Anda di halaman 1dari 19

Nebulized Gentamicin as an Alternative to Nebulized

Tobramycin for Tracheitis in Pediatric Patients

Justin K. Chen, PharmD, Brittany L. Martin-McNew, PharmD, and Lisa M. Lubsch,


PharmD

TUJUAN
Tracheitis adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan
didefinisikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
berdasarkan tanda-tanda dan gejala dengan tidak ada bukti radiografi
pneumonia. Salah satu metode pengobatan melibatkan penggunaan
tobramycin yang diberikan melalui nebulizer. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membandingkan keamanan dan keefektifan nebulisasi gentamisin
dengan nebulasi tobramycin pada anak dengan Tracheitis.

METODE
Penelitian ini dilakukan pada pasien di bawah usia 21 tahun yang
diberikan gentamisin dua kali sehari dengan dosis 80 mg atau tobramycin 300
mg diberikan dua kali sehari selama periode penelitian 14 bulan. Yang dinilai
dalam penelitian ini adalah lama waktu yang diperlukan sampai pasien tidak
lagi memenuhi kriteria CDC dari tracheitis.

HASIL
Ada 19 pasien yang disajikan dengan 60 pertemuan terpisah. Rata-rata
usia pasien dalam kelompok gentamisin berusia 7,2 tahun dan 5 tahun dalam
kelompok tobramycin. Durasi rata-rata waktu untuk pengobatan gentamisin
untuk bebas dari definisi tracheitis menurut CDC adalah 3,36 hari sedangkan
pada tobramycin adalah 3,17 hari. Tidak ada efek samping yang diamati yang
disebabkan oleh golongan aminoglikosida ini.
KESIMPULAN
Tidak ada perbedaan yang terdeteksi antara keamanan dan keefektifan
gentamisin yang diberikan dua kali sehari dengan nebulizer dan inhalasi
tobramycin diberikan dua kali sehari pada anak-anak tanpa cystic fibrosis.
Pengantar

Tracheitis didefinisikan sebagai infeksi saluran pernapasan bagian atas.


Dengan tanda dan gejala berupa takipnea, stridor, suara serak, demam, batuk,
dan peningkatan atau perubahan warna dari sekresi saluran pernapasan. Pasien
yang memiliki riwayat trakeostomi atau pasien dengan pemasangan ventilator
memiliki risiko tinggi untuk mengalami tracheitis karena ketergantungan pasien
pada alat yang melewati saluran napas bagian atas (hidung, mulut, dan saluran
napas bagian bawah). Tabung endotrakeal yang digunakan dalam ventilator
dapat berfungsi sebagai media untuk berbagai bakteri masuk ke saluran
pernapasan dan kemudian rentan terhadap risiko infeksi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mendefinisikan


tracheitis berdasarkan kriteria sebagai berikut: diperoleh hasil kultur positif dari
aspirasi cairan trakea dalam atau bronkoskopi dan setidaknya terdapat 2 tanda
atau gejala lainnya seperti, demam > 38 ° C, batuk, peningkatan produksi
sputum, ronki, dan mengi. Tanpa adanya bukti pneumonia dari hasil rontgen
dada. Diagnosis ini juga serupa pada bayi, dengan gejala tambahan dari
gangguan pernapasan, apnea, dan bradikardia juga menjadi indikasi tracheitis.

Pasien yang didiagnosis tracheitis umumnya terinfeksi bakteri


Staphylococcusaureus. Sedangkan pada pasien yang menggunakan ventilator,
biasanya terinfeksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Kedua jenis bakteri
ini merupakan penyebab terbanyak dari infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah. Mikroorganisme lain yang biasanya menyerang pasien anak juga dewasa
dengan trakeostomi ventilator jangka panjang meliputi Haemophilus influenza,
baumanii Acinetobacter, dan Serratia spp.

Saat ini belum ada pedoman klinis untuk pengobatan khusus tracheitis.
Untuk pengobatan dan pencegahan dari tracheitis non-cystic fibrosis (CF) pada
anak, solusi tobramycin untuk inhalasi sering digunakan meskipun kurangnya
persetujuan oleh Food and Drug Administration AS untuk indikasi penyakit ini.
Penggunaan terapi nebulasi aminoglikosida pada pasien dengan CF pada praktek
sehari-hari telah terbukti menjadi terapi yang aman dan efektif. Ulasan ini telah
dinilai oleh Cystic Fibrosis Foundation, sebuah komite konsensus Eropa, dan
review Cochrane. Sedikit yang diketahui tentang keamanan dan keefektifitasan
obat nebulasi pada pasien tracheitis tanpa CF, Meskipun demikian, ada manfaat
dalam memilih terapi nebulasi antibiotik untuk mengobati infeksi pada saluran
pernapasan. Manfaat yang paling penting adalah kemampuan untuk memberikan
dosis antibiotik bakterisida langsung ke tempat infeksi bukan oleh rute sistemik,
yang dapat mempengaruhi efek samping yang tidak perlu untuk pasien serta
menghindari kebutuhan untuk akses intravena invasif. Aminoglikosida mencapai
aktivitas bakterisida dengan cara bergantung dari nilai konsentrasinya, dengan
demikian, penggunaan obat langsung ke tempat faktor infeksi sangat ideal
diberikan.

Tabel 1. Temuan pada pasien


Gentamicin Tobramycin

Jumlah pasien 14 12
Jumlah pertemuan pasien 30 (50%) 30 (50%)
Pertemuan pasien dengan AG profilaksis 14 (58%) 10 (42%)
Encounters pasien dengan pengobatan AG 15 (45%) 18 (55%)
Pertemuan pasien dengan AG pengobatan 1 (33%) 2 (67%)
empiris *
AG, aminoglikosida
*pengobatan empiris didefinisikan sebagai pertemuan di mana pengobatan antibiotik dimulai
sebelum menggambar dahak nebulasi Gentamisin

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan keamanan dan


keefektifan nebulasi gentamisin dengan nebulasi tobramycin. Mirip dengan
tobramycin, gentamisin adalah antibiotik aminoglikosida dengan mekanisme
bakterisida yang sama cara kerja dan spektrum yang sebanding dalam segi
aktivitasnya membunuh patogen gram negatif dan positif. Penggunaan
gentamisin dapat memberikan efek therapetic dan lebih hemat dalam segi biaya,
oleh karena itu dapat menjadi alternatif untuk mengobati tracheitis pada anak-
anak.

Material dan Metode

Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Bridge Ranken Jordan


Pediatric, terdapat 34 tempat tidur rawat inap rehabilitasi anak, rumah sakit yang
berlokasi di Maryland Heights, Missouri. Para pasien yang dirawat di rumah
sakit tersebut adalah mereka yang tergantung pada trakeostomi dan ventilator,
Rumah Sakit ini menjamin perawatan medis ekstra untuk menyediakan mereka
sebuah jembatan dari rumah sakit perawatan akut menuju rumah. pengawasan
studi dilakukan oleh lembaga Rumah sakit dan juga Southern Illinois University
of Edwardsville Institutional Review Board, yang dibebaskan persyaratan untuk
lembar persetujuan individu.

Penelitian ini terdiri dari data retrospektif dari pasien anak dengan tabung
trakeostomi yang dirawat di rumah sakit, yang menerima terapi baik dengan
nebulasi gentamisin, 80 mg dua kali sehari, atau nebulasi tobramycin, 300 mg
dua kali sehari , antara Agustus 2012 sampai Oktober 2013 (14 bulan). Kriteria
pasien yang diperlukan untuk menjadi subyek penelitian adalah: pasien harus
berada di bawah usia 21 tahun, tanpa CF, dan telah menerima profilaksis rutin
atau pengobatan tracheitis di rumah sakit selama periode penelitian. Selain itu,
subyek yang dirawat karena tracheitis harus memenuhi definisi CDC dari
tracheitis seperti yang dibahas di atas. Kriteria ekslusi untuk penelitian ini adalah
Pasien yang menerima dosis selain dari dosis 300 mg tobramycin atau 80 mg
gentamisin. Untuk menetapkan apakah gentamisin sebanding dengan
tobramycin, analisis yang dinilai setiap harinya seperti tinggi suhu tubuh,
peningkatan frekuensi pernafasan, saturasi oksigen, gejala sampai resolusi,
sekresi yang abnormal pada trakea (misalnya, jumlah, warna, viskositas), dan
apakah pasien sudah dapat dipindahkan keruang perawatan akut. Penilaian akhir
dari penelitian ini adalah menentukan waktu yang diperlukan pasien sampai
pasien tidak lagi memenuhi definisi CDC dari tracheitis seperti yang dibahas
sebelumnya. Pengukuran ini dibandingkan dengan menggunakan analisa uji T
dan uji Fisher untuk data nominal.

