PENDAHULUAN
1
menyebar secara luas dan cepat. MDGs memberikan komitmen secara global
pada pengendalian penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis (Depkes RI
dalam Saflin, A & Chatarina U, W,2017).
TBC diklasifikasikan menjadi dua yakni TBC paru dan ekstraparu. TBC
kelenjar getah bening atau limfadenitis TBC adalah manifestasi TBC di luar paru
yang paling banyak ditemukan. Penderita TBC di luar paru di Amerika Serikat
diperkirakan sebanyak 41% sedangkan di Jerman didapatkan 50%. Survei
penderita TBC di Inggris pada tahun 1978 juga mencatat bahwa limfadenitis TBC
adalah bentuk TBC di luar paru yang terbanyak. Di Australia, limfadenitis TBC
merupakan TBC di luar paru yang tersering ditemukan (Mirza, 2003). Di
Indonesia, penderita TBC di luar paru pada tahun 2005 didapatkan sebesar 6.142
kasus dan pada tahun 2008 didapatkan peningkatan menjadi 9.016 kasus
(DEPKES RI, 2009).
Dalam pelayanan kesehatan khususnya tuberculosis limfadenitis, tidak
terlepas dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien.
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Apabila setiap keluarga sehat, akan
tercipta keluarga yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Jadi peran
keluarga sangat diperlukan karena dalam pelayanan kesehatan khusunya pada
penyakit tuberculosis kelenjar tidak terlepas dari keterlibatan keluarga sebagai
orang yang terdekat dengan pasien. Hal tersebut harus dibagi dengan pengetahuan
yang akan sangat menentukan keberhasilan pengobatan tuberculosis kelenjar dan
mencegah penularannya (Wahid, I, dalam Leo, R, 2016).
Menurut BPS Kota Banda Aceh tahun 2018, jumlah rata-rata kasus TB
di Kota Banda Aceh mencapai 790 kasus untuk tahun 2017, hal ini terjadi
peningkatan dari tahun 2015 yang terdapat 572 kasus. Hasil survei penelitian
pendahuluan di UPTD Puskesmas Ulee Kareng didapatkan jumlah total penderita
tuberkulosis kelenjar getah bening sebanyak 2 orang pada tahun 2016 dan
meningkat sebanyak 3 orang pada tahun 2017 dan 2018.
2
Berdasarkan beberapa data tersebut, maka peneliti tertarik untuk
menganalisis ketepatan asuhan keperawatan pada pasien TB Kelenjar di UPTD
Puskesmas Ulee Kareng.
3
1.4. Manfaat Penulisan
A. Manfaat bagi penulis
Menambah pengetahuan dan informasi bagi penulis tentang asuhan
keperawatan dengan masalah tuberkulosis kelenjar selain itu karya tulis
ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di dalam perkuliahan.
B. Bagi institusi pendidikan
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah tuberkulosis kelenjar.
C. Bagi keluarga
Dapat menjadi bahan masukan bagi keluarga untuk dapat menjaga
kesehatan dan menambah pengetahuan tentang penyakit tuberculosis
kelenjar.
4
asuhan keperawatan. Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan
beberapa teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara
melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan
dan keadaan klien tuberculosis kelenjar
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga dengan
mengadakan pengamatan langsung.
3) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap klien malalui inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi.
4) Studi dokumentasi
Yaitu dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari data-
data baik yang tercantum dalam catatan keperawatan maupun
catatan medis yang ada di puskesmas.
5) Metode diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didaptkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien,penulis
mengonsultasikan dengan pembimbing atau tenaga kesehatan
yang terkait.
3. Teknik Penulisan
Disusun sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode dan tehnik penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis yang mencakup konsep dasar medik,
terdiri dari: pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan
diagnostik, penanganan medik. Sedangkan konsep
dasar keperawatan terdiri dari: pengkajian, diagnosa
5
keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
dan evaluasi.
BAB III : Tinjauan kasus yang membuat tentang pengamatan
kasus yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, perencanaan implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori
dengan kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran