Anda di halaman 1dari 15

BASIS SOSIAL HUKUM

tidaklah cukup kalau hukum itu


hanya dipahami secara yuridis-
normatif yakni sebagai tertib logis
dari tatanan peraturan yg berlaku

PERKEMBANGAN
MASYARAKAT
SEMAKIN MAJU
hukum perlu diberi ruang untuk masuknya
studi-studi deskriptif dengan menggunakan
pendekatan ilmu-ilmu sosial
• NOCH SUCHEN DIE JURISTEN EINE
DEFINITION ZU IHREM BEGRIFFE VON
RECHTS
• IMMANUEL KANT
• LAW AS A TOOL OF SOCIAL
ENGINEERING ROSCOE POUND
• EXPRESS
• IMPLIED
• Tipologi studi-studi hukum yg nonyuridis-
normatif telah menunjukkan bahwa hukum
itu bukan lagi sbg lembaga yg otonom,
melainkan sbg suatu proses sosial.
Sebagai suatu proses sosial maka para
penstudi hukum hendaknya secara
maksimal memanfaatkan hasil-hasil karya
para ahli ilmu-ilmu sosial dalam
menggarap masalah-masalah yg
dihadapinya.
• Jadi antara ilmu-ilmu sosial dan ilmu
hukum mempunyai hubungan yang saling
melengkapi dan saling mempengaruhi.
Perbedaan fungsi antara keduanya boleh
dikata hanya bersifat marginal saja.Hanya
persoalannya sekarang sampai
sejauhmana pengaruh ilmu pengetahuan
sosial terhadap perkembangan ilmu
hukum
CARA BERPIKIR YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK
MENJELASKAN DAN MEMAHAMI HUKUM

1. cara berpikir sebagai “aliran analitis”


memandang hukum sbg penetapan kaitan-
kaitan logis antara kaidah-kaidah dan antara
bagian-bagian yg ada dalam tertib hukum.Setiap
istilah hukum yg dipakai selalu didefinisikan
secara tegas.Pandangan ini cenderung
menempatkan setiap persoalan hukum sbg
persoalan-persoalan legalitas-formal terutama
mengenai penafsiran serta penerapan pasal-
pasal undang-undang.
Aliran pemikiran tersebut berpendirian bahwa sejak
suatu aturan hukum ditetapkan maka ia merupakan
bagian yg tidak terpisahkan dari sistem hukum
positif, dan dengan demikian aturan hukum itu tetap
berputar sbg bagian dari sistem tersebut secara
logis, rational, konsisten dan sistematis. Itu artinya
ilmu hukum sbg ilmu pengetahuan ttg hukum positif
selalu menempatkan hukum di dalam batas-batas
perundang-undangan dan sbg lembaga yg otonom
di tengah-tengah masyarakat
TIMBULNYA CARA BERPIKIR LAIN
• kenyataannya hukum menelusuri hampir semua bidang
kehidupan manusia. Hukum semakin memegang
peranan yg sangat penting sbg kerangka kehidupan
sosial masyarakat modern.
• harus disadari sunguh-sungguh bahwa masalah
pengaturan oleh hukum itu sendiri bukan saja dilihat dari
segi legitimasinya dan juga bukan semata-mata dilihat
sbg ekspresi dari nilai-nilai keadilan. Itulah sebabnya
muncul cara berpikir lain (Aliran Pemikiran Non-Analitis)
yang tidak lagi melihat hukum sbg lembaga yg otonom di
dalam masyarakat melainkan sbg suatu lembaga yg
bekerja untuk dan di dalam masyarakat
• Mengutip pendapat Sinzheimer
mengatakan bahwa hukum tidak bergerak
dalam ruang yang hampa dan berhadapan
dengan hal-hal yang abstrak. Melainkan ia
selalu berada dalam suatu tatanan sosial
tertentu dan manusia-manusia yang hidup
• Jadi, bukan hanya bagaimana mengatur
sesuai dengan prosedur hukum,
melainkan juga bagaimana mengatur
sehingga dalam masyarakat timbul efek-
efek yang memang dikehendaki oleh
hukum, dengan demikian masalah
efisiensi suatu peraturan hukum menjadi
sangat penting
• Robert B. Seidman : setiap undang-
undang sekali dikeluarkan akan berubah
baik melalui perubahan normal maupun
melalui cara-cara yang ditempuh birokrasi
ketika bertindak dalam bidang politik,
ekonomi, sosial dan sebagainya
campur tangan hukum yg semakin meluas ke
dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat
menyebabkan perkaitannya dengan masalah-
masalah sosial juga semakin intensip

• hal ini menyebabkan hubungan antara tertib hukum dan


tertib sosial yg lebih luas kian menjadi permasalahan
pokok di dalam ilmu hukum

• hal ini berarti pengaturan oleh hukum itu tidak pernah


terlepas dari kehidupan manusia misalnya tata aturan
mengenai jual-beli, perkawinan yang semua bersumber
pada tingkah laku manusia
• sebagai suatu ilmu yang mencari
penjelasan tentang gejala-gejala yg kita
temukan yg memungkinkan kita
mengetahui sepenuhnya hakikat obyek yg
kita hadapi tidak dapat dilakukan jika kita
tetap menetapkan hukum sebagai studi
hukum yang dogmatik artinya cara
pandang kita terhadap obyek hanya
berkutat pada peraturan-peraturan dalam
kerangka sistem yang logis-rational
dengan mengabaikan lingkungan
sosialnya.
• Hukum sbg suatu proses tidak dapat
dilihat sbg suatu perjalanan penetapan
peraturan-peraturan hukum saja.
Melainkan hukum sbg proses perwujudan
tujuan sosial di dalam hukum. Dengan
demikian yang tengah berlangsung dalam
perjalanan penetapan peraturan itu adalah
adanya suatu proses penetrasi dari sektor-
sektor kehidupan masyarakat
• Bredermeier : bahwa di dalam suatu
sistem sosial dapat dijumpai bekerjanya 4
(empat) proses-proses fungsional utama
yaitu : (1) adaptasi; (2) perwujudan tujuan;
(3) mempertahankan pola; (4) integrasi
• Keempat proses ini saling kait-mengkait
dan secara timbal-balik saling memberikan
input setiap sub-proses memperoleh input
dari ketiga lainnya. Sementara itu out-put
dari salah satu proses itu juga akan
menjadi input bagi sub-proses yang lain
• Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan
hasil studi ilmu-ilmu sosial di dalam studi
hukum nampaknya sangat diperlukan
Barang tentu ini tidak dapat terjadi bila
kerangka berfikir yang kita ikuti masih
tetap bertumpu pada aliran analisis-
positivitis

Anda mungkin juga menyukai