Anda di halaman 1dari 66

MENGENAL TEKS PROPOSAL

Desain sampul :
Nur syamsi Rafsanjani Al-Makali
Tata letak :
Ainun Nahdatul Masruroh
Penyunting :
Maela Asna Mufidah

1
Teks Proposal

Pernahkah kalian melakukan suatu kegiatan besar? Tahukah


kalian untuk melaksanakan kegiatan besar dibutuhkan proposal untuk
melancarkan segala macam kegiatan yang telah direncanakan?
Sebenarnya apakah yang dimaksud proposal? Serta bagaimana
struktur juga kaidah yang berlaku dalam proposal?

Mari kita belajar bersama!!!!

2
Daftar isi

A. Melengka
B. Bersapa
pi teks
dengan
proposal
proposal

1. membaca teks proposal 1. Mari mengodentifikasi isi


2. Mencari bagian proposal 2. Mari melengkapi isi
3. Menemukan perbedaan dari
beberapa proposal

D. Menemuka C. Merancang
n proposal
kebahasaa
n proposal
1. menganalisis isi 1. Membaca contoh proposal
2. menganalisi sitematika 2. Mengidentifikasi proposal
penulisan 3. Membuat kerangka
3. mencari kaidah proposal
kebahasaan

3
PETUNJUK PENGGUNAAN

1. Pahamilah kompetensi inti dan kompetensi


dasar yang harus dikuasai

2. Bacalah tujuan pembelajaran pada setiap bab agar


seiapa pembelajaran berjalan dengan lancar

3. Bacalah serta pahami setiap materi yang telah


disajikan dalam buku

4. Cermati dengan baik contoh yang telah disajikan

5. Kerjakan latihan dari paparan materi untuk


menambah pemahaman

4
Bab I
BERSAPA DENGAN PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1. Mengidentifikasi topik dalam proposal


2. Mengidentifikasi tujuan dalam proposal
3. Mengidentifikasi bentuk kegiatan dalam proposal

Tentunya kamu pernah membaca teks proposal. Proposal


apakah yang sudah kamu baca? Proposal kegiatan ataukah proposal

penelitian?. Sekarang kamu akan berlatih untuk mencari informasi


yang terdapat dalam teks proposal.

Aktivitas 1

Mari membaca proposal

Sebuah lembaga, instansi, organisasi, bahkan individu yang

menginginkan hasil kerja secara optimal, selayaknya mereka mampu


membuat perencanaan secara matang. Langkah prakerja yang

diperhitungkan oleh individu atau tim pelaksana secara teoritis itulah


yang kita kenal sebagai penyusunan proposal. Akan tetapi sebelum

melangkah pada penulisan proposal, kita akan bertemu dengan


proposal terlebih dahulu

5
Pada pembahasan ini, kamu akan membaca contoh dari teks

proposal yang telah disajikan. Untuk menunjang pemahamanmu,


perhatikan contoh proposal kegiatan dan proposal penelitian berikut

ini!

PROPOSAL
PELAKSANAAN PENTAS SENI (PENSI)
SMA NEGERI 2 MAMUJU

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam rangka memperingati hari ulang tahun sekolah dan bertepatannya


dengan liburan akhir semester, maka kami dari Pengurus OSIS SMA Negeri 2
Mamuju berinisiatif untuk menggelar acara Kegiatan Pentas Seni (PENSI).
Kegiatan Pentas Seni ini juga merupakan acara tahunan sekolah kita dimana acara
ini juga sangat dinanti-nanti oleh seluruh siswa yang ada disekolah kita. dengan
kegiatan ini kami harapkan agar seluruh siswa dapat menghargai dan menghormati
seni budaya ada ada disekitar kita, khususnya budaya Mamuju – Sulawesi Barat.

B. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan dilaksanakannya acara ini adalah :

1. Mempererat tali silaturahmi antar siswa

2. Adanya peningkatan kreatifitas siswa dalam bidang seni

3. Memupuk semangat antar panitia dan siswa untuk bekerja sama dalam satu
tujuan.

4. Sebagai sarana hiburan bagi masyarakat sekolah

6
II. ISI PROPOSAL

A. Tema
III. SUSUNAN ACARA

1. Sabtu, 14.00-14.20: Pengumpulan siswa di Lapangan SMA Neg. 2 Mamuju.


Kodinator: Ashar Rasyid

2. Sabtu, 14.25-14.55: Pembukaan acara . Kordinator: Humairah

3. Sabtu, 15.00-16.00: Sambutan oleh Ketua Panitia, Ketua OSIS, Kepala


Sekolah di Panggung Pensi. Kordinator: Budiman

4. Sabtu, 16.00-22.00: Acara Kegiatan Dance, Pentas Drama. Kordinator:


Ibrahim

5. MInggu, 09.00–16.00:Acara Lomba Karaoke & Band. Koordinator : Indra


Birawa

6. Minggu, 19.00-21.00:Acara Standup Komedi. Koordinator : Dono Suhail

7. Minggu, 21.00 – Sampai Selesai : Penutup. Kordinator: Miftahul Jannah.

IV. SUSUNAN KEPANITIAN

Pelindung: Drs. MUstafa Ibrahim, S.Pd, M.Pd (Kepala Sekolah)

Pengarah: Khadijah

Penanggung Jawab: Istiqlal (Ketua OSIS)

Ketua Panitia: Budiman

Sekretaris: Miftahul Jannah

Bendahara: Lina Sulastri

Seksi acara: Humairah

Seksi Dana Usaha:Sri Mulyani

Seksi Humas: Joko Wardoyo

7
Seksi Keamanan: Tito Musabiq

Seksi Dokumentasi: Karni ILyas

Seksi Peralatan: Ismail Marzuki

V. ANGGARAN DANA

Dalam kegiatan Pentas seni kali ini, ada beberapa anggaran dana yang
didapat maupun yang dikeluarkan agar pensi ini berjalan dengan baik. dengan
rincian sebagai berikut :

Kegiatan ini diperoleh dari dana:

1. Dana kas sekolah: Rp. 300.000-

2. Dana partisipasi siswa: Rp. 1.000.000-

3. Dana sponsor Telkomsel: Rp.3.500.000-

4. Dana Sponsor AS: Rp.5.000.000-

5. Dana pastisipasi guru: Rp. 500.000-

Total: Rp, 10.300.000-

Biaya pengeluaran:

1. Sewa Tempat: Rp. 3.000.000-

2. Penyewaan Panggung: Rp. 2.500.000,-

3. Penyewaan Alat Musik: Rp. 1.500.000,-

4. Biaya Penataan Panggung: Rp. 200.000,-

5. Konsumsi: Rp. 1.500.000,-

6. Spanduk: Rp. 300.000,-

7. Lain – Lain: Rp. 500.000,-

Total: Rp. 9.500.000-

8
VI. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan pentas seni ini kami buat. Kami


mengharapkan dukungan dan partisipasi dari sekolah. Semoga acara ini dapat
terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.

Atas perhatian dan kerjasama, kami ucapkan terima kasih.

