Anda di halaman 1dari 17

KITAB

BABAD TANAH JAWI

Kitab Babad Tanah Jawi ini adalah suatu kitab yang ditulis tangan oleh Ibu Endang Permata Asri –
Pakis – Malang dan diedit ulang oleh Sanggar Kyai Djawan Samudro d/a Jl. Raya Bunut Wetan
980 Tlp 085855943968 dari isi kitab Bekti Jamal Adam Makna yang berada pada tiap – tiap
Perpustakaan atau Museum Keraton Surakarta , Mangkunegaran, Yogyakarta maupun Paku Alam

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 1


KATA PENGANTAR

Kitab Babad Tanah Jawi ini adalah suatu kitab yang ditulis tangan oleh Ibu Endang
Permata Asri – Pakis – Malang dan diedit ulang oleh Sanggar Kyai Djawan
Samudro d/a Jl. Raya Bunut Wetan 980 Tlp 085855943968 dari isi kitab Bekti
Jamal Adam Makna yang berada pada tiap – tiap Perpustakaan atau Museum Keraton
Surakarta , Mangkunegaran, Yogyakarta maupun Paku Alam.

Sedangkan Kitab Bekti Jamal Adam makna adalah sebagian isi daripada Kitab
Bahriyeh ( dalam Bhs. Turki ) atau Kitab Bahriyah ( dalam Bhs. Arab ) yang berada di
Perpustakaan atau Museum Negeri Turki maupun Jazirah Arab ( Saudi Arabia ) yang
berartiKitab Mengenai Negeri Lautan atau Negeri Bahari.( Tanjung anom )

Semoga dengan adanya tulisan ini bisa menjadi bahan rujukan maupun penelitian
yang mendalam mengenai asal usul Bangsa Jawa ( Jawa Dwipa ) mulai dari nenek
moyang sebelum adanya Aji Saka ( Pangeran Sarkil ) maupun tonggak Sejarah adanya
Penanggalan atau huruf jawa ( Hono coro kho……) yang kesemuanya itu bahwa
Bangsa Jawa adalah Penganut agama Taukhid ( mengenal satu Tuhan ) dan memakai
hukum zabur sebelum Nabi Muhammad SAW lahir

Sejak Betara Ismaya ( Semar ) yang merupakan cikal bakal yang baurekso tanah jawa
hidup, sungguh sangat disayangkan belum adanya penulisan yang begitu mendetail
mengenai kehidupan bangsa jawa.
Maka dengan adanya Babad Tanah Jawi ini bisa menjadi Obat Penawar Rindu
pembawa inspirasi untuk penulis sejarah Bangsa jawa yang merupakan sebuah Bangsa
Yang memiliki Budaya luhur yang berakar pada suatu simpul sejarah, yaitu adanya
hubungan yang erat mulai dari sejarah Bani Jawan ( cikal bakal bangsa Jawa ) hingga
adanya Pangeran Aji Saka yang notabene merupakan penduduk keturunan Raja
Syarkil Hindia Belakang ( India ) yang menurut sejarah Bangsa – bangsa, Jawa dan
India adalah sama sebelum jaman es II mencair .

Akhirnya semoga dengan penulisan Babad Tanah Jawi ini generasi muda tahu sedikit
banyak tentang sejarah Bangsa Jawa yang merupakan Mercusuar Dunia yang hilang,

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 2


ditelan ombak kehidupan yang ditenggelamkan oleh pengaruh – pengaruh luar
sehingga lupa akan keberadaanya sendiri….!

TIM KREATIF
“ SANGGAR KYAI DJAWAN SAMUDRO“
Jl. Raya Bunut Wetan 980

Bab I.
Masa Nabi Sulaiman AS.
Pada masa Nabi Sulaiman A.S.sebagai Kholifah atau Pemimpin diatas Bumi , beliau
mengendalikan Negara – Negara di Dunia memakai Hukum Kitab Zabur yang berisi
ajaran Taukhid ( Asyhadu anlaa Ilallah wa an Sulaiman Nabiullah )yang artinya
bahwa Tuhan hanya satu dan Nabi Sulaiman adalah Nabiullah kepada umat manusia
mulai bangsa Jin dan Manusia.

Pada masa itu Ibukota dunia berada di Baitul Magdis ( Yerussalem ) dan sebagai
Kiblat umat manusia.Beliau diutus Allah untuk mengatur dan memelihara Bumi dan
isinya dan menata hidup masyarakat apapun yang berada diatas Bumi dan memelihara
bahan – bahan yang berada didalam bumi termasuk Udara dan apapun yang ada
diantara Bumi dan Langit juga mengatur dan melaksanakan hukum Zabur bagi
mahluk Ghaib lelembut ( Zin , bananul jin, Peri perahyangan , dan lain sebagainya )

Tentaranya terdiri dari golongan Bangsa manusia dan mahluk ghaib ( jin, bananul jin ,
peri perayangan dan lain sebagainya ) mereka semua tunduk kepada kepemimpinan
Nabi Sulaiman a.s. dan ini terjadi kira – kira ± 2000 – 2500 Tahun sebelum Masehi.

Pada masa itu banyak orang – orang dari pelbagai Negara Di Bumi berdatangan ke
wilayah Baitul Magdis ( Yerussalem ) untuk menimba ilmu kepada Beliau Nabi
Sulaiman a.s.

Diantara orang – orang yang datang berguru kepada Nabi Sulaiman a.s. terdapat
seorang Pemuda Bangsawan yang berasal dari salah satu Negeri Hindu di
Hindustan yaituPangeran Syarkil ( anak Raja Syarkil ) bertahun – tahun berguru
kepada Raja Sulaiman a.s. hingga akhirnya dia mengikuti agama Taukhid yang
dibawa oleh Nabi Sulaiman. a.s. kemudian Pangeran Syarkil diberi Hadiah Nama

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 3


menjadi Musa bin Ezekil dan kelak orang – orang jawa menyebutnya Pangeran Aji
Saka.

Karena kecakapanya dalam hal Ilmu Kelautan maka Musa bin Ezekil diangkat
menjadi Panglima Angkatan Laut untuk wilayah Bumi Selatan dan Bumi Tenggara.

Pada suatu hari Nabi sulaiman a.s. berkeliling Bumi dengan naik kendaraan
istimewanya yaitu Sajadah Terbang yang diterbangkan oleh Raja Angin ( Thaun.a.s. )
. beliau melihat banyak daratan tersembul ( mencuat ) bekas terpendam Ribuan Tahun
oleh adanya air pasang dari Bumi Selatan yang menyapu Benua Hindia pada masa
dahulu ( Zaman Es II dulu ).

Sesampainya di Baitul Magdis , Nabi Sulaiman.a.s. memanggil Musa bin Ezekil (


Pangeran Syarkil )untuk bertugas membuka dan mengatur daratan baru di bumi
selatan dan Tenggara dan mengajak Orang – orang yang berada didaratan baru itu
untuk menyembah Tuhan Yang Maha Satu; sebab mereka banyak yang tidak
bertuhan.

Dengan direstui dan didoakan oleh Nabi Sulaiman a.s. berangkatlah Rombongan
Armada Angkatan laut yang terdiri dari tentara Orang – orang Israil dan Orang –
orang Turki yang dipimpin oleh Panglima Musa Bin Ezekil dengan membawa
perbekalan berpeti – peti emas permata untuk menebus dan membebaskan Budak –
budak yang masih tertindas di Negeri – negeri Bumi Selatan dan Tenggara.

Dalam perjalanan Angkatan laut Kerajaan Sulaiman Raya Tersebut dikawal


langsung oleh MENHANKAM kerajaan yaitu Waliullah Malik Abdul
Khadid ( Bethara Grinjing Wesi ) beliau mengikuti Armada tersebut dengan berjalan
di atas air dan kadang – kadang terbang di udara.

Rombongan Armada Angkatan laut Musa Bin Ezekil ( Aji Saka ) singgah dulu di
Negeri asalnya dan menemui Ayah Ibunya yaitu Negeri Syarkil di Hindustan , dari
Hindustan mampir atau singgah di Negeri – negeri lainya dan banyak membebaskan
Budak – budak yang tertindas terutama banyak dari Hindia Belakang.

Sebagian Budak – budak yang telah dibebaskan banyak yang ikut Armada angkatan
LautAji Saka dengan membawa pula sanak saudaranya.

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 4


Sebelum mencapai daratan yang dituju Aji Saka ( Musa Bin Ezekil ) mengajarkan
ajaran Taukhid yang hanya mengenal Satu Tuhan kepada mantan Budak – budak dari
Hindia Belakang , hampir semua mereka menerimanya. Tak beberapa lama akhirnya
sampailah mereka didaratan yang dimaksud yaitu daratan Tanjung Anom ( sebelum
bernama Jawa Dwipa ) ; disebelah utara Jawa akan tetapi daratanya berawa – rawa
dan tidak bisa diinjak kaki dan kapal – kapalnya tidak bisa berlabuh.

Diputuskanyalah untuk kembali ke ujung Sumatra belok ke selatan barat Sumatra (


lewat lautan hindia)
Hingga sampai dilautan sebelah selatan jawa.Sebab pada masa itu P. Sumatra , Jawa,
Nusa Tenggara barat , Nusa Tenggara Timur masih bergandengan sebagai suatu
daratan panjang, belum ada selat – selatnya diantara mereka.Diantara P. jawa dan P.
Sumatra terdapat daratan yang menghubungkan berupa sebuah Pegunungan –
pegunungan kelak akan muncul di Pegunungan – pegunungan itu sebuah kerajaan
yang disebut Agninagari ( Negeri api ), yang mana ±1400 tahun kemudian tepatnya
Th 410 M ( Nabi Muhammad SAW belum lahir ) meletuslah salah satu gunung yang
ada di Pegunungan Agninagari yaitu Gunung Kratau hingga Selama ± 4 hari dunia
gelap gulita ( terlalu dasyatnya ) dan abunya jatuh pada banyak Negara di dunia .

Sejak saat itu Tenggelamlah kerajaan Agninagari / Negeri api kedasar laut dan
bekasnya menjadi selat sunda, sedangkan bekas pegunungan yang tersisa hanyalah
anak Gunung Kratau ( kini masih aktif ) dan pucuk gunung kecil – kecil
disekitarnya.

Sejak saat itu terpecahlah P. Jawa dengan P. Sumatra oleh adanya selat Sunda , Begitu
pula dengan pulau – pulau lainnya baik NTB maupun NTT terpecah – pecah karena
munculnya selat – selat diantara mereka.,Sedangkan pada masa rombongan
ArmadaAjisaka ( Musa bin Ejekil ) datang ke Tanjung Anom daratanya masih utuh
dari Ujung P. Sumatra , Jawa hingga NTB sampai NTT dan belum ada selat –
selatnya.

