Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR

EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA

PT. BPR MITRA DAYA MANDIRI Cab. Tajur

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun Bogor

Disusun oleh :

Julia Safitri

151103050358

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2019
i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Julia Safitri

NPM : 151103050358

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Program Studi : Akuntansi

Konsentrasi : Akuntansi Keuangan

Judul Skripsi : Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Efektivitas
Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. BPR MITRA DAYA
MANDIRI Cab. Tajur

Bogor, Maret 2019

Pembimbing I Pembimbing II

(N.A. Rumiasih, S.E., Ak., M.M., CA) (Yudiana, S.E., M.M)


ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang disusun oleh Julia Safitri ini telah dipertahankan didepan Tim

Penguji Skripsi.

Bogor, Maret 2019

Mengesahkan

Universitas Ibn Khaldun Bogor

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dekan,

Hj. Titing Suharti, S.E., M.M.

Dosen Penguji

1. N.A. Rumiasih, S.E., Ak., M.M., CA Pembimbing I ( ……………….)

2. Yudiana, S.E., M.M Pembimbing II ( ……………….)


iii

ABSTRAK

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang analisis laporan arus kas

sebagai alat ukur efektivitas kinerja keuangan pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri

Cab. Tajur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kinerja

keuangan pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur. tahun 2016-2017

berdasarkan analisis laporan arus kas. Metode yang digunakan dalam penelitian

adalah dengan menggunakan rasio arus kas yang terdiri atas Rasio Srus Kas

Operasi (AKO), Rasio Cakupan Arus Dana (CAD), Rasio Cakupan Kas Terhadap

Bunga (CKB), Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL), Rasio

Pengeluaran Modal (PM), Rasio Total Hutang (TH), dan Rasio Kecukupan Arus

Kas (KAK). Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai rasio arus kas berada di

bawah standar kriteria yang menggambarkan bahwa efektivitas kinerja keuangan

PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur. berdasarkan analisis laporan arus kas

kurang baik. hal ini menggambarkan bahwa perusahaan masih kurang mampu

dalam memahami kewajiban serta komitmen-komitmennya.

Kata Kunci : Laporan Arus Kas, Rasio Arus Kas, Efektivitas Kinerja Keuangan.
iv

ABSTRACT

The scope of this research is analysis of cash flow statement as a

measure of efectivity and efficiency financial performance in PT. BPR Mitra

Daya Mandiri Cab. Tajur. The purpose of this study is to determine efectivity

and efficiency financial performance in PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab.

Tajur. from 2016 – 2017 by analysis of cash flow. The research method used

cash flow ratio which consist of operation cash flow ratio (AKO), cash flow

coverage ratio (CAD), cash flow coverage to interest ratio (CKB), cash flow

coverage to current liabilities ratio (TH) and sufficiency of caash flow ratio.

The result show that value cash flow ratio there in under of criteria

standard which explain that financial performance of PT. BPR Mitra Daya

Mandiri Cab. Tajur. by analysis of cash flow statement in less good condition.

This matter explain that company unable to meet its liabilities and its

commitments.

Key Words : Cash Flow Statement, Cash Flow Ratio, Efectivity And

Efficiency Financial Performance.


v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur

Efektivitas Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. BPR Mitra Daya

Mandiri Cab. Tajur”.

Dimana tujuan pembuatan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Sarjana Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn Khaldun Bogor. Dalam menyelesaikan

skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, hal ini tidak

terlepas dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Walaupun demikian penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-

pihak yang berkepentingan. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis juga

menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis skripsi ini tidak dapat

diselesaikan. Oleh sebab itu, kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ipin Aripin dan

Ibunda Samsiah, yang telah memberikan kasih sayang yang begitu berarti,

kesabaran, doa, dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan member

nasehat-nasehat yang luar biasa dan dukuangan yang diberikan baik material

maupun spiritual kepada penulis.


vi

2. Ibu Hj. Titing Suharti, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Ibn Khladun Bogor.

3. Bapak H. M. Imam Sundarta, S.E.Ak., M.Si. Selaku Ketua Program Studi

Sarjana Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ibn

Khaldun Bogor.

4. Ibu N.A. Rumiasih, S.E., Ak., M.M., CA selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberikan banyak bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Yudiana, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyesuaian skripsi ini.

6. Bapak Ibu Pimpinan dan para Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

mengajar dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan

perkuliahan.

7. Bapak Ibu Pimpinan PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur. yang telah

membantu penulis dalam memberikan data dan informasi demi terwujudnya

skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besar yang saya banggakan, khususnya keluarga H.

Usman, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan motivasi yang

luar biasa kepada penulis.

9. Adik-adikku tercinta Sherina Aripin, Asmiranda Aripin, dan Muhammad

Rahmat Hidayat Ramadhan Aripin yang selalu mendoakan penulis serta

telah member semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Buat sahabat-sahabat terbaikku Siti Annisa, Ai Solihat, Caturino,

Rizkiyatuzzahro, Siti Mariyam, Adinda Destiana Aisyah, Lilis Melasanti,

Hilyatul Auliya dan khususnya Dea Anastasia, Dita Hartini, Hasti Melasari,
ii

Nadia Khairunnisa, Dewi Kurnia Larasati yang selalu member masukan,

support dan menemani saya dalam keadaan sedih maupun senang. (Teman

yang selalu ada).

