Anda di halaman 1dari 11

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Fenomena
Pasien yang dirawat di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso khusunya di Paviliun
Bougenvil yang menjalani rawat inap akan diberikan terapi teknik relaksasi otot pada
pasien diabetes militus. Teknik ini cukup mudah dilakukan namun tidak banyak orang
mengetahui tentang teknik relaksasi otot ini karena kurangnya edukasi, sehingga banyak
penderita dan keluargapasien tidak mengetahui adanya teknik relaksasi otot yang lebih
praktis tanpa biaya untuk menurunkan kadar gula dalam darah, memperkuat otot-otot
kecil, mengatasi keterbatsan gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha,
dan melancarkan sirkulasi darah.

B. Analisis PICOT
POPULATION (P)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM Tipe II. Sampel penelitian
ini sebanyak 30 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria
inklusi pasien yang sudah terdiagnosa diabetes melitus tipe 2 ≥ 10 tahun yang menjalani
terapi obat, ABI < 0,91, tidak memiliki penyakit penyerta seperti gagal ginjal, penyakit
jantung. Kriteria eksklusinya adalah pasien yang mengalami ulkus/ganggren.

INTERVENTION (I)
Intervensi dilakukan oleh Galvani Volta Simanjuntak dan Marthalena Simamora
pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kadar Gula Darah Dan Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II”
dengan melakukan latihan relaksasi otot. Pengukuran kadar gula darah dilakukan dengan
glukometer yang sudah terkalibrasi. Latihan otot progresif dilakukan selama 15-20 menit
sebanyak 3 kali sehari selama satu minggu. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh
dua asisten peneliti untuk mengajarkan dan memantau latihan relaksasi otot progresif.
Asisten peneliti terlebih dahulu dilatih oleh peneliti untuk melakukan latihan relaksasi
otot progresif dan pengukuran nilai ABI dan kadar gula darah selama 1 minggu.
Observasi nilai ABI dan kadar gula darah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
dilakukan latihan relaksasi otot progresif dan setelah latihan relaksasi otot progresif
dilakukan selama 1 minggu.

1
COMPARISON (C)
Pembanding dalam jurnal yang saya telaah ini adalah jurnal yang berjudul
“Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Tahun 2013”. Jenis penelitian ini kuantitatif
dengan metode Quasy Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group
Design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Baso dengan teknik pengambilan sampel purpossive sampling.
Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 12 orang yang mana terdiri dari 6
orang kelompok intervensi dan 6 orang kelompok kontrol.. Jumlah tersebut telah
memenuhi sampel penelitian sesuai dengan yang direncanakan. Pengumpulan data
dengan menggunakan lembar observasi dan kemudian diperiksa kelengkapannya hingga
memenuhi syarat untuk dianalisa. Perlakuan yang diberikan yaitu mengkonsumsi air
putih setelah bangun tidur selama 7 hari berturut-turut.

OUTCOM (O)
1. “Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Dan
Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II”
Hasil penelitian mendapatkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah setelah
dilakukan latihan relaksasi otot progresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata
kadar gula darah sebelum dilakukan latihan relaksasi otot progresif sebesar 213,43 mg/dl
dan setelah dilakukan menurun menjadi 180,43 mg/dl. Hasil uji statistik menggunakan
paired t-test menunjukkan bahwa nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan signifikan rata-
rata Kadar gula darah sebelum dan setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif.
Hasil penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan Astuti (2014) mengenai latihan relaksasi otot progresif terhadap kadar gula
darah pada pasien DM tanpa komplikasi di RSI Surabaya mendapatkan perbedaan rata-
rata yang signifikan sebelum dan setelah dilakukannya latihan (p = 0,000<0,05).
Penurunan kadar gula darah setelah dilakukan relaksasi otot progresif dikarenakan
latihan relaksasi otot progresif akan menghambat jalur umpan balik stress dan membuat
tubuh pasien rileks. Sistem parasimpatis akan mendominasi pada keadaan seseorang
yang rileks dimana beberapa efek yang ditimbulkan adalah menurunkan kecepatan
kontraksi jantung dan merangsang sekresi hormon insulin. Dominasi system saraf
parasimpatis akan merangsang hipotalamus untuk menurunkan sekresi corticotrophin

2
releasing hormone (CRH). Penurunan CRH akan mempengaruhi adenohipofisis untuk
mengurangi sekresi hormonadenokortikotropik (ACTH). Keadaan ini dapat menghambat
korteks adrenal untuk melepaskan hormone kortisol. Penurunan hormon kortisol akan
menghambat proses glukoneogenesis dan meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel,
sehingga kadar gula darah yang tinggi akan menurun dan kembali dalam batas normal
(Guyton & Hall, 2007 dalam Dafianto, 2016). Manfaat lain dari latihan relaksasi otot
progresif adalah meningkatkan sirkulasi darah. Meningkatnya sirkulasi darah akan
membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam
jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Peningkatan sirkulasi memungkinkan
penyerapan lebih efisien insulin oleh sel-sel karena sirkulasi darah penderita DM sering
terganggu karena efek dari peningkatan kadar gula darah pada sel-sel tubuh (Thomson,
2012).
2. “Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Tahun 2013”
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan dalam tabel 4.7 yang
menunjukkan rata-rata (mean) penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 sebesar 131 mg/dl, dan dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata
(mean) kadar gula darah pada sebelum dan sesudah diberi terapi air putih dengan kadar
gula darah sebelum (pretest) dilakukan pemberian terapi air putih memiliki kadar gula
darah 286 mg/dl, sedangkan kadar gula darah sesudah (posttest) dilakukan pemberian
terapi air putih memiliki rata-rata kadar gula darah 155 mg/dl yang berarti menjadi
penurunan kadar gula darah sebelum dan sesudah intervensi. Uji statistik dilakukan
dengan menggunakan paired t-test didapatkan hasil p = 0,006, α =0,05, yang artinya
secara signifikan menunjukkan hipotesa diterima dan terdapat perubahan yang bermakna
terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang sudah
diberikan intervensi terapi air putih setelah bangun tidur selama 7 hari.
Hasil penelitian elmatris (2012) menyatakan bahwa dengan terapi air putih dapat
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dan di dukung oleh
penelitian James (2010 dalam Elmatris 2012) menyatakan bahwa dengan minum air putih
menyebabkan terjadinya pemecahan gula. Untuk membantu mengeluarkan zat-zat kimia
seperti glukosa dan zat-zat melalui ginjal serta proses pembersihan organ tubuh,
diperlukan jumlah cairan yang banyak dalam satu kali pemberian dipagi hari. Hal ini juga
diperkuat oleh Sudarmoko (2010 dalam Elmatris 2012) yang menyatakan bahwa

3
mengkonsumsi air putih membantu proses pembuangan semua racun-racun di dalam
tubuh, termasuk gula berlebih.

TIME (T)
Penelitian ini dilakukan di RSU Medan pada tahun 2017. Latihan otot progresif
dilakukan selama 15-20 menit sebanyak 3 kali sehari selama satu minggu.

4
A. Critical Appraisal
CRITICAL
POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Pada jurnal yang saya kritisi, peneliti sudah menampilkan abstrak di
halaman pertama. Di dalam abstrak tersebut, peneliti juga telah
Apakah penelitian mencantumkan menjelaskan tentang introductionnya, method, result, serta
abstrak di dalam jurnal?  discussion. Dan jumlah kata dalam abstrak sebanyak 159 kata ini
sesuai syarat abstrak, dimana syarat abstrak maksimal 250 kata. Dan
ABSTRAK
abstrak ditulis dalam 2 bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa
inggris.
Jurnal ini menjelaskan tujuan dari dilakukan penelitian ini yaitu untuk
Apakah tujuan penelitian  menganalisis pengaruh latihan relaksasi otot progresif terhadap kadar
disebutkan? gula darah dan nilai ABI pada pasien DM tipe II
Kata di dalam judul tersebut telah memenuhi persyaratan penulisan
Apakah judul memenuhi kaidah  judul penelitian, tetapi susunan judul penelitian kurang lengkap dan
penulisan judul? jelas karena tidak dicantumkan tempat dimana penelitian dilakukan,
Adapun syarat-syarat judul penelitian yaitu:
1. Diketik dengan huruf kapital, pada jurnal ini judul telah di ketik
menggunakan huruf kapital
2. Menggunakan huruf Times New Roman, pada judul huruf
menggunakan times new roman
3. Ukuran huruf minimal 12, ukuran sesuai dengan ketentuan
JUDUL
penulisan judul
4. Format ketikan harus dalam bentuk piramida terbalik, penulisan
judul sudah sesuai yaitu judul seperti piramida terbalik
5. Menggunakan spasi 2 jika lebih dari satu baris dan spasi 1 jika
lebih dari dua baris, judul sesuai dengan syarat penelitian
6. Jumlah kata pada judul penelitian antara 12-20 kata, jumlah judul
sesuai dengan syarat yaitu berjumlah 20 kata.
7. Tidak boleh disingkat dan ditulis pada bagian tengah, judul telah
sesuai dengan syarat yaitu tidak ada kata yang disingkat

