Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP TEORI
1. Konsep Medis
A. Definisi
Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal
yang di dalam maupun di luar siklus haid, yang semata-mata disebabakan
gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-
endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi PUD.
PUD adalah perdarahan abnormal dan uterus, biasanya berhubungan dengan
kegagalan ovulasi, dengan tidak adanya lesi organik lainnya terdeteksi.
B. Etiologi
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara
manarche dan menopause tetapi, kelainan ini sering dijumpai pada masa
permulaan dan pada masa akhir fungsi ovarium. Pada masa perimenars, penyebab
paling mungkin adalah faktor pembekuan darah dan gangguan psikis.
Pada masa pubertas sesudah manarche, perdarahan tidak normal disebabkan
oleh gangguan atau terlambat proses maturasi pada hipotalamus dengan akibat
bahwa pembuatan releasing faktor dan hormon gonadotropin tidak sempurna.
Pada wanita dalam masa premanpouse proses terhentinya proses ovarium tidak
selalu berjalan lancar.
C. Patofisiologi
PUD dapat terjadi pada siklus haid ovulasi (10%) maupun anovulator (90%)
atau pada keadaan folikel yang persisten. PUD siklus ovulator lebih sering terjadi
pada usia reproduksi dan mungkin disebabkan oleh:
1. Penurunan estradiol pada pertengan siklus yang berakibat perdaraan
pertengahan siklus fase proliferasi atau sekresi yang pendek berakibat
polimenore.
2. Penurunann respon folikel terhadap pengarud gonadotoprin
3. Fase poliferase yang memanjang
4. Insufisiensi korpus luteum
5. Aktivitas korpus luteum yang memanjang
PUD pada siklus anovulator, sering dijumoai pada masa perimenopause dan
masa reproduksi. Dasar dari perdarahan yan terjadi pada siklus anovulator adaah
karena tidak terjadinya ovulasi maka korpus luteum dengan sendirinya akan
terjadi kadar progesteron yang rendah dan esterogen yang berlebihan.
D. Manifestasi Klinis
1. Perdarahan pervagina diantara sikluss menstruasi
2. Siklus menstruasi yang abnormal
3. Silus menstruasi yang bervariasi (biasnya kurang dari 28 hari diantara siklus
menstruasi)
4. Variabel menstruasi flow ranging from scanty to perfuse
5. Infertil
6. Mood yang berfluktuasi
7. Hot flashes
8. Kekeringan vagina
9. Nyeri
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini harus sudah terarah sesuai hasil pemeriksaan fisik dan anamnesisi
karena biayanya sangat mahal.
1. Tes kehamilan harus dilakukan dan hasil negatif
2. PAP tes
3. Hitungan jenis leukosit 6600 µl
4. Pemeriksaan kadar hormon steroid
5. Biopsi endometrium
6. Hematokrit 29%
7. Hemoglobin 9,6 gr/dl
8. USG
F. Penatalaksanaan
Pada dasarnya tujuan penatalaksaaan PUD adalah:
1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mengentikan perdarahan
3. Mengembalikan fungsi hormon reproduksi
4. Menghilangkan ancaman keganasan
G. Komplikasi
1. Infertilisasi akibat tidak adanya ovulasi
2. Anemia berat akibat perdarahan yan berlebihan dan lama
3. Pertumbuhan endometrium yang berlebihan akibt ketidakseimbangan
hormonal maupun faktor penyebab kanker endometrium

2. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
4. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman(nyeri) berhubungan dengan kelainan pada organ
reproduksi
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman(nyeri) berhubungan dengan kelainan pada organ
reproduksi
Tujuan: Nyeri berkurang/terkontrol
Kriteria hasil:
a. Klien mampu mencapai level nyaman
b. Klien mampu mengontrol nyeri
c. Klien menyebutkan efek mengganggu dari nyeri
d. Klien mampu mengurangi level nyeri
Intervensi:
a. Awasi tanda-tanda vital, perhatikan ptunjuk nonverbal
b. Berikan lingkungan yang tenang dan kurangi rangsangan penuh stres
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematian
Tujuan: klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan
mengatakan perasaan cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
a. Klien lebih refleks
b. Rasa cemas klien berkurang
Intervensi
a. Kaji fisiologis klien
b. Kaji mekanisme koping yang akan digunakan klien
c. Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
PENGKAJIAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (GSR)

