadap

agresivitas pajak.

Berdasarakan saran dan kelemahan dari penelitian sebelumnya, maka

penelitian ini akan berfokus pada variabel yang tidak konsisten dan atas saran yang

diberikan oleh peneliti sebelumnya meliputi: pengaruh variabel kepemilikan

keluarga dan kepemilikan asing menjawab saran yang diberikan oleh Kurniaty

(2016) dan Putri & Lautania (2016). Peneliti juga mengangkat variable-variabel

yang tidak konsisten seperti variabel ownership structure yaitu kepemilikan

manajerial menurut Ejeh & Salaudeen (2018) , Putri & Lautania (2016) dan Ropita

& Ethika (2016), kepemilikan institusional menurut Tingting Ying, Brian Wright

(2016), Putri & Lautania, (2016) dan Ropita & Ethika (2016), leverage menurut

Fitri & Munandar (2018), Aini (2017), Fadli (2016), dan Savitri (2017), corporate

governance menurut Sari (2017), Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa (2017), Aini

(2017) dan Wahab et al., (2017), likuiditas menurut Indradi (2018), Dewi (2018),

Fadli (2016), dan Bagus, Ida Fajar & Noviari (2015), profitabilitas menurut Putri

25
& Lautania (2016), Nuratul Badriah & Hj. Maslichah (2015), Luke dan Zulaikha,

(2016),Yani (2018), dan Ejeh & Salaudeen (2018) dan CSR menurut Fitri &

Munandar (2018), Sari (2017), Aini, (2017), Luke dan Zulaikha (2016),

Purwanggono & Rohman (2015), H Suprimarini & Suprasto (2017), Yunistina &

Tahar (2017) Lanis & Richardson (2016), Laguir, Staglianò, & Elbaz (2015) dan

Zeng (2016). Pada penelitian ini, peneliti berfokus meneliti variabel independen

yaitu ownership structure yaitu kepemilikan asing, kepemilikan keluarga,

kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan

institusional, berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya yang hanya secara

parsial mengambil factor struktur kepemilikannya. Peneliti melihat bahwa

variabel-variabel seperti leverage, corporate governance, likuiditas, profitabilitas,

dan CSR dapat menjadi variabel yang mengendalikan (variabel control) antara

pengaruh ownership structure terhadap agresivitas pajak

2.2 LANDASAN TEORI

2.2.1 Teori Agency

Untuk menjelaskan struktur kepemilikan, maka dapat menggunakan teori

keagenan yang mana teori keagenenan menjelaskan hubungan agent dan principal.

Menurut Jensen, & Meckling (1976) menyatakan bahwa teori agensi sebagai

kontrak antara satu atau beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang

kepada orang lain (agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan

perusahaan. Berdasarkan pengertian teori agensi, agent yang dimaksud adalah

pengelola atau manajemen sedangkan prinsipal adalah pemilik perusahaan.

Hakikatnya dalam teori keganenan, hubungan antara agent dan prinsipal terdapat

26
kepentingan yang berbeda yaitu pemilik perusahaan mengingkan return yang

tinggi atas investasi yang dilakukan sedangkan manager mementingkan

kepentingan individu yang memungkinan manager bertindak tidak sesuai dengan

kepentingan pemilik perusahaan. Menurut Govindarajan (1988), terdapat tiga

asumsi mengenai teori keagenan. Dalam asumsi organsiasi terdapat tiga asumsi

yaitu:

1. Adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Agen bekerja untuk

kepentingan prinsipal akan tetapi agen cenderung untuk mengurangi

usahanya karena terdapat self interest oleh agen.

2. Efisiensi merupakan kriteria efektifitas. Berdasarkan pengertian tersebut

untuk menghasilkan keputusan yang tepat sesuai dengan tujuan atau

kepentingan prinsipal, agen harus bertindak secara efisien dalam

menggunakan sumber daya untuk memaksimalkan kepentingan prinsipal.

Oleh karena itu efisiensi merupakan ukuran efektifitas.

3. Adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. Asimetri informasi

merupakan suatu situasi yang salah satu pihak mempunyai informasi yang

lebih banyak daripada pihak lain. Dalam konteks teori keagenan, agen

cenderung memiliki informasi yang lebih banyak mengenai prospek

perusahaan dibandingkan dengan prinsipal sehingga apa yang dilakukan

oleh agen sulit untuk diketahui.

Asumsi-asumsi tersebut dapat menimbulkan konflik keagenan yaitu agency cost.

Agency cost yang timbul dikarenakan adanya konflik perbedaan kepentinggan

27
sehingaa dibutuhkan mekanisme pengawasan untuk meminimalisir konflik

tersebut, mekanisme pengawasan yang dilakukan memerlukan biaya yang disebut

agency cost. Jensen & Meckling (1976) menyebutkan tiga jenis biaya keagenan

yaitu meliputi monitoring cost, bonding cost, residual losses. Monitoring cost

adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku

para agent, yaitu untuk mengukur, mengamati dan mengontrol perilaku agen,

contohnya seperti biaya audit dan biaya untuk menetapkan rencana kompensasi

manajer, pembatasan anggaran, dan aturanaturan operasi. Bonding cost adalah

biaya yang ditanggung oleh agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme

yang menjamin bahwa agent akan bertindak untuk kepentingan principal.

Contohnya seperti biaya yang dikeluarkan oleh manajer untuk menyediakan

laporan keuangan kepada pemegang saham. Sedangkan residual loss timbul dari

kenyataan bahwa tindakan agent kadangkala berbeda dari tindakan yang

memaksimumkan kepentingan principal Agency cost dapat dikurangi dengan

adanya struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan terdiri dari kepemilikan

keluarga, asing, pemerintah. Selain itu, Jensen & Meckling (1976) menyatakan

bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua

mekanisme corporate governance yang dapat mengendalikan masalah keagenan.

Teori keagenan juga membahas tentang hubungan antara pemengang saham

pengendali dan pemegang saham non pengendali. Masalah keagenan antara

pemegang saham pengendali dengan pemegang saham non pengendali meningkat

apabila pemegang saham pengendali juga terlibat dalam manajemen (Siregar

,2006). Keterlibatan pemegang saham pengendali dalam manajemen dapat

28
meningkatkan kontrol pemegang saham dalam pengambilan keputusan penting. La

porta et al., (1999) menyatakan bahwa selain memiliki hak kontrol lebih besar dari

hak aliran kas, pemegang saham pengendali juga meningkatkan kontrol pada

perusahaan melalui keterlibatan pemegang saham pengendali dalam manajemen

perusahaan.

Menurut Sanjaya (2010) menjelaskan jenis Agency Problem II di dalam teori

keagenan mempunyai dua konsep yaitu konsep entrenchment effect dimana

tindakan pemegang saham pengendali dengan hak kontrol yang kuat memiliki

kecenderungan yang lebih tinggi untuk mendapatkan kepentingan pribadi mereka

dengan mengontrol perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham non

pengendali. Hal ini menyiratkan adanya entrenchment effect yang ditimbulkan

pemegang saham pengendali. Efek entrenchment terdiri dari ekspropriasi

keuntungan perusahaan. Konsep alignment effect dimana pemegang saham

pengendali memiliki hak aliran kas yang cukup untuk mencegah keinginan mereka

untuk mengambil alih pemegang saham non pengendali dan perusahaan. Semakin

tinggi konsentrasi hak arus kas, semakin tinggi insentif bagi pemegang saham

pengendali untuk mengelola perusahaan mereka dengan tepat. Hal ini disebut

dengan alignment effect, alignment adalah tindakan pemegang saham pengendali

yang sinkron dengan kepentingan pemegang saham non pengendali.

2.2.2 Teori legistimasi

Teori legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada

keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu, dan kelompok

29
masyarakat (Gray et al., 1996). Dengan kata lain, teori ini menyatakan adanya

kontrak social antara perusahaan dengan masyarakat dan adanya pengungkapan

pertanggungjawaban lingkungan social perusahaan. CSR merupakan salah satu

bentuk pertanggungjawaban perusahaan yang timbul di tengah masyarakat

dikarenakan perusahaan menyadari adanya kontrak social dengan masyarakat yang

sangat dibutuhkan suatu perusahaan demi keberlangsungan hidup (congruence)

perusahaan tersebut bahwa kegiatan perusahaan sesuai dengan norma-norma

masyarakat. Hal ini sejalan dengan legitimacy theory yang menyatakan bahwa

perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya

berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai

kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Tilt, 1994).

Dowling dan Preffer (1975) menyatakan bahwa terdapat dua dimensi agar

perusahaan memperoleh dukungan legistimasi, yaitu: (1) aktivitas organisasi

perusahaan harus sesuai (congruence) dengan sistem nilai di masyarakat; (2)

pelaporan aktivitas perusahaan juga hendaknya mencerminkan nilai sosial. Oleh

karena itu, perusahaan perlu menarik perhatian dan memberikan citra dan kesan

yang positif kepada masyarakat terkait keberlangsungan kegiatan operasi

perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.3 Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak adalah tindakan yang dilakukan perusahaan-perusahaan

besar untuk melakukan kegiatan yang spesifik terhadap operasi utama perusahaan

dengan cara meminimalkan beban pajak melalui berbagai cara perencanaan pajak.

30
Menurut Frank, Lynch, & Rego (2009), tindakan yang dilakukan perusahaan untuk

mengurangi pendapatan kena pajak (PKP) melalui perencanaan pajak baik secara

legal (tax avoidance) maupun illegal (tax evasion) disebut dengan agresivitas pajak

perusahaan. Tax avoidance bukan pelanggaran undang-undang perpajakan karena

usaha wajib pajak untuk mengurangi, menghindari, meminimumkan atau

meringankan beban pajak dilakukan dengan cara yang dimungkinkan oleh

Undang-Undang Pajak (Kurniasih & Sari, 2013). Sedangkan tax eavasion bertolak

belakang dengan tax avoidance, tax evasion merupakan sebuah perencanaan pajak

yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Indradi,

2012). Tindakan pajak agresifi ini memberikan pro dan kontra di kalangan

masyarakat dan tidak sesuai harapan pemerintah.

Menurut penelitian Suyanto & Supramono (2012), manfaat agresivitas

pajak perusahaan adalah penghematan pengeluaran atas pajak sehingga

keuntungan yang diperoleh pemilik menjadi semakin besar untuk mendanai

investasi perusahaan yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dimasa

yang akan datang. Sedangkan menurut Suyanto (2012), kerugian dari agresivitas

pajak perusahaan adalah kemungkinan perusahaan mendapat sanksi dari kantor

pajak berupa denda, serta turunnya harga saham perusahaan akibat pemegang

saham lainnya mengetahui tindakan agresivitas pajak perusahaan. Bagi

pemerintah, tindakan agresivitas pajak perusahaan ini akan mengurangi

pendapatan Negara dalam sektor pajak.

Penelitian ini menggunakan ETR (effectice tax rate) untuk mengukur

31
agresivitas pajak. Menurut Lanis & Richardson (2012) menyatakan bahwa ETR

merupakan proksi yang paling banyak digunakan pada penelitian sebelumnya

dengan indikator bahwa adanya agresivitas pajak apabila memiliki ETR yang

mendekati 0. Semakin rendah nilai ETR mengindikasikan adanya agresivitas pajak

dalam perusahaan. ETR yang rendah menunjukkan beban pajak penghasilan yang

lebih kecil dari pendapatan sebelum pajak (Indradi, 2012)

Menurut penelitian Suyanto & Supramono (2012), mannfaat agresivitas

pajak perusahaan adalah penghematan pengeluaran atas pajak sehingga

keuntungan yang diperoleh pemilik menjadi semakin besar untuk mendanai

investasi perusahaan yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dimasa

yang akan datang. Sedangkan menurut Suyanto (2012), kerugian dari agresivitas

pajak perusahaan adalah kemungkinan perusahaan mendapat sanksi dari kantor

pajak berupa denda, serta turunnya harga saham perusahaan akibat pemegang

saham lainnya mengetahui tindakan agresivitas pajak perusahaan. Bagi

pemerintah, tindakan agresivitas pajak perusahaan ini akan mengurangi

pendapatan negara dalam sektor pajak.

2.2.4 Ownership Structure

Pemisahan antara pemilik perusahaan dan pengelola perusahaan adalah ciri

perekonomian modern di era sekarang, dengan tujuan untuk memaksimalkan

keuntungan dengan biaya yang efesien. Struktur kepemilikan perusahaan timbul

akibat adanya perbandingan jumlah pemilik saham dalam perusahaan (Soga,

Noloho, Pongoliu, 2015). Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau

32
perusahaan yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi &

Pawestri, 2006). Semakin banyak saham dijual maka semakin banyak pula saham

beredar di masyarakat dan saham dapat dimiliki oleh siapa saja yang membeli

saham tersebut (Mangoting dan Hadi, 2014). Berdasarkan karakterisitik struktur

kepemilikan yaitu kosentrasi kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan

terkonsentrasi (concentrated ownership) dan kepemilikan menyebar (dispread

ownership). Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar

saham dimiliki oleh sebagian kelompok, sehingga pemegang saham tersebut

memiliki jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan lainnya.

Sedangkan kepemilikan saham menyebar jika kepemilikan saham menyebar secara

relative merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah yang

sangat besar dibandingkan dengan lainnya (Dallas, 2004). Menurut Bai et al.,

(2004) dalam Murniati (2012) kepemilikan yang terkonsentrasi ini

dikarakteristikkan oleh perusahaan di negara-negara yang sedang berkembang

(seperti Indonesia, Korea) dan Continental Europea. Murniati (2012)

mengidentifikasikan lagi kepemilikan yang terkonsentrasi menjadi beberapa

bagian, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, kepemilikan keluarga

dan kepemilikan asing. Struktur kepemilikan berhubungan dengan corporate

governance, keberhasilan implementasi mekanisme corporate governance

disebabkan oleh keberhasilan struktur kepemilikan. Melalui struktur kepemilikan

yang baik dapat dilihat dari instrument saham maupun utang, sehingga masalah-

masalah keagenan dapat ditelusuri.

2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

33
2.3.2. Pengaruh Ownership Structure Terhadap Agresivitas Pajak

2.3.2.1 Pengaruh Kepemilikan Asing Terhadap Agresivitas Pajak

Salah satu kepemilikan saham adalah investor asing. Kepemilikan asing

adalah proposi saham perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum,

pemerintah, serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri (Undang-undang No

25 Tahun 2007 pasal 1 ayat 6). Entitas asing yang memiliki saham sebesar 20%

atau lebih sehingga dianggap memiliki pengaruh signifikan dalam mengendalikan

perusahaan disebut sebagai pemegang saham pengendali asing (Kiswanto &

Purwningsi, 2013). Pada saat kepemilikan saham yang dimiliki pemegang saham

pengendali asing semakin besar, pemegang saham pengendali asing memiliki

kendali yang semakin besar dalam menentukan keputusan dalam perusahaan yang

menguntungkan dirinya (Kiswanto & Purwningsi, 2013). Maka dari itu,

kepemilikan asing akan berusaha menjaga citra dan reputasi perusahan di

lingkungan masyarakat. Dengan cara menjalankan operasi perusahaan sesuai

dengan etika-etika bisnis. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak

yang dianggap concern terhadap peningkatan good corporate governance serta

mempunyai dampak yang baik terhadap perusahaan (Soga, Noloho, Pongoliu,

2015).

Berdasarkan teori agensi, teori ini sebagai kontrak antara satu atau beberapa

orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agen) untuk

mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Pemegang saham keluarga

yang dominan secara efektif dapat mengendalikan manajemen untuk mencapai

tujuan perusahaan memaksimalkan laba, disisi lain pemegang saham asing akan

34
agresif terhadap pajak yang di tanggung sekaligus mengurangi biaya monitoring.

Hal ini bearti kepemilikan asing dapat meminimalisir agency cost dan perusahaan

saham asing dapat memaksimalkan laba.

Berdasarkan teori legistimasi bahwa teori legitimasi merupakan sistem

pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat

(society), pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat (Gray et al., 1996).

Perusahaan yang di dalam terdapat kepimilikan asing akan meminimalkan pajak

agresif guna memberikan reputasi perusahaan yang baik kepada masyarkat karena

kepemilikan asing memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap reputasi

apabila ditemukan kecurangan audit oleh pihak fiskus atau para pemeriksa saham

(Soga, Noholo, Pongoliu, 2015). Hal ini dilakukan agar pemegang saham asing

dapat mempertahankan kepemilikannya dan dapat memperosleh laba yang lebih

tinggi. Pernyataan ini mendapat dukungan dari Kurniaty (2016) berpendapat

bahwa kepemilikan asing berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas

pajak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Kepemilikan asing memilik pengaruh negatif terhadap agresivitas pajak

2.3.2.2 Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Perusahaan yang masuk dalam kategori perusahaan keluarga adalah

perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang dikendalikan orang-

orang dimana pendiri atau anggota keluarga mereka (baik oleh ikatan darah

maupun perkawinan) memiliki peran sebagai top management, direksi, atau

35
pemilik saham perusahaan dengan presentase lebih dari 5% (Chen et al., 2010).

Jika kepemilikan kurang dari 50% termasuk kepemilikan non-keluarga. Sedangkan

Morck dan Yeung (2004) mendefinisikan perusahaan keluarga sebagai perusahaan

yang dijalankan berdasarkan keturunan atau warisan dari orang-orang yang nsudah

lebih dulu menjalankannya atau oleh keluarga yang secara terang-terangan

mewariskan perusahaannya kepada generasi selanjutnya. Sehingga kepemilikan

keluarga harus memberikan reputasi yang bagi kepada masyarakat demi

kelangsungan (concern) perusahaan untuk generasi yang mewarisi nanti. Ketika

kepemilikan saham mayoritas adalah kepemilikan keluarga maka kepemilikan

keluarga akan berhati-hati dalam pengambilan keputusan karena akan berdampak

pada perusahaan, pemegang saham mayoritas sebagai pemilik sekaligus pengambil

kebijakan perusahaan (Sari, 2017).

Berdasarkan teori agensi, teori ini sebagai kontrak antara satu atau beberapa

orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain (agen) untuk

mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori agency ini

menimbulkan konflik agency yaitu agency cost, salah satu agency cost adalah

monitoring cost (Jensen, & Meckling ,1976). Menurut Fama dan Jensen (1983)

menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga lebih efisien daripada

perusahaan yang dimiliki publik karena biaya pengawasan yang dikeluarkan atau

monitoring cost nya lebih kecil. Dengan proposi kepemilikan keluarga yang tinggi

dalam suatu perusahaan, maka perusahaan dengan kepemilikan keluarga akan

lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan termasuk masalah

perpajakan karena dampaknya akan langsung dirasakan pemegang saham

36
mayoritas sebagai pemilik sekaligus pengambil kebijakan perusahaan. Sari dan

Martani (2010) menyatakan perbandingan tingkat keagresifan pajak perusahaan

keluarga dengan perusahaan non-keluarga tergantung dari seberapa besar efek

manfaat atau biaya yang timbul dari tindakan pajak agresif tersebut terhadap

pemilik perusahaan yang berasal dari keluarga pendiri (family owners), atau efek

yang diterima manajer dalam perusahaan non-keluarga.

Berdasarkan teori legistimasi menjelaskan teori ini merupakan sistem

pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat

(society), pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat (Gray et al., 1996).

Perusahaan yang di dalam terdapat kepimilikan keluarga akan meminimalkan

pajak agresif guna memberikan reputasi perusahaan yang baik kepada masyarkat

karena kepemilikan keluarga memiliki kepedulian yang lebih tinggi terhadap

reputasi apabila ditemukan kecurangan audit oleh pihak fiskus atau para pemeriksa

saham (Soga, Noholo, Pongoliu, 2015). Hal ini dilakukan untuk dapat

mempertahankan kelangsungan perusahaan keluarga yang turun-menurun.

Pernyataan ini mendapat dukungan dari Sari (2017) berpendapat bahwa

kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas

pajak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Kepemilikan keluarga memilik pengaruh negatif terhadap agresivitas pajak

2.3.2.3 Pengaruh Kepemilikan Terkonsentrasi Terhadap Agresivitas Pajak

Berdasarkan karakteristik struktur kepemilikan yaitu konsentrasi

37
kepemilikan yang terdiri dari 2 yaitu kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan

menyebar. Kepemilikan saham di Indonesia cenderung terkonsentrasi

menyebabkan munculnya pemegang saham pengendali dan minoritas (La Porta et

al., 2000). Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham

dimiliki oleh sebagian kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki

jumlah saham yang relative dominan dibandingkan dengan lainnya. Sedangkan

kepemilikan saham menyebar jika kepemilikan saham menyebar secara relative

merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah yang sangat besar

dibandingkan dengan lainnya (Dallas, 2004).

Kepemilikan terkonsentrasi dikemukakan oleh Haruman (2008)

memperhatikan beberapa hal antara lain:

1. Kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen

mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai

pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan

semata;

2. Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang

saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan;

3. Identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan dan

4. Maksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik

pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding

tujuan perusahaan.

Hal-hal yang diperhatikan kepemilikan terkonsentrasi meyebabkan

38
meningkatnya kemampuan pemegang saham mayoritas untuk mengendalikan

perusahaan. (Yunasih et al., 2007). Pemegang saham mayoritas mempunyai hak

suara unutk mempengaruhi manajer agar bertindak selaras dengan kepentingan

pemegang saham, karena bila tidak pemegang saham pengendali dapat mengganti

manajer bila manajer tersebut tidak mengikuti kehendaknya (Mangoting, 2014).

Konsentrasi kepemilikan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk

mementingkan kepentingan sendiri, sehingga menimbulkan entrenchment effect

dan mengorbankan incentive alignment effect. Hal ini didiukung oleh Masripah et

al., (2015) menyatakan peningkatan hak kendali pemegang saham pengendali yang

besar mendorong pemegang saham pengendali untuk mendapatkan manfaat privat

melalui ekspropriasi tanpa mempedulikan kepentingan pemegang saham secara

keseluruhan. Pemegang saham pengendali besar biasanya dapat mempengaruhi

keputusan utama perusahaan, termasuk strategi pajak (Tingting Ying, Brian

Wright, 2016).

Berdasarkan teori keganenan, teori ini sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan entrenchment effect. Kehadiran konsentrasi kepemilikan

yang tinggi dapat mendorong pemegang saham untuk secara aktif memantau

manajer karena keputusan memaksimalkan nilai akan memberikan dampak yang

signifikan pada pemegang saham mayoritas. Ini membuat konsentrasi kepemilikan

bertindak sebagai mekanisme untuk mengurangi konflik keagenan sejalan dengan

teori agensi (Ejeh & Salaudeen, 2018). Secara khusus, pemegang saham besar

39
memiliki lebih banyak insentif untuk memantau perilaku manajer, termasuk

kegiatan penghematan pajak mereka, karena biaya signifikan yang terkait dengan

kegiatan perencanaan pajak yang berisiko dan opasitas informasi, dan untuk

memastikan bahwa manajer berperilaku dengan cara yang menguntungkan

pemegang saham (Badertscher et al., 2013). Hal ini bearti konsentrasi kepemilikan

memanfaatkan dengan mengorbankan incentive alignment effect dan entrenchment

effect yang mana berpeluang melakukan agresivitas pajak. Efek entrenchment

pemegang saham pengendali berpengaruh negatif terhadap tindakan penghindaran

pajak pada perusahaan (Masripah et al., 2015). Hal ini berarti menghindari pajak

bearti usaha mengeluarkan biaya besar. Perusahaan dengan konsentrasi

kepemilikan yang lebih tinggi mungkin lebih sedikit agresivitas pajak karena biaya

implementasi dan biaya agensi yang terlibat (Chen et al, 2010). Pernyataan ini

didukung oleh Badertcher et al., (2013) bahwa hubungan negatif tersebut juga bisa

disebabkan karena kepemilikan dan pembuat keputusan perusahaan terkonsentrasi

hanya pada segelintir pihak tertentu (pemegang saham pengendali) dalam

membuat keputusan, sehingga pemegang saham pengendali akan lebih menjadi

risk averse. Hal ini didukung oleh Mangoting dan Hadi (2014) menyatakan bahwa

kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh negatif terhadap agreisivitas pajak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kepemilikan terkonsentrasi memiliki pengaruh negatif terhadap


agresivitas pajak.

2.3.2.4 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Agresivitas Pajak

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh direksi,

40
manajemen, komisaris maupun setiap pihak yang terlibat secara langsung dalam

pembuatan keputusan perusahaan (Hartanto & Nugrahanti 2006). Sedangkan

kepemilikan manajerial menurut Mangoting (2014) dimana terjadi peran ganda

antara manajer dan pemegang saham atau dengan kata lain seorang manajer

perusahaan memiliki saham perusahaan, sebagai seorang manajer sekaligus

pemegang saham akan menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer

dalam pengambilan keputusan. Hal ini didukung oleh Jensen dan Meckling (1976)

menyatakan bahwa dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham

perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan

antara manajemen dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara

agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang. Posisi kepemilikan manajerial yang

sejajar dan memiliki porsi sebagai pemegang saham dapat membantu motivasi

manager untuk meningkatkan kinerjanya sehingga di masa mendatang

menguntungkan perusahaaan dan pemegang saham.

Berdasarkan teori keganenan, teori ini sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan konflik agency yaitu agency cost, salah satu agency cost

adalah monitoring cost (Jensen, & Meckling ,1976). Dengan meningkatkan

kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah keagenan dan tindakan

oportunitis manajer pada umumnya untuk kepentingan pribadi. Keterlibatan

kepemilikan manajerial akan berusaha mencari potensi meningkatkan bonus dan

deviden yang diterimanya dari pada keputusan direksi untuk kepentingan

41
perusahaan sehingga meningkatkan tingkat agresivitas pajak (Mangoting 2014).

Dengan kehadiran kepemilikan manajerial dalam perusahaan, Atari (2016)

menyatakan kepemilikan manajerial dapat membuat pihak manajerial berhati - hati

dalam mengambil suatu tindakan tax aggressive, baik melalui perencanaan pajak

menggunakan metode yang terklasifikasi atau tidak terklasifikasi. Karena, jika

keputasan tindakannya salah, maka akan berdampak juga pada dirinya sendiri

selaku pemegang saham (Atari, 2016). Pernyataan ini mendapat dukungan dari

Ejeh & Salaudeen (2018) berpendapat bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kepemilikan manajerial memilik pengaruh negatif terhadap agresivitas

pajak

2.3.2.5 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas pajak

Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang

dimiliki oleh pihak institusi atau lembaga antara lain seperti perusahaan investasi,

perusahaan asuransi, bank ataupun perusahaan- perusahaan swasta lain. Dengan

adanya kepemilikan institusional, pemegang saham mampu mengoptimalkan

pengawasan kinerja manajemen dengan memonitoring setiap keputusan yang

diambil oleh pihak manajemen yang bertindak sebagai pengelola perusahaan (Putri

& Lautania, 2016). Keberadaan kepemilikan institusional sebagai montoring

menunjukkan mekanisme corporate governance yang diterapkan dengan baik.

Pengaruh investor institusional terhadap manajemen perusahaan dapat menjadi

42
sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan

manajemen dengan para pemegang saham (Solomon dan Solomon, 2004)..

Shleifer & Vishny (1986) bahwa kepemilikan institusional sangat berperan dalam

mengawasi perilaku manajer khususnya dalam meningkatkan take over dan

memaksa manajer untuk lebih berhati-hati mengambil keputusan yang

opportunistik Menurut Pozen (2004) mengungkapkan beberapa metode yang

digunakan oleh pemilik institusional yang dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan manajerial, mulai dari diskusi informal dengan manajemen, sampai

dengan pengendalian seluruh kegiatan operasional dan pengambilan keputusan

perusahaan

Berdasarkan teori keganenan, teori ini sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan konflik agency yaitu agency cost, salah satu agency cost

adalah monitoring cost (Jensen, & Meckling ,1976). Kepemlikan institusional

memiliki insentif untuk memastikan bahwa perusahaan mengambil keputusan-

keputusan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Shleifer &

Vishny, 1986). Investor pada dasarnya menginginkan laba setinggi - tingginya

sehingga akan menyebabkan pembagian deviden yang cukup tinggi dengan cara

memantau secara profesional perkembangan investasi yang ditanamkan pada

perusahaan (Putri & Lautania, 2016). Kemampuan memperoleh laba yang tinggi

berarti harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan yang

diperoleh (Ardyansah, 2014). Disisi lain, Pohan (2009) menyatakan bahwa

43
tingginya kepemilikan institusi cenderung akan mengurangi penghindaran pajak,

dikarenakan fungsinya pemilik institusi untuk mengawasi dan memastikan

manajemen untuk taat terhadap perpajakan. Pernyatan ini didukung oleh Tingting

Ying, Brian Wright (2016) berpendapat bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H5: Kepemilikan institusional memilik pengaruh negatif terhadap agresivitas


pajak

2.4 KERANGKA PENELITIAN

44
GAMBAR 2.4

KERANGKA PENELITIAN
OWNERSHIP
STRUCTURE
FOREIGN
OWNERSHIP
-
FAMILY
OWNERSHIP
+

CONCENTRATED
OWNERSHIP -

MANAGERIAL
OWNERSHIP -
TAX AGRESSIVENESS

INSTITUSIONAL -

OWNERSHIP

VARIABEL KONTROL:

CORPORATE
GOVERNANCE

LIKUIDITAS

LEVERAGE

PROFITABILITAS

CSR

45
BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017. Metode pengambilan sampel dalam

peneltian ini adalah Non Profitability Sampling yaitu Purposive Sampling atau

sampel diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berikut kriteria-kriteria

tersebut adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan yang

telah diaudit pada tahun 2013-2017 secara berturut-turut dengan

menggunakan satuan mata uang rupiah

2. Laporan keuangan yang disajikan adalah laporan keuangan yang berakhir

pada tangga 31 Desember

3. Laporan tahunan menyajikan data kepemilikan asing, kepemilikan

keluarga, kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial dan

kepemilikan institusional.

4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian

3.2 DATA DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data sekunder. Data

sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian adalah informasi keuangan dari

laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode penelitian, yang

46
didokumentasikan dalam situs resmi yaitu www.idx.co.id.

3.2 VARIABEL PENELITIAN

3.2.1 Agresivitas Pajak Perusahaan (Y)

Agresivitas pajak perusahaan adalah suatu tindakan merekayasa pendapatan kena

pajak yang dirancang melalui tindakan perencanaan pajak baik menggunakan cara

yang tergolong secara legal (atau ilegal (tax evasion) (Frank, Lynch, & Rego,

2009). Agresivitas pajak merupakan bagian dari manajemen pajak dalam hal

perencanaan pajak (D. A. M. Savitri 2017). Pada penelitian ini mengacu pada

penelitian (Frank et al., 2009) yang dilakukan dalam melihat agresivitas pajak

perusahaan yaitu effective Tax Rate (ETR).

ETR = Total beban pajak penghasilan

Laba sebelum pajak

3.2.2 Ownership Structure (X)


3.2.2.1 Foreign Ownership (X1)

Dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan proporsi saham biasa yang

dimiliki oleh asing, yang dapat dirumuskan (Anggraini, 2011).

Kepemilikan Asing = Saham yang dimiliki pihak asing x 100%

Total saham

47
3.2.2.2 Family Ownership (X2)

Dalam penelitian ini, kepemilikan keluarga diukur dengan membagi jumlah saham

kepemilikan keluarga dengan total saham keseluruhan (Rusydi dan Martini, 2014)

Kepemilikan Keluarga = Saham yang dimiliki keluarga x 100%

3.2.2.3 Concentrated Ownership Total saham

3.2.2.3 Concentrated Ownerhsip (X3)

Dalam penelitian ini, kepemilikan terkonsentrasi diukur dari persentase kumulatif

saham yang dimiliki oleh pemegang saham pengendali (pemegang saham utama

memegang lebih dari 5% modal (Boussaidi & Hamed ,2015)

Kepemilikan Terkonsentrasi = Saham yang dimiliki terkonsentrasi x100%

3.2.3.1. Manajerial Ownership Total saham

3.2.2.4 Managerial Ownership (X4)

Kepemilikan manajerial adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh

manajemen (Mangoting 2014). Kepemilikan manajerial diukur dengan .membagi

saham atas kepemilikan manajemen dengan total saham (Sudarma, 2003).

Kepemilikan Manajerial = Saham yang dimiliki manajemen x 100%

Total saham

3.2.2.5 Institusional Ownership (X5)

Kepemilikan institusional adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh

48
suatu institusi atau blockholder (Pohan 2009). Kepemilikan institusional diukur

dengan membagi saham yang dimilki oleh institusi dengan total saham (Sudarma,

2003)

Kepemilikan Manajerial = Saham yang dimiliki institusi x 100%

Total saham

3.2.3 Variabel Control

3.2.3.2 Corporate Social Responbility

Corporate Social Responsibility merupakan salah satu bentuk kontribusi

perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan di sekitar tempat beroperasi yang

terkena dampak aktivitas operasional agar tindakan perusahaan dinilai sesuai

norma yang berlaku di masyarakat dan mendapatkan legitimasi dari berbagai pihak

(Yunistina & Tahar, 2017). Semakin perusahaan memiliki kesadaran yang tinggi

menerapkan CSR di dalam perusahaan maka semakin tinggi pula perusahaan taat

dalam membayar pajak (Purwanggono & Rohman, 2015). Penelitian ini

menggunakan pengukuran CSR Disclosure Index (CSRDI) versi G4 yang terdiri

dari beberapa kategori yaitu kategori ekonomi (EC), kategori lingkungan (EN),

kategori praktek buruh (LA), kategori hak asasi dan manusia (HR), kategori

kemasyarakatan (SO), dan kategori tanggung jawab produk (PR), dimana GRI

versi G4 di terbitkan pada tahun 2013. Penelitian ini mengacu pada penelitian

Sembiring (2005), pengukuran dilakukan dengan mencocokkan item pada check

list dengan item yang diungkapkan perusahaan. Perhitungan CSR adalah sebagai

49
berikut:

CSRDIj =Xij

nj

Keterangan:

CSRDIj= Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

∑Xij= Dummy variable. (1= jika item i diungkapkan; 0= jika item i tidak
diungkapkan)

nj = Jumlah item untuk perusahaan j, nj ≤ 91

3.2.3.2 Corporate Governance

Corporate governance adalah sebuah studi yang mempelajari hubungan direktur,

manajer, pemegang saham, pelanggan, kreditur, dan pemasok terhadap perusahaan

antar sesamanya (Sari, 2017). Metode untuk mengukur proposi dewan komisaris

dalam suatu perusahaan dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Proporsi Dewan Komisaris = Komisaris Independen

Total Komisaris

3.2.3.3 Likuiditas

Likuditas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

jangka pendek dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap utang lancarnya.

Pada penelitian ini menggunakan rasio lancar untuk mengukur likuiditas (Suyanto

50
dan Supramono, 2012).

Rasio Lancar = Aset Lancar

Kewajiban Lancar

3.3.2.4 Leverage

Leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan hutang, baik jangka

panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aktiva perusahaan (Kurniasih &

Sari 2013). Penelitian ini menggunakan rasio hutang untuk mengukur leverage

(Suyanto dan Supramono, 2012).

Rasio Hutang = Total

Kewajiban

Total Aset

3.2.3.4 Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio keuangan yang mengukur efektivitas keseluruhan

manajemen. Hal ini ditunjukkan oleh ukuran memperoleh keuntungan dalam

kaitannya dengan penjualan atau investasi (Fitri & Munandar, 2018). Penelitian ini

menggunakan ROA sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas. ROA diukur

dengan menggunakan proksi model Lanis dan Richardson (2012) yaitu

ROA = Laba sebelum pajak

Total aset

51
3.3 Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model regresi Least Square yang merupakan model….

3.4 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atau gambaran suatu

data mengenai mean (rata-rata), median (nilai tengah), maximum, minimum, dan

standar deviasi pada variabel agresivitas pajak, CSR, dan Ownership Strucuture.

Mean adalah nilai rata-rata dari data yang terkumpul. Median adalah nilai tengah

dari data yang terkumpul. Maximum adalah nilai tertinggi dari data yang

terkumpul. Minimum adalah nilai terendah dari data yang terkumpul. Standar

deviasion adalah nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa besar data di

dalam penelitian tersebar.

3.5 Uji Korelasi

Uji korlelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan variaebel dependen dan

independen. Angka 1 atau -1 pada hasil uji korelasi menunjukkan adanya korelasi

yang sempurna. Nilai 0 menunjukkan tidak adanya korelasi. Jika ada yang

mendekati 1 atau -1 maka menunjukkan adanya korelasi yang kuat. Sebaliknya jika

mendekati 0 maka menunjukkan korelasi yang lemah.

3.6 Pengujian Hipotesis

3.6.1 Least Square

(CARI PENJELASAN )

52
Pengujian hipotesis pengaruh ownership structure terhadap agresivitas

iyypajak digunakan analisis regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + ε

………….…………………………………………………………………….(3.1)

Y = α + β2X2 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + ε

………….…………………………………………………………………….(3.2)

Y = α + β3X3 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + ε

………….…………………………………………………………………….(3.3)

Y = α + β4X4 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + ε

………….…………………………………………………………………….(3.4)

Y = α + + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 + β10X10 + ε

………….……………………………………………………………………..(3.5)

Keterangan :

Y = Agresivitas pajak

α = Konstanta

β = Koofisien regresi

X1 = Kepemilikan asing

X2 = Kepemilikan keluarga

X3 = Kepemilikan publik

X4 = Kepemilikan manajerial

X5 = Kepemilikan institusional

X6 = Corporate goverance

53
X7 = Likuiditas

X8 = Leverage

X9 = Profitabilitas

X10 = Corporate social responbility (CSR)

ε = Error

54
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini diambil dari laporan tahunan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2017. Jumlah perusahaan

manufaktur yang terdaftar pada periode 2013-2017 adalah… dan dari jumlah

tersebut yang dijadikan sampel sebanyak 275 perusahaan. Sampel tersebut diambil

berdasarkan purpose sampling dimana kriterianya telah dijelaskan pada bab

sebelumnya.

