Anda di halaman 1dari 18

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU

IBU HAMIL TENTANG ANEMIA PADA KEHAMILAN

Aldi, Dysha, Zaki

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu selama masa
kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain di setiap 100.000 kelahiran hidup. AKI
merupakan salah satu indikator yang tidak hanya mampu menilai program
kesehatan ibu, tetapi juga dapat menilai derajat kesehatan masyarakat, karena
sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas
maupun kualitas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012) menyatakan bahwa AKI di
Indonesia terus mengalami penurunan sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 kematian menjadi 228 kematian.

Pada tahun 2012, AKI kembali mengalami peningkatan yang signifikan


yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Kemudian pada
tahun 2015, hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) menujukkan bahwa
terjadi penurunan AKI menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih terlalu jauh untuk mencapai sasaran Sustainable Development
Goals (SDGs) sebagai pengganti Millenium Development Goals (MDGs) yang
memiliki target untuk mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030. Depkes RI (2015) menyatakan terdapat lima penyebab
terbesar kematian ibu yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK),
infeksi, partus lama/macet, dan abortus.

Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI (PUSDATIN) tahun


2014 menyebutkan perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu selama
tahun 2010-2013. Manuaba (2010) mengatakan bahwa anemia dalam kehamilan
akan meningkatkan resiko perdarahan selama persalinan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hidayah 2 (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan
postpartum primer. Anemia secara praktis didefinisikan sebagai kadar Hematokrit,
konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah normal.

Anemia dalam kehamilan adalah jika kadar hemoglobin ibu hamil pada
trimester 1 dan 3 kurang dari 11 g/dl dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester 2
(Prawirohardjo, 2014). Anemia kehamilan disebut “potential danger to mother and
child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan
perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan lini
terdepan (Manuaba, 2010). Anemia menjadi masalah kesehatan utama di negara
berkembang dan berhubungan dengan meningkatnya angka kematian ibu dan
bayi, persalinan prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah dan efek
merugikan lainnya. Meskipun hanya 15 % dari ibu hamil di negara maju yang
mengalami anemia, namun prevalensi anemia di negara berkembang relatif tinggi
yaitu 33% sampai 75% (Irianti dkk, 2014). Hasil penelitian Fakultas Kedokteran
di seluruh Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil di
Indonesia adalah 50-63%. Sementara itu, penelitian Pusponegoro dan Anemia
World Map pada waktu yang sama menyebutkan 51% wanita hamil menderita
anemia sehingga menyebabkan kematian hingga 300 jiwa perhari (Profil
Kesehatan DIY, 2016).

Penyebab paling besar anemia pada ibu hamil adalah anemia karena
kekurangan zat besi. Faktor predisposisinya mencakup grandemultipara, status
sosial ekonomi rendah, malaria, infeksi HIV dan jarak anak yang tidak teratur
(Irianti dkk, 2014). Upaya pemerintah untuk mengurangi angka kejadian anemia
dalam kehamilan yaitu dengan menjalankan program Pelayanan Antenatal
Terpadu yang didalamnya termasuk pelayanan konseling masalah gizi selama
kehamilan, pemeriksaan kadar hemoglobin minimal 1 kali pada trimester 1 dan 1
kali pada trimester 3, dan pemberian tablet Fe dan asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan (PERMENKES RI, 2014). 3 Soekanto (2002) dalam Lestari
(2015) menjelaskan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku (knowledge) atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behaviour). Penelitian membuktikan bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Purbadewi dan Ulfie (2013) terdapat
hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil
tentang anemia dengan kejadian anemia dalam kehamilan.

Dari penelitian oleh dinas kesehatan kota banjar,dapat disimpulkan bahwa


lebih dari ¾ ibu hamil mengalami defisiensi besi dan lebih dari 1 /3 mengalami
anemia. Pemberian suplemen besi setara 60 mg elemen besi dan 0,25 mg asam
folat per hari selama 13 minggu dapat menurunkan angka amenia serta
meningkatkan status besi ibu hamil, tetapi 1 /3 dari mereka masih menderita
defisiensi besi dan 9% masih anemia. Oleh kerena itu, adalah sangat penting
memberikan 96 Upaya Pelayanan Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2016 asupan besi sejak masa pre-maternal supaya cadangan besi pada saat
hamil cukup memadai.

Proporsi Kematian Bayi pada tahun 2016 sebesar 3,93/1000 kelahiran


hidup dengan kota banjar adalah posisi tertinggi. Menurun 0,16 poin dibanding
tahun 2015 sebesar 4,09/1000 kelahiran hidup. Proporsi kematian kematian bayi
berasal dari bayi usia 0-28 hari (Neonatal) sebesar 84,63% atau 3,32/1000
kelahiran hidup. disarankan dalam penanganan AKB lebih difokuskan pada Bayi
Baru Lahir. Walaupun demikian Angka Kematian Bayi di Jawa barat sebesar
3,93/1000 kelahiran hidup, sudah jauh melampaui target MDGs yang pada tahun
2015 harus sudah mencapai 17/1.000 kelahiran hidup.

B. Metode

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan


crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang tercatat di
Puskesmas Purwaharja 2 dengan accidental sampling. Jenis pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil tentang anemia menggunakan
kuesioner, dan kejadian anemia diperoleh dari register kohort ibu hamil
Puskesmas purwaharja. Data dianalisis secara deskriptif analitik dengan chi
square
1.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskanlah masalah dalam penelitian ini, yaitu:

a. Bagaimana hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang anemia pada kejadian
Anemia pada Ibu hamil di kecamatan Purwaharja.

1.2 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang anemia dan
kejadian anemia pada penderita anemia di desa Purwaharja 2.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia di desa


Purwaharja.
b. Untuk mengetahui pengetahuan apa yang belum diketahui pada penderita
Anemia.

1.3 Manfaat Peneitian

Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini adalah:

1.4.1 Aspek teoritis

a) Dapat menambah informasi mengenai gambaran tingkat pengetahuan dan


mengenai Anemia.

b) Sebagai referensi untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan untuk


pengembangan bagi peneliti lain.

1.4.2 Aspek praktis dan daya guna

a) Manfaat Bagi Penulis


Penulis mendapatkan pengetahuan mengenai gambaran pengetahuan tentang
Anemia, menambah pengalaman dalam melaksanakan penelitian, dan data yang
didapatkan dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya.

b) Manfaat Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai gambaran


pengetahuan tentang Anemia. Sehingga dapat dilakukan penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Anemia.

c) Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bacaan untuk menambah informasi
dan pengetahuan mengenai penyakit Anemia bagi masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1.5.1 Waktu dan Tempat

a) Tempat

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskemas Purwaharja 2.

b) Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai April 2019.

1.5.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil yang berada
di wilayah Puskesmas Purwaharja 2.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Anemia dan Kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin <11 gr%
pada trimester I dan III atau pada trimester II kadar Hemoglobin <10,5%
(Sarwono, 2002). Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan
sebagai tingkat hemoglobin <12,0 gr per 100 mL (12 g/dL) darah pada wanita
tidak hamil dan <10,0 g per 100 mL (10 g/dL) darah pada wanita tidak hamil dan
<10,0 g per 100 mL (10 g/dL) darah pada wanita hamil (Varney,2004)

Kehamilan adalah masa di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya


hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.

Kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan postmature. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
premature.

2. Klasifikasi anemia

Klasifikasi anemia dalam kehamilan berdasarkan dari WHO di bagi menjadi


empat kategori yaitu:

a. Hb > 11 gr% Tidak anemia (normal)


b. Hb < 7 gr% Anemia berat
c. Hb 7-8 gr% Anemia sedang
d. Hb 9-10% Anemia ringan
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia dan jenis kelamin.
Kriteria anemia menurut WHO 2002 adalah sebagai berikut:

Laki-laki dewasa : Hb < 13 gr%/dL

Wanita dewasa : Hb < 12 gr%/dl

Wanita hamil : Hb < 11 gr%/dl

Anak usia 6-14 tahun : Hb < 12 gr/dl

Klasifikasi anemia dalam kehamilan yaitu:

a. Anemia defisiensi zat besi

Anemia deefisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak di dunia, terutama


pada negara miskin dan berkembang. Anemia zat besi merupakan gejala kronis
dengan keadaan hipokromik (konsentrasi hemoglobin kurang).

Penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit kurang darah, yang disebabkan
kekurangan zat besi dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kehilangan zat besi yang meningkat disebabkan oleh investasi cacing.

b. Anemia megaloblastik

Anemia yang disebabkan karena kerusakan sintesis DNA yang mengakibatkan


tidak sempurnanya sel darah merah. Keadaan ini disebabkan oleh karena difisiensi
vit B 12 (cobalamin) dan asam folat. Karakteristik sel darah merah dalam darah
dan sumsum tulang. Sel megaloblas ini fungsinya tidak normal, dihancurkan
semua dalam sumsum tulang sehingga terjadinya eritropoesis tidak efektif dan
masa hidup eritropoesis lebih pendek.

c. Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam
kehamilan.

Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui


dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun, atau obat-
obat. Dalam hal yang terakhir anemianya dianggap hanya sebagai komplikasi
kehamilan.

Karena obat-obat penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya


cara untuk memperbaiki keadaan penderita ialah transfusi darah, yang sering perlu
diurai sampai beberapa kali.

d. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya


penghancuran sel darah merah dalam keadaan normal, sel darah merah
mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dan sumsum
tulang belakang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya.

Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya


(hemolisis), sumsum tulang belakang berusaha menggantinya dengan
mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan
normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembntukannya, maka akan
terjadi anemia hemolitik.

3. Penyebab Anemia Dalam kehamilan

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya asupan


makanan sumber Fe . Menurut Tarwoto penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:

a. Kurang gizi (malnutrisi)


b. Kurang zat besi.
c. Malabsorbsi
d. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dan lain-lain
e. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-
lain.

Secara umum anemia pada kehamilan disebabkan oleh:

a. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk kebutuhan janin


b. Kurangnya asupan zat besi yang di konsumsi ibu hamil
c. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita
akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
4. Etiologi dan Patofisiologi Anemia pada Ibu Hamil
a. Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi

b. Patofisiologi anemia pada ibu hamil

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau


kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau
kurang : kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar


hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting.

