Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Erik Hermawan (17640694)
2. Eugenia Oliveira Teme (17640696)
3. Nira Santi (17640721)
4. Resanda Artika Putri (17640727)
5. Siti Ulfah Fauziyah (17640729)
6. Suriyanto (17640730)
7. Viky Dekita Audina (17640737)
8. Yudha Wicaksana (17640738)
Telah disetujui,
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik serta hidayahnya lah kami dapat menyusun laporan
diseminasi akhir praktik managemen keperawatn di ruang Dahlia 1.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam praktik Manajemen
Asuhan Keperawatan Professional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun. Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapakan
terima kasih pada pihak-pihak yang memberikan bantuan dan dorongan atas
terselesaikannya tugas ini:
1. Sri Haryuni, S.Kep, Ns,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
2. Idola Perdana SST, S.Kep, Ns M.Si selaku ketua jurusan Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Kadiri.
3. Direktur RS. Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang telah memberikan kesempatan
untuk melakukan praktik profesi keperawatan.
4. Eko Yunaeti, S.Kep, Ns, MM.Kes selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
5. Robi Kurniawan, S.Kep, Ns selaku kepala ruang Dahlia I yang sudah
membimbing praktik managemen profesi keperawatan.
6. Wiwit Sri Windayati, S.Kep, Ns selaku pembimbing klinik yang telah
membantu dan mengajarkan tentang managemen keperawatan.
7. Wiwin Sulistyawati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing praktek managemen profesi keperawatan.
8. Perawat ruang Dahlia I yang telah membantu dan mengerjakan tentang
managemen keperawatan.
Penulis menyadari bahwa laporan diseminasi akhir praktik
managemen keperawatan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan
iii
diseminasi akhir praktik managemen ini nantinya dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya sebagaimana yang
diharapkan.
Penulis
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Marquis & Huston (2012) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di
rumah sakit dapat dibagi menjadi yaitu yang pertama adalah keperawatan
klinik yang mencakup antara Iain pelayanan keperawatan personal, menjalin
hubungan dan berkomunikasi dengan klien, komunikasil dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain menjaga lingkungan perawatan, melakukan
penyuluhanserta upaya pencegahan penyakit, Kegiatan yang kedua adalah
managemen keperawatan yang meliputi pelaksana tugas administratif
seperti pengelolaan/pengurusan pasien (patient admission),pengawasan
pengisian dokumen catatan medik, mem buat penjadwalan
pemeriksaan/pengobatan pasien, membuat penggolongan pasien sesuai berat
ringannya penyakit, mengatur kerja perawat perawat secara optimal sesuai
kebutuhan, memonitor mutu pelayanan pada pasien maupun managemen
ketenagaan logistik keperawatan. Dimana kedua-duanya merupakan aspek
penting yang harus diterapkan secara bersamaan untuk menjamin
keberhasilan pencapaian tujuan pelayanan keperawatan pada khususnya dan
kualitas pelayanan perawatan pada umumnya.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi
trenddalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan Tim
Modifikasi. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen managemen,
kami mengidentifikasi dan menganalisis Model Asuhan Keperawatan
Profesional yang ada dan lebih cocok untuk ditcrapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan di Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Mengingat pentingnya fungsi managemen dalam menjamin
kelancaran dan keberhasilan suatu pelayanan keperawatan, maka konsep
managemen keperawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan
praktek guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan
keperawatan yang di berikan kepada klien.
2
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi managemen keperawatan
diharapkan mahasiswa dan perawat mampu menerapkan dan melaksanakan
supervisi klinis dalam managemen metode tim keperawatan pada klien
sesuai standar fungsi, tugas, peran dan tanggung jawab secara professional.
1.3 Manfaat
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup
tindakan keperawatan dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasara manusia (14 KDM dari Henderson)
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyamanan fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Gerak dan jasmani\
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
3. Metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan profesional
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan
perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk
diterapkan. Sehingga perlu di antasipasi “ jangan merubah suatu sistem
justru menambah permasalahan” ( Marquis dan Husto 1998 dalam
Kurt Lewin, 1951 ). Dasar pertimbangan penerapan metode sistem
pemberian asuhan keperawatan adalah :
5
5. Dasar pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatn
Malaughin, Thomas, dan Bartem (1995), mangidentifikasi 8
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di Rumah Sakit adalah asuhan keperawatan total,
keperawatan tim, keperawatan primer, tetapi setiap unit keperawatan
mempunyai riwayat dalam menyeleksi model dalam pengelolaan
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana
dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Karena setiap perubahan
akan berdampak terhadap suatu stres, maka perlu mempertimbangkan
6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan ( Marquis dan Huston, 1998).
6
Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainya.
7
3 komponen utama, yaitu : ketenagaan, metode pemberian asuhan
keperawatan, dan dokumentasi keperawatan.
1. Ketenagaan
Jumlah tenaga keperawatan pada suatu ruangan/rumah sakit,
ditetapkan berdasarkan derajat ketergantungan klien. Jumlah ini
ditetapkan dengan mengidentifikasi jumlah klien berdasarkan derajat
ketergantungan klien dalam satu bulan. Berdasarkan ini dapat
diketahui rata – rata jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan
(minimal, intermediate, dan total). Kemudian jumlah perawat
ditentukan dengan rumus Douglas (1985) atau Loverigde (1996).
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
Pada model ini digunakan metode modifikasi tim. Metode tim murni
ini digunakan karena pada metode ini, kontinuitas asuhan lebih sukar
dilakukan karena klien yang dirawat tidak tetap. Tetapi pada metode
modifikasi tim suatu tim akan merawat sejumlah klien mulai masuk ke
suatu ruangan sampai pulang, terutama untuk ketua tim sehingga
dapat menigkatkan kualitas hubungan perawat – klien dan akan
meningkatkan kepercayaan klien kepada perawat sebagai ketua tim,
kemampuanya adalah DIII Keperawatan dengan pengalaman minimal
3 tahun dilapangan. Sebagai anggota tim kemampuanya DIII/SPK.
Disamping itu dibutuhkan perawat dengan kemampuan sarjana
keperawatan sebagai “case manager”. Case manager berperan
sebagai pembimbing ketua tim dan memvalidasi rencana keperawatan
serta mengevaluasi pelaksanaan rencana tersebut.
3. Dokumentasi keperawatan
Pada model ini ditetapkan standard rencana keperawatan, tetapi hanya
meliputi masalah actual. DIII Keperawatan akan menganalisis
masalah tersebut dengan bimbingan case manager.
8
& Haston (1998), jenis model pemberian asuhan keperawatan dapat
dijabarkan dengan table berikut :
Tabel 2.1 Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Messey (1997) dan
Markis & Haston (1998).
Model Deskripsi Penanggung jawab
Model fungsional Berdasarkan orientasi Perawat yang bertugas pada
tugas dari filosofi tindakan tertentu
keperawatan
Perawat melaksanakan
tugas (tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada
Metode fungsional
dilaksanakan oleh
perawat dalam
pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat
perang dunia kedua
Pada saat itu, karena
masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap
perawat hanya
melakukan satu sampai
dua jenis intervensi
(misalnya, merawat
luka) keperawatan
kepada semua pasien
dibangsal
Kasus Berdasarkan pendekatan Manager keperawatan
holistic dari filosofi
keperawatan
Perawat bertanggung
jawab terhadap asuhan
dan observasi pada
pasien tertentu
9
Rasio 1:1 pasien -
perawat
Setiap pasien
dilimpahkan kepada
semua perawat yang
melayani seluruh
kebutuhanya pada saat
mereka dinas, pasien
akan dirawat oleh
perawat yang berbeda
untuk setiap shift, dan
tidak ada jaminan
bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang
sama pada hari
berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien
satu perawat. Umumnya
dilaksanakan untuk
perawat privat, perawat
khusus seperti : isolasi,
intensif care.
Tim Berdasarkan pada Ketua tim
kelompok filosofi
keperawatan
6 – 7 orang perawat
professional dan
perawat assosiati
berkerja sebagai suatu
tim, disupervisi oleh
ketua tim metode
penugasan tim yang
terdiri atas anggota
yang berbeda – beda
dalam memberikan
asuhan keperawatan
terhadap sekelompok
pasien
Perawat ruangan dibagi
10
menjadi 2 – 3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga
professional, teknikal,
dan pembantu dalam
satu grup kecil yang
saling membantu.
Primer Berdasarkan pada Perawat primer (PP)
tindakan yang
komprehensif dari
filososfi keperawatan
Perawat
bertanggungjawab
terhdap semua askep
asuhan keperawatan,
dari hasil pengkajian
kondisi pasien untuk
mengkordinasi asuhan
keperawatan
Rasio : 1:4/1:5
(perawat:pasien) dan
penugasan metode
kasus metode
penugasan dimana satu
orang perawat
bertanggung jawab
penuh selama 24 jam
terhadap asuhan
keperawatan pasien,
mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah
sakit. Mendorong
praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan
antara si pembuat
rencan asuhan dan
pelaksana.
Metode primer ini
ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan
terus – menerus antara
11
pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk
merencanakan
melakukan dan
koordinasi asuhan
keperawatan selama
pasien dirawat.
Dibawah ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode pemberian
asuhan keperawatan professional. Ada 5 metode dalam pemberihan asuhan
keperawatan professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
dimasa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
a. Keparawatan fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke 2. Pada
saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat
luka) keperawatan pada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
1. Managemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan pada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Kelemahan:
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
b. Keperawatan tim
Metode penugasan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam 1 grub kecil yang saling
membantu.
Kelebihan:
1. Memungkinkan pelayanan keperawatn menyeluruh.
12
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan kemunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatas
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan:
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk.
Konsep metode tim:
1. Ketua ti sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim.
Model tim akan berhasil bila didukung oleh kepela ruang.
Tanggung jawab anggota tim:
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung
jawabnya.
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3. Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim:
1. Membuat perencanaan
2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
a. Perencanaan:
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruang masing-
masing.
2. Mengikuti serah terima pasien di sift berikutnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi,
dan persiapan pulang bersama ketua tim.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan atau penjadwalan.
13
b. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang akan digunakan.
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua tim, dan anggota tim secara jelas.
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
6. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
7. Mendelegasikan tugas saat karu tidak ada ditempat kepada ketua
tim.
8. Memberi wewnang kepada tata usaha untuk mengurusi
administrasi pasien
9. Identifikasi masalah dan cara penanganan.
c. Pengarahan
1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2. Memberikan pujian kepada ketua tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
4. Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir kegiatan.
5. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas.
7. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
d. Pengawasan
1. Melalui komunikasi:
1) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun perawat pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, dewan inspeksi
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan yang
ada pada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
d) Audit keperawatan
14
c. Keperawatan primer
Metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien, mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri.
3. Keuntungan yang dirasakan oleh pasien, merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secar individu. Dokter juga merasakan
kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan
informasi tentang kondisi pasien yang selalu duperbaruhi dan
komprehensif.