PANITIA KEGIATAN PENTAS SENI


SMA NEG. 2 MAMUJU

Disahkan di :
Mamuju, 03 Juni 2019

Mengetahui,

Ketua Panitia Ketua OSIS

BUDIMAN ISTIQLAL

Kepala Sekolah

Drs. Mustafa Ibrahim, S.Pd, M.Pd

9
A. Judul Proposal : Proposal Penelitian Upaya Meningkatkan Kemampuan
Menerjemahkan Tingkat Dasar melalui Teknik Peer Learning (Penelitian
terhadap Mahasiswa Tingkat 2 Semester 4 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
FPBS UPI)
B. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Menerjemahkan merupakan salah satu kemampuan dalam keterampilan
menulis bahasa asing. Menerjemahkan tidah hanya memindahkan makna ke
dari bahasa asing ke bahasa ibu ataupun sebaliknya (dalam hal ini dari bahasa
Jepang ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya), yang lebih penting adalah
memahami maksud yang ingin disampaikan penulis dan mengetahui budaya
bahasa asing. Sebagai salah satu keterampilan menulis, menerjemahkan
merupakan keterampilan menulis yang kompleks. Dalam pendidikan bahasa
Jepang, menerjemahkan harus ditunjang dengan kemampuan menguasai kanji,
makna kata, tata bahasa, pola kalimat, hingga gaya bahasanya. Di Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) FPBS-UPI, mata kuliah menerjemahkan
tingkat dasar (Shokyu Honyaku) merupakan mata kuliah yang diberikan pada
mahasiswa tingkat 2 semester 4 setelah mereka lulus mata kuliah mengarang
(sakubun).
Tujuan dari perkuliahan ini adalah diharapkan para mahasiswa mampu
memahami definisi, teknik / cara menerjemahkan tingkat dasar dan menambah
penguasaan huruf kanji, pengetahuan dan pemahaman materi tata bahasa dan
kosa kata yang telah dipelajari. (Silabus/SAP JPBJ) Hasil penyebaran angket
pada mahasiswa tingkat 2 JPBJ FPBSUPI tahun akademik 2007/2008 dalam
studi pendahuluan menunjukkan bahwa selama ini sebagian besar mahasiswa
(44%) menganggap mata kuliah menerjemahkan yang diberikan kurang
10 menarik
Pada umumnya perkuliahan yang diberikan sudah beragam tidak hanya
menggunakan buku wajib saja, tetapi menggunakan bahanbahan ajar seperti
koran, games, kuis, diskusi, cerita. Tetapi masih banyak mahasiswa (63%) yang
belum bisa menggunakan cara tersebut untuk memudahkan mereka dalam
menerjemahkan. Karena metode pengajaran yang dilakukan sama seperti biasa
yang sudah dilakukan, yaitu dengan memberikan kalimat dalam bahasa asing,
kemudian langsung menerjemahkan ke bahasa ibu dan sebaliknya. Fakta di
lapangan pun berbicara, selain dari situasi pembelajaran, masalahnya adalah
sedikitnya referensi buku panduan secara teoritis dalam perkuliahan
menerjemahkan baik dalam bahasa Jepang maupun Indonesia. Dalam
pendidikan bahasa Jepang itu sendiri tidak ada pembelajaran khusus untuk
menerjemahkan (honyaku), yang ada adalah pembelajaran menulis (hyouki),
menulis kalimat (bunsaku), dan mengarang (sakubun). Sedangkan faktor intern
adalah kemampuan mahasiswa dalam menguasai bahasa Jepang, meliputi kanji,
makna kata, pola kalimat dan tata bahasa. Hasil survey pada mahasiswa tingkat
2 JPBJ FPBS-UPI tahun akademik 2007/2008 menunjukkan kesulitan terbesar
dari penguasaan bahasa Jepang adalah membaca kanji dan memahami makna
katanya. Menyadari banyak faktor yang menimbulkan menjadi penyebab
terjadinya kurang menariknya pembelajaran menerjemahkan, maka penulis perlu
diadakannya suatu penelitian tindakan agar metode pengajaran yang digunakan
dapat mempermudah mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan terjemahan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan menerjemahkannya.

Sejalan dengan pendapat di atas, pengajaran bahasa Jepang dewasa ini


banyak menggunakan metode metode peer learning dengan berbagai teknik,
Misalnya pada pembelajaran mengarang (sakubun) menggunakan teknik peer
response (kegiatan saling mengoreksi dengan teman) dan teknik peer reading
pada pembelajaran pemahaman membaca.

Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa hal di atas, dalam penelitian


penulis akan mencoba menerapkan teknik peer learning (pia-raaningu) dalam
pembelajaran menerjemahkan bahasa Jepang melalui mata kuliah
menerjemahkan tingkat dasar (Shokyu Honyaku I) pada mahasiswa semester 4
JPBJ FPBS-UPI.

11
Dengan dilatarbelakangi oleh beberapa hal di atas, dalam penelitian
penulis akan mencoba menerapkan teknik peer learning (pia-raaningu)
dalam pembelajaran menerjemahkan bahasa Jepang melalui mata kuliah
menerjemahkan tingkat dasar (Shokyu Honyaku I) pada mahasiswa
semester 4 JPBJ FPBS-UPI.
2. Permasalahn
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah umum dalam
penelitian ini `yaitu Apakah teknik peer learning dalam pembelajaran
menerjemahkan bahasa Jepang lebih efektif dan efisien ? Kemudian
masalah umum ini dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
2.1. Apakah dengan diterapkannya teknik peer learning dalam
pembelajaran menerjemahkan (Shokyu Honyaku I) dapat :
a. meningkatkan kemampuan dalam menguasai kanji dan kosa kata
bahasa Jepang?
b. mempermudah untuk memahami makna kata dalam pola kalimat
bahasa Jepang beserta tata bahasanya ?
c. meningkatkan kemampuan individu mahasiswa dalam
menerjemahkan wacana pendek dalam bahasa Jepang tingkat dasar
?

2.2. Bagaimana kemampuan menerjemahkan mahasiswa setelah


menggunakan teknik peer learning ?

2.3. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan teknik peer


learning dalam pembelajaran menerjemahkan ?

12
3. Cara Pemecahan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu melakukan


pembelajaran dengan menggunakan teknik peer learning.

Adapun langkah – langkah sebagai berikut :

1. Penyiapan dengan menyusun rencana topik materi dan menyiapkan


bahan terjemahan sesuai dengan kemampuan mahasiswa semester 4 yaitu
tingkat dasar.

2. Membagi kegiatan sebanyak 14 kali pertemauan, pertemuan 1


mengadakan pre-test dan penyebaran angket, pertemuan ke-2 sampai ke-7
memberikan bahan terjemahan dalam bahasa Jepang dengan menggunakan
teknik peer learning, pertemuan ke-8 sampai ke-13 memberikan bahan
terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik peer
learning, kemudian pertemuan ke-14 mengadakan evaluasi dan memberikan
post test dan angket.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah praktis


pelaksanaan pembelajaran keterampilan menerjemahkan dalam mata kuliah
Shokyu Honyaku I di Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) FPBS
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yaitu : 4.1. Untuk mengetahui apakah
dengan diterapkannya teknik peer learning dalam pembelajaran menerjemahkan
(Shokyu Honyaku I) dapat : a. meningkatkan kemampuan dalam menguasai
kanji dan kosa kata bahasa Jepang; b. mempermudah untuk memahami makna
kata dalam pola kalimat bahasa Jepang beserta tata bahasanya; c. meningkatkan
kemampuan individu mahasiswa dalam menerjemahkan wacana pendek dalam
bahasa Jepang tingkat dasar dibandingkan dengan perkuliahan sebelumnya. 4.2.
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan menerjemahkan mahasiswa setelah
menggunakan teknik peer learning. 2.3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan
mahasiswa terhadap penggunaan teknik peer learning dalam pembelajaran
menerjemahkan.

13
Kontribusi / Manfaat Penelitian

Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan kemampuan


menerjemahkan mahasiswa JPBJ khususnya mahasiswa semester 4. Selain itu,
sebagai upaya untuk mencari model baru guna memperbaiki pengajaran
menerjemahkan yang telah dilakukan selama ini. Oleh karena itu, kontribusi yang
ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai model dalam
pembelajaran menerjemahkan dalam matakuliah Shokyu Honyaku dilingkungan
JPBJ, bukan hanya untuk masasiswa semester 4 tapi dapat pula diujicobakan pada
mahasiswa semester lain yang mempelajari matakuliah menerjemahkan.

5. Kajian Teori dan Hipotesis Tindakan

1. Pembelajaran Menerjemahkan di JPBJ dan Permasalahannya

Mata kuliah menerjemahkan (Honyaku) diberikan sejak semester 4


sampai dengan semester 7 yang dikelompokan ke dalam jenjang tingkat dasar
(shokyu) demester 4 dan 5, tingkat terampil (jitsuyou) semester 6 dan 7.

Pada jenjang tingkat dasar ditujukan agar mahasiswa mampu memahami


definisi, teknik / cara menerjemahkan tingkat dasar dan menambah penguasaan
huruf kanji, pengetahuan dan pemahaman materi tata bahasa dan kosa kata yang
telah dipelajari. (Silabus/SAP JPBJ) Mata kuliah ini merupakan aplikasi dari
penguasaan materi tata bahasa (bunpou), huruf kanji (hyouki), mengarang
(sakubun) dan membaca(dokkai). Oleh karena itu, masalah yang dihadapi oleh
mahasiswa pun beragam dan kompleks. Karena dalam menerjemahkan harus
memiliki kemampuan menguasai huruf kanji, tata bahasa, pola kalimat dan tidak
kalah penting adalah memahami budaya bahasa Jepang. Dalam pelaksanaan KBM-
nya, di setiap pertemuan perkuliahan menerjemahkan pada jenjang tingkat
dasardigunakan bahan-bahan dari berbagai sumber yang dianggap relevan dengan
jenjang pembelajarannya, yaitu wacana sederhana. Bahan-bahan tersebut adalah :

1. Nihongo Shokyuu Dokkai (Reading and Writing in Japanese for Beginners)


sebagai buku panduan;

2. Artikel-artikel di koran berbahasa Jepang;

3. Berbagai cerita pendek dengan men-download dari internet.

14
Mata kuliah menerjemahkan ini diberikan pada setiap dosen yang
memegang satu mata kuliah di setiap kelasnya. Dalam KBMnya, setiap dosen
diberikan kebebasan untuk menggunakan metodemetode atau teknik pengajaran
tersendiri. Namun, pada umumnya hanya terpaku dengan aktivitas memberikan
teks berbahasa Jepang, kemudian menerjemahkan, lalu dibahas terjemahan
dalam bahasa Indonesia-nya yang benar, begitu pula sebaliknya.

Padahal dalam memahami kalimat dalam bahasa Jepang atau


menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam kalimat bahasa Jepang tidak hanya
terpaku dan tidak hanya mengandalkan pada kamus Jepang – Indonesia dan
kamus Indonesia – Jepang saja, tapi harus memahami pula maksud yang ingin
disampaikan penulis, gaya bahasa penulis hingga budaya yang melatarbelakangi
cerita / wacana tersebut.

Selain itu, ada pula dosen yang memberikan tugas untuk


menerjemahkan tapi tidak pernah dibahas atau memberikan feedback pada hasil
terjemahan mahasiswa. Sehingga mahasiswa tidak tahu dimana letak
kesalahannya dan tidak dilatih bagaimana menerjemahkan yang baik bagi tingkat
dasar. Dan begitu seterusnya.

Pola aktivitas seperti ini membuat para mahasiswa jenuh, bosan, bahkan
malas mengikuti perkuliahan menerjemahkan. Dari hasil survey melalui angket
dan memeriksa hasil terjemahan mahasiswa dirangkumlah beberapa kesulitan /
masalah yang dihadapi mahasiswa dalam hal menerjemahkan, yaitu :

1. Masalah penguasaan huruf kanji, hampir sebagian mahasiswa tidak dapat


menerjemahkan kalimat dalam bahasa Jepang karena terbentur tidak bisa
membaca salah satu huruf kanjinya. Sehingga terjadi salah menafsirkan
terjemahan.

2. Masalah memahami tata bahasa / pola kalimat dalam bahasa Jepang, banyak
mahasiswa yang tidak memahami dengan benar pola kalimat yang notabene tidak
ada maknanya bila dicari maknanya dalam kamu. Sehingga timbul kesalahan
menafsirkan terjemahan yang berakibat fatal karena maksud dari penulis tidak
dapat tersampaikan.

15
3. Masalah ungkapan dan kosakata yang relevan digunakan dalam
menerjemahkan dalam suatu wacana. Sehingga bila salah memilih kosakata
dan memahami ungkapan tersebut, akan membuat rancu kalimat yang
diterjemahkannya.

4. Masalah budaya yang melatarbelakangi cerita / wacana tersebut. Tidak


sedikit mahasiswa yang tidak mengetahui budaya bahasa target, sehingga
mengalami kesulitan menerjemahkan ke dalam kalimat yang dibuatnya.

Adapun masalah yang dihadapi pengajar adalah berhubungan dengan


penyampaian materi, pemberian latihan dan pengoreksian hasil terjemahan.
Masalah-masalah tersebut antara lain :

a. Tidak ada buku khusus untuk mata kuliah menerjemahkan.

b. Susahnya mencari bahan-bahan / materi terjemahan yang relevan untuk


disampaikan pada tingkat dasar.

c. Latihan menerjemahkan secara individu tanpa kolaborasi dengan rekan


sebaya akan semakin mempersulit pembelajar untuk mengimbangi yang lain.
Karena ada mahasiswa yang memahami huruf kanjinya, tapi tidak dapat
memahami tata bahasanya. Begitupula sebaliknya.

d. Pengoreksian hasil terjemahan yang dilakukan oleh pengajar saja akan


membuat majasiswa tidak dapat memahami dimana letak kesalahannya. Dan
kesalahan tersebut biasanya akan berulangulang dan dilakukan oleh mahasiswa
lainnya.

Dari beberapa masalah di atas, baik yang dihadapi mahasiswa atau


pengajar, perlu adanya inovasi dalam pembelajaran menerjemahkan, yaitu
dengan mencoba teknik peer learning.

16
2. Alternatif Pembelajaran Menerjemahkan dengan Teknik Peer Learning

Teknik peer learning sekarang ini marak digunakan pada pembelajaran


bahasa Jepang di negaranya sendiri, yaitu Jepang. Terutama sering digunakan.

Bila dilihat dari makna katanya, peer adalah sesama / sebaya, dan
learning adalah belajar, jadi bila diartikan adalah cara belajar bersama atau
berkolaborasi dengan teman sebaya. Dan konsep yang paling penting dari peer
learning adalah “kolaborasi / kerjasama”, yang maknanya suatu aktivitas yang
secara konkrit saling bekerjasama antara satu individu dengan individu lain.

Karakteristik dari peer learning adalah mengefisiensikan “proses” dari


pembelajaran. Misalnya, pada perkuliahan menerjemahkan saat ini.

Beberapa kelebihan dapat diambil dari teknik pembelajaran ini.


Pertama adalah dari sisi siswa. Dengan belajar bersama teman, dia merasa ada
teman yang dapat membantu dirinya dalam memecahkan masalahnya. Sering
terjadi siswa agak atau bahkan sulit untuk mengungkapkan kesulitan yang
dialaminya kepada guru yang mengajar. Hal ini dapat disebabkan salah satunya
malu jika bertanya. Maka tak heran jika pada saat guru bertanya apakah ada
pertanyaan setelah guru tersebut memberi penjelasan, tidak seorang murid pun
yang tunjuk tangan. Malu jika dikatakan bodoh atau lemot oleh temannya yang
lain. Dengan adanya belajar dengan teman sebaya maka faktor malu ini agak
berkurang karena siswa merasa temannya tidak menggurui dan merasa nyaman
dengan teman yang dianggap paham dengan konsep dan penjelasan atas suatu
materi.

Kedua dari sisi guru. Dengan adanya belajar dengan teman sebaya akan
memudahkan atau meringankan kerja guru. Terkadang siswa mengalami kesulitan
dengan bahasa yang digunakan oleh gurusehingga tidak dimengerti oleh siswa
tersebut. Banyak guru yang terkadang menggunakan bahasa yang terlalu tinggi
bahkan dengan filosofi yang tidak dapat dijangkau oleh siswa dengan kemampuan
rendah atau menengah. Bahkan terkadang juga guru menggunakan bahasa asing
dan terkadang juga guru itupun tidak paham artinya. Maka dengan adanya peer
learning ini diharapkan ada link atau hubungan yang sejajar dengan temannya.

17
Ketiga dari sisi motivasi. Siswa yang belajar dengan teman sebaya akan lebih
percaya diri untuk belajar. Dengan begitu siswa akan belajar secara mandiri secara
perlahan. Kemajuan dalam belajar akan tercapai baik bagi siswa yang tertinggal maupun
siswa yang membantu siswa lain dalam belajar.

6. Rencana Penelitian

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas mata kuliah Shokyu Honyaku I pada


mahasiswa semester 4 JPBJ FPBS-UPI, dengan media pembelajaran mengambil bahan-
bahan artikel dari koran dan internet yang bahasanya disesuaikan dengan tingkat
tersebut.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang menjadi sasaran dalam rangka PTK adalah peningkatan


keterampilan mahasiswa dalam menerjemahkan kalimat / wacana sederhana dari bahasa
Jepang ke bahasa Indonesia ataupunsebaliknya. Di samping variable tersebut masih ada
beberapa variabel yang lain yaitu : 1) input: sarana pembelajaran, lingkungan belajar,
bahan ajar, dosen, mahasiswa, prosedur evaluasi dsb. 2) proses KMB: dengan
menggunakan teknik peer learning. 3)Out put : Hasil belajar mahasiswa dalam
meningkatkan kemampuan menerjemahkan tingkat dasar.

C. Rencana Tindakan

Perencanaan Untuk meningkatkan kemampuan mahasisw dalam menerjemahkan


diperlukan teknik yang cocok. Kegiatannya dimulai dengan memberikan bahan / materi
terjemahan yang sama kemudian saling mengoreksi dengan teman sebaya. Sebelumnya
melakukan studi pendahuluan dengan mencari bahan terjemahan yang relevan dengan
jenjang tingkat dasar. Lalu membuat angket yang akan diberikan di awal pertemuan.

Implementasi Tindakan Rencana yang telah disusun dicobakan sesuai dengan


langkah yang telah dibuat yaitu proses menerjemahkan dengan saling mengoreksi antar
teman sebaya.

18
Observasi dan Implementasi Observasi ini dilakaukan untuk melihat
pelaksanaan apakah semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada
penyimpangan – penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang kurang maksimal
dalam saling pengoreksian antar teman sebaya. Observasi dilakukan oleh teman
sejawat dalam satu tim dan juga dilakukan perekaman lewat video record.