4.1 Statitstik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi atau gambaran

suatu data mengenai mean (rata-rata), median (nilai tengah), maximum, minimum,

dan standar deviasi. Berikut ini hasil statistik deskriptif yang terdiri dari dari

variabel Ownership Structure, probabilitas, likuiditas, leverage, CSR, dan proksi

komisari independen.

55
TABEL 4.1 Hasil Statistik Deskriptif

Likuidita Leverag
Ket ETR MAW ROA PKI CSR
s e
0.0728 0.0827 0.3662 0.1300
Mean -0.253 3.59828 0.86271
8 6 5 5
0.0745 0.3333 0.1098
Median -0.249 0.0092 2.23127 0.54216
2 3 9
Standard 0.0986 0.1089 0.0564 0.0976 0.0781
4.61637 1.36104
Deviation 9 6 6 1 4
Minimu 0.0007 0.0219
-0.6735 0 0.00123 0.02024 0
m 6 8
Maximu 0.3800 0.2771
-0.023 41.7781 11.5797 0.6 0.3956
m 9 6

Rata-rata ETR pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar -0.253. Nilai tengah dari ETR adalah -0.249. Nilai standar deviasi

sebesar 0.09869 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi

dari data adalah -0.023 pada perusahaan Kimia Farma Tbk sedangkan nilai

rendahnya adalah -0.6735 pada perusahaan Indal Aluminium Industury Tbk.

Rata-rata MAW pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebesar 0.07288. Nilai tengah dari MAW adalah 0.0092. Nilai standar

deviasi sebesar 0.10896 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai

tertinggi dari data adalah 0.38009 pada perusahaan Nipress Tbk sedangkan nilai

rendahnya adalah 0 pada perusahaan Kimia Farma Tbk.

Rata-rata likuiditas pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 3.59828. Nilai tengah dari likuiditas adalah 2.23127.

Nilai standar deviasi sebesar 4.61637 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

56
tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 41.7781 pada perusahaan Asahimas Flat

Glass Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00123 pada perusahaan Nipress Tbk

Rata-rata leverage pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 0.86271. Nilai tengah dari leverage adalah 0.54216.

Nilai standar deviasi sebesar 0.09869 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 11.5797 pada perusahaan Nipress Tbk

sedangkan nilai rendahnya adalah 0.02024 pada perusahaan Tunas Alfin Tbk.

Rata-rata probabilitas (ROA) pada perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebesar 0.08276. Nilai tengah dari ROA adalah

0.07452. Nilai standar deviasi sebesar 0.05646 menunjukkan bahwa data tersebut

tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.27716 pada perusahaan Impack

Pratama Industri Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00076 pada perusahaan

Tunas Alfin Tbk.

Rata-rata proksi komisaris independen (PKI) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.36625. Nilai tengah dari

PKI adalah 0.33333. Nilai standar deviasi sebesar 0.05646 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.6 pada perusahaan

Tempo Scan Pasifik Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0 pada perusahaan

Impack Pratama Industri Tbk.

Rata-rata corporate social responbility (CSR) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.13005. Nilai tengah dari

CSR adalah 0.10989. Nilai standar deviasi sebesar 0.07814 menunjukkan bahwa

57
data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.3956 pada perusahaan

Astra Auto Part Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.02198 pada perusahaan

Duta Pertiwi Nusantara.

Likuidita Leverag
Ket ETR INW ROA PKI CSR
s e
0.6902 0.1024 0.3940 0.1287
Mean
-0.2818 9 3.06585 0.78499 5 9 3
0.6936 0.0800 0.3636 0.1208
Median
-0.2516 7 2.17277 0.56427 1 4 8
Standard 0.1911 0.0923 0.0959 0.0676
Deviation 0.1803 1 3.4831 0.96524 8 3 5
Minimu 0.0514 0.0004 0.0109
m -2.0526 3 0.00123 0.00056 2 0 9
-
Maximu
0.0003 0.6666
m
2 1 41.7781 11.5797 0.6572 7 0.3956

Rata-rata ETR pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar -0.2818 . Nilai tengah dari ETR adalah-0.2516. Nilai standar deviasi

sebesar 0.1803 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari

data adalah -0.00032 pada perusahaan Indocement Tunggal Prakasa Tbk

sedangkan nilai rendahnya adalah -2.0526 pada perusahaan Trias Sentosa Tbk

Rata-rata INW pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar 0.69029. Nilai tengah dari INW adalah 0.69367. Nilai standar

deviasi sebesar 0.19111 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai

tertinggi dari data adalah 1 pada perusahaan Wijaya Karya Beton Tbk sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.05143 pada perusahaan Nipress Tbk.

58
Rata-rata likuiditas pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 3.06585. Nilai tengah dari likuiditas adalah 2.17277.

Nilai standar deviasi sebesar 3.4831 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 41.7781 pada perusahaan Asahimas Flat

Glass Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00123 pada perusahaan Astra

International Tbk.

Rata-rata leverage pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 0.78499. Nilai tengah dari leverage adalah 0.56427.

Nilai standar deviasi sebesar 0.96524 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 11.5797 pada perusahaan Nipress Tbk

sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00056 pada perusahaan Kebelindo Murni Tbk.

Rata-rata probabilitas (ROA) pada perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebesar 0.10245. Nilai tengah dari ROA adalah

0.08001. Nilai standar deviasi sebesar 0.09238 menunjukkan bahwa data tersebut

tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.6572 pada perusahaan Multi

Bintang Indonesia Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00042 pada perusahaan

Star Petrochem Tbk.

Rata-rata proksi komisaris independen (PKI) pada perusahaan yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.39409. Nilai tengah dari PKI adalah

0.36364. Nilai standar deviasi sebesar 0.09593 menunjukkan bahwa data tersebut

tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.66667 pada perusahaan Jemblo

59
Cable Company Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0 pada perusahaan Impack

Pratama Industri Tbk.

Rata-rata corporate social responbility (CSR) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.12873. Nilai tengah dari

CSR adalah 0.12088. Nilai standar deviasi sebesar 0.06765 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.3956 pada perusahaan

Astra International Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.01099 pada

perusahaan Selamat Sempurna Tbk.

Likuidita Leverag
Ket ETR FAW s e ROA PKI CSR
0.3400 0.1038 0.0883
Mean -0.2477 9 3.93997 1.43007 5 0.38 5
0.3082 0.3333 0.0659
Median -0.212 7 2.07783 0.76326 0.054 3 3
Standard 0.1272 0.2758 0.0931 0.1130 0.0515
Deviation 6 5 4.40477 1.6309 3 4 9
Minimu 0.0155 0.0065 0.0219
m -0.6735 1 0.9925 0.12484 5 0 8
Maximu 0.2771 0.2087
m -0.1185 0.6909 15.1646 5.15242 6 0.5 9

Rata-rata ETR pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar -0.2477 . Nilai tengah dari ETR adalah -0.212. Nilai standar deviasi

sebesar 0.12726 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi

dari data adalah -0.1185 pada perusahaan Impack Pratama Industri Tbk sedangkan

nilai rendahnya adalah -0.6735 pada perusahaan Indal Aluminium Industury Tbk

60
Rata-rata FAW pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebesar 0.34009. Nilai tengah dari FAW adalah 0.30827. Nilai standar

deviasi sebesar 0.27585 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai

tertinggi dari data adalah 0.6909 pada perusahaan Indal Aluminium Industury Tbk

sedangkan nilai rendahnya adalah 0.01551 pada perusahaan Sekar Bumi Tbk.

Rata-rata likuiditas pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 3.93997. Nilai tengah dari likuiditas adalah 2.07783.

Nilai standar deviasi sebesar 4.40477 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 15.1646 pada perusahaan Duta Pertiwi

Nusantara sedangkan nilai rendahnya adalah 0.9925 pada perusahaan Indal

Aluminium Industury Tbk.

Rata-rata leverage pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 1.43007. Nilai tengah dari leverage adalah 0.76326.

Nilai standar deviasi sebesar 1.6309 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 5.15242 pada perusahaan Indal Aluminium

Industury Tbksedangkan nilai rendahnya adalah 0.12484 pada perusahaan Duta

Pertiwi Nusantara.

Rata-rata probabilitas (ROA) pada perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebesar 0.10385. Nilai tengah dari ROA adalah 0.054.

Nilai standar deviasi sebesar 0.09313 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.27716 pada perusahaan Impack Pratama

61
Industri Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.00655 pada perusahaan Indal

Aluminium Industury Tbk.

Rata-rata proksi komisaris independen (PKI) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.38. Nilai tengah dari PKI

adalah 0.33333. Nilai standar deviasi sebesar 0.11304 menunjukkan bahwa data

tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.5 pada perusahaan Impack

Pratama Industri Tbk dan Indal Aluminium Industury Tbksedangkan nilai

rendahnya adalah 0 pada perusahaan Sekar Bumi Tbk.

Rata-rata corporate social responbility (CSR) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.08835. Nilai tengah dari

CSR adalah 0.06593. Nilai standar deviasi sebesar 0.05159 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.20879 pada

perusahaan Selamat Sempurna Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.02198

pada perusahaan Duta Pertiwi Nusantara.

Ket ETR FOW Likuidita Leverag ROA PKI CSR


s e
Mean - 0.5319 3.7238 0.81294 0.1124 0.3881 0.1257
0.2697 9 7 9 7
Median - 0.5750 2.6621 0.47709 0.0831 0.3333 0.1208
0.2516 8 3 8
Standard 0.1442 0.2595 4.5513 0.87452 0.1082 0.0832 0.0623
Deviatio 2 3 3 7
n
Minimu - 0.0499 0.4496 0.02024 0.0004 0.2857 0.0219
m 0.9477 2 2 1 8

Maximu - 0.9266 41.779 5.45982 0.6572 0.6666 0.3406


m 0.0003 1 7 6
2

62
Rata-rata ETR pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar -0.2697. Nilai tengah dari ETR adalah -0.2516. Nilai standar deviasi

sebesar 0.1442 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari

data adalah -0.00032 pada perusahaan Indocement Tunggal Prakasa Tbk

sedangkan nilai rendahnya adalah -0.9477 pada perusahaan Star Petrochem Tbk.

Rata-rata FOW pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebesar 0.53199. Nilai tengah dari FOW adalah 0.57508. Nilai standar

deviasi sebesar 0.25952 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai

tertinggi dari data adalah 0.04992 pada perusahaan Cahaya Kalbar Tbk sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.92661 pada perusahaan Akasha Wira Internatinal Tbk.

Rata-rata likuiditas pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 3.7238. Nilai tengah dari likuiditas adalah 0.47709.

Nilai standar deviasi sebesar 4.5513 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 41.779 pada perusahaan Asahimas Flat

Glass Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.4496 pada perusahaan Cahaya

Kalbar Tbk.

Rata-rata leverage pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 0.81294. Nilai tengah dari leverage adalah 0.76326.

Nilai standar deviasi sebesar 0.87452 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 5.45982 pada perusahaan…sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.02024 pada perusahaan…

63
Rata-rata probabilitas (ROA) pada perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebesar 0.11247. Nilai tengah dari ROA adalah 0.0831.

Nilai standar deviasi sebesar 0.09313 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.27716 pada perusahaan…sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.00655 pada perusahaan…

Rata-rata proksi komisaris independen (PKI) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.38. Nilai tengah dari PKI

adalah 0.33333. Nilai standar deviasi sebesar 0.08323 menunjukkan bahwa data

tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.66667 pada

perusahaan…sedangkan nilai rendahnya adalah 0 pada perusahaan…

Rata-rata corporate social responbility (CSR) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.12577. Nilai tengah dari

CSR adalah 0.12088. Nilai standar deviasi sebesar 0.06237 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.34066 pada

perusahaan Astra International Tbk sedangkan nilai rendahnya adalah 0.02198

pada perusahaan.

64
Likuidita Leverag
Ket ETR COW s e ROA PKI CSR
0.7016 0.1010 0.3930 0.1283
Mean -0.2832 9 3.09378 0.84106 6 3 3
0.6959 0.0785 0.3636 0.1208
Median -0.2517 3 2.16992 0.57095 9 4 8
Standard 0.1788 0.1763 0.0909 0.0969 0.0680
Deviation 6 1 3.47881 1.07127 2 9 7
Minimu 0.0004 0.0109
m -2.0526 0.2838 0.00123 0.00056 2 0 9
Maximu 0.6666
m -0.0003 1 41.7781 11.5797 0.6572 7 0.3956

Rata-rata ETR pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah sebesar -0.2832. Nilai tengah dari ETR adalah -0.2517. Nilai standar deviasi

sebesar 0.17886 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi

dari data adalah -0.00032 pada perusahaan…sedangkan nilai rendahnya adalah -

2.0526 pada perusahaan…

Rata-rata COW pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini adalah sebesar 0.70169. Nilai tengah dari COW adalah 0.69593. Nilai standar

deviasi sebesar 0.17631 menunjukkan bahwa data tersebut tidak tersebar. Nilai

tertinggi dari data adalah 1 pada perusahaan…sedangkan nilai rendahnya adalah

0.2838 pada perusahaan…

Rata-rata likuiditas pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 3.09378. Nilai tengah dari likuiditas adalah 2.16992.

Nilai standar deviasi sebesar 3.47881 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 41.7781 pada perusahaan…sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.00123 pada perusahaan…

65
Rata-rata leverage pada perusahaan yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah sebesar 0.84106. Nilai tengah dari leverage adalah 0.57095.

Nilai standar deviasi sebesar 1.07127 menunjukkan bahwa data tersebut tidak

tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 11.5797 pada perusahaan…sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.00056 pada perusahaan…

Rata-rata probabilitas (ROA) pada perusahaan yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini adalah sebesar 0.10106. Nilai tengah dari ROA adalah

0.07859. Nilai standar deviasi sebesar 0.09313 menunjukkan bahwa data tersebut

tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.6572 pada perusahaan…sedangkan

nilai rendahnya adalah 0.00042 pada perusahaan…

Rata-rata proksi komisaris independen (PKI) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.39303. Nilai tengah dari

PKI adalah 0.36364. Nilai standar deviasi sebesar 0.09699 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.66667 pada

perusahaan…sedangkan nilai rendahnya adalah 0 pada perusahaan…

Rata-rata corporate social responbility (CSR) pada perusahaan yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 0.12833. Nilai tengah dari

CSR adalah 0.12088. Nilai standar deviasi sebesar 0.06807 menunjukkan bahwa

data tersebut tidak tersebar. Nilai tertinggi dari data adalah 0.3956 pada

perusahaan…sedangkan nilai rendahnya adalah 0.01099 pada perusahaan…

4.2 Analisis Korelasi

66
Korelasi adalah alat uji untuk menguji hubungan linear antara variabel satu

dengan variabel yang lain. Berikut ini adalah hasil korelasi hubungan antar

variabel.

TABEL 4.2 Hasil Uji Korelasi

Likuidita Leverag
ETR MAW s e ROA PKI CSR
ETR 1
MAW -0.31219 1
Likuidita
s 0.15855 -0.02433 1
0.36503
Leverage -0.27412 2 -0.22353 1
0.26916 0.05532
ROA 8 -0.02544 9 -0.21786 1
0.12118 0.03381
PKI -0.17551 7 -0.11401 7 -0.05858 1
-
0.16986 0.04288 0.1875
CSR 5 -0.24894 -0.01217 -0.18657 8 8 1

Dari table di atas dapat diketahui bahwa variabel ETR memiliki korelasi negative

dengan MAW sebesar -0.31219, Likuiditas sebesar 0.15855, leverage sebesar -

0.27412, ROA sebesar 0.269168, PKI sebesar -0.17551, CSR sebesar 0.169865.

Variabel MAW memiliki korelasi negative dengan likuiditas sebesar -0.02433,

leverage sebesar 0.365032, ROA sebesar -0.02544, PKI sebesar 0.121187, CSR

sebesar -0.24894. Variabel likuiditas memiliki korelasi negative dengan leverage

sebesar -0.22353, ROA sebesar 0.055329, PKI sebesar -0.11401, CSR sebesar

0.01217. Variabel leverage memiliki korelasi negative dengan ROA sebesar -

0.21786, PKI sebesar 0.033817, CSR sebesar -0.18657. Variabel ROA memiliki

67
korelasi negative dengan PKI sebesar -0.05858, CSR sebesar 0.042888. Variabel

PKI memiliki korelasi positif dengan CSR sebesar 0.18758.

Likuidita Leverag
ETR INW s e ROA PKI CSR
ETR 1
-
INW 0.13594 1
Likuidita 0.14191 -
s 7 0.01531 1
Leverag - -
e 0.00573 0.13601 -0.1795 1
0.24822 0.06259 0.07624 -
ROA 7 8 7 0.03466 1
-
- 0.20388 - - 0.0294
PKI 0.15651 6 0.13099 0.03133 7 1
- -
0.14005 0.01821 0.01256 0.0053 0.0709
CSR 4 4 9 -0.0402 2 8 1

Dari table di atas dapat diketahui bahwa variabel ETR memiliki korelasi negative

dengan INW sebesar -0.13594, Likuiditas sebesar 0.141917, leverage sebesar -

0.00573, ROA sebesar 0.248227, PKI sebesar -0.15651, CSR sebesar 0.140054.

Variabel INW memiliki korelasi negative dengan likuiditas sebesar -0.01531,

leverage sebesar -0.13601, ROA sebesar 0.062598, PKI sebesar 0.203886, CSR

sebesar 0.018214. Variabel likuiditas memiliki korelasi negative dengan leverage

sebesar -0.1795, ROA sebesar 0.076247, PKI sebesar-0.13099, CSR sebesar

0.012569. Variabel leverage memiliki korelasi negative dengan ROA sebesar -

0.03466, PKI sebesar -0.03133, CSR sebesar -0.0402. Variabel ROA memiliki

68
korelasi negative dengan PKI sebesar -0.02947, CSR sebesar -0.00532. Variabel

PKI memiliki korelasi negative dengan CSR sebesar -0.07098.