Hingga akhirnya mendaratlah Armada P. Ajisaka dipesisir selatan jawa pada salah
satu daratan di Pinggir deretan Pegunungan Kendeng (± didaerah Pantai Pacitan ).

Ajisaka beserta rombongan berhasil masuk kepedalaman dikawasan Hutan Jawa


bagian selatan dan banyak berkenalan dengan penduduk aslinya. Ajisaka beserta
rombongan bekerja membuka hutan yang masih perawan , ganas dan keramat untuk

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 5


tempat tinggal mereka, demi melaksanakan tugas yang diamanatkan oleh Nabi
Sulaiman a.s. kepada mereka .Sepanjang pekerjaan berlangsung, banyak diantara
mereka yang sakit keras dan banyak pula yang meninggal dunia, terutama tentara –
tentara yang berasal dari Israil dan Turki sangat mederita karena tubuh mereka kurang
kuat bekerja di Hutan – hutan yang berhawa panas di.( P. Jawa ) banyak diatara
mereka yang sakit keras dan meninggal dunia.

Hanya yang berasal dari Hindia Belakang yang kuat bekerja di Hutan – hutan berhawa
Panas di Pulau Jawa yang pada akhirnya Tentara – tentara Israel dan Turki yang
tersisa memohon untuk pulang kembali ke Baitul Magdis saja karena mereka tidak
kuat bekerja di Hutan tropis ( hawa panas )

Akhirnya diputuskanlah oleh Aji Saka bahwa pembukaan dan perluasan pembabatan
Hutan disebelah selatan Pulau Jawa dihentikan untuk sementara waktu dan sisa –
sisa Tentara Israel dan Turki diizinkan untuk pulang ke Baitul Maqdis - (
Yerussalem ) dan sebagian Armada untuk kembali ke Negeri Ibrani.

Disaat Pangeran Ajisaka bersama orang – orang dari Hindia Belakang saling bersatu
mencari jalan keluar akan masa depan mereka ; datanglah Komandan mereka turun
dari angkasa yaitu Malik Abdul Khadid ( Betara Grinjing Wesi ) dan menganjurkan
kepada Pangeran Ajisaka dan sebagian Orang – orang dari Hindia Belakang untuk
mendatangi Makam ( Punden ) orang yang membuka ( membabat ) Tanah Jawa mula
pertama kali yaitu Kyai Ismaya ( Semar badranaya ) yang berpotongan tubuh gendut
bulat dan berambut kuncung.

Dengan cara izin kepada yang membuka pertama kali supaya pekerjaan selanjutnya
menjadi lancar , seperti halnya orang hendak masuk ke sebuah Rumah harus izin dulu
kepada yang punya Rumah, begitu pula apabila hendak membuka satu daerah baru.

Kemudian Ajisaka dan sebagian Orang – orang dari Hindia Belakang mendatangi
makam atau Punden Kyai Semar di Puncak Gunung Srandil ( didaerah cilacap selatan
) mereka melaksanakan Puasa hingga Patiraga dan berhasil Meragasukma memasuki
alam lain dimana Kyai Semar berada, mereka berunding dengan Kyai Semar dan
akhirnya terdapat persetujuan antara Kyai Semar agar tiap – tiap membuka daerah
baru hendaknya Kulonuwun atau izin kepada yang menempati lebih dulu didaerah
tersebut
( yaitu Danyang atau lelembut yang menempati lebih dulu daerah tersebut )

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 6


Akhirnya Ajisaka beserta orang – orang dari Hindia Belakang melanjutkan membuka
dan meluaskan pembabatan Hutan dengan cara seperti yang dianjurkan oleh Kyai
Semar.Pekerjaan Ajisaka dan Orang – orang dari Hindia Belakang tersebut berhasil (
tiada hambatan apapun) dan mereka berhasil membuka ladang – ladang yang baru
untuk bercocok tanam .sehingga Ajisaka berhasil menciptakan masyarakat baru yang
damai antara Pedndatang – pendatang dari Hindia Belakang dan Penduduk asli
Tanjung anom dengan diberi ajaran agama taukhid ( Kitab zabur ).

Kemanapun Ajisaka pergi selalu diikuti oleh dua orang abdi setianya yaitu Tuhu
( sembodo ) dan Duro ( Setyo ).Pada suatu hari Ajisaka membawa 2 abdinya
mendatangi sebuah Pulau bernama Pulau Maceti, di Pulau maceti , Ajisaka
menitipkan keris saktinya kepada Duro ( Setyo ) untuk dirawat di Pulau tersebut dan
supaya Duro ( setyo ) merawat dan bercocok tanam di Pulau tersebut. Ajisaka
berpesan bahwa Duro ( setyo ) tidak boleh menyerahkan keris sakti tersebut kepada
orang lain selain kepada Ajisaka sendiri. Setyo berjanji menjaga dan merawat keris
sakti tersebut, sedangkan Ajisaka bersama Abdi yang satunya yaitu Tuhu ( sembodo )
hendak pergi melaksanakan tugas untuk mengeringkan rawa – rawa supaya bisa
dipakai untuk bercocok tanam oleh Penduduk.

Bertahun – tahun Ajisaka dengan Tuhu ( Sembodo ) bekerja mengeringkan sebagaian


Rawa – rawa dan berhasil membuka ladang – ladang dan Perkampungan baru.
Sehingga bertambah mashurlah nama Ajisaka diseluruh Tanjung anom dan banyak
Orang berguru kepadanya.

Pada masa itu yang menjadi Raja Tanjung Anom adalah Raja Kanibal yang
bernamaDewata Cengkar yang hobbynya memakan jantung manusia demi
menambah umur dan kesaktianya.

Seluruh Negeri sangat tidak menyukai Raja itu dan setelah kehadiran Pangeran
Ajisaka di Tanjung Anom , Rakyat lebih setuju kalau Pangeran Ajisaka yang
menggantikan menjadi Raja karena beliau banyak berjasa kepada tanah Tanjung
Anom.

Tatkala patih krajaan sedang berkelilingh mencari Pemuda – pemuda untuk dijadikan
makanan buat rajanya ( Dewata Cengkar ) datanglah Pangeran Ajisaka menawarkan

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 7


diri supaya dimakan oleh Dewata Cengkar dan mengenalkan diri sebagai Pendeta
Muda bernama Ajisaka yang datang dari Hindustan.

Melihat Pangeran Ajisaka tertariklah hatinya apalagi setelah Ajisaka mau dimakan
asalkan Raja Dewata Cengkar memberi Tanah seluas sorban yang ada dikepala
Ajisaka, Tertawalah raja Kanibal itu , betapa ringan syaratnya dan tentu saja
dikabulkan. Pangeran Ajisaka lalu melepaskan Surban dikepalanya dan diletakkan di
Tanah untuk diukur, sedangkan Raja dewata Cengkar berjalan disebelahnya mengikuti
Surban Ajisaka.

Ternyata Surban Ajisaka terus terbeber tiada habis – habisnya hingga ujung Pantai
Jawa selatan , marahlah Raja Dewata Cengkar karena merasa bahwa panjang Surban
Ajisaka sama dengan seluas lebar Pulau Jawa dan artinya sama dengan meminta
Tanah Jawa ini diserahkan kepada Ajisaka ,tatkala Raja Kanibal Dewata Cengkar itu
hendak mencengkeram Ajisaka untuk dimakanya, saat itu juga Pangeran Ajisaka
menghempaskan Surbannya Kepada Dewata Cengkar hingga terjatuh dilaut Selatan
Jawa , ketika Raja kanibal itu berenang hendak ketepian laut ,…….. saat itu juga
Pangeran Ajisaka mengerahkan ilmunya yaitu “ Cipta Hening Sabda Pandita Wali “
cukup dengan kata – kata jadilah jadi Buaya Putih ( dalam Agama Islam sama
dengan kun fayakun dalamsurat yasin )

Seketika itu juga jadilah ( Raja Dewata Cengkar ) menjadi seekor Buaya Putih dan
sejak saat itu dia tiada berani hidup didaratan . setelah Dewata cengkar menjadi buaya
Putih saat itu juga Pangeran Syarkil berubah namanya Menjadi Ajisaka dan menjadi
Raja di Tanjung Anom kemudian tanjung anom diubah namanya menjadi Jawa
Dwipa yang Ibukotanya di Medang Kemulan.

Aji artinya ada ajinya atau ada isinya dan ada harga dirinya / dihargai ( dipandang
oleh orang banyak / mempunyai derajad ) sedangkan Caka / Syaka artinya Cagak (
Tiang ) / Pilar – pilar yang berdiri tegak –kokoh .

Sejak Jawa Dwipa dipegang oleh Pangeran Ajisaka pertanian maju pesat dan Beras
Jawa disukai Orang – orang di dunia , banyak kapal – kapal dagang dari Negeri lain
untuk membeli beras – beras jawa untuk dipasarkan di Pasaran Dunia, nama Jawa
terkenal didunia karena beras jawanya dan terkenal didunia kelak kerena Kayu Jawa
Tik ( Jati ) nya setelah wafat ajisaka dan Orang – orang hindia belakang serta

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 8


Penduduk jawa asli yang menerima kehadiran mereka bersama – sama mengeringkan
rawa – rawa dan ditanami Pohon Jati .

Tidak Heran kalau Peti Mati milik Raja – raja mesir ( para Fir’aun ) berasal dari kayu
Jati asli dari Jawa Dwipa hingga detik inipun Kayu Kayu jati berupa Peti mayat
Firaun – firaun yang dimummi didalam Piramid – pyramid di mesir utuh tidak bisa
dimakan rayap.

Dalam perjalanan hidup selanjutnya , Pangeran Ajisaka berumah Tangga dan


mempunyai keturunan . Diantara keturunan beliau yang masih tersisa berada pada
sebagian kecil Masyarakat Jawa yang berada di kampung kecil di sekitar Danau
Ranu Pane di lereng gunung Semeru, mereka punya bukti ( semacam catatan ) bahwa
mereka masih keturunan Ajisaka.

Disaat Negara sudah berjalan makmur , teringatlah Ajisaka akan keris saktinya yang
dititipkan kepada pembantu setianya yaitu Duro / setyo di Pulau Maceti , karena
beliau sibuk mengatur Negara ,maka disuruhnya pembantu setiap hari harinya yaitu
Tuhu / Sembodo untuk mengambil Keris Sakti tersebut ( Namun rupanya Ajisaka
sudah lupa akan kata – katanya dulu bahwa tidak boleh diberikan keris tersebut
kepada siapapun selain Ajisaka sendiri ), ya itulah Manusia sesakti apapun sepintar
apapun masih mempunyai penyakit bawaan yaitu lupa ini adalah penyakit bawaan
sejak dari Nabi Adam. As. Tiada seorangpun tidak pernah lupa.

Berangkatlah Tuhu / Sembodo menuju Pulau Maceti menemui Sahabatnya


Duro/ setyosetelah bertemu diutarakanya pesan Ajisaka untuk mengambil Keris
Sakti nya namun apa jawaban Duro / Setyo ia tetap pada pendirianya sesuai pesan
Ajisaka dulu yaitu “ tidak akan memberikan keris
sakti tersebut kepada siapapun selain Ajisaka “ sehingga mereka berdua bersikeras
kepada pesan masing – masing yang diberikan oleh Ajisaka , tiada titik temu antara
mereka berdua, sehingga terjadilah perang tanding diantara keduanya , tiada yang
kalah tiada yang menang . masing – masing sama – sama jujur sama – sama sakti dan
sudah menjadi kehendak Tuhan yang mana akhirnya mereka berdua mati bersama –
sama ( Bhs Jawa = Sampyuh ) sedangkan keris saktinya tetap berada ditempatnya, Di
ibukota Jawa Dwipa , Medang Kemulan Ajisaka mulai menaruh curiga telah lama
sekali tuhu tiada datang – datang akhirnya menyusullah Ajisaka mendatangi Pulau
Maceti dan terkejutlah beliau setelah mengetahui dua Orang Abdi setianya telah

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 9


Meninggal dunia, sedangkan keris saktinya tetap utuh pada tempatnya semula, lalu
diambil keris sakti tersebut dan dipakainya kembali setiap hari.

BAB II
TERBENTUKNYA HURUF
DAN PENANGGALAN JAWA

Sejak kepergian dua Abdi setianya Duro dan Setyo ,Pangeran Ajisaka merasa
sangat menyesal sekali , sehingga rasa penyesalan itu menimbulkan kegundahan yang
teramat sangat . Rasa penyesalan itu terbawa terus dalam kehidupanya sehingga beliau
ingin mengasingkan diri mengurangi Dosa – dosanya .

Sekembalinya dari Pulau Maceti Pangeran Ajisaka pulang ke Ibukota


menyerahkan Tahtanya kepada anaknya yang tertua dan pergilah beliau Madeg
Pandito kemudian beliau pergi meninggalkan gelimang harta dan Istri tercantiknya
membersihkan diri , mensucikan hati menghadap pada Sang Ilahi Robi, bertahun –
tahun lamanya sehingga akhirnya Ajisaka mendapat petunjuk untuk menyusun Huruf
Jawa sebagai peringatan untuk mengenang kedua abdi setianya itu, sehingga
terbentuklah Huruf Jawa yang terdiri dari 20 biji abjad yang mempunyai arti 20 sifat
Tuhan yang terdapat dalam Kitab Zabur dalam bahasa Ibrani.

Hanacaraka artinya ada kisah , ada kejadian, ada yang tertulis. ( apa yang
tertulis oleh Tuhan tiada bisa diubah oleh mahluk ( Sunatullah ) dibalik yang tertulis /
tersurat ada yang tersirat = ada arti dibalik itu ( intisarinya ) ada ( hakekatnya )

Datasawala artinya ada utusan yang sama – sama jujurnya akan tetapi salah
paham dan menimbulkan gugur keduanya = hidup didunia ada utusan – utusan yang
dicintai Tuhan , akan tetapi sedekat – dekatnya utusan dengan Tuhan hanya sebatas
utusan saja , tiada bisa berkuasa , tiada bisa menentukan keputusan untuk mahluk
hidup, yang menentukan mati hidupnya mahluk tetap ditangan Tuhan ( Qodla dan
Qodar ).

Pada jayanya artinya masa perjuangan biasanya mengalami masa kejayaan


sampai waktu yang ditentukan = bagi Manusia suatu waktu akan mengalami
kejayaan ( kedudukan ) yang setinggi – tingginya yang pada akhirnya

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 10


akan Manggabatanga kejayaan itu akan berganti menjadi milik orang lain , begitulah
perjalanan hidup manusia.

Mangga Bathangga artinya menjadi Bathang ( mayat ) kembali, pada akhirnya


semua mahluk hidup akan menjadi mayat kembali , hanya Tuhan yang tiada pernah
mati dan maha kekal abadi.

Setelah tercipta Huruf Jawa beserta aksara jawa juga Hitungan dan Penanggalan
Jawa berdasarkan Tahun caka ( Syaka ) lengkaplah sudah Penduduk Jawadwipa
mempunyai huruf , Hitungan juga Penanggalan Jawa.

Sejak saat itu Pangeran Ajisaka kembali ke Ibukota , Medang Kemulan serta
mengajarkan Huruf dan Penanggalan / tahun jawa ( caka ) kepada Anak – anaknya .
Lewat merekalah disebarkan keseluruh rakyat JawaDwipa untuk mempelajari tulisan ,
Penanggalan serta Hitungan Jawa.

Lengkap sudah tugas Ajisaka mengemban tugas yang dibebankan oleh Nabi
Sulaiman as.Membentuk masyarakat Jawa Dwipa ( Tanjung anom ) sehingga
menjadi masyarakat yang mengenal Tuhan ( Tauhid ) serta dengan terciptanya Huruf
Honocoroko yang merupakan Inspirasi dari gugurnya kedua abdi setia Ajisaka serta
Penanggalan dan Hitungan jawa yang merupakan pencarian dirinya dengan kuasa
Tuhan sehingga Ajisaka merasa tiada berdosa lagi kepada abdi setianya itu.

