ABSTRAK
Penjaminan kualitas mutu produk merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah – masalah seperti adanya
kecacatan produk pada produksinya, yaitu dengan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri. Metode
kaizen dan 5s merupakan merupakan salah satu metode yang dikenal di seluruh penjuru dunia sebgai metode
terbaik dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan karena penggunaan biaya terendah. PT Tirta Investama
Klaten merupakan salah satu perusahaan manufaktur dibawah naungan Danone yang bergerak di biddang
manufaktur minuman berupa Aqua. Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan yang sedang
berupaya menerapkan budaya 5R dalam perusahaannya. Namun, dalam penerapannya terdapat berbagai
tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka
dilakukan penelitian pengendalian kualitas dengan prinsip Kaizen dan metode 5S. penelitian ini dilakukan dengan
melakukan observasi dan penilaian Checlist Audit 5S terhadap objek penelitian yaitu pada area produksi gallon
perusahaan. Metode dipilih dikarenakan metode tersebut sudah sering digunakan oleh peneliti sebelumnya
sehingga cocok digunakan pada topik ini. Dari hasil tersebut kemudian dijabarkan satu per satu permasalah
secara detail pada setiap aspek 5S. setelah detail permasalahan dijabarkan maka selanjutnya diakukan analisis
perbaikan dengan memberikan usulan perbaikan berdasarkan prinsip Kaizen yaitu Continuous Improvement.
Selain itu rekomendasi lain yang diberikan yaitu usulan rancangan perbaikan layout area produksi baru yang
lebih memperhitungkan aspek K3 (Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan) dan sesuai dengan konsep 5S.
Kata Kunci : Kaizen, 5s, Sistem Manajemen mutu, Checklist Audit 5s, Layout Perbaikan
ABSTRACT
Quality assurance is one way to address problems such as product defects in production by improving the
company's productivity itself. The kaizen and 5S methods are known worldwide as the best methods for improving
company performance due to their low-cost implementation. PT Tirta Investama Klaten is one of the
manufacturing companies under the Danone umbrella that specializes in beverage manufacturing, specifically
Aqua. This company is also striving to implement the 5S culture within its organization. However, there are
various challenges that the company must face in implementing this culture. To solve these problems, a quality
control study was conducted using the principles of Kaizen and the 5S method. The study involved observing and
assessing the 5S Audit Checklist in the research object, which is the gallon production area of the company. This
method was chosen because it has been frequently used by previous researchers and is suitable for this topic.
From the results, each problem related to the 5S aspects was detailed and analyzed. After detailing the problems,
improvement analysis was conducted by proposing improvement suggestions based on the Kaizen principle of
Continuous Improvement. Additionally, another recommendation is to propose a new production area layout
design that considers Occupational Health and Safety (K3) aspects and aligns with the 5S concept.
Keywords : Kaizen, 5S, Quality Management System, 5S Audit Checklist, Layout Improvement.
*Penulis Korespondensi.
E-mail: atokmaster128@gmail.com
1. Pendahuluan pekerja karena tidak sesuai dengan standarisasi yang
Dunia industri memegang peran penting ada. Dengan adanya hal tersebut, pekerja lebih
perekomonian indonesia serta juga dalam upaya mudah memahami tugas mereka serta apa saja yang
pembangunan indoensia. Dalam dunia harus dilakukan pada tempat kerjanya seperti
perindustrian, kualitas atau mutu produk dan penggunaan APD, jobdesc, serta lingkungan kerja
produktivitas merupakan keberhasilan jangka yang baik.
panjang bagi berbagai sistem produksi. Keduanya Dalam perancangan tata letak, metode yang
merupakan kriteria kinerja perusahaan yang sangat paling baik digunakan untuk mengatasi ini adalah
baik bagi perusahaan yang berorientasi pada menggunakan konsep 5S yang terdiri atas aspek
keuntungan. Pada setiap perusahaan, pengingkatan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Prinsip ini
dan pengendalian kualitas memerlukan komitmen berasal dari Jepang dan telah banyak dipergunakan
untuk perbaikany ang melibatkan antara faktor pada banyak perusahaan besar di seluruh dunia.
manusia (motivasi) dan faktor mesin (teknologi). Dalam beberapa tahun terakhir, teknik 5S adalah
Pengendalian mutu terpadu (Total Quality Control) teknik yang paling banyak digunakkan oleh
sebagai pendekatan manajemen modern, adalah perusahanb Jepang untuk meningkatkan
suatu pendekatan dalam menjalankan suatu usaha produktivitas pekerja (manusia) yang diperkenalkan
untuk memaksimumkan daya saing perusahaan oleh Takashi Osada pada tahun 1980. Teknik 5S
melalui perbaikan secara terus menerus (continous adalah model yang telah terbukti mengatur dan juga
improvement) atas produk atau bahan baku menjaga operasi produksi sedangkan Teknik Kaizen
Dlam perusahaan manufaktur, pasti muncul telah dikenal di seluruh dunia sebagai metode
masalah – masalah mengenai adanuya kecacatan terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan
produk pada produksinya. Untuk mengatasi hal karena penggunaan biaya paling rendah.
tersebut perlu adanya penanggulangan atau upaya PT Tirta Investama Klaten merupakan salah
mengurangi jumlah produk cacat tersebut. satu perusahaan manufaktur dibawah naungan
Pengurangan jumlah produk cacat dapat dilakukan Danone yang bergerak di biddang manufaktur
dengan pengendalian kualitas mutu produk dalam minuman berupa Aqua. Perusahaan ini juga
peningkatan produktivitas karena dalam penjaminan merupakan salah satu perusahaan yang sedang
kualitas menjadi faktor dasar untuk meningkatkan berupaya menerapkan budaya 5R dalam
kepuasan pelanggan dan klien. Pengendalian perusahaannya. Menjadi perusahaan penyedia air
kualitas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan, minum terbesar tentu merupakan tantangan besar
terutama perusahaan manufaktur dimana berfungsi bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat
supaya perusahaan dapat mempertahankan pangsa memenuhi demand pasar yang tersebar diseluruh
pasar atau bahkan dapat meningkatkannya sehingga Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya kesiapan
pendapatan perusahaan meningkat. Salah satu dari pihak perusahaan terutama pada departemen
caranya adalah menignkatkan kualitas proses produksinya. Dalam hal ini, kesehatan dan
produksi serta melakukan perbaikan terus menerus kenyamanan pekerja produksi menjadi hal yang
dan analisis dalam merumuskan penyebab kecacatan sangat penting, dimana mereka perlu diberikan
produk. Dengan demikian, perusahaan dapat tempat kerja yang nyaman. Antara lain adalah
menanggulangi dan mengurangi jumlah produk penyusunan layout kerja atau zoning area yang baik.
cacat yang dapat meminimalkan kerugian Salah satu metode yang baik dalam penyusunan
perusahaan. layout kerja atau zoning yang baik adalah dengan
Perancangan Tata Letak atau Layout Kerja menggunakan metode 5S
merupakan salah satu cara perusahaan untuk Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan
meningkatkan dan melakukan pengendalian diatas dan juga yang sedang dihadapi oleh
kualitas. Perusahaan mendesain suatu rancangan perusahaan PT Tirta Investama, serta berdasarkan
kayout kerja sebagaimana mestinya supaya para output penerapan kaizen dan beberapa riset
pekerja dapat merasa nyaman dan meningkatkan terdahulu mengenai Usulan Perbaikan berdasarkan
kemauan untuk bekerja, Selain itu dengan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
perancangan tersebut juga dapat mengurangi untuk Area Produksi Gallon pada PT Tirta
terjadinya kesalahan yang dibuat oleh manusia atau Investama (Studi Kasus: Departemen HOD) sebagai
human error. Hal tersebut berdampak baik dimana upaya untuk pengendalian kualitas pada perusahaan
perusahaan tidak perlu menambah biaya akibat manufaktur..
terjadinya produk cacat yang diakibatkan oleh .
2. Tinjauan Pustaka dengan tiga kegiatan ini: standardisasi, 5R, dan
Konsep Kaizen penghapusan pemborosan. Kaizen adalah kata
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang untuk "perubahan bagus" (Kai = berubah,
Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan Zen = bagus) (Paramita, 2012).
secara terus-menerus (continuous improvement) Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya
(Ariani, 2004). Kaizen pada setiap perusahaan, baik dengan secara terus menerus tetap sadar dan
perusahaan manufaktur atau bukan, harus dimulai membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, maka
dimungkinkan untuk menghasilkan barang dan jasa PDCA (Plan, Do, Check dan Act) ini pertama kali
yang mutunya otentik sehingga memuaskan diperkenalkan oleh seorang ahli manajemen kualitas
pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dari Amerika Serikat yang bernama Dr. William
dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan Edwards Deming., dengan penjelasan sebagai
terus menerus dari masing-masing dan semua berikut (Fatkhurrohman & Subawa, 2016) ::
karyawan dalam organisasi. (Maarof & Mahmud, a. PLAN (merencanakan),
2015) Tahap PLAN merupakan tahap dalam
Konsep 5S menetapkan target yang ingin dicapai dalam
5S adalah akronim dari Seiri, Seiton, Seiso, peningkatan proses atau masalah yang akan
Seiketsu, Shitsuke atau jika dalam bahasa Indonesia dipecahkan. Tahap ini juga menentukan metode
disebut sebagai 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, yang akan digunakan untuk mencapai target atau
dan Rajin), dengan pengertian sebagai berikut sasaran yang telah ditetapkan tersebut
(Purohit & Shantha, 2015) : b. DO (melaksanakan)
a. Seiri (Ringkas) Tahap DO merupakan tahap pelaksanaan serta
Arti ringkas disini adala manajemen melakukan penerapan semua yang telah direncanakan pada
perbaikan lingkungan kerja dengan membedakan tahap PLAN termasuk menjalankan proses,
mana peralatan yang tidak diperlukan dan memproduksi serta melakukan pengumpulan data
diperlukan diarea kerja, sehingga tempat kerja yang nantinya akan digunakan untuk tahap CHECK
nampak lebih ringkas dengan peralatan-peralatan DAN ACT
yang diperlukan saja. c. Check (memeriksa)
b. Seiton (Rapi) Tahap CHECK merupakan tahap pemeriksaan
Seiton maksudnya adalah meletakkan segala dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil
sesuatu pada tempatnya, sehingga ketika pekerja dari penerapan di tahap DO. Melakukan
ingin memakai alat tersebut maka dapat dengan perbandingan antara hasil aktual yang telah dicapai
mudah menemukannya. Dengan adanya konsep dengan Target yang ditetapkan dan juga ketepatan
seiton ini maka waste dapat terminimalisir, karena jadwal yang telah ditentukan.
tidak memerlukan waktu lebih untuk mencari d. ACT (menindak)
peralatan yang dibutuhkan. Tahap ACT merupakan tahap untuk mengambil
c. Seiso (Resik) tindakan yang seperlunya terhadap hasil-hasil dari
Artinya bahwa manajemen menjaga kualitas tahap CHECK. Terdapat 2 jenis Tindakan yang
mesin yang digunakan. Setelah mesin digunakan harus dilakukan berdasarkan hasil yang dicapainya,
maka akan langsung dibersihkan, sehingga umur antara lain :
mesin akan lebih panjang lagi. Bukan hanya mesin a. Tindakan Perbaikan (Corrective Action) yang
saja yang dijaga kebersihannya, namun juga berupa solusi terhadap masalah yang dihadapi
lingkungan kerja sekitar sehingga kenyamanan dalam pencapaian Target, Tindakan Perbaikan
bekerja dapat terpenuhi dengan sangat baik. ini perlu diambil jika hasilnya tidak mencapai
d. Seiketsu (Rawat) apa yang telah ditargetkan.
Konsep ini merupakan tindak lanjut dari seiso, b. Tindakan Standarisasi (Standardization
dimana kebersihan diri pribadi pekerja Action) yaitu tindakan untuk men-standarisasi-
ditingkatkan secara terus-menerus. Seiketsu kan cara ataupun praktek terbaik yang telah
berhubungan dengan masing – masing individu dilakukan, Tindakan Standarisasi ini dilakukan
yang bertujuan supaya mereka dapat menerapkan jika hasilnya mencapai Target yang telah
secara kontinyu ketiga prinsip sebelumnya serta ditetapkan.
membuat lingkungan selalu terjaga secara terus - Segmentasi Konsep Kaizen
menerus Kaizen dibagi menjadi 3 segmen,
e. Shitsuke (Rajin) tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan,
Metode shitsuke berfokus pada kinerja pegawai yaitu (Ekawati, 2015) :
agar timbul disiplin didalam diri dan a. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen,
membiasakan diri pegawai untuk menerapkan 5S memusatkan perhatiannya pada masalah
tadi melalui norma kerja dan standarisasi. logistik dan strategis yang terpenting dan
Shitsuke juga akan mengajarkan kepada pegawai memberikan momentum untuk mengejar
untuk bertanggungjawab pada tugasnya masing- kemajuan dan moral.
masing dan menjauhkan kebiasaan buruk dari diri b. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok,
mereka. dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
PDCA kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela
PDCA merupakan kepanjangan dari PLAN, menggunakan alat statistik untuk memecahkan
DO, CHECK dan ACT yaitu siklus peningkatan masalah, menganalisa, melaksanakan dan
proses (Process Improvement) yang menetapkan standar/prosedur baru.
berkesinambungan atau secara terus menerus seperti c. KAIZEN yang berorientasi pada Individu,
lingkaran yang tidak ada akhirnya. Konsep siklus dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana
seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak manajer mereka untuk memastikan kesuksesan
mau bekerja keras. Kaizen. Namun, perusahaan yang ingin
Tantangan dalam Implementasi Kaizen memperkenalkan Kaizen dalam organisasi
dan 5S mereka juga harus mengambil tindakan
- Meskipun banyak organisasi memahami pencegahan ekstra sebelum memulai Kaizen
perlunya menerapkan Kaizen di tempat kerja mereka. Ini karena perusahaan cenderung
mereka, tidak semua perusahaan berhasil mengembangkan jalur strategis yang tidak
dengan penerapannya. Alasannya adalah memiliki pemahaman yang baik antara
karena mengelola kegiatan Kaizen bukanlah manajemen atas dan karyawan di tingkat
tugas yang mudah. Sebuah studi yang bawah. (Imai, 1986)
dilakukan oleh Garcia-Sabater et al (2011) - Di antara tantangan lain yang dihadapi oleh
telah mengidentifikasi tantangan untuk Kaizen manajemen operasi dalam
seperti resistensi terhadap perubahan terutama mengimplementasikan Kaizen dalam
di kalangan pekerja dewasa, dan kebingungan organisasi mereka adalah mengelola perbaikan
pada konsep perbaikan berkelanjutan. (Pullin, berkelanjutan itu sendiri. Selain itu, kurangnya
2005) sumber daya untuk menjalankan kegiatan,
- Beberapa organisasi telah gagal memotivasi kurang fokus karena tekanan bisnis dan
karyawan mereka untuk berpartisipasi dalam kurangnya pemahaman tentang perlunya
kegiatan Kaizen karena tidak adanya perubahan juga merupakan tantangan bagi
kompensasi atau hadiah, kurangnya pelatihan implementasi Kaizen. Manajer misalnya, tidak
yang tepat untuk karyawan dan penundaan tahu apa yang harus dilakukan untuk
lama dalam mendapatkan saran diproses. mengubah budaya mereka atau bagaimana
Manajemen puncak harus mengembangkan menghadapi sifat Kaizen yang menantang dan
sistem penghargaan yang akan mengenali menuntut dan gagal meyakinkan karyawan
upaya yang dilakukan oleh karyawan dan lantai toko bahwa mereka perlu berubah. (Rich
& Bateman, 2003)