Likuidita Leverag
ETR FOW s e ROA PKI CSR
ETR 1
0.28355
FOW 4 1
Likuidita 0.09196
s 5 -0.13017 1
0.02610 0.07623
Leverage 3 5 -0.16873 1
0.22814 0.31085 0.00662 0.07000
ROA 4 7 2 2 1
-
0.1100
PKI -0.29027 -0.07653 -0.18588 0.21671 8 1
- -
0.15307 0.06188 0.1119 0.0694
CSR 6 -0.00334 1 -0.00943 8 7 1

Dari table di atas dapat diketahui bahwa variabel ETR memiliki korelasi positif

dengan FOW sebesar 0.283554, Likuiditas sebesar 0.091965, leverage sebesar

0.026103, ROA sebesar 0.228144, PKI sebesar -0.29027, CSR sebesar 0.153076.

Variabel FOW memiliki korelasi negative dengan likuiditas sebesar -0.13017,

leverage sebesar 0.076235, ROA sebesar 0.310857, PKI sebesar -0.07653, CSR

sebesar -0.00334. Variabel likuiditas memiliki korelasi negative dengan leverage

sebesar -0.16873, ROA sebesar 0.006622, PKI sebesar -0.18588, CSR sebesar

0.061881. Variabel leverage memiliki korelasi positif dengan ROA sebesar

0.070002, PKI sebesar 0.21671, CSR sebesar -0.00943. Variabel ROA memiliki

korelasi negative dengan PKI sebesar -0.11008, CSR sebesar -0.11198. Variabel

PKI memiliki korelasi negative dengan CSR sebesar -0.06947.

69
Likuidita Leverag
ETR FAW s e ROA PKI CSR
ETR 1
FAW -0.48311 1
Likuidita 0.37322
s 0.30677 7 1
Leverag 0.49793
e -0.87942 5 -0.48844 1
0.43840
ROA 4 -0.54689 -0.11049 -0.44461 1
0.51133 0.48571
PKI -0.48207 3 -0.19268 7 -0.38926 1
0.46789 0.26812 -
CSR 6 -0.34138 0.36212 -0.61553 5 0.2523 1

Dari table di atas dapat diketahui bahwa variabel ETR memiliki korelasi negatif

dengan FAW sebesar -0.48311, Likuiditas sebesar 0.30677, leverage sebesar -

0.87942, ROA sebesar 0.438404, PKI sebesar -0.48207, CSR sebesar 0.467896.

Variabel FAW memiliki korelasi positif dengan likuiditas sebesar 0.373227,

leverage sebesar 0.497935, ROA sebesar -0.54689, PKI sebesar 0.511333, CSR

sebesar -0.34138. Variabel likuiditas memiliki korelasi negative dengan leverage

sebesar-0.48844, ROA sebesar -0.11049, PKI sebesar -0.19268, CSR sebesar

0.36212. Variabel leverage memiliki korelasi negatif dengan ROA sebesar -

0.44461, PKI sebesar 0.485717, CSR sebesar -0.61553 . Variabel ROA memiliki

korelasi negative dengan PKI sebesar -0.38926, CSR sebesar 0.268125. Variabel

PKI memiliki korelasi negative dengan CSR sebesar -0.2523.

70
Likuidita Leverag
ETR COW s e ROA PKI CSR
ETR 1
COW -0.08407 1
Likuidita 0.14822 0.00619
s 1 1 1
Leverag
e -0.07602 -0.13969 -0.20604 1
0.25521 0.11355 0.09839
ROA 8 2 3 -0.0911 1
0.04063 0.05028
PKI -0.18062 4 -0.14137 9 -0.04134 1
0.02510 0.03184 0.01549
CSR 0.16727 2 2 -0.12796 3 -0.1227 1

Dari table di atas dapat diketahui bahwa variabel ETR memiliki korelasi negatif

dengan COW sebesar -0.08407, Likuiditas sebesar 0.148221, leverage sebesar -

0.07602, ROA sebesar 0.255218, PKI sebesar -0.18062, CSR sebesar 0.16727.

Variabel COW memiliki korelasi positif dengan likuiditas sebesar 0.006191,

leverage sebesar -0.13969, ROA sebesar 0.113552, PKI sebesar 0.040634, CSR

sebesar 0.025102. Variabel likuiditas memiliki korelasi negative dengan leverage

sebesar -0.20604, ROA sebesar 0.098393, PKI sebesar -0.14137, CSR sebesar

0.031842. Variabel leverage memiliki korelasi negatif dengan ROA sebesar -

0.0911, PKI sebesar 0.050289, CSR sebesar -0.12796. Variabel ROA memiliki

korelasi negative dengan PKI sebesar -0.04134, CSR sebesar 0.015493. Variabel

PKI memiliki korelasi negative dengan CSR sebesar -0.1227.

71
4.3 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan alat statistik Least Square (LS). Dan

di peroleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.3 Hasil Least Square Model

72
Variable Variable Variable Control : Coefficients (t-statistics) Adjusted
Coefficients
Probabilitas Hasil R2
(t-statistics)
Dependent Independent ROA LIKUIDITAS LEVERAGE CSR PKI Square
0.164109 -0.194021 -0.012773 -0.095272 -0.102729 -0.194021 10.2% TDK SIG 0.764531
ETR FAW (1.723076)* (-1.458704)* (-2.251585)* (-6.430726)* (-0.370827)* -1.458704
0.125455 -0.428384 0.002425 0.011021 0.434900 -0.428384 1.12% SIG (+) 0.156878
ETR FOW (2.579776)* (-2.867257)* (0.898174)* (0.783716)* (1.789061)* -2.867257
-0.116189 -0.245726 0.004935 -0.004088 0.377707 -0.245726 4.74% SIG (-) 0.117649
ETR COW (-1.992243)* (-2.313095)* (1.641214)* (-0.415743)* (2.504492)* -2.313095
-0.216827 -0.106905 0.002288 -0.007100 0.080506 -0.106905 0.84% SIG (-) 0.167371
ETR MAW (-2.681258)* (-1.267569)* (1.275663)* (-1.062014)* (0.747064)* -1.267569
-0.123754 -0.185234 0.005576 0.001245 0.361592 -0.185234 16.41% SIG (-) 0.107641
ETR INW (-2.175786)* (-0.185234)* (1.794211)* (0.111119)* (2.316443)* -0.185234

1
4.4 Pembahasan

4.4.1 Kepemilikan Keluarga Tidak Berpengaruh Terhadap Agresivitas

Pajak

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwan

kepemilikan Institusional mempunyai nilai coefficient 0.164109. Hal ini

menjelaskan bahwa nilai koefisien beta kepemilikan institusional sebesar 0.164109

dapat menjelaskan bahwa 16.4109 atau dapat diartikan setiap perubahan satu

satuan kepemilikan instutsional dapat mengakibatkan perubahan kepemilikan

institusional -12.3754% . Selain itu juga diperoleh hasil kepemilikan keluarga

mempunyai t-statistic sebesar 1.723076 dengan P value 0.102 (<0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh tidak berpengaruh

signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan pengujian tersebut,

menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas pajak. Sehingga dapat diartikan kepemilikan keluarga tidak melakukan

agresivitas pajak. Hal ini didukung oleh Hanna & Haryanto (2016) dan Wahyu Tri

Utami (2015) bahwa

4.4.2 Kepemilikan Asing Berpengaruh Positif Terhadap Agresvitas Pajak

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwa

kepemilikan asing mempunyai nilai coefficient 0.125455. Hal ini menjelaskan

bahwa nilai koefisien beta kepemilikan asing sebesar 0.125455 dapat menjelaskan

bahwa 12.5455% atau dapat diartikan setiap perubahan satu satuan kepemilikan

1
asing dapat mengakibatkan perubahan kepemilikan terkonsentrasi 12.5455%.

Selain itu juga diperoleh hasil kepemilikan keluarga mempunyai t-statistic sebesar

2.579776 dengan P value 0.0112 (<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan

keluarga berpengaruh secara positif signifikan terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan pengujian tersebut menujukkan bahwa kepemilikan asing

berpengaruh positif terhadap agresivitas pajak. Sehingga dapat diartikan jika

kepemilikan asing melakukan agresivitas pajak, maka akan (PENJELASAN)

4.4.3 Kepemilik Terkonsentrasi Berpengaruh Negatif Terhadap Agresivitas

Pajak

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwa

kepemilikan terkonsentrasi mempunyai nilai coefficient -0.116189. Hal ini

menjelaskan bahwa nilai koefisien beta kepemilikan terkon sebesar -0.116189

dapat menjelaskan bahwa -11.6189% atau dapat diartikan setiap perubahan satu

satuan kepemilikan terkonsentrasi dapat mengakibatkan perubahan kepemilikan

terkonsentrasi -11.6189%. Selain itu juga diperoleh hasil kepemilikan

terkonsentrasi mempunyai t-statistic sebesar -1.992243 dengan P value 0.0474

(<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh

secara negative signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan pengujian

tersebut menunjukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh negative

terhadap agresivitas pajak. Sehingga dapat diartikan jika kepemilikan

terkonsentrasi melakukan agresivitas pajak, maka akan meningkatkan biaya

impelemntasi dan biaya agensi yang terlibat dan terjadi entrenchment effect.

2
Berdasarkan teori keganenan digunakan sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan entrenchment effect. Kehadiran konsentrasi kepemilikan

yang tinggi dapat mendorong pemegang saham untuk secara aktif memantau

manajer karena keputusan memaksimalkan nilai akan memberikan dampak yang

signifikan pada pemegang saham mayoritas. Ini membuat konsentrasi kepemilikan

bertindak sebagai mekanisme untuk mengurangi konflik keagenan sejalan dengan

teori agensi (Ejeh & Salaudeen, 2018). Secara khusus, pemegang saham besar

memiliki lebih banyak insentif untuk memantau perilaku manajer, termasuk

kegiatan penghematan pajak mereka, karena biaya signifikan yang terkait dengan

kegiatan perencanaan pajak yang berisiko dan opasitas informasi, dan untuk

memastikan bahwa manajer berperilaku dengan cara yang menguntungkan

pemegang saham (Badertscher et al., 2013). Hal ini bearti konsentrasi kepemilikan

memanfaatkan dengan mengorbankan incentive alignment effect dan entrenchment

effect yang mana berpeluang melakukan agresivitas pajak. Efek entrenchment

pemegang saham pengendali berpengaruh negatif terhadap tindakan penghindaran

pajak pada perusahaan (Masripah et al., 2015). Hal ini berarti menghindari pajak

bearti usaha mengeluarkan biaya besar. Perusahaan dengan konsentrasi

kepemilikan yang lebih tinggi mungkin lebih sedikit agresivitas pajak karena biaya

implementasi dan biaya agensi yang terlibat (Chen et al, 2010).

Pernyataan ini didukung oleh Badertcher et al., (2013) bahwa hubungan

negatif tersebut juga bisa disebabkan karena kepemilikan dan pembuat keputusan

3
perusahaan terkonsentrasi hanya pada segelintir pihak tertentu (pemegang saham

pengendali) dalam membuat keputusan, sehingga pemegang saham pengendali

akan lebih menjadi risk averse.

4.4.4 Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Negatif Terhadap Agresivitas

Pajak

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwan

kepemilikan manajerial mempunyai nilai coefficient -0.216827. Hal ini

menjelaskan bahwa nilai koefisien beta kepemilikan manajerial sebesar -0.216827

dapat menjelaskan bahwa -21.6827% atau dapat diartikan setiap perubahan satu

satuan kepemilikan manajerial dapat mengakibatkan perubahan kepemilikan

manajerial -21.6827%. Selain itu juga diperoleh hasil kepemilikan manajerial

mempunyai t-statistic sebesar -2.681258 dengan P value 0.0084 (<0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara negative

signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan pengujian tersebut

menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negative terhadap

agresivitas pajak. Sehingga dapat diartikan jika kepemilikan manajerial melakukan

agresivitas pajak, maka akan meningkatkan bonus atau dividen yang diterima

manajerial.

Berdasarkan teori keganenan digunakan sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan konflik agency yaitu agency cost, salah satu agency cost

4
adalah monitoring cost (Jensen, & Meckling ,1976). Dengan meningkatkan

kepemilikan manajerial dapat mengurangi masalah keagenan dan tindakan

oportunitis manajer pada umumnya untuk kepentingan pribadi. Keterlibatan

kepemilikan manajerial akan berusaha mencari potensi meningkatkan bonus dan

deviden diterimanya daripada keputusan direksi untuk kepentingan perusahaan

sehingga meningkatkan tingkat agresivitas pajak (Mangoting 2014). Dengan

kehadiran kepemilikan manajerial dalam perusahaan, Atari (2016) menyatakan

kepemilikan manajerial dapat membuat pihak manajerial berhati - hati dalam

mengambil suatu tindakan tax aggressive, baik melalui perencanaan pajak

menggunakan metode yang terklasifikasi atau tidak terklasifikasi. Karena, jika

keputasan tindakannya salah, maka akan berdampak juga pada dirinya sendiri

selaku pemegang saham (Atari, 2016). Pernyataan ini mendapat dukungan dari

Ejeh & Salaudeen (2018) berpendapat bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak.

4.4.5 Kepemilikan Institusional Berpengaruh Negatif Terhadap Agresivitas

Pajak

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat diperoleh hasil bahwan

kepemilikan Institusional mempunyai nilai coefficient -0.123754. Hal ini

menjelaskan bahwa nilai koefisien beta kepemilikan institusional sebesar -

0.123754 dapat menjelaskan bahwa -12.3754% atau dapat diartikan setiap

perubahan satu satuan kepemilikan instutsional dapat mengakibatkan perubahan

kepemilikan institusional -12.3754% . Selain itu juga diperoleh hasil kepemilikan

5
manajerial mempunyai t-statistic sebesar -2.175786 dengan P value 0.0305

(<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara

negative signifikan terhadap agresivitas pajak. Berdasarkan pengujian tersebut,

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negative terhadap

agresivitas pajak. Sehingga dapat diartikan jika kepemilikan institusional

melakukan agresivitas pajak, maka akan mengurangi fungsi pemilik instutisional

untuk mengawasi manajemen menaati perpajakan.

Berdasarkan teori keganenan digunakan sebagai kontrak antara satu atau

beberapa orang prinsipal yang mendelegasikan wewenang kepada orang lain

(agen) untuk mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan. Namun teori

agency ini menimbulkan konflik agency yaitu agency cost, salah satu agency cost

adalah monitoring cost (Jensen, & Meckling ,1976). Kepemlikan institusional

memiliki insentif untuk memastikan bahwa perusahaan mengambil keputusan-

keputusan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Shleifer &

Vishny, 1986). Investor pada dasarnya menginginkan laba setinggi - tingginya

sehingga akan menyebabkan pembagian deviden yang cukup tinggi dengan cara

memantau secara profesional perkembangan investasi yang ditanamkan pada

perusahaan (Putri & Lautania, 2016). Kemampuan memperoleh laba yang tinggi

berarti harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan yang

diperoleh (Ardyansah, 2014). Disisi lain, Pohan (2009) menyatakan bahwa

tingginya kepemilikan institusi cenderung akan mengurangi penghindaran pajak,

dikarenakan fungsinya pemilik institusi untuk mengawasi dan memastikan

manajemen untuk taat terhadap perpajakan. Pernyatan ini didukung oleh Tingting

6
Ying, Brian Wright (2016) berpendapat bahwa kepemilikan institusional

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap agresivitas pajak

7
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah

Ownership Structure (Stuktur Kepemilikan) mempengaruhi perusahaan

melakukan agresivitas pajak. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

menganalisis pengaruh Ownership Structure terhadap agresivitas pajak pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Dari hasil

pembahasan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Foreign Ownership (kepemilikan asing) berpengaruh positif signifikan

terhadap agresivitas pajak

2. Family Ownership (kepemilikan keluarga) tidak berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas pajak

3. Concentrated Ownership (kepemilikan terkonsentrasi) berpengaruh negatif

signifkan terhadap agresivitas pajak

4. Manajerial Ownership (kepemilikan terkonsentrasi) berpengaruh negatif

signifkan terhadap agresivitas pajak

5. Institusional Ownership (kepemilikan terkonsentrasi) berpengaruh negatif

signifkan terhadap agresivitas pajak

8
5.2 Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ini, terdapat beberapa

implikasi lagi beberapa pihak, yaitu:

1. Pihak Perusahaan

Bagi perusahaan, hasil penelitian ini, hasil penelitian ini dapat dijadikan

sumber masukan untuk perusahaan melakukan perencanaan pajak yang

efektif dan sesuai peraturan perpajakan yang diatur dalam UU perpajakan

di Indonesia dalam hal penghindaran pajak secara legal. Penelitian telah

membuktikan bahwa Foreign Ownership berpengaruh positif signifikan

terhadap agresivitas pajak, Concentrated Ownership berpengaruh negatif

signifikan terhadap agresivitas pajak , Manajerial Ownership berpengaruh

negatif signifikan terhadap agresivitas pajak, dan Institusional Ownership

berpengaruh negatif signifikan terhadap agresivitas pajak. Dengan struktur

kepemilikan tersebut memungkinkan perusahaan untuk melakukan

agresivitas pajak lebih besar dibandingkan dengan kepemilikan keluarga.

Kepemlikan keluarga tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak bearti

tidak ada perbedaan tingkat agresivitas pajak pada perusahaan dengan

kepemilikan keluarga.

