Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

Pada laporan kasus ini dibahas mengenai wanita P1A0 usia 20 tahun

dengan perdarahan post partum. Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan

perdarahan aktif selama kala IV yang terjadi pada pasien dengan jumlah  500 cc.

Hal ini sesuai dengan definisi dari perdarahan post partum dimana perdarahan

dengan jumlah >500cc setelah bayi lahir pada persalinan pervaginam dan >1000cc

pada persalinan dengan section caesaria.

Terdapat 4 faktor yang diketahui dapat menyebabkan perdarahan post

partum yaitu faktor tonus, tissue (jaringan), trauma (perlukaan jalan lahir), dan

faktor thrombin (kelainan pembekuan darah). Pada pasien ini penyebab

perdarahan post partum lebih mengarah pada faktor tissue (jaringan). Faktor

jaringan ini dapat berupa retensio placenta, sisa placenta, perlekatan . Pada pasien

ini setelah dilakukan manajemen aktif kala III didapatkan kontraksi uterus yang

kuat dimana tinggi fundus uteri telah 2 jari di bawah pusat sehingga untuk

mengetahui penyebab perdarahan dilakukan eksplorasi kavum uteri dan dilakukan

evakuasi terhadap sisa kulit ketuban dan bekuan darah. Diberikan pula drip

oksitosin 10 IU dan injeksi methergin. Oksitosin dan methergin merupakan obat

uterotonika yang memicu uterus agar bisa berkontraksi dengan baik. Oksitosin

bekerja untuk menigkatkan motilitas uterus dengan merangsang kontraksi otot

polos uterus. Oksitosin, alkaloid ergot, dan beberapa prostaglandin adalah obat –

obat dalam golongan ini. Ketika efek oksitosin alami tidak cukup atau bila ada

30
indikasi medis untuk menginduksi persalinan, dipakai oksitosin sintetik dan

beberapa prostaglandin. Methergin merupakan bagian dari alkaloid ergot dan

oksitoksik yang merangsang kontraksi uterus, juga merupakan vasokonstriktor

pembuluh darah dan agonis otot polos serta meningkatkan kontraksi dari otot

uterus dan sering digunakan untuk mencegah dan mengontrol perdarahan saat dan

sesudah persalinan. Setelah perdarahan berhenti dilakukan eksplorasi terhadap

jalan lahir didapatkan rupture perineum grade II yang kemudian dilakukan

penjahitan dengan teknik jelujur.

Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan perdarahan post partum

seperti grandemultipara, keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan teregangnya

uterus secara berlebihan seperti pada kehamilan kembar, polihidramnion,

makrosomia, selain itu anemia, partus precipitatus, induksi persalinan, infeksi

uterus, riwayat perdarahan post partum pada persalinan sebelumnya juga dapat

menjadi salah satu faktor. Pada pasien ini tidak didapatkan faktor risiko

perdarahan post partum. Pada banyak kasus perdarahan post partum memang

tidak didapatkan faktor-faktor risiko yang telah disebutkan sehingga tenaga

penolong persalinan harus selalu waspada dengan terjadinya perdarahan pasca

persalinan. Upaya pencegahan pun harus dilakukan dengan screening faktor risiko

perdarahan post partum pada saat antenatal care.

Pada pasien ini diberikan terapi antibiotik yaitu amoxicillin 3 x 500 mg,

analgetik berupa asam mefenamat 3x 500 mg, suplemen Fe, Vit.A 200.000 IU.

Edukasi mengenai ASI eksklusif, hygiene vulva juga diberikan pada pasien..

31

Anda mungkin juga menyukai