Anda di halaman 1dari 4

Abstract

Ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Hidronefrosis adalah dilatasi piala
dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat. Obstruksi akut dapat
menimbulkan rasa sakit dipanggul dan pinggang. Jika terjadi infeksi maka disuria, menggigil,
demam dan nyeri tekan serta piuria akan terjadi. Hematuri dan piuria mungkin juga ada. Jika
kedua ginjal kena maka tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul. BNO-IVP
merupakan salah satu pemeriksaan radiology yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
ureterolithiasis karena dapat memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi intravena bahan
kontras. Pada kasus ini, ureterolithiasis terjadi pada laki – laki 32 tahun yang mengeluhkan
nyeri pada pinggang kiri yang menjalar ke lipatan paha dan kemaluan yang terus menerus. Hasil
dari pemeriksaan BNO-IVP menunjukkan adanya Hidronefrosis et causa Ureterolithiasis 1/3
proximal Sinistra.

Kata kunci : BNO-IVP, Ureterolithiasis,

KASUS

Seorang laki- laki 32 tahun, datang ke RSUD Kodya Wirosaban Yogyakarta yang sebelumnya
mondok 3 hari dengan keluhan nyeri pinggang kiri berlangsung terus menerus dengan tingkatan
nyeri yang kadangkala berat dan kadang berkurang. ada mual, tidak muntah, tidak demam. tidak
BAB selama 3 hari. Pasien juga sering merasakan pegal di pinggang. Jika buang air kecil pasien
sering merasakan nyeri. Pasien mengaku tidak pernah ada keluar pasir atau batu saat buang air
kecil, tidak pernah mengalami air kencing berwarna merah atau warna teh. Buang air kecil tetap
lancar dan jumlahnya biasa. Pada pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri ketok ginjal kiri. Hasil
dari pemeriksaan BNO-IVP menunjukkan adanya Hidronefrosis et causa Ureterolithiasis 1/3
proximal Sinistra.

DIAGNOSIS
Dari gambaran radiologi BNO – IVP pada pasien dapat didiagnosis dengan Hidronefrosis et
causa Ureterolithiasis 1/3 proximal Sinistra.
DISKUSI
Pada kasus ini hidronefrosis terjadi pada seorang laki - laki 32 tahun yang datang dengan keluhan
nyeri pinggang kiri yang berlangsung terus-menerus dengan tingkatan nyeri yang kadangkala
berat dan kadang berkurang. Pasien juga sering merasakan pegal di pinggang. Jika buang air kecil
pasien sering merasakan nyeri. Pasien mengaku tidak pernah ada keluar pasir atau batu saat
buang air kecil, tidak pernah mengalami air kencing berwarna merah atau warna teh. Pada pasien
ini dilakukan pemeriksaan BNO-IVP untuk menegakkan diagnosis.

Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya
obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal
meningkat. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot
ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Jaringan fibrosa lalu akan
menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi kerusakan
yang menetap.

Ureterolithiasis adalah terdapatnya batu atau kaklkulus di dalam saluran ureter. Batu ureter pada
umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai
ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung
kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap
tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.

IVP merupakan suatu tipe X-Ray yang memvisualisasi ginjal dan ureter setelah injeksi intravena
bahan kontras. Setelah injeksi, kontras bergerak melalui ginjal, ureter dan vesica urinaria. Foto
diambil dalam beberapa interval waktu untuk melihat pergerakan ini. IVP dapat memperlihatkan
ukuran, bentuk, dan struktur ginjal, ureter dan VU. Juga untuk mengevaluasi fungsi ginjal,
deteksi penyakit ginjal, batu ureter dan VU, pembesaran prostat, trauma dan tumor.

Indikasi IVP

- Flank pain

- Hematuria

- Frequency

- Dysuria

- Suspected renal calculus

- Renal tumor
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan

- Feses atau udara di colon

- Aliran darah yang sedikit ke ginjal

- Barium di saluran cerna dari prosedur sebelumnya

Persiapan

- Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum 2)

- Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk membersihkan kolon dari feses
yang menutupi daerah ginjal

- Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum pemeriksaan untuk
mendapatkan keadaan dehidrasi ringan

- Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok untuk
menghindari gangguan udara usus saat pemeriksaan

- Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk mendistensikan
lambung dan gas.

- Pada pasien rawat inap dapat dilakukan lavement

- Skin test subkutan

Pelaksanaan

- Pasien diminta mengosongkan kandung kemih


- Dilakukan foto BNO
- Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi), beberapa saat dapat terjadi flushing,
rasa asin di lidah, sakit kepala ringan, gatal, mual/muntah
- Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45

 - Menit ke-5 : menilai nefroram dan mungkin sistem pelvicalices (SPC)


 - Menit ke-15 : menilai SPC sampai dengan kedua ureter
 - Menit ke-30 : Menilai ureterovesico junction
 - Menit ke-45 : menilai vesica urinaria

KESIMPULAN

Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan BNO-IVP yang menunjukkan hasil terdapat pelebaran
PCS Ren Sinistra dan itu berarti telah terjadi hidronefrosis pada ren sinistra pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat.R , Jong.D.W, Buku ajar ilmu Bedah, edisi 2, EGC, 2005

2. Purnomo.B.Basuki, dasar-dasar urologi, edisi kedua, Sagung Seto, Jakarta.2005

3. Sutton.David, buku ajar radiologi untuk mahasiswa kedokteran, edisi 5, penerbit


Hipokrates, Jakarta.1995.

PENULIS

Ribud Anggoro Program Profesi Pendidikan Dokter. Bagian Radiologi RSUD Salatiga

Anda mungkin juga menyukai