Desain sampul :
Nur syamsi Rafsanjani Al-Makali
Tata letak :
Ainun Nahdatul Masruroh
Penyunting :
Maela Asna Mufidah
1
Teks Proposal
2
Daftar isi
A. Melengka
B. Bersapa
pi teks
dengan
proposal
proposal
D. Menemuka C. Merancang
n proposal
kebahasaa
n proposal
1. menganalisis isi 1. Membaca contoh proposal
2. menganalisi sitematika 2. Mengidentifikasi proposal
penulisan 3. Membuat kerangka
3. mencari kaidah proposal
kebahasaan
3
PETUNJUK PENGGUNAAN
4
Bab I
BERSAPA DENGAN PROPOSAL
Aktivitas 1
5
Pada pembahasan ini, kamu akan membaca contoh dari teks
ini!
PROPOSAL
PELAKSANAAN PENTAS SENI (PENSI)
SMA NEGERI 2 MAMUJU
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
3. Memupuk semangat antar panitia dan siswa untuk bekerja sama dalam satu
tujuan.
6
II. ISI PROPOSAL
A. Tema
III. SUSUNAN ACARA
Pengarah: Khadijah
7
Seksi Keamanan: Tito Musabiq
V. ANGGARAN DANA
Dalam kegiatan Pentas seni kali ini, ada beberapa anggaran dana yang
didapat maupun yang dikeluarkan agar pensi ini berjalan dengan baik. dengan
rincian sebagai berikut :
Biaya pengeluaran:
8
VI. PENUTUP
Disahkan di :
Mamuju, 03 Juni 2019
Mengetahui,
BUDIMAN ISTIQLAL
Kepala Sekolah
9
A. Judul Proposal : Proposal Penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menerjemahkan Tingkat Dasar melalui Teknik Peer Learning (Penelitian
terhadap Mahasiswa Tingkat 2 Semester 4 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
FPBS UPI)
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Menerjemahkan merupakan salah satu kemampuan dalam keterampilan
menulis bahasa asing. Menerjemahkan tidah hanya memindahkan makna ke
dari bahasa asing ke bahasa ibu ataupun sebaliknya (dalam hal ini dari bahasa
Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya), yang lebih penting adalah
memahami maksud yang ingin disampaikan penulis dan mengetahui budaya
bahasa asing. Sebagai salah satu keterampilan menulis, menerjemahkan
merupakan keterampilan menulis yang kompleks. Dalam pendidikan bahasa
Jepang, menerjemahkan harus ditunjang dengan kemampuan menguasai kanji,
makna kata, tata bahasa, pola kalimat, hingga gaya bahasanya. Di Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) FPBS-UPI, mata kuliah menerjemahkan
tingkat dasar (Shokyu Honyaku) merupakan mata kuliah yang diberikan pada
mahasiswa tingkat 2 semester 4 setelah mereka lulus mata kuliah mengarang
(sakubun).
Tujuan dari perkuliahan ini adalah diharapkan para mahasiswa mampu
memahami definisi, teknik / cara menerjemahkan tingkat dasar dan menambah
penguasaan huruf kanji, pengetahuan dan pemahaman materi tata bahasa dan
kosa kata yang telah dipelajari. (Silabus/SAP JPBJ) Hasil penyebaran angket
pada mahasiswa tingkat 2 JPBJ FPBSUPI tahun akademik 2007/2008 dalam
studi pendahuluan menunjukkan bahwa selama ini sebagian besar mahasiswa
(44%) menganggap mata kuliah menerjemahkan yang diberikan kurang
10 menarik
Pada umumnya perkuliahan yang diberikan sudah beragam tidak hanya
menggunakan buku wajib saja, tetapi menggunakan bahanbahan ajar seperti
koran, games, kuis, diskusi, cerita. Tetapi masih banyak mahasiswa (63%) yang
belum bisa menggunakan cara tersebut untuk memudahkan mereka dalam
menerjemahkan. Karena metode pengajaran yang dilakukan sama seperti biasa
yang sudah dilakukan, yaitu dengan memberikan kalimat dalam bahasa asing,
kemudian langsung menerjemahkan ke bahasa ibu dan sebaliknya. Fakta di
lapangan pun berbicara, selain dari situasi pembelajaran, masalahnya adalah
sedikitnya referensi buku panduan secara teoritis dalam perkuliahan
menerjemahkan baik dalam bahasa Jepang maupun Indonesia. Dalam
pendidikan bahasa Jepang itu sendiri tidak ada pembelajaran khusus untuk
menerjemahkan (honyaku), yang ada adalah pembelajaran menulis (hyouki),
menulis kalimat (bunsaku), dan mengarang (sakubun). Sedangkan faktor intern
adalah kemampuan mahasiswa dalam menguasai bahasa Jepang, meliputi kanji,
makna kata, pola kalimat dan tata bahasa. Hasil survey pada mahasiswa tingkat
2 JPBJ FPBS-UPI tahun akademik 2007/2008 menunjukkan kesulitan terbesar
dari penguasaan bahasa Jepang adalah membaca kanji dan memahami makna
katanya. Menyadari banyak faktor yang menimbulkan menjadi penyebab
terjadinya kurang menariknya pembelajaran menerjemahkan, maka penulis perlu
diadakannya suatu penelitian tindakan agar metode pengajaran yang digunakan
dapat mempermudah mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan terjemahan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan menerjemahkannya.
11
Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa hal di atas, dalam penelitian
penulis akan mencoba menerapkan teknik peer learning (pia-raaningu)
dalam pembelajaran menerjemahkan bahasa Jepang melalui mata kuliah
menerjemahkan tingkat dasar (Shokyu Honyaku I) pada mahasiswa
semester 4 JPBJ FPBS-UPI.
2. Permasalahn
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah umum dalam
penelitian ini `yaitu Apakah teknik peer learning dalam pembelajaran
menerjemahkan bahasa Jepang lebih efektif dan efisien ? Kemudian
masalah umum ini dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
2.1. Apakah dengan diterapkannya teknik peer learning dalam
pembelajaran menerjemahkan (Shokyu Honyaku I) dapat :
a. meningkatkan kemampuan dalam menguasai kanji dan kosa kata
bahasa Jepang?
b. mempermudah untuk memahami makna kata dalam pola kalimat
bahasa Jepang beserta tata bahasanya ?
c. meningkatkan kemampuan individu mahasiswa dalam
menerjemahkan wacana pendek dalam bahasa Jepang tingkat dasar
?
12
3. Cara Pemecahan Masalah
13
Kontribusi / Manfaat Penelitian
14
Mata kuliah menerjemahkan ini diberikan pada setiap dosen yang
memegang satu mata kuliah di setiap kelasnya. Dalam KBMnya, setiap dosen
diberikan kebebasan untuk menggunakan metodemetode atau teknik pengajaran
tersendiri. Namun, pada umumnya hanya terpaku dengan aktivitas memberikan
teks berbahasa Jepang, kemudian menerjemahkan, lalu dibahas terjemahan
dalam bahasa Indonesia-nya yang benar, begitu pula sebaliknya.
Pola aktivitas seperti ini membuat para mahasiswa jenuh, bosan, bahkan
malas mengikuti perkuliahan menerjemahkan. Dari hasil survey melalui angket
dan memeriksa hasil terjemahan mahasiswa dirangkumlah beberapa kesulitan /
masalah yang dihadapi mahasiswa dalam hal menerjemahkan, yaitu :
2. Masalah memahami tata bahasa / pola kalimat dalam bahasa Jepang, banyak
mahasiswa yang tidak memahami dengan benar pola kalimat yang notabene tidak
ada maknanya bila dicari maknanya dalam kamu. Sehingga timbul kesalahan
menafsirkan terjemahan yang berakibat fatal karena maksud dari penulis tidak
dapat tersampaikan.
15
3. Masalah ungkapan dan kosakata yang relevan digunakan dalam
menerjemahkan dalam suatu wacana. Sehingga bila salah memilih kosakata
dan memahami ungkapan tersebut, akan membuat rancu kalimat yang
diterjemahkannya.
16
2. Alternatif Pembelajaran Menerjemahkan dengan Teknik Peer Learning
Bila dilihat dari makna katanya, peer adalah sesama / sebaya, dan
learning adalah belajar, jadi bila diartikan adalah cara belajar bersama atau
berkolaborasi dengan teman sebaya. Dan konsep yang paling penting dari peer
learning adalah “kolaborasi / kerjasama”, yang maknanya suatu aktivitas yang
secara konkrit saling bekerjasama antara satu individu dengan individu lain.
Kedua dari sisi guru. Dengan adanya belajar dengan teman sebaya akan
memudahkan atau meringankan kerja guru. Terkadang siswa mengalami kesulitan
dengan bahasa yang digunakan oleh gurusehingga tidak dimengerti oleh siswa
tersebut. Banyak guru yang terkadang menggunakan bahasa yang terlalu tinggi
bahkan dengan filosofi yang tidak dapat dijangkau oleh siswa dengan kemampuan
rendah atau menengah. Bahkan terkadang juga guru menggunakan bahasa asing
dan terkadang juga guru itupun tidak paham artinya. Maka dengan adanya peer
learning ini diharapkan ada link atau hubungan yang sejajar dengan temannya.
17
Ketiga dari sisi motivasi. Siswa yang belajar dengan teman sebaya akan lebih
percaya diri untuk belajar. Dengan begitu siswa akan belajar secara mandiri secara
perlahan. Kemajuan dalam belajar akan tercapai baik bagi siswa yang tertinggal maupun
siswa yang membantu siswa lain dalam belajar.
6. Rencana Penelitian
A. Setting Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Rencana Tindakan
18
Observasi dan Implementasi Observasi ini dilakaukan untuk melihat
pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada
penyimpangan – penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal
dalam saling pengoreksian antar teman sebaya. Observasi dilakukan oleh teman
sejawat dalam satu tim dan juga dilakukan perekaman lewat video record.
Analisis dan Refleksi Hasil kegiatan yang telah direkam, diputar kembali untuk
dianalisis untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dalam berkolaborasi dalam
pengoreksian hasil terjemahan. Kemudian menganalisis hasil terjemahan itu sendiri
oleh peneliti.
Indikator kinerja Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi mahasiswa yaitu adanya
peningkatan pemahaman sebagai jalan untuk mempermudah dalam
menerjemahkan baik dari segi tata bahasa, pola kalimat, ungkapan, kosakata
maupun penguasaan huruf kanji. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang
telah dibuat dan imlikasinya dalam rangka memperbaiki cara menerjemahkan
dengan menggunakan teknik peer learning.
7. Jadwal Penelitian
19
8. Rencana Anggaran
9. Daftar Pustaka
Ikeda, Reiko & Tateoka, Yuko, 2007, Pia raaningu Nyuumon, Hitsuji,
Japan.
Tateoka, Yuko, 2005, Hitori de Yomu Koto Kara Pia Raaningu E, Togai
Daigaku Shuppan, Japan.
http://belajar-dan-mengajar.blogspot.com/
http://www.hituzi.co.jp/books/288.html
http://www.jpf.go.jp/j/japanese/survey/tsushin/labo33.htmL
20
Contoh tersebut adalah contoh proposal. Berdasarkan contoh
tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan proposal
adalah teks yang berupa permintaan kepaa seseorang atau suatu
lembaga untuk melakukan suatu kegiatan (penelitian).
Mari uji
pemahaman
21
b. Proposal Penelitian
Bagian-Bagian Informasi Maksud/Tujuan
Proposal Penting
a. Latar belakang
b. Perumusan
Masalah
c. Tujuan
d. Kontribusi
Penelitian
e. Definisi
operasional
f. Rencana Penelitian
g. Jadwal penelitian
h. Anggaran
Penelitian
i. Daftar Pustaka
22
Aktivitas 2
AKTIVITAS 2
Mencari bagian proposal
PROPOSAL PENELITIAN
1. Latar belakang
23
Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal
Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-
tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan
24
eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data
direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah itu
akan diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin
25
7. Fasilitas
lain.
Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas
26
percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan
itu.
9. Lama Waktu
10. Pembiayaan
27
4. Manfaat Penelitian
5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian
PROPOSAL KEGIATAN
1. Sampul Proposal
3. Nama Kegiatan
28
4. Tema Kegiatan
5. Tujuan Kegiatan
6. Jenis Kegiatan
7. Sarana Promosi
8. Estimasi Anggaran
29
Etimasi anggaran adalah jumlah alokasi keseluruhan dana yang
9. Penutup
30
.
Mari uji
pemahaman
31
Aktivitas 3
Menemukan
Kegiatanperbedaan
3
berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun
menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk
kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain.
Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang
banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat pula kita kerja
samakan penyelesaiannya dengan pihak lain.
sikapsikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik.
Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya.
Seperti yang kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata
32
teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang sudah
33
proposal yang digunakan untuk mengajukan suatu penelitian secara
Mari uji
pemahaman
34
Proposal Penelitian Proposal Kegiatan
35
Bab II
Ayo melengkapi teks proposal
Aktivitas 1
36
Untuk sampai dalam pemerolehan pengetahuan, pemahaman
dan sikap, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Hal
tersebut dikarenakan dalam teks proposal banyak ditemukan kata-
Mari uji
pemahaman
37
Aktivitas 2
1. Latar belakang
2. Masalah dan tujuan
3. Ruang lingkuo kegiatan
a. Objek
b. Jenis-jenis kegiatan
4. Kerangka teoritis dan hipotesis
5. Metode
6. Pelaksaan kegiatan
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang tersedia
8. Keuntungan dan kerugian
9. Lama waktu dan tempat kegiatan
10. Anggaran biaya
11. Daftar pustaka
12. Lampiran-lampiran
Apabila bagian-bagian tersebut tidak terdapat dalam sebuah
proposal maka dapat dipastikan akan terdapat kesalahan baik dari
pemahaman penerima proposal ataupun kelengkapan dari segi
acara.
38
Mari uji
pemahaman
BAB III
MENEMUKAN KEBAHASAN PROPOSAL
aktivitas 1
Menganalisis isi proposal
39
Berdasarkan definisi dan contoh pada materi sebelumnya maka
dapat diketahui bahwa isi dari suatu proposal secara umum adalah
usulan pelaksanaan suatu kegiatan. Sedangkan penjelasan untuk isi
Mari uji
pemahaman
sebelumnya.
a. Proposal tersebut lazim digunakan pada instansi apa?
40
aktivitas 2
Menganalisis sistematika
kepenulisan
2. Perumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Manfaat penelitian
41
5. Landasan teori
6. Metode penelitian
7. Kerangka penulisan laporan
Mari uji
pemahaman
tersebut
2. setelah selesai, lanjutkan dengan menjawab pertanyaan berikut
42
aktivitas 3
Mencari kaidah kebahasaan
43
Istilah kegiatan (penelitian) Istilah kegiatan (pendidikan)
Abstrak pengolahan data Afektif minat
Analisis data penelitian baca
lapangan Buku pelajaran
Hipotesis pengumpulan data pembelajaran
Media belajar
44
Mari uji
pemahaman
a. Novel
b. Puasa
c. Gamelan
d. Bakteri
e. Grafitasi
f. Permintaan pasar
45
g. Jurnalistik
h. Huruf
i. Sanitasi
j. Gurindam
k. Telegram
l. Novel
Istilah pengertian
a. abstrak
b. biaya
c. data
d. fokus penelitian
e. hipotesis
f. kualitatif
g. populasi
h. random
i. sampel
46
c. Sajikanlah proposal dalam bentuk berikut
Judul proposal :
Pihak penyuusn :
Tertuju :
pernyataan argumentative
pernyataan persuasive
kata-kata teknis
kata-kata tindakan
kata pendefisian
kata perincian
kata keakanan
BAB IV
MARI MERANCANG PROPOSAL
aktivitas 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu wilayah yang tidak
terlalu luas yang terjadi dalam waktu singkat (6 jam sampai 1 tahun).
mempengaruhinya
48
Karena itulah tidak jarang masyarakat yang mengeluh tentang
Seringkali lintah menempel pada tubuh hewan lain atau manusia dan
kemudian menghisap darahnya. Setelah menghisap darah, tubuh
yang berisi air. Jika lintah tetap berada pada dasar gelas atau tabung,
maka pertanda cuaca akan buruk. Apabila lintah merambat naik ke
permukaan, maka pertanda cuaca akan baik. Dan jika lintah melekat
erat-erat pada gelas dan menggerak-gerakkan ekornya dengan keras,
maka pertanda akan terjadi badai topan. Cara tersebut telah dilakukan
oleh para peramal zaman dahulu sekitar abad kesebelas. Maka dari
49
B. Identifikasi Masalah
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas
adalah:
1. Bagaimana pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah?
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
50
1. Masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan lintah
pembelajaran cuaca.
D. Batasan Istilah
1. Curah Hujan
Banyaknya air hujan yang turun di suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu (KBBI).
2. Tekanan udara
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah dengan judul
51
BAB II LANDASAN TEORI
Analisa Data.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Karakteristik Cuaca di Indonesia
Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat,
yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban,
angin, dan curah hujan. Di Indonesia yang beriklim tropis memiliki dua
Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
52
Tekanan udara
(Wikipedia).
Lintah (Herudo medicinalis)
Klasifikasi lintah
Kedudukan klasifikasi lintah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Class : Clitellata
Subclass : Hirudinea
Ordo : Arhychobdellea
Family : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis
53
Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan
kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya ialah sejenis zat yang sama
seperti yang terkandung di dalam putih telur. Zat aktif yang terdapat
Mata: fotoreseptor
Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsinya
54
tembok dianjurkan karena suhunya yang tidak mudah berubah
lintah yang ada di dalam kolam untuk melarikan diri dan mengganggu
lingkungan sekitar.
oleh badai mereka berusaha untuk keluar dari botol dan memicu palu
kecil yang menyerang lonceng. Kemungkinan badai ditunjukkan
55
C. Hipotesis
BAB III
56
METODOLOGI PENELITIAN
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus
bervariasi: cuaca
2. Variabel Terikat: perilaku lintah
57
2. Kamera
3. Barometer
4. Akuarium kaca
5. Sensor deteksi
6. Baterai / adaptor
1. Air
E. Prosedur Kerja
Pada penelitian ini prosedur kerja yang dilakukan adalah:
toples atau gelas bening tersebut dengan air yang volumenya sama.
b. Masukkan masing-masing satu ekor lintah ke dalam toples-toples
tersebut.
c. Amati perilaku dan pergerakan tiap-tiap lintah tersebut.
58
a. Siapkan akuarium berukuran kecil.
b. Pasang bagian bawah atau dasar akuarium dengan alat deteksi (terdiri
dari otak IC mikrokontroller yang bertugas mengolah data input dari
F. Analisa Data
Pada penelitian ini, penulis mengambil data dalam bentuk tabel
BAB I Pendahuluan
i. Latar Belakang
ii. Identifikasi Masalah
v. Manfaat Penelitian
vi. Batasan Istilah
59
BAB II Tinjauan
A. Kerangka Teori
C. Variabel Penelitian
D. Alat dan Bahan
E. Prosedur Kerja
F. Analisis Data
60
aktivitas 2
Mengidentifikasi Proposal
Mari uji
pemahaman
61
aktivitas 3
Membuat Kerangka Proposal
62
Mari uji
pemahaman
63
64
Biografi Penulis
65
Nur Syamsi Rafsanjani A. lahir di Blitar pada
04 Oktober 1997, saya anak ke 2 dari 4
bersaudara. Akrab dipanggil Syamsi atau Jani.
Saya asli orang Blitar dan sekarang sedang
menempuh pendidikan strata S1 di IAIN
Tulungagung dengan mengambil program
studi Tadris Bahasa Indonesia. Untuk motto
hidup “jangan mengeluh, tidak susah tidak
hidup”, kata-kata itu adalah motifasi saya
agar tidak mudah mengeluh meski dalam
keadaan susah sekalipun, dalam hidup ini
tidak ada yang instan.
66