2. Pihak Akademisi

Pembaruan pada penelitian ini yaitu berfokus menguji dan menganalisis

struktur kepemilikan (ownership structure) secara keseluruhan dengan

pengujian menggunakan model Least Square dengan eviews sebagai alat

data olah statistik berhasil membuktikan bahwa Foreign Ownership

9
berpengaruh positif signifikan terhadap agresivitas pajak, Concentrated

Ownership, Manajerial Ownership, dan Institusional berpengaruh negatif

signifikan terhadap agresivitas pajak. Oleh karena itu hasil ada penelitian

ini juga dapat diharapkan dapat memberikan tambahan pengembangan

ilmu khusunya ilmu akuntansi dan perpajakan dan dapat dijadikan referensi

untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

5.3 Keterbatasan dan Saran

10
Referensi :

Aini, R. N. (2017). Pengaruh Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial, Tata


Kelola Perusahaan, dan Leverage Terhadap Agresivitas Penghindaran Pajak,
(2008), 1–20. Retrieved from
http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/5240
Arifin, Z. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan
dengan Struktur Kepemilikan Terkonsenstrasi yang Dikontrol Keluarga:
Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi Program Studi Ilmu
Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok
Alfred Amril, Dwi Fitri Puspa, P. F. (2017). Pengaruh Manajemen Laba dan
Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan Manufaktur
Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013, 7(2008).
Retrieved from
http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFEK&page=article&op=vi
ew&path%5B%5D=5586&path%5B%5D=4728
Ardyansah, D. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profitability, Capital Intensity
Ratio Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate (Etr).
Diponegoro Journal of Accounting, 3, 1–9.
Atari, J. (2016). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Dan Kebijakan Hutang Terhadap Tax Aggressive, 3, 55–60.
Badertscher BA, Katz SP, and REGO SO. (2013). The Separation of Ownership
and Control and Corporate Tax Avoidance. Journal of Accounting and
Economics, 56, 228-250.
Bagus, Ida Fajar, P., & Noviari, N. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage,
Intensitas Persediaan dan Intensitas Aset Tetap Pada Tingkat Agresivitas, 13,
973–1000. Retrieved from
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=367306
Boussaidi, A., & Hamed, M. S. (2015). the Impact of Governance Mechanisms on
Tax Aggressiveness: Empirical Evidence From Tunisian Context. Issn, 5(1),
2309–8295. https://doi.org/10.18488/journal.1006/2015.5.1/1006.1.1.12
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, T. (2010). Are family firms more tax
aggressive than non-family firms?. Journal of Financial Economics, 95(1), 41-6
Dallas, George. (2004). Governance and Risk : Analytical Hand Books for
Investors, Managers, Directors and Stakeholders, p.21. Standard and Poor.
Governance Services, Mc.Graw Hill. New York.
Dewi, S. P. (2018). Aggressiveness Tax In Indonesia, XXII(02), 239–254.
Retrieved from http://ecojoin.org/index.php/EJA/article/view/350

11
Ejeh, B. U., & Salaudeen, Y. M. (2018). Equity ownership structure and corporate
tax aggressiveness: the Nigerian context. Pressacademia, 5(2), 90–99.
https://doi.org/10.17261/Pressacademia.2018.828
Fama, E., dan M. Jensen. (1983). Separation of ownership and control. Journal of
Law and Economics 26 (2): 301-325
Fadli, I. (2016). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen,
Manajemen Laba, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak
Perusahaan, 3. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/132452-ID-pengaruh-likuiditas-
leverage-komisaris-i.pdf
Faizal. (2005). Analisa Agnecy Costs, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme
Corporate Governance, 2–3.
Fitri, R. A., & Munandar, A. (2018). The Effect of Corporate Social Responsibility,
Profitability, and Leverage Toward Tax Aggressiveness with Size of
Company as Moderating Variable. Binus Business Review, 9(1), 63.
https://doi.org/10.21512/bbr.v9i1.3672
Govindarajan, V. (1988). a Contingency Approach To Strategy Implementation At
the Business-Unit Level: Integrating Administrative Mechanisms With
Strategy. Academy of Management Journal, 31(4), 828–853.
https://doi.org/10.2307/256341
H Suprimarini, N. P. D., & Suprasto, B. (2017). Pengaruh Corporate Social
Responbility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional Pada Agresivitas
Pajak, 19, 1349–1377. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/28253/18707
Halioui, K., Neifar, S., & Abdelaziz, F. Ben. (2016). Corporate governance, CEO
compensation and tax aggressiveness: Evidence from American firms listed
on the NASDAQ 100. Review of Accounting and Finance, 15(4), 445–462.
https://doi.org/10.1108/RAF-01-2015-0018
Hanna, H., & Haryanto, M. (2016). Agresivitas Pelaporan Keuangan, Agresivitas
Pajak, Tata Kelola Perusahaan Dan Kepemilikan Keluarga. Jurnal Akuntansi,
XX(03), 407–419.
Harjito, Y. (2018). Agresivitas Pajak Ditinjau dari Karakteristik Perusahaan dan
Corporate Social Responsibility, 14(1). Retrieved from
http://journal.trunojoyo.ac.id/infestasi/article/view/4258
Hartanto, Dedy, Nugrahanti, Y. W. (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Struktur Modal Terhadap Manajemen Laba. European Heart Journal, 28(12),
1407–1408.
Indradi, D. (2012). Pengaruh Likuiditas, Capital Intensity Terhadap Agresivitas

12
Pajak, 16(1), 167–177. Retrieved from
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/JABI/article/download/1275/101
Jatiningrum, C. dan Rofiqoh, I. (2004). Struktur Kepemilikan dan Manajemen
Laba, Simposium Dwi Tahunan The Center for Accounting and Management
Development
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm : Managerial
Behavior , Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial
Economics, 3(4), 305–360. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
Kiswanto, N., & Purwaningsi, A. (2013). Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI Tahun 2010-2013.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh Return on Assets , Leverage ,
Corporate Governance , Ukuran Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal
Pada Tax Avoidance (The Effect of Return on Asset, Leverage, Corporate
Governance, Company Size, and Fiscal Loss Compensation in Tax
Avoidance). Buletin Studi Ekonomi, 18(1), 58–66.
Kurniaty. (2016). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Aggressive Tax Avoidance, (11), 45–46.
Lanis, R., & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax
aggressiveness: A test of legitimacy theory. Accounting, Auditing and
Accountability Journal, 26(1), 75–100.
https://doi.org/10.1108/09513571311285621
Lanis, R., & Richardson, G. (2016). Outside Directors, Corporate Social
Responsibility Performance, and Corporate Tax Aggressiveness: An
Empirical Analysis. Journal of Accounting, Auditing & Finance, 14–28.
https://doi.org/10.1177/0148558X16654834
Haruman, Tendi. (2008). “Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai
Perusahaan”. Finance and Banking Journal. Volume 10. No.2. Hal 150- 165.
Bandung..
La Porta, R., De Silanes, F.L., & Shleifer, A. (1999). Corporate ownership around
the world. The Journal Of Finance 54, 471-517
La Porta, R., Lopez-De-Silanes, F., dan Shleifer, A. (2000). Investor Protection
and Corporate Governance. Journal of Financial Economic, Vol. 58, pp. 3-27.
Luke dan Zulaikha. (2016). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Agresivitas
Pajak. Jurnal Akuntansi & Auditing, 13(1), 80–96. Retrieved from
https://media.neliti.com/media/publications/73513-ID-analisis-faktor-yang-
mempengaruhi-agresi.pdf

13
Mangoting dan Hadi, J. H. & Y. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak. Tax & Accounting Review,
4(2), 1–10.
Masripah, Vera, D., & Fitriasari, D. (2015). Pengaruh Pemegang Saham
Pengendali Terhadap Penghindaran Pajak. Simposium Nasional Akuntansi
XIII.
Murniati, Sari. (2012). Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi
Pada Keluarga Terhadap Agresivtas Pajak Perusahaan. Skripsi. Universitas
Indonesia: Depok 2012.
Nuratul Badriah, Hj. Maslichah, C. M. (2015). Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) Sebagai Sarana Legitimasi: Dampaknya Terhadap
Tingkat Agresivitas Pajak, 42–51. Retrieved from
http://riset.unisma.ac.id/index.php/jra/article/view/156/155
Purwanggono, E., & Rohman, A. (2015). Analisis Pengaruh Corporate Social
Responbility dan Kepemilikan Mayoritas Terhadap Agresivitas Pajak ( Studi
Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2013 ), 4, 1–13. Retrieved from http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Putri, C. L., & Lautania, M. F. (2016). Pengaruh Capital Intensity Ratio, Inventory
Intensity Ratio, Ownership Strucutre dan Profitability Terhadap Effective Tax
Rate (ETR) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011 -2014). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi
(JIMEKA), 1(1), 101–119. Retrieved from
http://jim.unsyiah.ac.id/EKA/article/download/759/563
Ropita, Zailtul, E. (2016). Pengaruh Karakteristik Kepemilikan terhadap
Agrsivitas Pajak Pada Perusahaan Go-Publik, 9.
Rusydi, M. Khoiru., Dwi Martani. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Terhadap Aggressive Tax Avoidance. Jurnal SNA 17 Mataram, Universitas
Mataram, Lombok 2014.
Sanjaya, I P.S. (2010). Entrenchment and Alignment Effect on Earnings
Management. The Indonesian Journal of Accounting Research, Vol. 13, pp.
247-264.
Sari, Dewi Kartika, Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan,
Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Agresif, 39(5), 561–563.
Sari, D. L. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kepemilikan
Mayoritas Dan Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2014). JOM
Fekon, 4(1), 1813–1827. Retrieved from
https://www.neliti.com/publications/133659/pengaruh-corporate-social-

14
responsibility-kepemilikan-mayoritas-dan-corporate-gov
Sari, N. W., Pratomo, D., & Yudowati, S. P. (2016). Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Agresivitas Pajak. E-Proceding of Management, 3(2), 1530–1535.
Retrieved from
http://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/116361/jurnal_eproc/pe
ngaruh-manajemen-laba-terhadap-agresivitas-pajakstudi-kasus-pada-
perusahaan-manufaktur-subsektor-makanan-dan-minuman-yang-terdaftar-
di-bursa-efek-indonesia-tahun-2010-2015.pdf
Savitri, D. A. M. (2017). Pengaruh Leverage, Intensitas Persediaan, Intensitas Aset
Tetap, dan Profitabilitas Terhadap Agresivitas Pajak, 8(17), 132–153.
Retrieved from
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JABA/article/view/616/42
Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1986). Large Shareholders and Corporate Control
Author, 94(3), 461–488. https://doi.org/10.1002/jae.l225
Siregar, B. (2006). Pemisahan Hak Aliran Kas dan Hak Kontrol Dalam Strukur
Kepemilikan. Published Disertasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Tiaras, I., & Wijaya, H. (2015). Pengaruh Likuiditas, Leverage, Manajemen Laba,
Komisaris Independen dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak.
Jurnal Akuntansi, XIX(03), 380–397. Retrieved from
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=380808
Tilt, C. A. (1994). The Influence of External Pressure Groups on Corporate Social
Disclosure Some Empirical Evidence. Accounting, Auditing & Accountability
Journal, 7(4), 47–72. https://doi.org/10.1108/09513579410069849
Tingting Ying, Brian Wright, W. H. (2016). Ownership Structure and Tax
Aggressiveness of Chinese Listed Companies Article information :
Wahab, E. A. A., Ariff, A. M., Marzuki, M. M., & Sanusi, Z. M. (2017). Political
connections, corporate governance, and tax aggressiveness in Malaysia.
Asian Review of Accounting (Vol. 25). https://doi.org/10.1108/ARA-05-
2016-0053
Wahyu Tri Utami, H. S. (2015). Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap
Tindakan Pajak Agresif Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderating (studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2013), 2(2004), 413–421. Retrieved from
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/324/271%0A%0A
Wahyudi, Untung, Pawestri, H. P. (2006). Implikasi Struktur Kepemilikan
Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel
Intervening, 23–26.
Wijaya, I. T. H. (2015). Pengaruh likuiditas, Leverage, Manajemen Laba,

15
Komisaris Indepeden Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak,
XIX(03), 380–397. Retrieved from
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=380808
Wijayani, D. R. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, Corporate
Governance Dan Kepemilikan Instituisional ( Studi Empiris Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2014 ) Dianing Ratna Wijayani
Universitas Muria Kudus Email : dianing.ratna.wijayani@.
Yani, P. D. (2018). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Intensitas Persediaan, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Agresivitas Wajib Pajak Badan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2012-2016, 1–21. Retrieved from
http://journal.trunojoyo.ac.id/infestasi/article/view/4258
Yunistina, V., & Tahar, A. (2017). Corporate Social Responsibility Dan
Agresivitas Pelaporan Keuangan Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmiah
Akuntansi, 2(1), 1–31. Retrieved from
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIA/article/view/9610
Zeng, T. (2016). Corporate Social Responsibility, Tax Aggressiveness, and Firm
Market Value. Accounting Perspectives, 15(1), 7–30.
https://doi.org/10.1111/1911-3838.12090

16
LAMPIRAN

17
LAMPIRAN 1

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN SAMPEL

NO Kode Perusahaan Nama Perusahaan


1 ADES Akasha Wira Internatinal Tbk
2 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
3 BATA Sepatu Bata Tbk
4 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
5 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
6 DLTA Delta Djakarta Tbk
7 DVLA Darya Varia Labpratoria Tbk
8 DPNS Duta Pertiwi Nusantara
9 EKAD Ekadharma International Tbk
10 GGRM Gudang Garam Tbk
11 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
13 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
14 INDF Indofood Sukses Makmur Tvk
15 INDS Indospring Tbk
16 JECC Jemblo Cable Company Tbk
17 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
18 KBLI KMI Wire and Cable Tbk
19 KBLM Kebelindo Murni Tbk
20 KDSI Kedaung Setia Industrial Tbk
21 KLBF Kalbe Farma Tbk
22 LION Lion Metal Works Tbk
23 LMSH Lionmesh Prima Tbk
24 MERK Merck Tbk
25 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
26 MYOR Mayora Indah tbk
27 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk
28 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk
29 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce
30 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

18
31 SKBM Sekar Bumi Tbk
32 SMSM Selamat Sempurna Tbk
33 SRSN Indo Acitama Tbk
34 STAR Star Petrochem Tbk
35 TALF Tunas Alfin Tbk
36 TCID Mandom Indonesia Tbk
37 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
38 TRIS Trisula International Tbk
39 TRST Trias Sentosa Tbk
40 TSPC Tempo Scan Pasifik Tbk
41 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
42 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
43 CINT Chitose International Tbk
44 IMPC Impack Pratama Industri Tbk
45 INAI Indal Aluminium Industury Tbk
46 INCI Intan Wijaya International Tbk
47 NIPS Nipress Tbk
48 WIIM Wismilak Intri Makmur Tbk
49 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
50 KAEF Kimia Farma Tbk
51 ASII Astra International Tbk
52 AUTO Astra Auto Part Tbk
53 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
54 WTON Wijaya Karya Beton Tbk

19
LAMPIRAN 2

DAFTAR VARIABEL SELURUH SAMPEL

Perusah Likuidit Leverag


Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
18.0957 0.66578 0.13420
ADES 2013 (0.2522 0.91939 0.91939 0.91939 0.33333 0.10989
4175 7943 7281
91) 3211 3211 3211 3333 011
1.53534 0.70678 0.06144
ADES 2014 (0.2566 0.91939 0.91939 0.91939 0.33333 0.09890
7355 3999 4148
16) 3211 3211 3211 3333 1099
1.38602 0.98929 0.05027
ADES 2015 (0.0922 0.91939 0.91939 0.91939 0.33333 0.09890
2552 8624 2188
35) 3211 3211 3211 3333 1099
1.63513 0.99662 0.07290
ADES 2016 (0.0597 0.91939 0.91939 0.91939 0.33333 0.09890
8592 5805 232
70) 3211 3211 3211 3333 1099
1.20154 0.98632 0.06081
ADES 2017 (0.2515 0.91523 0.91523 0.91523 0.33333 0.09890
5196 1869 0296
51) 9264 9264 9264 3333 1099
41.7781 0.28205 0.09559
AMFG 2013 (0.2493 0.43861 0.84727 4.60829 0.84727 0.33333 0.14285
2474 1068 7748
49) 5207 5346 E-05 5346 3333 7143
5.68435 0.23040 0.11704
AMFG 2014 (0.2328 0.43861 0.84727 4.60829 0.84727 0.33333 0.25274
9604 235 6767
04) 5207 5346 E-05 5346 3333 7253

1
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
4.65434 0.14139 0.07993
AMFG 2015 (0.2647 0.43861 0.84727 4.60829 0.84727 0.33333 0.25274
4398 9548 5367
57) 5207 5346 E-05 5346 3333 7253
2.01982 0.49669 0.04731
AMFG 2016 (0.2528 0.43861 0.84727 4.60829 0.84727 0.33333 0.34065
9711 1268 139
02) 5207 5346 E-05 5346 3333 9341
2.00954 0.76614 0.00615
AMFG 2017 (0.3934 0.43861 0.84727 0.84727 0.33333 0.34065
456 0669 3499
64) 5207 5346 5346 3333 9341
1.69263 0.72604 0.06518
BATA 2013 (0.3040 0.87104 0.87104 0.87104 0.40000 0.16483
4738 3779 9735
35) 5 5 5 00000 5165
1.55225 0.82071 0.09134
BATA 2014 (0.2845 0.87104 0.87104 0.87104 0.40000 0.16483
7046 3026 3727
00) 5 5 5 00000 5165
2.47099 0.45335 0.16286
BATA 2015 (0.1295 0.87104 0.87104 0.87104 0.40000 0.16483
5745 6296 4693
95) 5 5 5 00000 5165
2.57010 0.44437 0.05247
BATA 2016 (0.3532 0.87104 0.87104 0.87104 0.50000 0.16483
5807 8161 8453
87) 5 5 5 00000 5165
2.46403 0.47709 0.06270
BATA 2017 (0.3253 0.87104 0.87104 0.87104 0.50000 0.16483
6903 0176 2963
07) 5 5 5 00000 5165

2
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.63219 1.02475 0.08091
CEKA 2013 (0.2482 0.92011 0.87020 0.00756 0.92011 0.50000 0.13186
3447 4973 8972
20) 9328 3361 3025 9328 00000 8132
1.46563 0.92677 0.03192
CEKA 2014 (0.2789 0.46005 0.87020 0.00378 0.46005 0.50000 0.05494
1161 5484 8835
89) 9664 3361 1513 9664 00000 5055
1.53467 1.32198 0.07171
CEKA 2015 (0.2510 0.92011 0.87020 0.92011 0.50000 0.05494
62 9795 0572
83) 9328 3361 9328 00000 5055
2.18930 0.60595 0.17510
CEKA 2016 (0.1264 0.92011 0.87020 0.00756 0.92011 0.50000 0.13186
198 9962 7497
08) 9328 3361 3025 9328 00000 8132
0.44956 0.54215 0.10282
CEKA 2017 (0.2498 0.04991 0.87020 0.00756 0.92011 0.50000 0.05494
2052 7587 3633
33) 5966 3361 3025 9328 00000 5055
2.17277 0.57997 0.16083
CPIN 2013 (0.2673 0.55533 0.55533 0.33333 0.07692
0198 7389 5664
29) 5127 5127 3333 3077
2.25026 0.87564 0.08372
CPIN 2014 (0.1786 0.55533 0.55533 0.33333 0.08791
3865 6519 1946
15) 5127 5127 3333 2088
2.11416 0.94864 0.07423
CPIN 2015 (0.1968 0.55533 0.55533 0.33333 0.08791
7102 4146 9591
02) 5127 5127 3333 2088

3
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.17277 0.70972 0.09193
CPIN 2016 (0.4347 0.55533 2.15026 0.55533 0.50000 0.14285
0198 5121 9787
38) 5127 E-05 5127 0000 7143
2.11174 0.56166 0.10181
CPIN 2017 (0.2331 0.55533 2.15026 0.55533 0.33333 0.10989
5456 7598 5783
04) 5127 E-05 5127 3333 011
4.70537 0.28154 0.41335
DLTA 2013 (0.2452 0.58334 0.84588 0.58334 0.40000 0.04395
4654 6905 5389
54) 587 0466 587 0000 6044
4.39958 0.29755 0.28923
DLTA 2014 (0.2409 0.58334 0.84588 0.58334 0.40000 0.07692
3809 6363 8911
51) 587 0466 587 0000 3077
6.42365 4.50248 0.18495
DLTA 2015 (0.2324 0.58334 0.84588 0.58334 0.40000 0.13186
8147 8195 7282
26) 587 0466 587 0000 8132
7.60387 5.45981 0.21248
DLTA 2016 (0.2217 0.58334 0.84588 0.58334 0.40000 0.16483
2311 8699 1199
98) 587 0466 587 0000 5165
8.63784 0.17140 0.27520
DLTA 2017 (0.2418 0.58334 0.84588 0.58334 0.40000 0.16483
2171 4501 9639
35) 587 0466 587 0000 5165
4.24175 0.30102 0.10570
DVLA 2013 (0.2842 0.92660 0.92660 0.92660 0.37500 0.24175
0229 8148 65
58) 7957 7957 7957 0000 8242

