Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

I DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN


SISTEM REPRODUKSI : PUD DI RUANG ASOKA
RSUD H.ANDI SULTHAN DG. RADJA

OLEH : KELOMPOK

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PANRITA HUSADA
BULUKUMBA
2019
DEFENISI

Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD) adalah perdarahan uterus


abnormal yang di dalam maupun di luar siklus haid biasanya
berhubungan dengan kegagalan ovulasi, dengan tidak adanya lesi
organik lainnya terdeteksi.
ETIOLOGI

Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada setiap umur


antara manarche dan menopause tetapi, kelainan ini sering
dijumpai pada masa permulaan dan pada masa akhir fungsi
ovarium. Pada masa perimenars, penyebab paling mungkin adalah
faktor pembekuan darah dan gangguan psikis.
Patofisiologi

PUD dapat terjadi pada siklus haid ovulasi (10%) maupun


anovulator (90%) atau pada keadaan folikel yang persisten. PUD
pada siklus anovulator, sering dijumoai pada masa perimenopause
dan masa reproduksi. Dasar dari perdarahan yan terjadi pada siklus
anovulator adaah karena tidak terjadinya ovulasi maka korpus
luteum dengan sendirinya akan terjadi kadar progesteron yang
rendah dan esterogen yang berlebihan.
.
Manifestasi klinis

1. Perdarahan pervagina diantara sikluss menstruasi


2. Siklus menstruasi yang abnormal
3. Silus menstruasi yang bervariasi (biasnya kurang dari 28
hari diantara siklus menstruasi)
4. Variabel menstruasi flow ranging from scanty to perfuse
5. Infertil
6. Mood yang berfluktuasi
7. Hot flashes
8. Kekeringan vagina
9. Nyeri
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
1. Tes kehamilan harus dilakukan dan hasil negatif
2. PAP tes
3. Hitungan jenis leukosit 6600 µl
4. Pemeriksaan kadar hormon steroid
5. Biopsi endometrium
6. Hematokrit 29%
7. Hemoglobin 9,6 gr/dl
8. USG
Penatalaksanaan

Pada dasarnya tujuan penatalaksaaan PUD adalah:


1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mengentikan perdarahan
3. Mengembalikan fungsi hormon reproduksi
4. Menghilangkan ancaman keganasan
Konsep Askep

Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
4. Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman(nyeri) berhubungan dengan kelainan
pada organ reproduksi
2. Ansietas berhubungan dengan perubahan keadaan atau
ancaman kematian
KASUS (PENGKAJIAN)

DATA UMUM KLIEN


1. No.Reg :
2. Inisial : Ny.I
3. Alamat : Tamatto
4. Tanggal MRS : 11-12-2018
5. Tanggal Pengkajian : 13-12-2018
MASALAH UTAMA
• Keluhan utama: perdarahan pervaginam
• Riwayat keluhan utama : klien mengeluh nyeri pada perutnya akibat
perdarahan yang dialami klien. Klien juga mengeluh pusing dan sakit kepala
lanjutan
•Mulai timbulnya: ±4 hari sebelum masuk rumah sakit
•Sifat keluhan: Nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala (5) dan tiba-tiba
•Lokasi keluhan: perut bagian bawah
•Faktor pencetus: klien tidak mengetahui secara pasti faktornya
•Keluhan lain: klien mengeluh pusing,, sakit kepala, dan sakit pada uluhatinya
•Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh: pasien mengatakan merasa lemas,
dan merasakan sakit
•Usaha klien untuk mengatasinya: pasien mengatakan akan terus berdoa dan
berikhtiar dan mempelajari tentang penyakitnya.

