Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN PERTEMUAN

BIMBINGAN TEKNIS DAN SUPERVISI PENYUSUNAN RPHJPd


OLEH DIREKTORAT KPHL KEMENTERIAN LHK
(JUMAT, 22 MARET 2019)
BERTEMPAT DI KANTOR KPH Wilayah XI KIKIM PASEMAH

PERTEMUAN DIHADIRI OLEH:


1. Ir. Hendro Parwoto, M.Si (Kepala UPTD KPH Wil. XI Kikim Pasemah)
2. Ir. Setyo Yuwono, M.Si (Kepala Seksi Penataan I KPHL)
3. Mulya Ganefianto (Penata Administrasi Perlengkapan)
4. Suharno, SE (Kasubag TU KPH Kikim Pasemah); Ardin, SE (Kasi RHL KPH Kikim
Pasemah); dan Eva Arsanti, SP (Kasi Perencanaan KPH Kikim Pasemah
5. Kelompok Jabatan Fungsional KPH Kikim Pasemah
6. Staf dan personil KPH Kikim Pasemah

I. PEMBUKAAN
 Pembukaan dan pengantar oleh Kepala UPTD KPH Wilayah XI Kikim Pasemah
 Sambutan dan pengantar oleh Bpk. Ir. Setyo Yuwono, M.Si (Kepala Seksi Penataan I KPHL)

II. Diskusi Bimtek dan Supervisi Oleh Ir. Setyo Yuwono, M.Si
 (Bpk. Setyo Yuwono) bahwa meskipun anggarannya belum tersedia, diharapkan RPHJPd
tetap disusun.
 (Bpk. Setyo Yuwono) ada peluang melalui DAK, ada alokasi 93 pembangunan kantor KPHL.
Untuk itu KPH Kikim Pasemah diharapkan dapat mempersiapkan dokumen yang diperlukan.
Seperti sertipikat tanah aset atau surat keterangan aset. Untuk memperkuat dasar
pengganggaran untuk pembangunan kantor KPH Kikim Pasemah.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Fungsi RPHJPd fungsinya adalah : (1) Fungsi pertama sebagai dasar
sarana media komunikasi dengan perencana anggaran dalam hal alokasi anggaran untuk
kegiatan dan operasional KPH. Pada bulan maret inilah perencanaan anggaran untuk tahun
2020 sudah dimulai. APBD dan APBN nanti akan disinkronkan di Bappenas. APBD melalui
DIPA Pemprov Sumsel. Jadi jika ada perencanaan anggaran untuk tahun 2020 maka harus
digarap di bulan maret ini jika ada usul-usul yang akan diajukan. (2) Fungsi kedua RPHJPd
adalah fungsi kontrol progres kegiatan; (3) Fungsi ketiga yaitu untuk proses perizinan
pemanfaatan HL dsb sebagai salah satu syarat untuk perizinan termasuk dengan pihak
ketiga.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Tahun ini diharapkan untuk KPH Kikim Pasemah menyusun dua
dokumen RPHJPd yaitu RPHJPd tahun 2019 dan RPHJPd tahun 2020. Untuk penganggaran
silahkan berkonsultasi dengan Bpk. Aziz BPDASHL Musi. Koordinasi terkait dengan SK
penyusunan terkait personil yang akan dilibatkan.
 (Bpk. Setyo Yuwono) P. 98 Tahun 2018 sebagai dasar penyusunan RPHJP dan RPHJPd.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Penyusunan RPHJPd disusun oleh Tim Kerja yang di SK kan.
 Alokasi Dana untuk penyusunan RPHJPd yaitu Rp. 50.000.000,- namun untuk HSPK di sumsel
alokasi diperkirakan sekitar Rp. 26.000.000,-.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Hambatan dalam penyusunan RPHJPd yaitu waktu penyusunan karena
idealnya RPHJPd disusun 3 bulan sebelum tahun pelaksanaan. Namun di lapangan, banyak
terjadi penyusunan baru dilakukan menunggu anggaran di tahun berjalan. Sehingga RPHJPd
tidak lagi berfungsi ideal sebagai dokumen perencanaan.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Masalah lainnya yaitu anggaran sehingga perlu disiasati melalui lobi ke
anggaran APBD dan bahkan anggaran milik NGO. Seperti di Aceh hampir semua difasilitasi
oleh NGO.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Masalah lainnya yaitu, SDM. Seringkali fenomena di lapangan bahwa
BPKH sebagai pemegang anggaran menugaskan perguruan tinggi sebagai pendamping
penyusun RPHJP, namun di lapangan seringkali menjadi penyusun RPHJP. Dampaknya adalah
data di dokumen seringkali tidak sinkron dengan data yang ada di dokumen RPHJP.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Untuk wilayah KIkim Pasemah belum ada alokasi anggaran untuk
penyusunan RPHJPd, namun nanti akan direvisi oleh BPDASHL.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Koordinasikan dengan Bpk Aziz dari BPDASHL karena alokasi
penganggaran ada di bulan Mei untuk anggaran melalui kementerian.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Terkait pembangunan kantor supaya dibackup melalui surat atau
dokumen untuk memperkuat status agar dapat dialokasikan untuk dana DAK. Selain kantor,
melalui dana DAK juga memfasilitasi pembangunan kantor resort, fasilitas kantor, kendaraan
roda 2 dan roda 4, dan semua sarpras yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan hutan
lindung.
 (Bpk. Setyo Yuwono) Untuk bakti rimbawan, saat ini ada 596 bakti rimbawan, belum ada
penambahan anggota lagi. Untuk anggaran sudah ada di BPDAS, sehingga jika meminta
alokasi bakti rimbawan silahkan mengajukan permohonan ke BPDAS.
 (Bpk. Setyo Yuwono) 2200an hektar penanaman. Karena dipihakketigakan, ada anggaran
berlebih. Sehingga jika ada usulan kegiatan, silahkan diusulkan.
 (Bpk. Hendro) Jika kita flashback ke penyusunan RPHJP KPHL Unit Xi Lahat. Untuk RPHJP
yang disusun, sebagian besar sudah disesuaikan dengan kondisi KPHL Unit XI Lahat karena
Kepala KPH terlibat langsung dalam penyusunan khususnya dalam proses revisi RPHJP.
 (Bpk. Hendro) Untuk RPHJPd di 3 tahun pertama belum ada kegiatan inti. Jika mengacu pada
RPHJP maka setiap tahun dialokasikan 50 Hektar sesuai dengan kemampuan anggaran.
Namun tahun ini ada 650 Hektar melalui BPDASHL, sehingga target dalam 10 tahun di
RPHJPd harapannya sudah dapat dipenuhi. Untuk sarpras mengacu pada dokumen ada di
tahun keempat karena di tahun-tahun awal kegiatannya ada di penguatan data dan basis
kawasan.
 (Bpk. Hendro) ada potensi kawasan yang tinggi terkait dengan pengembangan wisata alam.
Yaitu di lokasi Bukit Besak Desa Tanjung Beringin, masuk ke dalam kelompok HL Isau-isau.
Namun pengembangan kegiatan tersebut mengacu pada RPHJP Subanjeriji. Untuk
pengembangan wisata di KPHL Unit XI Lahat ada di daerah Kecamatan Muara Payang dan
Tanjung Sakti.
 (Bpk. Setyo Yuwono) mengacu pada RPHJPd sarpras dan lain-lain baru akan dilaksanakan di
tahun ke-4. Maka kegiatan apa saja yang dilaksanakan pada tahun 1 s.d 3?
 (Bpk. Hendro) kegiatan yang diprioritaskan yaitu pemantapan data, pembentukan dan
pengembangan kelompok tani, inventarisasi kawasan.
 (Bpk. Setyo Yuwono) pemantapan data sangat diperlukan. Karena data di RPHJP masih
sangat makro. Belum sampai pada tingkat angka dan tingkat petak datanya. Seharusnya kita
sudah punya data untuk pengelolaan yaitu data di tiap petak. Selain itu untuk RHL terkadang
KPH kesusahan untuk mencari lokasi RHL padahal lahan kritis cukup banyak.
 (Bpk. Wahyu) jika mengacu pada masa sebelumnya yaitu UTP RHL maka untuk mencari yg
clean n clear kawasan yang kritis maka sangat susah. Karena HL sebagian kondisinya ditutupi
oleh tutupan yang tidak terlalu terbuka.
 (Bpk. Hendro) Ada studi kasus menarik di kawasan HPT Gumay Ulu sebagai konsesi MHP,
masuk ke dalam kawasan KPH KIKIM Pasemah. Ada potensi konflik lahan disana antara
kawasan dan masyarakat. Seharusnya jalan tengahnya yaitu melalui Perhutanan Sosial.
Namun untuk saat ini mengalami deadlock karena bolanya ada di MHP untuk saat ini dan
MHP tidak melaksanakan kegiatan pengelolaan sama sekali.
 (Bpk. Setyo Yuwono) dibuatkan surat saja kepada MHP untuk krafikasi kejelasan kawasan
dan kegiatan. Jika tidak dilakukan kegiatan maka dapat diambil tindakan lebih lanjut. Pada
waktu dekat ada diskusi rapat antara MHP, Medco, dan Pak Sigit terkait dengan pengelolaan
kawasan hutan di MHP.
 (Bpk. Setyo Yuwono) untuk perkembangan penyusunan RPHJP dua unit KPHL lagi seperti
apa?
 (Bpk. Hendro) Ada dua lagi yang akan disusun. Satu unit akan difasilitasi oleh BPKH dan satu
unit rencana difasilitasi oleh APBD. Tetapi untuk APBD gagal untuk difasilitasi. Tetapi
perkembangan terakhir akan difasilitasi oleh NGO Lamai.
 (Bpk. Setyo Yuwono) sebagai contoh, untuk di taraf Pimpinan di kementerian. Edi Cahyono,
KPH Musi Rawas selalu dijadikan contoh sukses. Strateginya yaitu melalui pemberdayaan
masyarakat. Melalui pemberdayaan masyarakat, maka kerjasama akan terbuka lebih luas
lagi terutama dengan pihak-pihak lain seperti NGO. Sehingga jalur-jalur kerjasama dan
anggaran tidak hanya melalui APBN dan APBD.
 (Bpk. Arifin) Aset-aset yang dimiliki, sebagian besar merupakan aset cabang dinas terdahulu,
namun posisi sekarang masih ditempati oleh dinas Pemkab Lahat.
 (Bpk. Suharno) Ada aset yang bermasalah, dimana ada aset yang ditempati oleh pensiunan
kehutanan, dan mediasi sudah sampai hingga Sekda Lahat. Aset juga ada yang ditempati
oleh Dinas PMDes Pemkab. Lahat dan Disnakertrans Lahat. Untuk aset di Disnakertrans aset
hanya tanahnya saja.
 (Bpk. Suharno) Aset yang potensial berupa tanah kosong ada di Penghijauan Bandar Jaya.
Ada bangunan bekas namun kondisi sudah rusak berat.

Anda mungkin juga menyukai