4
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
4.91400 0.28450 0.06546
DVLA 2014 (0.2355 0.92461 0.92461 0.92461 0.50000 0.05494
2963 4452 3812
51) 4678 4678 4678 0000 5055
3.52290 0.41371 0.07839
DVLA 2015 (0.2530 0.92461 0.92461 0.92461 0.42857 0.08791
4705 7238 5798
04) 4678 4678 4678 1429 2088
2.85493 0.41848 0.09931
DVLA 2016 (0.2907 0.92461 0.92461 0.92461 0.50000 0.07692
7379 3214 2277
12) 4678 4678 4678 0000 3077
2.66212 0.46993 0.09887
DVLA 2017 (0.2825 0.92461 0.92461 0.92461 0.42857 0.07692
5751 2855 9068
52) 4678 4678 4678 1429 3077
10.1741 0.14745 0.26060
DPNS 2013 (0.2348 0.56891 0.08682 0.66416 3.42132 0.59609 0.33333 0.02197
6244 1123 9801
71) 5753 3919 273 E-05 7903 3333 8022
12.7247 0.13891 0.05400
DPNS 2014 (0.1549 0.56891 0.08682 0.65573 3.42132 0.59866 0.33333 0.13186
7898 2446 1826
87) 5753 3919 9672 E-05 5067 3333 8132
13.3500 0.12605 0.03591
DPNS 2015 (0.1667 0.56891 0.08682 0.65573 3.42132 0.59866 0.33333 0.13186
055 9698 9063
38) 5753 3919 9672 E-05 5067 3333 8132
15.1646 0.12483 0.03380
DPNS 2016 (0.1854 0.56891 0.08682 0.65573 3.42132 0.59866 0.33333 0.13186
0091 7091 0715
37) 5753 3919 9672 E-05 5067 3333 8132

5
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
9.62145 0.15179 0.01933
DPNS 2017 (0.2120 0.56891 0.08682 0.65573 3.42132 0.59866 0.33333 0.13186
153 3932 0926
48) 5753 3919 9672 E-05 5067 3333 8132
2.32870 0.48638 0.11481
EKAD 2013 (0.2411 0.75446 0.75446 0.50000 0.02197
9767 0235 5134
63) 4198 4198 0000 8022
2.32960 0.53683 0.09907
EKAD 2014 (0.3057 0.75446 0.75446 0.50000 0.06593
3451 0454 9125
76) 4198 4198 0000 4066
3.56878 0.33473 0.12071
EKAD 2015 (0.2905 0.75446 0.75446 0.50000 0.06593
1665 6624 1499
68) 4198 4198 0000 4066
4.88557 0.18666 0.12908
EKAD 2016 (0.2343 0.75446 0.75446 0.50000 0.07692
203 0347 8551
89) 4198 4198 0000 3077
4.51918 0.20209 0.09563
EKAD 2017 (0.2825 0.76807 0.76807 0.50000 0.07692
4322 1639 0974
52) 6019 6019 0000 3077
1.72207 0.72740 0.08634
GGRM 2013 (0.2614 0.75546 0.00920 0.75546 0.33333 0.23076
9337 1025 8441
92) 9344 0307 9344 3333 9231
1.62016 0.75751 0.09266
GGRM 2014 (0.2512 0.75546 0.00920 0.75546 0.50000 0.05494
4945 7044 9828
62) 9344 0307 9344 0000 5055

6
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.77035 0.67084 0.10161
GGRM 2015 (0.2527 0.75546 0.00920 0.75546 0.50000 0.03296
8858 7323 0771
36) 9344 0307 9344 0000 7033
1.93789 0.59112 0.10599
GGRM 2016 (0.2528 0.75546 0.00672 0.75546 0.50000 0.06593
066 5044 6963
74) 9344 8866 9344 0000 4066
1.93553 0.58245 0.11616
GGRM 2017 (0.2569 0.75546 0.00672 0.75546 0.50000 0.06593
6186 1448 7692
02) 9344 8866 9344 0000 4066
1.75257 0.93603 0.39475
HMSP 2013 (0.2543 0.98178 0.98178 0.50000 0.23076
3246 1525 4662
97) 6038 6038 0000 9231
1.52773 1.10256 0.35873
HMSP 2014 (0.2578 0.98178 0.98178 0.50000 0.04395
2546 2625 3509
47) 6038 6038 0000 6044
6.56740 0.18723 0.27264
HMSP 2015 (0.2561 0.40000 0.08791
9336 9279 1689
85) 0.925 0.925 0000 2088
5.23413 0.24384 0.30022
HMSP 2016 (0.2497 0.40000 0.16483
1003 0807 9271
86) 0.925 0.925 0000 5165
5.27233 0.26465 0.29370
HMSP 2017 (0.2500 0.40000 0.13186
0162 2243 0088
34) 0.925 0.925 0000 8132

7
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.41062 0.60318 0.10509
ICBP 2013 (0.2472 0.80532 0.80532 0.42857 0.17582
811 8697 1955
87) 9454 9454 1429 4176
2.19420 0.65626 0.10163
ICBP 2014 (0.2529 0.80532 0.80532 0.42857 0.19780
0652 9866 2258
10) 9454 9454 1429 2198
2.32600 0.62084 0.11005
ICBP 2015 (0.2709 0.80532 0.80532 0.28571 0.19780
7973 3855 5697
69) 9454 9454 4286 2198
2.40678 0.56219 0.12564
ICBP 2016 (0.2721 0.80532 0.80532 0.57142 0.19780
1987 7963 2085
76) 9454 9454 8571 2198
2.42828 0.55574 0.11205
ICBP 2017 (0.3194 0.80532 0.80532 0.57142 0.19780
5216 693 6529
79) 9454 9454 8571 2198
3.38914 0.39427 0.11129
IGAR 2013 (0.2768 0.84818 0.84818 0.33333 0.04395
6397 1178 7187
67) 8236 8236 3333 6044
4.12094 0.32811 0.15690
IGAR 2014 (0.2759 0.84818 0.84818 0.33333 0.15384
0402 9771 1095
87) 8236 8236 3333 6154
4.96097 0.23665 0.13391
IGAR 2015 (0.1869 0.84818 0.84818 0.50000 0.15384
5743 1338 8619
19) 8236 8236 0000 6154

8
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
5.82195 0.17583 0.15770
IGAR 2016 (0.2763 0.84818 0.84818 0.33333 0.17582
9575 0923 4308
66) 8236 8236 3333 4176
6.50220 0.16082 0.14107
IGAR 2017 (0.2442 0.84818 0.84818 0.33333 0.16483
9602 4449 8939
24) 8236 8236 3333 5165
0.89987 1.10871 0.04402
INDF 2013 (0.2940 0.50067 0.00015 0.50067 0.37500 0.23076
6249 1941 2325
95) 0833 717 0833 0000 9231
1.81007 1.13728 0.05988
INDF 2014 (0.2934 0.50067 0.00015 0.50067 0.37500 0.16483
2186 0325 3521
87) 0833 717 0833 0000 5165
1.70533 1.12959 0.03519
INDF 2015 (0.3487 0.50067 0.00015 0.50067 0.37500 0.18681
4271 4934 176
19) 0833 717 0833 0000 3187
1.50813 0.87009 0.06409
INDF 2016 (0.3429 0.50067 0.00015 0.50067 0.37500 0.18681
1428 2259 4154
48) 0833 717 0833 0000 3187
1.50271 0.88078 0.05850
INDF 2017 (0.3281 0.50067 0.00015 0.50067 0.37500 0.18681
5368 8055 6856
94) 0833 717 0833 0000 3187
3.85590 0.25310 0.00671
INDS 2013 (0.2003 0.88108 0.00435 0.88108 0.33333 0.23076
415 1405 5538
01) 2221 2663 2221 3333 9231

9
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.91222 0.19904 0.05592
INDS 2014 (0.2380 0.88108 0.00435 0.88108 0.33333 0.06593
3099 2484 4671
49) 261 2663 261 3333 4066
2.23126 0.33083 0.00075
INDS 2015 (0.5322 0.88108 0.00435 0.88108 0.33333 0.07692
7265 7182 7194
39) 261 2663 261 3333 3077
3.03273 0.19787 0.02000
INDS 2016 (0.1759 0.88108 0.00435 0.88108 0.33333 0.07692
4131 0399 4407
85) 261 2663 261 3333 3077
5.12543 0.13511 0.04667
INDS 2017 (0.2912 0.88108 0.00435 0.88108 0.33333 0.07692
3419 5565 6551
63) 261 2663 261 3333 3077
0.97785 0.81592 0.01819
JECC 2013 (0.2016 0.52569 0.90147 0.66666 0.02197
7975 3857 0963
24) 0.2 4444 6852 6667 8022
1.03199 1.16047 0.02244
JECC 2014 (0.2805 0.52569 0.90147 0.66666 0.08791
1878 0708 2586
75) 0.2 4444 6852 6667 2088
1.05005 2.69392 0.00181
JECC 2015 (0.7099 0.52569 0.90147 0.66666 0.08791
0222 5114 4306
14) 0.2 4444 6852 6667 2088
1.14023 2.37461 0.08343
JECC 2016 (0.2451 0.52569 0.90147 0.60000 0.19780
5902 4473 1375
32) 0.2 4444 6852 0000 2198

10
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.06083 2.52232 0.04323
JECC 2017 (0.2532 0.52569 0.90147 0.60000 0.16483
3845 5584 4442
46) 0.2 4444 6852 0000 5165
2.06455 1.84403 0.04294
JPFA 2013 (0.2226 0.57508 0.57508 0.57508 0.33333 0.17582
853 4056 5074
76) 4336 4336 4336 3333 4176
1.77146 1.97362 0.02446
JPFA 2014 (0.2407 0.57508 0.57508 0.57508 0.33333 0.18681
5497 0575 5058
35) 4336 4336 4336 3333 3187
1.79427 1.80856 0.03056
JPFA 2015 (0.2482 0.57839 0.57839 0.57839 0.50000 0.17582
3512 4818 5287
42) 4314 4314 4314 0000 4176
2.12975 1.05388 0.11280
JPFA 2016 (0.2150 0.62977 0.62977 0.62977 0.40000 0.20879
9053 8823 4793
60) 2307 2307 2307 0000 1209
2.34594 1.15288 0.05253
JPFA 2017 (0.3635 0.62977 0.62977 0.62977 0.50000 0.18681
7493 5961 0553
45) 2307 2307 2307 0000 3187
2.55015 0.37456 0.07866
KBLI 2013 (0.3009 0.66184 0.66184 0.66184 0.33333 0.02197
6655 1388 6956
07) 2684 2684 2684 3333 8022
3.32634 0.50794 0.05371
KBLI 2014 (0.2529 0.57520 0.57520 0.57520 0.40000 0.12087
6038 8732 6059
54) 0241 0241 0241 0000 9121

11
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.84760 0.51047 0.07434
KBLI 2015 (0.2311 0.57520 0.57520 0.57520 0.40000 0.12087
8869 0453 6637
11) 0241 0241 0241 0000 9121
3.41064 0.41630 0.17865
KBLI 2016 (0.1341 0.57520 0.57520 0.57520 0.40000 0.12087
5762 0229 4929
28) 0241 0241 0241 0000 9121
1.97441 0.68673 0.14230
KBLI 2017 (0.1630 0.55066 0.55066 0.55066 0.33333 0.09890
8495 1056 8874
06) 0727 0727 0727 3333 1099
0.95651 1.42633 0.01630
KBLM 2013 (0.2804 0.52589 0.74079 0.33333 0.24175
7331 7476 9353
81) 2857 4196 3333 8242
1.04104 1.22968 0.03167
KBLM 2014 (0.2510 0.52589 0.74097 0.33333 0.07692
6085 2034 0687
69) 2857 2768 3333 3077
1.05730 1.20401 0.01949
KBLM 2015 (0.4057 0.52589 0.74097 0.33333 0.14285
1666 8298 9762
38) 2857 2768 3333 7143
1.30163 0.99307 0.03324
KBLM 2016 (0.4312 0.52589 0.74097 0.33333 0.18681
0918 9211 2544
06) 2857 2768 3333 3187
1.26337 0.00056 0.03606
KBLM 2017 (0.0124 0.52589 0.75312 0.33333 0.14285
5828 0721 5662
21) 2857 3929 3333 7143

12
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.44455 1.41537 0.04234
KDSI 2013 (0.2368 0.75676 0.75676 0.40000 0.05494
2256 6066 4553
36) 1728 1728 0000 5055
1.36793 1.40146 0.04672
KDSI 2014 (0.2326 0.75676 0.75676 0.50000 0.03296
7814 8301 358
56) 1728 1728 0000 7033
1.15660 2.10643 0.00974
KDSI 2015 (0.2296 0.75676 0.75676 0.40000 0.07692
5776 319 4818
60) 1728 1728 0000 3077
1.23192 1.72109 0.04125
KDSI 2016 (0.2601 0.75676 0.75676 0.40000 0.07692
3648 5235 7517
43) 1728 1728 0000 3077
1.18637 1.73570 0.05192
KDSI 2017 (0.2613 0.78442 0.78442 0.40000 0.07692
3366 2707 0227
22) 2222 2222 0000 3077
0.35220 0.33493 0.17414
KLBF 2013 (0.2340 0.56707 0.56707 0.28571 0.19780
455 0588 4214
39) 3831 3831 4286 2198
3.40363 0.27397 0.17071
KLBF 2014 (0.2325 0.56713 0.56713 0.28571 0.19780
6661 9793 1071
18) 4631 4631 4286 2198
3.69649 0.25215 0.15023
KLBF 2015 (0.2437 0.56686 0.56686 0.57142 0.21978
5065 3893 595
40) 7965 7965 8571 022

13
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
4.13114 0.22161 0.15459
KLBF 2016 (0.2394 0.56509 0.56509 0.50000 0.20879
4325 3924 8878
88) 108 108 0000 1209
4.50940 0.19592 0.14702
KLBF 2017 (0.2431 0.56776 0.56776 0.50000 0.19780
0669 64 1552
01) 5484 5484 0000 2198
6.72885 0.19910 0.12989
LION 2013 (0.2383 0.57697 0.57697 0.00248 0.57697 0.33333 0.19780
5036 2159 4747
44) 6315 6315 9619 6315 3333 2198
3.68781 0.42079 0.08165
LION 2014 (0.2204 0.57697 0.57697 0.00248 0.57697 0.33333 0.07692
9448 8483 5405
36) 6315 6315 9619 6315 3333 3077
3.80231 0.33120 0.07197
LION 2015 (0.2127 0.57697 0.57697 0.00248 0.57697 0.33333 0.07692
7277 6735 9458
08) 6315 6315 9619 6315 3333 3077
3.55865 0.45730 0.06174
LION 2016 (0.2254 0.57697 0.57697 0.00248 0.57697 0.33333 0.10989
1842 6605 4845
56) 6315 6315 9619 6315 3333 011
3.27135 0.50768 0.01361
LION 2017 (0.5398 0.57697 0.57697 0.00248 0.57697 0.33333 0.10989
2565 7953 2592
89) 6315 6315 9619 6315 3333 011
4.19656 0.28270 0.10150
LMSH 2013 (0.2600 0.32215 0.57804 0.25619 0.32215 0.33333 0.05494
0164 1576 4114
51) 625 1667 7917 625 3333 5055

14
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
5.33331 0.20667 0.05291
LMSH 2014 (0.3274 0.32215 0.47385 0.23692 0.32215 0.33333 0.07692
8568 6485 1295
05) 625 4167 7083 625 3333 3077
8.08893 0.18980 0.01453
LMSH 2015 (0.4892 0.32215 0.47385 0.23692 0.32215 0.33333 0.09890
5604 0005 4336
68) 625 4167 7083 625 3333 1099
2.77011 0.38793 0.03840
LMSH 2016 (0.3365 0.32215 0.47385 0.23692 0.32215 0.33333 0.12087
4858 9566 1309
03) 625 4167 7083 625 3333 9121
4.28186 0.24333 0.08045
LMSH 2017 (0.2585 0.32215 0.47385 0.20648 0.32215 0.33333 0.07692
6425 3871 9408
24) 625 4167 9583 625 3333 3077
3.97946 0.38613 0.33676
MERK 2013 (0.2524 0.86650 0.86650 0.86650 0.33333 0.08791
5175 7618 5878
97) 6518 6518 6518 3333 2088
4.58587 0.30650 0.28965
MERK 2014 (0.2665 0.86650 0.86650 0.86650 0.33333 0.08791
3163 1152 1543
97) 6518 6518 6518 3333 2088
3.65218 0.35499 0.30225
MERK 2015 (0.2650 0.86650 0.86650 0.86650 0.33333 0.10989
1842 0858 4816
05) 6518 6518 6518 3333 011
4.21660 0.27676 0.28889
MERK 2016 (0.2841 0.86650 0.86650 0.86650 0.33333 0.10989
0894 342 1088
73) 6518 6518 6518 3333 011

15
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
3.08096 0.37626 0.24293
MERK 2017 (0.2969 0.86650 0.86650 0.86650 0.33333 0.10989
6678 7493 7988
48) 6518 6518 6518 3333 011
0.64476 0.80464 0.65720
MLBI 2013 (0.2572 0.82530 0.82530 0.82530 0.28571 0.08791
6482 6528 1118
80) 28 28 28 4286 2088
0.51390 3.02864 0.35628
MLBI 2014 (0.2628 0.81782 0.81782 0.81782 0.50000 0.08791
5769 407 186
90) 2022 2022 2022 0000 2088
0.58421 1.74091 0.23652
MLBI 2015 (0.2644 0.81782 0.81782 0.81782 0.57142 0.12087
5953 0396 7258
62) 2022 2022 2022 8571 9121
0.67954 1.77227 0.43169
MLBI 2016 (0.2560 0.81782 0.81782 0.81782 0.42857 0.13186
7992 286 7844
68) 2022 2022 2022 1429 8132
0.82572 1.35709 0.52670
MLBI 2017 (0.2572 0.81782 0.81782 0.81782 0.33333 0.09890
9192 1008 3553
74) 2022 2022 2022 3333 1099
2.40206 1.49370 0.10438
MYOR 2013 (0.2525 0.33038 0.33038 0.40000 0.08791
3487 1214 0527
79) 4653 4653 0000 2088
2.08993 1.50969 0.03982
MYOR 2014 (0.2260 0.33038 0.33038 0.40000 0.10989
6756 0309 3192
65) 4653 4653 0000 011

16
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.36533 1.18361 0.11022
MYOR 2015 (0.2378 0.33038 0.33038 0.40000 0.09890
6656 7902 3439
93) 4653 4653 0000 1099
2.25017 1.06255 0.10746
MYOR 2016 (0.2476 0.84290 0.25219 0.59070 0.40000 0.17582
1801 2893 2529
09) 7059 8673 8386 0000 4176
2.38602 1.02816 0.10934
MYOR 2017 (0.6139 0.84290 0.25219 0.59070 0.40000 0.16483
7359 7978 3668
17) 7059 8673 8386 0000 5165
1.31349 0.26516 0.02484
PICO 2013 (0.2644 0.76160 0.94011 0.00039 0.94011 0.33333 0.14285
3891 0783 61
34) 1056 5241 1467 5241 3333 7143
1.65850 1.71826 0.02577
PICO 2014 (0.2099 0.76160 0.94011 0.00039 0.94011 0.33333 0.14285
8841 4826 8699
37) 1056 5241 1467 5241 3333 7143
1.58787 1.45168 0.02472
PICO 2015 (0.1418 0.76160 0.94011 0.00039 0.94011 0.33333 0.15384
3792 1158 0527
75) 1056 5241 1467 5241 3333 6154
1.33916 1.40204 0.02153
PICO 2016 (0.2045 0.48009 0.94011 0.00039 0.94011 0.33333 0.15384
5515 5898 8002
83) 6767 5241 1467 5241 3333 6154
1.50552 1.57519 0.02335
PICO 2017 (0.1259 0.48009 0.94011 0.00039 0.94011 0.33333 0.15384
1554 0576 9442
85) 6767 5241 1467 5241 3333 6154

17
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.36639 1.31500 0.08669
ROTI 2013 (0.2504 0.37867 0.69367 0.69367 0.33333 0.08791
9684 3033 3488
19) 0927 0927 0927 3333 2088
1.36639 1.23189 0.08800
ROTI 2014 (0.2539 0.37867 0.69367 0.69367 0.33333 0.12087
9684 7076 1318
35) 0927 0927 0927 3333 9121
2.05342 1.27702 0.09996
ROTI 2015 (0.2847 0.37867 0.69367 0.69367 0.33333 0.12087
1479 4864 5391
65) 0927 0927 0927 3333 9121
2.96227 1.02366 0.09582
ROTI 2016 (0.2426 0.37867 0.69367 0.69367 0.33333 0.12087
4364 1253 5953
51) 0927 0927 0927 3333 9121
2.25855 0.61680 0.02968
ROTI 2017 (0.2728 0.44509 0.70282 0.70282 0.33333 0.12087
7676 9499 7868
12) 2727 648 648 3333 9121
1.39416 1.49011 0.20847
SCCO 2013 (0.2769 0.10348 0.65800 0.65800 0.33333 0.08791
7238 3901 1532
14) 9095 8575 8575 3333 2088
1.24000 1.04456 0.08310
SCCO 2014 (0.2452 0.10348 0.40317 0.40317 0.33333 0.06593
6746 8608 284
92) 9095 2824 2824 3333 4066
1.68581 0.49089 0.08973
SCCO 2015 (0.2277 0.10348 0.40317 0.40317 0.33333 0.06593
791 4965 8688
86) 9095 2824 2824 3333 4066

18
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.68947 1.00745 0.13902
SCCO 2016 (0.2252 0.11808 0.71151 0.71151 0.33333 0.07692
3817 1648 1469
23) 1713 484 484 3333 3077
1.74205 0.47137 0.08600
SCCO 2017 (0.2186 0.11808 0.71151 0.71151 0.33333 0.07692
4491 4588 1326
95) 1713 484 484 3333 3077
7.28847 0.12418 0.13753
SIDO 2013 (0.3032 0.33333 0.07692
3797 8331 7536
91) 0.324 0.324 3333 3077
10.2542 0.07087 0.14715
SIDO 2014 (0.2390 0.33333 0.15384
4542 8243 8555
87) 0.324 0.324 3333 6154
9.27653 0.07612 0.15645
SIDO 2015 (0.2193 0.33333 0.20879
4826 5133 8381
51) 0.324 0.324 3333 1209
8.31822 0.08329 0.16083
SIDO 2016 (0.2361 0.33333 0.16483
6496 8977 9051
49) 0.324 0.324 3333 5165
7.81221 0.09058 0.16902
SIDO 2017 (0.2171 0.33333 0.17582
254 8822 0118
76) 0.81 0.81 3333 4176
1.33021 1.47435 0.11708
SKBM 2013 (0.2558 0.01550 0.65493 0.74982 0.01860 0.74982 0.33333 0.05494
5056 4264 3667
97) 7474 9814 0312 3105 0312 3333 5055

19
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.47707 1.04313 0.13719
SKBM 2014 (0.1880 0.02942 0.65493 0.69911 0.03228 0.69911 0.33333 0.05494
6654 953 9885
92) 0156 9814 9204 1781 9204 3333 5055
1.12232 1.22177 0.05251
SKBM 2015 (0.2513 0.02942 0.60543 0.69313 0.03228 0.69313 0.33333 0.05494
0947 3191 9811
39) 0156 1424 9689 1781 9689 3333 5055
1.10723 1.71901 0.02250
SKBM 2016 (0.2682 0.02942 0.60543 0.69313 0.03228 0.69313 0.33333 0.06593
267 7757 816
41) 0156 1424 9689 1781 9689 3333 4066
1.63534 0.58616 0.01594
SKBM 2017 (0.1851 0.18941 0.66815 0.76656 0.19239 0.76656 0.33333 0.06593
9709 8937 5796
50) 2481 47 7197 7087 7197 3333 4066
2.09761 0.71560 0.19734
SMSM 2013 (0.1794 0.03751 0.54813 0.05698 0.54813 0.33333 0.20879
5258 9551 8062
60) 7385 0549 9169 0549 3333 1209
0.56635 0.24008
SMSM 2014 (0.1640 0.03672 0.53650 0.07699 0.53650 1 0.33333 0.10989
1192 3
60) 1462 2088 4923 2088 3333 011
2.39378 0.54147 0.18738
SMSM 2015 (0.1708 0.03363 0.53821 0.07404 0.53821 0.33333 0.08791
9181 619 7387
09) 9572 856 1882 856 3333 2088
2.86025 0.42700 0.22261
SMSM 2016 (0.2370 0.03424 0.58125 0.07996 0.58125 0.33333 0.17582
2674 0959 6408
31) 5662 5836 2453 5836 3333 4176

20
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
3.73913 0.33648 0.22717
SMSM 2017 (0.2293 0.03424 0.58125 0.07996 0.58125 0.33333 0.17582
1677 5277 9697
11) 5662 5836 2453 5836 3333 4176
3.27559 0.42786 0.03801
SRSN 2013 (0.5103 0.62749 0.62749 0.37500 0.12087
2971 6127 0833
83) 9921 9921 0000 9121
2.87100 0.32359 0.03119
SRSN 2014 (0.5158 0.54416 0.54416 0.37500 0.13186
7524 5263 9633
33) 6598 6598 0000 8132
2.16707 0.68805 0.02700
SRSN 2015 (0.2515 0.48185 0.48185 0.37500 0.14285
3605 4546 8376
07) 9315 9315 0000 7143
1.74256 0.78371 0.01541
SRSN 2016 (0.4586 0.48185 0.48185 0.37500 0.14285
467 6512 6657
67) 9315 9315 0000 7143
2.13166 0.57091 0.02711
SRSN 2017 (0.0669 0.40779 0.40779 0.37500 0.14285
4203 9825 483
84) 6824 6824 0000 7143
1.87120 0.52994 0.00075
STAR 2013 (0.9106 0.99746 0.99746 0.50000 0.03296
823 1788 988
74) - 2013 2013 0000 7033
1.74265 0.58294 0.00044
STAR 2014 (0.9476 0.11050 0.99196 0.99196 0.50000 0.03296
2639 5838 9683
17) 4162 5037 5037 0000 7033

21
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.80889 0.48878 0.00042
STAR 2015 (0.8840 0.11050 0.99196 0.99196 0.50000 0.07692
1284 1439 0956
44) 4162 5037 5037 0000 3077
1.99932 0.40847 0.00067
STAR 2016 (0.9219 0.11050 0.99196 0.99196 0.50000 0.08791
8615 1025 0188
91) 4162 5037 5037 0000 2088
2.77035 0.25377 0.00096
STAR 2017 (0.8750 0.11283 0.99429 0.99429 0.50000 0.07692
1747 778 7499
15) 6376 7251 7251 0000 3077
4.98337 0.25376 0.11244
TALF 2013 (0.2724 0.60835 0.72152 0.00135 0.62456 0.33333 0.04395
732 7074 1142
75) 2875 3767 7779 8313 3333 6044
3.69263 0.32136 0.13360
TALF 2014 (0.2526 0.60835 0.72152 0.00135 0.62456 0.33333 0.04395
0541 5608 2249
84) 2875 3767 7779 8313 3333 6044
4.37637 4.16865 0.07765
TALF 2015 (0.2257 0.60835 0.72152 0.00135 0.62456 0.33333 0.05494
9741 7148 2971
16) 2875 3767 7779 8313 3333 5055
2.92289 0.17260 0.03418
TALF 2016 (0.2272 0.60835 0.72152 0.00142 0.62456 0.33333 0.10989
2269 0501 2408
75) 2875 3767 2434 8313 3333 011
2.75120 0.02024 0.02330
TALF 2017 (0.3282 0.60835 0.72152 0.00142 0.62456 0.33333 0.09890
734 0574 1001
22) 2875 3767 2434 8313 3333 1099

22
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
3.57320 0.23919 0.10952
TCID 2013 (0.2663 0.39481 0.96209 0.96209 0.40000 0.12087
0941 1883 8641
76) 8597 6899 6899 0000 9121
1.79819 0.44388 0.09405
TCID 2014 (0.2719 0.31384 0.96209 0.96209 0.40000 0.19780
0304 6973 9502
57) 3427 6899 6899 0000 2198
4.99111 0.21414 0.26150
TCID 2015 (0.0662 0.37902 0.92361 0.92361 0.50000 0.19780
5762 1628 2859
77) 5853 3023 3023 0000 2198
5.25954 0.22541 0.07416
TCID 2016 (0.2682 0.37902 0.92361 0.92361 0.40000 0.23076
0117 0433 5722
74) 5853 3023 3023 0000 9231
4.91318 0.27093 0.07584
TCID 2017 (0.2631 0.37902 0.92361 0.92361 0.50000 0.19780
3051 2421 2932
06) 5853 3023 3023 0000 2198
2.15435 0.79406 0.13547
TOTO 2013 (0.2680 0.69818 0.69818 0.25000 0.01098
7986 3419 1592
88) 6112 6112 0000 9011
2.10849 0.83177 0.14245
TOTO 2014 (0.2307 0.66951 0.66951 0.40000 0.25274
673 1263 8185
82) 5919 5919 0000 7253
2.40674 0.63558 0.11692
TOTO 2015 (0.2524 0.66951 0.66951 0.40000 0.26373
1684 2073 2315
73) 5919 5919 0000 6264

23
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.18994 0.69399 0.06529
TOTO 2016 (0.3292 0.66951 0.66951 0.40000 0.26373
9674 8361 8639
85) 5919 5919 0000 6264
2.29545 0.66873 0.24625
TOTO 2017 (0.2614 0.66820 0.00699 0.66820 0.40000 0.26373
1326 5883 7659
12) 1748 2254 1748 0000 6264
2.37580 0.57098 0.14267
TRIS 2013 (0.2363 0.59716 0.01187 0.59716 0.33333 0.08791
4691 5227 0674
41) 5002 1994 5002 3333 2088
2.01975 0.69267 0.06959
TRIS 2014 (0.2459 0.59716 0.01187 0.59716 0.33333 0.12087
3739 5324 0851
98) 5002 1994 5002 3333 9121
1.94679 0.71038 0.07647
TRIS 2015 (0.2535 0.59716 0.01187 0.59716 0.33333 0.15384
1652 4204 3944
59) 5002 1994 5002 3333 6154
1.64171 0.84550 0.03941
TRIS 2016 (0.4741 0.59716 0.01187 0.59716 0.33333 0.16483
0614 2028 374
51) 5002 1994 5002 3333 5165
1.92259 0.52981 0.11754
TRIS 2017 (0.3496 0.57769 0.06268 0.57769 0.33333 0.08791
2975 4705 8835
89) 5094 631 5094 3333 2088
1.14294 0.90733 0.01010
TRST 2013 (0.5456 0.77336 0.77336 0.33333 0.18681
0566 0588 9281
40) 596 596 3333 3187

24
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.23777 0.96683 0.00922
TRST 2014 (0.5232 0.78418 0.78418 0.50000 0.04395
5207 3002 473
39) 6537 6537 0000 6044
1.30847 0.71563 0.00753
TRST 2015 (0.5045 0.78418 0.78418 0.50000 0.04395
4601 3913 9885
95) 6537 6537 0000 6044
1.29701 0.70289 0.01027
TRST 2016 (0.4569 0.78418 0.78418 0.40000 0.04395
772 4091 0135
91) 6537 6537 0000 6044
1.22852 0.68706 0.01146
TRST 2017 (2.0526 0.78924 0.78924 0.33333 0.04395
2447 084 1374
33) 6048 6048 3333 6044
2.90257 0.39995 0.11807
TSPC 2013 (0.2306 0.61141 0.17797 0.46589 0.60000 0.18681
1166 4781 3239
21) 5847 3516 9949 0000 3187
3.00218 0.37417 0.10447
TSPC 2014 (0.2065 0.61235 0.17891 0.46589 0.60000 0.03296
5648 4712 3667
74) 7897 5566 9949 0000 7033
2.53755 0.44904 0.08420
TSPC 2015 (0.2515 0.59171 0.17904 0.44512 0.50000 0.03296
1431 884 7076
76) 6721 7266 7073 0000 7033
2.65214 0.42080 0.08282
TSPC 2016 (0.2412 0.45334 0.11488 0.37091 0.50000 0.03296
035 2431 8651
72) 2863 3973 6508 0000 7033

25
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
2.52137 0.46298 0.07496
TSPC 2017 (0.2509 0.67457 0.33843 0.36859 0.60000 0.03296
7159 4653 2617
79) 5884 7151 6351 0000 7033
2.47006 0.39524 0.11563
ULTJ 2013 (0.2555 0.54789 0.54789 0.54789 0.33333 0.18681
2077 3936 7002
25) 4718 4718 4718 3333 3187
3.34462 0.28784 0.09713
ULTJ 2014 (0.2450 0.54789 0.54789 0.54789 0.33333 0.15384
6927 003 8429
89) 4718 4718 4718 3333 6154
3.74547 0.26541 0.14776
ULTJ 2015 (0.2534 0.54789 0.54789 0.54789 0.33333 0.15384
6334 1512 8593
34) 4718 4718 4718 3333 6154
4.84363 0.21493 0.16744
ULTJ 2016 (0.2387 0.54789 0.54789 0.54789 0.33333 0.15384
5918 722 3314
79) 4718 4718 4718 3333 6154
4.19191 0.23241 0.13720
ULTJ 2017 (0.3065 0.29398 0.29398 0.29398 0.33333 0.09890
4699 6712 633
10) 738 738 738 3333 1099
0.40314 0.90302 0.00951
UNIT 2013 (0.8095 0.50000 0.18681
0473 6384 5483
89) 0.68425 0.6965 0000 3187
0.45069 0.82379 0.00080
UNIT 2014 (0.9298 0.50000 0.09890
3112 8403 1057
33) 0.68425 0.6965 0000 1099

26
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
0.59624 0.89542 0.00083
UNIT 2015 (0.7676 0.50000 0.09890
2205 4143 8046
93) 0.68425 0.6965 0000 1099
0.64861 0.77407 0.00198
UNIT 2016 (0.5506 0.50000 0.12087
0048 5691 8333
22) 0.68425 0.6965 0000 9121
0.73901 0.73770 0.00361
UNIT 2017 (0.3100 0.50000 0.10989
5144 0191 0421
53) 0.66615 0.6784 0000 011
1.97922 0.42026 0.16033
CINT 2013 (0.2909 0.97701 0.02298 0.97701 0.00000 0.10989
9221 7963 3534
25) 1494 8506 1494 0000 011
3.06336 0.25183 0.06950
CINT 2014 (0.2768 0.87928 0.02068 0.87928 0.50000 0.10989
2147 2921 387
37) 0025 8942 0025 0000 011
3.48076 0.21497 0.07700
CINT 2015 (0.1853 0.87928 0.02068 0.87928 0.50000 0.12087
9524 9118 4259
08) 0025 8942 0025 0000 9121
3.32062 0.22334 0.05163
CINT 2016 (0.2681 0.67371 0.01648 0.67371 0.50000 0.16483
6847 5966 3906
16) 0562 95 0562 0000 5165
3.18996 0.24669 0.06221
CINT 2017 (0.2262 0.89315 0.01700 0.89315 0.50000 0.16483
5481 2532 0742
75) 0503 1759 0503 0000 5165

27
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.64549 1.17547 0.21194
IMPC 2013 (0.1253 0.17052 0.28380 0.00068 0.24476 0.00000 0.06593
0257 3341 3886
71) 5226 3096 9688 3285 0000 4066
2.07783 0.76326 0.27716
IMPC 2014 (0.1185 0.30827 0.67266 0.00189 0.67266 0.50000 0.06593
4301 182 185
14) 2412 731 3939 7298 0000 4066
2.27127 0.52727 0.07745
IMPC 2015 (0.1844 0.30625 0.67266 0.00240 0.67266 0.50000 0.08791
1625 0762 7345
15) 7576 731 9091 7298 0000 2088
3.77226 0.85700 0.05528
IMPC 2016 (0.2364 0.47345 0.67266 0.00240 0.67266 0.50000 0.10989
8353 7194 1795
92) 928 731 9091 7298 0000 011
3.60555 0.78017 0.03978
IMPC 2017 (0.1805 0.47522 0.77987 0.00120 0.67266 0.50000 0.10989
8475 1153 9042
80) 5221 5947 4545 7298 0000 011
1.23619 5.06313 0.00655
INAI 2013 (0.4417 0.46405 0.08379 0.50000 0.03296
3672 1169 394
83) 0.6909 795 4456 0000 7033
1.08237 5.15241 0.02458
INAI 2014 (0.6734 0.43615 0.32486 0.50000 0.03296
7621 8498 392
91) 0.6909 3448 7155 0000 7033
1.01470 4.54688 0.02151
INAI 2015 (0.4989 0.43656 0.32486 0.50000 0.03296
6316 6371 135
73) 0.6909 6113 7155 0000 7033

28
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.00294 4.18971 0.02655
INAI 2016 (0.3880 0.48872 0.33581 0.50000 0.03296
4499 4149 1243
46) 0.6909 5033 3049 0000 7033
0.99250 3.37597 0.03184
INAI 2017 (0.2608 0.48872 0.33581 0.50000 0.03296
2716 7311 0498
50) 0.6909 5033 3049 0000 7033
13.8712 0.07970 0.07588
INCI 2013 (0.0335 0.37112 0.37112 0.33333 0.23076
7354 6896 9904
81) 5 0.0695 5 3333 9231
12.8634 0.07929 0.07451
INCI 2014 (0.0291 0.62908 0.03365 0.62908 0.33333 0.04395
1237 3447 8724
00) 3399 9193 3399 3333 6044
9.67732 0.10058 0.10003
INCI 2015 (0.1175 0.62908 0.03365 0.62908 0.25000 0.04395
0675 1796 5704
81) 3399 9193 3399 0000 6044
5.81504 0.10923 0.03708
INCI 2016 (0.2486 0.64921 0.05989 0.59592 0.25000 0.03296
1381 4053 4778
63) 3697 2425 5431 0000 7033
5.10176 0.13193 0.05449
INCI 2017 (0.2501 0.55689 0.05989 0.50360 0.25000 0.07692
3104 4527 2774
73) 2635 2425 4368 0000 3077
1.05110 2.38386 0.05709
NIPS 2013 (0.2568 0.47086 0.24608 0.22478 0.33333 0.08791
4199 0699 3855
76) 6158 2136 4022 3333 2088

29
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
0.00129 1.07284 0.05592
NIPS 2014 (0.2630 0.52463 0.24841 0.27621 0.33333 0.08791
3855 194 5583
20) 1019 5334 5685 3333 2088
1.04732 0.15414 0.02697
NIPS 2015 (0.2653 0.52463 0.24841 0.27621 0.33333 0.08791
2442 0112 6549
95) 1019 5334 5685 3333 2088
1.21821 1.11013 0.07338
NIPS 2016 (0.2583 0.52463 0.24841 0.27621 0.20000 0.08791
8515 1386 5931
72) 1019 5334 5685 0000 2088
1.17366 11.5797 0.03144
NIPS 2017 (0.2608 0.43152 0.38009 0.05143 0.20000 0.08791
4161 0803 3334
56) 5334 3671 1663 0000 2088
1.28603 0.57291 0.10771
WIIM 2013 (0.2443 0.35210 0.77980 0.06404 0.42770 0.33333 0.18681
6784 4348 1774
88) 1669 4261 0625 2593 3333 3187
1.01102 0.57674 0.08458
WIIM 2014 (0.2490 0.35210 0.77980 0.11594 0.77980 0.33333 0.19780
6673 8491 7633
09) 1669 4261 3297 4261 3333 2198
2.89376 0.42279 0.09762
WIIM 2015 (0.2634 0.35210 0.77980 0.11594 0.77980 0.33333 0.25274
0434 0365 5015
36) 1669 4261 3297 4261 3333 7253
3.39422 0.36579 0.07852
WIIM 2016 (0.2222 0.35210 0.77980 0.11594 0.68004 0.33333 0.25274
9322 8767 2183
45) 1669 4261 3297 1669 3333 7253

30
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
5.35585 0.25316 0.03311
WIIM 2017 (0.2551 0.35210 0.83291 0.11594 0.33333 0.25274
9066 7283 5273
14) 1669 5666 3297 0.32794 3333 7253
1.29932 0.47724 0.27866
ARNA 2013 (0.2486 0.50465 0.50465 0.66666 0.13186
9344 1049 2014
23) 3931 3931 6667 8132
1.60754 0.38463 0.20785
ARNA 2014 (0.2489 0.54829 0.54829 0.66666 0.13186
4968 5258 1304
49) 6662 6662 6667 8132
1.02068 0.59912 0.04977
ARNA 2015 (0.2544 0.48088 0.48088 0.66666 0.13186
7426 1423 0034
58) 0023 0023 6667 8132
1.34882 0.62771 0.05921
ARNA 2016 (0.2621 0.51290 0.13967 0.37322 0.33333 0.07692
5071 3853 1344
35) 4094 9853 424 3333 3077
1.62624 0.55561 0.10379
ARNA 2017 (0.2648 0.51299 0.13977 0.37322 0.50000 0.07692
6091 1895 0113
56) 9443 5202 424 0000 3077
2.42669 0.52179 0.08575
KAEF 2013 (0.2410 0.90025 2.25063 0.40000 0.19780
6743 7897 1888
31) 207 E-05 0000 2198
2.38699 0.63884 0.07403
KAEF 2014 (0.2505 0.90025 2.25063 0.40000 0.10989
4589 5232 942
62) 207 E-05 0000 011

31
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.92282 0.67020 0.07364
KAEF 2015 (0.2517 0.99997 2.26864 0.20000 0.20879
2713 6516 8156
72) 7494 E-08 0000 1209
1.71366 1.03070 0.05888
KAEF 2016 (0.2909 0.99997 2.26864 0.20000 0.20879
7175 6831 2232
15) 7494 E-08 0000 1209
1.54574 0.58457 0.05442
KAEF 2017 (0.0230 0.99997 0.00127 0.20000 0.19780
935 5374 4608
36) 7494 2866 0000 2198
0.80517 1.01523 0.10419
ASII 2013 (0.1898 0.50114 0.00036 0.50114 0.36363 0.39560
7019 7127 451
78) 8083 0393 8083 6364 4396
1.30980 0.96161 0.09373
ASII 2014 (0.1820 0.50114 0.00036 0.50114 0.36363 0.23076
1862 1981 8481
90) 8083 0393 8083 6364 9231
1.37930 0.93969 0.06361
ASII 2015 (0.2046 0.50114 0.00036 0.50114 0.33333 0.26373
537 1622 3584
36) 8083 0393 8083 3333 6264
1.23938 0.87164 0.06989
ASII 2016 (0.1775 0.50114 0.00036 0.50114 0.33333 0.26373
302 9536 3643
49) 8083 0393 8083 3333 6264
0.00122 0.89117 0.07835
ASII 2017 (0.2065 0.50114 0.00039 0.50114 0.33333 0.26373
8632 822 3842
69) 8083 9915 8083 3333 6264

32
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
1.88986 0.32001 0.08007
AUTO 2013 (0.1660 0.79999 0.00064 0.79999 0.36363 0.39560
3721 2838 838
01) 9987 3812 9987 6364 4396
1.33186 0.41871 0.06650
AUTO 2014 (0.1255 0.79999 0.00021 0.79999 0.30000 0.16483
4797 8999 5384
26) 9987 0956 9987 0000 5165
1.32291 0.41363 0.02250
AUTO 2015 (0.2557 0.79999 0.79999 0.36363 0.17582
5894 5787 4953
57) 9987 9987 6364 4176
1.50512 0.38681 0.03308
AUTO 2016 (0.2550 0.79999 0.79999 0.40000 0.12087
0397 6644 3215
23) 9987 9987 0000 9121
1.71906 0.37207 0.03710
AUTO 2017 (0.2305 0.79999 0.79999 0.36363 0.13186
5449 9628 6729
76) 9987 9987 6364 8132
6.14806 1.57959 0.18838
INTP 2013 (0.2400 0.51001 0.64033 0.64033 0.42857 0.23076
5993 9374 0825
03) 4315 3532 3532 1429 9231
4.93393 0.17527 0.18258
INTP 2014 (0.2233 0.51001 0.64033 0.64033 0.42857 0.07692
0041 0363 66
24) 4315 3532 3532 1429 3077
4.88657 0.15806 0.15763
INTP 2015 (0.0003 0.51001 0.64033 0.64033 0.42857 0.13186
3605 6618 0952
23) 4315 3532 3532 1429 8132

33
Perusah Likuidit Leverag
Tahun FAW FOW COW MAW INW ROA PKI
aan ETR as e CSR
4.52502 0.15348 0.12836
INTP 2016 (0.0665 0.51001 0.51001 0.51001 0.42857 0.17582
8061 4165 2063
79) 4315 4315 4315 1429 4176
3.70307 0.17539 0.06443
INTP 2017 (0.1871 0.51001 0.51001 0.51001 0.42857 0.13186
1321 8276 4551
39) 4315 4315 4315 1429 8132
1.05666 2.99634 0.06343
WTON 2013 (0.2597 1.00000 1.00000 0.40000 0.12087
117 2105 0942
10) 0000 0000 0000 9121
1.11858 0.70831 0.11053
WTON 2014 (0.2179 1.00000 1.00000 0.33333 0.12087
9182 6766 0303
45) 0000 0000 3333 9121
1.18520 0.96874 0.03854
WTON 2015 (0.1663 1.00000 1.00000 0.33333 0.12087
8259 0736 8784
36) 0000 0000 3333 9121
1.47557 0.46704 0.06050
WTON 2016 (0.1721 1.00000 1.00000 0.33333 0.12087
5706 0166 6833
98) 0000 0000 3333 9121
1.03203 1.57208 0.04816
WTON 2017 (0.1884 1.00000 1.00000 0.42857 0.12087
3381 091 9216
21) 0000 0000 1429 9121

34
LAMPIRAN 3

STATISTIK DESKRIPTIF

Ket ETR MAW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


Mean -0.253 0.07288 3.59828 0.86271 0.08276 0.36625 0.13005
Median -0.249 0.0092 2.23127 0.54216 0.07452 0.33333 0.10989
Standard
0.09869 0.10896 4.61637 1.36104 0.05646 0.09761 0.07814
Deviation
Minimum -0.6735 0 0.00123 0.02024 0.00076 0 0.02198
Maximum -0.023 0.38009 41.7781 11.5797 0.27716 0.6 0.3956

Ket ETR INW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


Mean -0.2818 0.69029 3.06585 0.78499 0.10245 0.39409 0.12873
Median -0.2516 0.69367 2.17277 0.56427 0.08001 0.36364 0.12088
Standard
Deviation 0.1803 0.19111 3.4831 0.96524 0.09238 0.09593 0.06765
Minimum -2.0526 0.05143 0.00123 0.00056 0.00042 0 0.01099
Maximum -0.0003 1 41.7781 11.5797 0.6572 0.66667 0.3956

Ket ETR FAW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


Mean -0.2477 0.34009 3.93997 1.43007 0.10385 0.38 0.08835
Median -0.212 0.30827 2.07783 0.76326 0.054 0.33333 0.06593
Standard
Deviation 0.12726 0.27585 4.40477 1.6309 0.09313 0.11304 0.05159
Minimum -0.6735 0.01551 0.9925 0.12484 0.00655 0 0.02198
Maximum -0.1185 0.6909 15.1646 5.15242 0.27716 0.5 0.20879

1
Ket ETR FOW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR
Mean -0.2697 0.53199 3.7238 0.81294 0.11247 0.38819 0.12577
Median -0.2516 0.57508 2.6621 0.47709 0.0831 0.33333 0.12088
Standard 0.1442 0.25952 4.5513 0.87452 0.10823 0.08323 0.06237
Deviation
Minimum -0.9477 0.04992 0.4496 0.02024 0.00042 0.28571 0.02198

Maximum - 0.92661 41.779 5.45982 0.6572 0.66667 0.34066


0.00032

Ket ETR COW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


Mean -0.2832 0.70169 3.09378 0.84106 0.10106 0.39303 0.12833
Median -0.2517 0.69593 2.16992 0.57095 0.07859 0.36364 0.12088
Standard
Deviation 0.17886 0.17631 3.47881 1.07127 0.09092 0.09699 0.06807
Minimum -2.0526 0.2838 0.00123 0.00056 0.00042 0 0.01099
Maximum -0.0003 1 41.7781 11.5797 0.6572 0.66667 0.3956

LAMPIRAN 4

HASIL UJI KORELASI

ETR MAW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


ETR 1
MAW -0.31219 1
Likuiditas 0.15855 -0.02433 1
Leverage -0.27412 0.365032 -0.22353 1
ROA 0.269168 -0.02544 0.055329 -0.21786 1
PKI -0.17551 0.121187 -0.11401 0.033817 -0.05858 1
CSR 0.169865 -0.24894 -0.01217 -0.18657 0.042888 -0.18758 1

ETR INW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


ETR 1
INW -0.13594 1
Likuiditas 0.141917 -0.01531 1
Leverage -0.00573 -0.13601 -0.1795 1
ROA 0.248227 0.062598 0.076247 -0.03466 1
PKI -0.15651 0.203886 -0.13099 -0.03133 -0.02947 1
CSR 0.140054 0.018214 0.012569 -0.0402 -0.00532 -0.07098 1

2
ETR FOW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR
ETR 1
FOW 0.283554 1
Likuiditas 0.091965 -0.13017 1
Leverage 0.026103 0.076235 -0.16873 1
ROA 0.228144 0.310857 0.006622 0.070002 1
PKI -0.29027 -0.07653 -0.18588 0.21671 -0.11008 1
CSR 0.153076 -0.00334 0.061881 -0.00943 -0.11198 -0.06947 1

ETR FAW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


ETR 1
FAW -0.48311 1
Likuiditas 0.30677 0.373227 1
Leverage -0.87942 0.497935 -0.48844 1
ROA 0.438404 -0.54689 -0.11049 -0.44461 1
PKI -0.48207 0.511333 -0.19268 0.485717 -0.38926 1
CSR 0.467896 -0.34138 0.36212 -0.61553 0.268125 -0.2523 1

ETR COW Likuiditas Leverage ROA PKI CSR


ETR 1
COW -0.08407 1
Likuiditas 0.148221 0.006191 1
Leverage -0.07602 -0.13969 -0.20604 1
ROA 0.255218 0.113552 0.098393 -0.0911 1
PKI -0.18062 0.040634 -0.14137 0.050289 -0.04134 1
CSR 0.16727 0.025102 0.031842 -0.12796 0.015493 -0.1227 1

3
LAMPIRAN 5

HASIL UJI HIPOTESIS

Dependent Variable: ETR


Method: Least Squares
Date: 12/18/18 Time: 10:46
Sample: 1 119
Included observations: 119
No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.252571 0.074143 -3.406560 0.0009


FOW 0.125455 0.048630 2.579776 0.0112
CSR 0.343222 0.191845 1.789061 0.0763
ROA 0.189406 0.116768 1.622074 0.1076
PKI -0.428384 0.149406 -2.867257 0.0049
LEVERAGE 0.011021 0.014062 0.783716 0.4349
LIKUIDITAS 0.002425 0.002700 0.898174 0.3710

R-squared 0.199749 Mean dependent var -0.269663


Adjusted R-squared 0.156878 S.D. dependent var 0.144190
S.E. of regression 0.132398 Akaike info criterion -1.148993
Sum squared resid 1.963260 Schwarz criterion -0.985515
Log likelihood 75.36508 Hannan-Quinn criter. -1.082610
F-statistic 4.659349 Durbin-Watson stat 1.012408
Prob(F-statistic) 0.000289

Dependent Variable: ETR


Method: Least Squares
Date: 12/18/18 Time: 10:31
Sample: 1 270
Included observations: 270
No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.214834 0.066173 -3.246541 0.0013


COW -0.116189 0.058321 -1.992243 0.0474
CSR 0.377707 0.150812 2.504492 0.0129
ROA 0.489468 0.112709 4.342776 0.0000
PKI -0.245726 0.106232 -2.313095 0.0215
LEVERAGE -0.004088 0.009832 -0.415743 0.6779
LIKUIDITAS 0.004935 0.003007 1.641214 0.1019

R-squared 0.137330 Mean dependent var -0.283174

4
Adjusted R-squared 0.117649 S.D. dependent var 0.178864
S.E. of regression 0.168013 Akaike info criterion -0.703964
Sum squared resid 7.424080 Schwarz criterion -0.610672
Log likelihood 102.0352 Hannan-Quinn criter. -0.666502
F-statistic 6.977904 Durbin-Watson stat 1.475828
Prob(F-statistic) 0.000001

Dependent Variable: ETR


Method: Least Squares
Date: 12/18/18 Time: 10:34
Sample: 1 121
Included observations: 121
No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.243406 0.042075 -5.785126 0.0000


MAW -0.216827 0.080868 -2.681258 0.0084
CSR 0.080506 0.107763 0.747064 0.4566
ROA 0.396605 0.145328 2.729042 0.0074
PKI -0.106905 0.084338 -1.267569 0.2075
LEVERAGE -0.007100 0.006686 -1.062014 0.2905
LIKUIDITAS 0.002288 0.001793 1.275663 0.2047

R-squared 0.209002 Mean dependent var -0.252965


Adjusted R-squared 0.167371 S.D. dependent var 0.098689
S.E. of regression 0.090052 Akaike info criterion -1.920744
Sum squared resid 0.924471 Schwarz criterion -1.759004
Log likelihood 123.2050 Hannan-Quinn criter. -1.855056
F-statistic 5.020295 Durbin-Watson stat 1.674147
Prob(F-statistic) 0.000134

Dependent Variable: ETR


Method: Least Squares
Date: 12/18/18 Time: 10:36
Sample: 1 256
Included observations: 256
No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.237232 0.063223 -3.752281 0.0002


INW -0.123754 0.056878 -2.175786 0.0305
CSR 0.361592 0.156098 2.316443 0.0213
ROA 0.480674 0.114519 4.197341 0.0000
PKI -0.185234 0.113420 -1.633178 0.1037
LEVERAGE 0.001245 0.011204 0.111119 0.9116
LIKUIDITAS 0.005576 0.003108 1.794211 0.0740

R-squared 0.128637 Mean dependent var -0.281792


Adjusted R-squared 0.107641 S.D. dependent var 0.180301
S.E. of regression 0.170321 Akaike info criterion -0.675298
Sum squared resid 7.223319 Schwarz criterion -0.578360

5
Log likelihood 93.43818 Hannan-Quinn criter. -0.636310
F-statistic 6.126556 Durbin-Watson stat 1.413797
Prob(F-statistic) 0.000005

Dependent Variable: ETR


Method: Least Squares
Date: 12/18/18 Time: 10:44
Sample: 1 25
Included observations: 25
No d.f. adjustment for standard errors & covariance

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.032040 0.063674 -0.503188 0.6209


FAW 0.164109 0.095242 1.723076 0.1020
CSR -0.102729 0.277026 -0.370827 0.7151
ROA -0.020012 0.144900 -0.138109 0.8917
PKI -0.194021 0.133009 -1.458704 0.1619
LEVERAGE -0.095272 0.014815 -6.430726 0.0000
LIKUIDITAS -0.012773 0.005673 -2.251585 0.0371

R-squared 0.823398 Mean dependent var -0.247680


Adjusted R-squared 0.764531 S.D. dependent var 0.127265
S.E. of regression 0.061755 Akaike info criterion -2.499775
Sum squared resid 0.068647 Schwarz criterion -2.158489
Log likelihood 38.24718 Hannan-Quinn criter. -2.405117
F-statistic 13.98736 Durbin-Watson stat 2.297474
Prob(F-statistic) 0.000007

Anda mungkin juga menyukai