Hasil
Enam puluh pasien yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini;
30 pasien yang diberikan gentamisin dan 30 pasien yang diberikan tobramycin
(Tabel 1). Hasil demografi pasien tampaknya telah merata (Tabel 2). Rincian
dari organisme patogen yang merata untuk gentamisin dan tobramycin (Tabel 3).
Organisme yang paling sering di temukan pada trakea adalah P aeruginosa,
diikuti oleh Serratia marcescens.
Durasi rata-rata pengobatan untuk gentamisin adalah 12,82 ± 4,62
(kisaran 7-22) hari, dan durasi rata-rata pengobatan tobramycin adalah 10,5 ±
1,89 (kisaran 8-14) hari. Durasi rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
kelompok gentamisin untuk tidak lagi memenuhi definisi CDC dari tracheitis
adalah 3,36 ± 1,57 (kisaran 2-7) hari. Dibandingkan dengan 3,17 ± 1,64 (kisaran
2-7) hari diperlukan kelompok tobramycin untuk tidak lagi memenuhi definisi
CDC (Tabel 4). Jumlah waktu sampai definisi ini tidak lagi bertemu tidak
berbeda secara signifikan antara gentamicin dan tobramycin (p = 0,77). Jumlah
waktu untuk tidak lagi memenuhi definisi CDC dari tracheitis adalah 3.21 hari
untuk kelompok pasien gentamisin dan 3.09 hari untuk kelompok pasien
tobramycin. Waktu sampai reinfeksi juga ditinjau untuk kedua gentamisin dan
kelompok tobramycin. Rata-rata waktu sampai tracheitis menginfeksi ulang pada
pasien ini adalah 47 hari pada kelompok gentamisin dan 39 hari dalam
kelompok tobramycin.
Tidak ada efek samping yang diamati baik pada pemberian gentamisin
ataupun pemberian tobramisin. Efek samping yang dirasakan yang bisa terjadi
antara lain seperti batuk, iritasi saluran napas, dan bronkokonstriksi. Semua
pasien selama pemberian dan setelah pemberian antibiotik golongan ini tidak
memiliki pemburukan gejala pernapasan. Selama penelitian ada 3 pasien yang
menjadi kriteria ekslusi akibat memburuknya status pernapasan. Dua pasien
berada di kelompok perlakuan gentamisin, dan 1 pasien dari kelompok
perlakuan tobramycin.pasien Stratified oleh aminoglikosida
Tabel 2. Demografi pasien oleh aminoglikosida
Gentamisin (n = tobramycin p Nilai
14) (N = 12)

Perempuan 7 (50%) 6 (50%) 1


Usia (tahun) 7.24 ± 7.08 5.04 ± 5.54 0,39
Berat (kg) 22.74 ± 15,94 19,56 ± 13,22 0.59

Penyakit paru-paru

Penyakit pernafasan 8 (57%) 5 (42%) 0,7

Disfungsi SSP * 7 (50%) 4 (33%) 0,45


Mutasi genetik ** 2 (14%) 3 (25%) 0,63
SSP, sistem saraf pusat
penyakit paru-paru termasuk displasia bronkopulmoner atau penyakit paru-paru kronis sekunder
prematuritas lahir, tracheomalacia, bronchomalacia, dan laringomalasia
* disfungsi SSP termasuk cerebral palsy, spina bifida, lissencephaly, hipoksia-anoxic cedera otak,
dan mutasi genetik dystonia pernapasan
** termasuk sindrom Hunter, sindrom Marfan, dystonia (DYT6), dan trisomi 21

Diskusi

Dalam studi ini, peneliti tidak melihat perbedaan antara jumlah waktu
yang diperlukan untuk pasien nebulasi gentamisin dan pasien nebulasi
tobramycin untuk tidak lagi memenuhi definisi CDC dari tracheitis. Perbedaan
antara 2 obat ini yang diamati hanya tanda-tanda dan gejala, dari peningkatan
suhu, peningkatan saturasi oksigen, sekresi trakea yang abnormal, dan adakah
penggunaan obat untuk meningkatkan frekuensi pernapasan. Karena ini adalah 2
ukuran sampel yang kecil, peneliti tidak melihat perbedaan antara populasi
pasien, peneliti juga tidak dapat membedakan jenis kesalahan yang akan
mengakibatkan kurangnya deteksi perbedaan antara kedua kelompok.

Studi yang menentukan pengobatan yang optimal dari tracheitis bakteri


dalam populasi pediatrik sangat terbatas. Selain itu, durasi pengobatan yang
optimal dengan antibiotik nebulasi juga masih belum jelas. Untuk pengobatan
dengan terapi sistemik, studi ini merekomendasikan tindakan pengobatan selama
10-14 hari. Para pasien dalam penelitian ini bebas dari tracheitis menurut
definisi CDC setelah sekitar 3 hari dengan terapi nebulasi pada kedua kelompok,
meskipun pasien yang menerima pengobatan untuk rata-rata 10,5 dan 12,82 hari
(kelompok tobramycin dan kelompok gentamisin). Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah durasi pengobatan dengan terapi nebulasi mungkin
berlebihan pada pasien ini. Dalam sebuah studi oleh Tamma et al,150 pasien
anak menerima antibiotik sistemic untuk tracheitis yang menggunakan ventilator
terkait dengan penentuan apakah program (≥ 7 hari) lebih unggul dari pada
program yang waktunya lebih pendek (<7 hari). Penulis menemukan bahwa
program (≥ 7 hari) dan program (< 7 hari) tidak memiliki perbedaan yang
signifikan secara statistik dalam pengobatan tracheitis, keduanya sama-sama
memiliki asosiasi dalam meningkatkan resiko untuk terjadinya multidrug-
resistant organisms secara signifikan.
nisme Isolat
Tabel 3. Isolasi organisme
Organisme Gentamycin Tobramycin P value
Pseudomonas aeruginosa 12 (40%) 14 (45,2%) 0,8

Serratia marcescens 9 (30%) 7 (22,6%) 0,57


Escherichia coli 1 (3.3%) 2 (6,5%) 1
Acinetobacter baumanii 2 (6,7%) 1 (3.2%) 0.61
xylosoxidans Achromobacter 1 (3.3%) 2 (6,5%) 1
Staphylococcus aureus ( 0 (0%) 3 (9,7%) 0,24
MRSA)
Staphylococcus aureus 0 (0%) 2 (6,5%) 0,49
Streptococcus pneumoniae 2 (6,7%) 0 (0%) 0,24
catarrhalis Moraxella 1 (3.3%) 0 (0%) 0,49
Enterobacter cloacae 1 (3.3%) 0 (0%) 0,49
Alcaligenes faecalis 1 (3.3%) 0 (0%) 0,49
MIC untuk Pseudomonas aeruginosa
Tahan (MIC> 8) 8 (67%) 9 (64%) 1
Intermediate (MIC = 8) 2 (17%) 1 2 (14%) 1
Sensitif (MIC ≤ 4) 2 (17%) 3 (21%) 1
MIC, konsentrasi hambat minimum; MRSA, methicillin-resistant Staphylococcus aureus;
MSSA, methicillin-sensitif S aureus
Belum ada laporan yang menyatakan keamanan antimikroba nebulasi
yang digunakan dalam pengobatan tracheitis, termasuk juga dengan tobramycin.
Dalam penelitian ini, tidak ada efek samping yang dilaporkan yang terjadi
selama atau segera setelah pemberian gentamisin maupun tobramisin. Meskipun
efek samping dari agen antimikroba yang diberikan secara nebulasi sering
menimbulkan masalah pernapasan, hal ini mungkin telah tertutup oleh penyakit
pernapasan akut yang dimiliki oleh pasien.

Gentamisin injeksi yang digunakan dalam penelitian ini mungkin tidak


optimal untuk digunakan secara nebulasi. Gentamisin injeksi yang digunakan
pada nebulasi ini memiliki efek samping lokal seperti batuk, iritasi saluran
napas, dan bronkokonstriksi. Dalam hal keasaman, pH gentamisin berada dalam
kisaran yang dapat diterima untuk produk yang dihirup. Solusi gentamisin yang
digunakan memiliki pH berkisar antara 3 sampai 5.5, sedangkan rentang normal
pH untuk produk yang dihirup berkisar 2.6 sampai 10, sehingga sesuai untuk
terapi nebulasi. Osmolaritas dari terapi antibiotik nebulasi, yang dapat
mengakibatkan efek samping, adalah < 100 sampai > 1100 mOsm / L. Dalam
penelitian ini, osmolaritas untuk solusi gentamisin yang digunakan sebesar 39
mOsm / L. Nilai ini didapatkan melalui vapor presure osmometer yang
dilakukan sebanyak 5 kali penilaian. Untuk osmolaritas tobramycin tidak
dilakukan penilaian.

Seperti pada semua antibiotik, selalu ada resistensi bakteri terhadap


sediaan antibiotik yang tersedia. Tingkat atau potensi resistensi tidak dianalisis
dalam penelitian ini. Namun, salah satu manfaat utama menggunakan terapi
nebulasi aminoglikosida adalah bahwa konsentrasi tinggi obat disampaikan
langsung ke tempat infeksi. Dalam sebuah studi oleh Twiss et al, 20 pasien anak
yang diambil konsentrasi sputumnya yang telah diberi nebulilisasi gentamisin 80
mg sebelumnya didapatkan Mean sputum concentration sebesar 624 mg / g,
yang sangat melebihi MIC dominan patogen pernafasan 25 kali lipat. Beberapa
referensi menyarankan konsentrasi puncak aminoglikosida menurut rasio MIC
adalah 4: 1, dimana nilai perbandingangan ini optimal untuk memastikan
golongan aminoglikosida dapat membunuh bakterisida.

Penggunaan gentamisin secara signifikan lebih efektif daripada


tobramycin dalam penelitian ini dan merupakan faktor yang dapat memotivasi
peneliti lain untuk mencari terapi alternatif. Pada studi ini, gentamisin intravena
hampir 8 kali lipat lebih murah daripada produk tobramycin. Beberapa pihak
medis memiliki lebih banyak pengalaman dengan terapi nebulasi tobramycin,
mungkin akan ada kecenderungan untuk memilih pengobatan pasien dengan
terapi ini. Selain itu, pasien dalam kelompok tobramycin memiliki lebih banyak
keluhan demam daripada di kelompok gentamisin.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ketidakmampuan untuk


menyingkirkan perbedaan diagnosis tracheitis dengan pneumonia dengan
timbulnya gejala dari infeksi saluran pernapasan bawah. Hal ini dikarenakan
radiografi dada tidak dilakukan di dalam studi ini, hal ini dapat mempersulit kita
untuk menyingkirkan pneumonia keluar dari diagnosis diferensial. Kelemahan
lain dari penelitian ini adalah bahwa tingkat paparan sistemik aminoglikosida
tidak dinilai. Dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh American Academy
of Pediatrics Committee of Infectious Diseases, penulis menguraikan tingkat
paparan sistemik untuk pasien anak yang menerima nebulasi gentamisin.
Laporan tersebut menjelaskan studi yang memberikan berbagai dosis gentamisin
nebulasi dalam berbagai konsentrasi (120 mg, 360 mg, dan 600 mg) sebagai
dosis tunggal untuk pasien anak. Konsentrasi plasma puncak tertinggi dari dosis
600 mg adalah 4,2 mg / L (berarti 2,48 mg / L) dan tidak terdeteksi setelah 8
jam. Penelitian ini menunjukkan bahwa, terapi nebulasi sistemik dengan
gentamisin tidak hanya terjadi dengan cara yang tergantung dosis pemberian,
tetapi juga menunjukkan bahwa dengan dosis yang sangat besar, hanya sejumlah
kecil yang dapat mencapai sirkulasi sistemik. Tingkat aminoglikosida serum
dapat dipertimbangkan pada pasien dengan disfungsi ginjal dan pada pasien
yang mengkonsumsi obat nefrotoksik.
Tabel 4. Analisis Efikasi
gentamisin tobramycin p Nilai
Tidak ada hari dengan timbulnya 2,82 2,75 0.95
tanda dan gejala *
Tidak ada hari yang mengalami 0,09 0.92 0.01
peningkatan suhu
Tidak ada hari yang diberikan 2.18 2,75 0,67
tambahan O2
Tidak ada hari yang mengalami 3,45 2,92 0.59
pengeluaran sekresi trakea yang
abnormal
Pertemuan yang menggunakan obat 54,5% 83,3% 0.19
penyelamat **
Pertemuan yang mentransfer pasien 2 1 1
ke ruang perawatan lain pertemuan pertemuan pertemuan
Jumlah hari yang dibutuhkan sampai 3.36 3.17 0,77
pasien tidak lagi termasuk kedalam
definisi tracheitis menurut CDC
CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
* Tanda dan / atau gejala termasuk demam, batuk, dahak normal, ronki, mengi, gejala gangguan
pernapasan, apnea, bradikardia, kardia kecepatan, takipnea, peningkatan kerja
pernapasan, peningkatan end-tidal CO2, napas dangkal, dan batuk terus-menerus † termasuk 1
perjumpaan dengan sedikit ditinggikan akhir tidal CO2 yang membentang seluruh durasi
pengobatan.
** obat Penyelamatan didefinisikan sebagai pertemuan yang membutuhkan short-acting beta
agonis dan / atau stres dosis steroid oral untuk mengobati gangguan pernapasan pada pasien
dengan riwayat
displasia bronkopulmoner
Analisis efikasi
Kesimpulan

Peneliti tidak dapat mendeteksi perbedaan antara keamanan dan


efektifitas gentamisin intravena yang diberikan dua kali sehari dengan
nebulizer.
Solusi inhalasi diberikan dua kali sehari pada anak-anak tanpa cystic
fibrosis. Kurangnya penelitian yang dirancang dengan baik dari efikasi dan
keamanan profil dari gentamisin nebulasi pada populasi pasien ini menunjukkan
perlunya penelitian lebih lanjut yang harus dilakukan. Selain itu, durasi
pengobatan yang optimal dari aminoglikosida nebulasi untuk pengobatan
tracheitis belum didefinisikan secara pasti.
TELAAH KRITIS JURNAL

Nebulized Gentamicin as an Alternative to Nebulized


Tobramycin for Tracheitis in Pediatric Patients

PICO

a. Patient of Problem
Saat ini belum ada pedoman klinis untuk pengobatan khusus
tracheitis. Untuk pengobatan dan pencegahan dari tracheitis non-cystic
fibrosis (CF) pada anak, solusi tobramycin untuk inhalasi sering digunakan
meskipun kurangnya persetujuan oleh Food and Drug Administration AS
untuk indikasi penyakit ini.
Penggunaan terapi nebulasi aminoglikosida pada pasien dengan CF
pada praktek sehari-hari telah terbukti menjadi terapi yang aman dan
efektif. Ulasan ini telah dinilai oleh Cystic Fibrosis Foundation, sebuah
komite konsensus Eropa, dan review Cochrane. Sedikit yang diketahui
tentang keamanan dan keefektifitasan obat nebulasi pada pasien tracheitis
tanpa CF, Meskipun demikian, ada manfaat dalam memilih terapi nebulasi
antibiotik untuk mengobati infeksi pada saluran pernapasan. Manfaat yang
paling penting adalah kemampuan untuk memberikan dosis antibiotik
bakterisida langsung ke tempat infeksi bukan oleh rute sistemik, yang
dapat mempengaruhi efek samping yang tidak perlu untuk pasien serta
menghindari kebutuhan untuk akses intravena invasif. Aminoglikosida
mencapai aktivitas bakterisida dengan cara bergantung dari nilai
konsentrasinya, dengan demikian, penggunaan obat langsung ke tempat
faktor infeksi sangat ideal diberikan.

b. Intervention
Penelitian ini terdiri dari data retrospektif dari pasien anak
dengan tabung trakeostomi yang dirawat di rumah sakit, yang menerima
terapi baik dengan nebulasi gentamisin, 80 mg dua kali sehari, atau
nebulasi tobramycin, 300 mg dua kali sehari , antara Agustus 2012 sampai
Oktober 2013 (14 bulan). Kriteria pasien yang diperlukan untuk menjadi
subyek penelitian adalah: pasien harus berada di bawah usia 21 tahun,
tanpa CF, dan telah menerima profilaksis rutin atau pengobatan tracheitis
di rumah sakit selama periode penelitian. Selain itu, subyek yang dirawat
karena tracheitis harus memenuhi definisi CDC dari tracheitis seperti yang
dibahas di atas. Kriteria ekslusi untuk penelitian ini adalah Pasien yang
menerima dosis selain dari dosis 300 mg tobramycin atau 80 mg
gentamisin. Untuk menetapkan apakah gentamisin sebanding dengan
tobramycin, analisis yang dinilai setiap harinya seperti tinggi suhu tubuh,
peningkatan frekuensi pernafasan, saturasi oksigen, gejala sampai resolusi,
sekresi yang abnormal pada trakea (misalnya, jumlah, warna, viskositas),
dan apakah pasien sudah dapat dipindahkan keruang perawatan akut.
Penilaian akhir dari penelitian ini adalah menentukan waktu yang
diperlukan pasien sampai pasien tidak lagi memenuhi definisi CDC dari
tracheitis seperti yang dibahas sebelumnya

c. Compare
Penelitian ini membandingkan efektifitas nebulasi gentamisin dan
nebulasi tobramycin pada anak yang menderita tracheitis.

d. Outcome
Penggunaan gentamisin secara signifikan lebih efektif daripada
tobramycin dalam penelitian ini dan merupakan faktor yang dapat
memotivasi peneliti lain untuk mencari terapi alternatif. Selain itu, pasien
dalam kelompok tobramycin memiliki lebih banyak keluhan demam
daripada di kelompok gentamisin.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ketidakmampuan untuk
menyingkirkan perbedaan diagnosis tracheitis dengan pneumonia dengan
timbulnya gejala dari infeksi saluran pernapasan bawah. Hal ini
dikarenakan radiografi dada tidak dilakukan di dalam studi ini, hal ini
dapat mempersulit kita untuk menyingkirkan pneumonia keluar dari
diagnosis diferensial. Kelemahan lain dari penelitian ini adalah bahwa
tingkat paparan sistemik aminoglikosida tidak dinilai.
VIA
a. Validity
1. Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari data retrospektif dari pasien anak dengan
tabung trakeostomi yang dirawat di rumah sakit, yang menerima
terapi baik dengan nebulasi gentamisin, 80 mg dua kali sehari, atau
nebulasi tobramycin, 300 mg dua kali sehari
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan antara Agustus 2012 sampai Oktober 2013 (14
bulan).
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung di Rumah Sakit Bridge Ranken Jordan
Pediatric, terdapat 34 tempat tidur rawat inap rehabilitasi anak, rumah
sakit yang berlokasi di Maryland Heights, Missouri.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 19 orang yang terdiri dari 60 kali
pertemuan. Penelitian ini dilakukan pada pasien di bawah usia 21
tahun yang diberikan gentamisin dua kali sehari dengan dosis 80 mg
atau tobramycin 300 mg diberikan dua kali sehari selama periode
penelitian 14 bulan. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah anak
diatas usia 21 tahun, dan pemberian nebulasi gentamisin maupun
tobramycin selain dosis 2 x 80 mg untuk gentamisin dan 2 x 300 mg
untuk tobramycin.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
keamanan dan keefektifan nebulisasi gentamisin dengan nebulasi
tobramycin pada anak dengan Tracheitis
6. Analisa Statistik
Pengukuran ini dibandingkan dengan menggunakan analisa uji T
dan uji Fisher untuk data nominal.
b. Important
Studi yang menentukan pengobatan yang optimal dari tracheitis
bakteri dalam populasi pediatrik sangat terbatas. Selain itu, durasi
pengobatan yang optimal dengan antibiotik nebulasi juga masih belum
jelas. Untuk pengobatan dengan terapi sistemik, studi ini
merekomendasikan tindakan pengobatan selama 10-14 hari. Para pasien
dalam penelitian ini bebas dari tracheitis menurut definisi CDC setelah
sekitar 3 hari dengan terapi nebulasi pada kedua kelompok, meskipun
pasien yang menerima pengobatan untuk rata-rata 10,5 dan 12,82 hari
(kelompok tobramycin dan kelompok gentamisin). Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah durasi pengobatan dengan terapi nebulasi mungkin
berlebihan pada pasien ini.
Dalam sebuah studi oleh Tamma et al,150 pasien anak menerima
antibiotik sistemic untuk tracheitis yang menggunakan ventilator terkait
dengan penentuan apakah program (≥ 7 hari) lebih unggul dari pada
program yang waktunya lebih pendek (<7 hari). Penulis menemukan
bahwa program (≥ 7 hari) dan program (< 7 hari) tidak memiliki
perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengobatan tracheitis,
keduanya sama-sama memiliki asosiasi dalam meningkatkan resiko
untuk terjadinya multidrug-resistant organisms secara signifikan.

c. Applicabality
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pasien dengan
Tracheitis di RSUD Raden Mattaher Kota jambi, dikarenakan Sediaan
Gentamisin lebih mudah didapat dibandingkan dengan sediian
Tobramycin. Sediaan gentamisin jauh lebih murah dilihat dari sisi harga
dibandingkan dengan tobramycin. Pada penelitian ini juga menjelaskan
bahwa pasien yang diberikan terapi nebulasi dengan tobramycin lebih
banyak yang mengalami demam dibanding dengan pasien yang diberikan
gentamisin.
CLINICAL SCIENCE SESSION
* KepaniteraanKlinik Senior / G1A217062 / Desember 2018
** Pembimbing : dr. Fadil Rulian, Sp.A

Nebulized Gentamicin as an Alternative to Nebulized


Tobramycin for Tracheitis in Pediatric Patients

Oleh:
AYU NOVITA SARI - G1A217062
Pembimbing :
dr. Fadil Rulian, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Nebulized Gentamicin as an Alternative to Nebulized


Tobramycin for Tracheitis in Pediatric Patients

Oleh:
Ayu Novita Sari, S. Ked
G1A217062

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018

Jambi, Desember 2018


Pembimbing

dr. Fadil Rulian, Sp.A


Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan telaah jurnal yang
berjudul Nebulized Gentamicin as an Alternative to Nebulized Tobramycin
for Tracheitis in Pediatric Patients. Penulisan laporan telaah jurnal ini dalam
rangka memenuhi salah satu syarat dalam menjalani kepanitraan klinik senior di
SMF bagian Ilmu Kesehatan Anak di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi.
Penulis mengucaplan terima kasih kepada dr.Fadil Rulian, Sp.A yang telah
membantu dan membimbing dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
laporan kasus ini.
Terlepas dari segala kekurangan yang ada, semoga laporan kasus ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.

Jambi, Desember 2018

Ayu Novita Sari

Anda mungkin juga menyukai