Anda di halaman 1dari 141

LAPORAN DISEMINASI AKHIR MANAGEMEN KEPERAWATAN

DIRUANG DAHLIA I RSUD NGUDI WALUYO


WLINGI BLITAR TAHUN 2018

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

1. ERIK HERMAWAN (17640694)


2. EUGENIA OLIVEIRA TEME (17640696)
3. NIRA SANTI (17640721)
4. RESANDA ARTIKA PUTRI (17640727)
5. SITI ULFAH FAUZIYAH (17640729)
6. SURIYANTO (17640730)
7. VIKY DEKITA AUDINA (17640737)
8. YUDHA WICAKSANA (17640738)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN DISEMINASI AKHIR MANAGEMEN KEPERAWATAN


DIRUANG DAHLIA I RSUD NGUDI WALUYO
WLINGI BLITAR TAHUN 2018

Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Erik Hermawan (17640694)
2. Eugenia Oliveira Teme (17640696)
3. Nira Santi (17640721)
4. Resanda Artika Putri (17640727)
5. Siti Ulfah Fauziyah (17640729)
6. Suriyanto (17640730)
7. Viky Dekita Audina (17640737)
8. Yudha Wicaksana (17640738)

Telah disetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Wiwin Sulistyawati, S.Kep., Ns., M.Kep Wiwit Sri Windayati, S.Kep., Ns


NIDN: 0728038605 NIP. 19780521 200312 2002

Kepala Ruang Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Blitar

Robi Kurniawan., S.Kep., Ns


NIP. 19640123 198803 1 009

KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik serta hidayahnya lah kami dapat menyusun laporan
diseminasi akhir praktik managemen keperawatn di ruang Dahlia 1.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam praktik Manajemen
Asuhan Keperawatan Professional. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
didalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
ada kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun. Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapakan
terima kasih pada pihak-pihak yang memberikan bantuan dan dorongan atas
terselesaikannya tugas ini:
1. Sri Haryuni, S.Kep, Ns,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
2. Idola Perdana SST, S.Kep, Ns M.Si selaku ketua jurusan Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Universitas Kadiri.
3. Direktur RS. Ngudi Waluyo Wlingi Blitar yang telah memberikan kesempatan
untuk melakukan praktik profesi keperawatan.
4. Eko Yunaeti, S.Kep, Ns, MM.Kes selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi Blitar.
5. Robi Kurniawan, S.Kep, Ns selaku kepala ruang Dahlia I yang sudah
membimbing praktik managemen profesi keperawatan.
6. Wiwit Sri Windayati, S.Kep, Ns selaku pembimbing klinik yang telah
membantu dan mengajarkan tentang managemen keperawatan.
7. Wiwin Sulistyawati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik
yang telah membimbing praktek managemen profesi keperawatan.
8. Perawat ruang Dahlia I yang telah membantu dan mengerjakan tentang
managemen keperawatan.
Penulis menyadari bahwa laporan diseminasi akhir praktik
managemen keperawatan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan

iii
diseminasi akhir praktik managemen ini nantinya dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya dan penyusun pada khususnya sebagaimana yang
diharapkan.

Blitar, 30 Juli 2018

Penulis

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem pelayanan
kesehatanyang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat
yaitu pelayanan kesehatan dan pclayanan admirnstrasi Pelayanan kesehatan
mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasit
medik dan pelayanan perawatan (wandy, 2007). Pelayanan keperawatan di
rumah sakit adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan secara
menyeluruh yang mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan rumah sakit dan sekaligus juga merupakan
tolakukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit Perawat sebagai
pemberi jasa keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah
sakit, dimana tenaga kcperawatan berada dalam 24 jam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien sehingga diperlukan managemen
keperawatan untuk mengatur keefektifan dan keefisienan pelayanan
keperawatan (Nursalam, 2007).
Pelayanan keperawatan sesuai Keputusan Menpan Nomor 94 tahun
2001, pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan
spritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Untuk ini perawat
harus mampu melakukan upaya preventif, promotif, preventif. kuratif,
rehabilitatif penyakit serta pemeliharaan kesehatan. Keperawatan juga
mencakup kegiatan perencanaan dan pemberian perawatan pada saat sehat,
sakit, masa rehabilisasi dan menjaga tingkat kesehatan fisik, menial, dan
sosial yang seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan, terjadinya
penyakit kecacatan dan kematian (PPNI, 2006).

1
Marquis & Huston (2012) menyatakan bahwa kegiatan keperawatan di
rumah sakit dapat dibagi menjadi yaitu yang pertama adalah keperawatan
klinik yang mencakup antara Iain pelayanan keperawatan personal, menjalin
hubungan dan berkomunikasi dengan klien, komunikasil dan kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain menjaga lingkungan perawatan, melakukan
penyuluhanserta upaya pencegahan penyakit, Kegiatan yang kedua adalah
managemen keperawatan yang meliputi pelaksana tugas administratif
seperti pengelolaan/pengurusan pasien (patient admission),pengawasan
pengisian dokumen catatan medik, mem buat penjadwalan
pemeriksaan/pengobatan pasien, membuat penggolongan pasien sesuai berat
ringannya penyakit, mengatur kerja perawat perawat secara optimal sesuai
kebutuhan, memonitor mutu pelayanan pada pasien maupun managemen
ketenagaan logistik keperawatan. Dimana kedua-duanya merupakan aspek
penting yang harus diterapkan secara bersamaan untuk menjamin
keberhasilan pencapaian tujuan pelayanan keperawatan pada khususnya dan
kualitas pelayanan perawatan pada umumnya.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi
trenddalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan Tim
Modifikasi. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen managemen,
kami mengidentifikasi dan menganalisis Model Asuhan Keperawatan
Profesional yang ada dan lebih cocok untuk ditcrapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan di Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.
Mengingat pentingnya fungsi managemen dalam menjamin
kelancaran dan keberhasilan suatu pelayanan keperawatan, maka konsep
managemen keperawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan
praktek guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan
keperawatan yang di berikan kepada klien.

2
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi managemen keperawatan
diharapkan mahasiswa dan perawat mampu menerapkan dan melaksanakan
supervisi klinis dalam managemen metode tim keperawatan pada klien
sesuai standar fungsi, tugas, peran dan tanggung jawab secara professional.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan kepatuhan five moment hand Hygiene terutama
setelah kontak dengan pasien.
2. Mampu memberikan KIE dan leaflet untuk pasien yang akan pulang.
3. Mampu meningkatkan pengorientasian pasien baru dengan adanya media
lembar balik.
4. Mampu melakukan pendokumentasian askep sesuai dengan intervensi
yang telah direncanakan dan sesuai dengan keadaan terbaru pasien.
5. Mampu meningkatkan pelaksanaan ronde keperawatan secara rutin.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi mahasiswa


1) Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep managemen keperawatan
dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan
atau teori managemen melalui penerapan fungsi managemen bangsal
2) Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP
(Metode Asuhan Keperawatan Profesional).
3) Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek managemen
keperawatan.
4) Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang managemen.

1.3.2 Bagi ruangan atau institusi rumah sakit


Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan, atau pengembangan
fungsi managemen bangsal gunamempertahankan dan peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan di ruangan pada.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional

2.1.1 Pengertian Sistem MAKP


Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
keempat unsur : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan
sistem MAKP. Definisi tersebut berdasrkan prinsip-prinsip nilai yang
diyakini dan akan menentukan kualitas produksi atau jasa layanan
keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai
sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan
kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak akan
dapat terwujud (Nursalam, 2002).

2.1.2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP


1. Kualitas pelayanan keperawatan
Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawtan, kita selalu
berbicara mengenai kualitas. Kualitas diperlukan untuk :
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan institusi)
c. Memepertahankan eksistensi institusi
d. Meningkatkan kepuasan kerja
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar
2. Standar praktik keperawatan
Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes
RI (1995) yang terdiri dari beberapa standar.
Menurut JCHO: Joint Commmission on Accreditationof Health
care Organisation (1999:1 ; 4: 249-54) terdapat 8 standar tentang
asuhan keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 1; 4: 249-54):
a. Menghargai hak-hak pasien
b. Penerimaan pasien sewaktu pasien MRS
c. Observasi keadaan pasien
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Asuhan pada tindakan non-operative dan administrative
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
g. Pendidikan pada pasien dan keluarga
h. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan

4
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup
tindakan keperawatan dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dasara manusia (14 KDM dari Henderson)
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyamanan fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Gerak dan jasmani\
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi
3. Metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan profesional
Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan
perlu mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk
diterapkan. Sehingga perlu di antasipasi “ jangan merubah suatu sistem
justru menambah permasalahan” ( Marquis dan Husto 1998 dalam
Kurt Lewin, 1951 ). Dasar pertimbangan penerapan metode sistem
pemberian asuhan keperawatan adalah :

a. Filosofi ( Visi Misi institusi )


b. Ekonomi ( cost effektife )
c. Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.
d. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan
perannya dengan baik.
e. Dapat diterapkannya proses keperawatan
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya.
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP )
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat
ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat
akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK,
maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien.

5
5. Dasar pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatn
Malaughin, Thomas, dan Bartem (1995), mangidentifikasi 8
model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum
digunakan di Rumah Sakit adalah asuhan keperawatan total,
keperawatan tim, keperawatan primer, tetapi setiap unit keperawatan
mempunyai riwayat dalam menyeleksi model dalam pengelolaan
asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana
dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Karena setiap perubahan
akan berdampak terhadap suatu stres, maka perlu mempertimbangkan
6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan ( Marquis dan Huston, 1998).

2.1.3. Enam unsur utama dalam pemilihan metode askep


1. Sesuai dengan visi dan misi institusi
Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.
2. Dapat diterapkanya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsure penting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan kepada pasien. Kebersihan dalam asuhan
keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan
2 Efisiensi dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan harus selalu mempertimbangkan biaya dan
efektifitas dalam kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya model,
tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapatkan hasil
yang sempurna.
3 Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien
terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model
yang baik, adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang
terhadap kepuasan pelanggan.
4 Kepuasan kerja perawat
Kelancaran pelaksanaan suatu model yang dipilih harus dapat
meningkatkan kepuasan perawat. Oleh karena itu, model yang dipilih
harus dapat meningkatkan kepuasan perawat bukan justru menambah
beban kerja dan frustasi dalam pelaksaanya.
5 Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainya

6
Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan
keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan lainya.

2.1.4. Jenis model praktek keperawatan professional di Indonesia


Pada awalnya direncanakan beberapa jenis model PKP di Indonesia, yaitu :
a. Model praktek keperawatan professional III
Melalui perkembangan model PKP III dapat diberikan asuhan
keperawatan professional tingkat III. Pada ketenagaan terhadap tenaga
perawat dengan kemampuan dokter dalam keperawatan klinik yang
berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing para perawat
melakukan riset serta memanfaatkan hasil – hasil riset dalam
memberikan asuhan perawatan.
b. Model praktek keperawatan professional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan
professional tingkat II. Pada ketenagaan terhadap tenaga perawat dengan
kemampuan spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu
tertentu. Perawat spesialis berfungsi untuk memberikan konsultasi
tentang asuhan keperawatan kepada primer pada area spesialisasinya.
Disamping melakukan riset perawat spesialis juga membimbing para
perawat melakukan riset dan memanfaatkan hasil hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis direncanakan
satu orang untuk sepuluh perawat primer (1 : 10).
c. Model praktek keperawatan professional I
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan
professional I dan untuk ini diperlukan penataan 3 komponen utama,
yaitu : ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan
dan dokumentasi keperawatan. Model ini merupakan model yang akan
dikembangkan secara bertahap (developmental model), dan telah diuji
coba di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan di RSUP Persahabatan.
d. Model praktek keperawatan professional pemula
Model praktek keperawatan professional pemula (MPKPP), merupakan
tahap awal untuk menuju model PKP. Pada moel mampu diberikan
asuhan keperawatan professional tingkat pemula. Pada model ini terdapat

7
3 komponen utama, yaitu : ketenagaan, metode pemberian asuhan
keperawatan, dan dokumentasi keperawatan.
1. Ketenagaan
Jumlah tenaga keperawatan pada suatu ruangan/rumah sakit,
ditetapkan berdasarkan derajat ketergantungan klien. Jumlah ini
ditetapkan dengan mengidentifikasi jumlah klien berdasarkan derajat
ketergantungan klien dalam satu bulan. Berdasarkan ini dapat
diketahui rata – rata jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan
(minimal, intermediate, dan total). Kemudian jumlah perawat
ditentukan dengan rumus Douglas (1985) atau Loverigde (1996).
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
Pada model ini digunakan metode modifikasi tim. Metode tim murni
ini digunakan karena pada metode ini, kontinuitas asuhan lebih sukar
dilakukan karena klien yang dirawat tidak tetap. Tetapi pada metode
modifikasi tim suatu tim akan merawat sejumlah klien mulai masuk ke
suatu ruangan sampai pulang, terutama untuk ketua tim sehingga
dapat menigkatkan kualitas hubungan perawat – klien dan akan
meningkatkan kepercayaan klien kepada perawat sebagai ketua tim,
kemampuanya adalah DIII Keperawatan dengan pengalaman minimal
3 tahun dilapangan. Sebagai anggota tim kemampuanya DIII/SPK.
Disamping itu dibutuhkan perawat dengan kemampuan sarjana
keperawatan sebagai “case manager”. Case manager berperan
sebagai pembimbing ketua tim dan memvalidasi rencana keperawatan
serta mengevaluasi pelaksanaan rencana tersebut.
3. Dokumentasi keperawatan
Pada model ini ditetapkan standard rencana keperawatan, tetapi hanya
meliputi masalah actual. DIII Keperawatan akan menganalisis
masalah tersebut dengan bimbingan case manager.

2.1.5. Metode pemberian asuhan keperawatan


Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang professional,
digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan mulai dari
metode fungsional, metode kasus, metode tim, metode keperawatan primer,
serta metode modifikasi tim. Menurut Grant & Messey (1997) dan Markis

8
& Haston (1998), jenis model pemberian asuhan keperawatan dapat
dijabarkan dengan table berikut :

Tabel 2.1 Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Messey (1997) dan
Markis & Haston (1998).
Model Deskripsi Penanggung jawab
Model fungsional  Berdasarkan orientasi Perawat yang bertugas pada
tugas dari filosofi tindakan tertentu
keperawatan
 Perawat melaksanakan
tugas (tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada
 Metode fungsional
dilaksanakan oleh
perawat dalam
pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat
perang dunia kedua
 Pada saat itu, karena
masih terbatasnya
jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap
perawat hanya
melakukan satu sampai
dua jenis intervensi
(misalnya, merawat
luka) keperawatan
kepada semua pasien
dibangsal
Kasus  Berdasarkan pendekatan Manager keperawatan
holistic dari filosofi
keperawatan
 Perawat bertanggung
jawab terhadap asuhan
dan observasi pada
pasien tertentu

9
 Rasio 1:1 pasien -
perawat
 Setiap pasien
dilimpahkan kepada
semua perawat yang
melayani seluruh
kebutuhanya pada saat
mereka dinas, pasien
akan dirawat oleh
perawat yang berbeda
untuk setiap shift, dan
tidak ada jaminan
bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang
sama pada hari
berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien
satu perawat. Umumnya
dilaksanakan untuk
perawat privat, perawat
khusus seperti : isolasi,
intensif care.
Tim  Berdasarkan pada Ketua tim
kelompok filosofi
keperawatan
 6 – 7 orang perawat
professional dan
perawat assosiati
berkerja sebagai suatu
tim, disupervisi oleh
ketua tim metode
penugasan tim yang
terdiri atas anggota
yang berbeda – beda
dalam memberikan
asuhan keperawatan
terhadap sekelompok
pasien
 Perawat ruangan dibagi

10
menjadi 2 – 3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga
professional, teknikal,
dan pembantu dalam
satu grup kecil yang
saling membantu.
Primer  Berdasarkan pada Perawat primer (PP)
tindakan yang
komprehensif dari
filososfi keperawatan
 Perawat
bertanggungjawab
terhdap semua askep
asuhan keperawatan,
dari hasil pengkajian
kondisi pasien untuk
mengkordinasi asuhan
keperawatan
 Rasio : 1:4/1:5
(perawat:pasien) dan
penugasan metode
kasus metode
penugasan dimana satu
orang perawat
bertanggung jawab
penuh selama 24 jam
terhadap asuhan
keperawatan pasien,
mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah
sakit. Mendorong
praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan
antara si pembuat
rencan asuhan dan
pelaksana.
 Metode primer ini
ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan
terus – menerus antara

11
pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk
merencanakan
melakukan dan
koordinasi asuhan
keperawatan selama
pasien dirawat.
Dibawah ini merupakan penjabaran secara rinci tentang metode pemberian
asuhan keperawatan professional. Ada 5 metode dalam pemberihan asuhan
keperawatan professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
dimasa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
a. Keparawatan fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia ke 2. Pada
saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat
luka) keperawatan pada semua pasien di bangsal.
Kelebihan:
1. Managemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas dan pengawasan yang baik.
2. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan pada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
Kelemahan:
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
b. Keperawatan tim
Metode penugasan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri atas tenaga
profesional, teknikal, dan pembantu dalam 1 grub kecil yang saling
membantu.
Kelebihan:
1. Memungkinkan pelayanan keperawatn menyeluruh.

12
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan.
3. Memungkinkan kemunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatas
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan:
1. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu,yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu yang sibuk.
Konsep metode tim:
1. Ketua ti sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan.
2. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim.
Model tim akan berhasil bila didukung oleh kepela ruang.
Tanggung jawab anggota tim:
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung
jawabnya.
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3. Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim:
1. Membuat perencanaan
2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
a. Perencanaan:
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruang masing-
masing.
2. Mengikuti serah terima pasien di sift berikutnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi,
dan persiapan pulang bersama ketua tim.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktifitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan atau penjadwalan.

13
b. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang akan digunakan.
2. Merumuskan tujuan metode penugasan.
3. Membuat rincian tugas ketua tim, dan anggota tim secara jelas.
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua
tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
5. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
6. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
7. Mendelegasikan tugas saat karu tidak ada ditempat kepada ketua
tim.
8. Memberi wewnang kepada tata usaha untuk mengurusi
administrasi pasien
9. Identifikasi masalah dan cara penanganan.
c. Pengarahan
1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2. Memberikan pujian kepada ketua tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
4. Melibatkan bawahan sejak awal sampai akhir kegiatan.
5. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain.
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugas.
7. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
d. Pengawasan
1. Melalui komunikasi:
1) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim
maupun perawat pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
2) Melalui supervisi
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, dewan inspeksi
mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara
lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan yang
ada pada saat itu juga.
b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir
ketua tim.
c) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama
ketua tim.
d) Audit keperawatan

14
c. Keperawatan primer
Metode penugasan dimana 1 orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien, mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri.
3. Keuntungan yang dirasakan oleh pasien, merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secar individu. Dokter juga merasakan
kepuasan dengan model primer karena senantiasa mendapatkan
informasi tentang kondisi pasien yang selalu duperbaruhi dan
komprehensif.
Kelemahan:
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memdahi dengan kriteria asertif, self direction,
kemamouan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatn
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
ilmu.
Konsep dasar metode primer:
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi
3. Ketertiban pasien dan keluarga.
Tugas perawat primer:
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keprawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluas keberhasilan yang dicapai.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
8. Malakukan rujuan kepada pekarya sosial, kontak dengan lembaga
sosial di masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinis.
10. Mengadakan kunjungan rumah

15
Peran kepala ruang dalam metode primer:
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2. Orientasi dan merencanakan pekerjaan baru.
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4. Evaluasi kerja.
5. Merencanakan atau menyelenggarakan pengembangan staf .
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan
yang terjadi.
Tabel 2.2 Peran masing-masing komponen Kepala Ruangan; Perawat
Primer; dan Perawat Associate
Kepala Ruangan
Perawat Primer (PP) Perawat Associate (PA)
(KARU)
1. Menerima pasien baru 1. Membuat perancanaan 1. Memberikan askep
2. Mamimpin rapat 2. Mengikuti timbang
askep
3. Mengevaluasi kinerja
2. Mengadakan tindakan terima
perawat 3. Melaksanakan tugas
kolaborasi
4. Membuat daftar dinas
3. Memimpin timbang yang didelegasikan
5. Menyediakan material
4. Mendokumentasikan
6. Perencanaa, terima
4. Mendelegasikan tugas tindakan keperawatan
pengawasan dan
5. Memimpin ronde
pengarahan
keperawatan
6. Pengevaluasi
pembarian askep
7. Bertanggung jawab
terhadap pasien
8. Memberi petunjuk jika
pasien akan pulang
9. Mengisi resume
keperawatan

16
Tim Medis Kepala Ruangan Sarana RS

PPI PP2
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2

Pasien Pasien

Sarana RS
Dokter Kepala Ruang

Perawat Primer

Pasien / Klien
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana jika
evening diperlukan
days
Perawat Pelaksana
night

Gambar 2.1 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan “Primary Nursing”


(Marques & Huston, 1998, p. 141)
1. Keperawatan kasus
Setiap perawat yang melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat
mereka dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk
perwata privat atau perawatan khusus seperti : isolasi, intensif care.
Kelebihanya :
1. Perawat lebih memahami kasus perkasus
2. Sistem evaluasi dari managerial menjadi lebih mudah

Kekuranganya :
1. Belum dapatnya diindentefikisasi perawat tanggung jawab

17
Kepala Ruangan

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Gambar 2.2 Diagram Sistem Asuhan Keperawatan Case Method


Nursing (Marquis & Huston, 1998)
2. Modifikasi tim primer
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua
sistem. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer harus mempunayi latar belakan SI Keperwatan atau setara.
b. Keperawatan yang tidak digunakan secara murni, karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfrakmentasi
pada berbagai tim. Melalui kombinasi kedua model tersebut
diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas
keperawatan terdapat pada primer. Disamping itu, karena saat
ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan
DIII maka akan mendapat bimbingan dari perawat
primer/ketua tim tentanga suhan keperawatan
Contoh (dikutip dari Ratna S.Sudarsono 2002 dalam Nursalam,
2008) : untuk ruang model MAKP ini dengan mengguankan moel
modifikasi keperawatan primer ini diperlukan 4 orang perawatan
primer dengan kualifikasi ners disamping kepala ruang rawat juga
ners. Perawat assosiate kualifikasi pendidikan perawat assosiasi
lulusan DIII Keperawatan (12 orang). Pengelompokan tim pada
setiap shift juga terlihat pada gambar 2.6 dibawah ini.

