Anda di halaman 1dari 7

Rangkuman Materi Kuliah

Tinjauan Literatur Krisis dan Kerangka Teoretis dan Penyusunan Hipotesis


Metodologi Penelitian
Kelas CA

DISUSUN OLEH:
Muhammad Rianda Y 165020300111034

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Tinjauan Literatur Kritis

A. Peninjauan Ulang Literatur

Tujuan dari literature review bergantung pada pendekatan penelitian yang digunakan. Secara
umum literature review menunjukan:

a) Usaha penelitian ditempatkan sesuai dengan pengetahuan yang ada dan berdasarkan pada
pengetahuan tersebut
b) Tidak berisiko “menemukan ulang proses yang lama” atau “reinventing the wheel”, yang
merupakan usaha yang sia-sia untuk menemukan kembali sesuatu yang sudah diketahui
c) Latar belakang tersedia untuk memungkinkan dalam melihat sudut permasalahan, untuk
membentuk pikiran, dan untuk mencetuskan wawasan yang berguna pada topik penelitian
d) Ide yang jelas muncul untuk variabel apa yang akan penting untuk dipertimbangkan,
mengapa penting dipertimbangkan, danbagaimana mereka diinvestigasi untuk
menyelesaikan masalah
e) Peneliti dapat memperkenalkan terminologi yang relevan danuntuk menyediakan
defnisi(defnisi pengarah dari konsepkerangka kerja teoritis
f) Peneliti dapat menyediakan argumen untuk hubungan antara variabel dalam model
konseptual

B. Pendekatan Literature Review

1. Sumber Data

Kualitas literature review bergantung pada kewaspadaan dalam pemilihan dan membaca buku,
akademik, dan jurnal profesional, laporan, tesis, catatan konferensi, naskah yang tidak diterbitkan,
dan sebagainya.

2. Evaluasi Literartur

Menilai sistem online dan mencari literatur dalam area kepentingan akan menyediakan
bibliografi subjek yang komprehensif. Literature review yang baik harus memiliki referensi untuk
studi kunci dalam lapangan. Kriteria-kriteria penilaian nilai dari sebuah artikel atau buku adalah
relevansi dari isu yang ditujukan dalam artikel/buku, pentingnya kutiipan dari atikel/buku, tahun
penerbitan artikel/buku, dan kualitas keseluruhan artikel/buku.

3. Dokumentasi Literature Review

Dokumentasi literature review penting untuk meyakinkan pembaca bahwa (1) peneliti
memiliki pengetahuan mengenai area permasalahan dan telah melakukan persiapan pendahuluan
yang penting untuk melaksanakan penelitian, dan (2) kerangka kerja teoritis (dalam penelitian
deduktif) yang akan disusun dalam pekerjaan telah selesai dan akan ditambahkan untuk fondasi
solid dari pengetahuan yang telah ada.

C. Isu-Isu Etis

Ada dua Isu Etis yang harus diwaspadai dan sering dilakukan dalam melakukan penelitian
yang didasarkan pada pekerjaan orang lain, yaitu:

a) Dengan sengaja salah menyajikan hasil kerja dari pengarang lain – yaitu, sudut pandang
mereka, ide-ide, model, kesimpulan-kesimpulan temuan, interpretasi, dan seterusnya. Hal
ini tentu salah karena dengan sengaja kita membuat pengarang lain seolah-olah
memberikan pemikiran yang salah karena tidak sesuai dengan apa yang sudah
dikerjakannya pada hasil kerjanya yang kita jadikan tinjauan.
b) Plagiarisme – penggunaan kata-kata pemikiran orang lain, argumen, atau ide seperti milik
sendiri. Hal ini sering terjadi karena dari banyaknya sumber-sumber yang ada mungkin
saja merupakan pemikiran orang lain yang kita anggap menjadi pemikiran sendiri.

D. Basis Data Bibliografi

Bibliografi adalah sebuah daftar pustaka yang mencangkup isi dan deskripsi sebuah buku, hal
tersebut meliputi, judul, pengarang, edisi, cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun terbit,
jumlah halaman, ukuran tinggi buku dan ISBN.

Unsur-Unsur Bibliografi:

a) Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap


b) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c) Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun
d) terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
e) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah,
atau surat kabar, tanggal dan tahun.

E. Format APA (American Psychological Association Untuk Penulisan Referensi Artikel


yang Relevan

APA (American Psychological Association) style pada umumnya digunakan untuk mensitasi
sumber-sumber referensi dalam bidang ilmu sosial. Pedoman sitasi ini menggunakan APA Style
edisi revisi ke-6. APA Style memiliki dua bagian utama dalam penulisan sitasi:

a) Mengutip dalam teks (In-text citations): In-Text Citations mengarahkan pembaca untuk
menemukan informasi utuh sumber kutipan dalam daftar pustaka yang digunakan penulis.
b) Daftar pustaka / bibliografi (List of references): List of references mengarahkan pembaca
untuk menemukan informasi daftar pustaka secara utuh tentang keseluruhan sumber
informasi yang dirujuk penulis. List of references berada pada halaman terakhir dari karya
tulis.

Kerangka Teoritis dan Penyusunan Hipotesis

A. Kebutuhan akan Kerangka Teoretis

Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang
menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk
masalah. Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian, dan kerangka
teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antarvariabel yang dianggap penting bagi
studi terhadap situasi masalah apapun. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengetahui apa
arti variabel dan apa saja jenis variabel yang ada

B. Variabel

Variabel adalah besaran yang bisa diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian
dari hasil penelitian. Dengan menggunakan variabel seseorang dapat mengetahui data apa saja
yang masih dibutuhkan. Variabel memiliki beberapa jenis, diantaranya:
a) Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat sering disebut sebagai variabel output, krtiteria, konsekuen. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.
b) Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau
timbulnya variabel terikat.
c) Variabel Moderator (Moderating Variable)
Variabel moderator yaitu variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
d) Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat menjadi suatu hubungan yang tidak langsung dan
tidak dapat diamati dan diukur.

C. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis menjelaskan sangkut-paut hubungan antarvariabel yang sudah disebutkan.


Disini diuraikan tentang hubungan variabel terikat, variabel bebas, variabel moderator serta
variabel antara. Jika terdapat variabel moderator, wajib kita jelaskan bagaimana dan hubungan
spesifik yang seperti apa yang terjadi dalam sebuah penelitian. Jika ada variabel antara, perlu
dijelaskan bagaimana dan mengapa variabel tersebut dibutuhkan.

Sekaran (2014:129) menyatakan ada lima hal mendasar yang perlu diperhatikan dalam sebuah
penyajian kerangka teoretis, sebagai berikut:

a) Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan dinamai dengan
jelas dalam pembahasannya.
b) Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling berkaitan satu
dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku di
antara variabel.
c) Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungannya akan positif
atau negatif.
d) Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat ditarik dari penelitian sebelumnya.
e) Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar pembaca dapat melihat
dan dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
D. Penyusunan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui pengumpulan data.

1. Macam-Macam Hipotesis
a) Hipotesis Deskriptif: Hipotesis deskripsif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau jawaban
sementara terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel
tunggal/mandiri.
b) Hipotesis Komparatif: Hipotesis komparatif dapat didefinisikan sebagai dugaan atau
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan
(komparasi) antara dua variabel penelitian.
c) Hipotesis Asosiasif: Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara
dua variabel penelitian.
2. Perumusan Hipotesis
a) Teori Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis

Untuk memudahkan proses pembentukan hipotesis, seorang peneliti biasanya menurunkan


sebuah teori menjadi sejumlah asumsi dan prostulat. Asumsi-asumsi tersebut dapat didefinisikan
sebagai anggapan atau dugaan yang mendasari hipotesis. Berbeda dengan asumsi, hipotesis yang
telah diuji dengan menggunakan data melalui proses penelitian adalah dasar untuk memperoleh
kesimpulan.

b) Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis


Selain menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai kebenaran yang dapat
diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat dikenali dengan panca indera.

Fakta Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara, misalnya :

a) Memperoleh dari sumber aslinya


b) Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber
yang asli.
c) Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk
abstract reasoning (penalaran abstrak).
d) Selain teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni: Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk, Ilmu yang
menghasilkan teori yang relevan, Analogi, Reaksi individu terhadap sesuatu dan
pengalaman

Anda mungkin juga menyukai