Anda di halaman 1dari 13

NAMA: MUHAMMAD ARDAN ADILFI

NIM: 201110002709
KELAS: MA

UJIAN AKHIR SEMESTER


MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN
TAHUN 2021/2022
1. Berdasarkan Suplemen Materi Kaizen, buat essay tentang Kaizen dan tambahan
referensi artikel dalam pembahasan penerapan kaizen pada perusahaan!
Jawab:
KAIZEN

Kata "Kaizen" adalah ekstrak dari kata Jepang di mana "kai" berarti "perubahan" dan
"zen" berarti "lebih baik". Dengan kata lain, itu adalah sistem perbaikan terus-menerus dalam
beberapa aspek seperti teknologi, kualitas, proses, keselamatan, budaya perusahaan dan
kepemimpinan. Setelah Perang Dunia 11, sebagian besar industri di Jepang hancur sehingga
mereka membutuhkan rencana untuk membangun kembali negara mereka. Rencana yang
berhasil mencapai tujuan tersebut dikenal dengan Kaizen.

Menurut literatur masa lalu, kami merangkum metodologi Kaizen sebagai: 1. yang
melibatkan semua karyawan perusahaan; 2. menyempurnakan metode atau proses kerja; 3.
perbaikan bersifat kecil dan bertahap dan 4. menggunakan tim sebagai kendaraan untuk
mencapai perubahan bertahap ini.

Ketika kita menghubungkannya dengan tempat kerja, Kaizen disebut sebagai perbaikan
terus-menerus yang melibatkan manajer dan pekerja, pelanggan dan pemasok di mana itu
melibatkan peningkatan produktivitas, lingkaran kontrol kualitas, nol cacat, dll. [9]. Strategi
Kaizen tidak diragukan lagi merupakan kekuatan pendorong bagi manajer Jepang dan penting
untuk kesuksesan mereka. Sejak sukses memimpin Jepang, filosofi Kaizen telah diterapkan di
organisasi di seluruh dunia. Dengan penggunaan Kaizen, ini meningkatkan nilai produksi,
moral dan keselamatan karyawan.

Asal usul Kaizen dapat ditelusuri ke kualitas Guru Dr. W Edwards Deming tetapi
Masaki Imai adalah orang yang mempopulerkan konsep Kaizen dan membuat revolusi di
seluruh dunia. Imai pernah berkata, 90% dari semua masalah perusahaan dapat diselesaikan
dengan menggunakan konsep perbaikan terus-menerus dan akal sehat.

Kaizen, sebuah konsep Jepang, perbaikan terus-menerus, telah berhasil diterapkan di


banyak perusahaan di Jepang atau bahkan di luar Jepang. Salah satu implementasi yang sudah
dikenal adalah sistem Toyota Production. Bahkan di dunia dengan sumber daya yang terbatas,
bagaimanapun, sebuah organisasi harus memperhatikan apa yang ditekankan Goldman:
"Selalu ada cara yang lebih baik, dan tidak pernah ada cara yang terbaik”. Oleh karena itu,
untuk mengimplementasikan konsep Kaizen ke dalam suatu organisasi, akan menimbulkan
banyak masalah dan isu sebelum berhasil.

Metode utama yang digunakan oleh banyak organisasi untuk mencapai hasil kerja di
awal abad ke-20 adalah manajemen ilmiah Taylor (1911). Ini terutama berkonsentrasi pada
konten pekerjaan khusus, standarisasi pekerjaan, dan klasifikasi pekerjaan. Kehadiran
kelompok kerja independen dalam organisasi berbenturan dengan standarisasi konten pekerja,
sering mengakibatkan konflik manajemen-pekerja yang dianggap mengarah pada efisiensi
yang rendah. Tujuan untuk peristiwa kaizen biasanya berasal dari kekurangan yang
diidentifikasi dalam setidaknya satu prinsip lean dan menghasilkan perakitan dan penyebaran
tim kaizen yang berfokus pada mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan dalam proses
kerja, desain pekerjaan, atau peralatan tertentu. Dalam konteks ini, pemborosan berarti kegiatan
yang menghabiskan sumber daya tetapi keluar tanpa nilai.

Selain itu, tantangan terbesar dalam pelaksanaan kegiatan Kaizen adalah transfer
konsep kaizen ke pabrik-pabrik di luar negeri. Misalnya, sebuah organisasi Jepang mentransfer
kegiatan Kaizen ke pabrik Jepang di Thailand untuk mengadakan acara Kaizen kami. Karena
mayoritas pekerja pabrik adalah orang Thailand, sulit untuk menerapkan konsep Kaizen kepada
mereka.

Untuk memperkenalkan kegiatan kaizen ke Thailand, Managing Director Jepang


mencoba memodifikasi konsep Kaizen agar sesuai dengan budaya Thailand, dan
menyelenggarakan kampanye kesadaran proaktif. Pertama, dia membuat acara untuk
berkomunikasi dengan karyawan Thailand. Melalui acara ini, ia mendorong seluruh karyawan
untuk mengambil bagian dalam kegiatan kelompok kecil. Selain itu, ia sering memuji operator
untuk semua aktivitas kaizen mereka. Dia ingin membuat karyawannya merasa kegiatan
Kaizen menyenangkan. Akibatnya, kegiatan kaizen tidak “dipaksa” pada karyawan, tetapi telah
menyebar “dengan riang” ke seluruh pabrik

Kaizen dapat diterapkan dalam perspektif yang luas, seperti berbagai industri produksi,
pusat kesehatan, pemerintah dan sebagainya. Terutama, ini adalah alat lean yang digunakan
untuk perbaikan terus-menerus dalam proses. Saat ini, ada banyak kasus sukses yang
menggunakan Kaizen di seluruh dunia. Berasal dari Sistem Produksi Toyota, produksi ramping
adalah hasil pengembangan selama beberapa dekade oleh pabrikan otomotif, yang
menghasilkan peningkatan produktivitas, kualitas, dan keselamatan (Ohno 1988).

Secara keseluruhan, kita dapat mengamati bahwa ada dua komponen utama yang
membangun 'Kaizen', yaitu perbaikan/perubahan ke arah yang lebih baik dan kegiatan yang
berkesinambungan. Tanpa salah satu komponen tersebut, tidak dikenal sebagai
'Kaizen'. Misalnya, seorang pengusaha menjalankan bisnisnya seperti biasa tanpa ada
perubahan untuk menghindari risiko mengandung komponen kontinuitas. Sebaliknya, jika
pengusaha memperluas bisnisnya untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam waktu
tertentu; itu hanya berisi komponen perbaikan tanpa kontinuitas. Oleh karena itu, komponen-
komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dengan cara apa pun. Kaizensists mengatakan
bahwa kualitas adalah suatu sistem atau sarana untuk menghasilkan barang secara ekonomis
untuk jasa, yang memenuhi kebutuhan pelanggan.
2. Buat Essay tentang Production Planning and Inventory Control (PPIC) dan bagaimana
penerapan PPIC dari referensi artikel (cantumkan sumbernya)!
Jawab:
Production Planning and Inventory Control (PPIC)
PPIC adalah sebuah praktik pada proses perencanaan dan pengendalian stok persediaan
bahan baku untuk kemudian diproduksi menjadi barang jadi. Biasanya, PPIC menjadi sebuah
departemen atau divisi dalam perusahaan manufaktur. Departemen tersebut bertugas
merencanakan dan mengendalikan rangkaian proses produksi agar berjalan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan.
Proses ini sendiri memerlukan biaya yang cukup besar. Biaya penyimpanan tahunan
umumnya berkisar antara 20-40%, baik untuk skala perusahaan besar maupun UMKM. Untuk
itu, dibutuhkan manajemen pengadaan dan penyimpanan yang baik agar biaya yang
dikeluarkan tetap stabil.
Staf PPIC harus menyediakan barang siap jual dengan tepat waktu dan harus sesuai dengan
permintaan dari tim pemasaran. Karena barang tersebut akan disalurkan oleh tim pemasaran
kepada konsumen. Jadi, barang yang diserahkan kepada mereka harus tepat dan akurat.
Kemudian, meninjau perkiraan pemasaran. Di sini mereka akan mendapatkan data forecast dari
tim marketing yang nantinya akan mereka tinjau. Dari data tersebut, staf PPIC dapat
merencanakan proses produksi yang hendak dilakukan. Sehingga, barang yang sudah
diproduksi memiliki kualitas dan kuantitas yang baik.
Selain itu, Karyawan PPIC juga bertanggung jawab untuk menghitung berbagai keperluan
produksi. Semua kebutuhan mulai dari proses produksi hingga bahan jadi, harus
diperhitungkan dengan baik oleh karyawan PPIC. Mereka harus bisa memastikan bahwa
material yang dibutuhkan untuk keperluan produksi terpenuhi.
PPIC sangat penting bagi kelancaran proses produksi. Karena tanpa perencanaan dan
pengendalian yang layak, pengiriman produk ke konsumen dapat tertunda. Hal ini dapat
membuat konsumen tidak puas. Beberapa manfaat adanya PPIC diantaranya stok bahan baku
yang dibutuhkan perusahaan akan selalu memadai, tidak berlebihan dan tidak kurang, proses
produksi berjalan tepat waktu dan sesuai dengan jadwal permintaan konsumen, mesin dan
peralatan produksi dapat digunakan secara optimal, memudahkan pekerjaan
departemen marketing, procurement, dan keuangan melalui perencanaan produksi yang
sistematis, tingkat persediaan yang sesuai permintaan, dan laporan inventaris yang akurat serta
mengoptimalkan manajemen persediaan dan mencegah pemborosan akibat pembelian
inventaris yang berlebihan.
Judul : Rancang Bangun Sistem Production Planning and Inventory Control (PPIC)
untuk Menentukan Estimated Time Depature (ETD) Pada PT Balagi Rattan
Cirebon
Penulis : Dian Novianti, Maksudi, Sari Inten
Sumber : https://e-journal.umc.ac.id/index.php/INT/article/view/1765/1187
Pembahasan : PPIC (Production Planning and Inventory Control) adalah serangkaian
aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan ketepatan dalam pelaksaan
proses produksi dalam merencanakan dan mengontrol persediaan bahan baku.
PT Balagi Rattan Cirebon mempunyai beberapa buyer yang aktif maupun
yang masih potensial. Untuk menjaga kualitas produksinya, PPIC
memberikan waktu tenggang pengerjaan (Lead Time) proses produksi antara
60 – 90 hari. Batas waktu tersebut ditentukan dengan memeriksa terlebih
dahulu persediaan stok bahan baku di gudang sesuai dengan data yang harus
tersedia.
Namun dalam pelaksaan produksi, terdapat beberapa masalah yang
sangat beresiko yang berkaitan dengan finansial maupun produksi. Dalam
merencanakan pengadaan bahan baku, petugas PPIC masih menggunakan
perkiraan/intuisi tanpa didukung oleh data yang nyata dan akurat. Sehingga
hal tersebut mengakibatkan persediaan barang mengalami kekurangan dan
kelebihan bahan baku.
Sistem yang dibuat adalah sistem pengolahan data yang berkaitan
dengan PPIC dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP, antar muka
sistem dikembangkan dari CSS, HTML dan MySQL sebagai databasenya.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan
studi literatur, sedangkan metode yang digunakan adalah waterfall dan
menggunakan DFD (Data Flow Diagram) untuk merancang sistemnya.
Sistem ini dapat menyajikan data PPIC lengkap seperti data buyer, data
barang, data bahan baku, serta laporan stok bahan baku. Hasil pembuatan
sistem ini, dapat mempermudah pegawai dalam mengatasi masalah
pengolahan data yang bersifat manual, mempermudah pengolahan data
menjadi database sehingga lebih efisien dalam menyampaikan informasi yang
dibutuhkan untuk pegawai.
Kesimpulan : Adapun kesimpulan yang dapat di ambil oleh adalah
1) Sistem PPIC (Production Planning and Inventory Control) di PT Balagi
Rattan Cirebon yang telah dibuat dapat mengatasi beberapa masalah, yaitu
mencatat data buyer, barang, material, supplier, dan bahan baku,
mengelola data seperti : nama buyer, asal negara buyer, nama barang,
nama material, nama supplier, alamat supplier, tipe bahan baku, dan nama
bahan baku yang sangat dibutuhkan untuk menghasilkan PO (Purchase
Order), ETD (Estimated Time Departure), DO (Delivery Order), PO BB
(PO Bahan Baku), dan SJM (Surat Jalan Masuk) serta menghasilkan
laporan berupa laporan PO, laporan ETD, laporan DO, laporan PO BB,
laporan buyer, laporan barang, laporan supplier, laporan SJM, dan laporan
stok bahan baku yang dapat diakses oleh tiap user yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan.
2) Mempermudah pengawasan pemakaian bahan baku di PT Balagi Rattan
Cirebon dengan adanya pencatatan jumlah masuk dan jumlah keluar.
3) Mempermudah petugas ppic dalam menentukan tenggang waktu/lead time
ETD dari setiap PO yang diterima agar meminimalisir terjadinya delay
pengiriman.
4) Dengan diterapkannya sistem ini, maka pembuatan laporan dapat
dilakukan pada hari itu juga sehingga efektifitas kerja lebih optimal.

3. Lakukan analisis identifikasi akar masalah dan buat penyelesaiannya dari jenis
perusahaan yang sudah anda tentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Perusahaan: PT Benih Citra Asia Jember, Jawa Timur
a) Identifikasi permalasahan selama 30 hari kerja dengan kondisi setiap hari produksi
minimal 300 unit! (Gunakan tabel 1 3MU-Check-sheet)!
Jawab:
b) Tabulasi frekuensi kejadian pemborosan dari MUDA yang terdiri dari 7 jenis
pemborosan (Defects, Over Processing, Waiting, Moving, Inventory,
Transportation) selama 30 hari kerja dengan minimal 300 unit sesuai point a!
Jawab:
 Waiting
Pemborosan jenis waiting sangat sering terjadi selama processing benih
mentimun Labana F1. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa aktivitas manual
dan semi otomatis selama processing dan dapat dilihat pada salah satu tool yang
terpilih yaitu process activity mapping. Waiting merupakan jenis pemborosan
yang disebabkan karena ketidakaktifan dari pekerja, informasi, dan atau
material/produk dalam waktu yang relatif panjang, sehingga mengakibatkan
terganggunya aliran serta lead time produksi (Taylor dan David, 2001).

 Unncessary Inventory
Kelebihan persediaan bahan baku dapat menyebabkan kerusakan bahan baku,
memerlukan tempat yang luas, dan tenaga kerja lebih, sehingga dapat
meningkatkan biaya produksi (Iqbal dan krisni, 2004). Pemborosan unnecessary
inventory terjadi ketika terjadi overproduction yang diakibatkan pada jumlah
kedatangan yang cukup besar pada waktu tertentu. Kedatangan material yang
cukup besar juga akan berdampak pada penyimpanan yang tidak perlu. Lead
time kedatangan benih setiap 3 hari sekali, yang kemudian akan disimpan di
bulky 1 untuk dilakukan uji KA, DB dan F1 selama 12 hari. Hal tersebut akan
mengakibatkan penyimpanan tidak perlu karena waktu uji yang memakan
waktu selama 12 hari tetapi waktu kedatangan bahan baku selama 12 hari sudah
terjadi selama 4 kali.

 Defects
Pada processing benih mentimun Labana F1, produk dapat dikatakan cacat
ketika produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan spesifikasi yang diinginkan oleh pelanggan.
Kecacatan dapat berupa kesalahan yang terlalu sering dalam kertas kerja,
kualitas produk yang buruk, atau performansi pengiriman yang buruk (Hartini
dkk, 2009).
Terdapat beberapa cacat yang terjadi selama processing benih mentimun
Labana F1 yaitu:
a. Cacat karena persentase dari kadar air benih melebihi standar (10%) yang
disebabkan karena proses pelapisan dan pengeringan kurang sesuai yang
disebabkan karena tenaga kerja kurang sesuai saat melakukan processing,
sehingga perlu dilakukan proses pengeringan ulang untuk menurunkan
kadar air tersebut. Hal ini biasanya sudah diantisipasi dengan inspeksi pada
benih sebelum dikeluarkan dari stasiun pengeringan. Produk yang
dinyatakan cacat atau mutunya tidak sesuai akan diproses ulang agar mutu
benih tersebut bisa sesuai dengan standar dan keinginan konsumen.

 Over Processing
Adalah jenis pemborosan yang terjadi ketika proses yang dilakukan tidak
sesuai, sehingga menyebabkan pengerjaan ulang (Taylor dan David, 2001).
Over processing dapat terjadi ketika:
a. Pengulangan proses cleaning akibat output yang dikeluarkan masih kurang
sesuai dengan standar mutu benih. Hal tersebut diakibatkan oleh pengaturan
kecepatan mesin yang kurang tepat.
b. Pada proses dressing proses yang tidak sesuai biasanya terjadi akibat
pelapisan yang kurang sempurna yang disebabkan oleh kesalahan dalam
mengoperasikan mesin dan penerapan prosedur yang kurang tepat.
c. Pada pengeringan biasanya diakibatkan oleh kadar air benih yang masih
tinggi (tidak sesuai dengan standar), sehingga harus dilakukan proses
pengeringan ulang. Hal tersebut juga dipicu oleh proses pelapisan yang kurang
tepat.
 Over Production
PT BCA merupakan perusahaan yang memiliki sistem produksi make to order.
Penggunaan sistem make to order tidak membuat perusahaan terhindar dari
pemborosan overproduction (produksi berlebih). Overproduction terjadi karena
memproduksi lebih dari kebutuhan pelanggan atau memproduksi lebih cepat
dari waktu kebutuhan pelanggan (Gaspersz, 2007). Salah satu penyebab
terjadinya produksi berlebih dikarenakan bahan baku yang masuk ke
perusahaan tidak menentu dan dapat berjumlah sangat besar pada waktu
tertentu. Hal ini dikarenakan supplier dari perusahaan adalah petani mitra yang
merupakan bagian dari divisi produksi. Setiap tahun divisi produksi akan
memperoleh target dengan nilai tertentu dari pihak direktur untuk memproduksi
benih (produksi di lahan). Sistem target tersebut membuat kedatangan benih
tidak menentu setiap kali masuk ke perusahaan. Jika benih yang masuk dalam
jumlah besar dan dinyatakan lolos uji, maka seluruh benih tersebut akan
dilakukan proses oleh tim processing, sehingga mengharuskan tenaga kerja
untuk lembur pada 88 waktu tertentu untuk memproses benih tersebut. Hal ini
dikarenakan perusahaan memiliki kebijakan akan memproses semua benih yang
sudah dinyatakan lolos uji sampai pada penyimpanan di bulky 2.
 Moving
 Transportation
Aktivitas transportasi yang banyak dan/atau sering dilakukan dapat
menyebabkan angkutan yang tidak efisien (Liker dan David, 2006).
Transportasi berlebih disebabkan oleh adanya area yang kurang terjangkau
(tempat pengambilan air), alat transportasi (trolly dan hand pallet) yang minim,
dan tata letak perusahaan kurang baik. Hal tersebut akan mengakibatkan
banyaknya aktivitas yang tidak efektif dan efisien, saling menunggu dalam
menggunakan alat transportasi, banyaknya tenaga kerja yang berlalu-lalang
yang akan mengganggu proses yang sedang berlangsung dan mengakibatkan
penurunan kecepatan kerja pada tenaga kerja. Penurunan kecepatan kerja akan
membuat tenaga kerja bekerja lebih lama pada suatu pekerjaan tertentu,
sehingga tidak dapat menyelesaikan pekerjaan yang lain.
c) Berdasarkan point d, maka buatlah alternatif penyelesaian yang mungkin dari
ketujuh masalah tersebut!
Jawab:
 Waiting
Rekomendasi yang dapat diberikan pada pemborosan waiting adalah sebagai
berikut:
a) Salah satu cara untuk menghindari waktu menunggu kedatangan benih dari
bulky 1 diharapkan terdapat tenaga kerja khusus bagian bulky 1 yang dapat
saling berkomunikasi dengan manager plant yang bertugas memberikan
perintah proses dan pengemasan setiap hari. Penambahan tenaga kerja untuk
bulky 1 dapat dilakukan dengan memindahkan 1 tenaga kerja dari divisi lain
yaitu dari bagian penerimaan bahan baku. Hal tersebut dilakukan agar ketika
benih akan diproses menuju stasiun cleaning tidak perlu mencari-cari lagi.
Identitas benih juga sebaiknya diberikan pada setiap rak agar mempermudah
tenaga kerja dalam melakukan pencarian benih. Penambahan tenaga kerja
perlu 94 dilakukan agar waktu menunggu dapat berkurang (Sugiarto dkk,
2007).
b) Mesin jahit dan timbangan diharapkan dapat ditambah lagi. Setiap stasiun
seharusnya memiliki minimal lebih dari 1 timbangan dan mesin jahit agar
tenaga kerja tidak kesulitan harus mengambil mesin jahit dan timbangan
ketika akan digunakan.
 Unncessary Inventory
Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu dengan melakukan penjadwalan
processing lebih baik lagi agar tidak menimbulkan pemborosan unnecessary
inventory pada waktu benih yang diproses dalam jumlah besar. Penjadwalan
proses yang lebih baik akan berdampak pada pengurangan waktu lembur.
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), keuntungan dilakukan penjadwalan 96
adalah mengurangi persediaan, mempercepat input keseluruhan produk,
memperbaiki mutu komponen, dan mengurangi waktu lembur.
 Defects
Rekomendasi yang dapat diberikan pada pemborosan defect antara lain sebagai
berikut:
a) Memberikan pelatihan kepada tenaga kerja agar lebih mengetahui standar
yang ditetapkan oleh perusahaan dan spesifikasi yang diinginkan oleh
pelanggan. Perusahaan akan mengeluarkan biaya dengan jumlah tertentu
untuk pelatihan. Tetapi dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan dapat
mengurangi rework (kerja ulang) akibat output tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
b) Rekomendasi yang dapat diberikan untuk kemasan rusak dari supplier
adalah memberikan peringatan kepada supplier kemasan untuk melakukan
pengecekan terhadap kemasan sebelum dikirim agar tidak ada pihak yang
dirugikan dan meminta ganti rugi bila kemasan rusak sering terjadi.
Kemasan rusak yang disebabkan proses seal sebaiknya diatasi dengan cara
memberi peringatan kepada tenaga kerja untuk selalu berhati-hati dalam
bekerja agar proses yang dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
c) Tenaga kerja pengemasan khususnya bagian penimbangan (memasukkan ke
kemasan primer) harus lebih fokus lagi agar tidak terjadi kesalahan
penimbangan yang menyebabkan complain dari pelanggan.
 Over Processing
Rekomendasi yang dapat diberikan terhadap pemborosan innapropriate
processing adalah dengan memberikan pelatihan mengenai processing kepada
tenaga kerja. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja lebih mengerti dan memahami
dalam melakukan processing dan dapat menghindari proses maupun aktivitas
yang tidak sesuai lagi. Pelatihan tersebut secara tidak langsung akan
mengurangi proses yang tidak sesuai selama processing benih mentimun
Labana F1 berlangsung. Pelatihan tenaga kerja dapat menciptakan tenaga ahli
yang terampil, produktif, dan kemampuan kerja yang lebih baik (Suparmoko
dan Bawana, 2007).
 Over Production
Rekomendasi yang dapat diberikan agar tidak terjadi overproduction adalah
melakukan penjadwalan proses lebih baik lagi, sehingga waktu lembur dapat
dikurangi. Keuntungan dari penjadwalan adalah mengurangi persediaan,
mempercepat input keseluruhan produk, memperbaiki mutu komponen, dan
mengurangi adanya waktu lembur (Prasetya dan Lukiastuti, 2009).
 Moving
 Transportation
Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengurangi transportasi yang tejadi
adalah dengan menambah trolly dan hand pallet pada setiap stasiun, sehingga
tidak perlu menunggu alat-alat trasnportasi tersebut karena digunakan secara
bergantian. Pemberian sarana kran air didekat mesin dressing juga perlu
dilakukan untuk mengurangi transportasi yang semakin banyak karena tempat
kran air yang jauh (tidak terjangkau) dari stasiun dressing serta melakukan
perbaikan tata letak.

Anda mungkin juga menyukai