Analisis dan Refleksi Hasil kegiatan yang telah direkam, diputar kembali untuk
dianalisis untuk mengetahui aktivitas mahasiswa dalam berkolaborasi dalam
pengoreksian hasil terjemahan. Kemudian menganalisis hasil terjemahan itu sendiri
oleh peneliti.

Pengumpulan Data Data dikumpulkan melalui observasi baik secara manual


maupun melalui perekaman video, khususnya untuk data langsung prosedur/proses.
Data ini digunakan untuk melihat proses/prosedur pelaksanaan kegiatan peer
learning dan akan digunakan sebagai dasar penilaian pada segi perencanaan kegiatan.
Disamping itu data dikumpulkan melalui tes dan hasil terjemahan untuk mengukur
kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan tingkat dasar. Data ini diperlukan
untuk menentukan keberhasilan perencanaan kegiatan peer learning

Indikator kinerja Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi mahasiswa yaitu adanya
peningkatan pemahaman sebagai jalan untuk mempermudah dalam
menerjemahkan baik dari segi tata bahasa, pola kalimat, ungkapan, kosakata
maupun penguasaan huruf kanji. Indikator ini merupakan tempat dari rencana yang
telah dibuat dan imlikasinya dalam rangka memperbaiki cara menerjemahkan
dengan menggunakan teknik peer learning.

7. Jadwal Penelitian

Penelitian ini direncanakan dapat dirampungkan dalam satu semester ini


(semester ganjil) dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

a. Persiapan pada bulan januari.


b. Pelaksanaan pada bulan Februari, Maret, April, Mei.
c. Pengumpulan Data pada bulan Februari, Maret, April, Mei.
d. Analisa Data pada bulan April, Mei, Juni.
e. Penyususnan draf laporan pada bulan Juni, Juli.
f. Publikasi dan seminar tingkat jurusan pada bulan Juli.

19
8. Rencana Anggaran

Total anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini sebesar Rp


15.000.000,- (lima belas juta rupiah) yang rincian pengeluarannya sebagai
berikut :

No Jenis Pengeluaran Presentase Jumlah


1 Honorarium peneliti 30% Rp 4.500.000
2 ATK (kertas, tinta printer, flasdisk, 10% Rp 1.500.000
CD, dll)
3 Pengadaan bahan 20% Rp 3.000.000
4 Biaya analisa data tahap I 10% Rp 750.000
5 Biaya analisa data tahap II 5% Rp 750.000
6 Penyusunan draf laporan 5% Rp 750.000
7 Publikasi dan seminar tingkat 5% Rp 750.000
jurusan
8 Finalisasi dan penggandaan laporan 5% Rp 750.000
9 Alokasi untuk pajak dan lain-lain 5% Rp 750.000
Jumlah 100% Rp 12.750.000

9. Daftar Pustaka

Ikeda, Reiko & Tateoka, Yuko, 2007, Pia raaningu Nyuumon, Hitsuji,
Japan.

Tateoka, Yuko, 2005, Hitori de Yomu Koto Kara Pia Raaningu E, Togai
Daigaku Shuppan, Japan.

Tateoka, Yuko, 2007, Nihongo / Nihongo Kyouiku o Kenkyuu suru Edisi


59, Japan Foundation, Japan.

http://belajar-dan-mengajar.blogspot.com/

http://www.hituzi.co.jp/books/288.html

http://www.jpf.go.jp/j/japanese/survey/tsushin/labo33.htmL
20
Contoh tersebut adalah contoh proposal. Berdasarkan contoh
tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan proposal
adalah teks yang berupa permintaan kepaa seseorang atau suatu
lembaga untuk melakukan suatu kegiatan (penelitian).

Mari uji
pemahaman

1. Cermatilah contoh teks proposal di atas secara berkelompok.


2. Kemudian jelaskan topik dan tujuan yang ada pada setiap bagian
teks proposal.
a. Proposal Kegiatan
Bagian-Bagian Informasi Maksud/Tujuan
Proposal Penting
a. Latar belakang
b. Tujuan
c. Tema
d. Macam-Macam
Kegiatan
e. Peserta
f. Peralatan
g. Waktu dan
Tempat
h. Susunan acara
i. Susunan
kepanitian
j. Anggaran dana
k. Penutup

21
b. Proposal Penelitian
Bagian-Bagian Informasi Maksud/Tujuan
Proposal Penting
a. Latar belakang
b. Perumusan
Masalah
c. Tujuan
d. Kontribusi
Penelitian
e. Definisi
operasional
f. Rencana Penelitian
g. Jadwal penelitian
h. Anggaran
Penelitian
i. Daftar Pustaka

3. Setelah melakukan analisis di atas, tukarkan hasil diskusimu dengan


kelompok lain agar dapat di nilai.

22
Aktivitas 2
AKTIVITAS 2
Mencari bagian proposal

Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini

bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkannya. Dalam bebrapa


aspek, proposal penelitian memiliki bebrapa perbedaan dengan

proposal kegiatan masyarakat. Namun, di bawah ini akan dijelaskan


struktur penulisan dari proposal penelitian dahulu.

PROPOSAL PENELITIAN

1. Latar belakang

23
Dalam bagian ini dikemukakan tentang kejadian, keadaan, atau hal

yang melatarbelakangi pentingnya dilaksanakan suatu penelitian.


2. Masalah dan Tujuan

Secara rinci dan spesifik kita perlu menyebutkan masalah dan tujuan-
tujuan kegiatan. Rumuskanlah tujuan-tujuan itu dengan rasional dan

persuasive sehingga yang membacanya tertarik pada tujuan-tujuan


tersebut.

3. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batas-batasnya.
Membatasi ruang lingkup persoalan kegiatan, sekurang-kurangnya
memberikan dua manfaat. Dapat terlihat oleh pengusul duduk persialan dari
kegiatan yang akan dilakukannya. Bagi penerima usul, suatu deskripsi yang
konkret dan jelas akan lebih mudah pula dilihat kebaikan dan kelemahannya.
Baik pengusul maupun penerima usul, masing-masing akan menguji
masalah itu dari ruang lingkup itu dengan bahan-bahan literature yang ada.

4. Kerangka Teoritis dan Hipotesis

Dalam hal ini dikemukakan telaah terhadap teori atau hasil-


hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang

dirumuskan. Telaah itu bisa berupa perbandingan, pengontrasan, dan


peletakan teori-teori itu pada masalah yang akan diteliti. Teori-teori

itu merupakan dasar


5. Metode

Pada bagian ini, dikemukakan metode kegiatan yang akan


dilaksanakan, termasuk tenik-teknik pengumpulan ata. Dalam
hubungan ini dapat isebutkan metode historis, deskriptif, ataupun

24
eksperimental. Sementara itu, dalam hal teknik pengumpulan data

dapat disebutkan teknik angket (kuesioner), wawancara, observasi,


studi pustaka, atau tes. Dalam bagian ini harus juga dikemukakan

rencana pengolahan data yang diperlukan.


Melalui metode-metode yang digunakan, kegiatan yang

direncanakan itu dapat dinilai oleh penerima usul, yakni apakah itu
akan diperoleh hasil yang memuaskan atau tidak. Semakin

komprehensif, metode yang diusulkan, penerima usul akan semakin


yakin akan rencana kegiatan itu. Melalui gambaran metode itu, dapat

dinilai pula olehnya jumlah biaya yang dikeluarkan.


6. Pelakasana Kegiatan

Salah satu faktor yang turut diperhitungkan oleh penerima

proposal adalah susunan personalia dari badan yang menyampaikan


proposal tersebut. Sebab itu, tuliskanlah personalia yang dapat

diandalkan untuk mengerjakan pekerjaan yang diusulkan itu. Bila


perlu daftar personalia atau pelaksanaan kegiatan tersebut dilengkapi

dengan pendidikan dan keahlian mereka. Apabila kegiatan itu berupa


pengecatan jalan desa, tentunya yang dikemukakan adalah susunan

kepanitiaannya termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab


terhadap kegiatan itu.

Dalam proposal penelitian untuk penulisan skripsi, tesis, atau


disertasi, pelaksanaan kegiatan tidak perlu dikemukakan karena sudah

jelas, yakni mahasiswa itu sendiri.

25
7. Fasilitas

Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan pula fasilitas-


fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitas-fasilitas yag ada itu akan lebih

menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan


menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak

lain.
Pengusul perlu menggambarkan bermacam-macam fasilitas

yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi


penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius

dan penulis sanggup mengerjaknnya dengan baik.


8. Keuntungan dan Kerugian

Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga


keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal

ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima


usul bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan

yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat


keuntungan yang memang langsung diharapkan, keuntungan

sampingan, penghematan, dan sebagainya.


Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga

kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering


kali orang takut mengemukakan keburukan atau kekurangan sesuatu

yang ditawarkan, takut kalau tawaran atau usulnya tidak diterima.


Dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan menguntungkan pihak
pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih

26
percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pekerjaan

itu.
9. Lama Waktu

Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan


diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan,

maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu


penyelesaian masing-masing.

10. Pembiayaan

Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat


diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang

baik reputasinya, kualitas, pekerjaan merupakan hal yang lebih


diutamakan. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar

digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima


usul.

Yang lebih diinginkan agar semua pos pembiayaan diberikan


perincian tersendiri. Perincian itu dapat di bagi untuk upah, alat

perlengkapan, belanja barang, biaya umum, dan sebagainya.


Sistematika tersebut dalam beberapa hal memiliki perbedaan

apabila proposal tersebut ditujukan untuk suatu penelitian.


Sistematika penulisan proposal penelitian adalah sebagai berikut.

1. Latar Belakang Masalah


2. Perumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian

27
4. Manfaat Penelitian

5. Landasan Teori
6. Metode Penelitian

7. Kerangka Penulisan Laporan

Struktur penulisan proposal kegiatan dan proposal penelitian


memiliki perbedaan. Di bawah ini akan di uraikan mengenai struktur

penulisan proposal kegiatan.

PROPOSAL KEGIATAN

1. Sampul Proposal

Setiap proposal harus dilengkapi dengan sampul yang terdapat

logo organisasi atau kegiatan. Pada bagian sampul proposal tersebut


juga ditulis nama kegiatan yang akan dilakukan.

2. Latar Belakang Kegiatan

Pada bagian ini menjelaskan mengenai hal atau keadaan yang


melatarbelakangi dilakukannya kegiatan. Perlu diperhatikan bahwa

dalam penulisan latar belakang sebaiknya dimulai dari hal yang


sifatnya umum hingga hal yang sifatnya khusus.

3. Nama Kegiatan

Di dalam proposal harus dituliskan Nama kegiatan yang akan


dilakukan sehingga setiap orang yang membaca proposal tersebut
akan mengerti.

28
4. Tema Kegiatan

Setiap kegiatan pasti ada tema khusus yang ingin diangkat.


Nah, tema kegiatan tersebut juga harus dituliskan di dalam proposal.

5. Tujuan Kegiatan

Suatu kegiatan dilakukan tentu memiliki alasan dan tujuan


yang ingin dicapai. Tujuan kegiatan juga penting untuk dijelaskan
secara ringkas di dalam proposal.

6. Jenis Kegiatan

Di dalam proposal juga harus dijelaskan tentang jenis kegiatan

atau acara yang akan dilaksanakan karena instansi akan melihat


banyaknya kegiatan yang direncanakan. Jenis kegiatan tersebut juga

harus dijelaskan maksud dan tujuannya.

7. Sarana Promosi

Pada proposal kegiatan tertentu akan membutuhkan


kerjasama dengan pihak lain. Nah, di dalam proposal juga bisa

dijelaskan mengenai kesempatan promosi bagi pihak sponsor dan


juga media promosi yang disediakan. Karena sarana promosi adalah

keuntungan dari sponsor, misalnya pamvle, spanduk, banner, umbul-


umbul, brosur, dan lain-lain. Besar persen yang disumbangkan oleh

sponsor menentukan besar atau keclnya logo sponsor.

8. Estimasi Anggaran

29
Etimasi anggaran adalah jumlah alokasi keseluruhan dana yang

akan digunakan. Informasi mengenai estimasi anggaran yang


dibutuhkan juga harus dijelaskan rinci di dalam proposal. Mulai dari

alokasi dana untuk perlengkapan, administrasi, konsumsi, dan


berbagai keperluan lainnya. Etimasi anggaran adalah hal penting

karena yang utama diperiksa oleh instansi adalah anggaran.

9. Penutup

Bagian penutup biasanya berisi ucapan terimakasih kepada


instansi terkait. Pada bagian penutup proposal ini juga harus

dilengkapi dengan stempel dan tanda tangan pembuat proposal.

10. Susunan Kepanitiaan

Susunan kepanitiaan menjadi bagian yang cukup penting bagi

struktur proposal. Susunan kepanitiaan ini bisa menjadi sarana yang


baik untuk menarik perhatian pihak sponsor.

Sistematika proposal bersifat fleksibel, bergantung pada jenis


kegiatan yang akan dilaksanakan serta lembaga yang hendak dituju.

Biasanya setiap lembaga memiliki sistematika proposal yang relatif


berbeda-beda. Oleh karena itu, pengusul hendaknya memperhatikan

sistematika yang dikehendaki pihak penerima usul

30
.

Mari uji
pemahaman

1. Secara berkelompok, cermatilah bagian-bagian dari contoh proposal

di atas. Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.


a. Bagian apa saja yang terdapat dalam kedua proposal,? Kemudian

jelaskan secara terperinci


b. Apakah bagian-bagiannya sudah lengkap sebagaimana yang

seharusnya untuk sebuah proposal kegiatan dan proposal penelitian?


2. Sampaikanlah jawaban kelompokmu itu didepan kelompok lainnya

untuk disamakan jawabnnya sehingga diperoleh pemahamn yang


sama untuk selutuh warga kelas.

31
Aktivitas 3
Menemukan
Kegiatanperbedaan
3

Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita


memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan

berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun
menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk

arti pentingnya kegiatan itu.Dengan membaca proposal, kita pun


didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan

kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain.
Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang
banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat pula kita kerja
samakan penyelesaiannya dengan pihak lain.

Untuk sampai pada pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan

sikapsikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik.
Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya.
Seperti yang kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata

32
teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang sudah

dibaca, kita perlu mengetahui terlebih dahulu makna dari kata-kata


tersebut.

Pengertian Proposal Dari sudut pandang dunia ilmiah, pengertian

proposal ialah rancangan dari suatu usulan sebuah penelitian yang


kemudian akan dilaksanakan oleh peneliti terhadap bahan

penelitiannya. Dalam pengertian proposal ini itu berarti proposal


sama halnya dengan usulan.Ada juga yang menyatakan bahwa

pengertian proposal itu ialah suatu permintaan atau dapat juga


dikatakan sebagai saran yang ditujukan kepada seseorang, instansi,

organisasi, suatu badan, atau suatu kelompok untuk menjalankan atau


melaksanakan suatu pekerjaan.

Proposal non ilmiah sering digunakan sebagai usulan atau

rancangan kegiatan. Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan


dengan model Proposal Penelitian yang digunakan dalam dunia

ilmiah. Namun karena sifatnya yang lebih umum, maka “Proposal

Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak


terlalu kaku dalam aturan penulisan. Namun, walaupun lebih bebas,

penulisan Proposal Umum tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah


dan sistematika tertentu agar dapat dengan mudah dimengerti oleh

orang-orang yang membaca proposal tersebut.

Pada tahap ini akan dibahas tentang perbedaan dari proposal


penelitian dan proposal kegiatan. Untuk proposal penelitian, bentuk

33
proposal yang digunakan untuk mengajukan suatu penelitian secara

ilmiah. Secara format penulisannya yaitu :

1. Ada tinjauan pustaka/landasan teorinya, perumusan masalah, metode


penelitian.

2. Secara penulisan, harus sesuai dengan kaidah2 ilmiah. contohnya cara


pengutipan kalimat, penulisan kutipan nama orang/buku/peneliti.

Sedangkan untuk proposal kegiatan, suatu jenis atau bentuk

proposal yang digunakan untuk memberikan rincian mengenai suatu


kegiatan yang akan diadakan. Secara format penulisannya yaitu:

1. Tidak ada tinjauan pustaka, dan metode penelitian secara penuliusan


2. Tidak harus sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah, walaupun kadang

ada proposal kegiatan yg penulisannya sesuai kaidah-kaidah ilmiah.


3. Bahasanya lebih bebas daripada proposal penelitian/ menggunakan

kaidah kebahasaan yang berlaku


4. Menggunakan kaidah kebahasaan yang berlaku.

Mari uji
pemahaman

1. Cermatilah contoh teks proposal di atas secara berkelompok.

2. Temukan perbedaan antara proposal kegiatan dan proposal


penelitian.

34
Proposal Penelitian Proposal Kegiatan

3. Tukarkan hasil diskusi dengan kelompok lain.


4. Sampaikan di depan kelas tentang hasil kerja dari kelompok lain.

35
Bab II
Ayo melengkapi teks proposal

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapakan mampu:

1. Mengidentifikasi isi proposal dari proposal yang telah dibaca


2. Melengkapi isi proposal secara lisan

Aktivitas 1

Mari mengidentifikasi isi

Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu banyak


manfaat yang telah kita dapatkan.Selain mendapat ilmu pengetahuan

mengenai ilmu tentang proposal kita juga mendapatkan ilmu tentang


prosedur-prosedur dalam melaksanakan kegiatan. Misalnya…

Dengan membaca proposal, kita didorong untuk lebih kreatif

dalam mengembangkan kegiatan serta mencari terobosan baru untuk


suatu kegiatan yang lebih bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun

untuk orang lain.

