Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PANKREAS DAN MANAJEMEN


PENGELOLAAN PASIEN GANGGUAN KELENJAR PANKREAS

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen Pengampu : Ns. Wardiyatmi, M.Kep

Oleh :

Kelompok 5

1.Anna Irwanti (S17059)


2.Dewi Indah Sari (S17064)
3.Fajar Susilowati (S17072)
4.Krisdiana Sabatda Ramadhani (S17081)
5.Nadila Febriana (S17088)
6.Nur Pratiwi Putri (S17091)
7.Pujo Sakti (S17094)
8.Rossa Diah Ayu Saputri (S17099)
9.Umi Nur’Layli (S17104)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Surakarta, 25 Maret 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan kumpulan dari berbagai organ yang sangat penting
dalam melangsungkan kehidupan manusia. Organ-organ pada manusia tersebut tidak
bisa bekerja sendiri,dalam tubuh manusia terdapat sebuah system yang berfungsi
untuk mengontrol kerja organ-organ tersebut. System tersebut yaitu system endokrin
merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-
organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah
ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut
menjadi suatu tindakan. Ada beberapa kelenjar yang berfungsi menghasilkn hormone
di dalam tubuh antara lain : kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar thymus, kelenjar suprarenal, kelenjar pancreas, ovarium,
dan testis. Salah satu kelenjar yang berperan dalam system endokrin yaitu kelenjar
pancreas. Kelenjar pancreas mempunyai 2 fungsi penting yaitu sebagai penghasil
ezim-enzim pencernaan dn juga sebagai produksi hormone. Pancreas juga
memproduksi berbagai hormone yang di butuhkan oleh tubuh. Dalam makalah ini
akan dibahas tentang kelenjar pancreas dan juga hormonehormon yang di hasilkan
oleh kelenjar pancreas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah anatomi dan fisologi dari pancreas ?
2. Apa saja hormone yang di hasilkan pada kelenjar pancreas ?
3. Apakah fungsi dari hormone tersebut ?
4. Bagaimanakah proses pembentukan hormone tersebut ?
5. Bagaimana mekanisme kerja dari hormone tersebut ?
6. Apakah akibatnya dalam tubuh jika tubuh kelebihan atau kekurangan hormone
tersebut ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan anatomi dan fisologi dari pancreas
2. Menjelaskan hormone yang di hasilkan pada kelenjar pancreas
3. Menjelaskan fungsi dari hormone tersebut
4. Menjelaskan proses pembentukan hormone tersebut
5. Menjelaskan mekanisme kerja dari hormone tersebut
6. Menjelaskan akibatnya dalam tubuh jika tubuh kelebihan atau kekurangan
hormone tersebut

