Anda di halaman 1dari 12

Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi

Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 1/12

1.Identitas Mata Kuliah


Nama Mata Manajemen Kebencanaan
Kuliah/Blok
Fakultas MIPA Program Studi Statistika
Kode SST-403 Bobot sks 3
Kelompok Program Studi Sifat Wajib
Pengambilan
Semester Ke 4 Ketersediaan Terbatas Program Studi
Statistika
Metode Kuliah Media Diskusi
Rumpun Mata Manajemen Kebencanaan Prasyarat Tidak ada
Kuliah/Blok
Dosen/Koordinator Achmad Fauzan Semester/Tahun Genap/ Tahun
Akademik 2018/2019

LEMBAR HASIL WAWANCARA


Nama Instansi BMKG SLEMAN
Hari/Tanggal JUMAT, 16 MARET 2019
Waktu 14.45 – 15.30 WIB
Pemateri Ibu Etik Setyaningrum, M.Si.

NAMA : SYAFIRA IRSALINA

NIM : 18611105

A. Pendahuluan
Alhamdulillah atas kehendak dan izin dari Allah SWT, saya dan teman-teman
sekelompok telah melaksanakan proses wawancara mengenai Kebencanaan untuk memenuhi
Tugas Kuliah Manajemen Kebencanaan. Dalam proses wawancara ini, saya dan teman-teman
memilih untuk melakukan wawancara di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta yang beralamat di Jalan Kabupaten No. KM 5.5, Joten,
Sendangadi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk pelaksanaan
wawancara ini dilaksanakan pada Hari Jumat, 16 Maret 2019 dari pukul 14.45 sampai pukul
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 2/12

15.30. Tujuan kami melakukan wawancara di BMKG Mlati ini adalah untuk mendapatkan
informasi mengenai keterkaitan cuaca dan iklim dengan proses kebencanaan.
Kami berangkat dari kos salah satu sekelompok kami yaitu Nanda pukul 13.20 WIB
dengan mengendarai motor secara berboncengan. Untuk kelompok saya anggota nya
berkurang satu karena Mbak Intan sudah tidak mengikuti mata kuliah Manajemen
Kebencanaan sehingga anggota kelompok kami hanya tinggal 6 angggota saja. Kami
berangkat dengan mengendarai 3 motor secara berboncengan. Saat kami berangkat sempat
terkendala dengan cuaca, akan tetapi kami tetap berangkat untuk melakukan wawancara
menuju BMKG dengan menggunakan jas hujan. Selama perjalanan, kami sangat begitu
menikmati perjalanan kami dengan melewati jalan yang masih sangat begitu asri dan indah
dengan kondisi cuaca terus memburuk hingga pada saat pukul 14.50 WIB hujan deras disertai
angin kencang pun tiba dan kami memutuskan untuk meneduh sembari menunggu hujan reda.
Dan pada pukul 14.30 hujan pun mulai sedikit reda dan kami melanjutkan perjalanan menuju
ke Kantor BMKG yang dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari tempat kami meneduh.
Kami sampai di Kantor BMKG pada pukul 14.45 WIB. Sesampainya disana, Kami
bersiap-siap untuk masuk kedalam Kantor BMKG Sleman karena selama perjalanan kami
menggunakan sandal untuk alas kaki karena hujan. Kemudian, kami langsung masuk ke
dalam Kantor BMKG dengan sebelum melakukan wawancara harus mengisi daftar kehadiran
secara online melalui komputer yang telah disediakan oleh BMKG diruang tamu Kantor.
Untung saja, kami sampai di Kantor BMKG sebelum jam kerja Kantor selesai yaitu pukul
15.00 sehingga kami diberi toleransi oleh petugas BMKG untuk tetap bisa melaksanakan
proses wawancara ini. Setelah mengisi daftar kehadiran, kemudian kami langsung
dipertemukan dengan salah satu narasumber yang akan kami wawancarai yaitu prakirawan
cuaca dan iklim yang bekerja di BMKG Sleman ini.
Untuk tempat wawancara, kami menggunakan ruang tamu dari Kantor BMKG Sleman.
Yang mana ruang tamu ini berada persis dipintu masuk Kantor BMKG Sleman.Selama proses
wawancara ini, kami mengajukan beberapa pertanyaan yang sebelumnya telah kami buat dan
persiapkan untuk ditanyakan kepada narasumber. Untuk metode pelaksanaan wawancara ini,
kami melaksanakan wawancara ini dengan metode tanya jawab yang dilakukan oleh kami
untuk ditanyakan kepada prakirawan cuaca dan iklim. Untuk mendokumentasikan proses
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 3/12

wawancara ini kami menggunakan kamera yang dipinjam dari salah satu anggota kelompok
kami. Dalam proses dokumentasi kami juga mengalami kendala pada kameranya karena
kameranya hanya bisa digunakan untuk merekam video selama 10 menit kemudian mati,
sehingga kami mendokumetasikannya secara bertahap dalam artian kami
mendokumentasikannya setiap satu pertanyaan dilakukan satu kali pengambilan video.

Sebenarnya, saya dan teman sekelompok masih mempunyai banyak pertanyaan untuk
diajukan kepada narasumber, akan tetapi karena keterbatasan waktu sehingga kami
menyampaikan beberapa pertanyaan inti mengenai bagaimana cuaca dan iklim mempengaruhi
suatu kebencanaan yang khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah
melaksanakan proses wawancara, kami memutuskan untuk melakukan foto bersama dengan
narasumber di ruang tamu Kantor BMKG Sleman.
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 4/12

Dan alhamdulillah pada saat itu hujan sudah reda dan kami memutuskan untuk
melakukan proses foto-foto didepan Kantor BMKG Sleman terkhusus didepan Tempat Radar
Cuaca yang menurut kami disitulah spot yang bagus untuk melakukan foto. Karena pada saat
itu Kantor BMKG Sleman sudah sepi dikarenakan memang jam operasionalnya di Hari Jumat
hanya sampai pukul 15.00 WIB kami memutuskan untuk foto selfie karena tidak ada yang
bisa dimintai tolong untuk memfotokan.
Setelah selesai melakukan wawancara dan foto-foto, kami memutuskan untuk pulang
kembali ke kos. Untuk perjalanan pulang kami masih menggunakan jalan seperti pada saat
berangkat menuju BMKG Sleman. Selama perjalanan, kami mendokumentasikannya dengan
menggunakan handphone. Karena perut kami kelaparan dan sudah keroncongan dari saat
meneduh karena hujan deras hingga selesai wawancara, kemudian kami mampir untuk makan
di warung Makan Citra Rasa 1 di daerah Degolan dekat dengan kos Nanda. Setelah
menghilangkah rasa lapar, kemudian saya langsung bergegas untuk pulang ke kos untuk
segera menunaikan ibadah sholat ashar sedangkan untuk teman-teman yang lain kembali
ketempat kos Nanda. Begitulah singkat cerita dalam proses perjalanan saya dan teman-teman
untuk melakukan wawancara di Kantor BMKG Sleman. Seru dan Berharga 
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 5/12

B. Isi

Pemateri : Etik Setiyaningrum,M.Si.

Jabatan : Prakirawan Iklim di Stasiun Klimatologi Mlati BMKG DIY

Profil Singkat

 Sebagai prakirawan iklim.


 Bertugas di BMKG semenjak Tahun 1998. Bertugas selama 16 Tahun di Sulawesi
Selatan. Kemudian baru pindah Tahun 2015 – sekarang di Yogyakarta (Stasiun
Klimatologi Mlati).

Definisi BMKG

 BMKG merupakan kepanjangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.


 Mempunyai Tugas Pokok :
a. Mengadakan pengamatan terhadap iklim dan cuaca
b. Memberikan informasi terkait Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Meteorologi : Cuaca, Klimatologi : Klimat atau Iklim kedepan, Geofisika : tentang
Kegempaan.
 Tugas Pokok Stasiun Klimatologi : memberikan informasi khusus mengenai iklim dan
cuaca khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
 Fungsi BMKG : memberikan pelayanan publik dan informasi terkait cuaca dan iklim.
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 6/12

Perbedaan Cuaca dan Iklim (Rentang Waktu) :

 Cuaca :
 Rentang waktu untuk cuaca hanya dalam waktu jangka pendek (minimal 3 hari –
1 minggu kedepan)
 Bersifat dinamis dalam artian mudah berubah.
 Sumbernya mengamati dinamika atmosfer dan dinamika laut. Karena dinamika
atmosfer dan dinamika laut saling berinteraksi untuk melakukan proses perubahan
cuaca.
 Alat : Radar Cuaca. Alat ini bisa digunakan untuk mendeteksi awan-awan yang
menimbulkan hujan. Contoh awan yang sering menimbulkan hujan adalah awan
Cumolonimbus.
 Alat tersebut sangat bagus untuk memprakirakan cuaca misalnya jika akan terjadi
hujan dengan curah hujan yang tinggi untuk beberapa kedepan.
 Warna yang ada di Radar Cuaca : msisalnya di Peta Sleman warna merah maka
akan berpotensi hujan lebat dengan angin kencang pada waktu tertentu. Dan akan
menjadi peringatan sebelum terjadinya cuaca hujan lebat tersebut dengan melalui
media sosial BMKG Sleman.
 Iklim :
 Keadaan cuaca dengan rentang waktu untuk ilkim berkisar pada waktu 10 hari
kedepan, 1 bulan, dan 1 periode musim (jangka panjang).
 Mengumpulkan data dilakukan dengan melakukan pengamatan cuaca setiap hari .
ada data yang dikumpulkan setiap hari menjadi dasaria, bulanan, dan tahunan.
Dari data yang waktunya panjang tersebut dapat digunakan untuk
memprediksikan iklim kedepan.
 Iklim kedepan itu sumbernya dari data-data yang telah dikumpulkan dengan
waktu yang panjang . Lebih bagus datanya berada pada rentang waktunya
minimal 10 tahun.
 Misalnya akan memberikan prakiraan curah hujan satu bulan kedepan, harus
mempunyai data minimal 10 tahun terakhir. Untuk wilayah DIY, BMKG
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 7/12

mempunyai penangkal hujan yang ada disetiap sebaran wilayah DIY minimal
perkecamatan ada, dari situ data minimal terkumpul 10 tahun. Hal tersebut yang
akan menjadi bahan baku BMKG untuk melakukan prakiraan iklim dan cuaca
untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pertanyaan :

 Apakah iklim dan cuaca mempengaruhi bencana disuatu daerah?


Jawab :
 Iklim dan cuaca mempengaruhi kebencanaan. Ada dua macam : cuaca ekstrim
dan iklim ekstrim.
 Cuaca ekstrim adalah suatu kondisi dimana kondisi cuaca tidak seperti biasanya
dan mengalami penyimpangan kondisi. Misalnya Tanggal 17 Maret 2019 terjadi
banjir didaerah Bantul dan Gunung Kidul. Kondisi seperti itu dinamakan dengan
cuaca ekstrim karena dipengaruhi oleh badai savana didaerah Selatan Perairan
DIY. Dari situlah membentuk palung atau belokan angin diatas wilayah DIY
sehingga wilayah yang dilalui oleh belokan angin tadi mengalami cuaca ekstrim.
Yang berakibat pada curah hujan yang cukup lebat dengan rentang pagi hari
hingga pagi hari selanjutnya. Menurut pengamatan prakirawan daerah Bantul
curah hujan mencapai 450 mm. Padahal untuk intensitas curah hujan 450 mm ini
dicapai dalam kurun waktu 1 bulan, akan tetapi yang di Bantul tersebut dalam
sehari mencapai angka 450 mm. Namun secara normal, untuk daerah Bantul dan
sekitarnya intensitas hujan dalam kurun waktu 1 bulan hanya mencapai 300 mm
hingga 400 mm.
Cuaca ekstrim juga biasanya terjadi disaat terjadinya peralihan musim
baik dari musim kemarau ke musim hujan maupun dari musim hujan ke musim
kemarau. Cuaca ekstrim ini dapat berupa angin kencang, curah hujan yang sangat
lebat yang berakibat terjadinya banjir dan longosr didaerah rawan bencana banjir
dan longsor tersebut.
Iklim ekstrim adalah suatu kondisi dimana kondisi iklim tidak seperti
biasanya. Contohnya adalah pada periode musim, dalam satu periode musim baik
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 8/12

itu periode musim hujan maupun periode musim kemarau ada fenomena yang
sangat mengganggu dan bersifat jangka panjang. Misalnya El Nino dan La Nina.
Peristiwa El Nino dan La Nina walaupun terjadinya di Pasifik Bagian Tengah
akan tetapi tetap mempengaruhi wilayah Indonesia.
Pada saat La Nina akan berimbas terjadi hujan didaerah Indonesia, suhu
rendah dan tekanan tinggi diwilayah Pasifik Tengah. Sedangkan untuk El Nino
mempunyai suhu yang tinggi namun dengan tekanan yang rendah sehingga massa
uap air di wilayah Indonesia akan ditarik menuju wilayah Pasifik sehingga saat El
Nino khususnya diwilayah DIY akan kurang hujan. Ketika El Nino terjadi
dimusim kemarau dengan artian tidak sama sekali ada hujan akan tetapi terjadi
hujan namun dalam dasarian (per sepuluh hari) kurang dari 50mm yang diikuti
dengan dasarian berikutnya (konstan).
El Nino bisa terjadi dimasa-masa musim kemarau dengan tidak terjadi
hujan sama sekali dengan periode 6 bulan sehingga dilapangan dapat
menimbulkan terjadinya kekeringan yang ekstrim. Contohnya di bidang pertanian,
sumber air untuk pengairan sawah tidak akan mengalir sehingga mengakibatkan
sawah-sawah tersebut menjadi muso / gagal panen atau bahkan tidak bisa
ditanami lagi. Selain dibidang pertanian juga berimbas di lingkungan keluarga
(rumah tangga) yaitu sumur akan mempengaruhi produksi air tanah yang mana
sumur ini digunakan sebagai sumber air untuk kebutuhan sehari-hari.
Didaerah Gunung Kidul yang memiliki periode musim kemarau yang lebih
panjang mengakibatkan masyarakatnya harus membeli air untuk memenuhi
kebutuhan sehari-harinya.
Jika terjadi La Nina, menyebabkan curah hujan yang sangat signifikan
baik dimusim kemarau maupun dimusim hujan. Pada Tahun 2010, wilayah DIY
hampir tidak terjadi musim kemarau artinya mengalami musim hujan sepanjang
tahun 2010 karena dalam 1 dasarian curah hujannya mencapai 50 mm. hal ini
justru menjadi suatu hal yang baik bagai para petani karena dapat melakukan
penanaman padi sepanjang tahun 2010. Di lain sisi bisa menguntungkan dan juga
merugikan. Pada musim kemarau terjadi La Nina berarti banyak hujan, hal ini
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 9/12

juga tidak menguntungkan bagi petani garam karena jika disepanjang tahun
terjadi musim hujan, maka para petani garam tidak bisa melakukan pekerjaannya
untuk membuat garam yang pada hakikatnya dalam proses ini membutuhkan sinar
matahari untuk proses pembuatannya. Banyak faktor kebencanaan yang
dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.
 Bagaimana Pemetaan Daerah Rawan Bencana di Yogyakarta?
 Di BMKG Mlati ada pemetaan yang didasarkan pada data yang telah dimiliki.

 Berdasarkan data yang dimiliki untuk wilayah DIY, awal musim kemarau dimulai
dari daerah Selatan seperti Gunung Kidul, Kulon Progo bagian Selatan kemudian
beralih kebagian Tengah pada bulan Mei hinngga kebagian Utara. Awal musim
hujan, dimulai dari daerah Utara Daerah Istimewa Yogyakarta.
 Metode Statistika yang digunakan dalam BMKG Sleman
 Untuk memprakirakan iklim, BMKG menggunakan metode statistika Regresi,
Korelasi, Santriman untuk verifikasi perkiraan musim dan iklim, dan juga Data
Rcmdr dari Pusat.
 Untuk mengumpulkan data curah hujan menggunakan alat penangkar curah hujan
observatif. Alat ini masih manual, dengan bekerjasama dengan Dinas Pertanian
maupun dengan Pemerintah Daerah setempat.
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 10/12

Proses kerja pengumpulan data :


1. Meletakkan alat disekitar tempat pemerintahan, misalnya bekerja sama
dengan Dinas Pertanian maka alat tersebut diletakkan didepan Kantor Dinas
Pertanian.
2. Melakukan proses pengamatan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian.
Proses penamatan dilakukan setiap jam 7 pagi dengan menggunakan gelas
ukur setiap ada hujan. Lalu dicatat waktu pengamatannya yang mana
pengukuran tersebut merupakan akumulasi dari curah hujan selama 24 jam
sebelumnya.
3. Para Pengamat mengumpulkan data melalui proses collecting data di Grup
Whatssapp dengan waktu 1 dasarian sehingga selama 1 bulan terdapat 3
dasarian. Untuk waktu dasarian 1 dimulai pada tanggal 1-10, dasarian 2
tanggal 11-20 dan dasarian 3 mulai tanggal 21-akhir bulan.
4. Melakukan quality control data yang bersifat manual dengan cara melakukan
proses pengecekan data yang telah diterima. Misalnya dalam 2 wilayah yang
berdekatan dengan 1 alat penangkar hujan, yang memiliki topografi wilayah
yang tidak berbeda jauh, akan tetapi curah hujan dalam 1 hari memiliki
perbedaan yang sangat tinggi sehingga ada salah satu data yang tidak benar
atau di manipulasi oleh pengamat.
5. Melakukan entry data kedalam aplikasi khusus yaitu aplikasi Data Iklim.
Dengan meng-input data setiap dasarian. Kemudian keluaran data bisa dalam
waktu 5 hari, 10 hari untuk langsung diolah. Input data secara harian keluaran
datanya bisa bulanan, tahunan, harian, dasarian atau juga dapat digunakan
untuk pengolahan lebih lanjut.

BMKG Mlati mempunyai alat penangkar hujan tersebut sebanyak 115 alat
yang tersebar di 115 titik diseluruh wilayah DIY yang minimal setiap kecamatan
terdapat alat penangkar hujan. Untuk pengumpulan data pengamatan curah hujan
yang dilakukan setiap hari, akan dikumpulkan kepada BMKG setiap dasarian (10
hari) .
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 11/12

 Kendala Pengumpulan Data Dalam BMKG


 Pengamat tidak mempunyai visi dan misi yang sama, dalam pengumpulan data
yang dilakukan oleh pengamat untuk dilaporkan kepada BMKG kurang tepat
waktu walaupun ada beberapa para pengamat yang dapat mengumpulkan datanya
tepat waktu dan ada juga yang pengumpulannya tidak sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan.
 Proses Quality Control data yang mendapati ada beberapa data yang dimanipulasi
oleh pengamat, sehingga memperlambat proses prakiraan cuaca dan iklim.
Walaupun ada data otomatis (Automatic Weather System) tapi data tersebut tidak
dapat mewakili seluruh daerah yang ada di DIY.
 Keterbatasan alat dalam proses prakiraan cuaca dan iklim. Disamping itu juga
karena adanya faktor Human Error. Dalam proses observasi data harus dilakukan
dengan tepat karena data tersebut sangat penting dalam proses prakiraan cuaca
dan iklim. Apabila porses observasi tersebut dilakukan dengan banyak kesalahan
seperti manipulasi data maka ketika proses pengolahan data, proses prakiraan, dan
keluarannya akan menjadi sampah dan tidak ada gunanya lagi.
 Program Mitigasi Bencana oleh BMKG
 Setiap desiminasi (yaitu suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target
agar mereka memperoleh informasi yang akan menimbulkan kesadaran, menerina
dan pada akhirnya akan memanfaatkan informasi tersebut) dilakukan dengan cara
edukasi misalnya mengenai bagaimana cuaca ekstrim, iklim ekstrim.
 Program tahunan yang dilakukan oleh BMKG adalah Sekolah Lapang Nelayan
(SLN). Pada program tahunan ini BMKG mengundang para nelayan dan Badan
Penyulluh Perikanan dengan memberikan proses edukasi mengenai cuaca dan
iklim yang sangat berpengaruh dalam proses kerja nelayan.
 Program tahunan kedua BMKG adalah Sekolah Lapang Iklim (SLI). Untuk
program Sekolah Lapang Iklim ditujukan kepada Petani dan Penyuluh Pertanian .
Pada program ini, BMKG akan memberikan proses edukasi mengenai cuaca dan
iklim yang berpengaruh dalam proses pertanian. Seperti ketepatan dalam proses
penanaman padi dengan cuaca yang sesuai dengan kebutuhan.
Program Studi Lembar Hasil Wawancara di Instansi
Statistika Versi/Revisi 1/0 Halaman 12/12

 Program baru yang akan dilakukan oleh BMKG.


 BMKG “Goes To School” adalah suatu program yang dilakukan oleh BMKG
untuk melakukan sosialisasi mengenai informasi cuaca dan iklim berupa dampak,
pengaruh iklim dan cuaca terhadap kebencanaan kepada para siswa mulai dari
tingkat Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi yang bertujuan untuk lebih
mengakrabkan antara BMKG dengan masyarakat.
 Harapan BMKG untuk Masyarakat
 Masyarakat semakin ‘aware’ terhadap informasi cuaca dan iklim karena cuaca
dan iklim tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari.
C. Penutup

Banyak kesan yang saya dapat setelah melakukan proses wawancara ini, ada hal positif
dan juga ada hal negatif. Untuk hal positif yang saya dapatkan adalaha pertama, mendapat
banyak pembelajaran dan informasi baru berkaitan dengan pengaruh cuaca dan iklim terhadap
kebencanaan. Selain mendapatkan informasi, saya juga mendapat pengalaman bagaimana
bekerja dengan tim yang baik, manajemen waktu selama proses wawancara, dan mendapatkan
pengalaman bagaimana proses kerja BMKG secara nyata dilapangan dalam memprakirakan
cuaca dan iklim khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain hal positif saya juga
mendapatkan hal negatif selama proses wawancara seperti ada beberapa anggota kelompok yang
kurang tepat waktu ketika kami kumpul untuk melaksanakan proses wawancara yang
seharusnya bisa berangkat pukul 13.15 WIB akan tetapi molor hingga 10 menit dan juga
narasumber begitu kurang memahami maksud dan tujuan kami untuk melakukan wawancara
sehingga sebelum melaksanakan proses wawancara kami menjelaskan kembali apa yang menjadi
maksud dan tujuan kami untuk melakukan wawancara.

Untuk saran dari saya kedepannya, untuk semua anggota kelompok diharapkan untuk
bisa tepat waktu atau on time dalam setiap proses yang akan dilakukan secara tim. Kemudian
sebelum melaksanakan proses wawancara, sebaiknya kami harus melakukan persiapan yang
lebih matang seperti mengetahui jam operasional dari BMKG itu sendiri dan melakukan
komunikasi yang lebih kepada narasumber agar tidak terjadi kurang pemahaman terkait dengan
makdus dan tujuan kami melakukan wawancara.

Anda mungkin juga menyukai