4. Implementasi Keperawatan
Sesuai intervensi yang dilakukan
5. Evaluasi
1) Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan
tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat
traksi/immobilisasi, stress, ansietas.
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
2) Diagnosa 2 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan,
perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi
ditandai dengan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan
berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi, pigmentasi).
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya cedera berulang.
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami.
3) Diagnosa 3 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/
ketidaknyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan
aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.
- Klien meningkat dalam aktivitas fisik
- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
- Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatan kekuatan dan
kemampuan berpindah.
- Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
(walker).
4) Diagnosa 4 : Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh,
respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan,
luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannnya.
- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2005. Keperawatan medical bedah. EGC
Price.S.A dan Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi. EGC (Mooerhead, Jhonson, Maans,
& Swanson, 2016)
Mooerhead, S., Jhonson, M., Maans, M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes
Classification. Elsevier.
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
? : Tidak diketahui
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
:Pasien
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis, GCS 15
3. TTV
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Denyut nadi : 80 x/i
3) Suhu : 360C
4) Pernafasan : 20 x/i
5) Berat badan : 59 kg
6) Tingggi badan : 160 cm
4. Kepala
1) Inspeksi : Keadaan rambut dan Hygent baik dengan warna rambut hitam,
penyebaran merata, tidak rontok, kulit kepala dan rambut bersih
2) Palpasi : Tidak ada benjolan tidak ada luka, dan tidak ada nyeri
5. Muka
1) Inspeksi : wajah simetris kiri dan kanan bentuk wajah bulat, tidak ada
gerakan abnormal, ekspresi wajah meringis, menahan sakit,
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian pipi
6. Mata
1) Inspeksi : posisi mata simetris konjungtiva tidak anemis, keadaan visus
baik, pergerakan bola mata baik, keadaan bulu mata baik, refleks pupil
baik (miosis bila diberi cahaya), penglihatan baik tidak ada keluhan
terdapat lebam di sekitar kelopak mata kiri. Tampak kantong mata di
kelopak mata
7. Hidung dan sinus
1) Inspeksi : posisi hidung tepat di tengah-tengah, hidung mancung
2) Palpasi: nyeri tekan pada sinus
8. Telinga
1) Inspeksi : ukuran telinnga simetris kiri dan kanna, aurikel normal, lubang
telinga baik, tdak menggunakan alat bantu pendengaran.
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Pemeriksaan uji pendengaran
1) Rinne : pendengaran normal ( suara getaran garputala di samping
telinga didengar lebih lama dibadingkan jika dibelakang telinga
2) Weber : pendengaran normal ( getaran garputala dirasakan di kedua
telinga)
10. Mulut
1) Inspeksi : gigi lengkap, terdapat karang gigi, gusi merah, lidah kotor,
bibir tidak sianosis, bibir lembab, kemampuan bicara baik
11. Tenggorokan
Warna mukosa merah tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri menelan.
12. Leher
1) Inspeksi : tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid
2) Palpasi : kelenjar tiroid tidak teraba, tidak ada kaku kuduk,
13. Thorakx dan pernafasan
1) Inspeksi : bentuk dada normal simetris kiri dan kanan, irama nafas
normal, pengembangan dada saat bernafas baik, tipe pernafasan dada,
terdapat luka memar pada dada sebelah kiri.
2) Palpasi : vokal fremitus simetris kiri dan kanan, terdapat nyeri tekan
bahu sebelah kiri
3) Auskultasi : suara nafas vesikuler tidak ada suara tambahan
4) Perfusi : paru sonor tidak ada efusi
14. Jantung
1) Palpasi :
2) Perkusi : pekak, tidak terjadi pembesaran jantung
3) Askultasi : BJ 1 dan BJ 2 normal tidak ada suara tambahan
15. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada jejas, perut membuncit,
2) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hepar
3) Auskultasi : peristaltik normal
4) Perkusi : suara thimpani tanpa redup
16. Genetalia dan anus : tidak terkaji
17. Ekstremitas
Ekstremitas atas
1) Motorik : pergerakan kanan baik, kiri kurang baik (jika berdiri tidak
dapat mengangkat tangan) terdapat IVFD RL ditangan kanan, akral
hangat, tidak ada pergerakan abnormal kekuatan otot (kanan 5, kiri 3)
tonus otot (kanan (+) kiri (+))
2) Refleks : bisep (kanan dan kiri baik) tricep (kanan dan kiri baik)
3) Sensori : dapat merasakan nyeri, panas atau dingin, dan dapat merasakan
saat diraba.
18. Ekstremitas bawah
1) Motorik : gaya berjalan normal seperti orang lain pada umumnya,
kekuatan (kanan 5, kiri 5) tonus otot (kanan (+) kiri (+))
2) Refleks: baik
4) Sensorik: merasakan nyeri, panas atau dingin, dan dapat merasakan saat
diraba.