D. Manfaat
1. Mengetahui anatomi dan fisologi dari pancreas
2. Mengetahui hormone yang di hasilkan pada kelenjar pancreas
3. Mengetahui fungsi dari hormone tersebut
4. Mengetahui proses pembentukan hormone tersebut
5. Mengetahui mekanisme kerja dari hormone tersebut
6. Mengetahui akibatnya dalam tubuh jika tubuh kelebihan atau kekurangan
hormone tersebut
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan
beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas
abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum.
Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran
pankreas utama.Pankreas dikenal manusia sejak lama. Pankreas diidentifikasi oleh
dokter bedah Yunani Herophilus yang hidup di tahun 335-280 SM. Pankreas dapat
didefinisikan sebagai organ kelenjar yang hadir dalam endokrin dan sistem
pencernaan dari semua vertebrata. Pankreas seperti spons dengan warna
kekuningan. Bentuk pankreas menyerupai seperti ikan. Pankreas ini sekitar
panjang 15 cm dan sekitar 3,8 cm lebar. Pankreas meluas sampai ke bagian
belakang perut, di belakang daerah perut dan melekat ke bagian pertama dari usus
yang disebut duodenum. Sebagai kelenjar endokrin, menghasilkan hormon seperti
insulin, somatostatin dan glukagon dan sebagai kelenjar eksokrin yang
mensintesis dan mengeluarkan cairan pankreas yang mengandung enzim
pencernaan yang selanjutnya diteruskan ke usus kecil. Enzim-enzim pencernaan
berkontribusi pada pemecahan dari karbohidrat, lemak dan protein yang hadir di
paruh makanan yang dicerna.
1. Anatomi Pancreas
Kepala Pankreas yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga abdomen
dan didalam lekukan duodenum. 2. Badan Pankreas merupakan bagian utama
pada organ tersebut, letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra
lumbalis pertama. 3. Ekor Pankreas adalah bagian yang runcing disebelah kiri,
dan sebenarnya menyetuh limpa.
2. Jaringan Pancreas
a. Acini
Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.Asini
serosa yang berhimpitan, tersusun dalam banyak lobulus kecil. Lobuli di
kelilingi septa intra-dan interlobular, dengan pembuluh darah, duktus,
saraf, dan kadang-kadang badi 4 Panici. Di dalam massa acini serosa,
terdapat pulau langerhans yang terisolasi. Pulau ini adalah bagian endokrin
pankreas dan merupakan ciri khas pankreas.Sebuah asinos pankreas terdiri
atas sel-sel zimogen penghasil protein berbentuk pyramid mengelilingi
sebuah lumen sentral yang kecil. Duktus ekskretorius meluas ke dalam
setiap asinus dan tampak sebagai sel sentroasinar yang terpulas pucat di
dalam lumennya. Produk sekresi asini dikeluarkan melalui duktus
interrkalaris ( intralobular ) yang sempit. Duktus ini memiliki lumen kecil
dengan epitel kuboid rendah. Sel sentroasinar berlanjut sebagai epitel
duktus interkalaris. Duktus interkalaris kemudian berlanjut sebagai duktus
interlobular yang terdapat di dalam septa jaringan ikat yang terdapat
diantara lobuli. Duktus interlobular dilapisi epitel selapis kuboid yang
makin tinggi dan menjadi berlapis pada duktus yang lebih besar.
b. Pulau Langerhans
Mensekresi insulin dan glucagon langsung ke dalam darah Pankreas
manusia manusia mempunyai 1-2 juta pulau Langerhans. Masing-masing
memiliki pasokan darah yang besar; dan darah dari pulau Langerhans,
seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti darah dari organ
endokrin lain, mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi
menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan
morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A
(alfa), B (beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B
mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F
mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak
dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian
tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi oleh sel A yang membentuk
20% dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang ditemukan. Pulau-
pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal dari tonjolan
pankreas dorsal, dan pulau 5 yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan
pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di
duodenum. Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma sel.
Di dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan
dengan seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan
perbedaan ukuran agregat seng atau polimer insulin. Granula A yang
mengandung glukagon berbentuk relatif seragam dari spesies ke spesies.
Sel D juga mengandung banyak granula yang relatif homogen. Sel beta
yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon insulin yang berperan
dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi memiliki
peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan kadar gula
darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat transportasi glukosa dari
darah ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka glukosa masuk ke
dalam sel tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang ada di
permukaan sel target. Insulin juga mempercepat perubahan glukosa
menjadi glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis,
menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam
lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis protein.
Diameter ± 0,3 mm, dikelilingi oleh kapiler-kapiler kecil.

B. Pengertian Kelenjar Pankreas


sekelompok sel yang terletak pada pankreas dan yang dikenal dengan pulau –
pulau Langerhans. Jadi bukan hanya negara kita Indonesia yang tercinta ini saja
yang memiliki pulau ya sobat, namun kelenjar pankreas pun sama memiliki
beberapa pulau.

Kelenjar pankreas itu sendiri merupakan salah satu organ yang terdapat
pada sistem pencernaan pada manusia. Karena begitu besarnya manfaat kelenjar
pankreas sangat mempengaruhi kinerja sistem organ di dalam tubuh kita. Jadi,
apabila kelenjar pankreas ini mengalami gangguan maka sudah pasti berbagai
macam proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh kita juga tentunya akan
mengalami gangguan seperti halnya metabolisme protein atau pun metabolisme
lemak yang tidak bisa bekerja maksimal. Pada sadarnya komponen – komponen di
dalam tubuh bekerja sama antara satu dengan yang lainnya.

C. Struktur Kelenjar Pancreas

Adapun kelenjar pankreas memiliki pulau yang disebut dengan Langerhans yang
berupa sekelompok sel kecil yang tersebar di seluruh area pankreas yang sangat
kaya akan pembuluh darah. Nah bisa anda lihat bahwa struktur kelenjar pankreas
tersusun atas beberapa sel kecil.

D. Fungsi Kelenjar Pancreas

Kelenjar pankreas memiliki beberapa fungsi yang cukup penting dalam tubuh
manusia dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga keseimbangan metabolisme
tubuh secara keseluruhan, yakni sebagai berikut

1. Menghasilkan Getah Kelenjar Pankreas

Setelah getah kelenjar tersebut dihasilkan, kemudian dialirkan ke dalam


saluran pencernaan pada duodenum melalui doctus coledochus bersama cairan
empedu. Getah kelenjar pankreas tersebut mengandung beberapa komponen
seperti lipase, garam karbonat, dan juga tripsinogen.

2. Sebagai Kelenjar Endoktrin yang Menghasilkan Hormon Insulin dan


Glukagon

Adapun hormon manusia yang bernama hormon insulin dan glukagon tersebut
bekerja secara berlawanan untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Bila
kadar gukosa dalam darah tinggi, maka kelenjar pankreas akan mensekresikan
hormon insulin terebut yang berfungsi sebagai perangsang hati untuk
menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Namun sebaliknya
jika kadar glukosa dalam daarah menurun atau rendah, maka hormon
glukagon akan mengubah glikogen menjadi glukosa.

3. Membantu Proses Produksi Hormon

Sebagai kelenjar yang memproduksi hormon dan enzim yang berguna untuk
menghancurkan makanan yang ada dalam perut manusia.
E. Hormon yang dihasilkan oleh Pancreas

1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah

2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah

3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya


(insulin dan glukagon).

F. Hasil Sekresi

1. Hormon insulin, hormon insulin ini langsung dialirkan ke dalam darah tanpa
melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan insulin ini termasuk sel-
sel kelenjar endokrin. Kumpulan dari selsel ini berbentuk seperti pulau-pulau
yang disebut pulau langerhans.

2. Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah pankreas ini termasuk


kelenjar eksokrin. Getah pankereas ini dikirim ke dalam duodenum melalui
duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papila vateri yang terletak
pada dinding duodenum.

Pankreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya ke


vena kava inferior melalui vena pankreatika. Jaringan pankreas terdiri atas lobulus
dari sel sekretori yang tersusun mengitari saluran-saluran halus. Saluran ini mulai
dari sambungan saluran-saluran kecil dari lobulus yang terletak di dalam ekor
pankreas dan berjalan melalui badan pankreas dari kiri ke kanan. Saluran kecil ini
menerima saluran dari lobulus lain dan kemudian bersatu untuk membentuk
saluran utama yaitu duktus wirsungi.

G. Proses Pembentukan Hormon

1. Proses Pembentukan Hormon Insulin

Secara fisiologis, regulasi glukosa darah yang baik diatur insulin bersama
dengan glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Sintesis
insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin (precursor hormon insulin) pada
retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase,
preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin, yang
kemudian dihimpun dalam gelembung-gelembung dalam sel tersebut.
Proinsulin kemudian diurai kembali oleh enzim peptidase menjadi insulin dan
peptide-C yang keduanya sudah siap disekresikan secara bersamaan melalui
membran sel. Fungsi insulin sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa
yang ada dalam darah. Kadar glukosa darah yang meningkat merupakan
komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam
memproduksi insulin. Diketahui terdapat beberapa tahapan dalam proses
sekresi insulin, setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa: Tahap
pertama adalah proses glukosa melewati membran sel. Untuk dapat melewati
membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. GLUT 2 yang terdapat
dalam sel beta, diperlukan dalam proses masuknya glukosa dari dalam darah,
melewati membran. Kemudian molekul glukosa akan mengalami proses
glikolisis dan fosforilasi di dalam sel, dan kemudian membebaskan molekul
ATP. ATP tersebut akan mengaktifkan penutupan kanal K pada membran sel.
Penutupan ini berakibat terhambatnya pengeluaran ion K dari dalam sel yang
menyebabkan terjadinya tahap depolarisasi membran sel, yang diikuti
kemudian oleh tahap pembukaan kanal Ca. Keadaan inilah yang
memungkinkan masukanya ion Ca sehingga menyebabkan peningkatan kadar
ion Ca intrasel. Suasana ini dibutuhkan untuk proses sekresi insulin melalui
mekanisme yang cukup rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan.

a. Dinamika Sekresi Insulin

Dalam keadaan fisiologis, insulin disekresikan sesuai dengan kebutuhan


tubuh normal oleh sel beta dalam dua fase, sehingga sekresinya berbentuk
bifasik. Sekresi insulin normal yang bifasik ini akan terjadi setelah adanya
rangsangan seperti glukosa yang berasal dari makanan atau minuman.
Insulin yang dihasilkan ini, berfungsi mengatur regulasi glukosa darah
agar selalu dalam batas-batas fisiologis, baik saat puasa maupun saat
mendapat beban. Sekresi fase 1 (acute insulin secretion response= AIR)
adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap
sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat. Sekresi fase 1 (AIR)
mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena hal itu memang diperlukan
untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam,
segera setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat
penting bagi regulasi glukosa yang normal karena pda gilirannya
berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa darah postprandial.
Dengan demikian, kehadiran AIR yang normal diperlukan untuk
mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme glukosa secara
fisiologis, bermanfaat dalam mencegah terjadinya hiperglikemia akut
setelah makan atau lonjakan glukosa darah postprandial (postprandial
spike) dengan segala akibat yang ditimbulkannya termasuk
hiperinsulinemia kompensatif. 11 Selanjutnya, setelah sekresi fase 1
berakhir, muncul sekresi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana
sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam
waktu relatif lama. Setelah berakhirnya fase 1, tugas pengaturan glukosa
darah selanjutnya diambil alih oleh sekresi fase 2. Sekresi insulin fase 2
yang berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara
kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di
akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Jadi, terjadi semacam
mekanisme penyesuaian dari sekresi fase 2 terhadap kinerja fase 1
sebelumnya. Apabila sekresi fase 1 tidak adekuat, terjadi mekanisme
kompensasi dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada fase 2.
Peningkatan produksi insulin terebut pada hakikatnya dimaksudkan
memenuhi kebutuhan tubuh agar glukosa darah (postprandial) tetap dalam
batas normal. Dalam prospektif perjalanan penyakit, fase 2 sekresi insulin
akan banyak dipengaruhi oleh fase 1. Biasanya dengan kinerja fase 1 yang
normal, disertai pula oleh aksi insulin yang juga normal di jaringan (tanpa
resistensi insulin), sekresi fase 2 juga akan berlangsung normal. Dengan
demikian, tidak dibutuhkan tambahan sintesis maupun sekresi insulin pada
fase 2 diatas noemal untuk dapat memeprtahankan keadaan
normoglikemia. Ini adalah keadaan fisiologis yang memang ideal karena
tanpa peninggian kadar glukosa darah yang dapat memberikan dampak
glucotoxicity, juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai dampak
negatifnya.
2. Proses Pembentukan Hormon Glukagon

Glukagon disintesis di sel A pancreas melalui pemutusan pra proglukagon


( suatu peptide dengan 160 asam amino ) yang berukuran jauh lebih besar.
Seperti insulin, praproglukagon dihasilkan di reticulum endoplasma kasar dan
di ubah menjadi proglukagon sewaktu hormone tersebut masuk kedalam
lumen. Pemutusan proteolitik diberbagai tempat menghasilkan glucagon yaitu
polipeptida dengan 29 asam amino yang matang ( berat molekul 3500 ) dan
fragmen berisi glucagon yang lebih besar. Glucagon dimetabolis dengan cepat,
terutama di hati dan ginjal, dan waktu paruh plasmanya hanya sekitar 3-5
menit. Sekresi glucagon terutama diatur oleh glukosa dan insulin, dimana
keduanya menghambat pelepasan glucagon. Glukosa mungkin memiliki efek
supresif langsung pada sel A dan efek tidak langsung yang diperantarai oleh
kemampuannya merangsang pelepasan insulin. Arah aliran darah dalam
pancreas membawa insulin dari sel B dibagian tengah pulau langerhans ke sel
A yang terletak diperifer, tempat insulin menekan sekresi glucagon. Hormone
tertentu merangsang sekresi glucagon. Diantaranya adalah katekolamin
( termasuk epinefrin ), kortisol dan hormone saluran cerna ( usus ) tertentu.
Banyak asam amino juga merangsang pelepasan glucagon. Dengan demikian,
kadar glucagon yang tinggi pada keadaan puasa tidak menurun setelah kita
makan makanan tinggi protein. Pada kenyataannya, kadar glucagon mungkin
meningkat, merangsang glukoneogenesis apabila tidak terdapat glukosa dalam
makanan. jumlah relative insulin dan glucagon dalam darah setelah makan
makanan campuran bergantung pada komposisi makanan

H. Mekanisme Kerja Hormon


1. Mekanisme Kerja Hormon Insulin
Reseptor insulin merupakan bagian dari superfamili reseptor tirosin kinase
transmembran. Anggota lain superfamili reseptor ini adalah reseptor-reseptor untuk
faktor pertumbuhan menyerupai insulin 1 (IGF-1), faktor pertumbuhan epidermal
(EGF), dan faktor pertumbuhan turunan trombosit (PDGF). Reseptor insulin terdiri
dari beberapa subunit, yaitu : dua subunitalfa dan dua subunit beta, yang saling
berkaitan kovalen melalui jembatan disulfida. Subunit alfa terletak ekstraseluler dan
mempunyai tempat pengikatan insulin. Subunit beta terletak di sepanjang membran
dan mentransdusi pengikatan insulin ke subunit alfa menjadi sinyal intraseluler
melalui mekanisme berikut. Ketika insulin berikatan dengan lokasi reseptor, interaksi
ini ditransmisikan ke domain intraseluler pada subunit beta. Subunit ini melakukan
autofosforilasi yang kemudian mangaktivasi protein kinasenya sendiri, menghasilkan
kaskade reaksi fosforilasi dan defosforilasi intraseluler yang digunakan untuk
mengekspresikan kerja insulin. Kaitan antara reseptor insulin dengan kaskade
fosforilasi linnya dapat berupa suatu famili protein yang disebut substrat reseptor
insulin (insulin receptor subtrate, IRS). Dua protein IRS, yaitu IRS 1 IRS 2 bersifat
esensial untuk ekspresi kerja insulin yang komplet. Autofosforilasi reseptor insulin
menyebabkan fosforilasi tirosin pada protei IRS. Hal ini membuat protein IRS mampu
berkaitan dengan kelompok protein sinyal yang mengandung domain pensinyal dan
proses pengikatan ini akhirnya menimbulkan berbagai efek insulin pada tranpor
glukosa, sintesis glikogen, sintesis protein dan mitogenesis.
2. Mekanisme Kerja Hormon Glukagon
Glucagon berikatan berikatan dengan reseptor membrane dengan sel target dan
mengaktivasi system second messenger pada respon selular pertama kali diketahui.
Glukosa melakukan up-regulation terhadap ekpresi reseptor glucagon sementara
glucagon dan zat yang meningkatkan cAMP intraselular melakukan down-regulation
terhadap ekspresi reseptor glucagon

I. Kelebihan dan Kekurangan Hormon


Akibat Kekurangan dan Kelebihan Hormon – Hormon Pankreas :
1. Hormon insulin
Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk mengendalikan kadar
glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh
untuk mengobservasi glukosa dan lemak. Dampak kekurangan hormone insulin :
a. Mengakibatkan hiperglikemi
b. Turunnya berat badan
c. Lelah dan poliurian disertai haus
d. Lapar, kulit kering, dan lidah licin
e. Asidosis dan kecepatan bernafas bertambah

Dampak kelebihan hormon insulin :

a. Hipoglikemi
2. Hormon glukagon
14 Sel sasarannya yaitu sebagian besar sel dan berfungsi untuk mempertahankan
kadar nutrien dalam darah selama fase pasca-absortif. Dampak kekurangan hormone
glucagon :
a. Menyebabkan pengendapan protein dalam tubuh.

Dampak kelebihan hormone glucagon :


a. Menyebabkan tumor dari sel prankeas

J. Hipofungsi hormon kelenjar Pankreas


1. Diabetes Mellitus
a. Pengertian
Diabetes melitus adalah kondisi di mana terdapat tingkat kadar gula
(glukosa) yang tinggi dalam darah. Ini juga sering disebut sebagai penyakit
kencing manis. Terdapat 3 jenis diabetes: diabetes tipe 1,diabetes tipe 2,
dan diabetes gestasional. Diabetes tipe 2 adalah kondisi penyakit yang
berlangsung lama (kronis). Dalam diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dengan baik, hormon khusus yang diproduksi oleh
sel beta dalam pankreas. Insulin sangat penting karena mengontrol jumlah
gula (glukosa) yang didapat sel-sel tubuh dari darah. Orang-orang yang
menderita diabetes memiliki kadar gula yang banyak dalam darah, tetapi
tidak cukup untuk sel tubuh. Kondisi ini menyebabkan komplikasi berat
pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, sistem saraf, gusi dan gigi.
b. Manifestasi Klinis
1) Rasa lapar meningkat
2) Rasa haus meningkat

3) Buang air kecil yang sering, khususnya malam hari

4) Luka yang lambat pulih atau sering infeksi

5) Pandangan buram

6) Lelah

7) Rasa sakit atau mati rasa pada kaki dan tangan

8) Kesemutan

9) Gatal

10) Gatal pada kemaluan (wanita)

11) Disfungsi ereksi (pria)

c. Pemeriksaan penunjang
1) Tes glukosa puasa

2) Tes glukosa random

3) Tes glukosa oral

4) Tes hemoglobin A1c

d. Pengobatan

Diabetes tipe 2 adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan, namun bisa
dikontrol. Sekali Anda didiagnosis, Anda bisa mempelajari apa saja yang
harus Anda lakukan agar tetap sehat. Hanya membutuhkan beberapa
perubahan dan komitmen untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk merawat kondisi
diabetes yang Anda miliki:

1) Diet Sehat

Meskipun penderita diabetes memiliki glukosa darah yang tinggi,


bukan berarti dengan berpuasa (dengan tujuan mengurangi asupan
glukosa) akan menyelesaikan masalah. Jika Anda terdiagnosis
mengalami diabetes, Anda perlu menjalani dietsehat yang akan
membantu mengontrol tingkat glukosa Anda. Ahli diet dapat
membantu Anda dalam menyusun diet. Bila Anda ingin menjalani
puasa, Anda harus mengonsultasikan hal ini terlebih dahulu dengan
Dokter.

2) Olahraga

Anda sebaiknya melakukan olahraga secara teratur (3-4 kali seminggu


selama kurang lebih 30 menit) dan hidup dengan aktif karena dengan
bergerak dapat mengontrol tingkat gula darah. Dengan tambahan, Anda
juga harus menjaga kaki terutama bila terasa baal, kesemutan, mati
rasa, serta terdapat luka, dan periksa mata Anda secara teratur untuk
mencegah komplikasi di masa mendatang.
3) Obat Pengontrol Gula Darah dan Terapi Insulin

Dokter akan meninjau kondisi Anda dan menentukan manakah obat


atau terapi yang tepat untuk Anda. Dokter mungkin akan memberikan
satu jenis obat saja atau memberikan kombinasi obat. Konsultasikan
dengan dokter apa saja efek samping obat dan apa yang harus
dilakukan bila efek samping muncul. Salah satu efek samping obat
yang tersering adalah lemas akibat hipoglikemia (gula darah rendah).
Untuk pertolongan pertama, minumlah teh manis hangat kemudian
segera temui dokter.

K. Hiperfungsi hormon kelenjar pankreas

1. Congenital hyperinsulinism

a. Pengertian

Kongenital hiperinsulinemia merupakan suatu penyakit bawaan yang


menyebabkan produksi insulin berlebih pada seseorang. Hal tersebut
dikarenakan adanya kelainan pada sel penghasil hormon insulin pada
kelenjar pankreas atau sel beta pankreas. Pada keadaan normal sel beta
pankreas menghasilkan insulin secukupnya dan hanya dihasilkan untuk
menyeimbangkan kadar gula darah pada tingkatan normal. Akibatnya, bayi
yang mengalami hiperinsulinemia akan mengalami kadar gula darah yang
terlalu rendah. Kondisi tersebut dapat berdampak fatal karena gula darah
sangat diperlukan untuk menjaga fungsi fisiologis pada tubuh bayi.
Hiperinsulinemia pada bayi biasanya dapat dikenali melalui beberapa
gejala yang terjadi saat bayi (usia kurang dari 12 bulan) atau hingga usia di
bawah 18 bulan. Tetapi, gangguan tersebut juga dapat bersifat menetap
atau baru ditemukan pada usia anak-anak hingga dewasa, dengan kasus
yang lebih sedikit. Hal tersebut dikarenakan kongenital hiperinsulinemia
memiliki karakteristik klinis, genetik. dan perkembangan penyakit yang
bervariasi.
b. Etiologi

Kelainan genetik pada sel penghasil insulin di kelenjar pankreas diduga


merupakan penyebab utama dari kongenital hiperinsulinemia. Meskipun
demikian, sekitar 50% dari kasus tidak ditemukan adanya mutasi genetik.
Pada beberapa kasus – meskipun jarang – menunjukan bahwa gangguan
ini merupakan kondisi yang diturunkan dalam suatu keluarga, sedikitnya
terdapat sembilan gen yang diturunkan dan dapat memicu kongenital
hiperinsulinemia. Selain itu, tidak diketahui adanya faktor risiko yang
berkaitan dengan kondisi kehamilan dalam terjadinya kongenital
hiperinsulinemia

c. Tanda dan gejala

Kadar gula darah rendah terjadi jika di bawah 60 mg/dL, namun kadar
gula darah rendah akibat hiperinsulinemia diperkirakan sampai di bawah
50 mg/dL. Berdasarkan gejalanya, tanda dari kongenital hiperinsulinemia
bayi sulit dikenali karena sangat mirip dengan kondisi bayi normal pada
umumnya. Bayi dapat dicurigai mengalami kongenital hiperinsulinemia
jika ia:

1) Terlalu rewel

2) Mudah mengantuk

3) Menunjukan tanda letargi atau kehilangan kesadaran

4) Lapar terus menerus

5) Jantung berdetak cepat

Sedangkan kongenital hiperinsulinemia yang terjadi setelah memasuki

usia anak-anak memiliki gejala umum seperti hipoglikemia pada umumnya,


diantaranya.

1) Lemas
2) Mudah lelah

3) Mengalami kebingungan atau kesulitan berpikir

4) Mengalami tremor

5) Jantung berdetak cepat

d. Pengobatan

Kongenital hiperinsulinemia merupakan kelainan genetik yang langka dan


sulit untuk dikenali bahkan berpeluang terjadi dalam waktu yang lama
tanpa penanganan yang cukup. Deteksi dan penanganan sedini mungkin
diperlukan untuk mencegah adanya komplikasi jangka panjang dan
kematian. Calon orang tua juga dapat mengetahui peluang anak mereka
untuk mengalami kongenital hiperinsulinemia dengan melakukan
pemeriksaan genetik pembawa kelainan. Salah satu bentuk penanganan
yang tersedia adalah pancreatectomy atau pemotongan sebagian dari
pankreas yang terdeteksi mengalami kelainan. Setelah dilaksanakan
penanganan tersebut hipoglikemia cenderung lebih mudah terkontrol dan
terdapat peluang untuk sembuh dalam jangka waktu beberapa bulan atau
tahun kemudian. Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa juga terdapat
kemungkinan jika kondisi hipoglikemia dapat menetap bahkan setelah
pemotongan pankreas 95-98%. Selain itu, pancreatectomy juga memiliki
efek samping, yaitu peningkatan risiko munculnya penyakit diabetes
mellitus pada masa mendatang. Seseorang dengan kongenital
hiperinsulinemia juga kemungkinan membutuhkan penanganan jangka
panjang untuk mengatur kadar gula darah selalu dalam keadaan stabil.
Bantuan ahli gizi kemungkinan diperlukan untuk merencanakan pola
makan bagi penderita. Kadar gula darah perlu selalu diawasi baik oleh
penderita maupun keluarga terdekat. Mereka juga harus mengenali
tanda hipoglikemia dan hal apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekelompok sel yang terletak pada pankreas dan yang dikenal dengan
pulau – pulau Langerhans. Jadi bukan hanya negara kita Indonesia yang
tercinta ini saja yang memiliki pulau ya sobat, namun kelenjar pankreas pun
sama memiliki beberapa pulau.Kelenjar pankreas itu sendiri merupakan salah
satu organ yang terdapat pada sistem pencernaan pada manusia. Karena
begitu besarnya manfaat kelenjar pankreas sangat mempengaruhi kinerja
sistem organ di dalam tubuh kita. Jadi, apabila kelenjar pankreas ini
mengalami gangguan maka sudah pasti berbagai macam proses kimiawi yang
terjadi di dalam tubuh kita juga tentunya akan mengalami gangguan seperti
halnya metabolisme protein atau pun metabolisme lemak yang tidak bisa
bekerja maksimal. Pada sadarnya komponen – komponen di dalam tubuh
bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar pankreas :
1. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
2. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
3. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon lainnya
(insulin dan glukagon).
DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo, Hotma. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta :
EGC
Greenstein, Ben dan Diana Wood. 2010. At A Glance Sistem Endokrin. Jakarta : Erlangga

Banjarnahor,Eka (2012). SEL BETA PANKREAS SINTESIS DAN SEKRESI INSULIN.Jurnal Biomedik:
Volume 4, Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai