1. PENDAHULUAN
Kaizen dikenal di seluruh dunia sebagai metode terbaik untuk meningkatkan kinerja
perusahaan karena penggunaan biaya paling rendah Teknik ini telah dikenal untuk
menyatukan karyawan perusahaan karena dapat memperbaiki komunikasi di antara
mereka.Melihat fenomena global, persaingan antar perusahaan sangat ketat, sehingga
setiap perusahaan membutuhkan nilai uniknya. Penggunakan teknik Kaizen, bisa
mengubah kualitas pelayanan kepada klien Teknik kaizen ini juga diketahui yang dapat
meningkatkan perekonomian perusahaan melalui langkah-langkah kecil [Titu, 2010]
Beberapa negara berusaha menerapkannya Kaizen seperti negara pada budaya Amerika
dan Eropa serta beberapa negara pada Asia, seperti China juga tertarik pada penerapan
budaya yang berasal dari negara Jepang. Kaizen dianggap sebagai sebuah proses yang
memiliki akhir di ujungnya. Padahal, Kaizen merupakan proses yang terus berkelanjutan.
Kesalahpahaman ini membuat beberapa perusahaan di China menganggap mereka telah
melalui transformasi Lean-Kaizen sehingga tidak perlu terlibat lagi pada kegiatan Kaizen
[Shang & Pheng, 2013]. Kaizen merupakan sebuah proses perbaikan terus menerus
berfokus dan terstruktur. Kesuksesan Kaizen membuat banyak perusahan yang
menerapkan Kaizen pada perusahaannya (Macpherson, 2015).
Pengurangan produk cacat dapat dilakukan dengan pengendalian kualitas mutu produk
dalam peningkatan produktivitas karena jaminan kualitas merupakan factor dasar yang
akan meningkatkan kepuasan konsumen. Pengendalian kualitas ini sangat diperlukan oleh
perusahaan demi mempertahankan pangsa pasar atau bahkan dapat meningkatkan pangsa
pasar yang ada, sehingga market share tetap eksis. Salah satu cara dalam pengendalian
mutu produk adalah dengan meningkatkan kualitas proses produksi yang harus dijalankan
secara terus menerus dan analisis dalam merumuskan penyebab kecacatan produk
dilakukan penanggulangan maupun pencegahan agar didapat pengurangan produk cacat
yang bisa meminimalkan kerugian [Wisnubroto, 2015].
Dasar pemikiran pengendalian kualitas produk adalah menemukan cara terbaik dan
unggul dalam persaingan dengan menghasilkan kualitas pada setiap tahap industri.
Kualitas setiap tahap industri bagi midle management ke atas diperlukan alat dalam
menyelesaikan masalah dengan total quality control melalui gugus kendali mutu yang
berada pada unit masing-masing manajer industry.
1. ISI
1.1 Tinjauan Literatur
Kaizen bukanlah konsep baru, pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 1950-an dan
pada awal tahun 1960-an oleh para ahli seperti WE Deming dan JM. Juran Konsep
Kaizen berorientasi pada proses, sedangkan jika dibandingkan dengan cara berpir negara-
negara Barat, lebih cenderung tentang pembaharuan yang berorientasi pada hasil
(Chakraborty, 2013) Filsafat kaizen menganggap halwa cara hidup kita seperti kehidupan
kerja atau kehidupan sosial mau-pun Lehidupan ranah tangga hendaknya terfokus pada
upaya perbaikan terus- mener Portakan dalam kaizen bersifat kecil dan terus menerus.
Pada literatur lain, dalam bukunya yang berjudul Kaizen (Ky'zen): Kunci Sukses Jepang
dalam Persaingan (1986) hal.4, Imai Masaki mengemukakan bahwa Kaizen menjadi
refleksi dari sikap orang Jepang dan organisasinya memandang kerja dan kehidupan.
Kaizen merupakan salah satu mengapa organisasi ataupun perusahaan Jepang lebih tahan
dan unggul dalam menghadapi perubahan dan tantangan ataupun tuntutan lingkungan
terhadap organisasi dibandingkan dengan organisasi atau perusahaan negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat.Kaizen lahir dari masyarakat produksi Jepang dalam upaya
membangun kembali kehidupan perekonomian dan perindustrian Jepang setelah
kekalahan perangnya pada Perang Dunia II yangtelah meluluhlantakkan sendi-sendi
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat Jepang.
1. Peningkatan produktivitas
2. Kegiatan pengendalian mutu terpadu atau total quality manajemen.
3. Gugus kendali mutu
4. Hubungan kerjasama yang kerjasama.
1. Orientasi pelanggan
2. Total quality control
3. Robotic
4. Gugus kendali mutu
5. Disiplin tempat kerja
6. Pemeliharaan produktivitas terpadu
7. Kanban (penggunaan kartu, papan petunjuk, dan catatan waktu proses produksi tepat
waktu dan pengendalian persediaan bahan baku).
8. Penyempurnaan mutu
9. Tepat waktu
10. Tanpa cacat
11. Aktivitas kelompok kecil
12. Hubungan kooperatif dengan karyawan dan manajemen
13. Pengembangan produk baru.
Salah satu ciri khas kaizen adalah adanya sistem saran yang dikembangkan dan
disosialisasikan pada seluruh karyawan atau anggota organisasi, di mana saran-saran
yang masuk merupakan elemen penting bagi pengkajian ulang kinerja pihak
manajemen.Oleh sebab itu, sistem kaizen dapat dikatakan telah menyediakan upaya
demokrasi pengambilan keputusan organisasi dengan cara-cara budaya Timur.
5S Framework
Standardization
Kaizen yang berlaku di Jepang melibatkan semua anggota dalam hirarki perusahaan baik
manajemen maupun karyawan.Perusahaan-perusahaan di Jepang menyadari bahwa
bagian manajemen harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan jika
perusahaan ingin tetap eksis, memperoleh laba yang sebanyak-banyaknya dan semakin
berkembang. Tujuan Kaizen di Jepang, yaitu untuk menyempurnakan mutu, proses,
sistem, biaya, dan penjadwalan demi kepuasan pelanggan. Metode Kaizen yang
digunakan Jepang, antara lain:
Inovasi yang terus menerus dilakukan oleh Jepang sejak menggunakan konsepkonsep dan
teknik produk baru selalu menggunakan konsep yang berbeda dari yang ada sebelumnya
sehingga produk yang dihasilkan juga semakin inovatif. Adapun langkahlangkah dalam
pelaksanaan Kaizen manufaktur di negara Jepang, yaitu melakukan review terhadap
standar kerja yang berlaku untuk memeriksa kinerja saat ini dan melakukan estimasi
seberapa jauh kinerja masih dapat diperbaiki, jika sudah optimal barulah standar
dinaikkan. Dampaknya akan secara langsung terlihat pada proses produksi dan pasar,
yang memiliki kualitas yang bagus dan harga yang kompetitif di pasar. Konsep Kaizen
(continuous improvement) yang berlaku di Jepang terbagi dalam 3 segmen antara lain:
2. KESIMPULAN
Dalam penerapan Kaizen harus disadari salah satu hal terpenting adalah employee's
involvement (Marksberry, et al, 2010). Dengan kata lain, untuk menunjang
keberhasilannya setiap karyawan harus terlibat dalam penerapan Kaizen. Penerapan
Kaizen yang baikharusnya memiliki dampak positif pada karyawan, mempengaruhi
tingkatan tugas karyawan.Hal ini berarti karyawan atau pekerja telah mengerahkan waktu
dan tenaganya untuk mencapai implementasi yang efektif dan memperoleh hasil melebihi
yang diinginkan.
Hal yang paling menentukan dalam pencapaian kesuksesan penerapan Kaizen yakni
budaya para pekerja yang tidak lepas dari budaya negara itu sendiri.Budaya China dan
Inggris yang cenderung lebih individualis, jauh dari konsep Kaizen yang memerlukan
kerjasama yang erat dan keterlibatan penuh diantara para anggotanya menjadi salah satu
faktor penghambat penerapan Kaizen di Negara tersebut.Dengan latar belakang budaya
tiap-tiap Negara yang berbeda itulah, penerapan Kaizen di negara-negara lain seperti
China dan Inggris seringkali tidak se-sukses seperti di Negara asalnya.
3. DAFTAR PUSTAKA
Modul ADPU 4441 Pengembangan Organisasi Modul 3, Universitas Terbuka Jakarta.
Titu.M.A.CO and DG. 2010. Applying the kaizen method and the 55 technique in the
activity of post-sale services in the knowlage base organization. Proceeding of
International Multi Conference of Engineering Computer Scientist.
Chen, Joseph C..Li, Ye, Shady. Brett D.. 2010. From Value Stream Mapping Toward A
Lean Sigma Continuous Improvement Process: An Industrial Case Study International
Journal of Production Research, Vol: 48 No 4. pg 1069-1086