PENGKAJIAN FISIK
Seksualitas
Subjektif:
Usia menarche : 14 tahun
Siklus haid : 25-28 hari
Durasi haid : 67 hari
lanjutan
Dismenoria(nyeri kram bagian bawah perut)
Menometroriage (500ml(perdarahan yang banyak)
Metode kontrasepsi terakhir: suntikan
Status obstetri: P:2 A:0
Riwayat persalinan : normal
Riwayat persalinan terakhir:
Tahun :2013
Tempat : rumah
Lama gestasi : 40 minggu
Lama persalinan : 18 jam
Jenis persalinan : normal
Berat badan bayi : 3.800 gram
Komplkasi maternal/bayi: tidak ada
Objektif:
PAP smear terakhir (tanggal dan hasil): Klien mengatakan tidak prnah melakukan tes
PAP smear
Tes serologi (tanggal dan hasil) psien mengatakan sudah lupa
lanjutan
Makanan dan Cairan
Subjektif
Masukan oral 4 jam terakhir: pasien mengatakan hanya makan nasi yang disedakan RS
dan air putih, namun tidak di habiskan
Pola makan
Frekuensi : 1-2x sehari namun tidak dihabiskan
Konsumsi cairan : Paien mengatanan hanya minum 3-4 gelas/hari
Objektif
BB : 55 kg
TB : 158 cm
Turgor kulit : turgor kulit pasien jelek(2 detik)
Membran mukosa mulut: membran mukosa mulut nampak kering
Eliminasi
Subjektif
Frekuensi defekasi : Pasien mengatakan BABnya saat ini tidak lancar
Penggunaan laksatif : pasien mengatakan tidak mengkonsumsi laksatif/obat-obatan
Waktu defekasi terakhir: pasien mengatakan terakhir kemarin siang
lanjutan
Frekuensi berkemih : pasien terpasang kateter
Kateter urine: urine berwarna kuning pekat dan terdapat sedikit darah pada urine bag
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih: pasien mengatakan tidak merasakan nyeri
saat berkemih
Riwayat penyakit ginjal:
Penyakit kandung kemih: pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
kandung kemih
Penggunaan diuretik : pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat diuretik
Objektif
Pemasangan kateter : pasien terpasang kateter
Bising usus : 20 kali/menit
Karaakter urine : warna urine pada urine bag berwarna kuning pekat
Konsistensi feces : padat
Warna feces : pasien mngatakan warna fecesnya kuning kecoklatan
Haemoroid : pasien mengatakan tidak mengalami haemoroid
Palpasi kandung kemih : kandung kemih tidak teraba
lanjutan
Aktivitas/Istrahat
Subjektif
Pekerjaan : staf kantor desa
Tidur malam :12:00(semenjak dirawat) 09:00(sebelum dirawat) saat dirawat pasien
mengatakan tidurnya terganggu dan terkadang terbangun saat dini hari.
Tidur Siang :pasien mengatakan tidak pernah tidur siang
Objektif
Status neurologis : pasien nampak gelisah, karena nyeri yang dirasakan
GCS : 15 (composmentis)
Muschle stretch refleks (bisep/risep/brochioradialis/patella/axilles): tidak ada kelainan pada
pergerakan refleks bisep, refleks trisep, refleks brochioradialis, refleks patella dan refleks
axilles
Derajat kekuatan otot : 5(normal)
Kuku (warna) : merah muda
Tekstur : elastis
Membran mukosa : membran mukosa pasien tampak kering
Konjungtiva : konjungtiva tampak anemis
Sklera : sklera pasien tanpak ikterik
lanjutan
Hygiene
Subjektif
Kebersihan mulut : pasien mengatakan menggosok gigi 2 kali dalam sehari
Kebersihan badan : pasien mengatan selama di RS belum pernah mandi dan
tercium bau badan pasien, pasien juga mengatakan merasa lesu
Kebersihan gigi dan mulut: Gigi pasien nampak bersih, namun terdapat karang gigi,
rongga mulut bersih
Objektif
Cara berpakaian : cara berpakaian pasien nampak tidak rapi dan berganti pakaian
2x dalam sehari
Kondisi kulit kepala: Dari hasil palpasi yang dilakukan rambut dan kulit kepala pasien
berminya dan terdapat kotoran
Sirkulasi
Subjektif
Riwayat penyakit jantung : pasien mengatakan tidak pernah dirawat karena
penyakit jantung
Riwayat demam reumatik : klien mengatakan pernah demam reumatik
lanjutan
Objektif
Tekanan darah : 110/80mmHg, Nadi : 80x/menit, Distensi vena jugularis: tidak ada, Bunyi
jantung : normal , Irama : teratur, Kualitas : kuat
Ektremitas
Suhu : hangat (36oC), CRT : 2 detik, Varises : tidak ada
Nyeri/Ketidaknyamanan
Subjektif
Lokasi : prut bagian bawah
Intensital (0-10) : skala 5
Frekuensi : tidak menentu
Durasi : 10-60 detik
Faktor pencetus : pasien mengatakan tidak tahu faktor pencetusnya
Cara mengatasi : pasien mengatakan untuk menahan sakitnya dia menekan perutnya dan mengeluh
tidak nyaman
Faktor yang berhubungan:-
Objektif
Wajah meringis : pasien nampak meringis saat sakitnya datang
Melindungi area yang sakit: pasien nampak memegang area yang sakit
Fokus menyempit: pasien nampak kehilangan fokusnya saaat sakitnya datang
lanjutan
Pernafasan
Subjektif
Dispneu
pasien tidak merokok
Objektif
Frekuensi : 24x/menit
Irama : tidak teratur
Bunyi nafas : mengi (saat sesak)
Interaksi Sosial
Subjektif
Status pernikahan : cerai
Lama pernikahan : ±8 tahun
Tinggal serumah dengan: orang tua dan anak
Objektif
Komunikasi verbal dan nonverbal dengan orang terdekat: pasien sopan berbicara pada
orang tuanya dan bersikap baik
lanjutan
Integritas Ego
Subjektif
Perencanaan kehamilan : pasien mengatakan tidak merencanakan kehamilan
perasaan klien/keluarga tentang penyakit: keluarga dan pasien sendiri cemas akibat
dari rasa nyeri yang dirasakan
Status hubungan : pasien dan suaminya bercerai sejak 2 tahun yang lalu dan
sekarang pasien hanya tinggal dengan orang tua dan anaknya
Masalah keuangan : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam keuangan
Cara mengatasi stress : pasien mengatakan untuk mengatasi stressnya dengan bermain
bersama anaknya.
Objektif
Status emosional : pasien nampak cemas
Respon fisiologis yang diamati: pasien merespon dengan baik
Agama : islam
Muncul perasaan : pasien terlihat tidak berputus asa atas penyakit yang
dideritanya
lanjutan
Keamanan
Subjektif
Alergi/sensitivitas : pasien tidak memiliki riwayat aergi baikpada makanan maupun
obat
Penyakit masa kanak-kanak : pasien mengatakan demam, flu
Riwayat imunisasi : pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah diimunisasi
Infeksi virus terakhir : malaria tropika
Binatang peliharaan : tidak ada
Masalah obstetrik sebelumnya: tidak ada
Jarak waktu kehamilan terakhir: 6 tahun
Riwayat kecelakaan : pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan
Fraktur dislokasi : pasien mengatakan tidak pernah mengalami patah tulang
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Objektif
Integritas kulit : kulit pasien nampak kering
Cara berjalan : pasien berjalan agak sedikit membungkuk karena sakit yang
dideritanya
lanjutan
Neurosensori
Subjektif
Pusing : ada(kadang-kadang)
Kesemutan/kebas/kelembaban(lokasi): pasien mengatakan kadang kesemutan pada
kakinya
Penyuluhan/Pembelajaran
Subjektif
Bahasa dominan : Konjo
Pendidikan terakhir : S1
Faktor penyakit dari keluarga : tidak ada
Sumber pendidikan tentang penyakit: dari internet, perawat, dam bidan
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil: 13-12-2018
Pertimbangan rencana pulang:-
Tanggal perkiraan pulang: -
Ketersediaan sumber keshatan terdekat : puskesmas
lanjutan
Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan glukosa darah dan Darah lengkap
No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
1. Glukosa darah sewaktu 91 <140 mg/dl
2. Glukosa darah puasa - <110 mg/dl
3. Glukosa darah 2 jam PP - <140 mg/dl
4. TIGO - <140 mg/dl

No Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan


1. WBC 10,52
2. RBC 3,56 4-10
3. HGB 10 4-6
4. HCT 29,7 12-16
5. MCV 83,4 80-97
6. MCH 28,1 26,5-34
7. MCHC 33,7 31,5-35
8. PLT 211 150-400
9. RDW-SD 38,7 37-46,5
10. RDW-CV 13,5 12,0-15,3
11. PDW 9,8 8,8-14,3
12. MPV 9,3 8,6-11,4
13. P-LCR 20,0 12,4-36,2
14. PCT 0,20 0,14-0,37
lanjutan
Terapi Pengobatan
Paracetamol 1 tab 3x1
As-traneksamat 1x1
Vit.c 1x1
Vit.k 1x1
Dicinone 1x1
Dexamethasone 1 strip 1x1
Diazepam 2ml
RL 500cc 5-6 jam
NaCl 500cc
Darah bag 1 1-2 jam 350cc
Darah bag 2 350cc
Darah bag 3 350cc
Darah bag 4 350cc
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera


fisiologis
2. Gangguan pola tidur
3. Resiko syik ditandai dengan kekurangan volume cairan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/ Diagnosa Keperawatan dan


NO
Tanggal Data Penunjang Rencana Tindakan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen Manajemn nyeri
pencedera fisiologis ditandai dengan Observasi
DS: •Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
-pasien mengatakan nyeri intenstas nyeri
P:- •Identifikasi skala nyeri
Q: seperti tertusuk-tusuk •Identifikasi respon nyeri nonverbal
R: perut bagian bawah •Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
S: 5(sedang) nyeri
T: tiba-tiba •Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
DO: •Identifikaasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
-Pasien nampak meringis •Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
-pasien nampak memegang area yang •Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
sakit diberikan
-pasien nampak gelisah • Monitor efek samping penggunaan alagetik
-pasien tampak tidak menghabiskan Terapeutik
makanannya •Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
•Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
•Fasilitas istrahat dan tidur
•Pertimbangkan smber dan jenis nyeri dalam pemilihan
strategi mredakan nyeri
Edukasi
•Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
•Jelaskan strategi meredakan nyeri
•Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
•Anjurkan menggunkan analgeik secara tepat
•Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
•Kolaborasi emberian analgetik, jika perlu

Pemberian analgesik
Observasi
•Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
•Identifikasi riwayat obat
•Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis. Narkotik, non-
narkotik, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
•Monitor tanda-tanda vital sebelum dan setelah pemberian
analgesik
•Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
•Diskusikan jenis alagesik yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika diperlukan
•Dipertimbangkan penggunaan infus kontinu atau bolus,
opoioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
•Tetapkan target efektifitas analesik untuk mengoptimalkan
respon pasien
•Dokumentas respon terhadap efek analgesik dan efek yang
tidak diinginkan
Edukasi
•Jelaskan efek terapi dan efek amping obat
Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian dosisi dan jenis analgesik, sesuai
indikasi

Edukasi Teknik Napas


Observasi
•Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
•Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
•Berikan kesempatan untuk bertanya
•Edukasi
•Jelaskan tujuan dan manfaat teknik nafas
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidak Dukungan Tidur
familiar dengan peralatan tidur ditandai dengan Observasi
DS: •Identifikasi pola aktivitas dan tidur
-pasiien mengeluh susah tidur •Identifikasi faktor pengganggu tidur
-pasien mengatakan sering terbangung saat dini •Identifikasi makanan dan meinuman yang mengganggu
hari tidur (mis.kopi,the, alkohol)
-pasien mengatakan terganggu dengan pasien •Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
lain Terapeutik
-pasien mengatakan pola tidur brubah •Modifikasi linkungan (miss.pencahayaan, kebisingan, suhu,
-pasien mengatakan tidak puas tidur matras, dan tempat tidur
-pasien mengatakan tidak nyaman dengan •Batasi waktu tidur siang, jika perlu
tempat tidur RS •Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
•Tetapkan jadwal tidur rutin
•Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
•Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
•Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
•Anjurkan menepati kebiasaan wakut tidur
•Anjrkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
•Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM
•Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi
lainnya
Manajemen Lingkungan
Observasi
•Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan
Terapeutik
•Atur suhu lingkungan yang sesuai
•Sediakan tmpat tidur dan lingkungan yang bersih dan
nyaman
•Sediakan pewangi ruangan jika perlu
•Hindari pandangan langsung ke kamar mandi, toilet, atau
peralatan untuk eliminasi
•Ganti pakaian secara berkala
•Izinkan membawa barang-barang yang disukai dari rumah
•Izinkan keluarga untuk mendampingi pasien
•Pertahankan konsistensi kunjungan tenaga kesehatan
•Edukasi
•Jelaskan cara membuat lingkungan yang aman
•Anjurkan pasien dan kelarga/pengunjung tentang upaya
pencegaan infeksi

3. Resiko syok berhubungan dengan kekurangan Pencegahan Syok


volume cairan ditandai dengan Observasi
DS: •Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan
-Pasien mengatakan perdarahan terjadi dari 4 nadi, frekuensi nafas, TV,MAP)
hari yang lalu •Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD
-pasien mengatakan mengganti pakaian bagian •Monitor status cairan (Masukan dan haluaran, turor kulit,
bawah 3x sehari CRT)
DO: •Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
-Pasien nampak lemas •Pemeriksaan riwayat alergi
-Terlihat darah di urine bag pasien •Terapeuti
- Congjungtiva anemis •Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
-Hb: 4,6(sebelum transfusi) 10(setelah transfusi) >94%
•Persiapkan intutasi dan ventilasi mekanis jika perlu
•Pasag jalur IV, jika perlu
•Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine, jika
perlu
•Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
•Jelaskan penyebab/faktor resiko syok
•Jelaskan tanda dan gejala awal syok
•Anjurkan mempertahankan asupan cairan oral
•Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
•Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu

Pemantauan Cairan
Observasi
•Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
•Monitor frekuensi nafas
•Monitor tekanan darah
•Monitor berat badan
•Monitor waktu pengisisan kapilermonitor elastisitas atau
turgor kulit
•Monitor jumlah, warna, dan berat jenis urine
•Monitor kadar albumin dan protein totaal
•Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas serum,
hematokrit, natrium, kalium, dan BUN)
•Monitor intake dan output airan
•Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkata, haus, lemah, konstreasi urine meningkat, berat
badan menurun dalam waktu singkat)
•Identifikasi faktor resiko ketidak seimbangan cairan
(mis.prosedur pembedahan mayor, trauma/prdarahan, luka
bakar, aferesis, obstruksi intestinal, peradangan pankreas,
penyakit ginjal dan kelenjar disfungsi intestinal
Terapeutik
•Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
•Dokumentasikan hasil pematauan
Edukasi
•Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
•Informasikan hasil pemantauan jika perlu

Manajemen Perdarahan
Observasi
•Identifikas penyebab perdarahan
•Periksa adanya darah pada muntah, sputum, feces, urine,
pengeluaran NGT, dan drainase luka, jika perlu
•Periksa ukuran dan karakteristik hematoma, jika ada
•Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
•Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit
•Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum dan
sesudah kehilangan darah
•Monitor tekanan darah dn paramater hemdinamik
•Monitor intake dan outut caiiran
•Monitor koagulasi darah
•Monitor deliveri oksigen jaringan
•Monitor tanda dan gejala perdarahan masif
Terapeutik
•Istrahatkan area yang mengalami perdarahan
•Berikan komres dingin bila perlu
•Inggikan eskemitas yang mengalami perdarahan
•Pertahankan akses IV
Edukasi
•Jelaskan tanda perdarahan
•Anjurkan melaporkan jika menemukan tanda-tanda
perdarahan
•Anjurkan membatasi aktifitas
Kolaborasi
•Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
•Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai