Anda di halaman 1dari 9

DAYA DUKUNG PONDASI DANGKAL UNTUK ARSITEK

Livian Teddy
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Palembang

ABSTRAKSI
Pondasi merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban ke dalam lapisan tanah. Salah
satu jenis pondasi adalah pondasi dangkal. Pengetahuan tentang daya dukung pondasi dangkal bagi
arsitek berguna dalam preliminary design pondasi atau disain pondasi bangunan sederhana. Data tentang
daya dukung pondasi bisa didapatkan dari hasil penyelidikan tanah CPT atau sounding/sondir tetapi jika
belum ada dapat digunakan dari hasil-hasil sondir terdahulu dengan asumsi kondisi tanah sama.
Dari data sondir terdahulu dan 8 rumus-rumus daya dukung ijin pondasi dangkal berdasarkan
penetrasi konus (qc) dan jenis tanahnya terdapat 3 rumus yang kelihatannya paling sesuai untuk wilayah
Palembang yaitu Meyerhof untuk tanah organis/lempuk sangat lunak, CFEM untuk tanah lempung lunak
dan Owkati untuk lempung sedang. Jika daya dukung pondasi dari ketiga rumus tersebut dianggap kurang
mencukupi pondasi dangkal dapat diperkuat dengan cerucup gelam. Hasil-hasil daya dukung ijin pondasi
dangkal ketiga rumus dan perkuatan cerucup gelam dapat dimanfaatkan sebagai pedoman awal daya
dukung ijin pondasi dangkaL yang ada di Palembang.
Kata Kunci : pondasi dangkal, cerucup gelam, daya dukung ijin, CPT atau sounding/sondir

PENDAHULUAN Dalam dunia konstruksi yang


Pondasi merupakan bagian menentukan daya dukung ijin pondasi
bangunan yang menyalurkan beban dangkal biasanya adalah insinyur
langsung ke dalam lapisan tanah. geoteknik. Berdasarkan pengalaman dan
Seandainya kondisi tanah segera di bawah didukung oleh teori-teori, insinyur
struktur cukup kuat dan mampu geoteknik menginterprestasikan informasi
mendukung beban yang ada berarti hasil soil investigation untuk mendapatkan
pondasi plat setempat dapat digunakam prediksi performansi pondasi.
untuk menyalurkan beban. Dilain pihak, Penyelidikan tanah untuk pondasi dangkal
seandainya kondisi tanah permukaan di Indonesia umumnya menggunakan
adalah lunak berarti tiang atau pier dapat metode Conus Penetration Test (CPT) atau
digunakan untuk menyalurkan beban lebih sounding/sondir. Dan hasil prediksi
dalam pada kondisi tanah yang paling tersebut berakhir pada laporan
sesuai. Pada tulisan ini pembahasan rekomendasi yang dibuat oleh insinyur
dibatasi hanya pada pondasi dangkal. geoteknik.

1
Arsitek dan insinyur struktur dimanfaatkan hasil sondir-sondir terdahulu
mungkin sangat familiar dengan dengan mengasumsikan jika lokasi
pernyataan seperti “Rekomendasi daya rencana bangunan dekat dengan lokasi
dukung ijin pondasi plat setempat pada sondir terdahulu, dianggap daya dukung
lokasi site yaitu 2 kg/cm2”. Tetapi tanahnya diasumsikan sama walaupun
bagaimana cara mendapatkannya dan asumsi tersebut tidak sepenuhnya benar
menentukannya sehingga rekomendasi tetapi paling tidak dapat memberikan
tersebut muncul ? gambaran kondisi tanah pada wilayah
Pengetahuan ini berguna bagi rencana. Sebagai sampel diambil beberapa
arsitek untuk keperluan preliminary design hasil sondir yang ada di Palembang
pondasi atau disain pondasi bangunan (Gambar 01)
sederhana, yang paling ideal jika
didapatkan dari hasil penyelidikan tanah
seperti CPT atau sondir yang biasa diguna-

4
5,6,7

8
3 9
2
10

PENYELIDIKAN TANAH DENGAN


kan di Indonesia Gambar.01.
dalam mendisain
Peta lokasipondasi
sampel data SONDIR
CPT terdahulu di Palembang

dangkal tetapi jika belum ada dapat


2
Metoda sounding/sondir terdiri dari  Harga Friction Ratio > 5 % atau 6 %
penekanan suatu tiang pancang untuk untuk jenis tanah organik (peat)
meneliti penetrasi atau tahanan gesernya.
Alat pancang dapat berupa suatu tiang DAYA DUKUNG TANAH IJIN DARI
bulat atau pipa bulat tertutup dengan ujung CONUS PENETRATION TEST
yang berbentuk kerucut dan atau suatu (CPT)
tabung pengambil contoh tanah, sehingga Salah satu cara menghitung daya
dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat dukung pondasi dangkal yang biasa
fisis pada strata dan lokasi dengan variasi dilakukan di Indonesia dengan metode
tahanan pada waktu pemancangan alat pengujian lapangan yaitu uji penetrasi
pancang itu. Metoda ini berfungsi untuk konus (CPT) atau sondir. Dari cara ini
eksplorasi dan pengujian di lapangan. didapatkan secara langsung kapasitas daya
Di Indonesia alat sondir sebagai dukung pondasi dangkal dengan
alat tes di lapangan adalah sangat terkenal menggunakan rumus-rumus konversi
karena di negara ini banyak dijumpai tanah sederhana. Dibawah ini akan ditampilkan
lembek (misalnya lempung) hingga beberapa rumus daya dukung tanah
kedalaman yang cukup besar sehingga pondasi dangkal berdasarkan data CPT :
mudah ditembus dengan alat sondir Di  Jenis tanah berpasir (sand) :
dunia penggunaan Sondir ini semakin  L. Helminier (1953)
populer terutama dalam menggantikan q all = qc/10 ----------------------- (1)
SPT untuk test yang dilakukan pada jenis  Owkati (1970)
tanah liat yang lunak dan untuk tanah pasir Pondasi lajur
halus sampai tanah pasir sedang/kasar. q ult=28 0.0052(300
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk Pondasi persegi
qc)1.5----- (2)
mengetahui perlawanan penetrasi konus q ult=48 0.009(300

(qc), hambatan lekat (fs) tanah dan friction c)1.5-------(3)


 qSanglerarat (1972)
ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah q all = (B.qc/40) x (1+B/Df) -----(4)
yang diselidiki.  Schmertmann (1978)
 Harga Friction Ratio < 1 % biasanya
q ultDfN q 0.5BN------- (5)
adalah untuk tanah pasir.
N q N 1.25qc dan
 Harga Friction Ratio > 1 % biasanya --------(6)
adalah untuk tanah Lempung  q =
Eslamizaad
c q &  x q
c1Robertson
c2 (1996)
q ult = kqc -------------------------
3
(7)
q all = daya dukung ijin
‘k’ merupakan faktor korelasi dan q ult = daya dukung ultimit
fungsi dari B/Df , bentuk pondasi dan q all = q ult / 3 (nilai 3 merupakan faktor

kepadatan pasir, sebagaimana grafik 01 safety)

dibawah ini. qc = nilai penetrasi konus


qc = rata-rata aritmetik nilai qc dari
dasar pondasi s/d 1.5B dibawah
pondasi
q c1 = rata-rata aritmetik nilai qc interval

antara dasar pondasi s/d 0.5B di

bawah pondasi.
q c2 = rata-rata aritmetik nilai qc interval
Grafik.01 Korelasi antara rasio daya dukung
rata-rata penetrasi konus dengan faktor lebar antara 0.5B s/d 1.5B dibawah
pondasi (Sumber :A. Eslami & M. Gholami,
2006) pondasi
B = lebar pondasi (dimisalkan 1 m)
 Jenis tanah berlempung (clay) :
Df = kedalaman pondasi
 Owkati (1970)
kepadatan tanah efektif sekitar
Pondasi lajur
pondasi (1000 kg/m3)
q ult = 2 + 0.28qc ------------------ (8)
N q& N= faktor daya dukung non-
Pondasi persegi
q ult = 5 + 0.34qc ------------------ (9) Dimensional
 Canadian Foundation Engineering Untuk mengetahui daya dukung
Manual – CFEM (1992) pondasi dangkal yang ada di Palembang,
q all = 0.1qc ----------------------- (10) dengan mengumpulkan beberapa hasil
penyelidikan tanah dengan alat sondir
 Jenis tanah berpasir (sand) atau kemudian dihitung dengan rumus pondasi
berlempung (clay) : dangkal diatas untuk mendapatkan daya
 Meyerhof (1976) dukun ijin (q_all) pondasi dangkal yang
ada di Palembang dan menggunakan
q ult = qc( B ) (1 + Df) ---------(11)
12.2 B software CPT V.4.0 untuk untuk
Keterangan :

4
memperkirakan jenis tanah yang ada.,
dengan hasil sebagaimana tabel 01 s/d 03 .
q_all (kg/cm2)
No. Lokasi Referensi No. titik Jenis tanah qc Clay Clay & Sand
Sondir (kg/cm2) rumus 9 rumus 10 rumus 11
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 3.50 2.06 0.35 0.19
S.02 ORGANIC, CLAY 3.24 2.03 0.32 0.18
S.03 ORGANIC, CLAY 4.59 2.19 0.46 0.25
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 CLAY 12.50 3.08 1.25 0.68
S.02 ORGANIC 5.75 2.32 0.58 0.31
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC, CLAY 3.75 2.09 0.37 0.20
S.02 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.16
S.03 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.16
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 CLAY 28.00 4.84 2.80 1.53
S.02 CLAY 34.13 5.53 3.41 1.86
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 22.47 4.21 2.25 1.23
Jl. Sudirman S.02 CLAY 23.33 4.31 2.33 1.27
S.03 CLAY 22.68 4.24 2.27 1.24
S.04 CLAY 14.12 3.27 1.41 0.77
S.05 CLAY 16.56 3.54 1.66 0.90
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 27.80 4.82 2.78 1.52
Jl. Sudirman S.02 CLAY 24.66 4.46 2.47 1.35
S.03 CLAY 19.34 3.86 1.93 1.06
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 4.47 2.17 0.45 0.24
S.02 CLAY 18.01 3.71 1.80 0.98
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 2.54 1.95 0.25 0.14
Jl. Kapt. Rivai S.02 CLAY 3.87 2.10 0.39 0.21
S.03 CLAY 11.97 3.02 1.20 0.65
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC, CLAY 10.00 2.80 1.00 0.55
Jl. Sudirman S.02 ORGANIC 8.13 2.59 0.81 0.44
S.03 CLAY 8.25 2.60 0.83 0.45
S.04 CLAY 11.38 2.96 1.14 0.62
S.05 ORGANIC 7.38 2.50 0.74 0.40
S.06 ORGANIC 8.25 2.60 0.83 0.45
10 Gdg. DPRD Kota- N/A S.01 CLAY 6.00 2.35 0.60 0.33
Simpang Jaka Baring S.02 CLAY 5.00 2.23 0.50 0.27
S.03 CLAY 7.00 2.46 0.70 0.38
S.04 CLAY 7.38 2.50 0.74 0.40
S.05 CLAY 6.13 2.36 0.61 0.33
S.06 CLAY 6.50 2.40 0.65 0.36
S.07 CLAY 6.13 2.36 0.61 0.33

Tabel.01. Daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang kedalaman pondasi 1 m


(Sumber : hasil analisa)

q_all (kg/cm2)
No. Lokasi Referensi No. titik Jenis tanah qc Clay Clay & Sand
Sondir (kg/cm2) rumus 9 rumus 10 rumus 11
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC, CLAY 2.17 1.91 0.22 0.18
S.02 ORGANIC, CLAY 2.63 1.97 0.26 0.22
S.03 ORGANIC, CLAY 2.78 1.98 0.28 0.23
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 ORGANIC 7.63 2.53 0.76 0.63
S.02 ORGANIC 5.25 2.26 0.53 0.43
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 3.38 2.05 0.34 0.28
S.02 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.24
S.03 ORGANIC 2.90 2.00 0.29 0.24
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 CLAY 28.50 4.90 2.85 2.34
S.02 CLAY 28.75 4.93 2.88 2.36
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 19.58 3.89 1.96 1.61
Jl. Sudirman S.02 CLAY 23.21 4.30 2.32 1.90
S.03 CLAY 30.22 5.09 3.02 2.48
S.04 CLAY 17.89 3.69 1.79 1.47
S.05 CLAY 20.19 3.95 2.02 1.65
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 28.53 4.90 2.85 2.34
Jl. Sudirman S.02 CLAY 31.18 5.20 3.12 2.56
S.03 CLAY 24.67 4.46 2.47 2.02
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 7.74 2.54 0.77 0.63
S.02 CLAY 29.85 5.05 2.99 2.45
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 4.35 2.16 0.44 0.36
Jl. Kapt. Rivai S.02 ORGANIC 2.42 1.94 0.24 0.20
S.03 CLAY 18.01 3.71 1.80 1.48
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 10.00 2.80 1.00 0.82
Jl. Sudirman S.02 CLAY 10.00 2.80 1.00 0.82
S.03 CLAY 9.25 2.72 0.93 0.76
S.04 CLAY 16.13 3.49 1.61 1.32
S.05 CLAY 9.75 2.77 0.98 0.80
S.06 CLAY 12.63 3.10 1.26 1.03
10 Gdg. DPRD Kota- N/A S.01 CLAY 4.63 2.19 0.46 0.38
Simpang Jaka Baring S.02 ORGANIC 4.25 2.15 0.43 0.35
S.03 ORGANIC 4.75 2.21 0.48 0.39
S.04 CLAY 5.38 2.28 0.54 0.44
S.05 CLAY 5.75 2.32 0.58 0.47
S.06 ORGANIC 4.38 2.16 0.44 0.36
S.07 CLAY 5.75 2.32 0.58 0.47

Tabel.02. Daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang kedalaman pondasi 2 m 5


(Sumber : hasil analisa)
q_all (kg/cm2)
No. Lokasi Referensi No. titik Jenis tanah qc Sand Clay
Sondir (kg/cm2) rumus 1 rumus 3 rumus 4 rumus 5 rumus 7 rumus 9 rumus 10 rumus 11
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 3.87 2.10 0.39 0.42
S.02 CLAY 3.26 2.04 0.33 0.36
S.03 ORGANIC, CLAY 3.87 2.10 0.39 0.42
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 ORGANIC 6.63 2.42 0.66 0.72
S.02 ORGANIC 4.45 2.17 0.45 0.49
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 ORGANIC 3.87 2.11 0.39 0.42
S.02 ORGANIC 3.26 2.04 0.33 0.36
S.03 ORGANIC 3.26 2.04 0.33 0.36
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 CLAY 24.50 4.44 2.45 2.68
S.02 CLAY 30.13 5.08 3.01 3.29
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 19.81 3.91 1.98 2.17
Jl. Sudirman S.02 CLAY 18.98 3.82 1.90 2.07
S.03 CLAY 22.60 4.23 2.26 2.47
S.04 CLAY 23.21 4.30 2.32 2.54
S.05 CLAY 13.66 3.21 1.37 1.49
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 37.23 5.89 3.72 4.07
Jl. Sudirman S.02 CLAY 46.65 6.95 4.67 5.10
S.03 CLAY 35.42 5.68 3.54 3.87
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 CLAY, SAND 27.32 2.73 2.49 0.91 3.98 2.28 4.76 2.73 2.99
S.02 CLAY 23.33 4.31 2.33 2.55
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 15.96 3.47 1.60 1.74
Jl. Kapt. Rivai S.02 ORGANIC 5.44 2.28 0.54 0.59
S.03 CLAY 19.22 3.84 1.92 2.10
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 CLAY 10.63 2.87 1.06 1.16
Jl. Sudirman S.02 CLAY 10.00 2.80 1.00 1.09
S.03 ORGANIC, CLAY 13.75 3.23 1.38 1.50
S.04 CLAY 19.88 3.92 1.99 2.17
S.05 CLAY 10.00 2.80 1.00 1.09
S.06 CLAY 15.00 3.37 1.50 1.64
10 Gdg. DPRD Kota- N/A S.01 CLAY 5.38 2.28 0.54 0.59
Simpang Jaka Baring S.02 ORGANIC 4.50 2.18 0.45 0.49
S.03 ORGANIC 4.38 2.16 0.44 0.48
S.04 CLAY 5.00 2.23 0.50 0.55
S.05 CLAY 5.50 2.29 0.55 0.60
S.06 ORGANIC 4.00 2.12 0.40 0.44
S.07 CLAY 5.50 2.29 0.55 0.60

Tabel.03. Daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang kedalaman pondasi 3 m


(Sumber : hasil analisa) mad (1997), rumus daya dukung pondasi
Dari hasil tabel 01 s/d 03 terlihat dangkal dari data CPT belum tentu sesuai
diperkirakan jenis tanah pada lokasi studi dengan kondisi tanah pada suatu wilayah.
pada kedalaman 0 – 3 m, dominan Jadi untuk menentukan daya dukung ijin
merupakan jenis tanah organik dan dengan rumus diatas juga harus
lempung. Untuk hasil daya dukung mempertimbangkan hal lainnya misalnya
pondasi dengan menggunakan rumus daya jenis tanah.
dukung pondasi untuk tanah berlempung Jika memperhatikan jenis tanah
(clay) menunjukkan hasil yang cukup pada tabel 1 s/d 3, pada kedalaman 0 – 3
berbeda. Rumus Owkati (1970) m, dominan merupakan jenis tanah
menunjukkan daya dukung ijin yang organik/ lempung sangat lunak (qc=0-17.4
paling tinggi, dan rumus Meyerhof (1976) kg/cm2), lempung lunak (qc=17.4-29.2
menghasilkan daya dukung yang paling kg/cm2) dan lempung sedang (qc=29.2-
rendah sedangkan rumus CFEM (1992) 50.5 kg/cm2) Dalam menentukan rumus
mendapatkan hasil daya dukung menengah daya dukung pada tanah organik dan
dibandingkan keduanya. lempung lunak harus berhati-hati terutama
Dari ketiga rumus tersebut mana pada tanah organik.
yang paling sesuai untuk wilayah Karena tanah dengan kandungan
Palembang ? Hasil penelitian Mazlan Ah- bahan organik yang tinggi bila digunakan
untuk mendukung beban pondasi akan
6
menghasilkan penurunan yang besar (Hary Perbaikan tanah dasar yang biasa
Christiady H, 2002). Jadi untuk dilakukan di Indonesia untuk pondasi
mengurangi penurunan pondasi yang besar dangkal adalah dengan cerucup gelam.
pada jenis tanah organik dan lempung Rumus empiris dengan data sondir yang
sangat lunak (qc<17.4 kg/cm2) bisa dipergunakan untuk menghitung daya
digunakan rumus Meyerhof (1976) dan dukung ijin (P all) pondasi tiang, dengan
CFEM (1992) untuk lempung lunak (17.4 menggunakan rumus :
kg/cm2<qc<29.2 kg/cm2). CFEM dan Pall= A.qc + (O x JHP) --------------(12)
Meyerhof mempunyai faktor safety cukup 3 5
tinggi. Sedangkan untuk lempung sedang
Dimana :
(qc>29.2 kg/cm2) bisa menggunakan
A = Luas penampang tiang (cm2)
rumus Owkati (1970). Penerapan
qc = Nilai penetrasi konus (kg/cm2)
pemilihan rumus diatas dapat dilihat pada
O = Keliling penampang tiang (cm)
tabel 04.
JHP = Jumlah hambatan pelekat (kg/cm)

No. Lokasi Referensi No. titik q_all (kg/cm2)


Sondir Kedalaman pondasi - 1m Kedalaman pondasi - 2m Kedalaman pondasi - 3m
1 Gdg. Juang 45-Jakabaring CV. Geosarana Persada S.01 0.19 0.18 0.42
S.02 0.18 0.22 0.36
S.03 0.25 0.23 0.42
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju Lab. Mektan UMP S.01 0.68 0.63 0.72
S.02 0.31 0.43 0.49
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat I CV. Geosarana Persada S.01 0.20 0.28 0.42
S.02 0.16 0.24 0.36
S.03 0.16 0.24 0.36
4 RS. Mata - Km 4.5 Lab. Mektan UMP S.01 2.80 2.85 2.45
S.02 5.53 2.88 5.08
5 Gdg. Asrama IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 2.25 1.96 1.98
Jl. Sudirman S.02 2.33 2.32 1.90
S.03 2.27 5.09 2.26
S.04 0.77 1.79 2.32
S.05 0.90 2.02 1.49
6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada S.01 2.78 2.85 5.89
Jl. Sudirman S.02 2.47 5.20 6.95
S.03 1.93 2.47 5.68
7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman CV. Geosarana Persada S.01 0.24 0.63 2.73
S.02 1.80 5.05 2.33
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 0.14 0.36 1.74
Jl. Kapt. Rivai S.02 0.21 0.20 0.59
No. Lokasi S.03 0.65
Referensi No. titik 1.80 1.92
q_all cerucup (kg/cm2)*
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 0.55 Sondir 0.82
Kedalaman pondasi - 1m1.16
Kedalaman pondasi - 2m Kedalaman pondasi - 3m
Jl. Merdeka 1 Gdg. Juang 45-JakabaringS.02 CV. Geosarana0.44
Persada S.01 0.82 0.77 1.09 0.86 1.57
S.03 0.45 S.02 0.76 1.21 1.50 0.75 0.74
S.04 0.62 S.03 1.32 0.91 2.17 0.98 1.21
2 Gdg. Bahasa UMP-Plaju S.05 0.40
Lab. Mektan UMP S.01 0.80 2.15 1.09 3.21 3.57
S.06 0.45 S.02 1.03 1.86 1.64 1.86 3.21
10 Gdg. DPRD Kota- N/A S.01I
3 Gdg. Ruko Duta II-Ilir Barat CV. Geosarana0.33
Persada S.01 0.38 0.97 0.59 1.05 1.15
Simpang Jaka Baring S.02 0.27 S.02 0.35 0.97 0.49 1.07 1.17
S.03 0.38 S.03 0.39 1.04 0.48 0.94 1.08
4 RS. Mata - Km 4.5 S.04 0.40
Lab. Mektan UMP S.01 0.44 7.43 0.55 6.57 7.67
S.05 0.33 S.02 0.47 6.03 0.60 7.41 9.43
5 Gdg. Asrama IAIN- S.06 CV. Geosarana0.36
Persada S.01 0.36 5.34 0.44 5.18 5.13
Jl. Sudirman S.07 0.33 S.02 0.47 6.11 0.60 5.43 4.74
Tabel.04. Pedoman awal daya dukung pondasi dangkal wilayah Palembang S.03
S.04
5.21
3.76
5.62
4.21
4.78
4.71
(Sumber : hasil analisa)6 Gdg. Bisnis Center IAIN- CV. Geosarana Persada
S.05
S.01
4.68
6.16
4.24
7.92
4.03
9.11
Jl. Sudirman S.02 6.48 8.32 12.21
S.03 4.76 6.96 9.05

Atau bisa juga


7 Masjid IAIN - Jl. Sudirman
dilakukan untuk Daya dukung pondasi dangkal dengan
CV. Geosarana Persada S.01
S.02
1.43
5.56
4.19
4.85
5.22
4.44
8 Gdg. Dishub Propinsi- CV. Geosarana Persada S.01 0.89 2.64 4.83

meningkatkan daya dukung pondasi pada


Jl. Kapt. Rivai
perkuatan cerucup gelam untuk wilayah
S.02
S.03
0.91
4.42
1.17
4.94
3.15
4.47
9 Gdg. Bappeda Kota- CV. Geosarana Persada S.01 3.10 2.92 3.30

Palembang dapat dilihat pada tabel 05.


Jl. Merdeka S.02 2.74 2.56 3.66

tanah lempung dengan melakukan S.03


S.04
1.91
3.67
3.08
4.26
4.40
5.28
S.05 2.24 2.67 3.34
S.06 2.47 2.43 3.24
perbaikan tanah dasar pondasi.
10 Gdg. DPRD Kota-
Simpang Jaka Baring
N/A S.01
S.02
1.10
1.35
1.10
1.43
1.14
1.31
S.03 1.35 3.80 1.28
S.04
S.05
1.17
0.99
1.14
1.25
7
1.21
1.46
S.06 1.35 1.31 1.46
S.07 0.99 1.25 1.46

Tabel.05. Pedoman awal daya dukung pondasi dangkal dengan perkuatan cerucup gelam wilayah
Palembang (Sumber : hasil analisa)
*1m2 luas pondasi diasumsikan terdiri dari 36 tiang cerucup, panjang tiang 2 m, diameter tiang 10 cm
& efisiensi 80%
3. Kemudian tentukan dimensi pondasi,
Tabel 05 tersebut menunjukkan, perbaikan dengan memperbandingkan beban
tanah dasar dengan cerucup gelam dapat layan kolom bangunan dengan daya
meningkatkan cukup signifikan daya dukung ijin pondasi. Seandainya dirasa
dukung pondasi dangkal. terlalu besar dimensinya bisa
dipertimbangkan perbaikan tanah dasar
KESIMPULAN & SARAN pondasi dengan cerucup gelam.
Dari hasil yang pembahasan diatas, dapat Gunakan rumus pondasi tiang (rumus
diambil kesimpulan : 12).
1. Dari tabel data sondir, tentukan jenis 4. Jika data sondir tidak tersedia dan
lapisan tanah dengan harga friction bangunan yang direncanakan cukup
ratio atau untuk lebih detail dapat dekat dengan lokasi sondir terdahulu,
menggunakan freeware CPT V.4.0. dapat dipergunakan tabel 4 dan 5
2. Setelah memperbandingkan qc dengan sebagai pedoman awal daya dukung
jenis tanah, gunakan rumus daya ijin pondasi dangkal.
dukung yang sesuai, untuk wilayah 5. Dengan kedua cara diatas ternyata
Palembang yang paling sesuai bisa dimensi pondasi masih dianggap
menggunakan rumus Meyerhof, CFEM terlalu besar, mungkin bisa
atau Owkati. dipertimbangkan penggunaan pondasi
dalam.

8
Untuk memperluas wilayah  Mazlan Ahmad, 1997, Correlation
pedoman awal daya dukung ijin pondasi Between Cone Penetration Test And
dangkal yang ada di Palembang dengan Bearing, Universiti Teknologi
juga memperbanyak sampel hasil-hasil Malaysia : Thesis Master of
sondir yang dilakukan di wilayah Engineering (Civil – Geotechnics)
Palembang. Yang nantinya dapat dibuat  Muhrozi, , Soil Test, Masalah dan
peta daya dukung tanah yang ada di Aplikasinya pada Tanah Lunak, Lab.
Palembang. Mekanika Tanah Jur. Teknik Sipil
Selain itu, mendapatkan hasil yang Universitas Diponegoro Semarang.
lebih valid rumus pondasi dangkal dari  Rudi Iskandar, , Beberapa Kendala
data CPT yang mana yang paling sesuai Aplikasi Teori Perhitungan Daya
yang digunakan di wilayah Palembang Dukung Aksial Pondasi Dalam,
dengan membandingkannya perhitungan Laporan Penelitian, Fakultas Teknik
daya dukung pondasi dangkal dengan cara Jurusan Sipil Universitas Sumatera
yang lain misalnya loading test. Utara.
 Richard P. Weber, , Bearing Capacity
DAFTAR PUSTAKA of Shallow Footings for Non-
 A. Eslami and M. Gholami, 2002. Geotechnical Engineers,
Bearing capacity of shallow PDHengineer.com.
foundations from CPT data,
proceeding of 3rd Iranian International
Conference on Geotechnical
Engineering and Soil Mechanics, pp.
93-97.
 A. Eslami and M. Gholami, 2006,
Analytical Model for the Ultimate
BearingCapacity of Foundations from
Cone Resistance, Sharif University of
Technology : Scientia Iranica, Vol. 13,
No. 3, pp 223-233.
 Hary Christiadi H, 2002, Teknik
Pondasi 1, Yogyakarta : Beta Offset.

Anda mungkin juga menyukai