11. Dan Kepada seluruh teman-teman jurusan Akuntansi Reguler A terima kasih

atas doa, motivasi dan kebersamaan selama kuliah yang tak terlupakan

kenangannya. Semoga kelak kita sukses semuanya. Amin

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih ajuh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua

pihak yang dapat membangun kesempurnaan dari skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan Allah Melindungi kita

semua. Amin

Bogor, April 2019

Penulis

(Julia Safitri)

151103050358
iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI................... Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACK .......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ..v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. .XI

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XII

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.5 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 5

1.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 5

1.7 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 9

1.8 Hipotesis ………………………………………………………………..9

1.9 Metode Penelitian ……………………………………………………..10


iv

1.9.1 Desain Penelitian …………………………………………......10

1.9.2 Definisi Operasional ………………………………………….11

1.9.3 Populasi dan sampel ………………………………………….13

1.9.3.1 Pengembalian Sampel ………………………………13

1.9.3.2 Prosedur Penarikan Sampel ………………………...13

1.9.4 Jenis, Sumber dan Teknik atau Cara pengumpulan …………..13

1.9.4.1 Jenis dan Sumber Data ……………………………..13

1.9.4.2 Cara Pengumpulan Data ……………………………13

1.9.5 Metode Analisis Data ………………………………………...14

1.10 Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………………..14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………...15

2.1 Tinjauan Pustaka ………………………………………………………15

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan ………………………………...15

2.1.1.1 Tujuan Laporan Keuangan …………………………..16

2.1.1.2 Fungsi Laporan Keuangan …………………………..17

2.1.1.3 Jenis Laporan Keuangan …………………………….18

2.1.2 Kinerja Keuangan ...................................................................... 48

2.1.2.1 Konsep Efektivitas Kinerja Keuangan ........................ 49

2.1.2.2 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan ......................... 50

2.1.2.3 Keterkaitan Laporan Arus Kas dengan Efektivitas


v

Kinerja Keuangan........................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54


vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ringkasan Laporan Arus Kas PT. BPR Mitra Daya Mandiri

Cab Tajur ....................................................................................... 2

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 6

Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 12

Tabel 2.1 Pola Arus Kas ................................................................................. 40


vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemajuan zaman yang semakin berkembang membawa pengaruh yang besar

terhadap dunia usaha, sehingga menuntut perusahaan-perusahaan senantiasa harus

tanggap menghadapi segala perubahan yang terjadi. Perusahaan menerapkan berbagai

cara untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik, agar mampu bertahan dan

memenangkan persaingan. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya,

perusahaan harus mampu mengelolah kekayaan, modal dan kewajiban yang

dimiliki secara maksimal. Setiap perusahaan harus membuat catatan, pembukuan dan

laporan terhadap semua kegiatan usahanya agar usaha yang dijalankan dapat terlihat

perkembangannya. Laporan keuangan dibuat sesuai dengan transaksi keuangan

yang dilakukan perusahaan agar mampu menunjukkan posisi keuangan yang

sesungguhnya dalam setiap periode.

Laporan arus kas merupakan suatu laporan keuangan yang berguna bagi manajer,

investor, kreditur, dan pemakai lainnya dimana laporan tersebut dapat memberikan

gambaran arus kas perusahaan sesuai dengan penggolongan aktivitasnya. Laporan

arus kas dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis apakah rencana

perusahaan dalam hal investasi maupun pembiayaan telah berjalan sebagaimana

mestinya.

Kinerja keuangan merupakan gambaran pencapaian perusahaan dalam bidang

keuangan yang dapat diketahui dengan melakukan analisis pada laporan keuangan

dengan menggunakan alat-alat analisis tertentu. Efektivitas kinerja keuangan adalah

gambaran kemampuan perusahaan dalam mencapai keberhasilan dalam menggunakan

keuangannya secara baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

1
2

Sedangkan, efisiensi kinerja keuangan mengacu pada kemampuan perusahaan dalam

meminimalkan pengeluaran-pengeluarannya.

Pengukuran efektivitas kinerja keuangan dalam penelitian ini, dilakukan

dengan cara menganalisis laporan keuangan dengan rasio arus kas. Hasil dari

pengukuran kinerja keuangan ini berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisis terhadap suatu

perusahaan penting untuk menilai arus kas bersih yang dihasilkan perusahaan selama

satu periode tertentu.

Penelitian ini dilakukan dengan memperoleh data dari perusahaan itu sendiri,

yaitu PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur. Salah satu bank perkreditan rakyat yang

memiliki kepemilikan saham mayoritas PT. Bank Permata, Tbk pada PT. BPR Mitra

Daya Mandiri yang telah beralih kepada koperasi Karyawan Bank Yudha Bhakti.

Penulis mendeskripsikan efektivitas kinerja keuangan dengan menganalisis laporan

arus kas PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur. Data ringkasan laporan arus kas

PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur periode 31 Desember 2016 - 31 Desember

2017 dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Ringkasan Laporan Arus Kas PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur

Aktivitas Aktivitas Kas dan Setara Kas


Tahun Aktivitas Investasi
Operasi Pendanaan Akhir Tahun
2016 21,770,833 (3,324,382) 7,081,628 188,954,879

2017 38,442,167 (29,844,520) (10,841,664) 186,410,433


Sumber : Olahan sendiri 2019, berdasarkan laporan arus kas PT. BPR Mitra Daya

Mandiri Cab. Tajur.


3

Berdasarkan ringkasan laporan arus kas PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab.

Tajur tersebut, dapat diketahui bahwa kas dan setara kas perusahaan pada akhir tahun

cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2016 sampai tahun 2017. Pada tahun 2016,

jumlah kas dan setara kas akhir tahun PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur adalah

Rp 188,954,879 dan pada tahun 2017 menurun dengan selisih Rp 186,410,433.

Pola arus kas pada tahun 2016 adalah arus kas dari aktivitas operasi

bernilai positif arus kas operasi dari aktivitas investasi bernilai negatif dan arus

kas dari aktivitas pendanaaan bernilai positif, pada tahun 2017 pola arus kas dari

aktivitas operasi bernilai positif, arus kas operasi dari aktivitas investasi bernilai

negatif dan arus kas dari aktivitas pendanaaan bernilai negatif.

Berdasarkan ringkasan laporan arus kas PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab.

Tajur dapat diketahui bahwa pola arus kas pada tahun 2016 memenuhi pola

normal arus kas. Pada tahun 2017 , PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur

menghasilkan arus kas yang bernilai negatif dari aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan, sehingga memberi sedikit gambaran bahwa pengelolaan kas perusahaan

masih kurang efektif

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat

Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan Perusahaan PT. BPR Mitra Daya Mandiri

Cab. Tajur.”
4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah di uraikan di atas, maka penulis

dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan kas PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Cab. Tajur kurang

efektif dimana kas akhir tahun mengalami peningkatan pada tahun 2016, dan

sedangkan pada tahun 2017 mengalami penurunan.

b. Kas pada aktivitas operasi pada tahun 2016 dimana arus kas keluar lebih besar

dibandingkan dengan arus kas yang diterima perusahaan dan belum memenuhi

pola normal arus kas.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas agar analisis

yang dilakukan lebih terarah, yaitu :

a. Bagaimana peranan arus kas dalam pengukuran kinerja efektivitas ?

b. Bagaimana laporan arus kas pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka adapun

tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui peranan arus kas dalam pengukuran kinerja efektivitas?

b. untuk mengetahui informasi laporan arus kas pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri

Cab. Tajur?
5

1.5 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan dari penelitian yang diperoleh atas permasalahan yang diteliti maka

diharapkan dari penelitian ini dapat bermanfaat diantaranya :

a. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

wawasan penelitian sehubungan dengan Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat

Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan Perusahan pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri

Cab. Tajur.

b. Bagi manajemen, PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur, hasil penelitian ini

diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja keuangan sehingga tujuan

perusahaan tercapai.

c. Bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama bagi peneliti yang

melakukan penelitian yang berkaitan dengan analisis laporan arus kas sebagai alat

ukur efektivitas kinerja keuagan perusahan yang lebih sempurna dan

komprehensif.

1.6 Penelitian Terdahulu

Berikut dua (2) jurnal penelitian terdahulu yang dapat dijadikan acuan dalam

penulisan ini, sebagai berikut:


6

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui

penggunaan laporan arus

kas sebagai alat ukur

James Marcel Analisis Laporan Arus Kas menilai kinerja keuangan.

Kaunang Sebagai Alat Ukur Adapun metode penelitian

(2013) Menilai Kinerja PT. X yang digunakan adalah

metode kuantitatif yang

bersifat deskriptif.

Hasil penelitian yang

diperoleh adalah pada

dasarnya aktivitas perusahaan

dalam hal ini adalah baik

karena sumber kas yang

terbesar berasal dari aktivitas

operasi yaitu laba bersih

yang merupakan sumber kas

utama bagi perusahaan.

Dengan demikian

perusahaan perlu

memperhatikan efisiensi kas

untuk menghindari
7

terjadinya kerugian dan juga

menghindari jumlah kas

yang menganggur.

Tujuan penelitian ini

adalah menghitung rasio arus

kas untuk mengukur

efektivitas kinerja arus kas

perusahaan, serta mengetahui

Wit Widyaningsih Analisis Laporan Arus Kas upaya-upaya yang harus

dan Farida Idayati Sebagai Alat Ukur Efektivitas dilakukan untuk

(2015) Kinerja Arus Kas Perusahaan meningkatkan arus kas.

Hasil penelitian dari

perhitungan laporan arus kas

dan analisis laporan arus

kas menunjukkan efektivitas

kinerja arus kas PT

Kembang Bulan selama

kurun waktu tiga tahun

(2011-2013) kurang efektif,

dilihat dari perhitungan

laporan arus kas tahun 2012

kas bersih dari aktivitas

operasi menunjukkan hasil

negatif, dan beberapa rasio


8

selama tahun 2011-2013 juga

menunjukkan nilai negatif

dan rasio arus kas operasi

dibawah 1 yang

menggambarkan bahwa

perusahaan tidak mampu

memenuhi kewajiban serta

komitmennya.

Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui

perkembangan arus kas

yang dapat dilihat dari

Andre B. Analisis Laporan Arus Kas perubahan atau perbandingan

Wehantouw dan Operasi, Invetasi arus kas sebagai dasar

Jantje J. Tinangon dan Pendanaan pada PT. X informasi PT. X .

(2015), Metode yang digunakan

penulis untuk menganalisis

penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif kuantitatif.

Dari tahun ke tahun arus kas

operasi perusahaan

mengalami penurunan dan

berdampak negatif pada

laporan laba rugi.


9

1.7 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Kerangka Berpikir

PT. BPR Mitra Daya Mandiri


Cab. Tajur

Laporan Keuangan

Neraca Laporan Laporan Laporan Catatan Atas


Arus Kas Laporan Keuangan
Laba Rugi Perubahan Modal

Efektivitas Kinerja Keuangan

1.8 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan sementara yang diungkapkan secara

deklaratif. Pernyataan atau dugaan diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa diuji

secara empiris (Murti-Salamah, 2005).

Hipotesis dari penelitian ini adalah diduga bahwa perhitungan Laporan Arus Kas

dengan Efektivitas Kinerja Keuangan lebih efektif dan efisien dalam menentukan

perhitungan Laporan Keuangan terhadap sebuah perusahaan.


10

1.9 Metodologi Penelitian

1.9.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan

sistematis. Desain penelitian merupakan semua proses penelitian yag dilakukan

oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai

dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dengan cara memilih,

mengumpulkan dan menganalisis data yang diteliti pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. menetapkan judul yang akan diteliti sehingga dapat diketahui apa yag

akan diteliti dan yangmenjadi akar masalah dalam meneliti.

b. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap efektivitas

dan kontribusi kas dan setara kas.

c. Melihat, mengumpulkan dan menganalisa data-data mengenai laporan

keuangan

d. Melakukan pengembangan dan pembahasan terhadap masalah melalui

data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan x.

e. Melaporkan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta

interprestasi data dan mengajukan beberapa saran untuk masukan bagi

perusahaan x di masa yang akan datang.


11

1.9.2 Devinisi Operasional Variabel

Pengertian Operasional Variabel Penelitian Menurut Nazir (1983:152)

yaitu suatu definisi yang diberikan pada sebuah variable dengan cara

memberikan atau menspesialisasikan kegiatan yang diperlukan untuk

mengukur variable tersebut.

Pengertian Operasional Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (1999)

yaitu sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasinya tentang hal tersebut, dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Definisi operasional adalah variable penelitian sebelum

dilakukan analisis, instrument, serta sumber pengukuran darimana.

Operasionalisasi variable diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian. Maka variabel-

variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (Variabel Bebas/Tidak Terikat)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

sebab perubahan timbulnya variabel terikat.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah

Laporan Keuangan (X1) dan Arus Kas (X2).

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Dependen adalah Variabel yang dipengaruhi, akibat dari

adanya variabel bebas/ Independen.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja

keuangan perusahaan (Y).


12

Tabel 1.3

Adapun Operasional Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Variabel Indikator Skala

Hasil dari proses akuntansi

yang digunakan sebagai

alat untuk berkomunikasi

antara data keuangan atau

Laporan aktivitas perusahaan Rasio

Keuangan dengan pihak yang

(X) berkepentingan terhadap

data atau aktivitas

perusahaan

Prestasi keuangan yang

tergambar dalam laporan

keuangan perusahaan yaitu

Kinerja Keuangan neraca laba-rugi dan Rasio

Perusahaan kinerja keuangan

(Y) menggambarkan usaha

perusahaan (openation

income)
13

1.9.3 Populasi dan Sampel

1.9.3.1 Pengambilan Populasi

1.9.3.2 Prosedur Penarikan Sampel

1.9.4 Jenis, Sumber dan Teknik atau Cara Pengumpulan

1.9.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang berupa data kuantitatif yang diperoleh dari

laporan tahunan perusahaan. Data tersebut terdiri dari Laporan

Keuangan tahun 2016 - 2017.

1.9.4.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk kepentingan ini, penulis

menggunakan beberapa cara yaitu:

a. Metode Penelitian Kepustakaan

Suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dimana data tersebut

diperoleh melalui buku-buku yang berkaitan dengan

permasalahan yang dibahas, dan juga materi kuliah yang

diperoleh selama kuliah di Fakultas Ibn Khaldun Bogor.

b. Metode Studi Lapangan

Suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data sekunder

berupa data jadi. Dalam hal ini penulis mendapatkan data

tersebut dengan cara melakukan riset pada PT. BPR Mitra

Mandiri Cab. Tajur.


14

1.9.5 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis deskriptif kuantitatif. Yaitu melakukan perhitungan dengan

menggunakan analisa rasio terhadap Laporan Arus Kas sebagai alat ukur

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sebagai bahan pelengkap analisa

tersebut, penulis menggunakan data laporan keuangan 2016 – 2017.

1.10 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. BPR Mitra Daya Mandiri Cab. Tajur.

yang terletak di Jl. Raya Wangun No. 9a, Sindangsari, Bogor Timur., Kota Bogor, Jawa

Barat 16146.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2) Laporan

Keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang

lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan posisi

keuangan, (yang dapat disajikan dalam beberapa cara, laporan arus

kas dan laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi

penjelasan yang merupakan bagian intergral dari laporan keuangan,

disamping itu juga segmen industri dan geografis serta

pengungkapan perubahan harga.

Menurut Munawir dalam Saraswati (2013:3) “laporan

keuangan adalah merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

yang bersangkutan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Menurut Harmono (2014:14), “adapun beberapa

karakteristik penting yang harus tercermin pada laporan

keuangan adalah dapat dipahami, relevan, materialitas,

keandalan, penyajian jujur, substansi mengungguli bentuk,

pertimbangan sehat, kelengkapan, keseimbangan antara biaya

15
16

dan manfaat, keseimbangan diantara karakteristik kualitatif, dan

penyajian jujur”.

Kasmir (2010:66) menyatakan bahwa: Laporan keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan

pada saat ini dalam suatu periode tertentu. Maksud dari laporan

keuangan yang menunjukkan kondisi keuangan pada saat ini

adalah merupakan kondisi perusahaan terkini. Kondisi

perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada

tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk

laporan laba rugi).

Jadi, laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi

yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan dalam

periode tertentu dan digunakan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan.

2.1.1.1 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan

Akuntansi Indonesia, 1994) “Tujuan Laporan Keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Menurut PAPI (Pedoman Akuntansi Perbankan

Indonesia), “Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk


17

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja

perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang

bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan

pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”

Menurut PSAK No.1 dalam Widyaningsih dan

Idayati (2015:3), “tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang

bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan”.

Jadi, tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi keuangan tentang aktiva,

kewajiban, pendapatan, modal, dan biaya serta

perubahannya yang berguna bagi pihak internal dan

eksternal untuk pengambilan keputusan.

2.1.1.2 Fungsi Laporan Keuangan

Dilihat dari definisi dan proses kerjanya, laporan

keuangan mempunyai beberapa fungsi, antara lain

sebagai beriku:
18

a. sebagai alat pertanggung jawaban yang menunjukkan

perkembangan atau kemerosotan keuangan

perusahaan.

b. Sebagai alat yang dapat memprediksi laba perusahaan

hingga satu tahun ke depan.

c. Sebagai alat yang dapat memprediksi kebangkrutan

perusahaan selama satu tahun ke depan.

d. Sebagai alat yang dapat memprediksi harga saham

perusahaan yang akan dijual kepada investor.

e. Sebagai alat yang dapat memberikan jaminan kepada

pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan laporan

keuangan dan pihak pemilik perusahaan (direktur)

agar mengelola sumber daya sesuai dengan ketentuan

hukum dan peraturan pemerintah yang berlaku.