Nama mahasiswa: Andi Azifa Adillah Amhar


Nim : A.16.08.001
Tanggal Pengkajian : 13-12-2018
Ruangan : Asoka
RS : RSUD H.A.Sulthan Dg. Radja
I. DATA UMUM KLIEN
a. No.Reg :
b. Inisial : Ny.I
c. Alamat : Tamatto
d. Tanggal MRS : 11-12-2018
e. Tanggal Pengkajian : 13-12-2018
II. MASALAH UTAMA
a. Keluhan utama: perdarahan pervaginam
b. Riwayat keluhan utama : klien mengeluh nyeri pada perutnya akibat perdarahan yang
dialami klien. Klien juga mengeluh pusing dan sakit kepala
c. Mulai timbulnya: ±4 hari sebelum masuk rumah sakit
d. Sifat keluhan: Nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala (5) dan tiba-tiba
e. Lokasi keluhan: perut bagian bawah
f. Faktor pencetus: klien tidak mengetahui secara pasti faktornya
g. Keluhan lain: klien mengeluh pusing,, sakit kepala, dan sakit pada uluhatinya
h. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh: pasien mengatakan merasa lemas,
dan merasakan sakit
i. Usaha klien untuk mengatasinya: pasien mengatakan akan terus berdoa dan berikhtiar
dan mempelajari tentang penyakitnya.
III. PENGKAJIAN FISIK
Seksualitas
Subjektif:
Usia menarche : 14 tahun
Siklus haid : 25-28 hari
Durasi haid : 67 hari
Dismenoria Polimenorea Olegomenorea
(nyeri kram bagian bawah perut) (haid lebih memendek) (siklus haid memanjang)
Menometroriage (500ml) Amenorea
(perdarahan yang banyak) panjang siklus haid
Rabas pervagina: warna :
Jumlah :
Berapa lama :
Metode kontrasepsi terakhir: suntikan
Status obstetri: P:2 A:0
Riwayat persalinan : normal
Term penuh :
Prematur :
Multiple :
Riwayat persalinan terakhir:
Tahun :2013
Tempat : rumah
Lama gestasi : 40 minggu
Lama persalinan : 18 jam
Jenis persalinan : normal
Berat badan bayi : 3.800 gram
Komplkasi maternal/bayi: tidak ada
Objektif:
PAP smear terakhir (tanggal dan hasil): Klien mengatakan tidak prnah melakukan tes
PAP smear
Tes serologi (tanggal dan hasil) psien mengatakan sudah lupa

Makanan dan Cairan


Subjektif
Masukan oral 4 jam terakhir: pasien mengatakan hanya makan nasi yang disedakan
RS dan air putih, namun tidak di habiskan
Mual/Muntah Hilang nafsu makan Masalah mengunyah
Pola makan
Frekuensi : 1-2x sehari namun tidak dihabiskan
Konsumsi cairan : Paien mengatanan hanya minum 3-4 gelas/hari
Objektif
BB : 55 kg
TB : 158 cm
Turgor kulit: turgor kulit pasien jelek(2 detik)
Membran mukosa mulut: membran mukosa mulut nampak kering

Eliminasi
Subjektif
Frekuensi defekasi : Pasien mengatakan BABnya saat ini tidak lancar
Penggunaan laksatif : pasien mengatakan tidak mengkonsumsi laksatif/obat-obatan
Waktu defekasi terakhir: pasien mengatakan terakhir kemarin siang
Frekuensi berkemih : pasien terpasang kateter
Kateter urine : urine berwarna kuning pekat dan terdapat sedikit darah pada
urine bag
Nyer/rasa terbakar/kesulitan berkemih: pasien mengatakan tidak merasakan nyeri saat
berkemih
Riwayat penyakit ginjal:
Penyakit kandung kemih: pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
kandung kemih
Penggunaan diuretik : pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat diuretik
Objektif
Pemasangan kateter : pasien terpasang kateter
Bising usus : 20 kali/menit
Karaakter urine : warna urine pada urine bag berwarna kuning pekat dan
tercampu sedikit darah
Konsistensi feces : padat
Warna feces : pasien mngatakan warna fecesnya kuning kecoklatan
Haemoroid : pasien mengatakan tidak mengalami haemoroid
Palpasi kandung kemih : kandung kemih tidak teraba

Aktivitas/Istrahat
Subjektif
Pekerjaan : staf kantor desa
Hobby :
Tidur malam :12:00(semenjak dirawat) 09:00(sebelum dirawat) saat dirawat pasien
mengatakan tidurnya terganggu dan terkadang terbangun saat dini
hari.
Tidur Siang :pasien mengatakan tidak pernah tidur siang
Objektif
Status neurologis : pasien nampak gelisah, karena nyeri yang dirasakan
GCS : 15 (composmentis)
Pengkajian neuromuskular:-
Muschle stretch refleks (bisep/risep/brochioradialis/patella/axilles) : tidak ada
kelainan pada pergerakan refleks bisep, refleks trisep, refleks brochioradialis, refleks
patella dan refleks axilles
Rentang pergerakan sendi
Derajat kekuatan otot : 5(normal)
Kuku (warna) : merah muda
Tekstur : elastis
Membran mukosa : membran mukosa pasien tampak kering
Konjungtiva : konjungtiva tampak anemis
Sklera : sklera pasien tanpak ikterik

Hygiene
Subjektif
Kebersihan mulut : pasien mengatakan menggosok gigi 2 kali dalam sehari
Kebersihan badan : pasien mengatan selama di RS belum pernah mandi dan tercium
bau badan pasien, pasien juga mengatakan merasa lesu
Kebersihan gigi dan mulut: Gigi pasien nampak bersih, namun terdapat karang gigi,
rongga mulut bersih
Objektif
Cara berpakaian : cara berpakaian pasien nampak tidak rapi dan berganti pakaian
2x dalam sehari
Kondisi kulit kepala: Dari hasil palpasi yang dilakukan rambut dan kulit kepala pasien
berminya dan terdapat kotoran

Sirkulasi
Subjektif
Riwayat penyakit jantung : pasien mengatakan tidak pernah dirawat karena penyakit
jantung
Riwayat demam reumatik : klien mengatakan pernah demam reumatik
Objektif
Tekanan darah : 110/80mmHg
Nadi : 80x/menit
Distensi vena jugularis: tidak ada
Bunyi jantung : normal
Irama : teratur
Kualitas : kuat
Ektremitas
Suhu : hangat (36oC)
CRT : 2 detik
Varises : tidak ada

Nyeri/Ketidaknyamanan
Subjektif
Lokasi : prut bagian bawah
Intensital (0-10) : skala 5
Frekuensi : tidak menentu
Durasi : 10-60 detik
Faktor pencetus : pasien mengatakan tidak tahu faktor pencetusnya
Cara mengatasi : pasien mengatakan untuk menahan sakitnya dia menekan
perutnya dan mengeluh tidak nyaman
Faktor yang berhubungan:-
Objektif
Wajah meringis : pasien nampak meringis saat sakitnya datang
Melindungi area yang sakit: pasien nampak memegang area yang sakit
Fokus menyempit : pasien nampak kehilangan fokusnya saaat sakitnya datang

Pernafasan
Subjektif
Dispneu Batuk/sputum Riwayat bronkhitis
Asma Tuberkulosis Empisema Pneumonia berulang
Perokok,lamanya: pasien tidak merokok
Penggunaan alat bantu prnafasan: 3 l/menit(saat sakitnya datang)
Objektif
Frekuensi : 24x/menit
Irama : tidak teratur
Bunyi nafas : mengi (saat sesak)
Karakter sputum :-
Hasil rotgen :-

Interaksi Sosial
Subjektif
Status pernikahan : cerai
Lama pernikahan : ±8 tahun
Tinggal serumah dengan: orang tua dan anak
Objektif
Komunikasi verbal dan nonverbal dengan orang terdekat: pasien sopan berbicara pada
orang tuanya dan
bersikap baik

Integritas Ego
Subjektif
Perencanaan kehamilan : pasien mengatakan tidak merencanakan kehamilan
perasaan klien/keluarga tentang penyakit: keluarga dan pasien sendiri cemas akibat
dari rasa nyeri yang dirasakan
Status hubungan : pasien dan suaminya bercerai sejak 2 tahun yang lalu
dan sekarang pasien hanya tinggal dengan orang tua dan
anaknya
Masalah keuangan : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam keuangan
Cara mengatasi stress : pasien mengatakan untuk mengatasi stressnya dengan
bermain bersama anaknya.
Objektif
Status emosional : pasien nampak cemas
Respon fisiologis yang diamati: pasien merespon dengan baik
Agama : islam
Muncul perasaan : pasien terlihat tidak berputus asa atas penyakit yang dideritanya

