Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Reproduksi


Sub Pokok Bahasan : Kanker Prostat
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien Ruang 17
Tanggal Pelaksanaan : 15 Maret 2019
Waktu : Siang Hari
Pukul : 13.00- Selesai
Tempat : Ruang 17
Pemateri : Kiki Puspitasari

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Hasil yang di harapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
reproduksi mengenai Kanker Prostat agar keluarga di ruang 17 dapat
menjaga kesehatan alat reproduksinya dengan baik agar terhindar dari
penyakit seperti kanker prostat
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan tentang stunting pada anak selama 1x30
menit, keluarga diruang 17 dapat:
1. Memahami Pengertian Kanker Prostat
2. Memahami Penyebab Kanker Prostat
3. Memahami Pencegahan Kanker Prostat
4. Memahami Gejalah Kanker Prostat
5. Memahami Stadium Kanker Prostat
C. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Kanker Prostat
2. Penyebab Kanker Prostat
3. Pencegahan Kanker Prostat
4. Gejalah Kanker Prostat
5. Stadium Kanker Prostat
D. MEDIA PENGAJARAN
1. Laeflet
2. ppt
E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1. Pembukaan 5 1. Salam
menit perkenalan
2. Menjelaskan
kontrak dan
tujuan
pertemuan
2. Pelaksanaan 20 Menjelaskan PPT dan
menit tentang; leaflet
1. Pengertian
Kanker Prostat
2. Penyebab Kanker
Prostat
3. Pencegahan
Kanker Prostat
4. Gejalah Kanker
Prostat
5. Stadium Kanker
Prostat
3. Penutup 5 1. Mengajukan
menit pertanyaan
pada warga
2. Memberikan
reinforcemen
positif atas
jawaban yang
diberikan
3. Menutup
pembelajaran
dengan salam

G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah:
1. Pengertian Kanker Prostat
2. Penyebab Kanker Prostat
3. Pencegahan Kanker Prostat
4. Gejalah Kanker Prostat
5. Stadium Kanker Prostat
KANKER PROSTAT

A. Pengertian Kanker Prostat


Kanker prostat merupakan suatu penyakit kanker yang
menyerang kelenjar prostat dengan sel-sel prostat, tumbuh secara
abnormal dan tidak terkendali, sehingga mendesak dan merusak
jaringan sekitarnya yang merupakan keganasan terbanyak diantara
sistem urogenitalia pada pria. Kanker ini sering menyerang pria
yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya 30% menyerang pria
berusia 70 -80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun. Kanker ini
jarang menyerang pria berusia di bawah 45 tahun (Purnomo, 2011)

Gambar 2.1. Kanker Prostat

B. Penyebab Kanker Prostat


1. Faktor Genetik
Menurut Purnomo, (2011), adanya factor genetika yang melandasi
terjadinya kanker prostat, dimana riwayat keluarga yang menderita
kanker prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya
menderita, serta memungkinkan naik menjadi lima kali jika ayah
dan saudaranya juga menderita.
2. Faktor Ras dan Lingkungan
Berdasarkan ras dan factor lingkungan menurut Moul et.al. (2005),
Penderita prostat tertinggi ditemukan pada pria dengan ras Afrika –
Amerika.Pria kulit hitam memiliki resiko 1,6 kali lebih besar untuk
menderita kanker prostat dibandingkan dengan pria kulit putih.
Sementara bangsa Hispanik dan Asia memiliki insiden yang lebih
rendah dari orang kulit putih (Surveillance, Epidemiology and End
Result (SEER), 2007).
3. Faktor Gaya Hidup
a) Makanan
Hasil kultur sel menunjukkan bahwa asam lemak omega-6
merupakan stimulan positif terhadap pertumbuhan sel kanker
prostat (McLaughlin, 1990)
b) Kalsium
kalangan usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium dalam jumlah
banyak, tetapi dengan pola konsumsi kalsium berlebih
khususnya pada pria usia lanjut dapat meningkatkan risiko
terkena kanker prostat (Astawan, 2008). Peran kalsium alam
meningkatkan risiko kanker prostat dengan asupan kalsium
berlebih (>2000 mg/hari), sehingga menurunkan regulasi 1,25
dihidroksi vitamin D, vitamin D aktif yang diduga berperan
penting dalam proses karsinogenesis melalui inhibisi
pertumbuhan dan proliferasi sel kanker dan metastasis (Yuyun,
2007).
4. Faktor Hormonal
Faktor hormonal Testosteron adalah hormon pada pria yang
dihasilkan oleh sel Leydig pada testis yang akan ditukar menjadi
bentuk metabolit, berupa dihidrotestosteron (DHT) di organ prostat
oleh enzim 5 - α reduktase. Beberapa teori menyimpulkan bahwa
kanker prostat terjadi karena adanya peningkatan kadar testosteron
pada pria, tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Beberapa penelitian menemukan terjadinya penurunan kadar
testosteron pada penderita kanker prostat. Selain itu, juga
ditemukan peningkatan kadar DHT pada penderita prostat, tanpa
diikuti dengan meningkatnya kadar testosteron. (Haas dan Wael,
1997).
C. Pencegahan Kanker Prostat
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer yang merupakan pencegahan yang dilakukan
pada orang sehat yang memiliki faktor resiko untuk terkena Kanker
Prostat. Menurut Physicians Commitee for Responsible Medicine
(PCRM) 2012, Kanker prostat tanpak meningkat diseluruh dunia
yang disebabkan sebagian oleh kebiasaan makan Barat.
Menurut Purnomo (2011), Beberapa hal yang harus dilakukan
untuk mencegah terjadiya kanker prostat adalah sebagai berikut:
a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung Vitamin A, beta
karoten, isoflavom, vitoestrogen yang terdapat kedelai, likofen
(anti oksidan karotenoit yang banyak terdapat pada tomat),
selenium ( terdapat ikan laut, daging, biji-bijian),Vitamin E serta
tinggi serat
b) Menghindari makanan yang berlemak tinggi
c) Menghindari konsumsi daging yang berlebihan
d) Membatasi makanan yang diawetkan atau yang mengangung
penyedap rasa
e) Menghindari paparan bahan kimia kadmium (Cd) yang banyak
terdapat pada alat listrik dan baterai
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk melakukan deteksi dini,
diagnosa dan pengobatan terhadap penderita Kanker Prostat dengan
tujuan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang berlanjut, dan memberikan penaganan yang tepat
pada pasien Kanker Prostat.
D. Gejalah Kanker Prostat
1. Gejala obstruksi
Gejala obstruksi disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars
prostatika karena didesak oleh sel kanker prostat yang membesar
dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan atau
cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus.
Gejalanya ialah :
a) Menunggu pada permulaan miksi (hesitancy)
b) Pancaran miksi lemah (weak stream)
c) Miksi terputus (intermittency)
d) Rasa belum puas sehabis miksi (sensation of incomplete blander
emptying)
e) Menetes setelah miksi (terminal dribbling)
2. Gejala iritatif
Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaris
yang tidak sempurna saat miksi atau disebabkan oleh karena
hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran sel kanker prostat
menyebabkan rangsangan pada vesica, sehingga vesica sering
berkontraksi meskipun belum penuh
Gejalanya ialah :
a) Bertambahnya frekuensi miksi (frekuensi)
b) Nokturia
c) Miksi sulit ditahan (urgency)
d) Nyeri pada saat miksi (dysuria) atau saat ejakulasi
e) Keluarnya darah pada saat miksi atau saat ejakulasi
E. Stadium Kanker Prostat
Menurut Diananda (2009), dan Suprianto (2010), kanker prostat
dikelompokkan menjadi 4 stadium:
1) Stadium I : Benjolan/kanker tidak dapat diraba pada pemeriksaan
fisik atau DRE biasanya ditemukan secara tidak sengaja setelah
pembedahan prostat karena penyakit lain.
2) Stadium II : Kanker terlokalisasi pada prostat dan biasanya
ditemukan pada pemeriksaan fisik atau tes PSA.
3) Stadium III : Jaringan kanker telah menginvasi sebagian besar
prostat, dan menyebar menembus ke luar dari kapsul prostat, mengenai
vesikula seminalis, leher kandung kemih dan rongga pelvis, tetapi
belum sampai menyebar ke kelenjar getah bening.
4) Stadium IV : Kanker telah menyebar (metastase) ke kelenjar getah
bening regional maupun bagian tubuh lainnya (misalnya tulang
belakang dan paru-paru).

Anda mungkin juga menyukai