5
CRITICAL
POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Apakah penulisan judul Judul dalam jurnal ini tidak menggunakan tanda baca karena sebuah
menggunakan tanda baca (?) (!)  pernyataan dan tidak ada kata yang diulang
atau tanda hubung (-)
Apakah nama penulis Di dalam jurnal penelitian ini nama penulis di cantumkan tepat
dicantumkan?  dibawah judul penelitian, yaitu Galvani Volta Simanjuntak, dan
Marthalena Simamora
Apakah asal institusi penulis Jurnal penelitian ini mencantumkan asal institusi tepat di bawah nama
dicantumkan?  peneliti yaitu Bagian Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas
PENULIS Keperawatan dan Kebidanan, Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan
Apakah asal institusi penulis Berdasarkan jurnal yang saya kritik, asal institusi dengan topik
sesuai dengan topik penelitian?  penelitian sesuai, karena peneliti berasal dari Fakultas Keperawatan,
dan peneliti melakukan penelitian dibidang keperawatan.
Apakah bidang ilmu penelitian Bidang ilmu peneliti dalam jurnal ini sudah sesuai dengan judul
sesuai dengan judul penelitian?  risetnya, peneliti mengambil jurusan keperawatan sesuai yaitu di
BIDANG ILMU bagian keperawatan medikal bedah dengan topik risetnya yang
meneliti dalam bidang ilmu keperawatan.
Apakah peneliti mencantumkan Dalam penelitian ini peneliti mencantumkan literatur review seperti:
literatur review dalam  Astuti, P. (2014). Teknik Progressive Muscle Relaxation
LITERATUR
penelitiannya? Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah Penderita. Jurnal Ilmiah
REVIEW
Kesehatan Vol. 7, No. 2, 114-121.
Apakah peneliti menampilkan Peneliti tidak menampilkan kerangka konsep dalam penelitiannya,
kerangka konsep dalam  seharusnya peneliti mencantumkan kerangka konsep dalam jurnal
KERANGKA penelitiannya? karena akan lebih bagus dan jika yang membaca peneliti awal seperti
KONSEP mahaiswi/a yang sedang melakukan penelitian/ riset akan lebih
mudah memahami isi jurnal dan maksud dari penelitian tersebut.
Apakah peneliti mencantumkan Defisi operasional dalam penelitian ini tidak ditampilkan oleh
definisi operasional pada  peneliti, jika peneliti menampilkan definisi operasional dalam jurnal
DEFINISI
penelitiannya? yang di publikasikan akan lebih bagus dan jika penelitian ini di baca
OPERASIONAL
oleh mahasiswa yang awal melakukan riset akan lebih mudah di

6
CRITICAL
POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
pahami bagaimana penelitian ini mendapatkan sampel dll, kategori
penilaiannya, sehingga peneliti awal sangat mudah memahami
maksud dari penelitian ini.
Apakah desain penelitian sesuai Desain pada penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan
dengan model penelitian?  pendekatan one group pre-post test, dimana sesuai dengan model
penelitian yaitu peneliti menggunakan desain eksperimen.
Apakah sesuai level of evidence Penelitian ini berada pada level 2 of evidence yaitu dengan desain
(fakta) dari desain penelitian?  quasy eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test,.
METODE Apakah sesuai pemilihan sampel Sampel penelitian ini sebanyak 30 orang yang diambil dengan teknik
PENELITIAN dalam penelitian tersebut?  purposive sampling dengan kriteria inklusi pasien yang sudah
terdiagnosa diabetes melitus tipe 2 ≥ 10 tahun yang menjalani terapi
obat, ABI < 0,91, tidak memiliki penyakit penyerta seperti gagal
ginjal, penyakit jantung. Kriteria eksklusinya adalah pasien yang
mengalami ulkus/ganggren.
Apakah peneliti menggunakan Analisa data dalam jurnal ini sudah sesuai dengan jenis penelitian
analisa data yang tepat atau tidak?  quasy eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test,
dimana peneliti menggunakan rank case.
Apakah peneliti mencantumkan Peneliti mencantumkan jenis uji statistik penelitian yaitu
jenis uji statistik yang digunakan?  menggunakan uji Paired Test. Sebelum dilakukan analisis statistik,
terlebih dahulu data hasil penelitian dilakukan uji normalitas untuk
melihat distribusi data. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
ANALISA digunakan yaitu Kolmorogov-Smirnov test, dan hasilnya
DATA menunjukkan data gula darah sebelum dan sesudah intervensi
berdistribusi normal, sedangakan data ABI sebelum dan sesudah tidak
berdistribusi normal (p≤0,05) sehingga peneliti melakukan transform
data dengan rank case dan menguji kembali dan hasilnya data
berdistribusi normal. Analisis statistik menggunakan paired t-test (α
0,05) untuk mengindentifikasi perbedaan rata-rata sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi.

7
CRITICAL
POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Dalam bentuk apa hasil penelitian Peneliti menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel serta
disajikan? - - keterangannya atau hasil dari penelitiannya.
Apakah hasil penelitian dapat Hasil penelitian pada jurnal ini bisa diimplementasikan dalam
diimplementasikan di  keperawatan dengan alasan latihan relaksasi otot progresif dapat
HASIL
keperawatan? menurunkan kadar gula darah, kemudian mudah untuk dilakukan,
PENELITIAN
tidak memerlukan peralatan atau perlengkapan yang sulit dipenuhi.
Apakah ada rekomendasi khusus Berhubungan dengan penelitian ini di rekomendasikan pada seluruh
terkait hasil penelitian?  pasien yang menderita DM Tipe II.
Apakah daftar pustaka yang Dalam penelitian ini terdapat 29 daftar pustaka. Daftar pustaka dalam
digunakan up to date?  penelitian ini terdapat 27 yang up to date dan 2 yang out of date yaitu
daftar pustaka yang bersumber dari buku tahun 2006.
Apakah daftar pustaka yang  Daftar pustaka dalam penelitian ini sudah sesuai dengan isi pada
digunakan sesuai? bagian maupun dalam pendahuluan. Daftar pustaka yang di gunakan
DAFTAR
sesuai dengan materi yang peneliti butuhkanuntuk jurnal trsebut.
PUSTAKA
Apakah daftar pustaka yang Berhubungan dengan penelitian ini daftar pustaka yang di gunakan
digunakan dari sumber yang  termasuk jurnal dan buku yang sesuai dengan bidang ilmunya.
terpercaya?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar gula darah
sebelum dan setelah dilakukan latihan otot relaksasi progresif. Hasil
- - pengukuran kadar gula darah sebelum intervensi sebesar 213,43
mg/dl dan setelah diberikan intervensi menurun menjadi 180,43
mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa latihan relaksasi otot progresif
KESIMPULAN
dapat menurunkan kadar gula darah sehingga penting bagi pasien DM
tipe II untuk melakukan latihan ini secara rutin agar gula darah dapat
terkontrol dengan baik yang pada akhirnya dapat mencegah terjadinya
komplikasi.
Saran pada penelitian ini ditujukan kepada : pasien DM tipe II untuk
- - melakukan latihan ini secara rutin agar gula darah dapat terkontrol
SARAN dengan baik yang pada akhirnya dapat mencegah terjadinya
komplikasi.

8
CRITICAL
POINT CRITICAL APPRAISAL YA TIDAK HASIL KRITISI JURNAL
APPRAISAL
Kemudian untuk peneliti selanjutnya yaitu dapat melakukan
penelitian yang sama dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
yang dapat mempengaruhi penurunan kadar glukosa darah dalam
ubuh.

9
C. Kesimpulan
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang jumlahnya akan terus
meningkat dimasa yang akan datang. DM merupakan penyakit kronik yang memerlukan
penanganan secara terus menerus. Jika DM tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
banyak komplikasi. Diabetes Mellitus Tipe 2 ini biasanya menyerang orang-orang
menjalankan gaya hidup yang tidak sehat, misalnya kebanyakan makan makanan yang
berlemak dan berkolesterol namun rendah serat dan vitamin. Keadaan ini memicu terjadinya
obesitas yang merupakan salah satu penyebab terjadinya Diabetes Mellitus Tipe 2.
Penatalaksanaan diabetes dapat dilakukan secara farmakologi dan nonfarmakologi.
Penatalaksanaan secara farmakologi adalah pengobatan yang menggunakan obat-obatan
seperti golongan sulfonylurea yang sering kali digunakan untuk menurunkan kadar gula darah
secara adekuat pada penderita diabetes tipe 2, contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid,
dan klorpropamid (Shanty, 2011). Sedangkan penatalaksaan secara nonfarmakologi yaitu
pengobatan tanpa menggunakan obat, bisa dilakukan dengan pengaturan diet, Latihan atau
olahraga yang tertatur, hindari stres dan istirahat yang cukup (Padila, 2013).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Galvani Volta Simanjuntak dan Marthalena
Simamora pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Kadar Gula Darah Dan Ankle Brachial Index Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II”
menunjukkan bahwa nilai p<0,05 yang berarti ada perbedaan signifikan rata-rata Kadar gula
darah sebelum dan setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif. Pada jurnal pembanding
yang berjudul “Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Tahun 2013” didapatkan hasil p = 0,006, α
=0,05, yang artinya secara signifikan menunjukkan hipotesa diterima dan terdapat perubahan
yang bermakna terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang
sudah diberikan intervensi terapi air putih setelah bangun tidur selama 7 hari.
Pada kedua jurnal tersebut yaitu antara jurnal intervensi dan jurnal pembanding sama-
sama memperoleh hasil yang positif dan signifikan terhadap penurunan kadar gula darah bagi
pasien yang mengalami Diabetes Mellitus Tipe II. Sehingga penting bagi pasien DM tipe II
untuk melakukan prlakuaan tersebut sesuai indikasi penyakit pasien ini secara rutin agar gula
darah dapat terkontrol dengan baik yang pada akhirnya dapat mencegah terjadinya komplikasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Elfira Husna dan Junios. (2013). Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Baso Volume 4. Jurnal
Kesehatan Stikes Prima Nusantara Bukit tinggi.
Http://Download.Portalgaruda.Org/Article.Php?Article=496087&Val=10153&Title
=Pengaruh%20Terapi%20Air%20Putih%20Terhadap%20Kadar%20Gula%20Dara
h%20Pada%20Pasien%20Diabetes%20Mellitus%20Tipe%202%20Di%20Wilayah
%20Kerja%20Puskesmas%20Baso%20Tahun%202013 . Diakses Pada Tanggal 12
November 2018 Puku 05.00 WIB.

Galvani Volta Simanjuntak dan Marthalena Simamora. (2017). Pengaruh Latihan Relaksasi
Otot Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Dan Ankle Brachial Index Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II. Vol. VIII No. 1 ISSN : 2087-2879, E-ISSN : 2580 – 2445.
Idea Nursing Journal.
Http://Www.Jurnal.Unsyiah.Ac.Id/INJ/Article/Download/8703/7025. Diakses
Pada Tanggal 12 November 2018 Puku 05.00 WIB.

11

Anda mungkin juga menyukai