ANEMIA GRAVIS
DECOMPENSATIO CORDIS
Oleh :
Nyda Chaerin Noor
J 500 070 046
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
PENULISAN
LATAR BELAKANG
Anemia
Penurunan
eritrosit
parameter
HB HTC Hitung
eritrosit
Derajat Anemia
ETIOLOGY
Aritmia
Endokarditis infektif
Tirotoksikosis Anemia
TUJUAN PENULISAN
•ANAMNESA
Keluhan Utama
Badan lemas
Riwayat Penyakit Sekarang :
3 hari SMRS : Badan lemas (+), sesak (+) terus-menerus, perut kembung (+), nyeri dada,
deg-degan, sulit tidur, kedua kaki bengkak (+), gelisah, keringat dingin malam hari, cepat lelah.
2 Hari SMRS : Badan lemas (+), nyeri dada, deg-degan, perut kembung (+), sulit tidur dan
nafsu makan menurun, susah bernafas, kedua kaki bengkak (+), sering terbangun waktu tidur
karena sesak nafas, keringat dingin malam hari.
HMRS : Pasien datang dengan keluhan badan lemas (+), sesak nafas (+) terus
menerus, lemas (+), kedua kaki bengkak (+), perut kembung (+), nyeri perut (+), flatus (-), deg-
degan, susah nafas, sulit tidur, gelisah, tidur harus dengan posisi agak duduk.
Riwayat Penyakit Dahulu
•Riwayat sakit kuning : (-)
•Riwayat penyakit diabetes melitus : (-)
•Riwayat penyakit hipertensi : (+)
•Riwayat alergi obat : (-)
•Riwayat sesak nafas : (-)
•Riwayat anemia : (+)
Paru Posisi
Depan Belakang
Abdomen
Jantung Hasil Pemeriksaan
Inspeksi Iktus Cordis tidak terlihat
Palpasi Ictus Cordis di SIC VI Linea Midclavicularis Sinistra
Perkusi Batas atas jantung, SIC III linea parasternalis sinistra
Batas jantung bawah, SIC VI linea midclavicularis sinistra
Auskultasi Suara Jantung S1S2 irreguler, Suara Tambahan (+) bising jantung
dearajat III
Extremitas
Extremitas Superior Dextra Akral hangat (-), Edema (+); Clubbing Finger (-)
Extremitas Superior Sinistra Akral hangat (-), Edema (+); Clubbing Finger (-)
Extremitas Inferior Dextra Akral hangat (-), Edema (+)
Extremitas Inferior Sinistra Akral hangat (-), Edema (+)
Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 21 - 01 - 2012:
Pendekatan klinik
Pendekatan laboratorik
Pendekatan epidemiologic
Prinsip Terapi
Kelas 1 Penderita penyakit jantung tanpa limitasi aktivitas fisik. Aktivitas fisik sehari – hari
tidak menimbulkan sesak nafas atau keluhan.
Kelas 2 Penderita penyakit jantung disertai sedikit limitasi dari aktivitas fisik. Saat istirahat tidak
ada keluhan. Aktivitas sehari – hari menimbulkan sesak nafas atau kelelahan
Kelas 3 Penderita penyakit jantung disertai limitasi aktivitas fisik yang nyata. Saat istirahat tidak
ada keluhan. Aktifitas fisik yang lebih ringan dari aktivitas sehari – hari sudah
menimbulkan sesak nafas atau kelelahan.
Kelas 4 Penderita penyakit jantung yang tak mampu melakukan setiap aktivitas fisik tanpa
menimbulkan keluhan. Gejala – gejala gagal jantung bahkan mungkin sudah Nampak
saat istirahat. Setiap aktivitas fisik akan menambah beratnya keluhan
Pasien ini termasuk ke dalam klasifikasi fungsional kelas 4. Karena pasien tidak
mampu melakukan setiap aktivitas fisik tanpa menimbulkan keluhan
Pada allo anamnesis juga didapatkan sesak nafas dan nyeri dada, yang merupakan
beberapa kondisi klinis dari penyakit jantung iskemik yaitu angina pectoris. angina
pectoris adalah nyeri episodic atau sensasi seperti ditekan/diremas pada dada yang
disebabkan oleh iskemia miokard. Rasa tidak nyaman dapat menjalar ke leher, rahang,
dan lengan (terutama bagian kiri), daan lebih jarang ke punggung. Gejala umum lain
meliputi sesak nafas, nyeri abdomen, dan pusing. Sinkop bisa terjadi namun jarang.
(Philip I et al, 2008) Dalam menentukan gradasi beratnya nyeri dada telah dibuat oleh
Canadian Cardiovascular Society:.
Kelas 1 Aktivitas sehari-hari tidak menimbulkan nyeri dada. Nyeri timbul pada
saat aktifitas berat
Kelas 2 Aktifitas sehari-hari agak terbatas, nyeri timbul bila melakukan
aktifitas yang lebih berat dari biasanya
Kelas 3 Aktifitas sehari-hari nyata terbatas. AP timbul dalam aktifitas biasa
Kelas 4 AP bisa timbul waktu istirahat sekalipun
Dalam kasus ini, pasien termasuk ke dalam kategori Kelas 4. Karena pasien merasakan
keluhan meskipun sedang istirahat.
Penatalaksanaan gagal jantung dengan cara diuretik oral maupun
parenteral tetap merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung
sampai edema atau asites hilang (tercapai euvolemik). ACE (Angiotensin
Converting Enzyme)-inhibitor atau Angiotensin Reseptor Blocker (ARB)
dosis kecil dapat dimulai setelah euvolemik sampai dosis optimal.
Penyekat beta dosis kecil sampai optimal dapat dimulai setelah diuretik
dan ACE-inhibitor tersebut diberikan. Digitalis diberikan bila terdapat
aritmia supra-ventrikular (fibrilasi atrium atau SVT lainnya) atau ketiga
obat di atas belum memberikan hasil yang memuaskan. Intoksikasi
digitalis sangat mudah terjadi bila fungsi ginjal menurun (ureum/kreatinin
meningkat) atau kadar kalium rendah (kurang dari 3,5 meq/L).
Aldosteron antagonis dipakai untuk memperkuat efek diuretik atau pada
pasien dengan hipokalemia. (pangabean, 2007)
Menurut Mansjoer et al 2001, prinsip
penatalaksanaan terapi gagal jantung yaitu:
• Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian
oksigen dan menurunkan konsumsi O2 melalui
istirahat/pembatasan aktifitas.
• Memperbaiki kontraktilitas otot jantung,
mengatasi keadaan yang reversibel termasuk
tirotoksikosis, miksedema dan aritmia.
• Menurunkan beban jantung dengan
menurunkan beban awal dengan diet rendah
garam, diuretik dan vasodilator
Non farmakologis O2 3-4L/m oksigenasi
terapi Beban
diuretik
jantung
Anti agregasi
antikoagulan
trombosit
Terapi farmakologis pada pasien ini terdiri atas:
Asering 12 tpm
Furosemide /8 jam
Indikasi penggunaan furosemide adalah untuk mengurangi edema pada tungkai. Sesuai
dengan Panggabean 2007 bahwa diuretik oral maupun parenteral tetap merupakan
ujung tombak pengobatan gagal jantung sampai edema hilang (tercapai euvolemik).
Fargoxin ½ Amp /12j
Indikasi penggunaan digoksin adalah memperbaiki kontraktilitas otot jantung.
penggunaan digitalis dapat diberikan bila ada aritmia (pangabean, 2007).
ISDN 3x1
Indikasi untuk Profilaksis serangan angina pada penyakit koroner kronik, dan kelainan
angina setelah infark miokardium.
RL 24 tpm + Dopamin 24 tpm
Indukasi penggunaan dopamine adalah untuk memulihkan perfusi yang buruk, kardiak
output rendah, gagal ginjal dan sindroma syok karena miocard infark, trauma,
septicemia endotoksik, bedah jantung terbuka dan gagal jantung (Santoso, 2010)
Dexametason 1gr / 12jam
KSR 1x1
Dulcolax 2 Supp
PROGNOSIS