Kepala Ruang

18
PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 pasien 7-8 pasien 7-8 pasien 7-8 pasein

(Jadwal diatur pagi, sore, malam dan libur/cuti)


Gambar 2.3 Metode Primary Tim (Modifikasi)

2.1.6. Uraian Tugas


1. Kepala Ruang Rawat
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah
perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan yang berpengalaman dan
pada MPKP tingkat 1 adalah perawat dengan kemampuan S.kep/Ners
yang berpengalaman. Kepala ruang rawat bertugas sesuai jam kerja yaitu
dinas pagi.
Tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat adalah sebagai berikut:
1) Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas).
2) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan.
3) Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah di
ruangan.
4) Membimbing siswa/mahasiswa (bekerja sama dengan pembimbing
klinik) dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan, dengan
mengikuti sistem MPKP yang sudah ada.
5) Melakukan kegiatan administrasi dan surat menyurat.
6) Mengorientaskan pegawai baru, residen, mahasiswa kedokteran dan
mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktek di lapangan
(disepakati dengan clinical care manager/CCM) dengan
menggunakan format orientasi.
7) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
klien/keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain kepala ruang rawat
mengingatkan kembali klien/keluarga perawat/tim yang bertanggung
jawab terhadap mereka di ruangan yang bersangkutan.

19
8) Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal
lima set perhari
9) Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal
impementasi MPKP termasuk sikap dan tingkah laku profesional.
10) Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat dilegasikan kepada
PA senior (wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah
pengawasan kepala ruang rawat dan CCM.
11) Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang
dibutuhkan di ruangan.
12) Memantau dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang
ada di ruangan, membuat DP3,, dan usulan kenaikan pangkat.
13) Melakukan peretemuan ruti dengan semua perawat setiap bulan
untuk membahas kebutuhan ruangan.
14) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan
(bersama dengan CCM).
15) Membuat peta risiko di ruang perawat.
2. Clinical Care Manager
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, Clinical Care Manager (CCM)
adalah Skep/Ners dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat 1 adalah
seorang ners spesialis. Pada MPKP tingkat II, jumlah ners spesialis lebih
dari satu orang tetapi disesuaikan dengan kekhususannya (Majoring)
kasus yang ada. CCM bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi dan
sebaiknya CCM sudah mempelajari pengalaman sebagai PP minimal 6
bulan:

Tugas dan taggung jawab CCM adalah sebagai berikut:


1) Membimbing PP pada implementasi MPKP, Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut
2) Bersama dengan PP setiap diagnosis keperawatan yang sudah
ditetapkan PP, CCM menganalisis data klien berdasarkan
dokumentasi, bila perlu CCM melakukan pemeriksaan langsung
kepada klien atau bertemu dengan keluarga klien. Beberapa
pertanyaan yang perlu dipikirkan :
a. Apakah diagnosis sudah sesuai dengan kondisi klien?
b. Apakah ada diagnosis yang belum diidentifikasi?

20
c. Apakah tindakan keperawatan yang diidentifikasi PP sudah tepat?
baca setiap tindakan yang ada pada renpra terkait diagnosis
tersebut?
d. Apakah ada tindakan keperawatan tambahan? hasil penelitian?
a) Berdasarkan validasi, berikan masukan kepada PP, termasuk
pemberian penguatan misalnya, pujian.
b) Bila ada dokumentasi klien, belum ada renpra yang sudah
dievaluasi PP, maka bersama-sama PP menetapkan diagnosis
keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien, dengan
menggunakan standar renpra yang telah disepakati.
c) Membahas dengan PP, tentang pembagian tugas dengan PA,
apakah penetapan sudah sesuai dengan panduan ? bila belum ,
berikan masukan!
d) Mengobservasi dan memberikan masukan kepada PP terkait
dengan bimbingan yang diberikan PP kepada PA. apakah sudah
baik? Bila belum, beri masukan!
3) Memberikan masukan kepada diskusi kasus yang dilakukan PP dan
PA.
4) Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan.
5) Mengidentifikasi fakta dan temuan yang memerlukan pembuktian.
6) Mengidentifikasi masalah penelitian, merancang usulan dan
melakukan penelitian.
7) Menerapkan hasil-hasil penelitian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
8) Bekerjasama dengan kepala ruangan dalam hal : melakukan evaluasi
tentang mutu asuhan keperawatan, mengkoordinasi, mengarahkan
dan mengevaluasi mahasiswa praktik, serta membahas dan
mengevaluasi tentang implementasi MPKP.
9) Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan member
masukan untuk perbaikan.
10) Merancang pertemuan ilmiah untuk membahas hasil
evaluasi/penelitian tentang asuhan keperawatan.
11) Mengevaluasi implementasi MPKP dengan menggunakan instrument
evaluasi implementasi MPKP oleh CCM.
3. Perawat Primer
Pada ruang rawat MPKP pemula, perawat primer (PP) adalah perawat
lulusan DIII keperawatan dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada
MPKP tingkat 1 adalah perawat S Kep/Ners dengan pengalaman minimal

21
1 tahun. PP dapat bertugas pada pagi, sore, atau malam hari, namun
sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi hari atau sore hari saja, karena
bila bertugas pada malam hari, PP akan libur beberapa hari sehingga sulit
menilai perkembangan klien. Bila PP bertugas pada sore hari PP harus
didampingi oleh minimal 1 orang PA dari timnya. Hal ini bertujuan agar
pada sore hari PP mempunyai waktu untuk menilai perkembangan semua
kliennya. Di samping itu, bila PP bertugas sore hari, ia akan menjadi
penanggung jawab pada shift tersebut.
Tugas dan tanggung jawab PP adalah sebagai berikut :
1) Melakukan kontrak dengan klien / keluarga pada awal masuk
ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik. Hubungan ini di bina
secara terus menerus pada saat melakukan pengkajian/tindakan pada
klien/keluarga. Panduan orientasi sebaiknya dilaminating dan di
gantung di kamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga dapat
membaca kembali.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi
pengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore, malam, atau hari
libur.
3) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis
standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian.
4) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah
tanggung jawabnya sesaui klien yang dirawat (preconfrerence).
5) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap
kali giliran jaga (shift). Pembagian klien didasarkan pada jumlah
klien, tingkat ketergantungan klien, dan tempat tidur yang
berdekatan. Bila pada satu tugas jaga (shift) PP didampingi oleh dua
orang PA sebagai penanggung jawabnya. PP akan membimbing dan
membantu PA dalam memberikan asuhan keperawatan. Bila
PPhanya didampingi oleh satu orang PA pada satu tugas jaga maka
jumlah klien yang menjadi tanggung jawab PP adalah sebanyak 20%
dan klien tersebut termasuk klien dengan tingkat ketergantungan
minimal serta klien lainnya menjadi tanggung jawab PA. Penetapan
ini dimaksudkan agar PP memiliki waktu untuk membimbing dan

22
membantu PA di bawah tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
9) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan
dan tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan oleh PA.
10) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan labolatorium.
11) Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung jawabnya
bersama dengan PA.
12) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya. Bila
PP tidak ada, visite didampingi oleh PA sesuai tim nya.
13) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
14) Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimal setiap 2
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien ( bergantung pada
kondisi klien ).
15) Bila PP cuti atau libur, tugas-tugas PP didelegrasikan pada PA yang
telah ditunjuk ( wakil PP ) dengan bimbingan kepala ruang rawat
atau CCM.
16) Memberikan pendidikan kesehatan pada klien atau keluarga.
17) Membuat perencanaan pulang.
18) Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based practice
(EBP).
4. Perawat asosiet
Perawat asosiet (PA) pada MPKP pemula tau MPKP tingkat I, sebaiknya
adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan. Namun, pada
beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapatkan pendidikan
tambahan, beberapa MPKP, PA adalah perawat dengan pendidikan SPK
tetapi mempunyai pengalaman yang sudah cukup lama di rumah sakit
tersebut.
Tugas dan tanggung jawab PA adalah sebagai berikut:
1) Membaca renpra yang telah ditetapkan PP
2) Membina hubungan terapeutik dengan klien/keluarga, sebagai
lanjutan kontrak yang sudah dilakukan PP.

23
3) Menerima klien baru (kontrak) dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika PP tidak ada
ditempat
4) Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan renprqa.
5) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikannya pada format yang tersedia.
6) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat
7) Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8) Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selasai diparaf.
9) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah
yang perlu diselesaikan
10) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium,
pengobatan, dan tindakan
11) Berperan seta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP
12) Melakukan inventaris fasilitas yang terkait dengan timnya
13) Membantu tim lain yang membutuhkan
14) Memebrikan resep dan menerima obet dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkoordinasi dengan PP

2.2. Model metode pemberian asuhan keperawatan profesional


Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menajdi
tuntuatn bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan
untuk mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sisitem
desentralisai. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat,diharapkan
dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan bersarkan isu di
masyarakat.
Perubahan model sistem pemberian asuahan keperawatan dilakukan
melalui tahapan proses managemen keperawatan yang meliputi data,
analisa SWOT,dan identifikasi masalah. Sejalan dengan perkembangan dan
perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia,model sistem
asuhan keperawatan juga harus berubah menuju praktik keperawatn
profesional. Model sistem asuahan keperawatan yang dapat dikembangkan
adalah metode tim,metode prmer,kasus dan gabungan { moduler }
Adapun langkah langkah dalam pengolahan MAKP adalah
1. Pengumpulan data
1) Sumber daya manusia [MI]

24
a. Ketenagaan
b. Jumlah tenaga
c. Kebutuhan tenaga
d. BOR [Bed Occupacy Rate]
e. Diagnosis penyakit tebanyak
f. Penghuitungan beban kerja
2) Sarana dan Prasarana [M2-Material]
a. Penataan gedung atau lokasi dan denah ruangan
b. Fasilitas
c. Alat kesehatan yang ada diruangan
d. Consumamble [obat-obatan dan bahan habis pakai]
e. Administrasi
3) Model asuhan keperawatan [M3-Method]
a. Penerapan MAKP
b. Timbang terima
c. Ronde keperawatan
d. Sentralisasi obat
e. Penerimaan pasien baru
f. Discharge palnning
g. Superfisi
h. Dokumentasi
4) Money [M-4]
a. Pemasukan
b. Rancanga anggaran belanja RS yang meliputi:
- Operasional [kegiatan pelayanan]
- Managemen [pembayaran pegawai,listrik,air,telepon dll]
- Pengembangan [sarana dan prasarana dan sumber daya
manusia]
5) Mutu [M-5]
a. Patien safety [medication error, flebitis, decubitus, jatuh,
restrains, ILO, INOS]
b. Kepuasan pasien
c. Kenyamanan
d. Kecemasan
e. Perawatan diri
f. Pengetahuan / perilaku pasien
g. ALOS [average length of stay]
2. Analisa SWOT
a. Perencanaan strategis
b. Analisa SWOT
3. Identifikasi masalah
4. Rencana strategis
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi

25
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

3.1 Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi

3.1.1 Profil dan Gambaran Umum RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


1. RSUD Ngudi Waluyo merupakan rumah sakit milik Pemerintah
Kabupaten Blitar, yang terletak di Kecamatan Wlingi, Kabupaten
Blitar
2. Termasuk kelas B pendidikan
3. Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 275 tempat tidur,
terdiri dari ruang Anggrek = 25 bed, ruang Bougenvile = 39 bed,
ruang Dahlia I = 22 bed, bed, ruang Dahlia II = 37 bed, ruang
Wijaya Kusuma = 15 bed, ruang Jantung Paru = 26 bed, ruang
Cempaka = 26 bed, ruang Edelwis = 35, ruang paviliun = 34,ruang
unit stroke = 16 bed.

26
3.1.2 Visi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
”Menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat di Blitar Raya dan
sekitarnya pada tahun 2021 ”

3.1.3 Misi RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu profesional
dengan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang bermutu di
bidang kesehatan dan kedokteran.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang
bermutu .
4. Meningkatkan pengelolaan administrasi dan keuangan secara cepat
dan akurat.

3.1.4 Tujuan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


1. Menjamin hak masyarakat untuk menerima setiap jenis Layanan
yang disediakan Rumah Sakit
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
3. Meningkatkan kualitas pelayan kesehatan yang diberikan oleh RS
4. Memberikan pelayanan kesehatan yang lebih intensif dan
komprehensif
5. Menciptakan kompetitif advantage RS dalam industri pelayanan
kesehatan
6. Membantu meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan RS
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
7. Meningkatnya peran RSUD daiam peningkatan pendidikan
kesehatan
8. Meningkatkan kompetensi sumber daya baik tenaga medis maupun
para medis dalam rangka peningkatan pelayanan.
9. Meningkatkan loyalitas dan komumen sumber daya manusia yang
dimiliki dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang
diberikan
10.Meningkatkan optimalisasi pencapaian tujuan layanan yang
diberikan rumah sakit

27
11.Meningkatkan pelayanan secara efektif dan efisien
12.Meningkatkan kinerja karyawan secara individu yang selanjutnya
akan memberikan peningkatan kinerja organisasi.

3.1.5 Falsafah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


Optimalisasi semua sumber daya yang ada melalui pendekatan pribadi
dan institusi, untuk memberikan layanan kesehatan yang terbaik
kepada masyarakat.

3.1.6 Motto RSUD Ngudi Waluyo Wlingi


“Melayani sepenuh hati”.

3.2 Profil Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

3.2.1 Gambaran Umum Ruang Dahlia Satu Rumah Sakit Ngudi Waluyo
Blitar
Ruang dahlia 1 adalah ruang perawatan pasien penyakit dalam
yang ada di rumah sakit Ngudi Waluyo Blitar. Ruangan ini memiliki
ketersediaan tempat tidur sebanyak 22 TT dengan rata-rata BOR 61,37
% untuk kelas 1 terdiri dari 10 TT sedangkan kelas 2 terdiri dari 12
TT. Ruang dalia 1 dipimpin oleh seorang kepala ruang, dan terdapat
wakil kepala ruang. Sistem matika metode penugasan perawat pada
ruang dahlia 1 menggunakan metode tim dengan modifikasi
fungsional yang terbagi menjadi 2 tim. Tim 1 bertanggungjawab atas
ruang dahlia kelas 1, dalam tim 1 terdiri dari seorang ketua tim dan
beberapa perawat pelaksana. Sedangkan kelas 2 pada ruang dahlia 1
akan dikelola oleh tim 2 yang mana sama halnya dengan tim 1
terdapat seorang ketua tim dan beberapa perawat pelaksana.

3.2.2. Tujuan Ruang Dahlia 1


1. Memberikan asuhan Keperawatan yang paripurna kepada semua
klien yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
kesehatan nasional
2. Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksaaan pelayanann
kesehatan
3. Mengembangkan standat askep

28
4. Mengevaluasi askep yang selalu berubah serta menjamin
ketersedian sumber
5. Memberikan kesempatan kepada semua perawat untuk
mengembangkan pengentahuan secara terus menerus
6. Meningkatkan hubungan yang konduksif dengan profesi kesehatan
lain.
2.2.1.1 Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan di
RSUD “Ngudi Waluyo“ Wlingi secara efektif dan efisien,
sehingga tercapai pelayanan yang optimal, paripurna dan
berkesinambungan.
2.2.1.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Meningkatkan kepuasan pasien rawat inap.
3. Meningkatnya kunjungan pasien keluarga miskin.

3.2.3. Manfaat
1. Memenuhi standar dan parameter pada akreditasi rumah sakit.
2. Terdokumentasinya pelaksanaan kegiatan program kerja Ruang
Dahlia 1.
3. Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan Ruang
Dahlia 1.
4. Menghindari duplikasi wewenang dan tanggung jawab.
5. Memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi.

3.2.4 Struktur Organisasi Ruang Dahlia I

KA. IRNA KABID KEPERAWATAN

Dr.Rina Yulinawati Eko Yunaeti,S. Kep,Ns,MM. Kes

KUPP Rawat Jalan KUPP Rawat Jalan Kasubid Etik & Mutu Kasubid Logistik &
Ketenangan
Ns Agus N Gatot Santoso, Nur Ulwiyah, S. Kep., Ns
29
Amk Ns Nah purwati
S.Kep
Kepala Ruangan

Robi Kurniawan, S., Kep, Ns

Wakil Kepala Ruangan

Wiwit Sri W., S, Kep. Ns Administrasi

Aldila Hartawati

Koord Alat Medis Koord PKMRS Koord Obat, Iccu Koord Interventaris Koord PIN Koord Data &
& Umum Pelaporan
Eko Wiyono, Amd, Mochtar Fauzi Iswahyuni, Amk Endang Suhartati Reni Nopitasari,
Kep S.Kep, Ns Amd, Kep Hesti Sri A, Amd.
Kep

Koord ketertiban & Kebersihan


Koord Askep
Anas Arif C.Amd. Kep
BAB 4 Rachmad Wijaya, S. Kep,. Ns
PENGKAJIAN, ANALISA DAN PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN DI RUANG DAHLIA I RSUD NGUDI WALUYO BLITAR

4.1 Pengkajian 5M

4.1.1 Man (M1)

4.1.1.1 Kuantitas Sumber Daya Manusia


a. Tenaga Keperawatan
Tenaga Keperawatan di Ruang Dahlia 1 berjumlah 15 orang
tenaga perawat. Tenaga S1 sebanyak 4 orang dan D3 11 orang
b. Tenaga non keperawatan
Terdapat 5 orang sebagai petugas administrasi atau tenaga non
medis.

30
4.1.1.2. Kualitas Sumber Daya Manusia
Berdasarkan dari data pola ketenagaan di Ruangan Dahlia 1
didapatkan kualifikasi tenaga perawat sebagai berikut
Masa Jenis Pelatihan yang Jenjang
No Nama Pendidikan
Kerja ketenagaan pernah diikuti karir
1 Robi S1 Keperawatan 30 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
Kurniawan Tahun Management
S.kep., Ns Keperawatan, CI,
Wound Care,
Keselamatan Pasien,
PMKP, PPI Dasar,
Sterilisasi,
Managemen Linen
dan Limbah
2 Wiwit Sri W S1 14 PNS BCLS, PPGD, BLS, PK-III
S.kep., Ns Keperawatan Tahun BTLS, Keselamatan
Pasien, Teknik
Pencampuran sediaan
Parenteral,
Managemen Nyeri,
Perhitungan Unit
Cost dan
Penghitungan Tarif
3 Sukarno, DIII 12 PNS PPGD, Keselamatan PK-III
AMK Keperawatan Tahun Pasien, BLS,
Managemen Nyeri
4 Iswahyuni, DIII 12 PNS BLS, BTLS, BCLS, PK-III
AMK Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
PPGD, PPI Dasar,
K3, Managemen
Nyeri
5 Eko Wiyono, DIII 10 PNS PPGD, BCLS, PK-II
Amd, Kep Keperawatan Tahun Penanggulangan
Bencana Kebakaran,
Managemen Nyeri,
Code Blue, Teknik
Pencampuran
Sediaan Parential,
PONEK,
Keperawatan Intensif

31
Dasar
6 Mochtar S1 12 PNS BLS, PPGD, PK-III
Fauzi, S.kep., Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Ns Komunikasi Efektif
dan Keselamatan
Pasien, PPI Dasar
7 Mokhamad DIII 3 PNS BLS, BTLS, PPGD, PK-III
Rifa’i, AMK Keperawatan Bulan Keselamatan Pasien,
Instrumentator OK
8 Yulaikah, DIII 6 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Amd. Kep Keperawatan Tahun Keperawatan Pasien,
PPI
9 Ratna Hayati, DIII 6 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Amd. Kep Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
PPI, Penanggulangan
Bencana Kebakaran,
Managemen Nyeri
10 Rachmad S1 3 Non PNS PPGD, Keselamatan PK_1
Wijaya, Keperawatan Tahun Pasien, PPI, Pelatihan
S.Kep., Ns Skrining, Triase,
Transfer dan
Transportasi,
Managemen Nyeri,
Code Blue, Modern
Woundcare In
Diabetic
11 Septiananda DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Crisdialis, Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Amd. Kep PPGD, PPI
12 Dwi Puspita DIII 3 Non PNS PPGD, BCLS, PK-1
Sari, Amd. Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Kep PPI, Managemen
Nyeri, Teknik
Pencampuran
Sediaan Parenteral,
Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
13 Hesti Sri DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PK-1
Agustin, Amd. Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Kep PPI, Code Blue,

32
Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
14 Anas Arif DIII 3 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-1
Chumaidi, Keperawatan Tahun Keselamatan Pasien,
Amd. Kep Pelatihan Skrining,
Triase, Transfer dan
Transportasi
15 Reni DIII 2 Non PNS PPGD, BLS, PPI, PK-1
Nopitasari, Keperawatan Tahun Managemen Nyeri
Amd. Kep

4.1.1.3 Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Tingkat Ketergantungan Pasien

Di Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo pada tahap pengkajian


yakni tanggal 2-4 Juli 2018 adalah sebagai berikut. Total jumlah pasien
yang dirawat selama periode Juni 2017 sampai Mei 2018 adalah 1.101
pasien
a. Penghitungan Kebutuhan Ruang Dahlia 1
Ruang Dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur, jumlah
rata rata pasien yang dirawat 9 orang per hari, kriteria pasien yang
dirawat tersebut adalah 7 pasien dengan perawatan parsial dan 2
orang yang harus diberikan perawatan perawatan total. Tingkat
pendidikan perawat yaitu S1 dan D3 keperawatan, hari kerja efektif
adalah 7 hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat
dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Waktu Perawatan Langsung
Total = 6 jam x 2 pasien = 12 Jam
Parsial = 3 jam x 7 Pasien = 21 Jam
Minimal =-
Jumlah = = 33 Jam
2. Waktu Perawatan Tidak Langsung
35 menit x 9 orang = 315 menit
= 5.25 jam
3. Penyuluhan Kesehatan
15 menit x 9 orang = 135 menit

33
= 2, 25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan
perpasien sehari adalah 40, 5 jam/ 9 pasien= 4,5 Jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus gilleis
diatas, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Kebutuhan Perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif perhari
= 40, 5/7
5, 78 = 6 orang perawat
d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sif, yaitu dengan ketentuan menurut
Eastler (Swansburg, 1990)
a. Pagi = 47 % x 6/100 = 3 perawat
b. Siang = 35 % x 6/100 = 2 perawat
c. Malam =17 % x 6/100 = 1 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler dalam
Swansburg, 1999)
S1 = 55% = 3,3 = 3 perawat S1
D3 = 45%= 2,7 = 3 perawat D3
Dari pengkajian yang dilakukan di Ruang Dahlia 1 dengan
menggunakan teori Gillies, jumlah perawat yang
dibutuhkan tingkat pendidikan S1 adalah 3 orang dan D3
adalah 3 orang
Dari pengkajian yang telah dilakukan selama tanggal 02-04
Juli 2018 didapatkan hasil perhitungan tenaga perawat sebagai
berikut:
1. Penghitungan kebutuhan ruang dahlia 1
Ruang dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur,
jumlah pasien yang dirawat pada tanggal 02 juli 2018 yaitu
9 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut
adalah 9 pasien dengan perawatan persial. Hari kerja efektif
adalah 7 hari per minggu. Berdasarkan situasi tersebut maka
dapat di hitung

34
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut
adalah sebagai berikut menurut perhitungan ruangan
dengan rumus gillies:
 Waktu Perawatan Langsung
 Waktu perawatan langsung
Total = 6 jam x 2 orang = 12
Parsial = 3 jam x 7 = 21 Jam
Minimal =-
Jumlah = = 33 Jam
 Waktu Perawatan Tidak Langsung
35 menit x 9 orang = 315 menit
= 5.25 jam
 Penyuluhan Kesehatan
15 menit x 9 orang = 135 menit
= 2, 25 jam
 Penyuluhan kesehatan
15 menit x 9 orang = 135 menit
= 2, 25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang
dibutuhkan per pasien perhari adalah 40, 5 jam/ 9
pasien= 4,5 Jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan
rumus gilleis diatas, sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut:
Kebutuhan Perawat = Total jam perawatan
Jam kerja efektif perhari
= 40, 5/7
5, 78 = 6 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per shif, yaitu
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sif, yaitu dengan ketentuan menurut
Eastler (Swansburg, 1990)
Pagi = 47 % x 6/100 = 3 perawat
Siang = 35 % x 6/100 = 2 perawat
Malam =17 % x 6/100 = 1 perawat
Kebutuhan S1: D3 = 55% : 45% (Warstler dalam
Swansburg, 1999)

35
S1 = 55% = 3,3 = 3 perawat S1
D3 = 45%= 2,7 = 3 perawat D3
Dari pengkajian yang dilakukan di ruang dahlia 1
dengan menggunakan rumus teori Gillies, jumlah
perawat yang dibutuhkan perawat perhari 6 perawat.
Dengan pembagian sift pagi 3 perawat, siang 2 perawat
dan malam 1 perawat.
Ruangan dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka
perhitungan kebutuhan tenaga perawat di setiap tim per
shift adalah :
a. Tim 1
 Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien = 3
Total care =-
Partial care = 3 x 4 = 12 jam
Minimal care = -
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 3 orang = 105
menit = 1,75 jam
KIE = 15 menit x 3 = 45 menit
= 0,75 jam
= 14,5 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 14,5/3 =4,83jam
 Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam keperawatan
Jam kerja efektif per hari
= 14,5 / 7
= 2,07 = 2 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per
sift, yaitu
Pagi = 47% x 2/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 2/100= 1 perawat
Malam = 17% x 2/100= 1 perawat
b. Tim 2
 Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien =6
Total care =2
Partial care =4x4 = 16 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 6= 210 menit
= 3,5 jam
KIE = 15 menit x 6= 90 menit

36
= 1,5 jam
= 21 jam
Jumlah jam keperawatan setiap pasien = 21 / 6 = 3,5 jam
 Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 21/ 7
= 3 perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per sift,
yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 1 perawat
1. Penghitungan kebutuhan ruang dahlia 1 tanggal 03 juli
2018
Ruang dahlia 1 berkapasitas tempat tidur 22 tempat tidur,
jumlah pasien yang dirawat pada tanggal 03 juli 2018 yaitu
8 orang per hari, kriteria pasien yang dirawat tersebut
adalah 8 pasien dengan perawatan persial. Hari kerja efektif
adalah 6 hari per minggu. Berdasarkan situasi tersebut maka
dapat di hitung
a. Jumlah kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut
adalah sebagai berikut menurut perhitungan ruangan
dengan rumus gillies:
 Waktu perawatan langsung
Total = 6 jam x 1 pasien =6 jam
Persial = 3 jam x 7 pasien = 21 jam
Minimal = -
Jumlah = = 27 jam
 Waktu perawatan tidak langsung
35 menit x 8 orang =280 menit
= 4,6 jam
 Penyuluhan kesehatan
15 menit x 8 orang =120 menit
=2 jam +
= 33,6 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang
dibutuhkan per pasien perhari adalah 33,6 jam / 8 pasien
= 4,2 jam

37
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut dalah langsung dengan menggunakan
rumus yang digunakan ruangan dahlia 1 sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :

Kebutuhan perawat = total jam perawatan


Jam kerja efektif per hari
= 33,6 / 7
= 4,8 = 5 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sif, yaitu
Pagi = 47% x 5/100 = 2 perawat
Siang = 35% x 5/100 = 2 perawat
Malam = 17% x 5/100 = 1 perawat
Dari pengkajian yang dilakukan di ruang dahlia 1 dengan
menggunakan rumus Gillies, jumlah perawat yang
dibutuhkan perawat perhari 5 perawat. Dengan
pembagian sift pagi 2 perawat, siang 2 perawat dan
malam 1 perawat.
Ruangan dahlia 1 terbagi menjadi 2 tim, maka
perhitungan kebutuhan tenaga perawat di setiap tim per
shift adalah :
a. Tim 1
 Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien =4
Total care =-
Partial care =4x4
= 16 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 4 orang
=140 menit
= 2,3 jam
KIE = 15 menit x 4 orang
= 60 menit
= 1 jam
=19,3 jam
Jumlah jam perawatan setiap pasien = 19,3/4 = 4,8
jam
 Kebutuhan perawat

38
Kebutuhan perawat = total jam keperawatan
Jam kerja efektif per hari
= 19,3 / 7
= 2,75 = 3 orang perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sift, yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1,47 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1,05 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 0,51 = 1 perawat
b. Tim 2
 Kebutuhan jam perawatan
Jumlah pasien =4
Total care =-
Partial care =4x4
= 16 jam
Minimal care =-
Keperawatan tidak langsung = 35 menit x 4 orang
=140 menit
= 2,3 jam
KIE = 15 menit x 4 orang
= 60 menit
= 1 jam
=19,3 jam
Jumlah jam keperawatan setiap pasien =19,3 / 4 = 4,8
jam
 Kebutuhan perawat
Kebutuhan perawat = total jam perawatan
Jam kerja efektif per hari
= 19,3/ 7
= 3 perawat
Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per sift, yaitu
Pagi = 47% x 3/100 = 1 perawat
Siang = 35% x 3/100 = 1 perawat
Malam = 17% x 3/100 = 1 perawat

Kebutuhan Tanggal 02 Juli 2018 Tanggal 03 Juli 2018


perawat
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam

39
Standar
kebutuhan 7 5 2 7 5 2
Jumlah
perawat sift di
ruangan 3 2 1 2 2 1

02/07/2018 03/07/2018
Prosentase 6:14x100% 5:14x100%
=42,85 =35,71

Rata-rata 39,28%
Berdasarkan hasil pengkajian pada M1 (MAN), kualitas tenaga kerja
perawat di Ruang Dahlia 1 masih kurang memenuhi standart ruangan. Standar
ruangan kebutuhan kualitas tenaga perawat pada ruangan yaitu S1:D3= 55%: 45%
(warstler dalam swansburg, 1999). Sehingga sebaiknya ruangan tersebut memiliki
kebutuhan tenaga S1 = 55% = 9 perawat S1 dan D3= 45% = 7 perawat D3.
Namun, pengembangan skill di Dahlia 1 rata rata sudah memenuhi standart,
pelatihan yang diwajibkan dari pihak rumah sakit, yaitu sebesar 100 % perawat.
Pelatihan wajib tersebut adalah pelatihan PPI, keselamatan pasien dasar, BLS, dan
PPGD.
Berdasarkan hasil pengkajian mengenai kuantitas tenaga keperawatan di
ruang Dahlia 1, jumlah kebutuhan perawat diruangan masih belum memnuhi
standard kebutuhan, yaitu S1 berjumlah 4 orang dan D3 berjumlah 11 orang.
Dengan demikian di ruang Dahlia I masih belum memenuhi standart.

4.1.2. Material dan Machine (M2)

4.1.2.1. Penataan Gedung / Lokasi dan Denah Ruangan

RUANG DAHLIA I
A B C

DAPUR

40 Kls 2 Kmr 9
KM Petugas
R. KARU D1

Kls 1 Kmr 5 Ns Station KM

KM
KM
B A
KM B A Kls 2 Kmr 8

Kls 1 Kmr 4 A B C
A B C
Kls 1 Kmr 3

Kls 2 Kmr 7
KM
B A TAMAN
Kls 1 Kmr 3 KM

KM
KM
B A Kls 2 Kmr 6
KM B A

Kls 1 Kmr 1 A B C

Denah Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

Ruang perawatan Dahlia I merupakan instalasi rawat inap yang


memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus penyakit dalam yang
memberikan pelayanan pada pasien dengan kasus penyakit dalam yang
memberikan pelayanan pada pasien kelas I dan II, dengan kapasitas 22 tempat
tidur Lokasi denah ruang Dahlia I RSUD Ngudi Waluyo Wilingi Sebagai Berikut
a. Sebelah Utara berbatasan dengan ruangan Dahlia II
b. Sebelah selatan berbatasan dengan ruangan Bougenville
c. Sebelah barat berbatasan dengan Ruangan IBS Baru

41
d. Sebelah timur dengan kantin, koperasi dan ruang laundry
Ruang Dahlia I berbentuk huruf U Nurse Station tempat petugas jaga,
tempat penyimpanan tabung oksigen dan kamar mandi petugas terletak di tengah
ruangan dan ruang administrasi terletak di sebelah barat Nurse Station.

4.1.2.2. Peralatan dan Fasilitas

Berdasarkan hasil observasi dan data di ruang Dahlia I tentang inventaris,


fasilitas dan bahan obat-obatan yang tersedia dengan perincian kapasitas
ruang Dahlia I ada 22 tempat tidur, terdiri dari :
a. Kamar kelas I
Setiap kamar terdiri dari 2 tempat tidur dan 2 almari pasien serta
meja yang menjadi satu, 2 kursi penunggu, 1 kamar mandi, Pada
masing-masing kamar terdapat pispot urine.
b. Kamar kelas II
Setiap kamar terdiri dari 3 tempat tidur, 3 almari dan meja yang
menjadi satu, serta 3 kursi penunggu, 1 kamar mandi, pada setiap
kamar terdapat pispot urine.

4.1.2.3. Fasilitas untuk Perawat (Nurse Station)

Kondisi lumayan rapi, dan sudah terstruktur mengenai penempatan


status dan asuhan keperawatan pasien, Nurse Station berada di bagian
tengah diantara kelas I dan Kelas II, jadi perawat dapat lebih mudah untuk
ke kamar pasien. Untuk dokumentasi dilengkapi dengan 2 buku injeksi
dengan 1 buku untuk tim I dan 1 buku untuk tim 2, 1 buku observasi TTV
serta 2 buku operan jaga, 1 buku operan jaga, 1 buku orentasi pasien baru,
1 buku dokumentasi laborat, buku kerja harian dan dokumentasi asuhan
keperawatan.

4.1.2.4. Kamar mandi

Kamar mandi bersih dan lokasi di belakang Nurse Station, berhadapan


dengan ruang kepala ruangan.

42
43
4.1.2.5. Fasilitas Iventaris Alat Medis

4.1.2.5.1. Fasilitas Inventaris Alat Medis


KONDISI
STANDART
NAMA MERT/
NO SESUAI TAHUN JUMLAH KETERANGAN
BARANG MODEL TIDAK BISA TIDAK BISA
PERMENKES DIPAKAI
DIPAKAI DIPERBAIKI DIPERBAIKI

1 Almari Instrument 1 Lokal 2011 1 1 (B)

2 Ambubeg Dewasa Teguo/ 2008


2 2 1 1 (B)
Sillicone

3 Brancart 1 Pukang ES 2014 1 1 (B)

4 Bengkok 2 MAK 2011, 2014 22 22 (B)

5 Gda Stick 1 GE100 2017 1 1 (B)

6 Infus Pump Terumo/ 2012


1 1 1 (B)
TE 112

7 Kursi Roda 2 MAK 2007, 2016 3 2 1 (B)

8 Oksigen Transport 2 Lokal 2011, 2013 2 2 (B)

9 Pispot 9 MAK 2015 9 9 (B)

10 Standart Infus 22 MAK 2009, 2011 17 17 (B)

11 Stetoscope 3 One Med - 3 3 (B)

44
12 Suction Pump Thomas/ 2008
2 2 2 (B)
1632 GL

13 Tensimeter Microlife 2016


2 1 1 (KB)
Digital

14 Termometer One Med 2017


2 1 1 (B)
Degital

15 Troli Injeksi 2 MAK 2016,2010 2 2 (B)

16 Troli Linen 1 MAK 2014, 2016 2 1 1 (B)

17 Troli Untuk MAK 2014


1 1 1 (B)
Tempat ECG

18 Troli Visite 1 MAK 2016 1 1 (B)

19 Bell 1 MAK 2016 1 1 (B)

20 Lemari Obat MAK 2016


1 1 1 (B)
Kayu

21 Matras Decubitus 1 Poly 166 2015 1 1 (B)

22 Timbangan Bb Yamasnoto 2011


1 1 1 (B)
gaen

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data bahwa beberapa alat medis seperti: Almari Instrumen sudah memenuhi standart.
Namun masih ada beberapa peralatan yang masih belum memenuhi standart seperti Tensimeter Digital.

45
4.1.2.5.2. Fasilitas Alat Medis Sesuai Permenkes 56 Tahun 2014
KONDISI
No NAMA BARANG STANDART JUMLAH KET
BAIK RUSAK
0 Tidak
1 Bed side Monitor √
mempunyai
0 Tidak
2 Defibrilator √
mempunyai
1 1 Tidak
3 EKG 12 Chanel √
mempunyai
1 Tidak
4 Emergensi Trolley √
mempunyai
ENT Examination 0 Tidak
5 √
Set mempunyai
0 Tidak
6 Film Viewer √
mempunyai
7 Infus pump √ 3 3 (B)
0 Tidak
8 Lampu Periksa √
mempunyai
9 Matras Dcubitus √ 1 1 (B)
0 Tidak
10 Minor Surgery set √
mempunyai
1 1 Tidak
11 Nebulyzer √
mempunyai
0 Tidak
12 Pen Light √
mempunyai
0 Tidak
13 Pulse Oxymetry √
mempunyai
14 Stetoskop √ 3 2 1 (B)
15 Suction Pump √ 1 1 (B)
16 Syringe Pump √ 1 1 (B)
Bed Pasien 0 Tidak
17 √
Elektrik mempunyai
18 Beb Pasien Manual √ 22 22 (B)
Tensimeter 1 1
19 √ (B)
Anaeroid
20 Tensimeter Digital √ 1 1 (B)
21 Termometer Digital √ 2 1 1 (B)
22 Timbangan Pasien √ 1 1 (B)
Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa beberapa alat medis yang
seperti: Infusion pump, Trmometer Digital, EKG 12 Chanel, Stetoskop
sudah memenuhi standar. Namun masih ada beberapa peralatan yang
belum memenuhi standart seperti: Pen Light, Lampu Periksa, Film Viewer,

46
4.1.2.5.3. Fasilitas Peralatan Rumah Tangga
KONDISI
KET
No NAMA BARANG STANDAR JUMLAH
(%)
BAIK RUSAK

1 Baki 5/R 11 11 100

2 Baskom mandi 8-12/R 2 2 16

3 Ceret 1;2 1 1 0

4 Gelas 1;2 72 72 100

5 Lampu senter 1-2/R 1 1 100

6 Meja pasien 1;1 22 22 100

7 Piring 1;2 30 30 100

8 Piring snack 1;2 13 13 29

9 Sendok 1;1 52 40 12 100

10 Tempat lauk 1;2 22 22 50

11 Tenpat sayur 1;2 73 73 100

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan Rumah Tangga


yang belum memenuhi standart seperti: Baskom Mandi 16%, Piring
Snack 29%, Tempat Lauk 50%, namun sebagian besar sudah 100%
atau telah memenuhi standart yang telah ditentukan.

4.1.2.5.4 Fasilitas Peralatan Alat Tenun


KONDISI UKURAN
STANDAR

JUMLAH

KET
No URAIAN
(%)
BAIK RUSAK

1 Bantal 1;1 40 36 4 55x35 cm 100

47
2 Guling 1;1 14 14 63

3 Gorden sekat 1;2 13 13 29

4 Kasur 1;1 23 20 3 80x40 cm 90

5 perlak besar 1;1 20 17 3 200x110 77

6 Sarung bantal
1;3
merah mudah 45 40 5 100

7 Sarung bantal
1;3
hijau 28 25 3 83

8 Sarung guling 1;3 33 30 3 45

9 Sarung O2 1;1/3 10 10 100

10 Scoret petugas 1/2 30 20 10 200 cm 22

11 Sprei merah 140x125 cm


1;3
mudah 25 20 5 55

12 Sprei hijau 1;3 30 28 2 93

13 Stik laken merah


1;3
mudah 26 26 72

14 Stik laken hijau 1;3 30 20 10 66

15 Selimut 1;3 20 18 2 Standar 81

16 Taplak meja
1;2
petugas 10 10 83

Berdasarkan tabel

Berdasarkan tabel didapatkan bahwa sebagian besar alat tenun belum


memenuhi standart seperti: gorden skat 29%, guling 63%, stik laken
hijau 66%, selimut 81%.

48
4.1.3. Metode Asuhan Keperawatan (M3 Method)
4.1.3.1. MAKP
Metode yang diterapkan di ruang penyakit dalam RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi adalah tim modifikasi. Metode penguasaan
yang diterapkan adalah metode tim modifikasi yang terdiri atas
perawat yang ada di ruangan yang dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1
(kamar 1 sampai dengan kamar 5 yang terdiri dari 10 bed) dan tim
2 (kamar 6 hingga 10 yang terdiri dari 12 bed). Gambarnya adalah
sebagai berikut:

Kepala Ruangan
Robi Kurniawan, S. Kep, Ns

Katim I Katim II
Wiwit Sri W.,S.Kep,Ns Ratna Hayati, Amd. Kep

Perawat Pelaksana: Perawat Pelaksana:

1. Hesti Sri Agustin,Amd.Kep 1. Eko Wiyono,Amd. Kep


2. RachmadWijaya,S.Kep.,Ns 2. Reni Nopitasari, Amd. Kep
3. Muchtar Fauzi S.Kep,Ns
3. Septiananda Crisdialis, Amd. Kep
4. Dwi Puspitasari, Amd. Kep
5. Yulaikah, Amd. Kep 4. Iswahyuni, Amd. Kep
6. Mukhamad Rifai,Amd.Kep 5. Candra Sasmita.A.N,Amd.Kep
6. Sukarno Amd.Kep
Klien 7. Anas Arif Chumaidi,Amd. Kep

Klien

Gambar Metode tim modifikasi di Ruang Dahlia1

Ruang Dahlia 1 saat ini menggunakan model asuhan keperawatan yang


jelas dan struktural, model yang diterapkan adalah metode tim yang terdiri
atas anggotanya yang berbeda - beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat Ruang Penyakit Dalam
(Dahlia I) dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim 1 bertanggung jawab atas R. 1, R.
2, R. 3, R.4, R. 5, dan tim 2 bertanggung jawab atas R. 6, R 7, R. 8, R. 9,
R.10. Dalam proses pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab

49
apabila ada perawat yang tidak masuk maupun cuti sepenuhnya ditentukan
oleh kepala ruangan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
ketersediaan tenaga keperawatan.

4.1.3.2. Fungsi Manajemen Keperawatan


1. Kepala Ruang
Tabel Uraian Tugas Kepala Ruang
Uraian Tugas D TD
Melaksanakan fungsi perencanaan (p1) meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. √
b. Menunjukkan ketua tim, perawat pelaksana dan tugasnya masing-masing. √
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu ketua tim dan

perawat pelaksana.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan aktivitas
dan tingkat ketrgantungan pasien di bantu oleh ketua tim dan perawat √
pelaksana
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan √
f. Mengikuti visite dokter untuk mengikuti kondisi, patofisiologi, tindakan

medis yang dilakukan terhadap klien
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit √
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi dengan kepala √
keperawatan atau kepala instalasi
Menyusun rencana kebutuhan fasilitas alat, dan dana keperawatan. √
Menyusun jadwal dinas √
k. Menyusun jadwal cuti √
Menyusun rencana pengembangan staf √
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian mutu. √
1. Melaksanakan fungsi pergerakkan dan pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan √
b. Merumuskan tujuan metode penugasan √

c. Membuat rincian tugas ketua tim dan perawat pelaksaana secara jelas √
d. Membuat rentang kendali √
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan √
f. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
g. Menyelenggarakan konferens √
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan diruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas di ruang √
rawatnya.
Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawaatan baru atau tenaga lain

yangakan kerja diruang rawat

50
Memberikan orientasi kepada siswa atau mahasiswa keperawatan yang

mengguanakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek
k. Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya meliputi: Penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada √
dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan asuhan

keperawatan
m. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu dengan staf

keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
n. Memberikan kesempatan atau ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah atau penataran dengan koordinasi kepala √
instalasi atau kasi perawatan
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai

kebutuhanberdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
p. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam

keadaan siap di pakai
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya infeksi atau non infeksi, untuk kelancaran √
pemberian askep
Meneliti pengisian furmulir sensus harian pasien di ruang rawat √
s. Meneliti atau memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien sesuai

dengan program dietnya
t. Menyimpan berkas cacatan pasien dalam masa perawatan dalam ruang
rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkass tersebut ke bagian √
medical record bila pasien pulang dari rumah sakit tersebut
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang menggunakan ruang rawatnya

sebagai lahan praktek
v. Memberikan penyuluhan kesehatan atau keluarga sesuai kebutuhan dasar

dalam batas wewenangnya
w. Melakukan serah terima pasien pergantian dinas √
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat daftar ,

mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
y. Mengatur dan mengendalikan sistem ruangan √
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa keprawatan untuk mempeoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah √
ditentukan
b. Melakukan penilaian kinerja tegana keperawatan yang berada di bawah

tanggungjawabnya dan mutu pelayanan
c. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim dan perawat √

51
pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan baik √
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan

dengan askep klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi √
Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada √
klien.
Mengobservasi pasien baru dan mengaudit dokumentasi √
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama
Total
Presentase 100%
Berdasarkan tabel di atas pelaksanaan tugas dan fungsi karu mulai dari
P1 sd P3 sudah sangat baik, dapat dilihat dari prosentasinya yaitu
(100%). Hal ini menunjukkan bahwa karu menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan SPO.
2. Ketua Tim
Tabel Uraian Tugas Ketua Tim
Katim 1 Katim 2
Uraian Tugas
D TD D TD
a. Bersama penanggung jawab ruangan atau kepala ruangan √ √
atau perawat pelaksana atau anggota tim. Mengadakan serah
terima tugas setiap pergantian dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada perawat pelaksana √ √
dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing
anggota.
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan mulai dari √ √
pengkajian sampai dengan evaluasi
d. Mengikuti visit dokter √ √
e. Menciptakan suasana harmonis √ √
f. Membuat laporan pasien √ √
g. Mengorientasikan pasien baru √ √
h. Membina hubungan saling percaya antara perawat, pasien √ √
dan keluarga
Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan √ √
kedauratan

52
Membuat laporan pasien dan mencatat kasus dari pasien, √ √

kejadian diluar dugaan yang tidak diinginkan.


k. Mengatur waktu istirahat √ √
Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruang dan √ √
perawat pelaksana
m. melaporkan tentang kondisi pasien, asuhan keperawatan √ √

yang dilakukan, kesulitan yang dialami


n. Bersama perawat pagi, sore, dan malam melaksanakan, √ √
mengawasi, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah di programkan dan membuat
pembaharuan dengan kebutuhan pasien
o. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada √ √

anggota tim.
p. Membuat perincin tugas anggota tim √ √
q. Menerima konsultasi dari anggota tim dan memberikan √ √
instruksi keperawatan.
Memimpin pertemuan tim keperawatan untuk mnerima √ √

laporan, system pengarahan tentang tugas anggota tim,


pelaksanaan asuhan keperawatan, serta masalah yang
dihadapi.
s. Memelihara komunikasi efektif baik secara vertical maupun √ √
horizontal
Melakukan penyuluhan kepada pasien atau keluarga atau √ √
kepada anggota tim
u. Memberi teguran dan pujian √ √
v. Melengkapi catatan yang telah dibuat oleh anggota tim √ √
w. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat √ √
pelaksana
x. Mengawasi proses asuhan keperawatan yang dilakukan oleh √ √
anggota tim
y. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik √ √
Total 23 2 22 3
92% 8% 88% 12%
Prosentase
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa katim 1 dapat
melakukan tugas sesuai dengan SOP dapat dilihat dari hasil prosentase
yang dilakukan oleh katim 1 (92%), sedangkan untuk katim 2
prosentasenya (88%).

53
3. Perawat Pelaksana
Tabel Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Hari Ke-

Presentase
Uraian Tugas Perawat 1 2
No
Pelaksana P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5
A Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan
kasih
1) Menyusun rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan sesuai dengan
masalah klien.
2) Melaksanakan tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan sesuai dengan
rencana.
3) Mengevaluasi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan yang telah
diberikan.
Mencatat atau melaporkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
semua tindakan perawatan
dan respon klien pada
catatan perawatan
B Melaksanakan program berikut dengan penuh tanggung jawab
1) Pemberian obat. 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
%
2) Pemeriksaan laboratorium. 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
%
Persiapan klien yang akan 100
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
operasi %
C Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual klien
1) Memelihara kebersihan klien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
dan lingkungan. %

54
2) Memberikan rasa aman, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
nyaman kepada klien. %

3) Pendekatan dan komunikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100


terapeutik %

D Mempersiapkan klien secara √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100


fisik dan mental untuk %
menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan
atau diagnosis
E Melatih klien untuk √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
menolong dirinya sendiri %
sesuai dengan
kemampuannya
F Memberikan pertolongan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
segera pada klien gawat atau %
kritis
G Mengatur dan menyiapkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
alat-alat diruangan menurut %
fungsinya supaya siap pakai
H Menciptakan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
memelihara kebersihan, %
keamanan, kenyamanan, dan
keindahan ruangan
I Melaksanakan tugas dinas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
pagi/sore/malam atau hari %
libur secara bergantian sesuai
dengan jadwal dinas
J Memberikan penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
kesehatan sehubungan %
dengan penyakitnya
K Melaporkan segala sesuatu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
mengenai keadaan klien baik %
secara lisan maupun tulisan
L Membuat laporan harian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
klien %
M Operan dengan dinas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
berikutnya %
N Menerima bantuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100
bimbingan koortim/ ka shift %
dan melaksanakan
pendelegasian dari kepala

55
ruangan

Jumlah 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
Prosentase (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
% % % % % % % % % %
Berdasarkan hasil pengamatan dan tabel diatas di dapatkan bahwa
pelaksanaan perawat pelaksana dalam menjalankan fungsi manajeman
keperawatan sudah optimal yaitu sebanyak 100%.

4.1.3.3. Penerimaan Pasien Baru


Dari pengkajian selama 4 hari yaitu tanggal 28 juni 2017 – 01 juli 2017
didapatkan data tentang tahapan prosedur pelaksaan orientasi pasien baru
adalah sebagai berikut :
Tabel Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru di Ruang Dahlia I
Tanggal
Aspek
Parameter 28-06-2017
penilaian P1 P2
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas 1. Perkenalan terhadap staf perawatan dan staf
√ √
Ruangan lainnya.
Fasilitas 1. Penjelasan letak Nurse Stastion √ √
2. Penjelasan cara memanggil perawat
Fisik √ √
3. Penjelasan ruang perawatan dan tempat tidur
4. Penjelasan kamar mandi, toilet, dan cara √ √
menggunakan toilet √ √
5. Menjelaskan penggunaan tv
6. Menjelaskan penggunaan telefon
7. Menjelaskan bedside monitor, ventilator, inful - - - -
pump (jika terpasang). - - - -
- - - -
Kebijakan 1. Penjelasan aktifitas harian bangsal √ √
2. Penjelasan kebersihan kamar mandi
tata tertib √ √
3. Penjelasan pengunjung dan jam kunjungan
4. Penjelasan pemakaian pakaian dari rumah √ √
5. Penjelasan prosedur mengajukan keluhan
√ √
6. Penjelasan prosedur pre dan post operasi (jika
√ √
ada)
7. Penjelasan pelayanan makan √ √
8. Penjelasan nomor telepon bangsal
9. Penjelasan untuk tidak mengganggu
√ √
pelayanan pemberian obat oleh perawat
10. Penjelasan prosedur mengenai cara bertemu √ √
dokter untuk menanyakan kondisi medis √ √

56
terbaru
√ √
Manajemen 1. Penjelasan pencegahan jatuh √ √
2. Penjelasan orang tidak dikenal
Keselamatan √ √
3. Penjelasan penggunaan gelang identitas
√ √
pasien
4. Penjelasan pintu keluar bila terjadi kebakaran
5. Penjelasan lokasi bahaya api dan larangan
√ √
merokok di lingkungan rumah sakit
√ √
6. Penjelasan bila akan meninggalkan bangsal
harus sesuai peraturan rumah sakit
7. Penjelasan hand hygiene √ √
8. Penjelasan cara pembungan sampah

√ √
√ √
Barang- 1. Penjelasan penyimpanan barang-barang √ √
barang berharga
berharga
Total Bobot 20 4 20 4
Prosentase (%) 83% 83%
83 %
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa untuk penerimaan pasien
baru di ruang Dahlia I sudah berjalan secara baik yaitu 83%. Adapun hal
yang kurang antara lain tentang penjelasan pemakaian pakaian dari rumah,
menjelaskan nomer telepon bangsal, penjelasan prosedur mengenai cara
bertemu dokter untuk menanyakan kondisi medis terbaru, dan Penjelasan
pintu keluar bila terjadi kebakaran

4.1.3.4. Kegiatan Manajemen Keperawatan Profesional


1. Operan
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat,
maupun antar perawat dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan keefektivitasnya adalah saat
pergantian sift (operan).
Operan merupakan suatu teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Operan pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,

57
tindakan kolaboratif yang sudah ada yang belum dilakukan serta
perkembangan pasien tersebut. Dari observasi yang telah dilakukan,
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel Hasil Penilaian Operan Di Ruang Dahlia I
Hari ke-1 tgl 3 juli 2018

Presentase
Tim 2
Aspek Yang Dinilai Tim 1 keterangan
No
MP PS MP PS
1 Kedua kelompok dinas sudah siap √ √ √ - 75 Karena masih
ada yang datang
terlambat
2 Shift yang mau menyerahkan/ √ √ √ √ 100
mengoperkan mempersiapkan hal –
hal yang akan disampaikan
3 Ketua tim/ kepala jaga yang mau
menyerahkan/ mengoperkan
menyampaikan : √ √ √

a. Kondisi/ keadaan umum klien
100
b. Tindak lanjut untuk dinas yang √ √ √

menerima operan

c. Rencana kerja untuk dinas yang √ √ 100
menerima operan √ 100
100
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan √ √ √ √ 100
dengan jelas, singkat, akurat dan
tidak terburu – buru
5 Ketua tim dan semua anggota tim - - - - 0 Karena adanya
bersama – sama langsung melihat apel pagi
keadaan klien
6 Tim yang mengoperkan tugas √ √ √ √ 100
memberi kesempatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk bertanya
7 Tim yang mengoperkan tugas √ √ √ √ 100
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk menerima
operan alat
Presentasi 88,9 88,9 88,9 77,8 97,2
Total 86,2

58
Berdasarkan tabel diatas operan di Dahlia I sudah baik yaitu sebesar
86,2%, adapun yang kurang yaitu pada saat operan pagi ke siang masih
ada yang datang terlambat.
2. Pre Conference
Tabel Hasil pre conference di Ruang Dahlia 1
Hari ke-
Persentase
No Aspek yang Dinilai 1 2
(%)
P P
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi √ √ 100%
awal (konferensi awal)
2 Memberi pengarahan kepada anggota tim
tentang rencana asuhan pasien pada hari
tersebut berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal – hal yang √ √ 100%
√ √ 100%
disampaikan oleh PP meliputi
√ √ 100%
 Keadaan umum klien
√ √ 100%
 Keluhan klien
 Tanda – tanda vital dan kesadaran
√ √ 100%
 Hasil pemeriksaan laboratorium/
√ √ 100%
diagnostic terbaru √ √ 100%
 Masalah keperawatan √ √ 100%
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan terapi medis
 Rencana medis
3 Memberi penugasan kepada anggota tim √ √ 100%
bila ada pasien baru
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim √ √ 100%
untuk bertanya
5 Memberi penekanan pada hal – hal yang √ √ 100%
perlu diperhatikan
6 Memberi kesempatan pada pendidikan √ √ 100%
pasien
7 Membahas pasien – pasien yang menjadi √ √ 100%
prioritas pada shift tersebut
8 Menanyakan kesiapan fisik, mental √ √ 100%
anggota dalam melakukan asuhan
9 Semua anggota tim menyepakati √ √ 100%
pertemuan diskusi akhir
10 Mengucapkan selamat bekerja kepada √ √ 100%
anggota tim
Prosentase (%) 100 %

59
Keterangan :
√ : Dilakukan
— : Tidak Dilakukan
Pre conference adalah komunikasi antara ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk merencanakan kegiatan pada shift tersebut yang
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Pre conference
mendiskusikan tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien, dalam pre conference para instruktur klinis harus sudah menyiapkan
apa yang akan dibahas dalam conference sehingga tidak banyak waktu yang
terbuang (Sitorus, 2005; Huber, 2006).
Di ruang Penyakit Dalam ( Dahlia I ) Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi
pre conference dilakukan, dengan hasil presentase 100 % sehingga perencanaa
dari kegiatan asuhan keperawatan dan kegiatan yang dilakukan sepanjang shift
dapat maksimal.

3. Post Conference
Tabel Hasil post conference di Ruang Dahlia I
Hari ke Persentase
No Aspek yang Dinilai
1 2 (%)
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi akhir - - 0
2 Menanyakan hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan
√ √ 100
anggota tim terkait dengan asuhan keperawatan
3 Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi ASKEP,
√ √ 100
pelaksanaan program dan administrasi pasien
4 Memberikan pujian akan apa yang telah dialamisetiap
√ √ 100
anggota tim
5 Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota tim √ √ 100
6 Memberi umpan balik kepada anggota tentang pelaksanaan √ √ 100

60
yang telah dilakukan
7 Mengucap terimakasih atas kerjasama anggota tim √ √ 100
8 Semua anggota tim menyepakati pertemuan konferensi
√ √ 100
selanjutnya
Prosentase (%) 87,5 87,5 87,5

Keterangan :
√ : Dilakukan
— : TidakDilakukan

Di ruang Dahlia I Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi post conference


selalu dilakukan dibuktikan dengan hasil prosentase 87,5%, sehingga
evaluasi dari kegiatan asuhan keperawatan dan kegiatan yang dilakukan
sepanjang shift sudah maksimal.

4.1.3.5. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, memimbing,
mengopservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, dan
mengevaluasi dengan sabar, adil serta bijaksana. Sehingga setiap perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman,
cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan serta
keterbatasan perawat. Adapun hal yang mengenai supervisi adalah ;

1. Mekanisme supervisi langsung


Supervisi dilakukan secara langsung oleh kepala ruang kepada
anggotanya. Hasil pengkajian pada ruang dahlia 1 didapatkan
bahwa kepala ruang tidak melakukan supervisi kepada anggotanya
selama 2 hari pengkajian. Berdasarkan hasil wawancara dengan
katim didapatkan hasil, bahwa supervisi dilakukan setiap 2 minggu
sekalai yaitu pada minggu ke 2 dan ke 4.
2. Sepervisi tidak langsung
Hasil pengkajian diruang dahlia 1 didapatkan bahwa proses
supervisi secara tidak langsung dilakukan oleh ketua tim setiap
hari. Jika terdapat hal-hal yang perlu diklarifikasi kepada perawat
pelaksana, ketua tim akan melakukan klarifikasi langsung kepada
perawat pelaksana yang bersangkutan.

61
4.1.3.6. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengenai masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat
selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer, dan
atau konselor, kepala ruang, perawat pelaksana yang juga perlu
melibatkan seluruh anggota tim kesehatan.
Berdasarkan hasil dari pengkajian mulai dari hari pertama belum
dilakukan ronde keperawatan. Tetapi dari hasil dari wawancara
didapatkan bahwa ronde keperawatan yang dilakukan di ruang dahlia 1
dilakukan 1 bulan sekali, jika ada masalah yang tidak dapat diatasi dan
saat ada mahasiswa yang sedang praktik di ruang dahlia 1. Dalam ronde
keperawatan biasanyaa dilakukan dengan mendatangkan semua staf yang
bersangkutan dalam ruang dahlia 1 (dokter, perawat, ahli gizi dll).

4.1.3.7. Discharge Planning


Tabel Penilaian Discharge Planning di Ruang Dahlia I

62
Prosentase
RM 1 RM 2

No. Aspek Yang Dinilai


D TD D TD

(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan

Rencana pemulangan pasien didiskusikan


2 dengan keluarga atau penanggung jawab √ √
perawatan pasien di rumah
Pemberitahuan tanggal rencana
3 √ √
pemulangan
4 Tanda dan gejala yang perlu dilaporkan √ √
Tindakan atau pengobatan yang dapat
5 √ √
dilakukan sebelum ke rumah sakit
Pemberian nomor telepon yang bisa
6 dihubungi saat pasien membutuhkan √ √
bantuan
Pemberian edukasi kesehatan sesuai
7 √ √
dengan diagnosis
8 Informasi tentang clinical pathway √ √
9 Pemberian leaflet edukasi kesehatan √ √

Pemberian informasi pada


10 pasien/penanggung jawab perawatan √ √
pasien di rumah tentang aktivitas pasien
11 Pemberian edukasi tentang nutrisi √ √
Pemberian edukasi tentang pemberian
12 √ √
obat-obatan

13 Tempat perawatan selanjutnya √ √

14 Obat untuk di rumah √ √


Alat bantu atau peralatan kesehatan untuk
15 √ √
di rumah
16 Rencana kontrol √ √
Format ringkasan ulang/resume medis
17 √ √
yang sudah terisi
Format ringkasan keperawatan yang sudah
18 √ √
terisi
Alat transportasi yang digunakan untuk
19 pulang: ambulance/mobil pribadi* (*coret √ √
yang tidak perlu)

20 Kelengkapan administrasi √ √
63
JUMLAH 14 6 14 6
PROSENTASE 70 30 70 30
% % % %
Berdasarkan hasil observasi berkas rekam medis, didapatkan bahwa
sebagian besar pelaksanaan discharge planning cukup baik yaitu 70%, adapun hal
yang kurang adalah kurangnya pemberian informasi kepada pasien dan keluarga,
pemberitahuan tanggal rencana pemulangan pasien.

4.1.3.8. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Tabel hasil penilaian tindakan dokumentasi di Ruang Dahlia 1
No. Aspek yang dinilai RM1 RM2 RM3 RM4 RM5 RM6
A. Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian √ √ √ √ √ √
Biologis
Psikologi
Social
Spiritual
Kultural
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang - - - - - -
3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara √ √ √ √ √ √
Status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2
TOTAL PROSENTASI 66,6 66,6 66,6 66,6 66,6 66,6

B. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √ √ √ √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √ √ √ √ √

SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2

TOTAL PROSENTASI 100 100 100 100 100 100

C. Rencana Tindakan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √ √ √ √ √

2. Disusun menurut ukuran prioritas √ √ √ √ √ √

3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √ √ √ √ √


pasien/subyek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan
atau kriteria
4. Rencana tindakanmengacu pada tujuan dengan kalimat √ √ √ √ √ √
perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien √ √ √ √ √ √
atau keluarganya

64
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √ √ √ √ √
kesehatan lain
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6

TOTAL PROSENTASI 100 100 100 100 100 100

D. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √ √ √ √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √ √ √ √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan di catat di √ √ √ √ √ √


ringkas dan jelas
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3

TOTAL PROSENTASI 75 75 75 75 75 75

E. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √ √ √ √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √ √ √ √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - - - - - -
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2

TOTAL PROSENTASI 66,6 66,6 66,6 66,6 66,6 66,6

F. Catatan Asuhan Keperawatan


1. Menulis pada format yang baku √ √ √ √ √ √
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang √ √ √ √ √ √
dilaksanakan
3. Setiap melakukan tindakan perawat mencantumkan - - - - - -
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan √ √ √ √ √ √
ketentuan yang berlaku.
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3

TOTAL PROSENTASI 75 75 75 75 75 75

TOTAL NILAI KESELURUHAN


KODE BERKAS
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PROSENTASE
1 2
A PENGKAJIAN 66,6 66,6 66,6 %
B DIAGNOSA 100 100 100 %

65
C PERENCANAAN 100 100 100 %
D TINDAKAN 75 75 75 %
E EVALUASI 66,6 66,6 66,6 %
F CATATAN ASKEP 75 75 75 %
TOTAL 80,5 %

Berdasarkan data di atas diinterpretasikan bahwa pendokumentasian


asuhan keperawatan sudah dilakukan dengan baik yaitu 80,5% . Adapun hal yang
perlu di tingkatkan adalah pada tahap pengkajian pasien datang sampai pulang dan
pada tahad tindakan yaitu tentang pengisian tindakan yang harus sesuai dengan
rencana keperawatan, dan tahap evaluasi yaitu pada perawat memperbarui rencana
keperawatan sesuai dengan kondisi pasien terbaru.

4.1.4. Money (M4)

4.1.4.1 Sumber Gaji Pegawai di Ruang Dahlia 1


Sumber gaji pegawai PNS di Ruang Dahlia 1 di Rumah Sakit
Ngudi Waluyo Wlingi berasal dari pemerintah, dan sumber gaji
pegawai NON – PNS berasal dari rumah sakit itu sendiri
beserta insentif per bulan berasal dari instalasi ruangan rawat
inap masing-masing.

4.1.4.2. Sumber Pendapatan di Ruang Dahlia 1


Sumber pendapatan di Ruang Dahlia 1 Rumah Sakit Ngudi
Waluyo Wlingi berasal dari pembayaran pasien yaitu dengan
pasien umum dan BPJS. BPJS sendiri juga dibagi menjadi 2
yaitu PBI (jamkesmas) dan NON PBI (Askes, TNI, Polri, BPJS
Mandiri, Jamsostek , dan Asuransi Jiwa).
Di Ruang Dahlia 1 menerima pasien BPJS Kelas 1 dan Kelas
2. Untuk pasien pengguna BPJS yang ingin naik Kelas atau
ingin masuk ke ruangan VIP, harus mengurus ke administrasi
ruangan bila ingin mengajukan naik Kelas dari Kelas 3 ke

66
Kelas 2 dan selanjutnya ke Kelas 1 sehingga klaim akan di
rubah sesuai dengan kelas BPJS pasien sendiri. Untuk
pembayaran akan di jelaskan pada ruangan dan untuk klaim
akan dibebankan saat pasien akan mengurus administrasi
pulang atau KRS.

4.1.4.3. Pemerintah melaksanakan program jaminan kesehatan bagi


masyarakat
Pemerintah melaksanakan program jaminan kesehatan bagi
masyarakat yaitu program BPJS dimana bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih merata dan setara. Dari hasil analisa yang
kami ketahui banyaknya pasien di Ruang Dahlia 1 yang
menggunakan jaminan kesehatan yaitu BPJS menjadikan
keuntungan bagi para tenaga kerja khususnya perawat PNS
yang mendapatkan tunjangan dari pasien BPJS tersebut,
sehingga kesejahteraan perawat di Rumah Sakit Ngudi Waluyo
Wlingi khususnya di ruang Dahlia 1 termasuk cukup baik.

4.1.4.4. Tarif Pelayanan Di Ruang Dahlia 1


Tariff pelayanan di ruang Dahlia 1 di Rumah Sakit Ngudi
Waluyo Wlingi menurut pada Peraturan Daerah Bupati Blitar
Nomor 4 Tahun 2016 terkait Perubahan atas Peraturan Bupati
Blitar Nomor 20 Tahun 2014 tentang tarif badan layanan
umum daerah Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar.
Tabel Tarif Layanan Rawat Inap
TARIF
URAIAN
KELAS 1 KELAS 2 KELAS 3
75.000 55.000 40.000
Kamar
25.000 25.000 25.000
Visite Dokter Spesialis
15.000 15.000 15.000
Visite Dokter Umum
25.000 25.000 25.000
Konsultasi Dokter Spesialis
20.000 20.000 20.000
Perawatan
10.000 10.000 10.000
Asuhan Gizi
Estimasi Biaya 155.000 135.000 120.000

67
Tarif pada Ruang Rawat Inap pada penggunaan BPJS sesuai
dengan INA CBGs (Case Base Groups) pada ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
Tahun 2016 Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.

4.1.4.5. Rencana Anggaran Belanja Di Ruang Dahlia 1


Rencana Anggaran Belanja di Ruang Dahlia 1 Di Rumah
Sakit Ngudi Waluyo Wlingi ditujukan untuk hal operasional
(kegiatan pelayanan), menejemen (pembayaran pegawai,
listrik, air, telfun) dan pengembangan. Pengajuan anggaran
Belanja Ruang Dahlia 1 dilakukan dengan cara mengajukan
rencana barang-barang yang dibutuhkan setiap bulan dan
telah habis stoknya di ruangan seperti barang-barang medis
dan non-medis yang kemudian akan ditindaklanjuti oleh
pihak Rumah Sakit Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

4.1.5. Mutu Dan Market (M5)


4.1.5.1. Market
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sangat
penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan faktor yang
menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka mutu harus sesuai dengan selera konsumen dan
kemampuan konsumen.
4.1.5.2. Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruang (Standar yang digunakan di Ruang Dahlia 1
RSUD Ngudi Waluyo Wlingi)
No Indikator Standar
1 BOR 60%-85%
2 ALOS 6-9 hari
3 BTO 40-50 hari

68
4.5.1.3. BOR
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah presentasi pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingakat pemanfaatan
tempat tidur ruamah sakit. Jumlah tempat tidur adalah 22.

Jumlah hari perawatan rumah sakit X


BOR= Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1 periode
100%

Hasil BOR selama pengkajian 3 hari di ruang Dahlia 1


1. Tanggal 2 Juli 2018
10/22x100% = 45,45%

2. Tanggal 3 Juli 2018


8/22x100% = 36,36%
3. Tanggal 4 Juli 2018
9/22x100% = 40,90%
Rata-rata BOR pada tanggal 02 - 04 Juli 2018
adalah 40,90%. Dengan demikian hasil rata BOR belum
sesuai dengan standart karena nilai parameter BOR yang
ideal antara 60%-80% (Depkes RI 2005).
Tabel BOR Periode Bulan Juni 2017 - Mei 2018 di Ruang
Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Hari Perawatan Hari Perawatan
No Bulan BOR
Cukupan Maksimal
1 Juni 2017 283 30 44,4%
2 Juli 2017 461 31 67,5%
3 Agustus 2017 307 31 45%
4 September 2017 390 30 59,09%
5 Oktober 2017 487 31 71,40%
6 November 2017 471 30 71,36%
7 Desember 2017 472 31 69,20%
8 Januari 2018 453 31 66,42%
9 Februari 2018 465 28 75,48%
10 Maret 2018 428 31 62,75%

69
11 April 2018 386 30 58,48%
12 Mei 2018 300 31 45,45%
Rata-rata 408,6 28,1 61,37%

Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata BOR dalam 12 bulan


mulai bulan juni 2017 s/d mei 2018 adalah 61,37%, nilai parameter BOR
yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI,2005). Sehingga BOR
diruangan Dahlia 1 sudah sesuai dengan standar Depkes RI 2005.

4.5.1.4. ALOS / LOS (Length Of Stay)


ALOS menujukkan rata-rata lamanya perawatan setiap klien, lama waktu
rawat yang baik maksium 12 hari, standart rumah sakit dalam satu tahun adalah
3-12 hari, ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingakat efesiensi, juga memberiakan
gambaran mutu pelayanan , apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat di
jadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS
yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Jumlah lama di rawat


ALOS Jumlah pasein keluar (hidup + mati)

Tabel ALOS ( Length Of Stay) Periode Bulan Juni 2017 - Mei 2018 di
Ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi Waluyo
Lama Pasien Jumlah Pasien
No Bulan ALOS
Dirawat Keluar
1 Juni 2017 293 85 3,32%
2 Juli 2017 - - -
3 Agustus 2017 347 93 3,3%
4 September 2017 371 102 3,09%
5 Oktober 2017 468 123 3,8%
6 November 2017 455 118 3,85%
7 Desember 2017 450 107 4,4%
8 Januari 2018 477 128 3,5%
9 Februari 2018 443 115 3,8%
10 Maret 2018 473 120 3,5%
11 April 2018 387 110 3,5%
12 Mei 2018 - - -

70
Rata-rata 416,4 - 3,60%
Berdasarkan data diatas didapatkan rata-rata ALOS dari bulan Juni
2017- Mei 2018 adalah 3,60% hal ini menunjukkan bahwa ALOS ruangan
Dahlia 1 telah sesuai dengan standart yang ditetapkan rumah sakit yaitu
selama 1-3 hari.

4.1.5.5. BTO (Bed Turn Over)


BTO menurut Depkes RI (2005) Adalah frekuensi pamakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam 1 tahun, 1 tempat tidur rata-rata
dipakai 40 -50 kali.

Jumlah pasien keluar (hidup + mati)


BTO = Jumlah tempat tidur

Tabel BTO (Bed Turn Over ) Periode Bulan Juni 2017 - Mei 2018 di Raung Dahlia
1 RSUD Ngudi Waluyo
Jumlah pasien
No Bulan Jumlah tempat tidur
keluar
1 Juni 2017 85 22
2 Juli 2017 - 22
3 Agustus 2017 93 22
4 September 2017 102 22

5 Oktober 2017 123 22


6 November 2017 118 22
7 Desember 2017 107 22
8 Januari 2018 128 22
9 Februari 2018 115 22
10 Maret 2018 120 22

71
11 April 2018 110 22
12 Mei 2018 - 22
Jumlah 1101 22

Berdasarkan data diatas didapatkan BTO mulai bulan juni 2017


sampai april 2018 adalah 1101:22= 50,04% idealnya dalam 1 tahun adalah
40-50 kali digunakan. sehingga Ruang Dahlia 1 termasuk baik.

4.1.5.6. Keselamatan Pasien


Standar keselamatan pasien terdapat 6 aspek yaitu, ketepatan
identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, keamanaan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi,
pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan
resiko jatuh. Pengkajian yang dilakukan diruang Dahlia 1 pada tanggal
02 juli-04 juli 2018 didapatkan data sebagai berikut.
Tabel Instrumen Evaluasi Pemasangan dan Pelepasan Gelang
Identitas dan Gelang Resiko.
No Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 %
1 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
menggunakan
gelang
identitas
2 Gelang √ √ √ √ √ √ 100%
identitas
pasien sesuai
dengan jenis
kelamin (biru
laki laki pink
perempuan)
3 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
menggunakan
gelang resiko
4 Penggunaan √ √ √ √ √ √ 100%
gelang resiko
sesuai dengan
resiko yang
ada pada
pasien
5 Nama pada √ √ √ √ √ √ 100%

72
gelang
identitas
menggunakan
2 suku
kata/karakter
6 Ada tanggal √ √ √ √ √ √ 100%
lahir pada
gelang
identitas
7 Ada no rm √ √ √ √ √ √ 100%
pada gelang
identitas
8 Pasien tidak √ √ √ √ √ √ 100%
jelas identitas
dituliskan
Mr.X/Mrs X
ditambah kan
tanggal dan
jam masuk
rumah sakit
9 Tulisan pada √ √ √ √ √ √ 100%
gelang
identitas jelas
dan mudah
dibaca
10 Petugas √ √ √ √ √ √ 100%
menjelaskan
tujuan
pemasangan
gelang
identitas
11 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
mengerti
tentang tujuan
pemasangan
gelang
identitas
12 Petugas √ √ √ √ √ √ 100%
menjelaskan
tujuan
pemasangan

73
gelas resiko

13 Pasien √ √ √ √ √ √ 100%
mengerti
tentang
pemasangan
gelang resiko
14 Pada saat √ √ √ √ √ √ 100%
pulang gelang
resiko dan
gelang
identitas
dilepas
15 Saat pulang √ √ √ √ √ √ 100%
gelang
identitas di
gunting dan
menjadi
beberapa
bagian dan di
buang di
tempat
sampah
Rata-rata 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % %
Berdasarkan tabel diatas perawat di ruang Dahlia 1 telah
melakukan identifikasi pemasangan dan pelepasan gelang identitas
dan gelang resiko rata- rata sebesar 100%.
4.5.1.8. Identifikasi Pasien Sebelum Pemberian Obat
Dari kajian situasi yang di lakukan mulai tanggal 02 Juli-04 Juli
2018,untuk pelaksanaan SOP identifiaksi sebelum pemberian
pengobatan di Ruang Dahlia 1 sudah berjalan baik .

74
Kode Perawat Prosentase%
No Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5 P6
A Pengkajian
1 Sebelum pengambilan darah/specimen, membersihkan obat, tindakan invasive memberikan √ √ √ √ √ √ 100%
transfuse darah, petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
2 Petugas mencocokkan identitas pasien dengan identitas yang ada pada gelang √ √ √ √ √ √ 100%
3 Sebelum memberikan transfuse darah, perawat melakukan ceklis pada daftar tilik pemberian darah √ √ √ √ √ √ 100%
4 Sebelum pemberian obat dilakukan pengecekan obat √ √ √ √ √ √ 100%
7 benar oleh 2 perawat
5 Identitas pada RM minimal memuat nama lengkap tanggal lahir dan nomor RM √ √ √ √ √ √ 100%
6 Identitas pasien pada formulir pemeriksaan lab/penunjang ditulis nama lengkap,tanggal lahir dan √ √ √ √ √ √ 100%
nomor RM tambahan identitas lain bila diperlukan
7 Kantong obat minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no RM pasien √ √ √ √ √ √ 100%
8 Terkait dengan identitas, pada labu darah minimal memuat nama lengkap, tanggal lahir dan no RM √ √ √ √ √ √ 100%
pasien
Rata-rata 100 100 100 100 100 100
% % % % % %
Total 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan identifikasi pasien untuk pemberian obat dan identifikasi sebelum transfusi
darah sudah dilakukan dengan optimal. Perawat selalu mengutamakan identifikasi untuk menghindari kejadian kesalahan pemberian obat
dan transfusi sebesar 100%.

75
4.1.5.7 Komunikasi Efektif
Tabel Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Komunikasi Efektif
Nama Perawat
Ket
Perencanaan Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6

1. Form catatan perawatan √ √ √ √ √ √


100%
Ruang Rawat pasien terintegritas
2. Form konsultasi √ √ √ √ √ √ 100%
3. Form instrumen evaluasi √ √ √ √ √ √
pelaksanaan komunikasi 100%
efektif
4. Form catatan pemberi √ √ √ √ √ √
dan pemantauan obat 100%
pasien
5. Stempel SBAR √ √ √ √ √ √ 100%
6. Stempel Tbak √ √ √ √ √ √ 100%
Laboratorium/ 7. Buku laporan nilai kritis √ √ √ √ √ √
100%
Radiologi
Pelaksanaan
1. Serah terima pasien √ √ √ √ √ √
menggunakan teknik 100%
Ruang rawat SBAR
2. Pelaporan kondisi √ √ √ √ √ √
pasien pada dokter DPDJ 100%
menggunakan SBAR
3. Konsultasi antar dokter √ √ √ √ √ √
pertelpon menggunakan 100%
teknik SBAR
4. Menerima instruksi √ √ √ √ √ √
dokter pertelponan 100%
menggunakan teknik Tbak
5. Menerima tas kritis √ √ √ √ √ √
100%
menggunakan teknik Tbak
6. Menerima hasil kritis √ √ √ √ √ √
dengan menggunakan 100%
teknik Tbak
Laboratorium/ √ √ √ √ √ √
100%
Radiologi 7. Melaporakna nilai kritis
8. Melaporkan tes kritis √ √ √ √ √ √ 100%
Rata- rata
100%
total

76
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata- rata
komunikasi sebesar 100% hal ini menunjukkan bahwa komunikasi
efektif diruang Dahlia 1 sudah berjalan dengan optimal. Komukasi
terapeutik antara perawat dengan pasien sudah terjalin baik , saat
perawat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sehingga
komunikasi jelas dan mudah dipahami pasien. Komunikasi antara
perawat dengan perawat sudah berjalan baik. Sehingga jarang
terjadi miss komunikasi selama informasi.

4.1.5.8 Keamanan Obat


Obat- obatan high alert di ruangan Dahlia 1 hanya ada
insulin Novorapid dan Levemir, pemberian stiker high alert
dilakukan di Depo Farmasi dan di cek ulang oleh perawat di ruang
perawat. Obat- obatan high alert dan cairan pekat disimpan di
ruangan apabila diperlukan saja. Emergency box yang ada
diruangan dan terdapat obat high alert hanya dibuka jika ada
keadaan emergency.
Insulin pen di ruangan Dahlia 1 hanya ada satu yang telah
terpasang sticker high alert dan insulin di tempatkan di lemari es
dengan suhu tertentu. Untuk obat LASA di ruang Dahlia 1 hanya
ada Mentronidazol dan tidak terdapat stiker LASA yang terpasang.
Penempatan obat di ruangan Dahlia 1 ditempatkan pada tempat
obat pasien masing- masing.

77
4.5.1.9. Pengurangan Resiko Infeksi Nasokomial
Tabel Five Moment Hand Hyigien
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Apakah perawat
melaksanakan √ √ √ √ √ √ 100%
kebersihan tangan:
a. Sebelum kontak
langsung dengan √ √ √ √ √ √ 50%
pasien
b. Sebelum tindakan
invasif (memberikan
injeksi, pasang infus,
menyiapkan obat-
√ √ √ √ √ √ 50%
obatan, menyiapkan
makan, memberi
makan pasien, rawat
luka, dll)
c. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan cairan
tubuh (darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,

78
bedpan, urina)
d. Setelah kontak
√ √ √ √ √ √ 83,3%
dengan pasien
e. Setelah kontak
dengan lingkungan √ √ √ √ √ √ 17%
pasien

f. Gosok ibu jari


berputar dalam
√ √ √ √ √ √ 100%
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
h. Tangan anda
√ √ √ √ √ √ 100%
sudah bersih
RATA- RATA
63 37 50 50 100 0 75 25 50 50 63 37 67%
TOTAL
Pada kajian situasi yang dilakukan tanggal 02 Juli sampai 04 Juli 2018 sebesar 6 perawat di ruang Dahlia 1 telah melakukan
cuci tangan lima moment sebelum kontak langsung dengan pasien sebesar 50%, setelah kontak langsung dengan pasien sebesar
50%, setelah kontak dengan lingkungan pasien sebesar 17%. Hasil tersebut belum optimal sehingga perlu adanya peningkatan
perilaku perawat untuk melakukan cuci tangan five moment terkait dengan upaya pencegahan infeksi nasokomial pada pasien.

79
4.5.1.10 Cuci Tangan Menggunakan Hand Rub
Evaluasi Cuci Tangan dengan Hand Rub
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
Cara cuci tangan dengan
Antiseptik berbasis √ √ √ √ √ √ 100%
alkohol:
a. Tuangkan 3- 5cc
antisepetik berbasis
alkohol ke dalam tangan. √ √ √ √ √ √ 100%
Ratakan keseluruh
telapak tangan
b. Gosok kedua telapak
√ √ √ √ √ √ 100%
tangan dengan merata
c. Gosok punggung dan
sela- sela jari tangan kiri
√ √ √ √ √ √ 83,3%
dengan tangan kanan dan
sebaliknya
d. Gosok kedua telapak
tangan dengan sela- sela √ √ √ √ √ √ 83,3%
jari
e. Jari- jari sisi dalam kedua
√ √ √ √ √ √ 50%
tangan saling mengunci
Gosok ibu jari berputar √ √ √ √ √ √ 50%

80
dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
g. Tangan anda sudah bersih √ √ √ √ √ √ 67%
Rata- rata total 100 0 43 57 100 0 71 29 057 43 100 76,2%
Setelah dilakukan kajian situasi mulai tanggal 02 juli-04 Juli 2018 di dapatkan hasil cukup optimal adalah rata- rata
sebesar 76,2% . Hal yang kurang optimal yaitu Gosok punggung dan sela- sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya sebesar 83,3%, Gosok kedua telapak tangan dengan sela- sela jari sebesar 83,3%, Jari- jari sisi dalam kedua tangan
saling mengunci sebesar 50%, Gosok ibu jari berputar

81
4.5.1.11 Cuci Tangan Menggunakan Sabun dengan Air
Evaluasi Cuci Tangan Menggunakan Sabun dan Air
P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK
a. Basahi tangan dengan √ √ √ √ √ √
air
b. Tuangkan sabun 3- 5
√ √ √ √ √ √
cc untuk menyabuni
semua permukaan
tangan
c. Gosok kedua telapak
√ √ √ √ √ √
tangan dengan merata
d. Gosok punggung dan
sela- sela jari tangan √ √ √ √ √ √
dengan tangan kanan
dan sebaliknya
e. Gosok telapak dan
sela- sela jari
√ √ √ √ √ √
f. Jari- jari sisi dalam
kedua tangan saling
√ √ √ √ √ √
mengunci
g. Gosok ibu jari- jari
berputar dalam
genggaman tangan √ √ √ √ √ √

82
kanan dan sebaliknya
h. Gosok dengan
memutar ujung jari-
jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan √ √
√ √ √
sebaliknya √
i. Bilas kedua tangan
dengan air
j. Keringkan dengan
handuk atau tisu toilet
√ √
sekali pakai sampai √ √ √

benar- benar kering
k. Gunakan handuk √ √
√ √ √
tersebut untuk √
menutup kran
l. Tangan anda sudah
bersih √ √ √ √ √
Rata- rata total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Setelah dilakukan kajian situasi pada tanggal 02 juli- 04 Juli 2018 hasil yang didapatkan yaitu sebesar 100 % perawat
diruang Dahlia 1 telah melakukan cuci tangan dengan sabun dan air dengan menggosok punggung dan sela- sela jari tangan kanan
dan kiri, jari- jari sisi kedua tangan saling mengunci sebesar 100% , menggosok ibu jari- jari berputar dalam genggaman tangan
kanan dan kiri sebesar 100%, mengeringkan dengan handuk dan tisu toilet sekali pakai sampai benar- benar kering sebesar 100%

83
menggunakan handuk tersebut untuk menutup kran. Hasil yang di dapatkan masih belum optimal sehingga perlu adanya
peningkatan perilaku cuci tangan dengan sabun dan air untuk meningkatakn keselamatan diri dan pasien.

84
4.5.1.12 Resiko jatuh
Evaluasi Implementasi dan Evaluasi Skala Resiko Jatuh

Hari Ke
No Implementasi dan Evaluasi
1 2 3 %

Resiko Rendah Skor 0- 5

1. Perawatan yang baik √ √ √ 100%

Total 100%

Resiko sedang Skor 6- 16

1. Lakukan intervensi jatuh standar √ √ √ 100%

2. Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi √ √ √ 100%


Keselamatan lingkungan : Hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan telfon, biarkan pintu
3. terbuka, gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur √ √ √ 100%
Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimal dalam tiap 2 jam) tawarkan kebelakang dalam
4. (kamar kecil) secara teratur - - - 0%

5. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer √ √ √ 100%

6. Gunakan alat bantu jalan (walker) - - - 0%

7. Anjurkan pasien menggunakan kaos kaki atau sepatu tidak licin √ √ √ 100%

Total 71,5%

85
Resiko Tinggi Skor 17-30

1. Pakaikan gelang tangan resiko jatuh warna kuning √ √ √ 100%

2. Intervensi jatuh standar √ √ √ 100%


Startegi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detail seperti analaisa cara berjalan sehingga
dapat di tentukan intervensi spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis baru
3. untuk membantu mobilisasi √ √ √ 0%

4. Pasien ditempatkan dekat nurse stasion - - - 0%

5. Handrail mudah di jangkau oleh pasien dan kokoh √ √ √ 100%

6. Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu jalan - - - 0%


Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip/ tidak licin, serta anjuran menggunakan tempat tidur di
7. kamar mandi saat mandi - - - 0%

8. Dorong partispasi keluarga dalam keselamatan pasien √ √ √ 100%

9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, di samping tempat tidur, atau di toilet √ √ √ 100%

Jumlah 67%

86
Pada hasil intervensi resiko jatuh yang di lakukan pada tnggal 02-04 juli 2018 didapatkan hasil pada pasien dengan resiko jatuh rendah
sebesar 100% intervensi dilakukan, pada pasien dengan resiko jatuh sedang 71,5% tindakan intervensi di lakukan dan pada pasien dengan resiko jatuh
tinggi, 67% tindakan intervensi dilakukan.

87
FORM MONITORING DAN EVALUASI PENGURANGAN CEDERA AKIBAT
JATUH RAWAT INAP
NO TINDAKAN YA TIDAK KET
1 Mengkaji pasien untuk risiko jatuh dengan
menggunakan
a. More Fall Scale (MFS) untuk pasien dewasa √
b. Ontario untuk pasien geriatri √
c. Humty Dumty untuk pasien anak
2 Memberi penanda berupa stiker / klip warna kuning √

pada pasien yang beresiko jatuh.


3 Pencegahan risiko jatuh secara umum
a. Mengorientasikan pasien dan keluarga terhadap √

kondisi lingkungan dan penggunaan lampu


b. Mengedukasi pasien dan keluarga tentang √
pencegahan jatuh
c. Harus ada keluarga penunggu pasien
d. Memastikan alas kaki pasiean layak (tidak licin) √
e. Mengatur tempat tidur pasien dengan kedua √
bedsiderail terangkat √
f. Mengunci roda pada tempat tidur, kursi roda
lemari pasien dan brancard.
g. Memastikan alat bantu berjalan dalam jangkauan √

pasien
h. Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat √
bantu dengar
i. Segera membersihkan lantai bla ada cairan
j. Memastikan penerangan ruangan cukup √
k. Memastikan perlengkapan bel terjangkau dan
berfungsi bila ada fasilitasnya √
l. Memastikan ruangan dalam keadaan rapi.
m. Monitor efek dari obat yang menimbulkan risiko √

jatuh √
n. Barang-barang pribadi dipastikan di dalam
jangkauan (telepon, air minum, kacamata, dll) √
Pencegahan risiko jatuh tinggi
Penatalaksanaan pada pencegahan risiko jatuh secara √

umum ditambah:
a. Menawarkan bantuan ke kamar √
mandi bila tidak ada kontra indikasi
b. Memasang stiker atau tanda pasien jatuh pada
4
tempat tidur pasien
c. Menilai kebutuhan akan
 Fisioterapi latihan gerak
 Alarm tempat tidur bila

memungkinkan

88
 Tempat tidur diposisikan paling rendah √
 Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan
dengan ruang perawat √
Asesmen ulang sesuai kondisi paien, setiap 2 jam
untuk risiko jatuh tinggi dan 4 jam untuk risiko jatuh
rendah, sehingga mengetahui perubahan tingkatan
risiko jatuh, dibutuhkan 2x asesmen berturut-turut

5 √

Evaluasi: Apakah terjadi insiden jatuh? √


Petugas:...................................... Tanda
tangan
4.1.5.13 Skor Mutu Pelayanan
Tingkat Kepuasan Pasien
Tingkat kepuasan dilakukan dengan metode wawancara dan observasi.
1) Langkah pertama adalah mengetahui berapa pasien yang dapat
dimasukkan dalam penilaian tingkat kepuasan. Syaratnya antara
lain dirawat selama 3 hari, tidak pulang paksa, dan pulang hidup.
Data jumlah pasien didapatkan dari rekam medis.
2) Langkah kedua dilakukan penilaian tingkat kepuasan pada pasien
yang masuk kriteria penilaian. Dilakukan wawancara secara
langsung kepada pasien untuk menjawab indikator-indikator
kepuasan seperti tangibility (bukti fisik yaitu ruangan dan
fasilitasnya), reliability (terkait kehandalan dari tenaga kesehatan),
responsiveness (tanggap), assurance (jaminan), empathy
(perhatian). Setiap indikator tersebut terdiri dari 16 pertanyaan,

89
dengan skor jawaban 1 sampai 5. Scoring dimulai dari sangat puas,
tidak puas.
3) Langkah ketiga melakukan wawancara kepada pasien yang telah
menjawab pertanyaan untuk penilaian elemen indikator kepuasan.
Pertanyaannya yaitu, "kesim pulannya, apakah Anda sudah puas
dengan pelayanan ruangan ini?”. Jawaban pasien akan divalidasi
dengan melihat elemen indikator yang sudah dijawab.

Tabel Gambar Analisa SWOT Ruang Dahlia 1

90
Bobot
Analisa Bobot Rating X
Rating
STRENGTH
Ruangan memiliki perawat dengan pendidikan S1
0,1 3 0.3
keperawatan : 9
Sebagian besar perawat berlatar pendidikan D3
0,3 3 0,9
keperawatan : 7
sebagian besar perawat sudah mengikuti pelatihan
0,2 3 0,6
(PPGD)
adanya motivasi perawat untuk menempuh
0,2 2 0,4
pendidikan lebih tinggi.
Kebetuhan perawat/ hari sudah optimal 0,2 2 0,4
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
0,25 2 0,5
dilihat pada ruangan tersebut
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
0,25 2 0,5
dilihat pada ruangan tersebut
Ruang Dahlia 1 menerima pasien umum dan BPJS 0,3 4 1,2
Jumlah pasien umum 521 dan BPJS 164 0,3 3 3,3
Perawat PNS maupun non PNS mendapatkan
0,2 3 0,6
remunerasi dan bonus hari raya selain gaji
Proses pembayaran baik klaim BPJS maupun pasien
0,2 3 0,6
umum lancar tidak ada masalah
1. 100% pasien merasa puas dengan pelayanan yang
0,1 4 0,4
diterima
2. Pada item keselamatan pasien tentang identifikasi
pasien, pada evaluasi pemasangan dan pelepasan 0,2 4 0,8
gelang identitas dan resiko mencapai skor 100%
3. Angka kejadian pasien jatuh dan decubitus ulcer, dan 0,2 3 0,6
di ruang Dahlia 1 selama 12 bulan terakhir adalah 0%
dan angka kejadian flebitis pada juni 2017-mei 2018

91
adalah 0% dan angka ini sesuai target yaitu <1,5%
4. Pada evaluasi intervensi tindakan pada pasien dengan
0,1 4 0,4
resiko jatuh rendah dicapai skor 100%
5. indikator efisiensi dan efektifitas ruang rawat inap
Dahlia 1 BTO. Rata-rata BTO pada bulan juni 2017-
0,2 3 0,6
mei 2018 telah sesuai standar yaitu dengan
perhitungan hasil BTO 50,04 kali
6. Telah tersedianya SPO tentag prosedur tindakan pada
0,1 4 0,4
pasien
7. Tersedianya SPO tindakan keperawatan 0,1 4 0,4
8. Tersedianya evaluasi keperawatan 0,1 4 0,4
9. Tersedianya catatan perkembangan 0,1 4 0,4
TOTAL 5,2 17,5
WEAKNESS
Pembagian tugas masih kurang optimal 0,1 2 0,2
Sebagian besar Tingkat kepuasan perawat kurang
terkait pemberian beasiswa atau pelatihan pendidikan 0,1 2 0,2
keperawatan
Tindakan hand hygine dan timbang terima kurang 0,3 4 1,2
pemilahan pasien laki-laki dan perempuan masih jadi
0,3 4 1,2
satu ruangan.
Beban kerja perawat tinggi 0,2 2 0,4
Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan
0,20 3 0,6
tenaga kesehatan
Tersediannya nurse station 0,10 1 0,1
Letak nurse station strategis(dekat dengan kamar
0,10 3 0,3
pasien )
Terdapat ruangan administrasi di dalam ruangan 0,20 2 0,4
Terdapat penyimpanan alat tenun bersih 0,25 2 0,5
Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang terdapat
dilihat pada ruangan tersebut 0,25 2 0,5

Kondisi nurse station kurang rapi, karena dijadikan


0,10
juga sebagai tempat penempatan dokumen 3 0,3

Ruang tindakan yang lebih difungsikan sebagai


0,15 2 0,3
gudang
Tidak tersedianya ruang dokter / ruang untuk
0,15 1 0,15
memberikan KIE
Jarak antar bed belum terstandart 0,10 2 0,2
Pada penyimpanan obat tidak maksimal
0,10 2 0,2
mencamtumkan identitas pasien
Tersediannya lembar observasi cairan namun tidak
0,10 2 0,2
difungsikan
Tidak tersedianya papan identitas pada bed pasien 0,15 3 0,45
Kurangnya kamar mandi yang memadai 0,10 2 0,2
Privasi klien kurang terjaga karena gorden sekat 0,05 2 0,1

92
kurang memadai
Pasien BPJS yang tidak dapat melengkapi
persyaratan BPJS saat membayar maka harus 1 3 4
membayar seperti pasien umum
1. Keamanan obat Dahlia 1 belum berjalan optimal pada
obat LASA karena tidak semua obat LASA terdapat 0,1 3 0,3
sticker LASA
2. Perilaku mencuci tangan Five moment di ruang
Dahlia 1 belum optimal karena hasil kajian status 0,2 4 0,8
tidak 76,2% sesuai SPO
3. Perilaku mencuci tangan dengan hand rub di
dapatkan hasil yang belum tercapai 100% sesuai
0,1 4 0,4
dengan SPO, terbukti adanya item yang masih
bernilai 76,2%
4. Perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air belum
0,2 3 0,6
mencapai 95% sesuai dengan SPO
5. Pada pasien resiko jatuh sedang 71,5% tindakan
intervensi dilakukan pada pasien dengan resiko jatuh 0,1 3 0,3
tinggi, 50% tindakan intervensi dilakukan
TOTAL 4,8 14,1
OPPORTUNITY
Sebagian besar perawat mempunyai kemauan untuk
0,2 3 0,6
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
Rumah sakit memberikan kesempatan perawat untuk
0,2 2 0,4
meningkatkan pendidikan berdasarkan jenjang karir
adanya kerjasama yang baik anatar mahasiswa
0,2 2 0,4
fakultas keperawatan dengan perawat klinik
Peningkatan jumlah yang sesuai kebutuhan 0,2 2 0,4
adanya program pelatihan atau seminar khusus
0,2 3 0,6
manajemen dari diklat
Adanya pengusulan penambahan sarana dan
0,3 3 0,6
prasarana untuk menyesuaikan denagan standar
Adanya koordinator alat medis, koordinator
inventaris dan nama dalam struktur organisasi 0,2 2 0,4
ruanagan
Adanya permenkes yang mengatur standar alat
0,3 2 0,6
kesehatan sesuai dengan type RS
Adanya program pelatihan penggunaan alat baru 0,2 3 0,6
RSUD Ngudi Waluyo merupakan RS rujukan untuk
0,5 4 2
daerah kabupaten Blitar
Pendanaan RS berasal dari APBD pemerintah
0,5 3 1,5
kabupaten blitar
1. Pemerintah memberikan anggaran dana untuk rumah
0,5 4 2
sakit
2. Diberikannya kesempatnya pada perawat untuk 0,5 4 2

93
melakukan pelatihan
TOTAL 4 12,1
THREATENED
Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan
0,2 2 0,4
yang lebih profesional
Makin tingginya kesadaran
0,1 1 0,1
msyarakat akan pentingnya kesehatan
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat pengguna
0,1 2 0,2
layanan kesehatan
Kebijakan pemerintah tentang asuransi kesehatan 0,1 3 0,3
Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien 0,2 1 0,2
Masyarakat jauh lebih kritis dalam menanggapi dan
0,2 1 0,2
menhadapi setiap tindakan dan asuhan keperawatan
persaingan antar RS yang semakin kuat 0,1 2 0,2
Kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan
0,3 2 0,6
yang ada
Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk
0,3 2 0,6
melengkapi sarana dan prasarana
Adanya persaingan antar rumah sakit yang lainnya 0,2 2 0,4
Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional
0,2 2 0,4
dan alat yang memadai
Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
1 2 2
profesional sehingga membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk mendanai sarana prasarana
1. Mudahnya LSM masuknya ke rumah sakit 0,1 4 0,4
2. Kesadaran masyarakat akan meningkat 0,2 4 0,8
3. Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
0,4 3 0,12
berkualitas meningkat
4. Persaingan dengan rumah sakit lain yangs angat ketat 0,3 4 0,12
TOTAL 4 7,04

94
PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1. Perawat bersikap sopan dan ramah ketika melayani
√ √ √ √ √ √ 100%
anda
√ √ √ √ √ √ 100%
2. Perawat memperkenalkan diri kepada anda
3. Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit saat anda
√ √ √ √ √ √ 100%
masuk rumah sakit
4. Perawat menjelaskan tempat-tempat penting (KM,
ruang perawat, tata usaha, dll) untuk kelancaran √ √ √ √ √ √ 100%
perawatan

5. Perawat menjelaskan tujuan perawatan pada anda √ √ √ √ √ √ 100%


6. Kepala ruangan/perawat menunjukan tentang
√ √ √ √ √ √ 100%
perawat yang bertanggung jawab pada anda
√ √ √ √ √ √ 100%
7. Perawat memperhatikan keluhan anda
8. Perawat memberikan keterangan tentang masalah
√ √ √ √ √ √ 100%
yang dihadapi anda
9. Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan
√ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
10. Perawat meminta persetujuan kepada anda/keluarga
√ √ √ √ √ √ 100%
sebelum melakukan tindakan
11. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan
√ √ √ √ √ √ 100%
dilakukan sebelum melakukan tindakan

95
12. Perawat menjelaskan resiko/bahaya tindakan pada
√ √ √ √ √ √ 50%
anda sebelum melakukan tindakan
√ √ √ √ √ √ 100%
13. Perawat memantau keadaan anda secara rutin
14. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan
√ √ √ √ √ √ 100%
terampil dan percaya diri
15. Perawat selalu berhati-hati dalam melakukan
√ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
16. Perawat menilai kembali keadaan anda setelah
√ √ √ √ √ √ 100%
melakukan tindakan

Total
95%

Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat di ruang Dahlia 1 RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi, hampir seluruhnya dengan presentase 95% pasien merasa puas terhadap pelayanan perawat di ruang Dahlia 1. Pasien
merasa puas karena pelayanan keperawatan mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam melayani pasien dengan cukup baik, sehingga
mampu melayani setiap kebutuhan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien perawat melayani dengan sikap sopan dan ramah
sehingga pasien merasa aman. keperawatan mempunyai kemampuan dan pengetahuan dalam melayani pasien dengan cukup baik, sehingga
mampu melayani setiap kebutuhan pasien secara meyakinkan. Selain itu, menurut pasien perawat melayani dengan sikap sopan dan ramah
sehingga pasien merasa aman.

96
97
4.2 Penentuan Prioritas Masalah
Teknik prioritas yang digunakan adalah teknik kriteria matrik, yaitu dengan
teknik pemungutan suara dengan menggunukan 113 kriteria tertentu. Secara
sederhana dapat dibedakan atas 5macam yaitu :
1. Kecenderungan besar dan sering kejadian masalah (Mg)
2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (secerity=Sv)
3. Bisa dipecahkan (manageability=Mn)
4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)
5. Ketersediaan Sumberdaya (Affordability=Af) (Nursalam,2007)
Tabel Penentuan Prioritas Masalah
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Kepatuhan 5 moment hand hygine :
Setelah kontak dengan lingkungan 5 5 5 3 5 1875 1
pasien belum optimal
2 Dokumentasi askep :
Implementasi dan evaluasi 5 5 4 3 4 1200 3
keperawatan kurang optimal
3 Pelaksanaan discharge planning
4 4 4 3 3 576 4
belum optimal (belum ada leaflet)
4 Pelaksanaan orientasi pasien baru
5 5 5 3 4 1500 2
kurang optimal
5 Pelaksanaan ronde keperawatan
3 3 3 3 3 243 5
kurang optimal

Keterangan :
5: sangat penting
4: penting
3: kurang penting
2: kurang penting
1: sangat tidak penting

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


No Masalah Penyebab Alternatif pemecahan masalah
1 Kepatuhan 5 moment Kurang maksimalnya 1. Sosialisasi SOP 5 moment hand hygine
hand hygine : pelaksanaan cuci tangan dan 6 langka cuci tangan
Setelah kontak five moment setelah 2. Implementasi SOP 5 moment hand
dengan lingkungan kontak dengan lingkungan hygine dan 6 langka cuci tangan
pasien belum optimal pasien 3. Supervisi SOP 5 moment hand hygine
dan 6 langka cuci tangan setiap hari
4. Evaluasi SOP 5 moment hand hygine
dan 6 langka cuci tangan

98
5. Memberikan hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang melakukan cuci
tangan 5 moment hand hygine sesuai
SOP.
2 Pelaksanaan orientasi Kurang maksimalnya 1. Sosialisasi mengenai SOP orientasi
pasien baru kurang pengorientasian pasien pasien baru
optimal baru dalam penjelasan 2. Implementasi orientasi pasien baru
pemberian pelayanan dengan menggunakan media lembar
selama dirawat di rumah balik.
sakit saat penerimaan 3. Melakukan supervisi orientasi pasien
pasien baru dan masih baru
ada yang tidak 4. Evaluasi orientasi pasien baru
mengorientasikan secara 5. Memberikan hadiah atau apresiasi
langsung saat ada pasien kepada perawat yang melakukan
baru orientasi pasien baru sesuai SOP

3 Dokumentasi askep : Belum maksimalnya 1. Motivasi perawat dalam melakukan


implementasi dan pendokumentasian anamnesa ulang
evaluasi keperawatan implementasi dan 2. Observasi lembar evaluasi
kurang optimal evaluasi ulang pasien.
4 Pelaksanaan Kurang maksimalnya 1. Sosialisasi mengenai SOP discharge
discharge planning pelaksanaan discharge planning
belum optimal (belum planning (belum ada 2. Implementasi discharge planning
ada leaflet) leaflet) 3. Melakukan supervisi discharge planning
4. Evaluasi discharge planning
5. Memberikan hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang melakukan
discharge planning sesuai SOP
5 Pelaksanaan ronde Kurang motivasi 1. Sosialisasi pengadaan ronde
keperawatan kurang pengadaan ronde keperawatan.
optimal keperawatan. 2. Implementasi ronde keperawatan
(menggunakan lembar checklist)
3. Melakukan supervisi ronde keperawatan
4. Evaluasi ronde keperawatan

99
4.3. POA

No Prioritas Masalah Why What Where Who When How POA


1 Kepatuhan 5 moment Belum Memaksimalkan Ruang Dahlia I  Karu 19 – juli – 2018 sampai 6. Sosialisasi SOP 5
hand hygine : setelah maksimalnya kegiatan cuci  Katim 12 – Juli – 2018 moment hand hygine d
kontak dengan pelaksanaan tangan dengan  Perawat 6 langka cuci tangan
lingkungan pasien cuci tangan benar ( 6 langkah ) pelaksana 7. Implementasi SOP 5
belum optimal five moment five moment.  Mahasiswa moment hand hygine d
setelah kontak praktek 6 langka cuci tangan
dengan 8. Supervisi SOP 5 mome
lingkungan hand hygine dan 6 lang
pasien cuci tangan setiap hari
9. Evaluasi SOP 5 momen
hand hygine dan 6 lang
cuci tangan
10. Memberikan
hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang
melakukan cuci tangan
moment hand hygine
sesuai SOP.
2 Pelaksanaan orientasi Belum Memaksimalkan Ruang Dahlia I 1. Karu 19 – juli – 2018 sampai 6. Sosialisasi mengenai
pasien baru kurang maksimalnya penjelasan 2. Katim 12 – Juli – 2018 SOP orientasi pasien ba
optimal pengorientasia pemberian 3. Perawat 7. Implementasi orientasi
n pasien baru pelayanan selama pelaksana pasien baru dengan
dalam dirawat dirumah 4. Mahasiswa menggunakan media
penjelasan sakit sesuai SPO praktek lembar balik.
pemberian 8. Melakukan supervisi
pelayanan orientasi pasien baru
selama dirawat 9. Evaluasi orientasi pasie
di rumah sakit baru
saat 10. Memberikan
penerimaan hadiah atau apresiasi

100
pasien baru kepada perawat yang
dan masih ada melakukan orientasi
yang tidak pasien baru sesuai SOP
mengorientasi
kan secara
langsung saat
ada pasien
baru
3 Dokumentasi askep : Belum Maksimalnya Ruang Dahlia I 1. Perawat 19 – juli – 2018 sampai 3. Motivasi perawat dalam
implementasi dan maksimalnya pendokumentasia pelaksana 12 – Juli – 2018 melakukan anamnesa
evaluasi keperawatan pendokumenta n implementasi 2. Mahasiswa ulang
kurang optimal sian dan evaluasi praktek 4. Observasi lembar
implementasi ulang pasien. evaluasi
dan evaluasi
ulang pasien.
4 Pelaksanaan discharge Belum Memaksimalkan Ruang Dahlia I 1. Karu 19 – juli – 2018 sampai 6. Sosialisasi mengenai
planning belum maksimalnya pelaksanaan 2. Katim 12 – Juli – 2018 SOP discharge plannin
optimal (belum ada pelaksanaan discharge 3. Perawat 7. Implementasi discharg
leaflet) discharge planning dengan pelaksana planning
planning media leaflet 4. Mahasiswa 8. Melakukan supervisi
(belum ada praktek discharge planning
leaflet) 9. Evaluasi discharge
planning
10. Memberikan
hadiah atau apresiasi
kepada perawat yang
melakukan discharge
planning sesuai SOP
5 Pelaksanaan ronde Kurang Memotivasi Ruang Dahlia 1 1. Karu 19 – juli – 2018 sampai 5. Sosialisasi pengadaan
keperawatan kurang motivasi terlaksananya 2. Katim 12 – Juli – 2018 ronde keperawatan.
optimal pengadaan ronde 3. Perawat 6. Implementasi ronde
ronde keperawatan pelaksana keperawatan
keperawatan. 4. Dokter (menggunakan lembar
5. Apoteker checklist)
6. Gizi 7. Melakukan supervisi
ronde keperawatan

101
8. Evaluasi ronde
keperawatan

102
BAB 5
LAPORAN KEGIATAN IMPLEMENTASI, EVALUASI DAN TINDAK
LANJUT
5.1 Pelaksanaan managemen keperawatan
Tabel 5.1 Pelaksanaan managemen keperawatan diruang Dahlia 1 RSUD
Ngudi Waluyo Wlingi

No Kegiatan Rencana Rincian Kegiatan

1 Identifikasi dan 02-21 Juli a. Melakukan pengkajian masalah


sosialisasi 2018 terkait kegiatan managemen
masalah keperawatan di ruang Dahlia 1
b. Merumuskan masalah yang
ditemukan
c. Mencari alternatif pemecahan
masalah dalam bentuk program
kegiatan
d. Diskusi bersama dalam
diseminasi awal untuk
menyamakan persepsi tentang
program kegiatan yang telah
dibuat dan prioritasnya
e. Sosialisasi permasalahan yang
telah terjadi di ruang Dahlia 1
kepada perawat yang bertugas
dan alternative penyelesaian
masalahnya yang telah
disepakati bersama

2 Implementasi 09-21 Juli a. Melakukan diskusi dengan


program 2018 perawat ruangan untuk
kegiatan yang memutuskan pilihan pemecahan
telah dibuat dan masalah yang ditawarkan
disepakati b. Mensosialisasikan dan member
pemahaman kepada perawat
akan pentingnya pelaksanaan
orientasi pasien baru, discharge
planing, dan dokumentasi askep
( implementasi dan evaluasi )
c. Mensosialisasikan terkait
kepatuhan tindakan cuci tangan
5 momen 6 langkah
d. Mengobservasi tindakan cuci
tangan 6 langkah, 5 momen
oleh perawat ruangan
e. Pengumuman dan pemberian

103
reward untuk perawat terbaik
yang menjalankan kepatuhan
cuci tangan 5 momen dan 6
langkah
f. Pembuatan lembar balik
orientasi pasien baru dalam
memudahkan perawat ruangan
dalam pelaksanaan orientasi
pasien baru
g. Mereview lembar discharge
planning yang ada di RM
h. Membuat lembar observasi
discharge planning
i. Sosialisasi terkait kelengkapan
pendokumentasian discharge
planning
j. Supervisi langsung pengisian
discharge planning bersama
perawat
k. Pelaksanaan ronde keperawatan
l. Evaluasi pelaksanaan
pendokumentasian discharge
planning

3 Evaluasi 23, 24, 25 a. Melakukan observasi guna


program juli 2018 melengkapi format evaluasi
kegiatan yang yang telah dibuat
telah b. Melakukan tindak lanjut
dilaksanakan tentang hasil evaluai yang
kurang

5.2 Implementasi
5.2.1 Optimalisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 moment hand hygiene
Tabel 5.2 Implementasi optimalisasi 6 langkah cuci tangan dan 5 momen
hand hygiene diruang Dahlia 1

No Kegiatan Pelaksanaan Keterangan

1 Pengkajian cuci 9 – 11 juli 2018  Mencari SPO cuci tangan


tangan perawat sesuai standart rumah
sakit
 Pengkajian perilaku cuci
tangan perawat
 Supervisi tindakan cuci
tangan

104
 Evaluasi tindakan cuci
tangan

2 Implementasi 9 – 21 Juli 2018  Menyampaikan hasil


identifikasi masalah oleh
kelompok kepada perawat
ruangan
 Mensosialisasikan
pentingnya melakukan
cuci tangan yang benar (6
langkah cuci tangan dan 5
momen cuci tangan)
 Memaparkan transfer
bakteri dan virus melalui
tangan
 Mengingatkan kembali
pentingnya cuci tangan
five moments terutama
setelah kontak dengan
lingkungan pasien
3 Evaluasi 23 – 25 Juli 2018  Melakukan supervise dan
evaluasi cuci tangan
perawat dalam melakukan
cuci tangan
 Mentabulasikan data hasil
dari evalusi

5.2.2 Orientasi pasien baru


Tabel 5.3 Implementasi orientasi pasien baru di ruang Dahlia 1

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Keterangan

1 Mengkaji dan 9 Juli 9 Juli 2018 Mengamati pelaksanaan


mengobservasi 2018 orientasi pasien baru
pelaksanaan yang dilakukan oleh
orientasi pasien perawat ruangan pada
PJ :
baru di ruang saat pasien masuk RS
Resanda
Dahlia 1
Artika
Putri, Yudha
Wicaksana

2 Membuat 17 Juli 17 Juli 2018 Membuat media


pelaksanaan bahwa 2018 sosialisasi untuk
dibutuhkan dalam mempermudah
pembuatan media pelaksanaan orientasi
PJ :

105
sosialisasi orientasi Resanda pasien baru
pasien baru Artika
Putri, Yudha
Wicaksana

3 Membuat lembar 4 Juli 4 Juli 2018 Membuat lembar item


observasi orientasi 2018 orientasi pasien untuk
pasien baru dan observasi kelengkapan
lembar balik pelaksanaan serta lembar
PJ :
balik sebagai media
Resanda
orientasi pasien baru
Artika
Putri, Yudha
Wicaksana

3 Sosialisasi terkait 5 Juli 5 Juli 2018 Mensosialisasikan dan


kegiatan 2018 memberikan informasi
optimalisasi mengenai pelaksanaan
orientasi pasien kegiatan orientasi pasien
PJ :
baru baru sesuai dengan SOP
Resanda
dengan membawa
Artika
lembar balik
Putri, Yudha
Wicaksana

4 Melakukan 23 Juli 23 Juli 2018 Mahasiswa melakukan


observasi dan 2018 pendampingan dan
melakukan observasi dengan
penilaian terkait perawat ruangan ketika
PJ :
program orientasi melakukan orientasi
Resanda
pasien baru yang pasien baru
Artika
dijalankan
Putri, Yudha
Wicaksana

5 Evalusi 25 Juli 24 Juli 2018 Melakukan evaluasi


pelaksanaan 2018 dengan
orientasi pasien mendokumentasikan
baru penilaian setiap perawat
PJ :
yang melakukan
Resanda
orientasi pasien baru
Artika
Putri, Yudha
Wicaksana

5.2.3 Dokumentasi Askep (Implementasi dan Evaluasi Keperawatan)

106
Tabel 5.4 Implementasi Dokumentasian Askep Implementasi dan Evaluasi keperawatan

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Keterangan

1 Sosialisasi terkait 09 – 13 09 – 13 Juli Menjelaskan mengenai


pengisian Juli 2018 2018 pentingnya pengisian
implementasi implementasi dan
kelengkapan
dokumentasi oleh
PJ : Eugenia
perawat ruangan
Oliveira T
Nira Santi

2 Pendampingan 16 – 18 16 – 19 Juli Mahasiswa melakukan


pengisian Juli 2018 2018 pendampingan dengan
implementasi perawat ruangan ketika
melakukan dokumentasi
askep. Mahasiswa
mengarahkan perawat
dalam menulis
dokumentasi sesuai
implementasi yang
dibuat oleh mahasiswa
PJ :
Nira Santi

3 Supervisi langsung 19 – 21 20 – 21 Juli Melakukan supervise


pengisian lembar Juli 2018 2018 dengan melihat hasil
implementasi pendokumentasian
bersama perawat perawat direkam medis
kemudian melakukan
PJ : Eugenia
penilaian
Olieveira T

4 Evaluasi 24 – 25 24 – 25 Juli Melakukan


pelaksanaan Juli 2018 2018 pentabulasian data
pembuatan askep keseluruhan dan
menyimpulkan data
yang telah didapatkan
saat revisi
PJ :
Nira Santi

5.2.4 Discharge Planning


Tabel 5.5 Implementasi Discharge Planning diruang Dahlia 1

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Keterangan

107
1 Me-review lembar 03 – juli – 03 – juli – Mengamati lembar
discharge planning 2018 2018 sampai discharge planning dan
yang ada di RM sampai 05 05 – Juli – pengisian discharge
– Juli – 2018 planning oleh perawat
2018 ruangan pada saat pasien
masuk dan keluar RS

PJ : Erik
Hermawan,
Suryanto

2 Membuat lembar 10 – Juli – 10 – Juli – Membuat lembar item


observasi 2018 2018 discharge planning untuk
discharge planning observasi kelengkapan
dokumentasi

Pj : Suriyanto

3 Sosialisasi terkait 16 – juli – 11 – juli – Menjelaskan mengenai


kelengkapan 2018 2018 pentingnya pengisian
pendokumentasian dan kelengkapan
discharge planning discharge planning oleh
perawat ruangan

PJ : Erik
Hermawan

4 Supervisi langsung 18 – juli – 18 – juli – Mahasiswa melakukan


pengisian 2018 2018 sampai pendampingan dengan
discharge planning sampai 21 21 – Juli – perawat ruangan ketika
bersama perawat – Juli – 2018 melakukan dokumentasi
2018 pengisian discharge
planning
PJ : Suriyanto

5 Evaluasi 24 – Juli – 24 – Juli – Melakukan supervise


pelaksanaan 2018 2018 sampai dengan melihat hasil
pendokumentasian sampai 26 26 – Juli – pendokumentasian
discharge planning – Juli – perawat di rekam medis

108
2018 2018 kemudian melakukan
penilaian

PJ :
- Erik
Hermawa
n
- Suriyanto

5.2.5 Ronde Keperawatan


Tabel 5.4 Implementasi Ronde keperawatan di Dahlia 1

No Kegiatan Rencana Pelaksanaan Keterangan

1 Sosialisasi 18 Juli 18 Juli 2018 Menyampaikan hasil


masalah 2018 identifikasi masalah
oleh kelompok kepada
perawat ruangan,
PJ : Nira Santi,
menyampaikan
Viky Dekita
alternative masalah,
Audina, Siti
dan memberikan
Ulfah Fauziyah
pemahaman akan
pentingnya ronde
keperewatan

2 Melakukan 24 Juli 24 Juli 2018 Ronde keperawatan


ronde 2018 dilakukan oleh
keperawatan mahasiswa mulai
tanggal 24 Juli 2018
PJ : Nira Santi,
Viky Dekita
Audina, Siti
Ulfah Fauziyah

3 Melakukan 24 Juli 24 Juli 2018 Pengamatan


evaluasi ronde 2018 pelaksanaan ronde
keperawatan keperawatan
PJ : Nira Santi,
Viky Dekita
Audina, Siti
Ulfah Fauziyah

109
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Five Moments dan 6 langkah cuci tangan
Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang kepatuhan five moment
hand hygiene pada saat pre didapatkan hasil sebesar 17 %. Setelah dilakukan

110
sosialisasi, supervisi tentang five moment hand hygiene didapatkan hasil
sebesar 83%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 66%.
WHO (World Health Organization) mensyaratkan five moment of
hand hygiene (5 waktu hand hygiene). Five moment of hand hygiene (5 waktu
hand hygiene) yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan
tindakan aseptic, setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan cairan
tubuh pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien. Berdasarkan
jurnal yang dikutip dalam Fauzia (2014) mengatakan bahwa, faktor faktor
yang mempengarui perilaku petugas kesehatan terhadap kepatuhan mencuci
tangan yaitu faktor induvidu, organisasi dan lingkungan. Ketika faktor
tersebut mempunyai ketergantungan dalam mempengarui kepatuhan dalam
melaksanakan hand hygiene. Faktor induvidu yang mempengaruhi yaitu:
Pengetahuan, sikap, beban kerja, dan motivasi. Faktor organisasi meliputi ada
tidaknya prosedur tetap, sanksi, penghargaan, dukungan, pelatihan dan
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan hand
hygiene. Faktor lingkungan meliputi air dan arsitektur bangunan.
Salah satu langkah dari pihak rumah sakit untuk meningkatkan
pengetahuan perawat adalah dengan mengadakan sosialisasi secara periodik
terhadap pelaksanaan hand hygiene. Hal ini sesuai dengan teori yang
menjelaskan bahwa sosialisasi dan pelatihan merupakan upaya untuk
melakukan perubahan perilaku efektif yang meliputi perubahan sikap
seseorang terhadap sesuatu. Pendapat lain mengatakan bahwa pelatihan dapat
memberikan informasi kepada perawat untuk membentuk sikap positif dan
meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan tugas tugasnya (Fauzia,
2014).

6.2 Orientasi Pasien Baru

Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang orientasi pasien baru pada


saat pre didapatkan hasil sebesar 83%. Setelah dilakukan sosialisasi dan
orientasi dengan menggunakan lembar balik tentang orientasi pasien baru

111
didapatkan hasil sebesar 95%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan
sebesar 12%.
Penerimaan pasien baru atau orientasi pasien baru adalah suatu cara
dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi
ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan. Fauzia (2014)
Peningkatan ini dapat terjadi dikarenakan adanya media lembar balik
yang dapat mempermudah perawat untuk menjelaskan orientasi ruangan,
perawatan, medis dan tata tertib ruangan.

6.3 Pendokumentasian Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang pendokumentasian
Implementasi keperawatan pada saat pre didapatkan hasil sebesar 80,5%.
Setelah dilakukan motivasi, dan observasi lembar evaluasi didapatkan hasil
sebesar 95%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 14,5%.
Dokumentasi keperawatan merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen asuhan keperawatan professional. Ners professional diharapkan
dapat menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap
segala tindakan yang dilakukan. Komponen penting dalam pendokumentasian
adalah komunikasi, proses keperatan dan standart asuhan keperawatan.
Efektifitas dan efesiensi sangat bermanfaat dalam mengumpulkan informasi
yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi keperawatan
(Nursalam, 2015).
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi
keperawatan professional yang akan tercapai baik apabila system
pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Salah satu bentuk
pendokumentasian keperawatan adalah asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan, perencanaan keperawatan,
intervensi atau implementasi keperawatan dan evaluasi. Kegiatan
pendokumentasian mempunyai manfaat yaitu sebagai berikut (Nursalam,
2015)
1. Sebagai alat komunikasi antar ners dan dengan tenaga kesehatan lain
2. Sebagai dokumentasi legal dan mempunyai nilai hukum

112
3. Meningkatkan nilau mutu pelayanan keperawatan
4. Sebagai referensi pembelajaran dalam peningkatan ilmu keperawatan
5. Mempunyai nilai riset penelitian dan pengembangan keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian awal didapatkan hasil yang belum optimal
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Dari hasil tersebut, kelompok
membuat perencanaan dan strategi pelaksanaan. Adapun hal yang dilakukan
kelompok yaitu melakukan review implementasi keperawatan yang
digunakan diruangan, selanjutnya kelompok melakukan motivasi pada
perawat untuk melakukan anamnesa ulang tentang keadaan pasien dan
mendokumentasikan keadaan yang terbaru pada saat pre-conference. Selain
itu, kelompok melakukan pendampingan dan mengobservasi lembar evaluasi
kepada perawat ruangan mengenai cara melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang benar yaitu meliputi pengkajian, perumusan diagnosa,
pembuatan rencana keperawatan, implementasi hingga evaluasi.

6.4 Discharge Planning


Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang dischare planning pada
saat pre didapatkan hasil sebesar 70%. Setelah dilakukan sosialisai dan
pemberian leaflet didapatkan hasil sebesar 80%. Hal ini menunjukkan
peningkatan sebesar 10%.
Perencanaan pulang keperawatan merupakan komponen yang
terkaitdengan rentang keperawatan dari pasien masuk rumah sakit
hinggakepulangannya. Perencanaan pulang dilaksanakan selama dalam
perawatandan evaluasi pada saat pasien dipersiapkan untuk pulang, dengan
mengkajikemungkinan rujukan atau perawatan lanjut di rumah sesuai
kebutuhan(Keperawatan, 2011). Perencanaan pulang ini akan memberikan
proses deep learning pada pasien hingga terjadinya perubahan perilaku pasien
dankeluarganya dalam memaknai kondisi kesehatannya (Pemila, 2011).
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut
menurut (Nursalam,2011) :
a. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapatkan informasi selama
dirumah sakit sehingga dapat dimanfaatkan sewaktu dirumah.

113
b. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas
keperawatan pasien
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terrencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
pasien yang baru
d. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan di
rumah
Berdasarkan hasil pengkajian awal didapatkan hasil yang belum optimal
dalam discharge planning salah satunya dalam hal pemberian leaflet dan KIE
ketika pasien pulang. Sehingga kelompok membuat strategi dalam
pengoptimalan masalah tersebut dengan memperbanyak leaflet dan sosialisasi
pada saat pasien pulang.

6.5 Ronde Keperawatan


Pada tanggal 24 Juli 2018 dilaksanakan ronde keperawatan di ruang
Dahlia 1 yang dihadiri oleh dokter, ahli gizi, farmasi, dan perawat. Ronde
keperawatan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan
salah satu pasien yang ada di ruang Dahlia 1.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat
katim dan atau konsuler, kepala ruangan, perawat pelaksana, yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota (Nursalam, 2007).
Pelaksanaan ronde keperawatan dapat dilakukan pada pasien yang
telah dirawat dengan jangka waktu yang lama dan bagi pasien yang memiliki
diagnose yang susah untuk diselesaikan. Dalam pelaksanaanya harus diikuti
dengan berbagai tenaga kesehatan yaitu dokter, gizi, farmasi, dan perawat.
Setelah perawat melaporkan keadaan pasien yang terbaru yang telah dikaji,
maka farmasi, gizi, perawat, dan dokter akan memvalidasi ke pasien lalu
kembali ke ruang untuk mendiskusikan kembali tentang keadaan pasien dan
saran apa yang dianjurkan untuk menyelesaikan masalah pasien tersebut.

114
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

115
Hasil pengkajian menunjukkan adanya beberapa masalah dalam
managemen ruangan meliputi five moment hand hygiene, discharge planning,
dokumentasi keperawatan, orientasi pasien baru, ronde keperawatan. Setelah
dilakukan implementasi oleh kelompok berdasarkan masalah-masalah tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang kepatuhan five moment hand
hygiene pada saat pre didapatkan hasil sebesar 17 %. Setelah dilakukan
sosialisasi, supervisi tentang five moment hand hygiene didapatkan hasil
sebesar 83%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 66%.
2. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang dischare planning pada saat pre
didapatkan hasil sebesar 70 %. Setelah dilakukan sosialisai dan pemberian
leaflet didapatkan hasil sebesar 80%. Hal ini menunjukkan peningkatan
sebesar 10 %.
3. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang orientasi pasien baru pada saat
pre didapatkan hasil sebesar 83%. Setelah dilakukan sosialisasi dan
orientasi dengan menggunakan lembar balik tentang orientasi pasien baru
didapatkan hasil sebesar 95%. Hal ini membuktikan telah terjadi
peningkatan sebesar12 %.
4. Berdasarkan hasil pengkajian awal tentang pendokumentasian Implementasi
keperawatan pada saat pre didapatkan hasil sebesar 80,5%. Setelah
dilakukan motivasi, dan observasi lembar evaluasi didapatkan hasil sebesar
95%. Hal ini membuktikan telah terjadi peningkatan sebesar 14.5%.
5. Pada tanggal 24 Juli 2018 dilaksanakan ronde keperawatan di ruang Dahlia 1
yang dihadiri oleh dokter, ahli gizi, farmasi, dan perawat. Ronde
keperawatan ini dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan
salah satu pasien yang ada di ruang Dahlia 1

7.2. Saran
7.2.1. Saran Untuk Lahan

116
1. Diharapkan perawat semakin meningkatkan kepatuhan five moment hand
hygiene terutama setelah kontak dengan lingkungan pasien.
2. Diharapkan perawat memberikan KIE dan leaflet untuk pasien yang akan
pulang.
3. Diharapkan perawat mampu meningkatkan pengorientasian pasien baru
dengan adanya media lembar balik.
4. Diharapkan perawat dapat melakukan pendokumentasien askep sesuai
dengan intervensi yang telah direncanakan dan sesuai dengan keadaan
terbaru pasien.
5. Diharapkan perawat dan tim kesehatan lain mampu meningkatkan
pelaksanaan ronde keperawatan secara rutin.
7.2.2. Saran Untuk Institusi
Diharapkan pihak institusi dapat meningkatkan bimbingan demi
terlaksananya laporan managemen keperawatan yang berkualitas.
7.2.3. Saran Untuk Mahasiswa
Mahasiswa praktek profesi ners yang selanjutnya diharapkan dapat
memberikan tambahan kegiatan lain yang belum dapat dilaksanakan
seperti ronde keperawatan dan implementasi askep.

117
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, Dasar- Dasar Keperawatan Profesional Widya Medika, Jakarta, 2008

Arwani & Supriyatno.H, Managemen Bangsal Keperawatan, Jakarta, EGC, 2006

Depkes RI, Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Dit jen Yanmed,
cetakan 1 Depkes Jakarta, 2009

Gillies, Nursing Managemen: A System Approach , WB Saunders, Philadelpia,


2012

Hidayat, Alimul, Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta, 2006

Marquis, Besie dan Huton, Carol, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan,


Teori dan Aplikasi, EGC, Jakarta, 2010

Nursalam, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik ed.2,


Salemba, Jakarta, 2007

Notoadmojo, Suekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, EGC,


Jakarta, 2013

RSU Sultan Sulaiman, Profil Manajemen dan Pelayanan di RSU Sultan Sulaiman,
Serdang Bedagai, 2017

Simanjuntak,PJ, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi UI, Jakarta, 2008

Swansburg, Management and Leadership For Nurse Managers, second Edition,


Jones an Barlett Publisher, Boston, 2011

LAMPIRAN

118
1. Discharge Planning
Tabel Penilaian Discharge Planning di Ruang Dahlia I (INTRA)

119
Prosentase
RM 1 RM 2

No. Aspek Yang Dinilai


D TD D TD

(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan

Rencana pemulangan pasien didiskusikan


2 dengan keluarga atau penanggung jawab √ √
perawatan pasien di rumah
Pemberitahuan tanggal rencana
3 √ √
pemulangan
4 Tanda dan gejala yang perlu dilaporkan √ √
Tindakan atau pengobatan yang dapat
5 √ √
dilakukan sebelum ke rumah sakit
Pemberian nomor telepon yang bisa
6 dihubungi saat pasien membutuhkan √ √
bantuan
Pemberian edukasi kesehatan sesuai
7 √ √
dengan diagnosis
8 Informasi tentang clinical pathway √ √
9 Pemberian leaflet edukasi kesehatan √ √

Pemberian informasi pada


10 pasien/penanggung jawab perawatan √ √
pasien di rumah tentang aktivitas pasien
11 Pemberian edukasi tentang nutrisi √ √
Pemberian edukasi tentang pemberian
12 √ √
obat-obatan

13 Tempat perawatan selanjutnya √ √

14 Obat untuk di rumah √ √


Alat bantu atau peralatan kesehatan untuk
15 √ √
di rumah
16 Rencana kontrol √ √
Format ringkasan ulang/resume medis
17 √ √
yang sudah terisi
Format ringkasan keperawatan yang sudah
18 √ √
terisi
Alat transportasi yang digunakan untuk
19 pulang: ambulance/mobil pribadi* (*coret √ √
yang tidak perlu)

20 Kelengkapan administrasi √ √
120
JUMLAH 16 4 13 7
PROSENTASE 80 20 65 35
73%
% % % %
2. Discharge Planning

Tabel Penilaian Discharge Planning di Ruang Dahlia I (POST)

121
Prosentase
RM 1 RM 2

No. Aspek Yang Dinilai


D TD D TD

(%)
Pemberian informasi tentang hasil
1 pengkajian medis, diagnostik, tatalaksana, √ √
prognosis, dan rencana pemulangan

Rencana pemulangan pasien didiskusikan


2 dengan keluarga atau penanggung jawab √ √
perawatan pasien di rumah
Pemberitahuan tanggal rencana
3 √ √
pemulangan
4 Tanda dan gejala yang perlu dilaporkan √ √
Tindakan atau pengobatan yang dapat
5 √ √
dilakukan sebelum ke rumah sakit
Pemberian nomor telepon yang bisa
6 dihubungi saat pasien membutuhkan √ √
bantuan
Pemberian edukasi kesehatan sesuai
7 √ √
dengan diagnosis
8 Informasi tentang clinical pathway √ √
9 Pemberian leaflet edukasi kesehatan √ √

Pemberian informasi pada


10 pasien/penanggung jawab perawatan √ √
pasien di rumah tentang aktivitas pasien
11 Pemberian edukasi tentang nutrisi √ √
Pemberian edukasi tentang pemberian
12 √ √
obat-obatan

13 Tempat perawatan selanjutnya √ √

14 Obat untuk di rumah √ √


Alat bantu atau peralatan kesehatan untuk
15 √ √
di rumah
16 Rencana kontrol √ √
Format ringkasan ulang/resume medis
17 √ √
yang sudah terisi
Format ringkasan keperawatan yang sudah
18 √ √
terisi
Alat transportasi yang digunakan untuk
19 pulang: ambulance/mobil pribadi* (*coret √ √
yang tidak perlu)

20 Kelengkapan administrasi √ √
122
JUMLAH 17 3 15 5
PROSENTASE 85 15 75 25
80%
% % % %
3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tabel hasil penilaian tindakan dokumentasi di Ruang Dahlia 1 (intra)

No. Aspek yang dinilai RM1 RM2

G. Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian √ √
Biologis
Psikologi
Social
Spiritual
Kultural
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ -

3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara √ √


Status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL 2 2

TOTAL PROSENTASI 100 66,6

H. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √

2 2
SUB TOTAL

TOTAL PROSENTASI 100 100

I. Rencana Tindakan

1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √

2. Disusun menurut ukuran prioritas √ √

3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √


pasien/subyek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan
atau kriteria
4. Rencana tindakanmengacu pada tujuan dengan kalimat √ √
perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien √ √
atau keluarganya
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √
kesehatan lain

123
6 6
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
J. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan di catat di √ √


ringkas dan jelas
SUB TOTAL 3 3

TOTAL PROSENTASI 100 75

K. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - -
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2

TOTAL PROSENTASI 66,6 66,6

L. Catatan Asuhan Keperawatan


1. Menulis pada format yang baku √ √
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang √ √
dilaksanakan
3. Setiap melakukan tindakan perawat mencantumkan - -
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan √ √
ketentuan yang berlaku.
SUB TOTAL 3 3

TOTAL PROSENTASI 75 75

TOTAL NILAI KESELURUHAN


KODE BERKAS
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PROSENTASE
1 2
A PENGKAJIAN 100 66,6 83,3%
B DIAGNOSA 100 100 100%
C PERENCANAAN 100 100 100%

124
D TINDAKAN 100 75 87,5%
E EVALUASI 66,6 66,6 66,6%
F CATATAN ASKEP 75 75 75%
TOTAL 90 80,5 85%

4. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Tabel hasil penilaian tindakan dokumentasi di Ruang Dahlia 1 (post)

No. Aspek yang dinilai RM1 RM2


M. Pengkajian
1 Mencatat data yang dikaji dengan pedoman pengkajian √ √
Biologis
Psikologi
Social
Spiritual
Kultural
2 Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ -

3 Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara √ √


Status kesehatan dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL 2 3

TOTAL PROSENTASI 100 66,6

N. Diagnosa keperawatan
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah √ √
dirumuskan
2. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensial √ √

2 2
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
O. Rencana Tindakan
1. Berdasarkan diagnosa keperawatan √ √

2. Disusun menurut ukuran prioritas √ √

3. Rumusan tujuan mengandung komponen √ √


pasien/subyek perubahan, perilaku, kondisi pasien dan
atau kriteria
4. Rencana tindakanmengacu pada tujuan dengan kalimat √ √
perintah, terinci dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien √ √
atau keluarganya

125
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama tim √ √
kesehatan lain
6 6
SUB TOTAL
100 100
TOTAL PROSENTASI
P. Tindakan
1. Tindakan dilaksanakan sesuai rencana √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap √ √
tindakan keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi - √

4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan di catat di √ √


ringkas dan jelas
SUB TOTAL 3 4

TOTAL PROSENTASI 75 100

Q. Evaluasi
1. Perawat mengevaluasi respon pasien sesuai dengan √ √
kriteria hasil yang sudah ditentukan
2. Perawat mengevaluasi respon pasien , analisa masalah √ √
keperawatan dan rencana tindak lanjut
3. Perawat memperbarui rencana keperawatan sesuai - √
dengan kondisi pasien terbaru
SUB TOTAL 2 2

TOTAL PROSENTASI 100 100

R. Catatan Asuhan Keperawatan


1. Menulis pada format yang baku √ √
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang √ √
dilaksanakan
3. Setiap melakukan tindakan perawat mencantumkan √ √
paraf/nama jelas dan tanggal jam dilakukan tindakan
4. Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan √ √
ketentuan yang berlaku.
SUB TOTAL 3 3

TOTAL PROSENTASI 100 100

TOTAL NILAI KESELURUHAN


KODE BERKAS
NO ASPEK YANG DINILAI REKAM MEDIS PROSENTASE
1 2
A PENGKAJIAN 100 66,6 83,3%
B DIAGNOSA 100 100 100%

126
C PERENCANAAN 100 100 100%
D TINDAKAN 75 100 87,5%
E EVALUASI 100 100 100%
F CATATAN ASKEP 100 100 100%
TOTAL 96% 94% 95%

127
5. Pengurangan Resiko Infeksi Nasokomial
Table 2 Five Moment Hand Hyigien (intra)

P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
Apakah perawat
melaksanakan
kebersihan tangan: √ √ √ √ √ √ 100%
e. Sebelum kontak
langsung dengan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%
f. Sebelum tindakan
invasif
(memberikan
injeksi, pasang
infus, menyiapkan
obat- obatan,
menyiapkan
makan, memberi
makan pasien,
rawat luka, dll) √ √ √ √ √ √ 50%
g. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan

128
cairan tubuh
(darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,
bedpan, urina)
h. Setelah kontak
dengan pasien √ √ √ √ √ √ 83%
e. Setelah kontak
dengan lingkungan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%

f. Gosok ibu jari


berputar dalam
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya √ √ √ √ √ √ 50%
h. Tangan anda
sudah bersih √ √ √ √ √ √ 67%
RATA- RATA
TOTAL 63 37 75 25 75 25 63 37 75 25 75 25 69%

Table 2 Five Moment Hand Hyigien (post)

P1 P2 P3 P4 P5 P6
PERTANYAAAN %
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

129
Apakah perawat
melaksanakan
kebersihan tangan: √ √ √ √ √ √ 100%
Sebelum kontak
langsung dengan
pasien √ √ √ √ √ √ 50%
Sebelum tindakan
invasif
(memberikan
injeksi, pasang
infus, menyiapkan
obat- obatan,
menyiapkan
makan, memberi
makan pasien,
rawat luka, dll) √ √ √ √ √ √ 67%
k. Setelah beresiko √ √ √ √ √ √ 100%
kontak dengan
cairan tubuh
(darah, cairan
tubuh, sekresi,
ekresi, eksudat,

130
bedpan, urina)
Setelah kontak
dengan pasien √ √ √ √ √ √ 100%
e. Setelah kontak
dengan lingkungan
pasien √ √ √ √ √ √ 83%

f. Gosok ibu jari


berputar dalam
genggaman tangan
kanan dan sebaliknya √ √ √ √ √ √ 67%
h. Tangan anda
sudah bersih √ √ √ √ √ √ 100%
RATA- RATA
TOTAL 88 22 75 25 100 0 88 22 75 50 75 25 84%

131
6. Tabel Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru di Ruang Dahlia I (intra)
Tanggal
Aspek
Parameter
penilaian P1 P2
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas 1. Perkenalan terhadap staf perawatan dan
√ √
Ruangan staf lainnya.
Fasilitas 1. Penjelasan letak Nurse Stastion √ √
Fisik 2. Penjelasan cara memanggil perawat √ √
3. Penjelasan ruang perawatan dan tempat
√ √
tidur
√ √
4. Penjelasan kamar mandi, toilet, dan cara
menggunakan toilet
5. Menjelaskan penggunaan tv - √ - √
6. Menjelaskan penggunaan telefon √ √
7. Menjelaskan bedside monitor, ventilator,
- √ √
inful pump (jika terpasang).
Kebijakan 1. Penjelasan aktifitas harian bangsal √ √
tata tertib 2. Penjelasan kebersihan kamar mandi √ √
3. Penjelasan pengunjung dan jam
√ √
kunjungan
√ √
4. Penjelasan pemakaian pakaian dari rumah
5. Penjelasan prosedur mengajukan keluhan √ √
6. Penjelasan prosedur pre dan post operasi √ √
(jika ada)
7. Penjelasan pelayanan makan
√ √
8. Penjelasan nomor telepon bangsal
9. Penjelasan untuk tidak mengganggu - √ √

pelayanan pemberian obat oleh perawat √ √


10.Penjelasan prosedur mengenai cara
bertemu dokter untuk menanyakan √ √ √
kondisi medis terbaru
Manajemen 9. Penjelasan pencegahan jatuh √ √
Keselamatan 10. Penjelasan orang tidak dikenal √ √
11. Penjelasan penggunaan gelang identitas
√ √
pasien
12. Penjelasan pintu keluar bila terjadi
√ √
kebakaran
13. Penjelasan lokasi bahaya api dan larangan √ √

merokok di lingkungan rumah sakit


14. Penjelasan bila akan meninggalkan √ √
bangsal harus sesuai peraturan rumah
sakit √ √
15. Penjelasan hand hygiene √ √

132
16. Penjelasan cara pembungan sampah

Barang- 1. Penjelasan penyimpanan barang-barang √ √


barang berharga
berharga
Total Bobot 24 3 25 2
Prosentase (%) 89% 93%
91%

Tabel Hasil penilaian tindakan orientasi pasien baru di Ruang Dahlia I (post)
Tanggal
Aspek
Parameter
penilaian P1 P2
Ya Tidak Ya Tidak
Petugas 1. Perkenalan terhadap staf perawatan dan
√ √
Ruangan staf lainnya.
Fasilitas 1. Penjelasan letak Nurse Stastion √ √
Fisik 2. Penjelasan cara memanggil perawat √ √
3. Penjelasan ruang perawatan dan tempat
√ √
tidur
√ √
4. Penjelasan kamar mandi, toilet, dan cara
menggunakan toilet
5. Menjelaskan penggunaan tv - √ - √
6. Menjelaskan penggunaan telefon √ √
7. Menjelaskan bedside monitor, ventilator,
√ √
inful pump (jika terpasang).

Kebijakan 1. Penjelasan aktifitas harian bangsal √ √


tata tertib 2. Penjelasan kebersihan kamar mandi √ √
3. Penjelasan pengunjung dan jam
√ √
kunjungan
√ √
4. Penjelasan pemakaian pakaian dari rumah
5. Penjelasan prosedur mengajukan keluhan √ √
6. Penjelasan prosedur pre dan post operasi √ √
(jika ada)
7. Penjelasan pelayanan makan
√ √
8. Penjelasan nomor telepon bangsal
9. Penjelasan untuk tidak mengganggu - √ √

133
pelayanan pemberian obat oleh perawat √ √
10.Penjelasan prosedur mengenai cara
bertemu dokter untuk menanyakan √ √
kondisi medis terbaru

Manajemen 1. Penjelasan pencegahan jatuh √ √


Keselamatan 2. Penjelasan orang tidak dikenal √ √
3. Penjelasan penggunaan gelang identitas
√ √
pasien
4. Penjelasan pintu keluar bila terjadi
√ √
kebakaran
5. Penjelasan lokasi bahaya api dan larangan √ √

merokok di lingkungan rumah sakit


6. Penjelasan bila akan meninggalkan √ √
bangsal harus sesuai peraturan rumah
sakit √ √
7. Penjelasan hand hygiene √ √
8. Penjelasan cara pembungan sampah

Barang- 1. Penjelasan penyimpanan barang-barang √ √


barang berharga
berharga
Total Bobot 25 2 26 1
Prosentase (%) 93% 96%
95%

134
7. Lampiran Grafik

GRAFIK FIVE MOMENT HAND HYGIENE

GRAFIK OPERAN PASIEN BARU

135
GRAFIK PENDOKUMENTASIAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

GRAFIK DISCHARGE PLANNING

136
137

Anda mungkin juga menyukai