Anda di halaman 1dari 10

MATERI TONSILITS, FARINGITIS, dan LARINGITIS

Dr. Karina Ayu Pramesti

Pengertian Radang Amandel (Tonsilitis)


Radang amandel atau tonsilitis adalah kondisi di mana amandel mengalami peradangan atau
inflamasi. Meski umumnya dialami oleh anak-anak usia 3 sampai 7 tahun, radang amandel juga
dapat terjadi pada orang dewasa.
Radang amandel ditandai dengan membengkaknya amandel dan muncul rasa sakit di
tenggorokan. Selain itu, radang amandel juga dapat menimbulkan gejala lain, seperti:
-Suara serak
-Demam
-Bau mulut
-Batuk
-Sakit kepala
Amandel atau tonsil merupakan dua kelenjar kecil yang ada di tenggorokan. Organ ini berfungsi
untuk mencegah infeksi, khususnya pada anak-anak. Seiring bertambahnya usia, sistem
kekebalan tubuh semakin kuat sehingga fungsi amandel mulai tergantikan. Ketika fungsinya
tergantikan, amandel secara perlahan akan menyusut.

Penanganan radang amandel dapat dilakukan dengan operasi, pemberian obat, atau cukup
dengan perawatan rumah. Dokter akan menentukan metode penanganan yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan kondisi pasien.

Apabila radang amandel tidak mendapatkan penanganan yang tepat, hal itu berpotensi
menimbulkan komplikasi, seperti kesulitan bernapas atau menelan. Meski demikian, radang
amandel merupakan kondisi yang dapat dicegah.

Penyebab Radang Amandel


Radang amandel atau tonsilitis paling sering disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa virus yang
menyebabkan radang amandel juga merupakakan virus yang menyebabkan batuk pilek
(rhinovirus) atau flu (influenza type A virus).
Selain virus, radang amandel juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri. Salah satu
bakteri yang menyebabkan kondisi ini adalah Streptococcus, yakni bakteri yang juga menjadi
penyebab radang tenggorokan.

Penularan kedua organisme penyebab radang amandel tersebut dapat terjadi secara kontak
langsung dan tidak langsung.

-Penyebaran secara kontak langsung - terjadi ketika seseorang yang menderita radang amandel
bersin atau batuk, lalu secara tidak sengaja terhirup udara yang telah terkontaminasi.

-Penyebaran kontak tidak langsung - terjadi ketika seseorang yang menderita penyakit ini
mengkontaminasi suatu benda melalui percikan ludah yang keluar ketika orang tersebut bersin
atau batuk. Organisme berbahaya yang telah mengkontaminasi benda dapat bertahan selama 2
jam atau lebih. Benda yang telah terkontaminasi kemudian disentuh dengan tangan. Ketika
tangan menyentuh hidung atau mulut, virus atau bakteri tersebut dapat masuk terhirup ke tubuh.

Radang amandel sangat jarang terjadi pada anak usia di bawah 2 tahun, namun rentan pada anak
usia 3-7 tahun. Hal itu dikarenakan pada usia 3-7 tahun, amandel anak tengah berperan sangat
aktif melawan infeksi.

Pengobatan Radang Amandel


Penanganan radang amandel akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya dan
keparahan kondisi yang diderita. Penanganan yang dilakukan dapat berupa pemberian obat,
operasi, atau sekedar perawatan mandiri. Dokter akan menentukan metode penanganan yang
tepat dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Jika radang amandel yang diderita disebabkan oleh virus, dokter hanya akan menganjurkan
pasien untuk melakukan perawatan mandiri. Kondisi pasien akan mulai membaik di hari ke-7
hingga ke-10.

Beberapa perawatan mandiri yang dapat dilakukan meliputi:


-Beristirahat yang cukup.
-Mengonsumsi air putih yang cukup, dan sebisa mungkin hindari dehidrasi.
-Mengonsumsi minuman pereda sakit tenggorokan, seperti teh atau air hangat yang dicampurkan
madu.
-Mengonsumsi permen pereda tenggorokan. Anak usia 4 tahun sudah bisa mengonsumsi permen
ini.
-Mengunakan alat pelembap udara agar terhindar dari udara kering yang dapat memperburuk
iritasi pada tenggorokan.
-Hindari paparan asap rokok.
-Meredakan demam dan rasa nyeri yang muncul dengan paracetamol.

Apabila radang amandel disebabkan oleh infeksi bakteri, maka penanganan dilakukan dengan
minum antibiotik. Dokter akan menganjurkan penggunaan obat ini selama 10 hari.

Beberapa contoh obat antibiotik yang dapat diresepkan oleh dokter adalah amoxicillin dan
doxycycline. Antibiotik yang digunakan tetap harus dihabiskan meski kondisi membaik. Tidak
menggunakan obat sesuai anjuran dokter berpotensi memperburuk kondisi atau bahkan membuat
infeksi yang ada menyebar ke bagian tubuh lain.

Tonsilektomi atau operasi pengangkatan amandel juga menjadi salah satu opsi penanganan
radang amandel. Dokter THT akan melakukan penanganan dengan metode ini, jika tonsilitis
yang diderita:
-Tergolong kronis (gejala terus muncul selama lebih dari 2 minggu)
-Antibiotik tidak efektif mengatasi radang amandel akibat infeksi bakteri
-Secara terus menerus kambuh

Tonsilektomi juga dilakukan jika radang amandel menimbulkan komplikasi yang sulit ditangani,
seperti:
-Sleep apnea
-Kesulitan bernapas
-Kesulitan menelan
Penanganan radang amandel dengan tonsilektomi menggunakan obat bius total, dan
membutuhkan waktu setidaknya 7-14 hari untuk masa pemulihan. Diskusikan lebih lanjut
manfaat dan risiko tonsilektomi dengan dokter.
Faringitis
Faringitis adalah inflamasi atau peradangan pada faring, yakni salah satu organ di dalam
tenggorokan yang menghubungkan rongga belakang hidung dengan bagian belakang mulut.
Dalam kondisi ini, tenggorokan akan terasa gatal dan sulit menelan.

Sebagian besar kasus faringitis disebabkan oleh virus, dan beberapa kasus lainnya disebabkan
oleh bakteri, seperti bakteri grup A streptococcus. Faringitis karena virus atau bakteri ini dapat
menular pada orang lain. Penyebaran tersebut bisa terjadi melalui udara (misalnya menghirup
butiran air ludah atau sekresi hidung yang dikeluarkan oleh penderita) atau melalui benda-benda
yang sudah terkontaminasi oleh virus dan bakteri.

Faringitis karena virus lebih rentan menular jika seseorang bersama penderita faringitis dalam
satu ruangan dengan ventilasi yang buruk. Sedangkan faringitis karena bakteri dapat menyebar
dengan cepat di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja pada musim pancaroba.

Penyakit faringistis umumnya dapat pulih dalam waktu 3 hingga 7 hari. Penanganan dapat
dilakukan melalui pengobatan mandiri di rumah atau pemberian obat dari dokter.

Gejala Faringitis
Beberapa gejala yang dapat muncul saat seseorang menderita faringitis adalah:
-Nyeri otot.
-Tenggorokan bengkak.
-Batuk.
-Badan terasa lelah.
-Demam.
-Pusing.
-Mual.
-Susah menelan.
-Selera makan berkurang.
-Bersin.
-Pilek.

Penyebab Faringitis
Faringitis atau radang tenggorokan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Dua di antaranya adalah
virus dan bakteri. Beberapa jenis virus yang memicu faringtis adalah virus gondongan (mumps),
virus Epstein-Barr (monocleosis), virus parainfluenza, serta virus herpangina. Sedangkan jenis
bakteri yang dapat menyebabkan faringitis adalah bakteri grup A beta-hemolytic streptococcus.
Bakteri ini biasanya memicu sakit tenggorokan (strep throat). Bakteri lainnya adalah bakteri
penyebab infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita
faringitis, di antaranya adalah:

-Sering menderita flu atau pilek.


-Sering mengalami infeksi sinus.
-Menderita alergi.
-Sering terpapar asap rokok dalam tempat tertutup (perokok pasif).

Diagnosis Faringitis
Dokter dapat mencurigai seorang pasien menderita faringitis berdasarkan gejala-gejala yang
dirasakannya dengan didukung oleh hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan
melihat apakah terjadi pembengkakan atau kemerahan pada tenggorokan pasien. Selain itu,
dokter juga akan memeriksa kondisi telinga dan hidung, serta sisi samping leher untuk melihat
adanya pembesaran kelenjar.
Untuk mengetahui penyebab faringitis, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan. Salah
satunya adalah kultur bakteri dari sampel sekresi tenggorokan pasien untuk menguji keberadaan
bakteri Streptococcus.Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknis swabatau usap.
Selain tes tersebut, pemeriksaan darah (termasuk penghitungan darah lengkap) juga bisa
dilakukan untuk menentukan penyebab faringitis. Jika penyebab belum diketahui, dokter dapat
melakukan pemindaian dengan CT scan untuk melihat gambaran kondisi tenggorokan dan leher
secara lebih detail.
Pengobatan Faringitis
Pengobatan faringitis dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika kondisi ini disebabkan oleh
virus, maka penanganan mandiri dapat dilakukan di rumah guna memulihkan kondisi hingga
sistem imunitas tubuh menaklukan infeksi tersebut. Misalnya dengan:

-Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual secara bebas, misalnya paracetamol dan ibuprofen,
untuk meredakan sakit tenggorokan.
-Banyak beristirahat.
-Minum banyak cairan agar tidak mengalami dehidrasi.
-Menggunakan pelembab udara di dalam ruangan.
-Mengonsumsi kaldu hangat atau minuman dingin.
-Berkumur dengan air garam yang hangat.
-Mengonsumsi permen pelega tenggorokan (throat lozenges) untuk meredakan nyeri
tenggorokan.

Jika penyebab faringitis adalah infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik seperti
penicillin, amoxicillin, erythromycin, atau azithromycin, yang bisa memusnahkan bakteri. Durasi
penggunaan antibiotik yang disarankan dalam kasus ini biasanya adalah 10 hari. Pasien perlu
menghabiskan obat antibiotik agar infeksi tidak berulang dan mencegah terjadinya komplikasi
yang lebih parah.

Faringitis umumnya dapat pulih dalam waktu 3 hingga 7 hari. Meskipun begitu waspadalah
apabila gejala tidak menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu seminggu, terjadi demam yang
mencapai suhu lebih dari 38 derajat Celsius selama beberapa hari dan tidak mereda meskipun
sudah mengonsumsi obat, sakit tenggorokan tidak kunjung sembuh meski sudah mengonsumsi
obat pereda nyeri, penderita memiliki sistem kekebalan tubuh lemah akibat penyakit atau
penggunaan obat, sulit menelan hingga tidak bisa makan atau minum, sulit bernapas melalui
mulut, mengeluarkan suara yang mengganggu ketika bernapas, atau mengeluarkan air liur secara
terus menerus.

Komplikasi Faringitis
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit faringitis adalah:
-Demam reumatik yang dapat mengganggu katup jantung.
-Gangguan ginjal atau glomerulonephritis.
-Abses pada tonsil atau jaringan lain pada tenggorokan.

Pencegahan Faringitis
Beberapa upaya yang dapat kita dilakukan untuk mencegah faringitis adalah:
-Sering mencuci tangan, terutama sebelum makan atau setelah batuk dan bersin.
-Menggunakan pembersih berbahan alkohol jika air dan sabun tidak ada.
-Tidak berbagi pakai peralatan makan, minum atau mandi dengan penderita faringitis.
-Mengindari kontak dengan penderita faringitis.
-Menghindari paparan asap rokok dengan tidak merokok dan menghindari orang yang sedang

Laringitis
Laringitis adalah peradangan yang terjadi pada laring (kotak pita suara di dalam tenggorokan).
Gejala yang umum pada laringitis yaitu nyeri tenggorokan, batuk, demam, suara yang
dikeluarkan serak, atau bahkan kehilangan suara sama sekali.
Pada penderita anak-anak dengan struktur saluran pernapasan yang kecil, bisa saja terjadi
kesulitan bernapas. Meski begitu, hal tersebut hanya terjadi pada beberapa kasus saja.
Gejala laringitis bisa muncul secara tiba-tiba, lalu terus memburuk selama dua sampai tiga hari,
dan pulih dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan. Biasanya suara serak dan kesulitan
mengeluarkan suara adalah gejala yang terakhir pulih dibandingkan gejala laringitis lainnya.
Jika penderita masih terus merasakan gejala hingga lebih dari dua minggu, disarankan untuk
menemui dokter. Apalagi jika gejala makin parah, terutama menjadi sulit bernapas, maka
bantuan medis harus secepatnya dilakukan.

Penyebab Laringitis
Terjadinya radang atau pembengkakan pada laring bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain:
-Kerusakan pada pita suara, karena adanya getaran pada organ tersebut yang melebihi batas
ketahanan, misalnya akibat penderita berteriak terlalu keras atau bernyanyi dengan suara yang
tinggi. Selain itu, kerusakan pita suara juga dapat terjadi akibat batuk berkepanjangan dan cedera
saat penderita melakukan aktivitas fisik atau akibat kecelakaan.
-Infeksi virus, bakteri, dan jamur. Virus yang umum menyebabkan laringitis adalah virus
influenza. Dari golongan bakteri salah satunya adalah bakteri penyakit difteri. Sedangkan dari
jenis jamur adalah jamur Candida yang juga dapat menyebabkan sariawan. Infeksi jamur dan
bakteri pada kasus laringitis lebih jarang terjadi dibandingkan infeksi virus. Infeksi jamur rentan
dialami oleh orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat
efek samping obat kortikosteroid, kemoterapi, atau akibat penyakit HIV/AIDS.
-Reaksi alergi terhadap suatu zat kimia atau paparan debu.
-Naiknya asam lambung ke tenggorokan lewat kerongkongan pada kasus penyakit refluks
gastroesofageal (GERD). Jika asam lambung mencapai tenggorokan maka risiko untuk
terjadinya iritasi laring cukup tinggi.
-Mengering dan teriritasinya laring akibat merokok dan konsumsi minuman beralkohol. Sama
seperti kasus GERD, peluang terjadinya infeksi pada laring yang teriritasi juga cukup tinggi.
-Penggunaan obat kortikosteroid hirup, biasanya obat untuk asma.

Berdasarkan rentang waktu timbulnya gejala, laringitis dibagi dua, yaitu:


-Laringitis jangka pendek (akut). Biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, serta pita
suara yang menegang.
-Laringitis jangka panjang (kronis). Umumnya muncul akibat sinusitis kronis, reaksi alergi,
iritasi dari asam lambung, asap rokok, atau minuman keras.

Diagnosis Laringitis
Dalam mendiagnosis laringitis, dokter akan terlebih dahulu melihat gejala yang dirasakan oleh
pasien. Gejala laringitis yang paling mudah dideteksi adalah suara yang berubah menjadi serak
atau bahkan hilang sama sekali.

Mungkin akan dilakukan pemeriksaan darah dan dahak. Kedua jenis pengujian ini dilakukan
untuk memeriksa keberadaan infeksi virus, bakteri atau jamur.

Untuk memastikan bahwa telah terjadi iritasi atau kerusakan pada pita suara, dapat dilakukan
laringoskopi. Pemeriksaan ini menggunakan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut atau
hidung pasien. Endoskopi merupakan sebuah alat khusus berbentuk selang yang dilengkapi
dengan lampu dan kamera di ujungnya. Jika pada waktu pemeriksaan laringoskopi ditemukan
adanya peradangan pada pita suara, dapat dilakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan
untuk diperiksa di laboratorium guna mengetahui penyebab dasar terjadinya laringitis.
Pengobatan Laringitis
Sebenarnya kebanyakan kasus laringitis bisa pulih tanpa menggunakan obat-obatan dalam jangka
waktu hingga satu minggu. Tujuan pengobatan adalah untuk mempercepat kesembuhan dan
meminimalisasi gejala yang mengganggu, misalnya nyeri.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mempercepat penyembuhan dan
meringankan gejala laringitis:
-Jika Anda merasakan gejala sakit kepala yang mengganggu atau bahkan demam, konsumsilah
obat-obatan pereda rasa sakit seperti ibuprofenatau paracetamol.
-Aturlah tingkat kelembapan udara di rumah dengan alat humidifier atau vaporizer, sehingga
udara yang dihirup masuk ke rongga hidung dan saluran pernapasan bagian atas bukan udara
yang kering. Humidifier berfungsi untuk menghembuskan kabut dingin ke dalam udara,
sedangkan vaporizer berfungsi untuk menghisap hawa panas.
-Minumlah banyak air putih untuk mencegah dehidrasi. Hindari mengonsumsi minuman yang
mengandung kafein dan alkohol.
-Jika saluran pernapasan terasa tidak nyaman, Anda dapat melegakannya dengan menghirup
inhaler yang mengandung mentol. Selain itu, mengonsumsi permen mint dan berkumur-kumur
dengan air garam hangat atau obat kumur khusus yang bisa dibeli di apotik, juga dapat
membantu melegakan tenggorokan.
-Untuk mengurangi ketegangan pada pita suara yang sedang mengalami radang dan
mempercepat proses penyembuhan, bicaralah dengan suara perlahan atau bila perlu jangan
berbicara terlebih dahulu.
-Hindari paparan debu.
-Jangan merokok.

Jika hasil diagnosis ditemukan bahwa laringitis disebabkan atau dipicu oleh kondisi tertentu yang
membutuhkan penanganan khusus, maka dapat diberikan obat-obatan untuk untuk mengatasi
faktor penyebab tersebut.
Misalnya jika laringitis terjadi akibat infeksi bakteri, maka dilakukan pengobatan dengan
antibiotik. Pada alergi, dapat diberikan obat antihistamin dan disarankan untuk menghindari
sumber alergi, seperti debu, makanan, atau zat kimia tertentu. Jika laringitis disebabkan oleh
penyakit GERD, maka obat yang dapat diberikan adalah obat-obatan untuk menurunkan kadar
asam lambung.

Pencegahan Laringitis
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan agar terhindar dari penyakit laringitis, di
antaranya:
- Melakukan vaksinasi flu sesuai dengan yang dijadwalkan oleh dokter tiap tahun.
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol dan jangan merokok.
- Memperbanyak minum air putih agar dahak di dalam tenggorokan menjadi encer dan mudah
dikeluarkan.
- Untuk orang yang rentan terkena laringitis, hindari penularan infeksi dari orang lain yang
sedang menderita laringitis atau flu.
- Membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, atau setelah menggunakan
kamar kecil.
- Melindungi hidung dan mulut dari paparan debu (memakai masker) agar terhindar dari virus
atau bakteri penyebab laringitis.
- Jika Anda alergi terhadap sesuatu, misalnya debu, suatu jenis makanan, atau zat kimia tertentu,
maka hindarilah hal-hal tersebut.
- Agar asam lambung tidak naik ke tenggorokan, tinggikan sedikit alas kepala atau bantal ketika
tidur. Jangan langsung berbaring setelah makan.
- Mengonsumsi makanan-makanan yang sehat untuk tenggorokan yang banyak mengandung
vitamin A,C, dan E (misalnya buah, sayur, atau biji-bijian).
- Tidak mengeluarkan volume suara yang melewati batas ketahanan pita suara, misalnya
berteriak sangat keras atau bernyanyi dengan suara tinggi.

Anda mungkin juga menyukai