Kelemahan:
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memdahi dengan kriteria asertif, self direction,
kemamouan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatn
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
ilmu.
Konsep dasar metode primer:
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi
3. Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawat primer:
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keprawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluas keberhasilan yang dicapai.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
8. Malakukan rujuan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinis.
10. Mengadakan kunjungan rumah
15
Peran kepala ruang dalam metode primer:
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2. Orientasi dan merencanakan pekerjaan baru.
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4. Evaluasi kerja.
5. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf .
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi.
Tabel 2.2 Peran masing-masing komponen Kepala Ruangan; Perawat
Primer; dan Perawat Associate
Kepala Ruangan
Perawat Primer (PP) Perawat Associate (PA)
(KARU)
1. Menerima pasien baru 1. Membuat perancanaan 1. Memberikan askep
2. Mamimpin rapat 2. Mengikuti timbang
askep
3. Mengevaluasi kinerja
2. Mengadakan tindakan terima
perawat 3. Melaksanakan tugas
kolaborasi
4. Membuat daftar dinas
3. Memimpin timbang yang didelegasikan
5. Menyediakan material
4. Mendokumentasikan
6. Perencanaa, terima
4. Mendelegasikan tugas tindakan keperawatan
pengawasan dan
5. Memimpin ronde
pengarahan
keperawatan
6. Pengevaluasi
pembarian askep
7. Bertanggung jawab
terhadap pasien
8. Memberi petunjuk jika
pasien akan pulang
9. Mengisi resume
keperawatan
16
Tim Medis Kepala Ruangan Sarana RS
PPI PP2
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
Pasien Pasien
Sarana RS
Dokter Kepala Ruang
Perawat Primer
Pasien / Klien
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana jika
evening diperlukan
days
Perawat Pelaksana
night
Kekuranganya :
1. Belum dapatnya diindentefikisasi perawat tanggung jawab
17
Kepala Ruangan
Kepala Ruang
18
PP1 PP2 PP3 PP4
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
19
8) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal
lima set perhari
9) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
impementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku profesional.
10) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat dilegasikan kepada
PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah
pengawasan kepala ruang rawat dan CCM.
11) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan di ruangan.
12) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang
ada di ruangan, membuat DP3,, dan usulan kenaikan pangkat.
13) Melakukan peretemuan ruti dengan semua perawat setiap bulan
untuk membahas kebutuhan ruangan.
14) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan
(bersama dengan CCM).
15) Membuat peta risiko di ruang perawat.
2. Clinical Care Manager
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, Clinical Care Manager (CCM)
adalah Skep/Ners dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat 1 adalah
seorang ners spesialis. Pada MPKP tingkat II, jumlah ners spesialis lebih
dari satu orang tetapi disesuaikan dengan kekhususannya (Majoring)
kasus yang ada. CCM bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi dan
sebaiknya CCM sudah mempelajari pengalaman sebagai PP minimal 6
bulan:
20
c. Apakah tindakan keperawatan yang diidentifikasi PP sudah tepat?
baca setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis
tersebut?
d. Apakah ada tindakan keperawatan tambahan? hasil penelitian?
a) Berdasarkan validasi, berikan masukan kepada PP, termasuk
pemberian penguatan misalnya, pujian.
b) Bila ada dokumentasi klien, belum ada renpra yang sudah
dievaluasi PP, maka bersama-sama PP menetapkan diagnosis
keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien, dengan
menggunakan standar renpra yang telah disepakati.
c) Membahas dengan PP, tentang pembagian tugas dengan PA,
apakah penetapan sudah sesuai dengan panduan ? bila belum ,
berikan masukan!
d) Mengobservasi dan memberikan masukan kepada PP terkait
dengan bimbingan yang diberikan PP kepada PA. apakah sudah
baik? Bila belum, beri masukan!
3) Memberikan masukan kepada diskusi kasus yang dilakukan PP dan
PA.
4) Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
5) Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
6) Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian.
7) Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
8) Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal : melakukan evaluasi
tentang mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan
dan mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP.
9) Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan member
masukan untuk perbaikan.
10) Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.
11) Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrument
evaluasi implementasi MPKP oleh CCM.
3. Perawat Primer
Pada ruang rawat MPKP pemula, perawat primer (PP) adalah perawat
lulusan DIII keperawatan dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada
MPKP tingkat 1 adalah perawat S Kep/Ners dengan pengalaman minimal
21
1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore, atau malam hari, namun
sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi hari atau sore hari saja, karena
bila bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit
menilai perkembangan klien. Bila PP bertugas pada sore hari PP harus
didampingi oleh minimal 1 orang PA dari timnya. Hal ini bertujuan agar
pada sore hari PP mempunyai waktu untuk menilai perkembangan semua
kliennya. Di samping itu, bila PP bertugas sore hari, ia akan menjadi
penanggung jawab pada shift tersebut.
Tugas dan tanggung jawab PP adalah sebagai berikut :
1) Melakukan kontrak dengan klien / keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik. Hubungan ini di bina
secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian/tindakan pada
klien/keluarga. Panduan orientasi sebaiknya dilaminating dan di
gantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga dapat
membaca kembali.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore, malam, atau hari
libur.
3) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
4) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah
tanggung jawabnya sesaui klien yang dirawat (preconfrerence).
5) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap
kali giliran jaga (shift). Pembagian klien didasarkan pada jumlah
klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat tidur yang
berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP didampingi oleh dua
orang PA sebagai penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan. Bila
PPhanya didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20%
dan klien tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan
minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA. Penetapan
ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan
22
membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
9) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan
dan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
10) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan labolatorium.
11) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya
bersama dengan PA.
12) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya. Bila
PP tidak ada, visite didampingi oleh PA sesuai tim nya.
13) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
14) Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal setiap 2
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien ( bergantung pada
kondisi klien ).
15) Bila PP cuti atau libur, tugas-tugas PP didelegrasikan pada PA yang
telah ditunjuk ( wakil PP ) dengan bimbingan kepala ruang rawat
atau CCM.
16) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien atau keluarga.
17) Membuat perencanaan pulang.
18) Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP).
4. Perawat asosiet
Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula tau MPKP tingkat I, sebaiknya
adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan. Namun, pada
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapatkan pendidikan
tambahan, beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan SPK
tetapi mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama di rumah sakit
tersebut.
Tugas dan tanggung jawab PA adalah sebagai berikut:
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.
23
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada
ditempat
4) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renprqa.
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selasai diparaf.
9) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah
yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
11) Berperan seta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
12) Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan timnya
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memebrikan resep dan menerima obet dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP
24
a. Ketenagaan
b. Jumlah tenaga
c. Kebutuhan tenaga
d. BOR [Bed Occupacy Rate]
e. Diagnosis penyakit tebanyak
f. Penghuitungan beban kerja
2) Sarana dan Prasarana [M2-Material]
a. Penataan gedung atau lokasi dan denah ruangan
b. Fasilitas
c. Alat kesehatan yang ada diruangan
d. Consumamble [obat-obatan dan bahan habis pakai]
e. Administrasi
3) Model asuhan keperawatan [M3-Method]
a. Penerapan MAKP
b. Timbang terima
c. Ronde keperawatan
d. Sentralisasi obat
e. Penerimaan pasien baru
f. Discharge palnning
g. Superfisi
h. Dokumentasi
4) Money [M-4]
a. Pemasukan
b. Rancanga anggaran belanja RS yang meliputi:
- Operasional [kegiatan pelayanan]
- Managemen [pembayaran pegawai,listrik,air,telepon dll]
- Pengembangan [sarana dan prasarana dan sumber daya
manusia]
5) Mutu [M-5]
a. Patien safety [medication error, flebitis, decubitus, jatuh,
restrains, ILO, INOS]
b. Kepuasan pasien
c. Kenyamanan
d. Kecemasan
e. Perawatan diri
f. Pengetahuan / perilaku pasien
g. ALOS [average length of stay]
2. Analisa SWOT
a. Perencanaan strategis
b. Analisa SWOT
3. Identifikasi masalah
4. Rencana strategis
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
25
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
26
3.1.2 Visi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
”Menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat di Blitar Raya dan
sekitarnya pada tahun 2021 ”
27
11.Meningkatkan pelayanan secara efektif dan efisien
12.Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang selanjutnya
akan memberikan peningkatan kinerja organisasi.
3.2.1 Gambaran Umum Ruang Dahlia Satu Rumah Sakit Ngudi Waluyo
Blitar
Ruang dahlia 1 adalah ruang perawatan pasien penyakit dalam
yang ada di rumah sakit Ngudi Waluyo Blitar. Ruangan ini memiliki
ketersediaan tempat tidur sebanyak 22 TT dengan rata-rata BOR 61,37
% untuk kelas 1 terdiri dari 10 TT sedangkan kelas 2 terdiri dari 12
TT. Ruang dalia 1 dipimpin oleh seorang kepala ruang, dan terdapat
wakil kepala ruang. Sistem matika metode penugasan perawat pada
ruang dahlia 1 menggunakan metode tim dengan modifikasi
fungsional yang terbagi menjadi 2 tim. Tim 1 bertanggungjawab atas
ruang dahlia kelas 1, dalam tim 1 terdiri dari seorang ketua tim dan
beberapa perawat pelaksana. Sedangkan kelas 2 pada ruang dahlia 1
akan dikelola oleh tim 2 yang mana sama halnya dengan tim 1
terdapat seorang ketua tim dan beberapa perawat pelaksana.
28
4. Mengevaluasi askep yang selalu berubah serta menjamin
ketersedian sumber
5. Memberikan kesempatan kepada semua perawat untuk
mengembangkan pengentahuan secara terus menerus
6. Meningkatkan hubungan yang konduksif dengan profesi kesehatan
lain.
2.2.1.1 Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan di
RSUD “Ngudi Waluyo“ Wlingi secara efektif dan efisien,
sehingga tercapai pelayanan yang optimal, paripurna dan
berkesinambungan.
2.2.1.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Meningkatkan kepuasan pasien rawat inap.
3. Meningkatnya kunjungan pasien keluarga miskin.
3.2.3. Manfaat
1. Memenuhi standar dan parameter pada akreditasi rumah sakit.
2. Terdokumentasinya pelaksanaan kegiatan program kerja Ruang
Dahlia 1.
3. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Ruang
Dahlia 1.
4. Menghindari duplikasi wewenang dan tanggung jawab.
5. Memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi.
KUPP Rawat Jalan KUPP Rawat Jalan Kasubid Etik & Mutu Kasubid Logistik &
Ketenangan
Ns Agus N Gatot Santoso, Nur Ulwiyah, S. Kep., Ns
29
Amk Ns Nah purwati
S.Kep
Kepala Ruangan
Aldila Hartawati
Koord Alat Medis Koord PKMRS Koord Obat, Iccu Koord Interventaris Koord PIN Koord Data &
& Umum Pelaporan
Eko Wiyono, Amd, Mochtar Fauzi Iswahyuni, Amk Endang Suhartati Reni Nopitasari,
Kep S.Kep, Ns Amd, Kep Hesti Sri A, Amd.
Kep
4.1 Pengkajian 5M
30
4.1.1.2. Kualitas Sumber Daya Manusia
Berdasarkan dari data pola ketenagaan di Ruangan Dahlia 1
didapatkan kualifikasi tenaga perawat sebagai berikut
Masa Jenis Pelatihan yang Jenjang
No Nama Pendidikan
Kerja ketenagaan pernah diikuti karir
1 Robi S1 Keperawatan 30 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
Kurniawan Tahun Management
S.kep., Ns Keperawatan, CI,
Wound Care,
Keselamatan Pasien,
PMKP, PPI Dasar,
Sterilisasi,
Managemen Linen
dan Limbah
2 Wiwit Sri W S1 14 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
S.kep., Ns Keperawatan Tahun BTLS, Keselamatan
Pasien, Teknik
Pencampuran sediaan
Parenteral,
Managemen Nyeri,
Perhitungan Unit
Cost dan
Penghitungan Tarif
3 Sukarno, DIII 12 PNS PPGD, Keselamatan PK-III
AMK Keperawatan Tahun Pasien, BLS,
Managemen Nyeri
4 Iswahyuni, DIII 12 PNS BLS, BTLS, BCLS, PK-III
AMK Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
PPGD, PPI Dasar,
K3, Managemen
Nyeri
5 Eko Wiyono, DIII 10 PNS PPGD, BCLS, PK-II
Amd, Kep Keperawatan Tahun Penanggulangan
Bencana Kebakaran,
Managemen Nyeri,
Code Blue, Teknik
Pencampuran
Sediaan Parential,
PONEK,
Keperawatan Intensif
31
Dasar
6 Mochtar S1 12 PNS BLS, PPGD, PK-III
Fauzi, S.kep., Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Ns Komunikasi Efektif
dan Keselamatan
Pasien, PPI Dasar
7 Mokhamad DIII 3 PNS BLS, BTLS, PPGD, PK-III
Rifa’i, AMK Keperawatan Bulan Keselamatan Pasien,
Instrumentator OK
8 Yulaikah, DIII 6 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Amd. Kep Keperawatan Tahun Keperawatan Pasien,
PPI
9 Ratna Hayati, DIII 6 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Amd. Kep Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
PPI, Penanggulangan
Bencana Kebakaran,
Managemen Nyeri
10 Rachmad S1 3 Non PNS PPGD, Keselamatan PK_1
Wijaya, Keperawatan Tahun Pasien, PPI, Pelatihan
S.Kep., Ns Skrining, Triase,
Transfer dan
Transportasi,
Managemen Nyeri,
Code Blue, Modern
Woundcare In
Diabetic
11 Septiananda DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Crisdialis, Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Amd. Kep PPGD, PPI
12 Dwi Puspita DIII 3 Non PNS PPGD, BCLS, PK-1
Sari, Amd. Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Kep PPI, Managemen
Nyeri, Teknik
Pencampuran
Sediaan Parenteral,
Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
13 Hesti Sri DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Agustin, Amd. Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Kep PPI, Code Blue,
32
Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
14 Anas Arif DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-1
Chumaidi, Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Amd. Kep Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
15 Reni DIII 2 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-1
Nopitasari, Keperawatan Tahun Managemen Nyeri
Amd. Kep
33
= 2, 25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan
perpasien sehari adalah 40, 5 jam/ 9 pasien= 4,5 Jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus gilleis
diatas, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Kebutuhan Perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif perhari
= 40, 5/7
5, 78 = 6 orang perawat
d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sif, yaitu dengan ketentuan menurut
Eastler (Swansburg, 1990)
a. Pagi = 47 % x 6/100 = 3 perawat
b. Siang = 35 % x 6/100 = 2 perawat
c. Malam =17 % x 6/100 = 1 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler dalam
Swansburg, 1999)
S1 = 55% = 3,3 = 3 perawat S1
D3 = 45%= 2,7 = 3 perawat D3
Dari pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan
menggunakan teori Gillies, jumlah perawat yang
dibutuhkan tingkat pendidikan S1 adalah 3 orang dan D3
adalah 3 orang
Dari pengkajian yang telah dilakukan selama tanggal 02-04
Juli 2018 didapatkan hasil perhitungan tenaga perawat sebagai
berikut:
1. Penghitungan kebutuhan ruang dahlia 1
Ruang dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur,
jumlah pasien yang dirawat pada tanggal 02 juli 2018 yaitu
9 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut
adalah 9 pasien dengan perawatan persial. Hari kerja efektif
adalah 7 hari per minggu. Berdasarkan situasi tersebut maka
dapat di hitung
34
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut
adalah sebagai berikut menurut perhitungan ruangan
dengan rumus gillies:
Waktu Perawatan Langsung
Waktu perawatan langsung
Total = 6 jam x 2 orang = 12
Parsial = 3 jam x 7 = 21 Jam
Minimal =-
Jumlah = = 33 Jam
Waktu Perawatan Tidak Langsung
35 menit x 9 orang = 315 menit
= 5.25 jam
Penyuluhan Kesehatan
15 menit x 9 orang = 135 menit
= 2, 25 jam
Penyuluhan kesehatan
15 menit x 9 orang = 135 menit
= 2, 25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang
dibutuhkan per pasien perhari adalah 40, 5 jam/ 9
pasien= 4,5 Jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan
rumus gilleis diatas, sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut:
Kebutuhan Perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif perhari
= 40, 5/7
5, 78 = 6 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per shif, yaitu
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sif, yaitu dengan ketentuan menurut
Eastler (Swansburg, 1990)
Pagi = 47 % x 6/100 = 3 perawat
Siang = 35 % x 6/100 = 2 perawat
Malam =17 % x 6/100 = 1 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler dalam
Swansburg, 1999)
35
S1 = 55% = 3,3 = 3 perawat S1
D3 = 45%= 2,7 = 3 perawat D3
Dari pengkajian yang dilakukan di ruang dahlia 1
dengan menggunakan rumus teori Gillies, jumlah
perawat yang dibutuhkan perawat perhari 6 perawat.
Dengan pembagian sift pagi 3 perawat, siang 2 perawat
dan malam 1 perawat.
Ruangan dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka
perhitungan kebutuhan tenaga perawat di setiap tim per
shift adalah :
a. Tim 1
Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 3
Total care =-
Partial care = 3 x 4 = 12 jam
Minimal care = -
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 3 orang = 105
menit = 1,75 jam
KIE = 15 menit x 3 = 45 menit
= 0,75 jam
= 14,5 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 14,5/3 =4,83jam
Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam keperawatan
Jam kerja efektif per hari
= 14,5 / 7
= 2,07 = 2 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per
sift, yaitu
Pagi = 47% x 2/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 2/100= 1 perawat
Malam = 17% x 2/100= 1 perawat
b. Tim 2
Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien =6
Total care =2
Partial care =4x4 = 16 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 6= 210 menit
= 3,5 jam
KIE = 15 menit x 6= 90 menit
36
= 1,5 jam
= 21 jam
Jumlah jam keperawatan setiap pasien = 21 / 6 = 3,5 jam
Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 21/ 7
= 3 perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sift,
yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 1 perawat
1. Penghitungan kebutuhan ruang dahlia 1 tanggal 03 juli
2018
Ruang dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur,
jumlah pasien yang dirawat pada tanggal 03 juli 2018 yaitu
8 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut
adalah 8 pasien dengan perawatan persial. Hari kerja efektif
adalah 6 hari per minggu. Berdasarkan situasi tersebut maka
dapat di hitung
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut
adalah sebagai berikut menurut perhitungan ruangan
dengan rumus gillies:
Waktu perawatan langsung
Total = 6 jam x 1 pasien =6 jam
Persial = 3 jam x 7 pasien = 21 jam
Minimal = -
Jumlah = = 27 jam
Waktu perawatan tidak langsung
35 menit x 8 orang =280 menit
= 4,6 jam
Penyuluhan kesehatan
15 menit x 8 orang =120 menit
=2 jam +
= 33,6 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang
dibutuhkan per pasien perhari adalah 33,6 jam / 8 pasien
= 4,2 jam
37
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut dalah langsung dengan menggunakan
rumus yang digunakan ruangan dahlia 1 sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :
38
Kebutuhan perawat = total jam keperawatan
Jam kerja efektif per hari
= 19,3 / 7
= 2,75 = 3 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sift, yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1,47 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1,05 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 0,51 = 1 perawat
b. Tim 2
Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien =4
Total care =-
Partial care =4x4
= 16 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 4 orang
=140 menit
= 2,3 jam
KIE = 15 menit x 4 orang
= 60 menit
= 1 jam
=19,3 jam
Jumlah jam keperawatan setiap pasien =19,3 / 4 = 4,8
jam
Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 19,3/ 7
= 3 perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sift, yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 1 perawat
39
Standar
kebutuhan 7 5 2 7 5 2
Jumlah
perawat sift di
ruangan 3 2 1 2 2 1
02/07/2018 03/07/2018
Prosentase 6:14x100% 5:14x100%
=42,85 =35,71
Rata-rata 39,28%
Berdasarkan hasil pengkajian pada M1 (MAN), kualitas tenaga kerja
perawat di Ruang Dahlia 1 masih kurang memenuhi standart ruangan. Standar
ruangan kebutuhan kualitas tenaga perawat pada ruangan yaitu S1:D3= 55%: 45%
(warstler dalam swansburg, 1999). Sehingga sebaiknya ruangan tersebut memiliki
kebutuhan tenaga S1 = 55% = 9 perawat S1 dan D3= 45% = 7 perawat D3.
Namun, pengembangan skill di Dahlia 1 rata rata sudah memenuhi standart,
pelatihan yang diwajibkan dari pihak rumah sakit, yaitu sebesar 100 % perawat.
Pelatihan wajib tersebut adalah pelatihan PPI, keselamatan pasien dasar, BLS, dan
PPGD.
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai kuantitas tenaga keperawatan di
ruang Dahlia 1, jumlah kebutuhan perawat diruangan masih belum memnuhi
standard kebutuhan, yaitu S1 berjumlah 4 orang dan D3 berjumlah 11 orang.
Dengan demikian di ruang Dahlia I masih belum memenuhi standart.
RUANG DAHLIA I
A B C
DAPUR
40 Kls 2 Kmr 9
KM Petugas
R. KARU D1
KM
KM
B A
KM B A Kls 2 Kmr 8
Kls 1 Kmr 4 A B C
A B C
Kls 1 Kmr 3
Kls 2 Kmr 7
KM
B A TAMAN
Kls 1 Kmr 3 KM
KM
KM
B A Kls 2 Kmr 6
KM B A
Kls 1 Kmr 1 A B C
41
d. Sebelah timur dengan kantin, koperasi dan ruang laundry
Ruang Dahlia I berbentuk huruf U Nurse Station tempat petugas jaga,
tempat penyimpanan tabung oksigen dan kamar mandi petugas terletak di tengah
ruangan dan ruang administrasi terletak di sebelah barat Nurse Station.
42
43
4.1.2.5. Fasilitas Iventaris Alat Medis
44
12 Suction Pump Thomas/ 2008
2 2 2 (B)
1632 GL
Berdasarkan tabel di atas didapatkan data bahwa beberapa alat medis seperti: Almari Instrumen sudah memenuhi standart.
Namun masih ada beberapa peralatan yang masih belum memenuhi standart seperti Tensimeter Digital.
45
4.1.2.5.2. Fasilitas Alat Medis Sesuai Permenkes 56 Tahun 2014
KONDISI
No NAMA BARANG STANDART JUMLAH KET
BAIK RUSAK
0 Tidak
1 Bed side Monitor √
mempunyai
0 Tidak
2 Defibrilator √
mempunyai
1 1 Tidak
3 EKG 12 Chanel √
mempunyai
1 Tidak
4 Emergensi Trolley √
mempunyai
ENT Examination 0 Tidak
5 √
Set mempunyai
0 Tidak
6 Film Viewer √
mempunyai
7 Infus pump √ 3 3 (B)
0 Tidak
8 Lampu Periksa √
mempunyai
9 Matras Dcubitus √ 1 1 (B)
0 Tidak
10 Minor Surgery set √
mempunyai
1 1 Tidak
11 Nebulyzer √
mempunyai
0 Tidak
12 Pen Light √
mempunyai
0 Tidak
13 Pulse Oxymetry √
mempunyai
14 Stetoskop √ 3 2 1 (B)
15 Suction Pump √ 1 1 (B)
16 Syringe Pump √ 1 1 (B)
Bed Pasien 0 Tidak
17 √
Elektrik mempunyai
18 Beb Pasien Manual √ 22 22 (B)
Tensimeter 1 1
19 √ (B)
Anaeroid
20 Tensimeter Digital √ 1 1 (B)
21 Termometer Digital √ 2 1 1 (B)
22 Timbangan Pasien √ 1 1 (B)
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa beberapa alat medis yang
seperti: Infusion pump, Trmometer Digital, EKG 12 Chanel, Stetoskop
sudah memenuhi standar. Namun masih ada beberapa peralatan yang
belum memenuhi standart seperti: Pen Light, Lampu Periksa, Film Viewer,
46
4.1.2.5.3. Fasilitas Peralatan Rumah Tangga
KONDISI
KET
No NAMA BARANG STANDAR JUMLAH
(%)
BAIK RUSAK
3 Ceret 1;2 1 1 0
JUMLAH
KET
No URAIAN
(%)
BAIK RUSAK
47
2 Guling 1;1 14 14 63
6 Sarung bantal
1;3
merah mudah 45 40 5 100
7 Sarung bantal
1;3
hijau 28 25 3 83
16 Taplak meja
1;2
petugas 10 10 83
Berdasarkan tabel
48
4.1.3. Metode Asuhan Keperawatan (M3 Method)
4.1.3.1. MAKP
Metode yang diterapkan di ruang penyakit dalam RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi adalah tim modifikasi. Metode penguasaan
yang diterapkan adalah metode tim modifikasi yang terdiri atas
perawat yang ada di ruangan yang dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1
(kamar 1 sampai dengan kamar 5 yang terdiri dari 10 bed) dan tim
2 (kamar 6 hingga 10 yang terdiri dari 12 bed). Gambarnya adalah
sebagai berikut:
Kepala Ruangan
Robi Kurniawan, S. Kep, Ns
Katim I Katim II
Wiwit Sri W.,S.Kep,Ns Ratna Hayati, Amd. Kep
Klien
49
apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan
oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
ketersediaan tenaga keperawatan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan perawat pelaksaana secara jelas √
d. Membuat rentang kendali √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan √
f. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
g. Menyelenggarakan konferens √
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang √
rawatnya.
Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawaatan baru atau tenaga lain
√
yangakan kerja diruang rawat
50
Memberikan orientasi kepada siswa atau mahasiswa keperawatan yang
√
mengguanakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
k. Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya meliputi: Penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada √
dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan
√
keperawatan
m. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf
√
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
n. Memberikan kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah atau penataran dengan koordinasi kepala √
instalasi atau kasi perawatan
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
√
kebutuhanberdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
p. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam
√
keadaan siap di pakai
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya infeksi atau non infeksi, untuk kelancaran √
pemberian askep
Meneliti pengisian furmulir sensus harian pasien di ruang rawat √
s. Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai
√
dengan program dietnya
t. Menyimpan berkas cacatan pasien dalam masa perawatan dalam ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkass tersebut ke bagian √
medical record bila pasien pulang dari rumah sakit tersebut
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya
√
sebagai lahan praktek
v. Memberikan penyuluhan kesehatan atau keluarga sesuai kebutuhan dasar
√
dalam batas wewenangnya
w. Melakukan serah terima pasien pergantian dinas √
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat daftar ,
√
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
y. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa keprawatan untuk mempeoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah √
ditentukan
b. Melakukan penilaian kinerja tegana keperawatan yang berada di bawah
√
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan
c. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim dan perawat √
51
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik √
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
√
sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
√
dengan askep klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
√
tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi √
Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada √
klien.
Mengobservasi pasien baru dan mengaudit dokumentasi √
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
√
keperawatan yang telah disusun bersama
Total
Presentase 100%
Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan tugas dan fungsi karu mulai dari
P1 sd P3 sudah sangat baik, dapat dilihat dari prosentasinya yaitu
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa karu menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan SPO.
2. Ketua Tim
Tabel Uraian Tugas Ketua Tim
Katim 1 Katim 2
Uraian Tugas
D TD D TD
a. Bersama penanggung jawab ruangan atau kepala ruangan √ √
atau perawat pelaksana atau anggota tim. Mengadakan serah
terima tugas setiap pergantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat pelaksana √ √
dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing
anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari √ √
pengkajian sampai dengan evaluasi
d. Mengikuti visit dokter √ √
e. Menciptakan suasana harmonis √ √
f. Membuat laporan pasien √ √
g. Mengorientasikan pasien baru √ √
h. Membina hubungan saling percaya antara perawat, pasien √ √
dan keluarga
Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan √ √
kedauratan
52
Membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari pasien, √ √
anggota tim.
p. Membuat perincin tugas anggota tim √ √
q. Menerima konsultasi dari anggota tim dan memberikan √ √
instruksi keperawatan.
Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk mnerima √ √
53
3. Perawat Pelaksana
Tabel Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Hari Ke-
Presentase
Uraian Tugas Perawat 1 2
No
Pelaksana P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
A Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan
kasih
1) Menyusun rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan sesuai dengan
masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan sesuai dengan
rencana.
3) Mengevaluasi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan yang telah
diberikan.
Mencatat atau melaporkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
semua tindakan perawatan
dan respon klien pada
catatan perawatan
B Melaksanakan program berikut dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat. 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
%
2) Pemeriksaan laboratorium. 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
%
Persiapan klien yang akan 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
operasi %
C Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual klien
1) Memelihara kebersihan klien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
dan lingkungan. %
54
2) Memberikan rasa aman, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
nyaman kepada klien. %
55
ruangan
Jumlah 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Prosentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
% % % % % % % % % %
Berdasarkan hasil pengamatan dan tabel diatas di dapatkan bahwa
pelaksanaan perawat pelaksana dalam menjalankan fungsi manajeman
keperawatan sudah optimal yaitu sebanyak 100%.
56
terbaru
√ √
Manajemen 1. Penjelasan pencegahan jatuh √ √
2. Penjelasan orang tidak dikenal
Keselamatan √ √
3. Penjelasan penggunaan gelang identitas
√ √
pasien
4. Penjelasan pintu keluar bila terjadi kebakaran
5. Penjelasan lokasi bahaya api dan larangan
√ √
merokok di lingkungan rumah sakit
√ √
6. Penjelasan bila akan meninggalkan bangsal
harus sesuai peraturan rumah sakit
7. Penjelasan hand hygiene √ √
8. Penjelasan cara pembungan sampah
√ √
√ √
Barang- 1. Penjelasan penyimpanan barang-barang √ √
barang berharga
berharga
Total Bobot 20 4 20 4
Prosentase (%) 83% 83%
83 %
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa untuk penerimaan pasien
baru di ruang Dahlia I sudah berjalan secara baik yaitu 83%. Adapun hal
yang kurang antara lain tentang penjelasan pemakaian pakaian dari rumah,
menjelaskan nomer telepon bangsal, penjelasan prosedur mengenai cara
bertemu dokter untuk menanyakan kondisi medis terbaru, dan Penjelasan
pintu keluar bila terjadi kebakaran
57
tindakan kolaboratif yang sudah ada yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien tersebut. Dari observasi yang telah dilakukan,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel Hasil Penilaian Operan Di Ruang Dahlia I
Hari ke-1 tgl 3 juli 2018
Presentase
Tim 2
Aspek Yang Dinilai Tim 1 keterangan
No
MP PS MP PS
1 Kedua kelompok dinas sudah siap √ √ √ - 75 Karena masih
ada yang datang
terlambat
2 Shift yang mau menyerahkan/ √ √ √ √ 100
mengoperkan mempersiapkan hal –
hal yang akan disampaikan
3 Ketua tim/ kepala jaga yang mau
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan : √ √ √
√
a. Kondisi/ keadaan umum klien
100
b. Tindak lanjut untuk dinas yang √ √ √
√
menerima operan
√
c. Rencana kerja untuk dinas yang √ √ 100
menerima operan √ 100
100
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan √ √ √ √ 100
dengan jelas, singkat, akurat dan
tidak terburu – buru
5 Ketua tim dan semua anggota tim - - - - 0 Karena adanya
bersama – sama langsung melihat apel pagi
keadaan klien
6 Tim yang mengoperkan tugas √ √ √ √ 100
memberi kesempatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas √ √ √ √ 100
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Presentasi 88,9 88,9 88,9 77,8 97,2
Total 86,2
58
Berdasarkan tabel diatas operan di Dahlia I sudah baik yaitu sebesar
86,2%, adapun yang kurang yaitu pada saat operan pagi ke siang masih
ada yang datang terlambat.