Keamanan
Subjektif
Alergi/sensitivitas : pasien tidak memiliki riwayat aergi baikpada makanan
maupun obat
Penyakit masa kanak-kanak : pasien mengatakan demam, flu
Riwayat imunisasi : pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah
diimunisasi
Infeksi virus terakhir : malaria tropika
Binatang peliharaan : tidak ada
Masalah obstetrik sebelumnya: tidak ada
Jarak waktu kehamilan terakhir: 6 tahun
Riwayat kecelakaan : pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan
Fraktur dislokasi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami patah tulang
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Objektif
Integritas kulit : kulit pasien nampak kering
Cara berjalan : pasien berjalan agak sedikit membungkuk karena sakit yang
dideritanya

Neurosensori
Subjektif
Pusing : ada(kadang-kadang)
Kesemutan/kebas/kelembaban(lokasi): pasien mengatakan kadang kesemutan pada
kakinya

Penyuluhan/Pembelajaran
Subjektif
Bahasa dominan : Konjo
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan suami :-
Faktor penyakit dari keluarga : tidak ada
Sumber pendidikan tentang penyakit: dari internet, perawat, dam bidan
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil: 13-12-2018
Pertimbangan rencana pulang:-
Tanggal perkiraan pulang: -
Ketersediaan sumber keshatan terdekat : puskesmas
IV. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan glukosa darah
No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. Glukosa darah sewaktu 91 <140 mg/dl
2. Glukosa darah puasa - <110 mg/dl
3. Glukosa darah 2 jam PP - <140 mg/dl
4. TIGO - <140 mg/dl

Hasil pemeriksaan imunoserologi


No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. HBs-Ag Non-reaktif Non-reaktif
2. Anti-HCV Non-reaktif Non-reaktif
3. Anti-HIV Non-reaktif Non-reaktif
4. Anti-HBS Non-reaktif Non-reaktif
5. FT4 10,6-19,4
6. T4 60-120
7. THS 0,25-5
8. TSHs 0,27-4,7
9. TPSA 0,21-6,77
10. HbA1C <6,5
11. ASTO <200
12. O.Dimer <500
13. Plano test negatif
14. CD4 400-1500

Darah lengkap
No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. WBC 10,52
2. RBC 3,56 4-10
3. HGB 10 4-6
4. HCT 29,7 12-16
5. MCV 83,4 80-97
6. MCH 28,1 26,5-34
7. MCHC 33,7 31,5-35
8. PLT 211 150-400
9. RDW-SD 38,7 37-46,5
10. RDW-CV 13,5 12,0-15,3
11. PDW 9,8 8,8-14,3
12. MPV 9,3 8,6-11,4
13. P-LCR 20,0 12,4-36,2
14. PCT 0,20 0,14-0,37

V. Terapi Pengobatan
Paracetamol 1 tab 3x1
As-traneksamat 1x1
Vit.c 1x1
Vit.k 1x1
Dicinone 1x1
Dexamethasone 1 strip 1x1
Diazepam 2ml
RL 500cc 5-6 jam
NaCl 500cc
Darah bag 1 1-2 jam 350cc
Darah bag 2 350cc
Darah bag 3 350cc
Darah bag 4 350cc
ANALISA DATA
Nama klien : NyI
Diagnosa medis :P2Ao
Ruang rawat : Asoka
DATA PENYEBAB MASALAH
DS: anomali uterus bleeding Nyeri akut
-pasien mengatakan nyeri
P:- Produksi prostaglandin
Q: seperti tertusuk-tusuk meningkat
R: perut bagian bawah
S: 5(sedang) Terjadi kontraksi rahim
T: tiba-tiba
DO: Agen pencedera fisiologis
-Pasien nampak meringis
-pasien nampak memegang area Nyeri akut
yang sakit
-pasien nampak gelisah
-pasien tampak tidak menghabiskan
makanannya
DS: Prognosis penyakit Gangguan pola tidur
-pasiien mengeluh susah tidur
-pasien mengatakan sering Perawatan di rumah sakit
terbangung saat dini hari
-pasien mengatakan terganggu Lingkungan yang baru
dengan pasien lain
-pasien mengatakan pola tidur Tidak familiar dengan
brubah peralatan tidur
-pasien mengatakan tidak puas tidur
-pasien mengatakan tidak nyaman
dengan tempat tidur RS
DS: anomali uterus bleeding Resiko syok
-Pasien mengatakan perdarahan
terjadi dari 4 hari yang lalu Siklus ovulatorik
-pasien mengatakan mengganti
pakaian bagian bawah 3x sehari Ketidakseimbangan
DO: hormon
-Pasien nampak lemas
-Terlihat darah di urine bag pasien Perdarahan berlebih
- Congjungtiva anemis
-Hb: 4,6(sebelum transfusi) Kekurangan volume
10(setelah transfusi) cairan

Resiko syok
DAFTAR KEPERWATAN PRIORITAS
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidak familiar dengan peralatan tidur
3. Resiko syik ditandai dengan kekurangan volume cairan
RENCANA TINDAKAN
No Hari/ Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan
Tanggal dan Data Penunjang
1. Nyeri akut berhubungan Manajemn nyeri
dengan agen pencedera Observasi
fisiologis ditandai 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
dengan frekuensi, kualitas, intenstas nyeri
DS: 2. Identifikasi skala nyeri
-pasien mengatakan 3. Identifikasi respon nyeri nonverbal
nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat
P:- dan memperingan nyeri
Q: seperti tertusuk-tusuk 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
R: perut bagian bawah tentang nyeri
S: 5(sedang) 6. Identifikaasi pengaruh budaya terhadap
T: tiba-tiba respon nyeri
DO: 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada
-Pasien nampak meringis kualitas hidup
-pasien nampak 8. Monitor keberhasilan terapi
memegang area yang komplementer yang sudah diberikan
sakit 9. Monitor efek samping penggunaan
-pasien nampak gelisah alagetik
-pasien tampak tidak Terapeutik
menghabiskan 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
makanannya mengurangi nyeri (mis. TENS,
hipnosis, terapi pijat, aroma terapi,
tekhnik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istrahat dan tidur
4. Pertimbangkan smber dan jenis nyeri
dalam pemilihan strategi mredakan
nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunkan analgeik secara
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi emberian analgetik, jika
perlu
Pemberian analgesik
Observasi
1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis.
Pencetus, pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi, durasi)
2. Identifikasi riwayat obat
3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik
(mis. Narkotik, non-narkotik, atau
NSAID) dengan tingkat keparahan
nyeri
4. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan
setelah pemberian analgesik
5. Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1. Diskusika jenis alagesik yang disukai
untuk mencapai analgesia optimal, jika
diperlukan
2. Dipertimbangkan penggunaan infus
kontinu atau bolus, opoioid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
3. Tetapkan target efektifitas analesik
untuk mengoptimalkan respon pasien
4. Dokumentas respon terhadap efek
analgesik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
1. Jelaskan efek terapi dan efek amping
obat
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian dosisi dan jenis
analgesik, sesuai indikasi
Edukasi Teknik Napas
Observasi
1. Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan manfaat teknik
nafas
2. Jelaskan prosedur teknik pengetahuan
3. Anjurkan momposisikan tubuh
senyaman mungkin (mis.duduk, baring)
4. Anjurkan menutup mata dan
berkonsentrasi penuh
5. Anjurkan melakukan inspirasi dan
menghirup udara melalui hidung secara
perlahan
6. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan
mengembuskan udara mulut mencucu
secara perlahan
7. Demonstrasikan menarik nafas 4 detik,
menahan nafas selama 2 detik, dan
hembuskan
2. Gangguan pola tidur Dukungan Tidur
berhubungan dengan Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
tidak familiar dengan
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur
peralatan tidur ditandai 3. Identifikasi makanan dan meinuman
dengan yang mengganggu tidur (mis.kopi,the,
alkohol)
DS:
4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
-pasiien mengeluh susah Terapeutik
tidur 1. Modifikasi linkungan
(miss.pencahayaan, kebisingan, suhu,
-pasien mengatakan
matras, dan tempat tidur
sering terbangung saat 2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
dini hari 3. Fasilitasi menghilangkan stress
-pasien mengatakan sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
terganggu dengan pasien 5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
lain kenyamanan
-pasien mengatakan pola 6. Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan/atau tindakan untuk menunjang
tidur brubah
siklus tidur terjaga