Kemudian Ajisaka kembali lagi ke Pulau Maceti untuk bertapa kembali


membersihkan diri dari dosa – dosa nya, bertahun – tahun lamanya ia bertapa
kemudian datanglahKomandan Betara Grinjing Wesi ke tempat Pertapaan Ajisaka di
Pulau maceti.

Betara Grinjing Wesi ( Malik Abdul Kadid )menyampaikan pesan dari Nabi
sulaiman a.s. untuk Ajisaka bahwa sebagai hadiah atau kenang – kenangan buat
ajisaka karena keberhasilanya membentuk negeri Jawadwipa sehingga menciptakan
huruf , Hitungan jawa serta Tahun jawa, Nabi Sulaiman hendak melemparkan Ajimat
yang sangat ampuh yang seharusnya dimiliki oleh Orang – orang yang hidup dimasa
yang akan datang yaitu Ajimat Kalimosodo , selesai menyampaikan pesan Betara
Grinjing Wesi pulang kembali ke Baitul Maqdis.

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 11


Sepulangnya Komandan Grinjing wesi Ajisaka memikirkan saat ajimat itu
datang, apakah seharusnya menerima secara Satriya = menunggu saja sampai Ajimat
itu tiba ( Bakti pada Pimpinan) , ataukah harus bersikap sebagimana Pendeta /
Brahmana / Ulama’ yaitu mendatangi Tempat yang tinggi dan bertapa brata untuk siap
menerima ajimat tersebut.

Dalam keadaan gundah dulana tiba – tiba datanglah seorang Pemuda tampan
berpakaian bangsawan kuna ( Model pakainya seperti pakaian Bangsawan sebelum
adanya Ajisaka ke tanah jawa , Pemuda itu mengenalkan dirinya bernama Pangeran
Baroklinting . Kyai baroklinting memohon kepada Ajisaka supaya Sebaiknya
menyerahkan Ajimat Kalimosodo ( yang kelak akan datang ) kepada Kyai
baroklinting saja sebab Kyai baroklinting adalah Penduduk asli jawa , sedangkan
Ajisaka belum tentu menetap terus di Jawa, yang kemungkinan hari tuanya bisa saja
kembali ke tanah air nya di Hindustan.Jawaban Ajisaka tetap tidak akan menyerahkan
Ajimat Kalimosodo kepada siapapun sekalipun nyawa sebagai taruhannya.

Adapun Kyai baroklinting adalah salah satu anak raja di jawa purba ( Kuno )
sebelum menjadi tanjung anom sebelum Asia tergenang Air bah gletser mencair (
jaman es II dulu ) Kyai baroklinting memiliki salah satu ilmu ular yaitu bisa berumur
panjang sebab bisa berganti –ganti kulit ( Mlungsungi ) yang hobinya bertapabrata
karena mencari kesempurnaan hidup ( mencontoh Kaisar Yudhistira ( Puntadewa )
namun tidak pernah memilik ilmu ular seperti yang dimiliki Kyai
baroklinting ,Yudistira hanya memiliki ilmu kesabaran, kejujuran dan terjun didalam
dunia ilmu hakekat ( melepaskan tahtanya dan pergi dari lingkungan keluarganya
untuk melksanakan Dharma di Arcapada mencari kesempurnaan hidup dan supaya
kelak menjadi mati sempurna

Kyai Baroklinting bertapabrata beratus – ratus tahun ingin mencari


kesempurnaan hidup , akan tetapi belum pernah datang wangsit apapun dari Tuhan
yang maha Esa kepada Kyai baroklinting, melihat dari mata batinnya di Tapabratanya
, Kyai Baroklinting melihat Nabi Sulaiman a.s. akan meleparkan Ajimat Kalimosodo
kepada Ajisaka ( supaya kelak Ajisaka bisa mati sempurna ), maka timbul iri hatinya
dalam dada Kyai Baroklinting dan berkeinginan untuk memiliki Ajimat Kalimosodo
tersebut sehingga didatanginya Pangeran Ajisaka di Pulau Maceti untuk meminta
ajimat tersebut.

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 12


Karena masing – masing pergegang pada pendiriannya sehingga terjadilah
perang tanding berhari – ahri dan tiada yang kalah dan yang menang. Akhirnya ilmu
ular yang dimiliki oleh Kyai Baroklinting diujudkan nya untuk mengalahkan Ajisaka
yaitu berujud Ular Raksasa yang indah warnanya, mereka bertanding terus yang
hasilnya tetap seimbang akhirnya Ajisaka mendapat akal yaitu dirayu / dibujuknya
Kyai baroklinting supaya mau melingkari gunung Merapi yang antara ekor dan
lidahnya saling bertemu dan membentuk simpul.
Apabila bisa melaksanakan semacam itu , maka ajisaka langsung akan menyerahkan
Ajimat Kalimosodo kepada Kyai baroklinting.

Tertariklah hati Kyai baroklinting dan ingin melaksanakan semacam itu dan tidak
perlu harus perang lagi yang banyak menguras tenaga dan ilmu.Setelah tubuhnya bisa
melingkar di gunung Merapi dan ujung lidahnya hendak bertemu , tiba – tiba tanpa
disangkanya langsung Ajisaka mencabut keris saktinya dan dengan cepat memutus
lidah Kyai baroklinting yang sedang menjulur , putuslah lidah Kyai baroklinting dan
seketika itu jatuh Pingsanlah Kyai baroklinting lalu ditinggallah oleh Ajisaka kembali
kepulau Maceti.
Setelah Kyai Baroklinting bangun dengan kesakitan, dia berdiam diri di gunung
Merapi betapa brata .Dia mengakui kalah dengan ajisaka ( karena terbujuk ) dan malu
menjadi Pangeran gagu , tidak bisa bicara lagi bila berujud manusia lagi. Dan menjadi
ular pertapaanpun , selalu mengasingkan diri karena menjadi ular pertapa yang gagu ,
akhirnya kehidupanya selalu memohon kepada Tuhan supaya bisa kembali menjadi
mati sempurna yang dima’afkan Tuhan jadi seringkali Kyai Baroklinting mengabdi
kepada Orang – orang tertentu ( Masuk kedalam senjata – senjata , Pusaka – pusaka
supaya ikut berbuat baik sebagai tambahan pahala baginya untuk kekal kelak dialam
kelanggengan.

Sedangkan Ajisaka , tidak lama melaksanakan Tapabrata lagi di Pulau Maceti .


tiba – tiba datanglah manusia yang tubuhnya lebih besar ( hampir Raksasa ) yang
bernama Honodengan bersenjatakan keris sakti seperti miliknya. Hono pun meminta
supaya Ajimat Kalimosodo yang akan datang diberikan nya saja padanya supaya
kelak Hono bisa mati sempurna.

Adapun Hono adalah manusia pertapa yang hampir berumur dengan Kaisar
yudistira ( Puntadewa ) yang saat Ajisaka hidup Kaisar Puntadewa masih hidup juga
berkeliling bumi dengan menyamar dengan nama Raden Dharma kusuma ,
melaksanakan hakekat supaya kelak bisa mati sempurna .

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 13


Pada masa Nabi Sulaiman a.s hidup, banyak sekali para wali yang sudah
berkeliling bumi yang memegang ajimat Kalimosodo , tatkala dalam perjalanannya
berkeliling bumi melaksanakan dharma arcapada , Kaisar puntadewa mendaptkan
ajimat Kalimosodo yang diberi oleh salah satu Waliullah ( pada masa Nabi Sulaiman
berkuasa ) yang tertulis pada kain putih dan oleh kaisar Puntadewa , ajimat tersebut
dimasukkan kedalam cuping telingganya agar tidak hilang , karena beliau tidak bisa
membaca huruf yang ada dalam Ajimat tersebut , beliau hanya bisa membaca huruf
sangsekerta saja yang abjadnya sudah sangat langka sekali yang pada masa Ajisaka
hidup itupun sudah jarang orang mengerti apalagi huruf dalam Ajimat Kalimosodo
tersebut sangat aneh sekali bagi kaisar Puntadewa, jadi hanya disimpanya saja ajimat
tersebut karena tidak bisa membacanya.

Dalam pertapaannya , mata batin Hono melihat Kaisar Puntadewa


mendapatkanAjimat Kalimosodo , timbullah iri hatinya; mengapa dia yang juga
bertapa mensucikan diri bertahun – tahun ( tak terhitung lamanya ) tidak mendapatkan
ajimat yang bisa menyempurnakan saat kematian manusia. Hendak meminta kepada
kaisar Puntadewa , bagi Hono sangat malu karena dulu beliau adalah kaisarnya dan
tak pantas benar bila meminta kepada kaisar yang sangat dihormatinya , jadi Hono
diam saja.

Namun setelah Ajisaka hendak dikirim Ajimat tersebut oleh Nabi Sulaiman a.s.
Hono bergerak hatinya untuk memintanya karena Ajisaka bukan siapa – siapa baginya
dan umurnya terlalu muda untuk mendapatkan ajimat tersebut. Adapun jawaban
Ajisaka adalah tetap tidak akan memberikan ajimat tersebut kepada siapapun juga
walaupun nyawa taruhanya.

Sehingga terjadilah Perang tanding berhari – hari tiada yang kalah dan yang
menang , namun setelah keduanya sama – sama mengeluarkan keris – keris saktinya
yang sama – sama berasal dari empu – empu dari negeri Hindustan, mereka berhasil
mengalahkan satu dengan yang lainya .Ajisaka berhasil membunuh Hono, dan Hono
pun berhasil membunuh Ajisaka. Keduanya sampyuh ( mati bersama – sama ).

Makam Pangeran Ajisaka kurang diketahui , akan tetapi diantara keturunanya


berada dilereng Gunung Semeru diperkampungan Danau Ranu Pane, mereka hidup
dalam kesederhanaan dan rajin memegang Tradisi Jawa, Jadi Bangsa jawa sudah
lengkap dengan terbentuk Huruf , Hitungan / Penanggalanya, tinggal Orang – orang

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 14


jawa yang tinggal di Pulau Jawa, bisa melaksanakan dengan memilih yang berguna
atau tidak berguna tergantung penangkapan kalbu – kalbu masing – masing
menanggapi kebudayaan Jawa.

BAB III
KEMATIAN AJISAKA
Dan Tiada Hubungan Lagi Dengan Baitul Maqdis

Setelah mengetahui kabar bahwa Pangeran Ajisaka telah gugur melawan Hono ,
Nabi Sulaiman.a.s. Tidak jadi memberikan Ajimat Kalimosodo , beliau tahu
kalau Penduduk Jawa belum mampu membawa jimatnya Orang – orang akhir
jaman, yang mampu hanya kaisar Yudhistira / Puntadewa yang saat itu masih lelana
brata melaksanakan darma ( mencari kesempurnaan hidup supaya mati sempurna )

Sejak kematian Ajisaka , generasi penerus di Jawa dwipa semakin jauh


berhubungan dengan negeri baitul Maqdis ( Ibrani ) ,bahkan semakin banyak
pendatang – pendatang dari daerah Hindia Belakang yang datang karena mendengar
bahwa Jawa sangat subur dan benyak pendeta – pendeta Hindu yang datang
menyebarkan agama Hindu di Pulau Jawa, semakin lama ganti generasi, semakin
banyak beragama Hindu, yang akhirnya sejarah ajaran Tauhid dari Kitab Zabur
semakin terkubur sejarah dan akhirnya berabad – abad lamanya justru Agama Hindu
yang menguasai jawa, yang kemudian disusul dengan Agama Budha yang juga hidup
berdampingan dengan agama Hindu., apalagi sejak kematian Nabi Sulaiaman a.s.
wafat dan digantikan anaknya yaitu Jonathan bin Sulaiman. naik tahta, tak lama lagi
negeri Israil dibumi hanguskan oleh tentara Babilonia ( Irak, Palestina, Libanon,
Syiria dan Iran ) yang dipimpin oleh kaisar Nebukadnezar yang membuat Israil banjir
darah diseluruh negerinya , sedangkan kaum laki – laki dan kanak – kanak dibawa ke
Irak dijadikan Budak – budak ( dalam kisah Pembuangan Babilonia di Kitab Injil dan
ada dalam Surat Al – kahfi di Al- Qur’an sehingga tambah tidak ada hubungan sama
sekali antara jawa yang sudah menjadi Hindu dengan negeri Ibrani yang sudah Porak
poranda dan terjajah oleh Babilonia.

Yang pada akhirnya diantara Budak – budak ( kaum israil yang terinjak – injak
Babilon muncullah Nabi Danial. A.s. yang diutus Allah untuk membawa bangsanya
pulang kembali ke negeri Israil dan mengakkan hukum Taurat dan Zabur.

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 15


Kalaupun sejarah menyatakan Ajisaka beragama Hindu , kita tidak bisa
menyalahkan sebab memang Ajisaka berasal dari Negeri Hindu yaitu Hindustan yang
memang kedua Orang Tuanya beragama Hindu, juga terlalu lamanya Agama Hindu
menguasai tanah Jawa , juga Negeri jawa pernah terjajah Belanda kurang lebih Tiga
setengah abad ( 350 Tahun ) yang mana banyak peninggalan – peninggalan yang
dikuasai dan dipelajari oleh penjajah dan kebanyakan Penemu dan penulis – penulis
sejarah kita adalah Bangsa Belanda yang notabene adalah Penjajah ( Belanda ).

Apakah sejujurnya mereka ( Penulis – penulis Belanda ) menunjukkan bukti


tulisan – tulisan kuno tersebut sesuai dengan aslinya ataukah mungkin sudah diubah
disana sini ? Wallahu Akhlam ( hanya Allah yang tahu ).dan Jawaban tersebut terletak
kepada kitaGenerasi – genaerasi Muda yang menilainya, karena sejarah bisa saja
berubah layaknyaSinetron disana – sini ditambahi sedangkan Orsinilnya ( aslinya )
Diputar Balikkan karena tidak sesuai Pangsa Pasar.

Kita tidak harus seratus persen ( 100 % ) percaya kepada ( Penulis sejarah
Belanda ) karena Penjajah menulis untuk kepentingan Pemerintahan Jajahan , kalau
perlu semua yang dikuasai diubahnya sesuai dengan yang diinginkan Penjajah (
Bangsa Belanda ).

Nah………. Terserah generasi Penerus Bangsa Jawa ( Indonesia ) ,apakah


begitu saja percaya dengan yang ada sekarang ini ataukah tergerak untuk
menyelidikinya kembali ??.ini adalah tugas kita bersama .

Terakhir sebagai penutup kami sebagai penulis Sejarah Bangsa Jawa ( Babad
Tanah jawi ) mungkin ada tulisan yang salah ataupun Kalimat yang kurang cocok
mohon kritikan serta saran dengan alamat: C@haya Computer d/a Sanggar Kyai
Djawan Samudro Jl. Raya Bunut Wetan 980 atau SMS ke 085855943968, Kami
hanyalah menulis yang sedikit kami ketahui sedangkan pembaca adalah jembatan
penyempurna tulisan kami.

Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Endang d/a PERUMNAS
Permata Asri yang telah Menulis Tangan kitab Babad Tanah jawi ini dari beberapa
buku kuno dalam Museum yang beliau kunjungi dan jangan lupa ada seri Tulisan ibu
Endang tentang Ajimat kalimosodo yang lebih seru dan sarat dengan makna – makna
yang agung dan luhur , Penulis hanyalah manusia yang bodoh sedangkan
kesempurnaan adalah milik Allah SWT.

http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 16


http://piwulangjawi.blogspot.com | melestarikan karya pujangga nuswantoro Page 17

Anda mungkin juga menyukai