2. Pre Conference
Tabel Hasil pre conference di Ruang Dahlia 1
Hari ke-
Persentase
No Aspek yang Dinilai 1 2
(%)
P P
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi √ √ 100%
awal (konferensi awal)
2 Memberi pengarahan kepada anggota tim
tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang √ √ 100%
√ √ 100%
disampaikan oleh PP meliputi
√ √ 100%
Keadaan umum klien
√ √ 100%
Keluhan klien
Tanda – tanda vital dan kesadaran
√ √ 100%
Hasil pemeriksaan laboratorium/
√ √ 100%
diagnostic terbaru √ √ 100%
Masalah keperawatan √ √ 100%
Rencana keperawatan hari ini
Perubahan terapi medis
Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim √ √ 100%
bila ada pasien baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim √ √ 100%
untuk bertanya
5 Memberi penekanan pada hal – hal yang √ √ 100%
perlu diperhatikan
6 Memberi kesempatan pada pendidikan √ √ 100%
pasien
7 Membahas pasien – pasien yang menjadi √ √ 100%
prioritas pada shift tersebut
8 Menanyakan kesiapan fisik, mental √ √ 100%
anggota dalam melakukan asuhan
9 Semua anggota tim menyepakati √ √ 100%
pertemuan diskusi akhir
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada √ √ 100%
anggota tim
Prosentase (%) 100 %
59
Keterangan :
√ : Dilakukan
— : Tidak Dilakukan
Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre conference
mendiskusikan tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien, dalam pre conference para instruktur klinis harus sudah menyiapkan
apa yang akan dibahas dalam conference sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang (Sitorus, 2005; Huber, 2006).
Di ruang Penyakit Dalam ( Dahlia I ) Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi
pre conference dilakukan, dengan hasil presentase 100 % sehingga perencanaa
dari kegiatan asuhan keperawatan dan kegiatan yang dilakukan sepanjang shift
dapat maksimal.
3. Post Conference
Tabel Hasil post conference di Ruang Dahlia I
Hari ke Persentase
No Aspek yang Dinilai
1 2 (%)
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi akhir - - 0
2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan
√ √ 100
anggota tim terkait dengan asuhan keperawatan
3 Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi ASKEP,
√ √ 100
pelaksanaan program dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang telah dialamisetiap
√ √ 100
anggota tim
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota tim √ √ 100
6 Memberi umpan balik kepada anggota tentang pelaksanaan √ √ 100
60
yang telah dilakukan
7 Mengucap terimakasih atas kerjasama anggota tim √ √ 100
8 Semua anggota tim menyepakati pertemuan konferensi
√ √ 100
selanjutnya
Prosentase (%) 87,5 87,5 87,5
Keterangan :
√ : Dilakukan
— : TidakDilakukan
4.1.3.5. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, memimbing,
mengopservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, dan
mengevaluasi dengan sabar, adil serta bijaksana. Sehingga setiap perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman,
cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan serta
keterbatasan perawat. Adapun hal yang mengenai supervisi adalah ;
61
4.1.3.6. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengenai masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer, dan
atau konselor, kepala ruang, perawat pelaksana yang juga perlu
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Berdasarkan hasil dari pengkajian mulai dari hari pertama belum
dilakukan ronde keperawatan. Tetapi dari hasil dari wawancara
didapatkan bahwa ronde keperawatan yang dilakukan di ruang dahlia 1
dilakukan 1 bulan sekali, jika ada masalah yang tidak dapat diatasi dan
saat ada mahasiswa yang sedang praktik di ruang dahlia 1. Dalam ronde
keperawatan biasanyaa dilakukan dengan mendatangkan semua staf yang
bersangkutan dalam ruang dahlia 1 (dokter, perawat, ahli gizi dll).
62
Prosentase
RM 1 RM 2
(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan
20 Kelengkapan administrasi √ √
63
JUMLAH 14 6 14 6
PROSENTASE 70 30 70 30
% % % %
Berdasarkan hasil observasi berkas rekam medis, didapatkan bahwa
sebagian besar pelaksanaan discharge planning cukup baik yaitu 70%, adapun hal
yang kurang adalah kurangnya pemberian informasi kepada pasien dan keluarga,
pemberitahuan tanggal rencana pemulangan pasien.
B. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √ √ √ √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √ √ √ √ √
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2
C. Rencana Tindakan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √
64
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √ √ √ √ √
kesehatan lain
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6
D. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √ √ √ √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
TOTAL PROSENTASI 75 75 75 75 75 75
E. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √ √ √ √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √ √ √ √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - - - - - -
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2
TOTAL PROSENTASI 75 75 75 75 75 75
65
C PERENCANAAN 100 100 100 %
D TINDAKAN 75 75 75 %
E EVALUASI 66,6 66,6 66,6 %
F CATATAN ASKEP 75 75 75 %
TOTAL 80,5 %
66
Kelas 2 dan selanjutnya ke Kelas 1 sehingga klaim akan di
rubah sesuai dengan kelas BPJS pasien sendiri. Untuk
pembayaran akan di jelaskan pada ruangan dan untuk klaim
akan dibebankan saat pasien akan mengurus administrasi
pulang atau KRS.
67
Tarif pada Ruang Rawat Inap pada penggunaan BPJS sesuai
dengan INA CBGs (Case Base Groups) pada ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
68
4.5.1.3. BOR
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentasi pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingakat pemanfaatan
tempat tidur ruamah sakit. Jumlah tempat tidur adalah 22.
69
11 April 2018 386 30 58,48%
12 Mei 2018 300 31 45,45%
Rata-rata 408,6 28,1 61,37%
Tabel ALOS ( Length Of Stay) Periode Bulan Juni 2017 - Mei 2018 di
Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo
Lama Pasien Jumlah Pasien
No Bulan ALOS
Dirawat Keluar
1 Juni 2017 293 85 3,32%
2 Juli 2017 - - -
3 Agustus 2017 347 93 3,3%
4 September 2017 371 102 3,09%
5 Oktober 2017 468 123 3,8%
6 November 2017 455 118 3,85%
7 Desember 2017 450 107 4,4%
8 Januari 2018 477 128 3,5%
9 Februari 2018 443 115 3,8%
10 Maret 2018 473 120 3,5%
11 April 2018 387 110 3,5%
12 Mei 2018 - - -
70
Rata-rata 416,4 - 3,60%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata ALOS dari bulan Juni
2017- Mei 2018 adalah 3,60% hal ini menunjukkan bahwa ALOS ruangan
Dahlia 1 telah sesuai dengan standart yang ditetapkan rumah sakit yaitu
selama 1-3 hari.
Tabel BTO (Bed Turn Over ) Periode Bulan Juni 2017 - Mei 2018 di Raung Dahlia
1 RSUD Ngudi Waluyo
Jumlah pasien
No Bulan Jumlah tempat tidur
keluar
1 Juni 2017 85 22
2 Juli 2017 - 22
3 Agustus 2017 93 22
4 September 2017 102 22
71
11 April 2018 110 22
12 Mei 2018 - 22
Jumlah 1101 22
72
gelang
identitas
menggunakan
2 suku
kata/karakter
6 Ada tanggal √ √ √ √ √ √ 100%
lahir pada
gelang
identitas
7 Ada no rm √ √ √ √ √ √ 100%
pada gelang
identitas
8 Pasien tidak √ √ √ √ √ √ 100%
jelas identitas
dituliskan
Mr.X/Mrs X
ditambah kan
tanggal dan
jam masuk
rumah sakit
9 Tulisan pada √ √ √ √ √ √ 100%
gelang
identitas jelas
dan mudah
dibaca
10 Petugas √ √ √ √ √ √ 100%
menjelaskan
tujuan
pemasangan
gelang
identitas
11 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
mengerti
tentang tujuan
pemasangan
gelang
identitas
12 Petugas √ √ √ √ √ √ 100%
menjelaskan
tujuan
pemasangan
73
gelas resiko
13 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
mengerti
tentang
pemasangan
gelang resiko
14 Pada saat √ √ √ √ √ √ 100%
pulang gelang
resiko dan
gelang
identitas
dilepas
15 Saat pulang √ √ √ √ √ √ 100%
gelang
identitas di
gunting dan
menjadi
beberapa
bagian dan di
buang di
tempat
sampah
Rata-rata 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % %
Berdasarkan tabel diatas perawat di ruang Dahlia 1 telah
melakukan identifikasi pemasangan dan pelepasan gelang identitas
dan gelang resiko rata- rata sebesar 100%.
4.5.1.8. Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Obat
Dari kajian situasi yang di lakukan mulai tanggal 02 Juli-04 Juli
2018,untuk pelaksanaan SOP identifiaksi sebelum pemberian
pengobatan di Ruang Dahlia 1 sudah berjalan baik .
74
Kode Perawat Prosentase%
No Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5 P6
A Pengkajian
1 Sebelum pengambilan darah/specimen, membersihkan obat, tindakan invasive memberikan √ √ √ √ √ √ 100%
transfuse darah, petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
2 Petugas mencocokkan identitas pasien dengan identitas yang ada pada gelang √ √ √ √ √ √ 100%
3 Sebelum memberikan transfuse darah, perawat melakukan ceklis pada daftar tilik pemberian darah √ √ √ √ √ √ 100%
4 Sebelum pemberian obat dilakukan pengecekan obat √ √ √ √ √ √ 100%
7 benar oleh 2 perawat
5 Identitas pada RM minimal memuat nama lengkap tanggal lahir dan nomor RM √ √ √ √ √ √ 100%
6 Identitas pasien pada formulir pemeriksaan lab/penunjang ditulis nama lengkap,tanggal lahir dan √ √ √ √ √ √ 100%
nomor RM tambahan identitas lain bila diperlukan
7 Kantong obat minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no RM pasien √ √ √ √ √ √ 100%
8 Terkait dengan identitas, pada labu darah minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no RM √ √ √ √ √ √ 100%
pasien
Rata-rata 100 100 100 100 100 100
% % % % % %
Total 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan identifikasi pasien untuk pemberian obat dan identifikasi sebelum transfusi
darah sudah dilakukan dengan optimal. Perawat selalu mengutamakan identifikasi untuk menghindari kejadian kesalahan pemberian obat
dan transfusi sebesar 100%.
75
4.1.5.7 Komunikasi Efektif
Tabel Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Efektif
Nama Perawat
Ket
Perencanaan Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6
76
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata- rata
komunikasi sebesar 100% hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
efektif diruang Dahlia 1 sudah berjalan dengan optimal. Komukasi
terapeutik antara perawat dengan pasien sudah terjalin baik , saat
perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sehingga
komunikasi jelas dan mudah dipahami pasien. Komunikasi antara
perawat dengan perawat sudah berjalan baik. Sehingga jarang
terjadi miss komunikasi selama informasi.
77
4.5.1.9. Pengurangan Resiko Infeksi Nasokomial
Tabel Five Moment Hand Hyigien
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Apakah perawat
melaksanakan √ √ √ √ √ √ 100%
kebersihan tangan:
a. Sebelum kontak
langsung dengan √ √ √ √ √ √ 50%
pasien
b. Sebelum tindakan
invasif (memberikan
injeksi, pasang infus,
menyiapkan obat-
√ √ √ √ √ √ 50%
obatan, menyiapkan
makan, memberi
makan pasien, rawat
luka, dll)
c. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan cairan
tubuh (darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,
78
bedpan, urina)
d. Setelah kontak
√ √ √ √ √ √ 83,3%
dengan pasien
e. Setelah kontak
dengan lingkungan √ √ √ √ √ √ 17%
pasien
79
4.5.1.10 Cuci Tangan Menggunakan Hand Rub
Evaluasi Cuci Tangan dengan Hand Rub
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Cara cuci tangan dengan
Antiseptik berbasis √ √ √ √ √ √ 100%
alkohol:
a. Tuangkan 3- 5cc
antisepetik berbasis
alkohol ke dalam tangan. √ √ √ √ √ √ 100%
Ratakan keseluruh
telapak tangan
b. Gosok kedua telapak
√ √ √ √ √ √ 100%
tangan dengan merata
c. Gosok punggung dan
sela- sela jari tangan kiri
√ √ √ √ √ √ 83,3%
dengan tangan kanan dan
sebaliknya
d. Gosok kedua telapak
tangan dengan sela- sela √ √ √ √ √ √ 83,3%
jari
e. Jari- jari sisi dalam kedua
√ √ √ √ √ √ 50%
tangan saling mengunci
Gosok ibu jari berputar √ √ √ √ √ √ 50%
80
dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
g. Tangan anda sudah bersih √ √ √ √ √ √ 67%
Rata- rata total 100 0 43 57 100 0 71 29 057 43 100 76,2%
Setelah dilakukan kajian situasi mulai tanggal 02 juli-04 Juli 2018 di dapatkan hasil cukup optimal adalah rata- rata
sebesar 76,2% . Hal yang kurang optimal yaitu Gosok punggung dan sela- sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya sebesar 83,3%, Gosok kedua telapak tangan dengan sela- sela jari sebesar 83,3%, Jari- jari sisi dalam kedua tangan
saling mengunci sebesar 50%, Gosok ibu jari berputar
81
4.5.1.11 Cuci Tangan Menggunakan Sabun dengan Air
Evaluasi Cuci Tangan Menggunakan Sabun dan Air
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
a. Basahi tangan dengan √ √ √ √ √ √
air
b. Tuangkan sabun 3- 5
√ √ √ √ √ √
cc untuk menyabuni
semua permukaan
tangan
c. Gosok kedua telapak
√ √ √ √ √ √
tangan dengan merata
d. Gosok punggung dan
sela- sela jari tangan √ √ √ √ √ √
dengan tangan kanan
dan sebaliknya
e. Gosok telapak dan
sela- sela jari
√ √ √ √ √ √
f. Jari- jari sisi dalam
kedua tangan saling
√ √ √ √ √ √
mengunci
g. Gosok ibu jari- jari
berputar dalam
genggaman tangan √ √ √ √ √ √
82
kanan dan sebaliknya
h. Gosok dengan
memutar ujung jari-
jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan √ √
√ √ √
sebaliknya √
i. Bilas kedua tangan
dengan air
j. Keringkan dengan
handuk atau tisu toilet
√ √
sekali pakai sampai √ √ √
√
benar- benar kering
k. Gunakan handuk √ √
√ √ √
tersebut untuk √
menutup kran
l. Tangan anda sudah
bersih √ √ √ √ √
Rata- rata total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Setelah dilakukan kajian situasi pada tanggal 02 juli- 04 Juli 2018 hasil yang didapatkan yaitu sebesar 100 % perawat
diruang Dahlia 1 telah melakukan cuci tangan dengan sabun dan air dengan menggosok punggung dan sela- sela jari tangan kanan
dan kiri, jari- jari sisi kedua tangan saling mengunci sebesar 100% , menggosok ibu jari- jari berputar dalam genggaman tangan
kanan dan kiri sebesar 100%, mengeringkan dengan handuk dan tisu toilet sekali pakai sampai benar- benar kering sebesar 100%
83
menggunakan handuk tersebut untuk menutup kran. Hasil yang di dapatkan masih belum optimal sehingga perlu adanya
peningkatan perilaku cuci tangan dengan sabun dan air untuk meningkatakn keselamatan diri dan pasien.
84
4.5.1.12 Resiko jatuh
Evaluasi Implementasi dan Evaluasi Skala Resiko Jatuh
Hari Ke
No Implementasi dan Evaluasi
1 2 3 %
Total 100%
5. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer √ √ √ 100%
7. Anjurkan pasien menggunakan kaos kaki atau sepatu tidak licin √ √ √ 100%
Total 71,5%
85
Resiko Tinggi Skor 17-30
9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, di samping tempat tidur, atau di toilet √ √ √ 100%
Jumlah 67%
86
Pada hasil intervensi resiko jatuh yang di lakukan pada tnggal 02-04 juli 2018 didapatkan hasil pada pasien dengan resiko jatuh rendah
sebesar 100% intervensi dilakukan, pada pasien dengan resiko jatuh sedang 71,5% tindakan intervensi di lakukan dan pada pasien dengan resiko jatuh
tinggi, 67% tindakan intervensi dilakukan.
87
FORM MONITORING DAN EVALUASI PENGURANGAN CEDERA AKIBAT
JATUH RAWAT INAP
NO TINDAKAN YA TIDAK KET
1 Mengkaji pasien untuk risiko jatuh dengan
menggunakan
a. More Fall Scale (MFS) untuk pasien dewasa √
b. Ontario untuk pasien geriatri √
c. Humty Dumty untuk pasien anak
2 Memberi penanda berupa stiker / klip warna kuning √
pasien
h. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat √
bantu dengar
i. Segera membersihkan lantai bla ada cairan
j. Memastikan penerangan ruangan cukup √
k. Memastikan perlengkapan bel terjangkau dan
berfungsi bila ada fasilitasnya √
l. Memastikan ruangan dalam keadaan rapi.
m. Monitor efek dari obat yang menimbulkan risiko √
jatuh √
n. Barang-barang pribadi dipastikan di dalam
jangkauan (telepon, air minum, kacamata, dll) √
Pencegahan risiko jatuh tinggi
Penatalaksanaan pada pencegahan risiko jatuh secara √
umum ditambah:
a. Menawarkan bantuan ke kamar √
mandi bila tidak ada kontra indikasi
b. Memasang stiker atau tanda pasien jatuh pada
4
tempat tidur pasien
c. Menilai kebutuhan akan
Fisioterapi latihan gerak
Alarm tempat tidur bila
√
memungkinkan
88
Tempat tidur diposisikan paling rendah √
Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan
dengan ruang perawat √
Asesmen ulang sesuai kondisi paien, setiap 2 jam
untuk risiko jatuh tinggi dan 4 jam untuk risiko jatuh
rendah, sehingga mengetahui perubahan tingkatan
risiko jatuh, dibutuhkan 2x asesmen berturut-turut
5 √
89
dengan skor jawaban 1 sampai 5. Scoring dimulai dari sangat puas,
tidak puas.
3) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah
menjawab pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan.
Pertanyaannya yaitu, "kesim pulannya, apakah Anda sudah puas
dengan pelayanan ruangan ini?”. Jawaban pasien akan divalidasi
dengan melihat elemen indikator yang sudah dijawab.
90
Bobot
Analisa Bobot Rating X
Rating
STRENGTH
Ruangan memiliki perawat dengan pendidikan S1
0,1 3 0.3
keperawatan : 9
Sebagian besar perawat berlatar pendidikan D3
0,3 3 0,9
keperawatan : 7
sebagian besar perawat sudah mengikuti pelatihan
0,2 3 0,6
(PPGD)
adanya motivasi perawat untuk menempuh
0,2 2 0,4
pendidikan lebih tinggi.
Kebetuhan perawat/ hari sudah optimal 0,2 2 0,4
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
0,25 2 0,5
dilihat pada ruangan tersebut
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
0,25 2 0,5
dilihat pada ruangan tersebut
Ruang Dahlia 1 menerima pasien umum dan BPJS 0,3 4 1,2
Jumlah pasien umum 521 dan BPJS 164 0,3 3 3,3
Perawat PNS maupun non PNS mendapatkan
0,2 3 0,6
remunerasi dan bonus hari raya selain gaji
Proses pembayaran baik klaim BPJS maupun pasien
0,2 3 0,6
umum lancar tidak ada masalah
1. 100% pasien merasa puas dengan pelayanan yang
0,1 4 0,4
diterima
2. Pada item keselamatan pasien tentang identifikasi
pasien, pada evaluasi pemasangan dan pelepasan 0,2 4 0,8
gelang identitas dan resiko mencapai skor 100%
3. Angka kejadian pasien jatuh dan decubitus ulcer, dan 0,2 3 0,6
di ruang Dahlia 1 selama 12 bulan terakhir adalah 0%
dan angka kejadian flebitis pada juni 2017-mei 2018
91
adalah 0% dan angka ini sesuai target yaitu <1,5%
4. Pada evaluasi intervensi tindakan pada pasien dengan
0,1 4 0,4
resiko jatuh rendah dicapai skor 100%
5. indikator efisiensi dan efektifitas ruang rawat inap
Dahlia 1 BTO. Rata-rata BTO pada bulan juni 2017-
0,2 3 0,6
mei 2018 telah sesuai standar yaitu dengan
perhitungan hasil BTO 50,04 kali
6. Telah tersedianya SPO tentag prosedur tindakan pada
0,1 4 0,4
pasien
7. Tersedianya SPO tindakan keperawatan 0,1 4 0,4
8. Tersedianya evaluasi keperawatan 0,1 4 0,4
9. Tersedianya catatan perkembangan 0,1 4 0,4
TOTAL 5,2 17,5
WEAKNESS
Pembagian tugas masih kurang optimal 0,1 2 0,2
Sebagian besar Tingkat kepuasan perawat kurang
terkait pemberian beasiswa atau pelatihan pendidikan 0,1 2 0,2
keperawatan
Tindakan hand hygine dan timbang terima kurang 0,3 4 1,2
pemilahan pasien laki-laki dan perempuan masih jadi
0,3 4 1,2
satu ruangan.
Beban kerja perawat tinggi 0,2 2 0,4
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
dilihat pada ruangan tersebut 0,25 2 0,5
92
kurang memadai
Pasien BPJS yang tidak dapat melengkapi
persyaratan BPJS saat membayar maka harus 1 3 4
membayar seperti pasien umum
1. Keamanan obat Dahlia 1 belum berjalan optimal pada
obat LASA karena tidak semua obat LASA terdapat 0,1 3 0,3
sticker LASA
2. Perilaku mencuci tangan Five moment di ruang
Dahlia 1 belum optimal karena hasil kajian status 0,2 4 0,8
tidak 76,2% sesuai SPO
3. Perilaku mencuci tangan dengan hand rub di
dapatkan hasil yang belum tercapai 100% sesuai
0,1 4 0,4
dengan SPO, terbukti adanya item yang masih
bernilai 76,2%
4. Perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air belum
0,2 3 0,6
mencapai 95% sesuai dengan SPO
5. Pada pasien resiko jatuh sedang 71,5% tindakan
intervensi dilakukan pada pasien dengan resiko jatuh 0,1 3 0,3
tinggi, 50% tindakan intervensi dilakukan
TOTAL 4,8 14,1
OPPORTUNITY
Sebagian besar perawat mempunyai kemauan untuk
0,2 3 0,6
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Rumah sakit memberikan kesempatan perawat untuk
0,2 2 0,4
meningkatkan pendidikan berdasarkan jenjang karir
adanya kerjasama yang baik anatar mahasiswa
0,2 2 0,4
fakultas keperawatan dengan perawat klinik
Peningkatan jumlah yang sesuai kebutuhan 0,2 2 0,4
adanya program pelatihan atau seminar khusus
0,2 3 0,6
manajemen dari diklat
Adanya pengusulan penambahan sarana dan
0,3 3 0,6
prasarana untuk menyesuaikan denagan standar
Adanya koordinator alat medis, koordinator
inventaris dan nama dalam struktur organisasi 0,2 2 0,4
ruanagan
Adanya permenkes yang mengatur standar alat
0,3 2 0,6
kesehatan sesuai dengan type RS
Adanya program pelatihan penggunaan alat baru 0,2 3 0,6
RSUD Ngudi Waluyo merupakan RS rujukan untuk
0,5 4 2
daerah kabupaten Blitar
Pendanaan RS berasal dari APBD pemerintah
0,5 3 1,5
kabupaten blitar
1. Pemerintah memberikan anggaran dana untuk rumah
0,5 4 2
sakit
2. Diberikannya kesempatnya pada perawat untuk 0,5 4 2
93
melakukan pelatihan
TOTAL 4 12,1
THREATENED
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
0,2 2 0,4
yang lebih profesional
Makin tingginya kesadaran
0,1 1 0,1
msyarakat akan pentingnya kesehatan
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat pengguna
0,1 2 0,2
layanan kesehatan
Kebijakan pemerintah tentang asuransi kesehatan 0,1 3 0,3
Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien 0,2 1 0,2
Masyarakat jauh lebih kritis dalam menanggapi dan
0,2 1 0,2
menhadapi setiap tindakan dan asuhan keperawatan
persaingan antar RS yang semakin kuat 0,1 2 0,2
Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan
0,3 2 0,6
yang ada
Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk
0,3 2 0,6
melengkapi sarana dan prasarana
Adanya persaingan antar rumah sakit yang lainnya 0,2 2 0,4
Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional
0,2 2 0,4
dan alat yang memadai
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
1 2 2
profesional sehingga membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk mendanai sarana prasarana
1. Mudahnya LSM masuknya ke rumah sakit 0,1 4 0,4
2. Kesadaran masyarakat akan meningkat 0,2 4 0,8
3. Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
0,4 3 0,12
berkualitas meningkat
4. Persaingan dengan rumah sakit lain yangs angat ketat 0,3 4 0,12
TOTAL 4 7,04
94
PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Perawat bersikap sopan dan ramah ketika melayani
√ √ √ √ √ √ 100%
anda
√ √ √ √ √ √ 100%
2. Perawat memperkenalkan diri kepada anda
3. Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit saat anda
√ √ √ √ √ √ 100%
masuk rumah sakit
4. Perawat menjelaskan tempat-tempat penting (KM,
ruang perawat, tata usaha, dll) untuk kelancaran √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan
95
12. Perawat menjelaskan resiko/bahaya tindakan pada
√ √ √ √ √ √ 50%
anda sebelum melakukan tindakan
√ √ √ √ √ √ 100%
13. Perawat memantau keadaan anda secara rutin
14. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan
√ √ √ √ √ √ 100%
terampil dan percaya diri
15. Perawat selalu berhati-hati dalam melakukan
√ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
16. Perawat menilai kembali keadaan anda setelah
√ √ √ √ √ √ 100%
melakukan tindakan
Total
95%
Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi, hampir seluruhnya dengan presentase 95% pasien merasa puas terhadap pelayanan perawat di ruang Dahlia 1. Pasien
merasa puas karena pelayanan keperawatan mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam melayani pasien dengan cukup baik, sehingga
mampu melayani setiap kebutuhan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien perawat melayani dengan sikap sopan dan ramah
sehingga pasien merasa aman. keperawatan mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam melayani pasien dengan cukup baik, sehingga
mampu melayani setiap kebutuhan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien perawat melayani dengan sikap sopan dan ramah
sehingga pasien merasa aman.
96
97
4.2 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas yang digunakan adalah teknik kriteria matrik, yaitu dengan
teknik pemungutan suara dengan menggunukan 113 kriteria tertentu. Secara
sederhana dapat dibedakan atas 5macam yaitu :
1. Kecenderungan besar dan sering kejadian masalah (Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (secerity=Sv)
3. Bisa dipecahkan (manageability=Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)
5. Ketersediaan Sumberdaya (Affordability=Af) (Nursalam,2007)
Tabel Penentuan Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Kepatuhan 5 moment hand hygine :
Setelah kontak dengan lingkungan 5 5 5 3 5 1875 1
pasien belum optimal
2 Dokumentasi askep :
Implementasi dan evaluasi 5 5 4 3 4 1200 3
keperawatan kurang optimal
3 Pelaksanaan discharge planning
4 4 4 3 3 576 4
belum optimal (belum ada leaflet)
4 Pelaksanaan orientasi pasien baru
5 5 5 3 4 1500 2
kurang optimal
5 Pelaksanaan ronde keperawatan
3 3 3 3 3 243 5
kurang optimal
Keterangan :
5: sangat penting
4: penting
3: kurang penting
2: kurang penting
1: sangat tidak penting
98
5. Memberikan hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang melakukan cuci
tangan 5 moment hand hygine sesuai
SOP.
2 Pelaksanaan orientasi Kurang maksimalnya 1. Sosialisasi mengenai SOP orientasi
pasien baru kurang pengorientasian pasien pasien baru
optimal baru dalam penjelasan 2. Implementasi orientasi pasien baru
pemberian pelayanan dengan menggunakan media lembar
selama dirawat di rumah balik.
sakit saat penerimaan 3. Melakukan supervisi orientasi pasien
pasien baru dan masih baru
ada yang tidak 4. Evaluasi orientasi pasien baru
mengorientasikan secara 5. Memberikan hadiah atau apresiasi
langsung saat ada pasien kepada perawat yang melakukan
baru orientasi pasien baru sesuai SOP
99
4.3. POA
100
pasien baru kepada perawat yang
dan masih ada melakukan orientasi
yang tidak pasien baru sesuai SOP
mengorientasi
kan secara
langsung saat
ada pasien
baru
3 Dokumentasi askep : Belum Maksimalnya Ruang Dahlia I 1. Perawat 19 – juli – 2018 sampai 3. Motivasi perawat dalam
implementasi dan maksimalnya pendokumentasia pelaksana 12 – Juli – 2018 melakukan anamnesa
evaluasi keperawatan pendokumenta n implementasi 2. Mahasiswa ulang
kurang optimal sian dan evaluasi praktek 4. Observasi lembar
implementasi ulang pasien. evaluasi
dan evaluasi
ulang pasien.
4 Pelaksanaan discharge Belum Memaksimalkan Ruang Dahlia I 1. Karu 19 – juli – 2018 sampai 6. Sosialisasi mengenai
planning belum maksimalnya pelaksanaan 2. Katim 12 – Juli – 2018 SOP discharge plannin
optimal (belum ada pelaksanaan discharge 3. Perawat 7. Implementasi discharg
leaflet) discharge planning dengan pelaksana planning
planning media leaflet 4. Mahasiswa 8. Melakukan supervisi
(belum ada praktek discharge planning
leaflet) 9. Evaluasi discharge
planning
10. Memberikan
hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang
melakukan discharge
planning sesuai SOP
5 Pelaksanaan ronde Kurang Memotivasi Ruang Dahlia 1 1. Karu 19 – juli – 2018 sampai 5. Sosialisasi pengadaan
keperawatan kurang motivasi terlaksananya 2. Katim 12 – Juli – 2018 ronde keperawatan.
optimal pengadaan ronde 3. Perawat 6. Implementasi ronde
ronde keperawatan pelaksana keperawatan
keperawatan. 4. Dokter (menggunakan lembar
5. Apoteker checklist)
6. Gizi 7. Melakukan supervisi
ronde keperawatan
101
8. Evaluasi ronde
keperawatan
102
BAB 5
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI DAN TINDAK
LANJUT
5.1 Pelaksanaan managemen keperawatan
Tabel 5.1 Pelaksanaan managemen keperawatan diruang Dahlia 1 RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi
103
reward untuk perawat terbaik
yang menjalankan kepatuhan
cuci tangan 5 momen dan 6
langkah
f. Pembuatan lembar balik
orientasi pasien baru dalam
memudahkan perawat ruangan
dalam pelaksanaan orientasi
pasien baru
g. Mereview lembar discharge
planning yang ada di RM
h. Membuat lembar observasi
discharge planning
i. Sosialisasi terkait kelengkapan
pendokumentasian discharge
planning
j. Supervisi langsung pengisian
discharge planning bersama
perawat
k. Pelaksanaan ronde keperawatan
l. Evaluasi pelaksanaan
pendokumentasian discharge
planning
5.2 Implementasi
5.2.1 Optimalisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 moment hand hygiene
Tabel 5.2 Implementasi optimalisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 momen
hand hygiene diruang Dahlia 1
104
Evaluasi tindakan cuci
tangan
105
sosialisasi orientasi Resanda pasien baru
pasien baru Artika
Putri, Yudha
Wicaksana
106
Tabel 5.4 Implementasi Dokumentasian Askep Implementasi dan Evaluasi keperawatan
107
1 Me-review lembar 03 – juli – 03 – juli – Mengamati lembar
discharge planning 2018 2018 sampai discharge planning dan
yang ada di RM sampai 05 05 – Juli – pengisian discharge
– Juli – 2018 planning oleh perawat
2018 ruangan pada saat pasien
masuk dan keluar RS
PJ : Erik
Hermawan,
Suryanto
Pj : Suriyanto
PJ : Erik
Hermawan
108
2018 2018 kemudian melakukan
penilaian
PJ :
- Erik
Hermawa
n
- Suriyanto
109
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Five Moments dan 6 langkah cuci tangan
Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang kepatuhan five moment
hand hygiene pada saat pre didapatkan hasil sebesar 17 %. Setelah dilakukan
110
sosialisasi, supervisi tentang five moment hand hygiene didapatkan hasil
sebesar 83%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 66%.
WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of
hand hygiene (5 waktu hand hygiene). Five moment of hand hygiene (5 waktu
hand hygiene) yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien. Berdasarkan
jurnal yang dikutip dalam Fauzia (2014) mengatakan bahwa, faktor faktor
yang mempengarui perilaku petugas kesehatan terhadap kepatuhan mencuci
tangan yaitu faktor induvidu, organisasi dan lingkungan. Ketika faktor
tersebut mempunyai ketergantungan dalam mempengarui kepatuhan dalam
melaksanakan hand hygiene. Faktor induvidu yang mempengaruhi yaitu:
Pengetahuan, sikap, beban kerja, dan motivasi. Faktor organisasi meliputi ada
tidaknya prosedur tetap, sanksi, penghargaan, dukungan, pelatihan dan
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan hand
hygiene. Faktor lingkungan meliputi air dan arsitektur bangunan.
Salah satu langkah dari pihak rumah sakit untuk meningkatkan
pengetahuan perawat adalah dengan mengadakan sosialisasi secara periodik
terhadap pelaksanaan hand hygiene. Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa sosialisasi dan pelatihan merupakan upaya untuk
melakukan perubahan perilaku efektif yang meliputi perubahan sikap
seseorang terhadap sesuatu. Pendapat lain mengatakan bahwa pelatihan dapat
memberikan informasi kepada perawat untuk membentuk sikap positif dan
meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas tugasnya (Fauzia,
2014).
111
didapatkan hasil sebesar 95%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan
sebesar 12%.
Penerimaan pasien baru atau orientasi pasien baru adalah suatu cara
dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi
ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan. Fauzia (2014)
Peningkatan ini dapat terjadi dikarenakan adanya media lembar balik
yang dapat mempermudah perawat untuk menjelaskan orientasi ruangan,
perawatan, medis dan tata tertib ruangan.
112
3. Meningkatkan nilau mutu pelayanan keperawatan
4. Sebagai referensi pembelajaran dalam peningkatan ilmu keperawatan
5. Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian awal didapatkan hasil yang belum optimal
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil tersebut, kelompok
membuat perencanaan dan strategi pelaksanaan. Adapun hal yang dilakukan
kelompok yaitu melakukan review implementasi keperawatan yang
digunakan diruangan, selanjutnya kelompok melakukan motivasi pada
perawat untuk melakukan anamnesa ulang tentang keadaan pasien dan
mendokumentasikan keadaan yang terbaru pada saat pre-conference. Selain
itu, kelompok melakukan pendampingan dan mengobservasi lembar evaluasi
kepada perawat ruangan mengenai cara melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang benar yaitu meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
pembuatan rencana keperawatan, implementasi hingga evaluasi.
113
b. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terrencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
pasien yang baru
d. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan di
rumah
Berdasarkan hasil pengkajian awal didapatkan hasil yang belum optimal
dalam discharge planning salah satunya dalam hal pemberian leaflet dan KIE
ketika pasien pulang. Sehingga kelompok membuat strategi dalam
pengoptimalan masalah tersebut dengan memperbanyak leaflet dan sosialisasi
pada saat pasien pulang.
114
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
115
Hasil pengkajian menunjukkan adanya beberapa masalah dalam
managemen ruangan meliputi five moment hand hygiene, discharge planning,
dokumentasi keperawatan, orientasi pasien baru, ronde keperawatan. Setelah
dilakukan implementasi oleh kelompok berdasarkan masalah-masalah tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang kepatuhan five moment hand
hygiene pada saat pre didapatkan hasil sebesar 17 %. Setelah dilakukan
sosialisasi, supervisi tentang five moment hand hygiene didapatkan hasil
sebesar 83%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 66%.
2. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang dischare planning pada saat pre
didapatkan hasil sebesar 70 %. Setelah dilakukan sosialisai dan pemberian
leaflet didapatkan hasil sebesar 80%. Hal ini menunjukkan peningkatan
sebesar 10 %.
3. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang orientasi pasien baru pada saat
pre didapatkan hasil sebesar 83%. Setelah dilakukan sosialisasi dan
orientasi dengan menggunakan lembar balik tentang orientasi pasien baru
didapatkan hasil sebesar 95%. Hal ini membuktikan telah terjadi
peningkatan sebesar12 %.
4. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang pendokumentasian Implementasi
keperawatan pada saat pre didapatkan hasil sebesar 80,5%. Setelah
dilakukan motivasi, dan observasi lembar evaluasi didapatkan hasil sebesar
95%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 14.5%.
5. Pada tanggal 24 Juli 2018 dilaksanakan ronde keperawatan di ruang Dahlia 1
yang dihadiri oleh dokter, ahli gizi, farmasi, dan perawat. Ronde
keperawatan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan
salah satu pasien yang ada di ruang Dahlia 1
7.2. Saran
7.2.1. Saran Untuk Lahan
116
1. Diharapkan perawat semakin meningkatkan kepatuhan five moment hand
hygiene terutama setelah kontak dengan lingkungan pasien.
2. Diharapkan perawat memberikan KIE dan leaflet untuk pasien yang akan
pulang.
3. Diharapkan perawat mampu meningkatkan pengorientasian pasien baru
dengan adanya media lembar balik.
4. Diharapkan perawat dapat melakukan pendokumentasien askep sesuai
dengan intervensi yang telah direncanakan dan sesuai dengan keadaan
terbaru pasien.
5. Diharapkan perawat dan tim kesehatan lain mampu meningkatkan
pelaksanaan ronde keperawatan secara rutin.
7.2.2. Saran Untuk Institusi
Diharapkan pihak institusi dapat meningkatkan bimbingan demi
terlaksananya laporan managemen keperawatan yang berkualitas.
7.2.3. Saran Untuk Mahasiswa
Mahasiswa praktek profesi ners yang selanjutnya diharapkan dapat
memberikan tambahan kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan
seperti ronde keperawatan dan implementasi askep.
117
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, Dasar- Dasar Keperawatan Profesional Widya Medika, Jakarta, 2008
Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit jen Yanmed,
cetakan 1 Depkes Jakarta, 2009
RSU Sultan Sulaiman, Profil Manajemen dan Pelayanan di RSU Sultan Sulaiman,
Serdang Bedagai, 2017
LAMPIRAN
118
1. Discharge Planning
Tabel Penilaian Discharge Planning di Ruang Dahlia I (INTRA)
119
Prosentase
RM 1 RM 2
(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan
20 Kelengkapan administrasi √ √
120
JUMLAH 16 4 13 7
PROSENTASE 80 20 65 35
73%
% % % %
2. Discharge Planning
121
Prosentase
RM 1 RM 2
(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan
20 Kelengkapan administrasi √ √
122
JUMLAH 17 3 15 5
PROSENTASE 85 15 75 25
80%
% % % %
3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
G. Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian √ √
Biologis
Psikologi
Social
Spiritual
Kultural
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ -
H. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √
2 2
SUB TOTAL
I. Rencana Tindakan
123
6 6
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
J. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi
K. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - -
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2
TOTAL PROSENTASI 75 75
124
D TINDAKAN 100 75 87,5%
E EVALUASI 66,6 66,6 66,6%
F CATATAN ASKEP 75 75 75%
TOTAL 90 80,5 85%
N. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √
2 2
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
O. Rencana Tindakan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √
125
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √
kesehatan lain
6 6
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
P. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √
Q. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - √
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2
126
C PERENCANAAN 100 100 100%
D TINDAKAN 75 100 87,5%
E EVALUASI 100 100 100%
F CATATAN ASKEP 100 100 100%
TOTAL 96% 94% 95%
127
5. Pengurangan Resiko Infeksi Nasokomial
Table 2 Five Moment Hand Hyigien (intra)
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
Apakah perawat
melaksanakan
kebersihan tangan: √ √ √ √ √ √ 100%
e. Sebelum kontak
langsung dengan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%
f. Sebelum tindakan
invasif
(memberikan
injeksi, pasang
infus, menyiapkan
obat- obatan,
menyiapkan
makan, memberi
makan pasien,
rawat luka, dll) √ √ √ √ √ √ 50%
g. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan
128
cairan tubuh
(darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,
bedpan, urina)
h. Setelah kontak
dengan pasien √ √ √ √ √ √ 83%
e. Setelah kontak
dengan lingkungan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
129
Apakah perawat
melaksanakan
kebersihan tangan: √ √ √ √ √ √ 100%
Sebelum kontak
langsung dengan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%
Sebelum tindakan
invasif
(memberikan
injeksi, pasang
infus, menyiapkan
obat- obatan,
menyiapkan
makan, memberi
makan pasien,
rawat luka, dll) √ √ √ √ √ √ 67%
k. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan
cairan tubuh
(darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,
130
bedpan, urina)
Setelah kontak
dengan pasien √ √ √ √ √ √ 100%
e. Setelah kontak
dengan lingkungan
pasien √ √ √ √ √ √ 83%
131
6. Tabel Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru di Ruang Dahlia I (intra)
Tanggal
Aspek
Parameter
penilaian P1 P2
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas 1. Perkenalan terhadap staf perawatan dan
√ √
Ruangan staf lainnya.
Fasilitas 1. Penjelasan letak Nurse Stastion √ √
Fisik 2. Penjelasan cara memanggil perawat √ √
3. Penjelasan ruang perawatan dan tempat
√ √
tidur
√ √
4. Penjelasan kamar mandi, toilet, dan cara
menggunakan toilet
5. Menjelaskan penggunaan tv - √ - √
6. Menjelaskan penggunaan telefon √ √
7. Menjelaskan bedside monitor, ventilator,
- √ √
inful pump (jika terpasang).
Kebijakan 1. Penjelasan aktifitas harian bangsal √ √
tata tertib 2. Penjelasan kebersihan kamar mandi √ √
3. Penjelasan pengunjung dan jam
√ √
kunjungan
√ √
4. Penjelasan pemakaian pakaian dari rumah
5. Penjelasan prosedur mengajukan keluhan √ √
6. Penjelasan prosedur pre dan post operasi √ √
(jika ada)
7. Penjelasan pelayanan makan
√ √
8. Penjelasan nomor telepon bangsal
9. Penjelasan untuk tidak mengganggu - √ √
132
16. Penjelasan cara pembungan sampah
Tabel Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru di Ruang Dahlia I (post)
Tanggal
Aspek
Parameter
penilaian P1 P2
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas 1. Perkenalan terhadap staf perawatan dan
√ √
Ruangan staf lainnya.
Fasilitas 1. Penjelasan letak Nurse Stastion √ √
Fisik 2. Penjelasan cara memanggil perawat √ √
3. Penjelasan ruang perawatan dan tempat
√ √
tidur
√ √
4. Penjelasan kamar mandi, toilet, dan cara
menggunakan toilet
5. Menjelaskan penggunaan tv - √ - √
6. Menjelaskan penggunaan telefon √ √
7. Menjelaskan bedside monitor, ventilator,
√ √
inful pump (jika terpasang).
133
pelayanan pemberian obat oleh perawat √ √
10.Penjelasan prosedur mengenai cara
bertemu dokter untuk menanyakan √ √
kondisi medis terbaru
134
7. Lampiran Grafik
135
GRAFIK PENDOKUMENTASIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
136
137