5. Diagnosa Anemia

Diagnosa anemia dalam kehamilan ditegakkan dengan :

a. Anamnesa
Pada anamnesa akan dapat dikeluhkan cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, keluhan mual muntah, lebih berat pada hamil muda. Bila
terdapat keluhan lemah, tampak pucat, mudah pingsan. Sementara batas tensi
dalam keadaan normal, maka perlu dicurigai anemia defisiensi besi.

b. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak lemah, kulit pucat, mudah
pingsan. Sementara batas tensi dalam keadaan normal, pucat pada membran
mukosa dan konjungtiva. Karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh
darah kapiler, dan pucat pada kuku serta jari.

c. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada
trimester I dan trimester III. Dengan melihat hasil anamnesa dan pemeriksaan
fisik, maka diagnosa dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

2.2.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang


terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. 18

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran


(telinga), dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 Pengetahuan yaitu :

a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.18

b. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar
dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.18

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.18

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan / atau


memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.18

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau


meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki.18

f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.18

Semakin tinggi Pengetahuan seseorang terhadap sesuatu hal, maka akan


semakin tinggi untuk melakukan justifikasi dan pengambilan keputusan termasuk
dalam memutuskan untuk melakukan vaksinasi HPV.18

2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Usia
Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun). Usia
mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. 19

b. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang


makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin
banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat
erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. 19

c. Sumber informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam


penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan. Informasi yang
diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan
pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut. 19

d. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk


memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
lalu. Pengelaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama
bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang
merupakan manifestasi dan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan studi cross
sectional untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil
mengenai anemia.

3.1.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survey dengan cara


memberikan kuesioner kepada responden untuk dijawab sesuai pengetahuan, sikap, dan
perilaku dari responden.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa randegan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini adalah mulai dari bulan Maret 2019 sampai dengan April
2019.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

a). Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan, sikap,


dan perilaku tentang anemia.
b). Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian Anemia pada ibu
hamil.

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Variabel Tingkat penguasaan Kuesioner Pengisian Baik > 7-10 Nominal

Independen responden terhadap Kuesioner Kurang < 7

(Pengetahuan, pertanyaan mengenai

sikap, dan anemia.

perilaku tentang

kusta)

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 3. 1. Variabel dan Definisi Operasional


3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah warga yang tinggal di desa randegan.

3.4.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari warga yang tinggal di desa randegan .

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Perhitungan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Lemeshow

Berikut perhitungan sampel yang dibutuhkan:

2
Z ∝ × P× Q
n= 2
d

Keterangan : Z = derivate baku alfa (1,96)


P = Proporsi variable yang dimiliki (0,5)
Q = 1-P (0,5)
d = Presisi (10%)
n = Besar sampel
Jadi, sampel minimal diteliti adalah

2
Z ∝2 × P× Q ( 1,96 ) ( 0,5)(0,5) ( 3,8416 ) (0,25)
n= = = =96,04 96 orang
d2 (0,1)2 0,01

3.6.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:

 Warga RT 1, RW 13 Kelurahan Karangsari Yang Sedang atau Pernah hamil.


 Bersedia menjadi responden atau subjek penelitian dengan menandatangani
informed consent.

3.6.2 Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

 Sedang Bekerja atau tidak berada di rumah

3.6 Pengkajian instrumen Penelitian

Intrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner untuk


mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang anemia pada penderita
kusta.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dengan cara pengisian kuesioner
dan dalam pengisian dipandu oleh peneliti.
3.8 Alur Penelitian

Ibu yang sedang atau sudah melahirkan

Informed Concent

Bersedia Sedang bekerja atau tidak


berada di rumah

Pengisian kuesioner oleh


responden
Tidak dilakukan pengisian
kuesioner
Input data ke komputer

Analisis data dan statistika

Bagan 3. 1. Alur Penelitian

3.9 Teknik Pengolahan Data

Data-data yang telah didapatkan akan diolah dengan melalui tahapan-tahapan


sebagai berikut:

a. Penyuntingan Data (Data Editing)

Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya. Kuesioner yang


tidak terisi lengkap akan tidak diikutsertakan pada tahapan selanjutnya.

a. Pengolaan Data (Data Coding)

Data yang lengkap akan diberikan kode secara manual untuk


memudahkan dalam pengolaan lebih lanjut.
b. Pemasukan Data (Data Entry)

Data kemudian akan dimasukan ke dalam software computer.

c. Pembersihan Data (Cleaning)

Apabila semua data dari responden selesai dimasukkan, perlu di periksa


kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.

d. Tabulasi (Tabulating)

Membuat tabel-tabel data , sesuai dengan tujuan dari penelitian

3.10 Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,


sikap, dan perilaku mengenai anemia, analisis ini dilakukan untuk
mengidentifikasi karakteristik masing-masing variabel, dalam bentuk tabel
dan distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivarit digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat


pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan terjadinya anemia di Purwaharja
2.

Anda mungkin juga menyukai