2.1.1.3 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan harus disusun berdasarkan

prinsip akuntansi lazim agar para pembaca laporan

keuangan memperoleh gambaran yang jelas. Standar

Akuntansi Keuangan (2012:12), meliputi:

1. Laporan Posisi Keuangan atau Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Modal

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


19

Bentuk dari laporan keuangan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Neraca

Menurut Baridwan (2004:20), Neraca

adalah laporan yang menunjukkan keadaan

keuangan suatu unit usaha pada tangga tertentu.

Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan

jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva

dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut

passiva. Dimana passiva itu terdiri dari dua

golongan kewajiban yaitu kewajiban pada

pihak luar yang disebut utang dan kewajiban

terhadap pemilik perusahaan yang disebut

modal.

Menurut Sutrisno (2008:9), Neraca

merupakan laporan yang sistematis yang

menunjukkan aktiva, hutang dan modal sendiri

suatu perusahaan pada waktu tertentu. Neraca

bertujuan untuk menunjukkan posisi keuangan

pada suatu perusahaan pada tanggal tertentu,

biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup

dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiscal

atau tahun kalender sehingga neraca sering

disebut dengan balance sheet.


20

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang

menggambarkan jumlah penghasilan atau

pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan

pada periode tertentu sebagaimana halnya

neraca, laporan laba rugi juga disusun tiap

akhir tahun.

Menurut Baridwan (2004:29), laporan laba

rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan

pendapatan dan biaya dari suatu unit usaha

untuk suatu periode tertentu.

Menurut Darsono (2005:20) laporan laba

rugi merupakan akumulasi aktivitas yang

berkaitan dengan pendapatan dan biaya-biaya

selama periode waktu tertentu, misalnya

bulanan atau tahunan.

Laporan laba rugi merupakan suatu daftar

perusahaan dimana didalamnya didasarkan atas

semua pendapatan dan biaya-biaya sedemikian

rupa yang terjadi pada periode tertentu yang

disusun secara sistematis sehingga dengan

mudah dapat diketahui apakah suatu

perusahaan itu memperoleh laba atau rugi.


21

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah bagian

dari laporan keuangan yang mencatat informasi

tentang penyebab bertambah atau berkurangnya

modal selama kurun waktu tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menurut Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 (2012)

Ikatan Akuntansi Indonesia merupakan

informasi tentang arus kas suatu perusahaan

yang berguna bagi para pemakai laporan

keuangan adalah sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam penghasilan kas

atau setara kas dan menilai kebutuhan

perusahaan untuk menggunakan arus kas

tersebut. Informasi yang terdapat dalam

Laporan Arus Kas juga dapat memberikan

informasi.

Menurut Soemarso (2005:320), “laporan

arus kas merupakan salah satu laporan

keuangan pokok, di samping neraca dan

laporan laba rugi”. Laporan ini tidak

terpisahkan dari laporan keuangan untuk

setiap periode penyajian laporan keuangan.


22

Sedangkan menurut PSAK No. 2 dalam Juan

dan Wahyuni (2014:171), “laporan arus kas

didefinisikan sebagai arus kas masuk dan arus

kas keluar serta setara kas”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 2 (2002:5) Arus kas adalah arus

masuk dan arus keluar kas atau setara kas.

Laporan arus kas merupakan revisi dari mana

uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana

mereka membelanjakannya. Laporan arus kas

merupakan ringkasan dari penerimaan dan

pengeluaran kas perusahaan selama periode

tertentu (biasanya satu tahun buku).

Menurut Harahap (2010:257) “Laporan

arus kas memberikan informasi yang relevan

tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu

perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan

mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan :

operasi, pembiayaan dan investasi.”

A. Tujuan Laporan Arus Kas

Niswonger et al., (2000:4)

mengungkapkan bahwa “laporan arus kas

ini menyediakan informasi mengenai

kemampuan perusahaan untuk


23

menghasilkan kas dari operasi,

mempertahankan dan memperluas

kapasitas operasinya, memenuhi

kewajiban keuangannya dan membayar

dividennya”. Harahap (2011:259)

mengemukakan bahwa “tujuan

menyajikan laporan arus kas adalah untuk

memberikan informasi yang relevan

tentang penerimaan dan pengeluaran kas

dan setara kas dari suatu perusahaan dalam

periode tertentu”.

Menurut Wibowo dan Arif

(2009:111), tujuan laporan arus kas

adalah:

1. Menyediakan informasi yang

relevan mengenai penerimaan dan

pengeluaran kas bagi investor dan

kreditur.

2. Membantu pembaca laporan

keuangan dalam memperkirakan

perbedaan antara laba bersih (net

income) dengan penerimaan serta

pengeluaran kas yang terkait

dengan pendapatan tersebut.


24

3. Membantu menentukan pengaruh

transaksi kas dan non kas dari

aktivitas pendanaan dan investasi

terhadap posisi keuangan suatu

entitas.

Berdasarkan pendapat para ahli di

atas, penulis berpendapat bahwa laporan

arus kas bertujuan untuk memberikan

informasi yang relevan tentang

penerimaan dan pengeluaran kas serta

pengaruh transaksi dari aktivitas yang

dilakukan perusahaan terhadap posisi

keuangannya dalam periode tertentu.

B. Manfaat Laporan Arus Kas

Hery (2012:204) mengungkapkan

bahwa: “Laporan arus kas digunakan

oleh manajemen untuk mengevaluasi

kegiatan operasional yang telah

berlangsung dan merencanakan aktivitas

investasi dan pembiayaan dimasa yang

akan datang. Laporan arus kas juga

digunakan oleh kreditor dan investor

dalam menilai tingkat likuiditas maupun


25

potensi perusahaan dalam menghasilkan

laba (keuntungan).

Manfaat laporan arus kas menurut

Dyckman (2000:549), adalah: Informasi

arus kas membantu para pemakai

laporan untuk memahami hubungan

antara laba dan arus kas serta untuk

memprediksi arus kas operasi di masa

depan. Informasi arus kas juga

memberikan umpan balik tentang

keputusan yang telah diambil, seperti

pengaruh keputusan investasi sebelumnya

terhadap arus kas, bagaimana pengeluaran

modal dibiayai serta jumlah utang yang

diterbitkan atau ditarik.

Berdasarkan uraian teori para ahli di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa

laporan arus kas memberikan manfaat

untuk mengukur kinerja melalui

kemampuan perusahaan menghasilkan

kas dan setara kas sehingga perusahaan

bisa mengontrol arus kas masuk dan

arus kas keluar perusahaan dan

menggambarkan kemampuan perusahaan


26

untuk menghasilkan arus kas di masa

depan. Dari laporan ini, perusahaan

bisa mengetahui bagaimana pencapaian

perusahaan dalam suatu periode dan

menjadi bahan perbandingan perusahaan

setiap tahun.

C. Klasifikasi Laporan Arus Kas

Menurut Donald E. Kieso (2004:

374) arus kas diklasifikasikan berdasarkan

pada kegiatan operasi, investasi, dan

pembayaran. Karakteristik transaksi dan

peristiwa lainnya dari jenis kegiatannya

adalah :

1. Aktifitas kas dari aktivitas operasi

Semua transaksi yang

berkaitan dengan laba yang

dilaporkan dalam laporan laba rugi

dikelompokkan dalam aktivitas

operasi. Berikut beberapa contoh

arus kas yang berasal dari

aktivitas operasi baik arus kas

masuk (cash inflows) maupun arus

kas keluar (cash outflows) :

Arus kas masuk, antara lain:


27

a) Penerimaan kas dari

pelanggan (penjualan barang

atau penyerahan jasa).

b) Penerimaan kas dari

pemberian pinjaman ( bunga

yang diterima).

c) Penerimaan kas dari ekuitas

surat berharga (deviden yang

diterima).

d) Semua penerimaan yang

bukan berasal dari sebagian

yang sudah dimasukkan

dalam kelompok investasi

dan pembiayaan, serta

jumlah uang yang diterima

dari tuntutan pengadilan,

klaim asuransi, kecuali yang

langsung berhubungan dengan

kegiatan investasi dan

pembiayaan seperti kerusakan

gedung.

Arus kas keluar, antara lain :

a. Pembayaran kas untuk

pembelian bahan yang akan


28

digunakan untuk dijual atau

produksi termasuk

pembayaran hutang jangka

pendek.

b. Pembayaran supplier lain dan

pegawai untuk kegiatan selain

produksi barang dan jasa.

c. Pembayaran kas kepada

pemerintah untuk pajak,

kewajiban lainnya, denda, dan

lain-lain.

d. Pembayaran kepada pemberi

pinjaman dan kreditur

lainnya berupa bunga.

e. Seluruh pembayaran kas

yang tidak berasal dari

transaksi investasi atau

pembiayaan seperti

pembayaran tuntutan di

pengadilan, pengembalian

dana kepada langganan dan

sumbangan.
29

2. Aktifitas kas dari aktivitas investasi

Aktivitas investasi merupakan

perolehan dan pelepasan aktiva

panjang serta investasi lain yang

tidak termasuk setara kas.

Pengungkapan terpisah arus kas

yang berasal dari aktivitas investasi

perlu dilakukan sebab arus kas

tersebut mencerminkan penerimaan

dan pengeluaran kas sehubungan

dengan sumber daya yang

bertujuan untuk menghasilkan

pendapatan dan arus kas dimasa

depan. Berikut beberapa contoh

arus kas yang berasal dari aktivitas

investasi, baik arus kas masuk (cash

inflows) maupun kas keluar (cash

outflows).

Arus kas masuk, antara lain :

a) Penerimaan kas dari

penagihan piutang jangka

panjang.

b) Penerimaan kas dari

penjualan surat berharga


30

yang berupa investasi jangka

panjang.

c) Penerimaan kas dari penjualan

aktiva tetap, aktiva tidak

berwujud, dan aktiva jangka

panjang.

Arus kas keluar, antara lain :

a. Pembayaran kas untuk

pembelian aktiva tetap dan

aktiva jangka panjang lainnya.

b. Pembayaran kas untuk untuk

pembelian surat berharga

perusahaan yang berupa

investasi jangka panjang.

c. Pembayaran kas untuk aktiva

tidak berwujud Beberapa

transaksi seperti penjualan

aktiva tetap dapat

menimbulkan keuntungan

ataupun kerugian yang

dimasukkan dalam klasifikasi

arus kas dari kegiatan

investasi.
31

3. Aktifitas kas dari aktivitas

pendanaan

Aktivitas pendanaan adalah

aktivitas yang mengakibatkan

perubahan dalam sejumlah serta

komposisi modal dan pinjaman

perusahaan. Arus kas dari

aktivitas pendanaan ini harus

diungkapkan terpisah. Karena

pengungkapan terpisah arus kas dari

aktivitas pendanaan berguna untuk

memprediksi klaim atas arus kas

masa depan oleh para penanam

modal di perusahaan tersebut.

Kegiatan pendanaan

melibatkan upaya – upaya untuk

memperoleh dana selaku peminjam

atau penerbit sekuritas dan

membayar kembali pinjaman atau

sekuritas kepemilikan tersebut.

