Anda di halaman 1dari 10

Usulan Perbaikan berdasarkan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)

untuk Area Produksi Gallon pada


PT Tirta Investama (Studi Kasus: Departemen HOD)
Muhammad Fitrah Athaillah1, Nia Budi Puspitasari2
Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239

ABSTRAK

Penjaminan kualitas mutu produk merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah – masalah seperti adanya
kecacatan produk pada produksinya, yaitu dengan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri. Metode
kaizen dan 5s merupakan merupakan salah satu metode yang dikenal di seluruh penjuru dunia sebgai metode
terbaik dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan karena penggunaan biaya terendah. PT Tirta Investama
Klaten merupakan salah satu perusahaan manufaktur dibawah naungan Danone yang bergerak di biddang
manufaktur minuman berupa Aqua. Perusahaan ini juga merupakan salah satu perusahaan yang sedang
berupaya menerapkan budaya 5R dalam perusahaannya. Namun, dalam penerapannya terdapat berbagai
tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan tersebut. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka
dilakukan penelitian pengendalian kualitas dengan prinsip Kaizen dan metode 5S. penelitian ini dilakukan dengan
melakukan observasi dan penilaian Checlist Audit 5S terhadap objek penelitian yaitu pada area produksi gallon
perusahaan. Metode dipilih dikarenakan metode tersebut sudah sering digunakan oleh peneliti sebelumnya
sehingga cocok digunakan pada topik ini. Dari hasil tersebut kemudian dijabarkan satu per satu permasalah
secara detail pada setiap aspek 5S. setelah detail permasalahan dijabarkan maka selanjutnya diakukan analisis
perbaikan dengan memberikan usulan perbaikan berdasarkan prinsip Kaizen yaitu Continuous Improvement.
Selain itu rekomendasi lain yang diberikan yaitu usulan rancangan perbaikan layout area produksi baru yang
lebih memperhitungkan aspek K3 (Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan) dan sesuai dengan konsep 5S.

Kata Kunci : Kaizen, 5s, Sistem Manajemen mutu, Checklist Audit 5s, Layout Perbaikan

ABSTRACT

Quality assurance is one way to address problems such as product defects in production by improving the
company's productivity itself. The kaizen and 5S methods are known worldwide as the best methods for improving
company performance due to their low-cost implementation. PT Tirta Investama Klaten is one of the
manufacturing companies under the Danone umbrella that specializes in beverage manufacturing, specifically
Aqua. This company is also striving to implement the 5S culture within its organization. However, there are
various challenges that the company must face in implementing this culture. To solve these problems, a quality
control study was conducted using the principles of Kaizen and the 5S method. The study involved observing and
assessing the 5S Audit Checklist in the research object, which is the gallon production area of the company. This
method was chosen because it has been frequently used by previous researchers and is suitable for this topic.
From the results, each problem related to the 5S aspects was detailed and analyzed. After detailing the problems,
improvement analysis was conducted by proposing improvement suggestions based on the Kaizen principle of
Continuous Improvement. Additionally, another recommendation is to propose a new production area layout
design that considers Occupational Health and Safety (K3) aspects and aligns with the 5S concept.

Keywords : Kaizen, 5S, Quality Management System, 5S Audit Checklist, Layout Improvement.

*Penulis Korespondensi.
E-mail: atokmaster128@gmail.com
1. Pendahuluan pekerja karena tidak sesuai dengan standarisasi yang
Dunia industri memegang peran penting ada. Dengan adanya hal tersebut, pekerja lebih
perekomonian indonesia serta juga dalam upaya mudah memahami tugas mereka serta apa saja yang
pembangunan indoensia. Dalam dunia harus dilakukan pada tempat kerjanya seperti
perindustrian, kualitas atau mutu produk dan penggunaan APD, jobdesc, serta lingkungan kerja
produktivitas merupakan keberhasilan jangka yang baik.
panjang bagi berbagai sistem produksi. Keduanya Dalam perancangan tata letak, metode yang
merupakan kriteria kinerja perusahaan yang sangat paling baik digunakan untuk mengatasi ini adalah
baik bagi perusahaan yang berorientasi pada menggunakan konsep 5S yang terdiri atas aspek
keuntungan. Pada setiap perusahaan, pengingkatan Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Prinsip ini
dan pengendalian kualitas memerlukan komitmen berasal dari Jepang dan telah banyak dipergunakan
untuk perbaikany ang melibatkan antara faktor pada banyak perusahaan besar di seluruh dunia.
manusia (motivasi) dan faktor mesin (teknologi). Dalam beberapa tahun terakhir, teknik 5S adalah
Pengendalian mutu terpadu (Total Quality Control) teknik yang paling banyak digunakkan oleh
sebagai pendekatan manajemen modern, adalah perusahanb Jepang untuk meningkatkan
suatu pendekatan dalam menjalankan suatu usaha produktivitas pekerja (manusia) yang diperkenalkan
untuk memaksimumkan daya saing perusahaan oleh Takashi Osada pada tahun 1980. Teknik 5S
melalui perbaikan secara terus menerus (continous adalah model yang telah terbukti mengatur dan juga
improvement) atas produk atau bahan baku menjaga operasi produksi sedangkan Teknik Kaizen
Dlam perusahaan manufaktur, pasti muncul telah dikenal di seluruh dunia sebagai metode
masalah – masalah mengenai adanuya kecacatan terbaik untuk meningkatkan kinerja perusahaan
produk pada produksinya. Untuk mengatasi hal karena penggunaan biaya paling rendah.
tersebut perlu adanya penanggulangan atau upaya PT Tirta Investama Klaten merupakan salah
mengurangi jumlah produk cacat tersebut. satu perusahaan manufaktur dibawah naungan
Pengurangan jumlah produk cacat dapat dilakukan Danone yang bergerak di biddang manufaktur
dengan pengendalian kualitas mutu produk dalam minuman berupa Aqua. Perusahaan ini juga
peningkatan produktivitas karena dalam penjaminan merupakan salah satu perusahaan yang sedang
kualitas menjadi faktor dasar untuk meningkatkan berupaya menerapkan budaya 5R dalam
kepuasan pelanggan dan klien. Pengendalian perusahaannya. Menjadi perusahaan penyedia air
kualitas sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan, minum terbesar tentu merupakan tantangan besar
terutama perusahaan manufaktur dimana berfungsi bagi perusahaan. Perusahaan dituntut untuk dapat
supaya perusahaan dapat mempertahankan pangsa memenuhi demand pasar yang tersebar diseluruh
pasar atau bahkan dapat meningkatkannya sehingga Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya kesiapan
pendapatan perusahaan meningkat. Salah satu dari pihak perusahaan terutama pada departemen
caranya adalah menignkatkan kualitas proses produksinya. Dalam hal ini, kesehatan dan
produksi serta melakukan perbaikan terus menerus kenyamanan pekerja produksi menjadi hal yang
dan analisis dalam merumuskan penyebab kecacatan sangat penting, dimana mereka perlu diberikan
produk. Dengan demikian, perusahaan dapat tempat kerja yang nyaman. Antara lain adalah
menanggulangi dan mengurangi jumlah produk penyusunan layout kerja atau zoning area yang baik.
cacat yang dapat meminimalkan kerugian Salah satu metode yang baik dalam penyusunan
perusahaan. layout kerja atau zoning yang baik adalah dengan
Perancangan Tata Letak atau Layout Kerja menggunakan metode 5S
merupakan salah satu cara perusahaan untuk Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan
meningkatkan dan melakukan pengendalian diatas dan juga yang sedang dihadapi oleh
kualitas. Perusahaan mendesain suatu rancangan perusahaan PT Tirta Investama, serta berdasarkan
kayout kerja sebagaimana mestinya supaya para output penerapan kaizen dan beberapa riset
pekerja dapat merasa nyaman dan meningkatkan terdahulu mengenai Usulan Perbaikan berdasarkan
kemauan untuk bekerja, Selain itu dengan Metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
perancangan tersebut juga dapat mengurangi untuk Area Produksi Gallon pada PT Tirta
terjadinya kesalahan yang dibuat oleh manusia atau Investama (Studi Kasus: Departemen HOD) sebagai
human error. Hal tersebut berdampak baik dimana upaya untuk pengendalian kualitas pada perusahaan
perusahaan tidak perlu menambah biaya akibat manufaktur..
terjadinya produk cacat yang diakibatkan oleh .
2. Tinjauan Pustaka dengan tiga kegiatan ini: standardisasi, 5R, dan
 Konsep Kaizen penghapusan pemborosan. Kaizen adalah kata
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang untuk "perubahan bagus" (Kai = berubah,
Jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan Zen = bagus) (Paramita, 2012).
secara terus-menerus (continuous improvement) Kaizen mengatakan kepada kita bahwa hanya
(Ariani, 2004). Kaizen pada setiap perusahaan, baik dengan secara terus menerus tetap sadar dan
perusahaan manufaktur atau bukan, harus dimulai membuat beratus-ratus ribu peningkatan kecil, maka
dimungkinkan untuk menghasilkan barang dan jasa PDCA (Plan, Do, Check dan Act) ini pertama kali
yang mutunya otentik sehingga memuaskan diperkenalkan oleh seorang ahli manajemen kualitas
pelanggan. Cara paling mudah mencapainya adalah dari Amerika Serikat yang bernama Dr. William
dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan Edwards Deming., dengan penjelasan sebagai
terus menerus dari masing-masing dan semua berikut (Fatkhurrohman & Subawa, 2016) ::
karyawan dalam organisasi. (Maarof & Mahmud, a. PLAN (merencanakan),
2015) Tahap PLAN merupakan tahap dalam
 Konsep 5S menetapkan target yang ingin dicapai dalam
5S adalah akronim dari Seiri, Seiton, Seiso, peningkatan proses atau masalah yang akan
Seiketsu, Shitsuke atau jika dalam bahasa Indonesia dipecahkan. Tahap ini juga menentukan metode
disebut sebagai 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, yang akan digunakan untuk mencapai target atau
dan Rajin), dengan pengertian sebagai berikut sasaran yang telah ditetapkan tersebut
(Purohit & Shantha, 2015) : b. DO (melaksanakan)
a. Seiri (Ringkas) Tahap DO merupakan tahap pelaksanaan serta
Arti ringkas disini adala manajemen melakukan penerapan semua yang telah direncanakan pada
perbaikan lingkungan kerja dengan membedakan tahap PLAN termasuk menjalankan proses,
mana peralatan yang tidak diperlukan dan memproduksi serta melakukan pengumpulan data
diperlukan diarea kerja, sehingga tempat kerja yang nantinya akan digunakan untuk tahap CHECK
nampak lebih ringkas dengan peralatan-peralatan DAN ACT
yang diperlukan saja. c. Check (memeriksa)
b. Seiton (Rapi) Tahap CHECK merupakan tahap pemeriksaan
Seiton maksudnya adalah meletakkan segala dan peninjauan ulang serta mempelajari hasil-hasil
sesuatu pada tempatnya, sehingga ketika pekerja dari penerapan di tahap DO. Melakukan
ingin memakai alat tersebut maka dapat dengan perbandingan antara hasil aktual yang telah dicapai
mudah menemukannya. Dengan adanya konsep dengan Target yang ditetapkan dan juga ketepatan
seiton ini maka waste dapat terminimalisir, karena jadwal yang telah ditentukan.
tidak memerlukan waktu lebih untuk mencari d. ACT (menindak)
peralatan yang dibutuhkan. Tahap ACT merupakan tahap untuk mengambil
c. Seiso (Resik) tindakan yang seperlunya terhadap hasil-hasil dari
Artinya bahwa manajemen menjaga kualitas tahap CHECK. Terdapat 2 jenis Tindakan yang
mesin yang digunakan. Setelah mesin digunakan harus dilakukan berdasarkan hasil yang dicapainya,
maka akan langsung dibersihkan, sehingga umur antara lain :
mesin akan lebih panjang lagi. Bukan hanya mesin a. Tindakan Perbaikan (Corrective Action) yang
saja yang dijaga kebersihannya, namun juga berupa solusi terhadap masalah yang dihadapi
lingkungan kerja sekitar sehingga kenyamanan dalam pencapaian Target, Tindakan Perbaikan
bekerja dapat terpenuhi dengan sangat baik. ini perlu diambil jika hasilnya tidak mencapai
d. Seiketsu (Rawat) apa yang telah ditargetkan.
Konsep ini merupakan tindak lanjut dari seiso, b. Tindakan Standarisasi (Standardization
dimana kebersihan diri pribadi pekerja Action) yaitu tindakan untuk men-standarisasi-
ditingkatkan secara terus-menerus. Seiketsu kan cara ataupun praktek terbaik yang telah
berhubungan dengan masing – masing individu dilakukan, Tindakan Standarisasi ini dilakukan
yang bertujuan supaya mereka dapat menerapkan jika hasilnya mencapai Target yang telah
secara kontinyu ketiga prinsip sebelumnya serta ditetapkan.
membuat lingkungan selalu terjaga secara terus -  Segmentasi Konsep Kaizen
menerus Kaizen dibagi menjadi 3 segmen,
e. Shitsuke (Rajin) tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan,
Metode shitsuke berfokus pada kinerja pegawai yaitu (Ekawati, 2015) :
agar timbul disiplin didalam diri dan a. KAIZEN yang berorientasi pada Manajemen,
membiasakan diri pegawai untuk menerapkan 5S memusatkan perhatiannya pada masalah
tadi melalui norma kerja dan standarisasi. logistik dan strategis yang terpenting dan
Shitsuke juga akan mengajarkan kepada pegawai memberikan momentum untuk mengejar
untuk bertanggungjawab pada tugasnya masing- kemajuan dan moral.
masing dan menjauhkan kebiasaan buruk dari diri b. KAIZEN yang berorientasi pada Kelompok,
mereka. dilaksanakan oleh gugus kendali mutu,
 PDCA kelompok Jinshu Kansi/manajemen sukarela
PDCA merupakan kepanjangan dari PLAN, menggunakan alat statistik untuk memecahkan
DO, CHECK dan ACT yaitu siklus peningkatan masalah, menganalisa, melaksanakan dan
proses (Process Improvement) yang menetapkan standar/prosedur baru.
berkesinambungan atau secara terus menerus seperti c. KAIZEN yang berorientasi pada Individu,
lingkaran yang tidak ada akhirnya. Konsep siklus dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana
seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak manajer mereka untuk memastikan kesuksesan
mau bekerja keras. Kaizen. Namun, perusahaan yang ingin
 Tantangan dalam Implementasi Kaizen memperkenalkan Kaizen dalam organisasi
dan 5S mereka juga harus mengambil tindakan
- Meskipun banyak organisasi memahami pencegahan ekstra sebelum memulai Kaizen
perlunya menerapkan Kaizen di tempat kerja mereka. Ini karena perusahaan cenderung
mereka, tidak semua perusahaan berhasil mengembangkan jalur strategis yang tidak
dengan penerapannya. Alasannya adalah memiliki pemahaman yang baik antara
karena mengelola kegiatan Kaizen bukanlah manajemen atas dan karyawan di tingkat
tugas yang mudah. Sebuah studi yang bawah. (Imai, 1986)
dilakukan oleh Garcia-Sabater et al (2011) - Di antara tantangan lain yang dihadapi oleh
telah mengidentifikasi tantangan untuk Kaizen manajemen operasi dalam
seperti resistensi terhadap perubahan terutama mengimplementasikan Kaizen dalam
di kalangan pekerja dewasa, dan kebingungan organisasi mereka adalah mengelola perbaikan
pada konsep perbaikan berkelanjutan. (Pullin, berkelanjutan itu sendiri. Selain itu, kurangnya
2005) sumber daya untuk menjalankan kegiatan,
- Beberapa organisasi telah gagal memotivasi kurang fokus karena tekanan bisnis dan
karyawan mereka untuk berpartisipasi dalam kurangnya pemahaman tentang perlunya
kegiatan Kaizen karena tidak adanya perubahan juga merupakan tantangan bagi
kompensasi atau hadiah, kurangnya pelatihan implementasi Kaizen. Manajer misalnya, tidak
yang tepat untuk karyawan dan penundaan tahu apa yang harus dilakukan untuk
lama dalam mendapatkan saran diproses. mengubah budaya mereka atau bagaimana
Manajemen puncak harus mengembangkan menghadapi sifat Kaizen yang menantang dan
sistem penghargaan yang akan mengenali menuntut dan gagal meyakinkan karyawan
upaya yang dilakukan oleh karyawan dan lantai toko bahwa mereka perlu berubah. (Rich
& Bateman, 2003)

3. Metode Penelitian Kemudian dilakukan pengumpulan data yang terdiri


Penelitian dilakukan di PT Tirta Investama dari wawancara dan melakukan audit 5s berdasarkan
bagian departemen HOD gallon yang terletak di observasi yang sudah dilakukan. Setelah dilakukan
Klaten, Jawa Tengah yang berfokus pada zoning audit dan wawancara, dilakukan pengolahan data
area pada produksi gallon. Waktu penelitian ini berupa perhitungan skor yang didapat dari audit 5s.
dilaksanakan dari tanggal 12 Januari 2022 sampai Skor yang sudah ditemukan kemudian dianalisis dan
dengan 17 Februari 2022. Penelitian dilakukan diberi saran perbaikan berdasarkan prinsip dan
dengan meggunakan metode deskriptif dan metode 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk Tahap terakhir, yaitu peneliti menyimpulkan
menganalisis dan memberikan usulan perbaikan penelitian yang telah dilakukan dengan menjawab
berdasarkan hasil observasi dan penilaian yang tujuan penelitian. Peneliti juga memberikan saran
diperokeh. Teknik pengumpulan data yang untuk penelitian sejenis yang akan dilakukan di
digunakan, yaitu dengan melakukan wawancara, masa yang akan datang
observasi, studi pustaka, hingga perhitungan hasil
observasi, serta hal – hal lain yang berkaitan dengan 4. Hasil dan Analisis
topik yang diangkat 4.1 Pengamatan Checklist Audit 5s
Penelitian diawali dengan melakukan studi Pengumpulan data dilakukan dengan
lapangan dan studi pustaka pada PT Tirta Investama melakukan checklist audit 5s yang mana datanya
untuk menentukan masalah apa yang sedang terjadi akan divalidasi oleh supervisor untuk pertanggung
pada perusahaan serta melakukan wawancara terkait jawaban. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29
permasalahan tersebut, sedangkan studi pustaka Maret 2022. Hasil pengamatan berupa tabel
yaitu mempelajari buku dan jurnal terkait topik yang rekapituliasi tersebut tertera pada tabel berikut ini
diangkat dan sesuai kondisi lapangan. Selanjutkan, Tabel 1 Rekapitulasi Skor Audit 5s area produksi
hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan gallon PT Tirta Investama
lalu diidentifikasi dan dirumuskan masalahnya Maksimal
No Aspek Skor
dengan bantuan penelitian pendahulu yang telah Skor
dilakukan untuk mengetahui tema masalah yang 1 STEP 1: Seiri, Ringkas 18 28
muncul di lokasi penelitian, serta mengetahui sebab 2 STEP 2: Seiton, Rapi 18 28
dan solusinya. 3 STEP 3: Seiso, Resik 25 36
Setelah merumuskan masalah,, peneliti 4 STEP 4: Seiketsu, Rawat 24 36
menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam 5 STEP 5: Shitsuke, Rajin 20 28
penelitian ini berupa pemecahan masalah. Total skor 105 156
*) Hasil lengkap audit 5s sebelum Dari berbagai permasalahan yang ditemukan di
perbaikan terlampir dalam PT Tirta Investama tersebut, kami
Berdasarkan hasil skoring, jumlah skor yang memberikan beberapa usulan perbaikan agar dapat
didapat pada area produksi PT Tirta Investama meminimalisir permasalahan tersebut sehingga
adalah sebesar 105 dari total skor yaitu 156. Skor dapat diterapkannya konsep kaizen dan 5s pada
tersebut dapat dikatakan baik dikarenakan perusahaan tersebut.
perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan  Aspek Seiri
nasional yang cukup diakui di Indonesia. Namun, Langkah awal yang dilakukan berdasarkan
ada beberapa aspek yang memiliki skor rendah metode 5S yaitu Seiri. Tahap ini berupa
dikarenakan oleh beberapa factor baik dari pengelompokan barang-barang, peralatan,
perusahaan maupun dari pekerjanya. Salah satu komponen, dan perlengkapan area produksi
masalah yang ada yaitu visual dari standarisasi dan berdasarkan temmpatnya masing- masing. Hal ini
zoning area yang masih kurang terlihat oleh berarti membedakan antara barang yang dibutuhkan
karyawan. Hal tersebut dapat berakibat pada jumlah dan barang yang tidak dibutuhkan. Berdasarkan
produksi yang kurang maksimal serta dapat tabel 5.1 diketahui bahwa PT Tirta Investama masih
berdampak buruk pada kesehatan karyawan. belum memiliki standar pengelompokan barang
4.2 Usulan perbaikan penerapan yang dibutuhkan atau kurang dibutuhkan pada area
Lingkungan kerja PT Tirta Investama atau kita storage gallon kosong. Berdasarkan prinsip
kenal merupakan perusahaan pemroduksi AQUA Seiri/Ringkas permasalahan ini akan mengakibatkan
merupakan perusahaan besar yang dalam penumpukan barang yang bisa jadi tidak diperlukan.
penerapannya sudah menerapkan peraturan dan Akibatnya area storage terlihat berantakan dimana
standarisasi serta SOP yang harus dipenuhi oleh terdapat barang- barang yang tidak seharusnya ada
pabrik. Berdasarkan hasil checklist audit 5s yang pada zoning tersebut. Terdapat tiga kategori
sudah dilakukan, perusahaan sudah mencapai skor pengelompokan barang yaitu kategori barang tidak
yang lumayan baik dimana mereka sebenernya dibutuhkan, kategori barang dibutuhkan, dan
sudah mampu menerapkan prinsip kaizen dan 5s di kategori barang alat kerja (Wiratmani, 2010).
perusahaan mereka, namun dikarenakan lain Rekapitulasi pengelompokan barang pada PT Tirta
beberapa hal yang tidak disebutkan mereka belum Investama ditunjukkan oleh
menerapkannya. Pada awal masuk area produksi Tabel 2 Rekapitulasi Pengelompokan Barang pada Area
terlihat area storage gallon yang masih terkesan Storage Galon
berantakan dan penuh. Berdasarkan wawancara Kelompok Baramg
yang kami lakukan, hal tersebut terjadi dikarenakan Barang
jumlah demand yang semakin tinggi sehingga terjadi Sangat  Stok Galon Kosong
pelonjakan komponen gallon kosong yang Penting  Mesin bardi
menyebabkan area penyimpanan menjadi  Mesin capsnap
berantakan. Bahkan peletakkan melebihi jumlah  Mesin neptune
maksimal yang sudah diberikan sehingga menutupi  Tutup gallon
jalur pedestrian. Selain itu, juga belum adanya label  Stok Galon Kotor
untuk meletakkan tempat penyimpanan yang  Konveyor
seharusnya. Terlihat terdapat space gallon kosong Penting  Troli
yang malah digunakan untuk memarkir troli.  APD Mesin
Selanjutnya di sebelah area label gallon, terdapat  APD Karyawan
space kecil yang digunakan sebagai gudang barang-
 APD Treatment
barang yang sudah tidak digunakan yang mana
 Alat kebersihan
kebih baik dialokasikan untuk keperluan pabrik lain.
Walaupun mereka belum menerapkan prinsip kaizen  Label gallon
dan 5s, tetapi secara keseluruhan mereka sudah  Lampu bantu
cukup baik dalam menjaga prinsip 5s. Namun, pasti  Ember
dalam penerapannya akan memiliki kekurungan dan  penyangga
kelebihannya masing - masing  Selang air
Pada PT Tirta Investama sudah menerapkan  Tempat Pembuangan limbah
prosedur dan tata tertib tertulis yang menjadi acuan Cukup  Meja
kerja. Berdasarkan wawancara yang kami lakukan, Penting  Galon dan pompa
dapat diketahui bahwa perusahaan memiliki  Hand Sanitizer
standarisasi yang berbasis international. Namun,  Kursi
untuk penerapan prinsip kaizen dan 5s masih  Kipas angin
kurang. Penerapan standarisasi sangat penting dalam  Printer
mewujudkan prosedur dan isntruksi untuk merawat  Penyemprot disinfektan
dan merapikan lingkungan kerja (Khedkar, 2012). portable
 Rak penyimpanan
Kurang  Alat penunjang rusak yaitu garis yang digunakan untuk mengetahui
Penting  Kardus bekas tutup botol zoning area. Hal tersebut bertujuan supaya
Tidak  Sepeda mengurangi kecelakaan akibat tertabrak atau licin.
Penting  Almari Rusak Garis pembatas menjelaskan mana yang area
 Kardus bekas penyimpanan dan mana yang digunakan sebagai
jalur pedestrian. Selain itu, garis pembatas juga
 Sampah plastic
dapat membantu zoning area menjadi lebih rapi dan
 Limbah tutup botol
tertata
4. Pembuatan label
 Aspek Seiton Pemberian label dilakukan terutama pada rak
Tahap selanjutnya yaitu Ringkas atau Seiton. yang akan digunakan sebagai tanda pengenal produk
Prinsip Seiton yaitu meletakkan barang dan alat terkait. Sedangkan penggunaan label dan poster
sesuai pada tempat penyimpanan yang tepat. Tujuan MSDS bertujuan untuk mencegah terjadinya
dari tahap ini yaitu mempermudah dalam mencari, kecelakaan kerja. Pembuatan desain label
mengambil, dan mengeluarkan barang yang disesuaikan dengan aspek ergonomi dengan
dibutuhkan. mempertimbangkan jarak penglihatan. Mata normal
Berdasarkan tabel 5.1 poin audit aspek manusia dapat melihat benda dengan normal ada
rapi/seiton yaitu 7 dari 20. Aspek ini merupakan jarak 20 kaki atau sekitar 6 meter (Lestari, 2020).
aspek yang memiliki nilai paling rendah pada PT Menggunakan rumus Grandjien ukuran huruf dalam
Tira Investama. Permasalahan yang dihadapi PT perancangan display sebagai berikut (Grandjean,
Tirta Investama yaitu kesulitannya pencarian benda 1993) :
dikarenakan posisi benda sejenis tersebar dalam
beberapa titik secara pada area storage gallon
kosong . Tentunya hal ini akan menyulitkan dalam
pendataan inventori dan terlebih lagi untuk
komponen-komponen mesin yang relatif kecil akan
rentan terselip lalu hilang. Selain itu peletakan
beberapa barang seperti pompa air dan produk
dalam bentuk komponen yang ditelakan begitu saja
pada lantai area storage gallon kosong cukup besar
memakan tempat. Hal ini mengakibat lantai storage Ukuran huruf untuk label yang dibaca pada
galon penuh, sehingga karyawan sulit dalam jarak pandang 6 m yaitu dengan tinggi huruf 30 mm,
memindahkan barang. Bahkan menyebabkan tebal 5 mm, jarak antar huruf 6 mm dan spasi 20 mm.
beberapa barang tidak dapat diletakan pada storage Pada pemilihan huruf, direkomendasikan
galon karena kondisi lantai yang penuh sehingga menggunakan huruf tipe arial. Sebab, model huruf
storage galon akan terkesan cepat mengalami arial adalah huruf yang simpel dan paling cepat
overcapacity. dimengerti oleh manusia dan tidak memerlukan
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut waktu lama untuk membaca. Model penyusunannya
dapat dilakukan perbaikan sebagai berikut: adalah menggunakan model uppercase untuk
1. Pengelompokan Barang membuat kesan penegasan (Rudianto, 2017).
Pengelompokan barang bertujuan untuk Kombinasi warna hitam putih pada penulisan nama
mempermudah pengelola storage galon menata label dipilih karena kombinasi ini memiliki legalitas
perbaikan peletakan. Barang yang sudah yang sangat bagus bagi penglihatan (Rudianto,
diputuskan untuk tidak buang akan dikelompok 2017). Pembaca akan lebih terfokus pada tulisan
sesuai kelompok barang. Berikut merupakan karena perbedaan kontras warna hitam dan putih.
pengelompokkan barang pada area storage gallon  Aspek Seiso
PT Tirta Investama yang ditunjukkan oleh tabel 2 Setelah tahap rapi/seiton dilakukan, maka
Terdapat lima kelompok barang yaitu kelompok langkah selanjutnya yaitu tahap seiso yaitu resik.
produk jadi, alat kerja, komponen-komponen, alat Berdasarkan tabel 1 penilaian audit 5S pada
kebersihan dan lain-lain kebersihan di area storage gallon PT Tirta Investama
2. Perbaikan Layout mendapat nilai 25 dari skor maksimal 36. Secara
Setelah dikelompokan dan diletakan sesuai umum, kebersihan pada area storage gallon PT Tirta
dengan tempatnya diperlukan adanya perbaikan Investama cukup terjaga dengan baik. Selain
layout yang mana yang sebelumnya keterangan yang dikarenakan standarisasi dari pabrik yang
ditulis belum jelas menjadi jelas seperti diberikan mewajibkan lantai produksi bersih, rotasi pergantian
keterangan nama tempat pada layout. Selain dari shift kerja pun terdapat jobdesc untuk melakukan
perbaikan layout, juga dapat menambahkan flow pembersihan rutin. Setiap karyawan ikut berperan
atau aliran pergerakan troli yang mana nantinya dalam menjaga kebersihan lantai produksi.
akan dijelaskan mana yang digunakan sebagai jalur 1. Area, Pada bagian area dijelaskan bagaimana
dan mana yang digunakan sebagai area storage aturan-aturan kebersihan pada area atau
3. Pemberian Garis pembatas lingkungan. Aturan-aturan tersebut
digambarkan dalam bentuk kriteria-kriteria jam kerja berakhir. Sebelum meninggalkan
kebersihan yang harus dicapai untuk tempat kerja, area kerja harus rapi dan bersih.
menciptakan area yang resik seperti hindari 2. Pembagian Penanggung Jawab
lantai yang licin, dilarang membawa makanan, Kebersihan Harian
tidak ada sampah pada area produksi, Untuk mempermudah dalam inspeksi
penempatan barang sesuai pada tempatnya dan rutin harian pembagian penanggung jawab
sesuai ketentuan, dll sangat penting karena nantinya mereka yang
2. Limbah, Pada bagian ini terdapat kriteria- akan membantu kepala storage gallon dalam
kriteria yang mengatur bagaimana cara memastikan kerapian dan kebersihan storage
memperlakukan limbah yang dihasilkan oleh gallon. Pembagian kerja tersebut nantinya
aktivitas kerja yang dilakukan. Limbah dapat akan memanfaatkan rotasi kerja karyawan
berupa limbah produk defect, gallon rusak, dan untuk melakukan kebersihan. Untuk lebih
limbah tutup botol. Untuk itu perlu adanya jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut
tempat untuk membuang limbah supaya tidak  Rotasi 1 (1 jam) : Operator mesin 1
menganggu produksi seperti pada produk  Rotasi 2 (1 jam) : Operator mesin 2
defect dimana limbah air nantinya akan di  3R atau kebersihan (1 jam)
bersihkan lagi kemudian digunakan kembali  Pergantian shift kerja (istirahat 15
3. Alat Kerja, Pada bagian ini mengatur alat kerja menit)
saat sudah tidak digunakan kembali. Setiap alat 3. Checksheets Kebersihan
kerja setelah digunakan wajib dikembalikan ke Setelah membuat jadwal inspeksi rutin dan
tempat semua dalam keadaan bersih dan tertata memilih penanggung jawab kebersihan Langkah
4. Karyawan, Pada bagian ini mengatur berkaitan selanjutnya yaitu membuat checksheets kebersihan.
dengan bagaimana karyawan berpakaian Checksheets ini sebagai acuan penanggung jawab
dalam rangka menjaga kebersihan dan kebersihan dalam menjaga kerapian dan kebersihan
keselamatannya. Untuk itu disediakan tempat area storage gallon terkait. Berikut merupakan
khusus untuk meletakan APD karyawan yang usulan checksheets kebersihan pada storage gallon
nantinya akan digunakan saat bekerja PT Tirta Investama yang ditunjukkan oleh tabel
berikut ini (Nugraha, Desrianty, & Irianti, 2015) :
 Aspek Seiketsu Tabel 3 Saran Perbaikan Checklist Kebersihan Area
Inti dasar dari perancangan seiketsu adalah Produksi Galon
bagaimana memelihara area kerja selalu dalam
kondisi rapi dan bersih. Tujuan dari seiketsu yaitu
bagaimana dapat menjaga 3S sebelumnya tetap
terjaga dan terwujud pada pada storage gallon PT
Tirta Investama. Berdasarkan tabel 5.1 nilai audit 5S
untuk aspek Rawat/Seiketsu sebesar 11 dari skor
maksimal sebesar 20. Hal ini menunjukkan bahwa
aspek rawat pada storage gallon masih perlu
perbaikan. Salah satu yang dapat dilakukan dalam
implementasi seiketsu di area storage gallon ialah
inpseksi. Pada pada storage gallon PT Tirta
Investama kegiatan inspeksi masih sebatas
pengecekan akhir yang hanya di lakukan oleh satu
orang. Pada storage gallon yang dengan luas 75x56
m tentunya inspektur akan mengalami kesulitan
dalam mengecek area dalam upaya menjaga
penerapan 3R (Ringkas, Rapi dan Resik). Hal ini lah
yang dialami pada PT Tirta Investama, terlebihlagi
pengecekan dilakukan pada hari tertentu saja. Belum
ada jadwal secara teratur inspeksi dilakukan.
Demi mewujudkan dan menjaga 3R
sebelumnya pada storage gallon diperlukan
rancangan aktivitas inspeksi yang sesuai dengan
kebutuhan storage gallon . Kegiatan tersebut dapat  Aspek Shitsuke
dilakukan dengan cara sebagai berikut : Tahap terakhir dari 5S yaitu Shitsuke atau
1. Inspeksi rutin setiap sebelum pulang Rajin. Prinsip utama dari rajin adalah 5S sebagai
Untuk terus memastikan kondisi storage budaya kerja dalam aktivitas sehari-hari.
gallon tetap bersih dan rapi diperlukan Implementasi 5S sama dengan mengubah kebiasaan
pengecekan rutin yang dilakukan sebelum setiap orang. Jalan atau tidak implementasi 5S
tergantung dari kemauan setiap orang untuk
mengubah kebiasaan yang mereka lakukan selama Tabel 4 Sistem reward and punishment (lanjutan)
ini. Berdasarkan tabel 5.1 diketahui nilai audit aspek Tujuan 1. Menciptakan Budaya 5S pada karyawan PT Tirta
rajin pada storage galon PT Tirta Investama yaitu 20 Investama
dari nilai maksimal 28. Kebiasaan 5S sendiri belum 2. Bentuk penghargaan kepada karyawan yang taat
terlaksana pada karyawan departemen HOD gallon. dengan budaya 5S
Pak Anton selaku supervisor yang bertanggung 3. Bentuk pencegahan terjadinya pelanggaran-
jawab di storage galon , mengatakan bahwa pelanggaran budaya 5S melalui sistem Punisment
kebiasaan atau budaya kerja karyawan belum secara atau sanksi
baik mengacu pada konsep 5S. Hal ini disebabkan Sasaran Seluruh Karyawan PT Tirta Investama
karena kurangnya pengetahuan karyawan tentang
Bentuk Pemberian Reward dan Punisment berdasarkan
budaya 5S dan masih belum adanya aturan storage
perolehan poin
galon yang mengacu dalam menciptakan budaya 5S
Alur 1 Setiap PJ kebersihan akan diberikan checksheets
dilingkungan kerja. Menurut Irawati (2014) budaya
kriteria kebersihan dan memastikan kebersihan
5S dipengaruhi oleh komunikasi, training, sistem
tetep terjaga sesuai dengan kriteria yang sudah
reward dan recognitif serta peranan top
ditentukan
management. Untuk dapat menciptakan kebiasaan
2 Pada akhir jam kerja pada hari terkait akan
rajin pada storage galon , diusulkan beberapa
diadakan inspeksi yang dilakukan oleh kepala
tindakan sebagai berikut.
produksi atau yang mewakilinya guna memastikan
1. Pemasangan Poster 5S pada area kerja
pengisian checksheet sudah sesuai dengan keadaan
Poster merupakan media efektif dalam
nyata
menyampaikan informasi ke pembaca. Poster 5S
3 Setiap kriteria yang terpenuhi akan diberikan skor
sebagai alat pengingat informasi kepada pembaca
poin sebagai berikut :
terkhususnya karyawan yang sedang melakukan
- Skor total akhir maksimal 100
perakitan pada storage galon. Semakin sering
- Setiap kelompok kriteria (area, alat kerja,
karyawan melihat poster diharapkan semakin
limbah, alat kerja, sarpras dan karyawan)
mengingat pula budaya 5S. Berikut merupakan
memiliki skor maksimal 20
contoh poster yang dapat digunakan sebagai media
setiap sub kriteria yang tidak memenuhi standar
pembentuk budaya 5S di storage galon PT Tirta
akan mendapatkan nilai poin minus (-5)
Investama:
4 Apabila poin telah mencapai 100.000 maka
2. Inspeksi dadakan Manajemen sebulan sekali
mendapatkan bonus uang tunai sebesar
Inspeksi merupakan kegiatan mengecek suatu
Rp100.000,00
hal, baik barang maupun suatu kondisi. Inspeksi ini
dilaksanakan oleh pihak manajemen. Kegiatan ini 5 Apabila poin bernilai minus maka karyawan akan
dilakukan secara terjadwal dan mendadak, kegiatan mendapatkan sanksi sebagai berikut :
sidak pada hari-hari tertentu. Fungsi dari kegiatan ini a. (- 50) atau lebih akan diberikan berikan teguran
untuk mengetahui perkembangan implementasi 5S lisan
yang telah di capai, dan mempertahankan b. (-100) atau lebih akan mendapatkan surat
konsistensi pelaksanaan 5S. peringatan tertulis 1
3. Berlakukan sistem reward dan punishment c. (-150) atau lebih akan mendapatkan surat
Sistem reward dan punishment dimaksudkan peringatan tertulis 2
untuk mencegah terjadinya pelanggaran dalam (-200) atau lebih potongan gaji intensif bulanan
penerapan 5S pada lingkungan kerja. Berikut dengan besar potongan sebesar Rp2000/poin
merupakan usulan sistem reward and punishment minus
yang akan diterapkan 6 Setiap bulan diadakan pemilihan karyawan teladan
dengan jumlah poin terbanyak dan sebagai reward
Tabel 4 Sistem reward and punishment diberikan bonus Rp200.000,00 kepada karyawan
bersangkutan
Deskripsi merupakan sistem pemberian reward kepada
karyawan yang dengan baik telah mengamalkan
setiap budaya 5s dan pemberian punishment atau 4.3 Rekapitulasi Usulan Perbaikan
Dari hasil analisi diatas, maka usulan
sanksi bagi karyawan yang tidak taat aturan dalam
perbaikan setiap aspek 5S yang diajukan dan hasil
mengamalkan budaya 5s
yang diharapkan direkap . Berikut hasil rekapitulasi
setiap aspek 5S.
Tabel 5 Hasil Rekapitulasi setiap Aspek 5S Tabel 5 Hasil Rekapitulasi setiap Aspek 5S (Lanjutan)
Aspek Perbaikan yang Hasil yang Aspek Perbaikan yang Hasil yang
5S Dilakukan Diharapkan 5S Dilakukan Diharapkan
Pekerja bisa Setiap pekerja
Melakukan
selalu mengingat tetap menjaga
inspeksi rutin
untuk kebersihan
oleh manajemen
memasukkan lingkungan
Melakukan atau meletakkan Bertanggung
Pembagian
pengelompokan barang yang jawab terhadap
penanggung
barang dibutuhkan dan tugasnya
Seiri Seiketsu jawab kebersihan
berdasarkan tidak dibutuhkan masing-masing
tingkat pada tempatnya. Memastikan
kepentingan Tidak terjadi terlaksananya 3S Menumbuhkan
pemborosan sebelumnya kebiasaan baik
layout maupun melalui di lingkungan
pemborosan checksheets pekerjaan
waktu kerja setiap hari
Memperbaiki Memudahkan Membangun Membuat setiap
sistem penataan pekerja ketika budaya kerja orang tidak
barang pada mencari alat yang baik yaitu malas dan
storage galon dengan penerapan
dengan pembiasaan diri prosedur 5S
melakukan Tidak ada terhadap dapat berjalan
pengelompokan pemborosan prosedur 5S dengan lancar
barang waktu kerja Menerapkan
berdasarkan jenis Menumbuhkan
Shitsuke sistem reward
barang kesadaran
punishment
karyawan akan
Seiton Memperbaiki Memudahkan Memasang
pentingnya 5S
layout produksi pekerja poster 5s
area storage membaca zoning Inspeksi dadakan Membantu
galon area atau sidak dan menanamkan
Membantu melaksanakan budaya 5S
Pemberian Garis zoning area kegiatan gerakan dalam proses
Pembatas menjadi lebih 5S produksi
rapi dan tertata
Memudahkan 5. Kesimpulan
Labelling Barang pekerja ketika Berdasarkan analisis dan pembahasan yang
mencari alat telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
Agar kondisi sebagai berikut:
peralatan tetap 1. Berdasarkan hasil skoring, jumlah skor yang
terjaga didapat pada area produksi PT Tirta Investama
Membuat
kebersihannya adalah sebesar 105 dari total skor yaitu 156.
Standar aturan
Menjaga alat Skor tersebut dapat dikatakan baik dikarenakan
dalam menjaga
dan produk agar perusahaan yang diteliti merupakan
kebersihan yang
tetap bersih dan perusahaan nasional yang cukup diakui di
Seiso terbagi dalam
tidak mudah Indonesia. Namun, ada beberapa aspek yang
kebersihan area,
berkarat memiliki skor rendah dikarenakan oleh
limbah, alat
Membiasakan beberapa factor baik dari perusahaan maupun
kerja, dan
pekerja untuk dari pekerjanya. Salah satu masalah yang ada
karyawan
melakukan audit yaitu visual dari standarisasi dan zoning area
5s pada area yang masih kurang terlihat oleh karyawan. Hal
produksi tersebut dapat berakibat pada jumlah produksi
yang kurang maksimal serta dapat berdampak
buruk pada kesehatan karyawan pada jangka
panjang
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
pada storage gallon kosong PT Tirta
Investama, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengoptimalkan penggunaan ruang untuk
mengatasi overcapacity berdasarkan konsep 5S
(Seiri, seiton, seiso, Seiketsu, dan Shitsuke)
dilakukan dengan rekomendasi sebagai berikut DAFTAR PUSTAKA
: Ariani, W. (2004). Pengendalian Kualitas Statistik
A. Tahap Seiri/Ringkas : melakukan Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen
pengelompokan barang berdasarkan Kualitas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
tingkat kepentingan. Barang digolongkan Ekawati. (2015). Makalah Manajemen Mutu
menjadi lima kategori yaitu sangat Perbaikan Berkesinambungan (Kaizen).
penting, penting, cukup penting, kurang Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
penting dan tidak penting. dan Komputer Sinar Nusantara Surakarta.
B. Tahap Seiton/Rapi : memperbaiki sistem Fatkhurrohman, A., & Subawa. (2016). Penerapan
penataan barang pada storage galon Kaizen Dalam Meningkatkan Efisiensi Dan
dengan melakukan pengelompokan Kualitas Produk Pada Bagian Banbury PT
barang berdasarkan jenis barang, Bridgestone Tire Indonesia. Jurnal
perbaikan layout storage galon , Administrasi Kantor.
pemberian garis pembatas, dan labelling Imai, M. (1986). Kaizen: The Key to Japan’s
barang. . Competitive Success. New York: McGraw-
C. Tahap Seiso/Resik : membuat standar Hill.
atau aturan-aturan dalam menjaga Maarof, M. G., & Mahmud, F. (2015). A Review of
kebersihan storage galon yang dibagi Contributing Factors and Challenges in
dalam kebersihan area, limbah, alat kerja, Implementing Kaizen in Small and
dan karyawan. Medium Enterprises,. 7th International
D. Untuk dapat terus menjaga sistem Economics & Business Management
pengelompokan, penataan dan kebersihan Conference.
pada storage galon dilakukan dengan : Nugraha, A. S., Desrianty, A., & Irianti, L. (2015).
1) Tahap Seiketsu / Rawat : dengan Perbaikan Berdasarkan Metode 5s ( Seiri ,
memastikan 3S sebelumnya terus Seiton , Seiso , Seiketsu , Shitsuke ) Untuk
terjaga pada storage galon. Area Kerja Lantai Produksi. Jurnal Online
Tindakan yang dapat dilakukan Institut Teknologi Nasional.
yaitu melakukan inspeksi rutin oleh Paramita, P. D. (2012). Penerapn Kaizen dalam
manajemen, pembagian Perusahaan. Manajemen FE Universitas
penanggung jawab kebersihan yang Pandanaran.
bertugas memastikan terlaksananya Pullin, J. (2005). Room for improvement.
3S sebelumnya melalui checksheets Professional Engineer. 38-138.
setiap harinya, Purohit, S. R., & Shantha, V. (2015).
Tahap Shitsuke/ Rajin : membentuk kebiasaan Implementation of 5S Methodology in a
5S dalam diri karyawan dengan menerapkan sistem Manufacturing Industry. International
reward punishment, memasang poster 5S, Inspeksi Journal of Scientific & Engineering
dadakan atau sidak dan melaksanakan kegiatan Research.
gerakan 5S Rich, N., & Bateman, N. (2003). Companies
perceptions of inhibitors and enablers for
Ucapan Terima Kasih process improvement activities.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada International Journal of Operations &
semua pihak yang telah berkontribusi dan Production Management. International
berpartisipasi dalam penelitian ini sehingga Journal of Operations & Production
penelitian dan jurnal ini dapat diselesaikan dengan Management.
baik. Adapun pihak-pihak yang terlibat adalah
sebagai berikut:
1. Bapak Dr. Purnawan Adi Wicaksono, S.T.,
M.T. selaku koordinator Kerja Praktek.
2. Nia Budi Puspitasari S.T., M.T. selaku dosen
pembimbing Kerja Praktek.
3. Bapak Anton selaku pembimbing lapangan
kerja praktek di PT. Tirta Investama Klaten
4. Bapak Lukman selaku Supervisor departemen
Galon PT Tirta Investama Klaten

Anda mungkin juga menyukai