BUERGER DISEASE
Kepala
Inspeksi
Rambut: Rambut warna hitam, tidak mudah dicabut, distribusi rata
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edema palpebral (-/-)
Hidung: Septum deviasi (-), sekret (-), mukosa hiperemis (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)
Telinga: Normotia, deformitas (-), serumen (-), sekret (-)
Palpasi: Nyeri tekan (-), massa (-)
Leher
Inspeksi
Pembesaran limfenodi (-), Pembesaran Tiroid (-)
Palpasi
Pembesaran limfenodi (-), Pembesaran Tiroid (-)
JVP : tidak meningkat 5+2 cm H2O
Thorax
Pulmo
● Insp : Pengembangan dada simetris, tidak ada kelainan kulit, retraksi
dinding dada (-)
● Palp : Vocal fremitus meingkat bagian dextra, nyeri tekan (-/-)
● Perk : redup pada seluruh lapang paru (+/+)
● Ausk : Suara dasar vesicular (+/+), Ronkhi basah (+/+), Wheezing (-/-)
Cor
● Insp : IC tak tampak
● Palp : IC tidak teraba
● Perk :
Batas kanan jantung: SIC II linea parasternasternal dx
Batas atas jantung : SIC II linea parasternasternal sin
Batas kiri jantung : SIC V linea Midklavikula sinistra
● Ausk: S1 = S2 , gallop (-), murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi: Datar, Striae (-), Spider nevi (-)
• Auskultasi: BU (+) normal 18x/menit
• Perkusi: Timpani pada seluruh regio
• Palpasi: Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak
teraba
Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Satuan Nilai Normal MPV H 12.2 fL 7.2-11.1
Leukosit H 11.9 103/ul 4.5-13.0 RDW SD 46.2 fL 35.1-43.9
Eritrosit L 3.6 106/ul 4.40-5.90 RDW CV 15.4 % 11.5 - 14.5
Hemoglobin L 9.9 g/dL 12.8-16.6 Kalium HH mmol/L 3.5-5.0
Hematocrit L 28 % 40-52 6.17
SpO2 : tidak dapat diukur (27 Hemoglobin L 9.9 g/dL 12.8-16.6 Pemeriksaan EKG
Januari 2021) --> 99% (29 Hematocrit L 28 % 40-52 Irama sinus, ritme regular, frekuensi
Januari 2021, setelah terapi MCV L 78 fL 80-100 104x/ menit, left axis deviasi, kesan
antikoagulan)
Trombosit H 413 10 /ul
3
150-400 nampak adanya LAH (Left Atrium
Palp : Vocal fremitus
Netrofil H 79.3 % 50-70 Hipertrofi), LVH (Left Ventrikel
meningkat bagian dextra
Limfosit L 11.2 % 26-40 Hipertrofi) dan iskemik anteroseptal
Netrofil Limosit H 7.08 <3.13
Perk : redup pada lapang paru
Ausk : Suara dasar vesikuler
Ratio Vaskuler doppler
(+/+), terdapat suara tambahan
MPV H 12.2 fL 7.2-11.1
Kesimpulan: curiga emboli arteri di
RDW SD 46.2 fL 35.1-43.9
Ronchi Basah Halus di kedua atas arteri poplitea dextra. DVT
RDW CV 15.4 % 11.5 - 14.5
lapang paru. katup V poplitea dextra
Kalium HH mmol/L 3.5-5.0
Palpasi : nyeri tekan 6.17
epigastrik (+) Natrium L 125.8 mmol/L 135.0-147.0
Ekstremitas : Akral dingin pada Chlorida H mmol/L 95.0-105.0
keempat ekstremitas (+), 116.6
edema (-). nampak ulkus Ureum H mg/dL 17.1-42.8
jari 1 dan jari 4 serta kaki kiri jari Creatinin H 4.73 mg/dL 0.4-1
IPMx:
Keadaan umum
TTV
EKG
3. CKD IPMx:
● KU
Assesment: ● TTV Edukasi:
● Komplikasi ● Urin output ● Edukasi tentang
● kegawatan ● Status gizi penyakitnya
● Modifikasi gaya hidup
IPDx: IPTx: ● Olahraga dianjurkan
● Tekanan Darah ● O2 4 lpm ● Istirahat yang cukup
● EKG ● inf NaCl 0,9% 16 tpm ● Kontrol rutin dan minum
● Tes urin ● furosemid 2 amp IV obat rutin
● Tes darah ● pantoprazol 1x40mg IV ● Pembatasan Konsumsi
● elektrolit ● ondansentron 3x4mg IV Garam
● analisa gas darah ● PO candesartan 1x6 mg ● Perubahan Pola Makan
● Ureum, Kreatinin ● PO amlodipin 1 x10 mg ● Menjaga BB Ideal
● Rontgen Thorax ● PO nocid 3x1
● Pemeriksaan Urin (albuminuria)● PO bicnat 3x1
● PROG. HD
4.Hiperkalemia
Assesment: IPMx: Edukasi:
● kegawatan ● KU ● Edukasi tentang
● TTV penyakitnya
IPDx: ● EKG ● Modifikasi gaya hidup
● EKG ● Olahraga dianjurkan
● elektrolit IPTx: ● Istirahat yang cukup
● Ca glukonas 10% 30mg/kgBB/6 ● Kontrol rutin dan minum
jam IV obat rutin
● D40 2 k + Insulin 10 IU / 8 jam ● Pembatasan Konsumsi
Garam
● Perubahan Pola Makan
● Menjaga BB Ideal
DASAR
TEORI
dan
PEMBAHASA
N
Thromboangitis Obliterans
(Buerger’s Disease
DEFINISI
• Penyakit Buerger atau Tromboangitis Obliterans (TAO) adalah penyakit
oklusi kronis pembuluh darah arteri dan vena yang berukuran kecil dan
sedang. Terutama mengenai pembuluh darah perifer ekstremitas inferior
dan superior.
• Penyakit pembuluh darah arteri dan vena ini bersifat segmental pada anggota
gerak dan jarang pada alat-alat dalam Penyakit ini merupakan penyakit non
arteriosclerosis
• Pada Beurger Disease pembuluh darah mengalami konstriksi atau obstruksi
sebagian yang dikarenakan oleh inflamasi dan bekuan sehingga
menyebabkan obstruksi pada pembuluh darah tangan dan kaki yang secara
otomatis akan mengurangi aliran darah ke jaringan
Epidemiologi
● berhubungan dengan prevalensi perokok
● Prevalensi penyakit ini diperkirakan sekitar 12-20 kasus per 100.000 penduduk
● Penyakit ini juga dikaitkan dengan tindakan amputasi terutama pada pasien dengan
Buerger’s disease yang tetap merokok, 43% menjalani 1 atau lebih amputasi dalam
kurun waktu 7 tahun
● perbandingan pria-wanita sebesar 3:1
● Umumnya pasien Buerger’s disease berusia antara 20-45 tahun
ETIOLOGI
penyebab pasti belum jelas
non aterosklerotik (tidak ada hubungannya
dengan diabetes, dislipidemia, dst.)
merokok atau penggunaan tembakau
faktor genetik dan imunitas
PATOGENESIS
● merokok --> kondisi imunoreaktif meningkat
Beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan dasar Penyakit Buerger juga harus dicurigai pada
untuk mendiagnosis penyakit Buerger penderita dengan satu
● 1)Adanya tanda (sign) insufisiensi arteri atau lebih tanda klinis berikut ini :
● 2)Umumnya pria dewasa muda
● 3) Perokok berat a.Jari iskemik yang nyeri pada ekstremitas atas
● 4) Adanya gangren yang sukar sembuh dan bawah pada laki-laki dewasa muda
● 5)Riwayat tromboflebitis yang berpindah dengan riwayat merokok yang berat.
● 6)Tidak ada tanda (sign) arterosklerosis di b.Klaudikasi kaki
tempat lain c.Tromboflebitis superfisialis berulang
● 7)Yang terkena biasanya ekstremitas bawah Sindrom raynaud
● Diagnosis pasti dengan patologi anatomi
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS
UREMIA
Diuretic: Furosemid Typical doses are 20-120 mg/day, but higher doses
(up to 500 mg/day) may be required, especially at lower
levels of eGFR.
Anemia
Anemia terjadi pada 80-90%
pasien penyakit ginjal kronik.
Anemia pada penyakit ginjal kronik
terutama disebabkan oleh defisiensi
eritropoitin.
• Pembereian eritropoeitin
● Hiperkalemia menyebabkan
hiperpolarisasi sel dan sulit
untuk depolarisasi sehingga
mengakibatkan aritmia
jantung.
● Aritmia yang dapat terjadi
pada hyperkalemia adalah
○ takikardia dengan QRS
sempit,
○ atrial fibrilasi,
○ bradikardi, ventricular
(a) Bradikardi dengan QRS lebar, (b) gelombang sinus dengan
takikardi, pause, (c)
○ irama idioventrikular. gelombang sinus tanpa pause, (d) ventricular takikardi
tatalaksana
Tatalaksana untuk mencegah perkembangan atau rekurensi hyperkalemia adalah sebagai berikut:
● Estimasi GFR. GFR ≤ 30 ml/menit adalah ambang batas untuk kemungkinan terjadinya
hyperkalemia.
● Menghindari penggunaan NSAID dan obat herbal
● Diet rendah kalium dan menghindari penggunaan substitusi garam yang mengandung kalium
● Penggunaan obat thiazide atau loop diuretic pada GFR < 30 ml/menit
● Koreksi asidosis metabolic dengan natrium bikarbonat
● Dosis awal ACE-I dan ARB yang rendah
● Monitor kadar kalium setelah 1 minggu penggunaan ACE-I atau ARB. Hentikan pengobatan
jika kadar kalium tetap >5,5 mmol/L
tatalaksana hyperkalemia akut
● Pemantauan EKG 12-lead atau 3-lead
● kalsium glukonat 10% sebanyak 10ml dapat diulangi tiap 5-10 menit, sampai
maksimal 90 ml. Efek yang terlihat pada EKG adalah penyempitan kompleks QRS,
reduksi amplitude gelombang T, dan peningkatan frekuensi nadi pada pasien
bradikardi
(a) EKG awal masuk pasien dengan kadar kalium 9,3 mmol/L dan
kelemahan generalisata , (b) EKG setelah pemberian 20 ml kalsium
glukonas 10% 11
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
ALTERNATIVE ICONS