36
Untuk sampai dalam pemerolehan pengetahuan, pemahaman

dan sikap, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Hal
tersebut dikarenakan dalam teks proposal banyak ditemukan kata-

kata teknis yang harus terlebih dahulu diketahui maknanya, untuk


lebih memahami isi dari proposal tersebut

Mari uji
pemahaman

1. Bentuklah kelompok dengan 2 anggota.


2. Bacalah dua proposal berikut ini.

3. Tuliskan manfaat yang kalian peroleh setelah membaca proposal


tersebut.

Proposal yang telah saya Saya menjadi tahu tentang…


baca…

4. Presentasikan hasil diskusimu bersama kelompokmu kedepan

37
Aktivitas 2

Mari melengkapi isi

Kita sudah mengetahui bahwa struktur proposal terdiri atas


bagian-bagian berikut:

1. Latar belakang
2. Masalah dan tujuan
3. Ruang lingkuo kegiatan
a. Objek
b. Jenis-jenis kegiatan
4. Kerangka teoritis dan hipotesis
5. Metode
6. Pelaksaan kegiatan
a. Penanggung jawab
b. Susunan personalia
7. Fasilitas yang tersedia
8. Keuntungan dan kerugian
9. Lama waktu dan tempat kegiatan
10. Anggaran biaya
11. Daftar pustaka
12. Lampiran-lampiran
Apabila bagian-bagian tersebut tidak terdapat dalam sebuah
proposal maka dapat dipastikan akan terdapat kesalahan baik dari
pemahaman penerima proposal ataupun kelengkapan dari segi
acara.

38
Mari uji
pemahaman

1. Perhatikan proposal kegiatan yang disajikan pada bab 1


2. Carilah letak kekurangan dari proposal tersebut
3. Jika sudah ditemukan, segera lengkapi agar dapat menjadi proposal
yang baik dan benar.

BAB III
MENEMUKAN KEBAHASAN PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:

1. Menganalisis isi proposal kegiatan atau penelitian


2. Menganalisis kelengkapan dan kelengkapan proposal
3. Menganalisis ketepatan aspek kebahasaan proposal

aktivitas 1
Menganalisis isi proposal

39
Berdasarkan definisi dan contoh pada materi sebelumnya maka

dapat diketahui bahwa isi dari suatu proposal secara umum adalah
usulan pelaksanaan suatu kegiatan. Sedangkan penjelasan untuk isi

secara khusus dapat bermacam-macam tergantung kegiatan yang


akan dilaksanakan. Adakalanya proposal dibuat untuk mendapatkan

dukungan, namun adakalanya proposal digunakan untuk memohon


bantuan dana.

Mari uji
pemahaman

1. a. Bentuklah seluruh anggota kelas menjadi 6 kelompok


b. Perhatikan cublikan proposal pada bab 1

c. Tuliskan isi proposal menjadi 2-3 paragraf


d. Gunakan bahasamu sendiri

2. Setelah selesai, jangan lupa untuk menjawab beberapa pertanyaan

berikut sesuai dengan isi proposal yang telah kalian cermati

sebelumnya.
a. Proposal tersebut lazim digunakan pada instansi apa?

b. Kepada pihak manakah proposal tersebut seharusnya


diajukan?

c. Apakah bagian-bagian dari proposal tersebut sudah lengkap?


d. Apakah manfaat dari proposal tersebut?

40
aktivitas 2
Menganalisis sistematika
kepenulisan

Proposal penelitian merupakan sebuah usulan yang dibuat dalam


rangka mengadakan penelitian yang dirancang dan disesuaikan

dengan kebutuhan proses penelitian. Tujuan Proposal adalah untuk


memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan


memahami segala kebutuhan yang direncanakan.Dalam materi

sebelumnya telah diketahui bahwa struktur penulisan meliputi:

1. Latar belakang masalah

2. Perumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Manfaat penelitian

41
5. Landasan teori

6. Metode penelitian
7. Kerangka penulisan laporan

Struktur tersebutlah yang kita jadikan pedoman ketika


mendiskusikan ketepatan dan kelengkapan suatu proposal.

Mari uji
pemahaman

1. a. Bentuklah kelompok dengan 5-6 anggota setiap kelompok

b. perhatikan proposal yang telah disajikan diatas


c. tuliskan cuplikan dari struktur yang terdapat dalam proposal

tersebut
2. setelah selesai, lanjutkan dengan menjawab pertanyaan berikut

a. apakah struktur dalam proposal tersebut sudah lengkap?

b. jika belum, maka lengkapilan agar menjadi proposal yang


sesuai

c. proposal tersebut termasuk proposal kegiatan atau proposal


penelitian ?

42
aktivitas 3
Mencari kaidah kebahasaan

Fitur-fitur kebahasaan lainnya yang menjadi penanda proposal


adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan lebih banyak bahasa ilmiah, baik yang berhubungan


dengan kegiatan ang akan dilaksanakan dalam proposal maupun

tentang istilah-istilah berkaiatan dengan bidang keilmuannya.

43
Istilah kegiatan (penelitian) Istilah kegiatan (pendidikan)
Abstrak pengolahan data Afektif minat
Analisis data penelitian baca
lapangan Buku pelajaran
Hipotesis pengumpulan data pembelajaran

Instrumen populasi Kompetensi peserta


didik
Latar belakang sampel
Kurikulum psikologis
Metode penelitian
Materi pengajaran sekolah

Media belajar

2. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-


langkah kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang dimaksud

misalnya: membaca, mengamati, melakukan dan


mendokumentasikan.

3. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefisian, yang ditandai


dengan menggukan kata adalah, yakni, dan yaitu.

4. Menggunakan kata-kata yang bersifat proposal itu sendiri, sebagai


suatu ususlan rencana ataupun rancangan program kegiatan. Kata-

kata tersebut meliputi akan, diharapkan dan direncanakan.


5. Menggunakan kata-kata yang bersifat lugas (denotatif). Hal ini perlu

digunakan untuk menghindari kesalah fahaman antara pengusul


proposal dengan pihak yang dituju proposal.

44
Mari uji
pemahaman

1. Isilah istilah-istilah dibawah ini berkenaan dengan bidang bahasa,

sastra, agama, budaya, komunikasi, fisika atau biologi?

Istilah Bidang keilmuan

a. Novel

b. Puasa

c. Gamelan

d. Bakteri

e. Grafitasi

f. Permintaan pasar

45
g. Jurnalistik

h. Huruf

i. Sanitasi

j. Gurindam

k. Telegram

l. Novel

2. jelaskan maksud dari istilah berikut!

Istilah pengertian

a. abstrak

b. biaya

c. data

d. fokus penelitian

e. hipotesis

f. kualitatif

g. populasi

h. random

i. sampel

3. lakukan sesuai dengan instruksi!

a. Carilah sebuah proposal dari perpustakaan atau dari internet,


kemudian bacalah.

b. Bentuklah kelompok dengan 2-4 anggota, identifikasikan fitur-fitu


krbahasaan yang menandai proposal tersebut.

46
c. Sajikanlah proposal dalam bentuk berikut

Judul proposal :
Pihak penyuusn :

Tertuju :

fitur kebahasaan kutipan teks

pernyataan argumentative

pernyataan persuasive

kata-kata teknis

kata-kata tindakan

kata pendefisian

kata perincian

kata keakanan

4. Adakah fitur kebahasaan lainnya yang bisa menjadi penanda utama


dari sebuah proposal? Sebutkan dan jelaskan!

BAB IV
MARI MERANCANG PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan mampu:

1. Menelaah hasil proposal


2. Merancang hasil proposal dengan memperhatikan esensi dari karya ilmiah

aktivitas 1

Membaca Contoh Proposal Karya Ilmiah


47
Bacalah proposal karya ilmiah di bawah ini dengan seksama!

DESAIN ALAT PERAMAL CUACA DAN MEDIA PEMBELAJARAN


TENTANG CUACA MENGGUNAKAN LINTAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cuaca adalah keadaan atmosfer di suatu wilayah yang tidak
terlalu luas yang terjadi dalam waktu singkat (6 jam sampai 1 tahun).

Cuaca dipengaruhi oleh iklim. Sedangkan pengertian dari iklim adalah


keadaan atmosfer di suatu wilayah yang luas dan terjadi dalam waktu

lama (lebih dari 10 tahun).


Di Indonesia cuaca selalu untuk jangka waktu sekitar 24 jam

melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologu dan


Geofisika (BMG). Namun untuk negara maju, cuaca sudah diumumkan

setiap jam dan sangat akurat.


Secara umum, Indonesia terletak pada zona iklim tropis karena

posisi lintangnya terletak antara 6⁰ LU – 11⁰LS. Tetapi karena adanya


beberapa faktor geografis, pola iklim di Indonesia memiliki

karakteristik tersendiri. Maka dari itu, perubahan cuaca di Indonesia


tidak selalu menentu, tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya

48
Karena itulah tidak jarang masyarakat yang mengeluh tentang

cuaca perubahan cuaca yang secara tiba-tiba. Ada beberapa cara


untuk mengenali dan mengetahui tanda-tanda cuaca. Salah satunya

adalah dengan menggunakan hewan lintah. Lintah adalah hewan


parasit penghisap darah yang biasa hidup di sawah, danau, sungai,

rawa, dan tempat-tempat yang berair lainnya. Lintah berbentuk


seperti cacing, namun ukurannya lebih besar dan lebih pendek.

Seringkali lintah menempel pada tubuh hewan lain atau manusia dan
kemudian menghisap darahnya. Setelah menghisap darah, tubuh

lintah menjadi lebih besar dari sebelumnya, dan sesudah merasa


kenyang lintah akan melepaskan diri dari inangnya tersebut.

Selain sebagai hewan parasit, tetapi di sisi lain lintah memiliki


beberapa manfaat. Salah satunya adalah untuk memprediksi cuaca

atau sebagai barometer cuaca. Kita dapat memperkirakan cuaca yang


akan terjadi dengan cara menempatkan lintah pada gelas atau tabung

yang berisi air. Jika lintah tetap berada pada dasar gelas atau tabung,
maka pertanda cuaca akan buruk. Apabila lintah merambat naik ke

permukaan, maka pertanda cuaca akan baik. Dan jika lintah melekat
erat-erat pada gelas dan menggerak-gerakkan ekornya dengan keras,

maka pertanda akan terjadi badai topan. Cara tersebut telah dilakukan
oleh para peramal zaman dahulu sekitar abad kesebelas. Maka dari

itu, diadakan suatu penelitian untuk mengetahui cara lintah


meramalkan cuaca.

49
B. Identifikasi Masalah

a. Cuaca yang sering berubah secara tak menentu.


b. Ramalan tenatang cuaca di Indonesia kurang akurat.

c. Teori mengenai lintah yang peka terhadap perubahan


cuaca.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas

adalah:
1. Bagaimana pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah?

2. Bagaimana desain alat untuk memprediksi cuaca dengan


menggunakan lintah?

3. Bagaimana desain alat pembelajaran tentang perubahan


cuaca menggunakan lintah

B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan

untuk:
1. Mengetahui pengaruh cuaca terhadap perilaku lintah.

2. Membuat desain alat untuk memprediksi cuaca dengan


menggunakan lintah.

3. Membuat desain alat pembelajaran tentang perubahan lingkungan


dengan menggunakan lintah.

C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:

50
1. Masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan lintah

untuk memprediksi cuaca yang akan terjadi.


2. Menambah alat peraga pembelajaran tentang

pembelajaran cuaca.
D. Batasan Istilah

1. Curah Hujan
Banyaknya air hujan yang turun di suatu daerah dalam jangka waktu

tertentu (KBBI).
2. Tekanan udara

3. Berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi


tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan

daerah dengan tekanan tinggi (Wikipedia).


4. Curah hujan

Jumlah air yang jatuh ke permukaan datar dalam periode


tertentu (KBBI).

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah dengan judul

“Lintah Sebagai Peramal Cuaca” adalah sebagai berikut:


BAB I PENDAHULUAN

mencakup Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah,


Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Istilah, dan Sistematika
Penulisan.

51
BAB II LANDASAN TEORI

mencakup Kerangka Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

mencangkup Waktu dan Tempat Penelitian, Populasi dan Sampel,


Variabel Penelitian, Alat dan Bahan Penelitian, Prosedur Kerja, dan

Analisa Data.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Karakteristik Cuaca di Indonesia

Cuaca adalah suatu keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat,
yaitu keadaan berdasarkan gejala suhu, tekanan udara, kelembaban,

angin, dan curah hujan. Di Indonesia yang beriklim tropis memiliki dua

musim yaitu kemarau dan penghujan. Di dalam kedua musim tersebut


terdapat beberapa cuaca yang sering muncul di wilayah Indonesia,

yaitu cerah, berawan, mendung, dan hujan. Dari beberapa cuaca


tersebut, dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan faktor-faktor

yang mempengaruhi cuaca seperti temperatur udara, tekanan udara,


angin, kelembaban udara, dan awan.

Curah hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar

selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di


atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan
infiltrasi (Wikipedia).

52
Tekanan udara

Tekanan pada titik manapun di atmosfer bumi. Umumnya, tekanan


atmosfer hampir sama dengan tekanan hidrostatik yang disebabkan

oleh berat udara di atas titik pengukuran. Massa udara dipengaruhi


tekanan atmosfer umum di dalam massa tersebut, yang menciptakan

daerah dengan tekanan tinggi (antisiklon) dan tekanan rendah


(depresi). Daerah bertekanan rendah memiliki massa atmosfer yang

lebih sedikit di atas lokasinya, di mana sebaliknya, daerah bertekanan


tinggi memiliki massa atmosfer lebih besar di atas lokasinya

(Wikipedia).
Lintah (Herudo medicinalis)

Klasifikasi lintah
Kedudukan klasifikasi lintah adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida

Class : Clitellata
Subclass : Hirudinea

Ordo : Arhychobdellea
Family : Hirudinidae

Genus : Hirudo
Species : Hirudo medicinalis

(Sumber: Pechenik, 2005)


Anatomi Lintah

53
Secara umum, lintah berbadan leper, mempunyai 34 gelang dan

penghisap pada ujungnya.Ukuran biasa adalah 50 mm dan bahkan


mencapai 30 cm.Seekor lintah mungkin mengambil waktu antara 15

hingga 30 menit untuk menyedot darah dari badan manusia. Dalam


tempo waktu tersebut ia dapat menghisap kira-kira 2.5 sehingga 5.5

gm darah. Kuantiti darah tersebut sudah cukup bagi lintah untuk


bertahan selama 6 bulan. Pada air liur lintah terdapat sekurang-

kurangnya 15 jenis zat aktif. Di antaranya ialah sejenis zat yang sama
seperti yang terkandung di dalam putih telur. Zat aktif yang terdapat

dalam air liur lintah diantaranya Hirudin, Hyaluronidase,


Pseudohirudin, Destabilase, Apyrase, Bdellines, Eglines, Kininases,

Histamine, Collagenase, Prostanoids, lintah, Proteases, Lipolytic


enzymes. Lintah menyedot oksigen melalui kulitnya yang lembap. Jika

keadaan air kurang oksigen, lintah akan muncul ke permukaan.


Saraf dan Indera pada Lintah:

 Ruas 5 dan 6 terdapat lingkar saraf ganglia: otak


 Alat indera: mata dan papilla

 Mata: fotoreseptor
 Papilla & sensila: tonjolan kecil pada epidermis. Fungsinya

sebagai alat peraba dan perasa.


(Abidin, 2013)

Cara Memelihara dan Mengembangbiakkan Lintah


Lintah ditempatkan di dalam kolam tembok yang ketinggian
airnya berkisar 30 cm dan bersuhu sekitar 18⁰C sampai 30⁰C. Kolam

54
tembok dianjurkan karena suhunya yang tidak mudah berubah

sehingga memudahkan pengaturan suhu yang dibutuhkan. Dalam


kolam, letakkan juga beberapa benda seperti genteng bekas yang

menjadi sara untuk menempel lintah. Kolam juga harus ditutup


dengan menggunakan kawat kasa. Hal ini dilakukan untuk mencegah

lintah yang ada di dalam kolam untuk melarikan diri dan mengganggu
lingkungan sekitar.

Alat Peramal Cuaca


Adalah penemuan abad ke-19 oleh George Merryweather di

mana lintahdigunakan dalam barometer. Kedua belas lintah disimpan


dalam botol kecil di dalam perangkat; ketika mereka menjadi gelisah

oleh badai mereka berusaha untuk keluar dari botol dan memicu palu
kecil yang menyerang lonceng. Kemungkinan badai ditunjukkan

dengan jumlah kali bel dipukul (Wikipedia).


B. Kerangka Berpikir

Curah hujan di Indonesia tidak menentu, sedangkan peramalan


cuaca belum akurat dan di negara maju peramalan cuaca sudah akurat

dan detail. Di Inggris, pada abad ke 19 lintah digunakan untuk


membuat alat peramal badai. Maka di Indonesia lintah dimungkinkan

dapat digunakan untuk membuat alat prediksi curah hujan. Selain


sebagai prediksi curah hujan, lintah juga digunakan sebagai media

pembelajaran tentang perubahan cuaca.

55
C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, cuaca dapat


mempengaruhi perilaku lintah, dengan demikian lintah dapat
digunakan sebagai peramal cuaca dan media pembelajaran tentang
cuaca

BAB III

56
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2016 hingga bulan

Agustus 2016. Selama rentan waktu tersebut penelitian dilakukan di


Desa Pundensari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo yang

terletak pada ketinggian 15 Mdpl, dan bercurah hujan sedang.


Penelitian dilakukan di tempat tersebut karena cuaca di tempat

tersebut cenderung mendukung penelitian ini.


B. Populasi dan Sampel

Beberapa ekor lintah di sawah alamat sebagai populasi, dan


beberapa lintah untuk melakukan penelitian sebagai sampel.

C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus

di dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai


sebuah konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai

yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu


variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel

itu sendiri (Wikipedia).


1. Variabel Bebas adalah variabel / faktor yang dibuat bebas atau

bervariasi: cuaca
2. Variabel Terikat: perilaku lintah

D. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian:
1. Botol/toples bening

57
2. Kamera

3. Barometer
4. Akuarium kaca

5. Sensor deteksi
6. Baterai / adaptor

Bahan yang digunakan dalam penelitian:


1. Lintah

1. Air

E. Prosedur Kerja
Pada penelitian ini prosedur kerja yang dilakukan adalah:

1. Tahap pengamatan perilaku lintah terhadap cuaca


a. Siapkan sepuluh buah toples atau gelas bening dan isi masing-masing

toples atau gelas bening tersebut dengan air yang volumenya sama.
b. Masukkan masing-masing satu ekor lintah ke dalam toples-toples

tersebut.
c. Amati perilaku dan pergerakan tiap-tiap lintah tersebut.

d. Catat waktu dimulai sampai berakhir pengamatan.


e. Catat perubahan suhu, tekanan udara, dan cuaca dari awal

pengamatan hingga akhir pengamatan sambil memperhatikan


perilaku dan pergerakan lintah pada tiap-tiap proses perubahannya.

f. Ulangi pengamatan tersebut beberapa kali hingga didapat data yang


dapat dipercaya.
c. Tahap pembuatan alat peramal cuaca menggunakan lintah

58
a. Siapkan akuarium berukuran kecil.

b. Pasang bagian bawah atau dasar akuarium dengan alat deteksi (terdiri
dari otak IC mikrokontroller yang bertugas mengolah data input dari

12 sensor infrared ketika nilai batas kepekaan terpenuhi, setelah timer


terpenuhi maka buzzer akan berbunyi).

c. Masukkan sepuluh ekor lintah yang telah dipakai untuk pengamatan


ke dalam akuarium yang telah dipasang alat deteksi.

F. Analisa Data
Pada penelitian ini, penulis mengambil data dalam bentuk tabel

pengamatan dan deskripsi data, sehingga diperoleh hasil penelitian


yang dapat menjawab rumusan masalah dan juga dapat ditarik

kesimpulan, serta dapat diberikan saran dalam penelitian ini.


Dari contoh proposal karya ilmiah di atas, dapat kita ketahui

bahwa di dalam proposal terdapat beberapa kegiatan ilmiah yang ada


di dalamnya. Kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan
i. Latar Belakang
ii. Identifikasi Masalah

iii. Rumusan Masalah


iv. Tujuan Penelitian

v. Manfaat Penelitian
vi. Batasan Istilah

vii. Sistematika Penulisan

59
BAB II Tinjauan
A. Kerangka Teori

Pustaka B. Kerangka Berpikir


C. Hipotesis

BAB III Metologi


A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian B. Populasi dan Sampel

C. Variabel Penelitian
D. Alat dan Bahan

E. Prosedur Kerja
F. Analisis Data

60
aktivitas 2
Mengidentifikasi Proposal

Untuk menghasilkan suatu karya ilmiah, tentunya kita melalui


berbagai macam penelitian untuk menyusun sebuah teks proposal,
misalnya proposal penelitian. Nah, kita bisa mengetahui tujuan
penulisan proposal karya ilmiah melalui proposal yang akan kita buat.

Tujuan dari teks proposal sebagai berikut.

1. Menampilkan pokok permasalahan yang harus diteliti dan terdapat


poin penting dari sebuah penelitian.
2. Mencari berbagai data yang diperlukan untuk memecahkan pokok
permasalahan.
3. Menyarankan bagaimana data tersebut akan dikumpulkan,
diperlakukan, serta diinterpretasikan.

Mari uji
pemahaman

2. Perhatikan proposal pada aktifitas 1


3. Identifikasikan pokok permasalahan!
4. Tentukan beberapa tujuan dari pokok permasalahan di atas!

61
aktivitas 3
Membuat Kerangka Proposal

Pada pembahasan terakhir, kamu harus membuat kerangka


proposal berdasarkanaspek-aspek penting pembuatan proposal.
Pada pembuatan proposal bisa kamu lakukan melalui observasi
lapangan atau membaca dari literatur. Kemudian kembangkan
temuan-temuanmu ke dalam sebuah proposal yang lengkap, jelas,
dan menarik. Perhatikan berikuti ini!
1. Lengkap, perhatikanlah kelengkapan bagian-bagian proposal, mulai
dari latar belakang sampai bagian datar pustaka; mungkin
jugalampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita
harusmemahami kembali struktur proposal yang telah dipelajari
terdahulu.
2. Jelas, perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim
digunakanuntuk proposal sehingga proposal yang kamu buat itu
mudah dipahami oleh pembacanya.
3. Menarik, perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi,
pemilihanjenis huruf, spasi, dan hal-hal lainnya sehingga penerima
usul tertarikuntuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut
membantu pula didalam proses pengesahan proposal tersebut.

62
Mari uji
pemahaman

1. Bentuklah anggota kelas menjadi beberapa kelompok


2. secara berkelompok, buatlah sebuah proposal sesuai dengan temuan-
temuan masalah yang telah kamu tetapkan pada
pembelajaransebelumnya.
3. Susunlah proposal tersebut dengan memperhatikan kelengkapan
struktur dan kaidahnya yang benar.
4. Presentasikanlah proposal tersebut di depan kelompok lainnya.
5. Gunakanlah alat peraga atau perangkat multimedia untuk membantu
memperjelas presentasi kelompokmu itu.
6. Mintalah kelompok lain untuk memberikan tanggapan dengan
menggunakan format berikut.

Aspek Isi Tanggapan


a. Tingkat
kepntingan/kebermanfaatan
kegiatan yang diajukan.
b. Ketepatan dalam struktur teks.
c. Kebakuan dalam penggunaan
kaidah kebahasaan.
d. Kejelasan dalam penyampaian.
e. Daya tarik presentasi

63
64
Biografi Penulis

Nama saya Maela Asna Mufidah, biasanya


teman-teman memanggilku dengan nama
maela, mela, atau terserahlah.Lahir di Blitar,
tanggal 26 Mei 1998. Sekarang saya kuliah di
IAIN Tulungagung, semester 5.Hobi ku makan,
kenapa harus makan? Makan juga bagian dari
kebutuhan apalagi minum, makan kalau gak
ada minum kan lucu.

Nama saya Ainun Nahdatul Masruroh,


biasanya kawan-kawan memanggil saya
Ainun, Ain, atau apalah yang penting enak
didengar. Saya orang asli Tulungagung,
dengan tanggal lahir 10 juli 1998. Kalo
ditanya hobi mungkin tidur karena memang
itu kesukaan saya. Sekarang saya menempuh
pendidikan strata S1 di kampus peradapan
dan dakwah IAIN TULUNGAGUNG dan sudah
semester 5. Untuk motto hidup saya adalah
hidup itu harus bermanfaat jangan malah
memanfaatkan, karena sebaik-baik makhluk
adalah yang bermanfaat ….

65
Nur Syamsi Rafsanjani A. lahir di Blitar pada
04 Oktober 1997, saya anak ke 2 dari 4
bersaudara. Akrab dipanggil Syamsi atau Jani.
Saya asli orang Blitar dan sekarang sedang
menempuh pendidikan strata S1 di IAIN
Tulungagung dengan mengambil program
studi Tadris Bahasa Indonesia. Untuk motto
hidup “jangan mengeluh, tidak susah tidak
hidup”, kata-kata itu adalah motifasi saya
agar tidak mudah mengeluh meski dalam
keadaan susah sekalipun, dalam hidup ini
tidak ada yang instan.

66

Anda mungkin juga menyukai