-pasien mengatakan Edukasi
tidak puas tidur 1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
-pasien mengatakan
2. Anjurkan menepati kebiasaan wakut
tidak nyaman dengan
tidur
tempat tidur RS
3. Anjrkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
5. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
Manajemen Lingkungan
Observasi
1. Identifikasi keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Terapeutik
1. Atur suhu lingkungan yang sesuai
2. Sediakan tmpat tidur dan lingkungan
yang bersih dan nyaman
3. Sediakan pewangi ruangan jika perlu
4. Hindari pandangan langsung ke kamar
mandi, toilet, atau peralatan untuk
eliminasi
5. Ganti pakaian secara berkala
6. Izinkan membawa barang-barang yang
disukai dari rumah
7. Izinkan keluarga untuk mendampingi
pasien
8. Pertahankan konsistensi kunjungan
tenaga kesehatan
Edukasi
1. Jelaskan cara membuat lingkungan
yang aman
2. Anjurkan pasien dan
kelarga/pengunjung tentang upaya
pencegaan infeksi
3. Resiko syok Pencegahan Syok
berhubungan dengan Observasi
kekurangan volume 1. Monitor status kardiopulmonal
cairan ditandai dengan (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
DS: nafas, TV,MAP)
-Pasien mengatakan 2. Mnitor status oksigenasi (oksimetri
perdarahan terjadi dari 4 nadi, AGD)
hari yang lalu 3. Monitor status cairan (Masukan dan
-pasien mengatakan haluaran, turor kulit, CRT)
mengganti pakaian 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon
bagian bawah 3x sehari pupil
DO: 5. Pemeriksaan riwayat alergi
-Pasien nampak lemas Terapeuti
-Terlihat darah di urine 1. Berikan oksigen untuk
bag pasien mempertahankan saturasi oksigen
- Congjungtiva anemis >94%
-Hb: 4,6(sebelum 2. Persiapkan intutasi dan ventilasi
transfusi) 10(setelah mekanis jika perlu
transfusi) 3. Pasag jalur IV, jika perlu
4. Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine, jika perlu
5. Lakukan skin test untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi
1. Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Anjurkan mempertahankan asupan
cairan oral
4. Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah,
jika perlu
Pemantauan Cairan
Observasi
1. Mnitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisisan
kapilermonitor elastisitas atau turgor
kulit
6. Monitor jumlah, warna, dan berat jenis
urine
7. Monitor kadar albumin dan protein
totaal
8. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis.
Osmolaritas serum, hematokrit,
natrium, kalium, dan BUN)
9. Monitor intake dan output airan
10. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia
(mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering,
volume urine menurun, hematokrit
meningkata, haus, lemah, konstreasi
urine meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
11. Identifikasi faktor resiko ketidak
seimbangan cairan (mis.prosedur
pembedahan mayor, trauma/prdarahan,
luka bakar, aferesis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar disfungsi
intestinal
Terapeutik
1. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pematauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan jika
perlu
Manajemen Perdarahan
Observasi
1. Identifikas penyebab perdarahan
2. Periksa adanya darah pada muntah,
sputum, feces, urine, pengeluaran NGT,
dan drainase luka, jika perlu
3. Periksa ukuran dan karakteristik
hematoma, jika ada
4. Monitor terjadinya perdarahan (sifat
dan jumlah)
5. Monitor nilai hemoglobin dan
hematokrit
6. Monitor nilai hemoglobin dan
hematokrit sebelum dan sesudah
kehilangan darah
7. Monitor tekanan darah dn paramater
hemdinamik
8. Monitor intake dan outut caiiran
9. Monitor koagulasi darah
10. Monitor deliveri oksigen jaringan
11. Monitor tanda dan gejala perdarahan
masif
Terapeutik
1. Istrahatkan area yang mengalami
perdarahan
2. Berikan komres dingin bila perlu
3. Inggikan eskemitas yang mengalami
perdarahan
4. Pertahankan akses IV
Edukasi
1. Jelaskan tanda perdarahan
2. Anjurkan melaporkan jika menemukan
tanda-tanda perdarahan
3. Anjurkan membatasi aktifitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian transfusi darah,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai