Profil:
Karena mulai memasuki musim penghujan dapat dipastikan sekarang danau sentarum
mulai digenangi air kemali
Lingkungan danau masih terjaga dengan baik
Kegiatan danau
DANAU KAKABAN
Profil
DANAU MELINTANG
Profil
Danau Melintang (bahasa Kutai : Kenohan) yakni satu buah danau yg berlokasi di
daerah ajaran sungai Mahakam di Kab Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Danau
ini mempunyai luas seputar 11.000 hektare. Danau Melintang berada di sebelah kanan
sungai Mahakam & bersebelahan bersama Danau Semayang yg terletak di sebelah kiri
sungai Mahakam. Danau ini disebut melintang sebab danau ini melintang (Kenohan) di
desa yg ada disekitar danau tersebut.
Di Danau Melintang ada sekian banyak desa terapung yg berdiri diatas tiang ataupun
dirakit-rakit. Salah satunya yaitu Desa Melintang ialah suatu desa indah di pinggir
Danau Melintang, yg berada di Kecamatan Muara Wis, Kab Kutai Kartanegara. Danau
ini tidak sedikit dipakai yang merupakan lokasi pengembang biakan ikan air tawar.
Pesut pun ada di perairan danau ini,walau sejumlah makin berkurang akibat
pendangkalan danau.
Solusi
Saat ini lokasi Waduk Riam Kanan yang dikenal sebagai lokasi cagar alam ini,
hutannya dirambah oleh penduduk setempat dan pendatang sehingga terancam jebol
karena maraknya aktifitas penambangan emas liar dan batu mangan liar.[2][3]
Debit air waduk ini tergolong minim yakni 54,39 meter dari debit minimal 56-57 meter
dan masuk kategori kritis karena hanya bisa satu dari tiga turbin PLTA
Profil
DANAU SEMBULUH
Profil
Sebuah danau yang merupakan danau terbesar di Kalimantan Tengah dengan luas
7.832,5 ha dan memiliki panjang sejauh 35,68 km. Danau ini merupakan tempat
bermuaranya sungai-sungai besar dan kecil seperti Kupang, Rungau, dan Ramania. Di
sekitar danau yang luasnya mencapai 2.424 km2 ini terdapat beberapa desa, yaitu
Sembuluh I, Sembuluh II, Bangkal dan Terawan.
DANAU BANGKAU
Profil
Danau ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Hulu
Sungai Tengah, Kalimantan Selatan.
Danau bangkau ini memiliki luas 615,5 hektare
membentang 3,9 kilometer di arah utara-selatan, dan 2,5 kilometer di arah timur-barat.
Kegiatan
Penangkapan ikan
Patroli rutin terhadap kegiatan penyetruman
DANAU JEMPANG
Profil
Sejarah Mitos
Kecamatan Tanjung Isuy (Kabupaten Kutai Barat ) yang terkenal dengan dara-dara
Tunjungnya, yang pandai membawakan tarian khas daerahnya baik tua maupun muda, tentu
tak akan memisahkan nama Tanjung Isuy dengan danau Jempangnya. Nama Tanjung tak akan
lebih dikenal tanpa danau Jempang. Tak jauh dari Danau Jempang dengan pemandangan
alamnya yang asli dan indah, ditambah lagi kesayupan mata memandang, berdiri pula dengan
megahnya Gunung Meratus.
Menurut sahibul hikayat, pada waktu dahulu Danau Jempang belumlah ada. Danau Jempang
berasal dari sebuah gunung yang bernama Gunung Jempang. Selain Gunung Jempang berdiri
pula Gunung Nungan, Gunung Konyut, dan Gunung Pamungkas.
Diceritakan, suatu ketika datanglah Ayus yang disuruh oleh Lintang Olo untuk menjumpai
Gunung Nungan, Gunung Jempang, Gunung Konyut, Gunung Meratus, dan Gunung
Pemangkas, untuk membicarakan masalah peleburan gunung-gunung tersebut demi mudahnya
daerah tersebut dikunjungi orang.Apabila mereka (Gunung-gunung) masih merupakan gunung,
maka akan sulit orang berkunjung ke sana. Paling-paling terbatas hanya pada orang-orang yang
memang berniat untuk pergi ke sana saja. Atas saran dan anjuran Ayus, mereka semua sepakat
dan berjanji bahwa gunung-gunung itu bersedia untuk dilebur menjadi air. Ayus pun berjanji,
bahwa dalam waktu delapan hari delapan malam mereka semua akan meleburkan diri menjadi
air.
Tepat pada hari yang dijanjikan, maka leburlah Gunung Jempang menjadi air berbentuk danau.
Ketika Gunung Jempang menoleh ke Gunung Meratus, Gunung Nungan, Gunung Konyut,
ternyata mereka masih tetap berdiri megah di tempatnya menjadi bagian dari Gunung Meratus.
Melihat semua ini, betapa marahnya Gunung Jempang yang telah berubah menjadi air itu,
sambil mengucap kata-kata, “Gunung Meratus kau ternyata mengingkari janji!”
Gunung Meratus menjawab, “Aku tidak mengingkari janji, Jempang. Akan tetapi jika kita
semua menjadi air menurutku itu akan tidak bagus. Maka aku lebih memilih tetap menjadi
gunung, menjadi perhiasan kau Jempang!”
Akan tetapi, Gunung Jempang yang sudah menjadi danau itu semakin marah tak bisa
mengendalikan emosinya. Ia pun bersumpah serapah, “Baik! Jika demikian aku akan balas
dendam, barang siapa yang menyeberangi atau mengarungi Danau Jempang ini dengan
menyebut nama Gunung Meratus, maka di saat itu juga akang datang angin topan yang sangat
dahsyat, dan itu sebagai tanda kemarahanku!”
Konon sampai sekarang orang-orang yang mengarungi Danau Jempang tabu untuk menyebut
nama Gunung Meratus karena takut terkena musibah terkena sumpah Danau Jempang yang
tadinya berasal dari Gunung Jempang.
Kegiatan
DANAU SEMAYANG
Profil
Danau Semayang adalah sebuah danau yang berlokasi di daerah aliran sungai
Mahakam di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Indonesia. Danau ini
memiliki luas sekitar 13.000 hektare. Danau Semayang berada di sebelah kiri sungai
Mahakam dan bersebelahan dengan Danau Melintang yang terletak disebelah kanan
Mahakam.
Danau Semayang terdapat di Daerah Mahakam Tengah (DMT), merupakan salah satu
lingkungan lahan basah terbesar di Kalimantan. Keanekaragaman hayati di Lingkungan
danau Semayang cukup tinggi, termasuk biota perairan maupun terestrial, juga sumber
daya air yang melimpah untuk berbagai aktivitas masyarakat sekitar. Bisa dikatakan
lingkungan Danau Semayang merupakan zona yang memiliki kekayaan plasma nutfah
yang dan wilayah ekologis yang mempunyai nilai ekonomi potensial untuk berbagai
kegiatan.
Danau Beluq
Profil :
Danau Beluq adalah sebuah danau yang berlokasi di Kabupaten Kutai Barat,
Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Danau ini masuk ke dalam wilayah
kampung Dempar dan memiliki luas sekitar 25 hektare. Di sekeliling Danau Beluq
ditumbuhi berbagai jenis kayu dan akar-akaran. Jarak tempuh danau ini dari ibu kota
Kabupaten Kutai Barat sekitar 30 kilometer.
Sejarah :
Konon asal usul Danau Beluq dimulai dari sebuah peristiwa belian. Di lokasi Danau
Beluq itu dulu (menurut cerita lisan) ada sebuah lamin besar yang memiliki 60 kamar.
Pada suatu saat di lamin tersebut warga membuat acara adat belian, tiba-tiba ada
seorang laki-laki memukul alat musik upacara adat belian dengan menggunakan
ekor lutung/kera sebagai alat pukul. Maka seketika itu juga datang angin topan serta
hujan badai yang disebut suku Dayak Benuaq “Dolag Elit Nayuq Sukar” dan
berubahlah Lamin tersebut menjadi sebuah danau yang disebut Danau Beluq.