Inspek : JVP tak meningkat, Limfonodi tak Inspeksi : pengembangan dinding dada simetris,
retraksi dinding
si tampak membesar, tak tampak dada (-) , venektasi (-), spider naevi
(-), ginekomastia (-)
pembesaran kelenjar thiroid Palpasi : fokal fremitus simetris, nyeri tekan
(-/-)
Palpas : pembesaran limfanodi (-), Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru (+/+)
i pembesan tiroid (-), nyeri tekan
auskulta : SDV (+/+), RBK (-/-), RBH (-/-),
si wheezing (-/-)
(-)
PEMERIKSAAN FISIK (30 Desember 2020)
5. Thorax 6. Abdomen
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Inspeksi : datar, striae (-), spider naevi (-),
sikatrik (-), venektasi (-)
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V
linea midclavicula sinsitra Auskult : bising usus normal (15
asi kali/menit)
Perkusi : Batas atas jantung : SIC II Perkusi : Timpani di seluruh regio
linea parasternal sinistra abdomen
Batas kanan jantung : SIC II
linea parasternal dextra
palpasi : Nyeri tekan (+) seluruh regio
Batas kiri jantung : SIC V abdomen , hepatomegali (-)
linea midclavicula sinistra ra ,spleenomegali
- + - (-)
- - -
Hematokrit 45 % 40-52
MCV 81 fL 80-100
MCH 29 pg 26-34
• Abdominal pain
• Bronkopneumonia
PROBLEM LIST
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
a. Nyeri perut Keadaan Umum :Tampak Laboratorium Darah Lengkap
b. Sesak napas sakit Diff count
c. Keringat dingin • RR: 20 x/m Eosinofil 0.20 % (L)
d. Pusing cekot-cekot • TD: 130/80mmHg Monosit 14.80 % (H)
• SB: 35,9° C Kimia Klinik
• HR: 60x/m Creatinin 1.12 mg/gL
• SpO2 : 97% (H)
• Kepala: normocephal Elektrolit darah
CA -/- SI -/- Natrium 131.9 mmol/L (L)
• Pulmo: SDV +/+ ; Calcium 1.02 mmol/L (L)
RH -/- ;WH -/- Rontgent thorax
• Cor : S1>S2 Gambaran bronkopneumonia
reg,M(-),G (-)
• Abdomen : NT (+)
BU(+) N, Ekstremitas
: OE (-/-)
RENCANA PEMECAHAN MASALAH –
ABDOMINAL PAIN
DIAGNOSIS BANDING : IPMx:
Epigastric pain syndrome Keadaan Umum
Tukak lambung TTV
Tukak duodenum Mengkaji skala nyeri
gastritis
IPEx:
IPDx: Edukasi materi tentang perjalanan penyakit.
Pemeriksan darah rutin (hemoglobin, hematokrit, Edukasi untuk istirahat yang cukup
eritrosit, trombosit, leukosit) Edukasi untuk menjaga pola makan yang
Endoskopi esofagogastroduodenoskopi sehat
Biopsi Edukasi Interaksi antara asupan makanan,
Edukasi tentang sanitasi dan higiene
IPTx:
Infus RL 20 tpm
Inj. Omeprazole 1x40 mg
Po Sucralfate syr 3x1 ac
RENCANA PEMECAHAN MASALAH -
BRONKOPNEUMONIA
IPDx IPMx
Darah Lengkap KU
Ureum, Creatinin TTV
BUN Lab darah
Elektrolit Elektrolit
EKG
GDS IPEx
Analisis Gas Darah Edukasi tentang penyakit pasien dan
pengobatan penyakit
IPTx Edukasi tentang faktor risiko dan komplikasi
Oksigen nasal kanul 1-2 liter.
Infus RL 20 tpm
Ampicillin 100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3-4
dosis, Kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/hari dibagi
dalam 3 dosis. Atau gentamisin dengan dosis 3-5
mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
PROGNOSIS
● Bakteri
● Virus
● Jamur
● Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke paru
● Kongesti paru lama
BRONKOPNEUMONIA
Faktor Risiko
● Usia
● Genetik
● Polusi udara
● Kepadatan tempat tinggal
BRONKOPNEUMONIA
Manifestasi klinis
● Demam
● Napas cepat dan dangkal
● Napas cuping hidung
● Sbatuk
● Muntah, diare
BRONKOPNEUMONIA
Patofisiologi
● Stadium I/Hiperemia
● Stadium II/ Hepatisasi merah
● Stadium III/ Hepatisasi kelabu
● Stadium IV/ Resolusi
BRONKOPNEUMONIA
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
● Pemeriksaan darah
● Pemeriksaan sputum
● Analisa gas darah
● Elektrolit darah
● Kultur darah
Pemeriksaan Radiologi
● Rontgenogram Thoraks
● Laringoskopi/bronkoskop
BRONKOPNEUMONIA
Tatalaksana
● Menjaga kelancaran pernapasan
● Tirah baring
● Kebutuhan nutrisi dan cairan
● Kontrol suhu tubuh
● Farmakologi (Penisilin/kloramfenikol/ampicilin)
BRONKOPNEUMONIA
Komplikasi
● Atelektasis
● Emfisema
● Otitis Media Akut
● Meningitis
DISPEPSIA
Definisi
Kata ‘dispepsia’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘dys’ (poor) idan
‘pepse’ (digestion) yang berarti gangguan percernaan. rasa tidak nyaman
yang berasal dari daerah abdomen bagian atas. Rasa tidak nyaman
tersebut dapat berupa salah satu atau beberapa gejala berikut yaitu: Nyeri
epigastrium, Rasa terbakar di epigastrium, Rasa penuh setelah makan,
Cepat kenyang, Rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah,
DISPEPSIA
Faktor Risiko
● Faktor psikososial
● Penggunaan obat-obatan
● Pola makan tidak teratur
● Gaya hidup tidak sehat
DISPEPSIA
Klasifikasi
Dispepsia
Dispepsia Dispepsia
organik fungsional
Manifestasi Klinis
● Epigastric pain
● Postprandial fullness
● Early satiation
● Epigastric burning
DISPEPSIA
Patofisiologi
● Sekresi asam lambung
● Infeksi H.pylori
● Dismotilitas gastrointestinal
● Gangguan relaksasi fundus
● Faktor diet
● Psikologi
● Peran CCK dan sekretin
DISPEPSIA
Tatalaksana
a. Dispepsia belum diinvestigasi
terapi empirik selama 1-4 minggu sebelum hasil investigasi awal)
• Antasida
• Antisekresi asam lambung (PPI misalnya omeprazole, rabeprazole
dan lansoprazole dan/atau H2-Receptor Antagonist [H2RA])
• Prokinetik
• Sitoprotektor (misalnya rebamipide)
• Lakukan test dan treat
DISPEPSIA
Tatalaksana
b. Dispepsia yang telah diidentifikasi
• Dispepsia Organik (gastritis, gastritis hemoragik, duodenitis, ulkus
gaster, ulkus duodenum, atau proses keganasan)
PPI, misal rabeprazole 2x20 mg/ lanzoprazole 2x30 mg dengan
Mukoprotektor, misalnya rebamipide 3x100 mg.
• Dispepsia fungsional
Prokinetik (metoklopramid, domperidon, cisaprid, itoprid, dsb)
Antidepresan / ansiolitik
DISPEPSIA
● Algoritma tatalaksana
dispepsia fungsional
DISPEPSIA
Tatalaksana
c. Dispepsia dengan
infeksi Hp
triple therapy
(rabeprazole,
amoksisilin, dan
klaritromisin) selama 7
hari lebih baik dari
terapi selama 5 hari
DISPEPSIA
a. Algoritma tatalaksana
dispepsi dengan
infeksi Hp
DISPEPSIA
a. Algoritma tatalaksana
dispepsi di erbagai
tingkat layanan
kesehatan
THAN
KS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon, and infographics & images by Freepik