KEPERAWATAN GERONTIK
Anggota:
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Angkatan A IX dapat menyusun
Laporan Mini Riset Keperawatan Gerontik Di Desa Seputih Kecamatan Mayang
Kabupaten Jember mulai tanggal 10 Mret 2019 s.d 18 Maret 2019.
Penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan dengan baik atas kerja sama
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami menyampaikan terima
kasih kepada:
2. Ns. Susi Wahyuning Asih, S.Kep., M.Kes selaku Ka Prodi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember.
3. Ns. Sofia Rhosma., S.Kep., M.Kep selaku PJMK Praktik Profesi keperawatan
Gerontik
4. Ns. Cahya Tribagus H., S.Kep., M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktik
Profesi Keperawatan Komunitas.
6. Kepala desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT dan kader posyandu Desa
Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember
8. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu kelancaran dari praktik
profesi keperawatan Komunitas.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang disediakan untuk lansia di Indonesia masih sangat
terbatas. Usia lanjut merupakan usia yang rawan terhadap berbagai macam penyakit. Pada
lansia ini akan mengalami banyak perubahan. Dengan adanya banyak perubahan tersebut,
akan lebih baik jika lansia mendapatkan pelayanan yang lebih baik (Maryatun dan
Indarwati, 2017).
sentuhan maksimal dari pemerintah (Maryatun dan Indarwati, 2017). Kepedulian akan
lansia perlu ditumbuhkan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas seseorang dimasa
tua.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kader lansia. Dimana
kader lansia ini dapat memantau kesehatan lansia yang ada di suatu Dusun atau Desa yang
telah dinunginya.
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
tanpa pamrih dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010) peran kader ini dapat dibagi menjadi 3
yaitu, penggerakan masyarakat, penyuluhan dan pemantauan. Dengan adanya kader ini
1
bisa dipastikan bahwa kesehatan lansia bisa dipantau dan bisa lebih tertangani dengan
Pada Dusun Krajan Desa Seputih kecamatan Mayang kabupaten Jember merupakan
wilayah yang melakukan pembinaan dan pelayanan bagi lansia. Pada hasil studi
Berdasarkan keadaan diatas perlu adanya pembentukan dan pelatihan kader lansia
di Dusun Krajan Desa Seputih dimana kader yang sudah ada dioptimalkan kinerjanya
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan masalah
sentuhan maksimal dari pemerintah (Maryatun dan Indarwati, 2017). Kepedulian akan
dimasa tua. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembentukan kader lansia.
Dimana kader lansia ini dapat memantau kesehatan lansia yang ada di suatu Dusun atau
Desa yang telah dinunginya. Dengan demikian para lansia dapat dengan mudah
2. Pertanyaan masalah
3. Adakah pengaruh optimalisasi kader lansia terhadap kinerja kader lansia di Dusun
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberdayaan kader lansia terhadap kinerja kader lnsia di Dusun
2. Tujua Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lansia
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan palayanan kesehatan lansia lebih mudah
2. Bagi Kader
Hasil penelitaian ini diharapkan agar lebih optimal dalam memberikan pelayanan
Hasil peelitaian ini untuk menambah wawasan untuk lebih meningkatkan keaktifan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu
telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Dalam
yaitu aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Secara biologis
4
5
terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistim
beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa
kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada
(Darmojo, 2010).
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
2. Karakteristik Lansia
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
3. Klasifikasi Lansia
2003).
2003).
berikut;
a. Mudah jatuh
b. Mudah lelah
air kencing
Perubahan fungsi organ yang terjadi akibat proses penuaan, tidak sama
antara satu dengan yang lainnya, secara umum dijumpai penurunan fungsi
secara menyeluruh. Perubahan fungsi organ yang terjadi pada lansia adalah
sebagai berikut :
a. Sistem integument
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang
b. Temperatur tubuh
e. Sistem perkemihan
f. Sistem pernapasan
g. Sistem gastrointestinal
h. Sistem penglihatan
9
i. Sistem pendengaran
j. Sistem saraf
(Darmojo, 2006).
k. Sistem endokrin
(Darmojo, 2006).
10
l. Sistem reproduksi
m. Sistem kardiovaskuler
khusus jantung (nodus SA, AV, dan berkas his). Katup jantung
(Darmojo, 2006).
1. Pengertian Posyandu
(Fatma, 2008)
kebutuhan lansia.
3. Manfaat Posyandu
4. Pelaksanaan Posyandu
terlatih, tokoh dari PKK, tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan
dari puskesms setempat baik seorang dokter bidan atau perawat Menurut
diantaranya:
a. Pengetahuan, merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
tinggal dan tempat layanan kesehatan (dalam km) dan biaya transport
verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku sosialnya atau yang
13
lingkungan kehidupan.
e. Sikap dan perilaku lansia, sikap sebagai suatu pola perilaku terdensi
(Ismawati, 2010).
C. Konsep Kader
1. Pengertian Kader
masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan didasarkan panggilan jiwa
2. Peran Kader
pemantauan.
a. Penggerakan Masyarakat
b. Penyuluhan
jawab.
c. Pemantauan
hasil yang dicapai, baik itu telaah internal maupun telaah eksternal.
Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri atau bilamana sulit
mencari kader dari anggota kelompok dapat saja diambil dari anggota
a. Syarat Kader
5) 4). Sabar dan paham mengenai masalah yang dihadapi usia lanjut.
b. Tugas Kader
2011 : 138)
39)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel Confounding
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Status Ekonomi
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Hipotesis
Seputih Jember.
18
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti
(Notoatmodjo, 2010).
KE 01 X 02
Keterangan :
Reminiscience (kenangan)
1. Populasi
yang akan diteliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
Sampel adalah subyek yang diteliti dan di anggap mewakili seluruh populasi
di Dusun Krajan yang memenuhi kriteria inklusi yang akan ditetapkan oleh
peneliti :
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Eksklusi
1) Tidak kooperatif
3. Sampling
(Setiadi, 2007).
- Aspek
mengingat
kembali
25
E. Etika Penelitian
data, risiko bahaya, dan keuntungan dari peneliti. Mampu secara penuh
seluruh responden yang memenuhi kriteria untuk diteliti pada bulan Maret.
pengumpulan data yang telah diisi, pada lembar tersebut hanya diberi kode
26
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan data yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti, bahwa
1. Instrumen Penelitian
demografi dari responden yang berisi nama, umur, jenis kelamin. Instrumen
2. Lembar quisioner
18-19 = baik
16-17 = cukup
13-15 = buruk
27
1. Prosedur Administratif
Pada penelitian ini peneliti telah mengajukan ijin kepada bidan desa
Seputih.
2. Prosedur Teknik
variable yang ada, kemudian diolah ke dalam distribusi frekuensi sesuai dengan
1. Pengolahan Data
a. Editing
selanjutnya.
28
b. Coding
c. Processing
d. Cleaning
maka data telah terbebas dari kesalahan dan kemudian siap untuk
dianalisis.
2. Analisis Data
a. Univariat
Menganalisa tiap variabel yaitu variabel independen (terapi
variable penelitian yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan nilai
29
fungsi kognitif lansia ditampilkan dengan nilai rerata (mean), median,
b. Analisis bivariat
yang akan dianalisis pada penelitian kali ini adalah pengetahuan kader
Test).
data dalam bentuk ratio atau interval serta tidak perlu dinormalkan
lansia.
30
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menampilkan hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan diinterpretasikan pada tiap hasilnya. Penelitian ini di lakukan pada bulan
Maret 2019 di Balai Desa Seputih dengan jumlah responden sebanyak 10 orang.
berikut :
A. Data Umum
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
(40%).
32
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden
(100%).
Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar
32
B. Data Khusus
Total 10 100
kader lansia
Total 10 100
33
3. Distribusi Frekuensi Pengaruh kinerja kader lansia terhadap
Total 10 10
Berdasarkan tabel diatas hasil pre test dan post test setelah di uji
Desa Seputih.
34
BAB VI
PEMBAHASAN
baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah. Oleh
karenanya, lansia sangat rentan sekali mengalami masalah termasuk masalah kesehatan.
Lansia saat ini seringkali menyukai kesenangan bagi dirinya saja tanpa berfikir
panjang bahkan seringkali tidak peduli atau acuh terhadap masalah kesehatan yang
mereka alami. Hal ini disebabkan lansia tidak sadar dan tidak memiliki pengetahuan
akan pentingnya mempersiapkan diri dalam memasuki usia lansia. Lansia bila tidak
diarahkan dengan benar sering menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.
Rendahnya kemampuan kader lansia dalam hal ini para responden dalam
melakukan antisiapasi dan pencegahan, oleh karena itu sangat perlu untuk diadakannya
media atau sosialisasi untuk memberikan edukasi yang tepat juga memberikan motivasi
kepada para kader lansia untuk memiliki kesadaran sejak dini tentang pentingnya
mengoptialisasikan lansia yang ada didaerahnya, baik fisik, jasmani dan rohani. Kader
lansia juga perlu sadar bahwa untuk memiliki kemampuan atau skill yang bagus
diperlukan waktu untuk belajar dan berlatih. Kemampuan yang baik tidak bisa
didapatkan tanpa adanya latihan. Oleh sebab itu penting untuk memberikan pendidikan
36
Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain, baik
memberikan dan atau meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam
berusia 15-29 tahun yaitu sebanyak 6 orang (60%) dan 30-44 tahun yaitu sebanyak 4
orang (40%). Sebagian besar responden dengan tingkat pendidikan SMA yaitu
sebanyak 5 orang (50%) dan sebagian kecil responden dengan tingkat pendidikan
dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Kemampuan adalah
sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang yang dapat
pemberdayaan kader lansia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Para ahli
dan mengasahnya dengan tepat. Pendidikan kesehatan yang dilakukan kepada kader
lansia merupakan hal yang tepat dimana para kader yang telah terbiasa menerima
PENUTUP
A. Kesimpulan
Responden (70 %)
3. Ada pengaruh yang signifikan dimana nilai diperoleh hasil p value 0,014 <
0,05, dengan demikian H1 diterima yang berarti ada pengaruh kinerja kader
B. Saran
kesehatan .
40
Depkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta
Isnawati, S. Cahyo. 2010 Posyandu dan Desa Siaga. Bantul: Nusa Medika
42