19. Saraf Neurologi
Saraf kranial
1) Nervus olfactori : fungsi hidung baik
2) Nervus opticus : fungsi penglihatan baik
3) Nervus coculamotoris, thochleaaris abducens :kontraksi pupil baik
(midriasis jika diberi cahaya), gerakan kelopak mata baik, pergerakan
bla mata baik
4) Nervus trigeminus : fungsi sensori baik (dapat merasakan nyeri, suhu,
raba)
5) Nervus fasialis : dapat tersenyum pengecapan 2/3 lidah baik
6) Nervus acusticus : fungsi pendengaran baik
7) Nervus glosofaringeus dan vagus : refleks menelan muntah baik, dapat
bersuara, pengecapan 1/3 lidah belakang baik
8) Nervus assesorius : mampu memalingkan kepala kekanan dan kekiri,
mmpu mengangkat bahu
9) Nervus hypoglosus : lidah mampu digerakkan kekanan dan kekiri tanda
perangsangan selaput otak, tidak ada kaku kuduk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan diskontiunitas tulang
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
INTERVENSI KEPERAWATAN
n Diagnosa noc nic rasional
o
1 Nyeri akut Setelah 1.Kaji keadaan 1.mengetahui
berhubungan dengan dilakukan umum pasien cara yng efektf
diskontiunitas tulang indakan terhadap nyeri untuk
keperawatan 2 .kaji PQRS mengatasi
selama 3x24 pasien nyeri
jam nyeri bisa 3.ajarkan tehnik 2.mengetahui
berkurang/hilan relaksasi nafas tingkat nyeri
g dengan dalam 3.memberikan
kriteria hasil : 4.evaluasi rasa nyaman
-nyeri berkurang tindkan 4.mengetahui
skala 2-3 pengurangan apakah
-menggunakan nyeri/kontrol tindakan yang
tekhnik relakasi nyeri diberikan tepat
-pasien rileks 5.kolaborasi atau tidak
dan mampu dengan dokter 5.analgetik
mengontrol pemberian membantu
nyeri nalgetik dalam
penanganan
nyeri
2 Gangguan mobilitas Setelah 1.kaji secara 1.mengetahui
fisik berhubungan dilakukan teratur fungsi keadaan pasien
dengan penurunan tindakan motorik secara umum
kekuatan otot, keperawatan 2.monitor vital 2.vital sign
nyeri/ketidaknyamana 3x24 jam sign dipengaruhi
n gangguan sebelum/sesuda oleh kegiatan
mobilitas fisik h latihan dan seseorang
dapat lihat respon 3.untuk
diminimalisasi pasien meminimalisis
dengan kriteria 3dampingi dan r terjadinya
hasil : bantu pasien sat jatuh saat
-klien mobilisasi dan melakukan
menunjukkan bantu penuhi mobilisai
kemampun kebutuhan 4.membantu
untuk ADLS pasien untuk
melakukan 4.berikan alat mempermudah
aktifitas bantu jika klien pergerakan
-mengerti tujuan memerlukan pasien
dari peningkatan 5.ajarkan pasien 5.menambah
mobilitas bagaimana pengetahuan
-kekuatan otot merubah posisi pasien
dan berikan
bantuan jika
diperlukan
3 Gangguan pola tidur Setelah 1.tentukan 1.dengan
berhubungan dengan dilakukan kebutuhan tidur mengetahui
nyeri yang dirasakan tindakan pasien kebutuhan
keperawatan 2.tentukan efek tidur pasien,
selama 3x24 pengobatan perawwat
jam diharapkan yang diterima dapat
kualitas tidur pasien terhadap mengawasi
pasien membaik pola tidurnya pasien untuk
dengan kriteria 3.pantau pola tidur sesuai
hasil : tidur dan durasi kebutuhan
-durasi tidur tidur pasien 2.beberapa
meningkat 4.sesuaikan pengobatan
Pola tidur lingkungan tidur yang diterima
membaik pasien bisa
-paisen dapat 5.berikan posisi mempengaruhi
tidur malam yang nyaman pola tidur
dengan pasien
konsisten 3.memastikan
-pasien merasa pasien tidur
pulih dengan pola
dan durasi yng
tepat
4.kondisi
lingkungan
yang nyaman
dan kondusif
akan
memudahkan
pasien untuk
tidur dengan
lebih baik
Tanggal : 29-03-219
diagnosa implementasi Evaluasi
Nyeri akut 1. Mengkaji PQRST S : -pasien mengatakan masih
beerhubungan pasien merasakan nyeri nyeri
dengan Hasil : terutama saat bergerak
diskontinuitas P : patah tulang clavikula P : paah tulang clavikula
tulang Q : seperti tertusuk- tusuk Q : seperti tertusuk- tusuk
R : bahu kiri R : bhu kiri
S:6 S:6
T : hilang timbul T : hilang timbul
2. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam O : pasien tampak meringis
Hasil : pasien melakukan A : masalah nyeri belum
nafas dalam teratasi
3. Berkolaborasi P lanjutkan intervensi
tindakan pengurangan 1 .kaji PQRS pasien
nyeri 2.ajarkan tehnik relaksasi nafas
Hasil : tindakan pengurangan dalam
nyeri belum maksimal 3.kolaborasi dengan dokter
pemberian nalgetik
Tanggal : 30-03-2019
diagnosa implementasi Evaluasi
Nyeri akut 1. Mengkaji PQRST S : -pasien mengatakan masih
beerhubungan pasien merasakan nyeri
dengan Hasil : P : paah tulang clavikula
diskontinuitas P : patah tulang clavikula Q : seperti tertusuk- tusuk
tulang Q : seperti tertusuk- tusuk R : bahu kiri
R : bahu kiri S:4
S:4 T : hilang timbul
T : hilang timbul
2. Mengajarkan teknik O : pasien tampak meringis
relaksasi nafas dalam A : masalah nyeri akut belum
Hasil : pasien mengerti dan teratasi (pasien pindah RS)
melakukannya P lakukan intervensi
3. Berkolaborasi dengan 1.anjurkan relaksasi nafas
dokter pemberian dalam
analgetik
Hasil : pasien diberi obat
analgetik