Arus kas masuk, antara lain :

a) Penerimaan kas dari penjualan

surat berharga.
32

b) Penerimaan kas dari

pemberian pinjaman kreditur.

c) Penerimaan kas dari penerbit

saham.

d) Penerimaan kas penerbitan

kewajiban jangka panjang.

Arus kas keluar, antara lain :

a. Pembayaran kas kepada para

pemegang saham dalam

bentuk deviden.

b. Pembayaran kas untuk

penebusan kewajiban jangka

panjang.

c. Pembayaran kas untuk

memperoleh kembali sekuritas

ekuitas (termasuk pembelian

saham tresuri).

Secara umum, arus kas

diklasifikasikan menurut aktivitas

operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas

pendanaan. Menurut Niswonger et al.,

(2000:45), ”arus kas dari aktivitas

operasi pada umumnya disajikan

terlebih dahulu, lalu diikuti dengan arus


33

kas dari aktivitas investasi dan

pendanaan. Total arus kas bersih dari

aktivitas tersebut merupakan kenaikan

atau penurunan bersih kas selama

periode berjalan”. Dari beberapa

komponen arus kas tersebut, arus kas

operasi menjadi perhatian utama bagi

pemakai laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 2 dalam

Juan dan Wahyuni (2014:171), “laporan

arus kas menyajikan arus kas selama

periode akuntansi yang relevan, yang

diklasifikasikan menjadi tiga kategori:

operasi, investasi, dan pendanaan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di

atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,

investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi

memuat berbagai penerimaan dan

pengeluaran yang berkaitan dengan

penentuan laba bersih, aktivitas

investasi memuat penerimaan dan

pengeluaran yang berkaitan dengan

penjualan dan perolehan aset tetap,


34

sedangkan aktivitas pendanaan memuat

berbagai penerimaan dan pengeluaran

yang berkaitan dengan pinjaman jangka

panjang, pinjaman jangka pendek, utang

obligasi, dan dividen.

D. Keunggulan Laporan Arus Kas

Pada umumnya, laporan keuangan

lebih menekankan pada pelaporan laba

perusahaan. Arus kas operasi yang

termuat dalam laporan arus kas bukan

hanya menyajikan informasi penghasilan

dan biaya, melainkan juga kas yang

dibutuhkan oleh perusahaan dalam

menjalankan aktivitasnya. Menurut Lee,

T.A. dalam Harahap (2011:258),

beberapa keunggulan dalam

menggunakan arus kas adalah sebagai

berikut:

1. Dapat memberikan kerangka kerja

untuk menghubungkan prestasi

masa lalu, saat sekarang dan masa

yang akan datang.

2. Menurut kacamata investor,

proyeksi arus kas akan


35

menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk membayar dan

menggambarkan perencanaan

kebijakan keuangannya.

3. Nilai discounted flow ratio lebih

dipercaya untuk menjadi indikator

investasi dari pada rasio laba

dengan harga sekarang disebabkan

sistem alokasi yang dilakukan

dalam menghitung laba seperti

dalam acrual basis accounting.

4. Akuntansi arus kas dapat

digunakan untuk memperbaiki

bagaimana investasi dilakukan

yang biasanya dengan dasar kas

dengan bagaimana hasil suatu

investasi dinilai.

Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa laporan arus kas

memiliki keunggulan yaitu menyajikan

informasi dari berbagai aktivitas yang

dilakukan perusahaan dan dapat

digunakan sebagai alat ukur kinerja


36

perusahaan berdasarkan aktivitas-aktivitas

yang telah direncanakan.

E. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Secara umum metode penyusunan

laporan arus kas terdiri atas metode

langsung (direct method) dan metode

tidak langsung (indirect method).

Kedua metode ini menyajikan jumlah

yang sama pada aktivitas operasi,

investasi, dan pendanaan. Subramanyam

dan Wild (2010:94) mengemukakan

bahwa “meskipun kedua metode tersebut

memberikan hasil yang sama, format

keduanya berbeda”.

Menurut Rudianto (2012:199),

secara umum terdapat dua metode dalam

menyusun laporan arus kas, yaitu:

1. Metode langsung adalah

penyusunan laporan arus kas

dimana dirinci aliran masuk kas

dari aktivitas-aktivitas operasi dan

aliran keluar dari aktivitas-

aktivitas operasi. Metode langsung

menghitung saldo kas operasi


37

melalui selisih antara kas masuk

dari pendapatan usaha dan kas

keluar untuk beban usaha

perusahaan.

Sedangkan arus kas dari aktivitas

investasi dan aktivitas keuangan dihitung

dengan mencari selisih antara arus kas

masuk dan arus kas keluar pada

masing-kelompok sumber kas tersebut.

Arus kas bersih dari masing-masing

kategori dijumlahkan untuk

menghasilkan arus kas bersih total,

yang kemudian ditambahkan dengan

saldo kas pada awal periode sehingga

menghasilkan saldo kas pada akhir periode

tersebut.

2. Metode tidak langsung adalah

metode penyusunan laporan arus

kas dimana dibuat rekonsiliasi

antara laba yang dilaporkan

dengan aliran kas. Metode tidak

langsung dimulai dengan laba

bersih usaha dan mengubahnya


38

menjadi arus kas bersih dari

aktivitas operasi.

Menurut Harahap (2013:263),

untuk menyajikan laporan arus kas, dapat

digunakan dua metode yaitu:

1. Metode langsung (direct method)

Dalam metode ini,

pelaporan arus kas dilakukan

dengan cara melaporkan

kelompok-kelompok penerimaan

kas dan pengeluaran kas dari

kegiatan operasi secara lengkap

(gross) tanpa melihat laporan

laba/rugi dan dilanjutkan dengan

kegiatan investasi dan pembiayaan.

2. Metode tidak langsung (indirect

method)

Dalam indirect method

penyajiannya dimulai dari laba

rugi bersih dan selanjutnya

disesuaikan dengan menambah

atau mengurangi perubahan dalam

pos-pos yang memengaruhi

kegiatan operasional seperti


39

penyusutan, naik turun pos aktiva

lancar dan utang lancar.

Berdasarkan pendapat para ahli di

atas, dapat disimpulkan bahwa metode

penyusunan laporan arus kas terdiri dari

metode langsung dan tidak langsung.

Metode langsung merupakan metode

yang menyajikan penerimaan dan

pengeluaran pada aktivitas operasi

secara langsung. Sedangkan metode

tidak langsung merupakan metode yang

melaporkan aktivitas operasi mulai dari

laba bersih yang diterima perusahaan dan

penyesuaian pos-pos yang berkaitan.

F. Pola Arus Kas

Arus kas perusahaan memuat

pola yang berbeda-beda dalam setiap

penyajian berdasarkan jumlah totalnya

pada setiap aktivitas-aktivitas. Sticeet

al.,(2009:287) mengemukakan pola normal

dari arus kas masuk yang positif atau

keluar kas yang dilaporkan adalah sebagai

berikut:

Arus kas dari aktivitas operasi +


40

Arus kas dari aktivitas investasi -

Arus kas dari aktivitas pendanaan +

atau –

Menurut Hery (2015:104), hasil

analisis hubungan di antara ketiga

kategori kas (arus kas operasi, investasi

dan pendanaan) dapat memberikan

gambaran yang berguna mengenai

perusahaan. Hubungan tersebut dapat

dikelompokkan menjadi delapan pola

yang dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah

ini.

Tabel 2.1

Pola Arus Kas

Pola Arus Kas Arus Kas Arus Kas Gambaran


Operasi Investasi Pendanaan Perusahaan
1. + + + Berdasarkan pola ini
dapat disimpulkan
bahwa perusahaan
tergolong sangat
likuid karena
menghasilkan
banyak kas dari
aktivitas operasi,
investasi dan
pendanaan. Hal ini
sangat
memungkinkan bagi
perusahaan untuk
melakukan akuisisi.
2. + - - Perusahaan
menggunakan
kelebihan arus kas
41

operasi untuk
membeli aset tetap
(melakukan investasi)
dan membayar utang
jangka panjang
kepada kreditor atau
melakukan
pembayaran prive
atau dividentunai
kepada pemilik atau
investor.
3. + + - Perusahaan
menggunakan
kelebihan arus kas
operasi dan hasil
penjualan investasi
(aset tetap) untuk
membayar hutang
jangka panjang
kepada kreditor atau
melakukan
pembayaran prive
atau
dividen tunai kepada
pemilik atau
investor.
4. + - + Perusahaan
menggunakan
kelebihan arus kas
operasi dan hasil
pendanaan (hasil
pinjaman hutang
jangka panjang dari
kreditor,penjualan
saham pendiri
kepada investor, atau
dari tambahan
setoran pemilik)
untuk melakukan
investasi, pembelian
aset tetap
ataupun ekspansi
bisnis.
42

5. - + + Berdasarkan bentuk
pola ini, kekurangan
arus kas operasi
perusahaan diatasi
dengan menjual
investasi atau aset
tetap, dan melakukan
pinjaman jangka
panjang dari
kreditor, penjualan
saham pendiri
kepada investor atau
dari tambahan setoran
pemilik.
6. - - + Kekurangan arus kas
operasi dan
kebutuhan arus kas
perusahaan untuk
melakukan investasi
atau pembelian aset
tetap dibiayai oleh
pinjaman jangka
panjang dari kreditor,
penjualan saham
pendiri kepada
investor, atau dari
tambahan setoran
pemilik.
7. - + - Perusahaan
mengatasi
kekurangan arus kas
operasi dan
membiayai
pembayaran hutang
jangka panjang
kepada kreditor atau
pembayaran prive
atau dividen tunai
kepada pemilik atau
investor melalui
penjualan investasi
atau aset tetap.
8. - - - Perusahaan
menggunakan sisa
cadangan kas yang
ada untuk menutup
kekurangan arus kas
operasi dan
43

membiayai aktivitas
investasi dan
pendanaan.
Sumber: Hery (2015: 1 0 4 - 105 )

Berdasarkan pola arus kas di


atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas
operasi sangat penting. Arus kas operasi
yang positif berpengaruh baik karena
memungkinkan bagi perusahaan untuk
membayarkan tagihan-tagihan dan
biaya-biaya untuk memperluas usaha,
sedangkan arus kas negatif berpengaruh
buruk terhadap keuangan perusahaan dan
mengharuskan perusahaan untuk
mencari sumber kas lain. Pola arus kas
dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan yang berbeda-beda
menggambarkan perubahan dan
perbedaan posisi keuangan perusahaan
dalam periode tertentu.

G. Rasio Arus Kas

Prastowo (2014:149)

mengungkapkan bahwa “perhitungan

dan interpretasi ratio merupakan salah

satu alat yang banyak dipakai, yang

dapat digunakan untuk menganalisis

laporan keuangan dan laporan arus kas”.

Menurut Darsono dan Ashari dalam

Widyaningsih dan Idayati (2013:8),

rasio arus kas terdiri dari:


44

1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Rasio arus kas operasi

menghitung kemampuan arus kas

operasi dalam membayar

kewajiban lancar. Rasio ini

diperoleh dengan membagi arus

kas operasi dengan kewajiban

lancar.

2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Rasio ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan

kas guna membayar komitmen-

komitmen (bunga, pajak,dan

deviden preferen).

3. Rasio Cakupan Kas Terhadap

Bunga (CKB)

Rasio ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar

bunga atas hutang yang telah

ada. Rasio ini diperoleh dengan

kas tambah pembayaran bunga,


45

dan pembayaran pajak dibagi

pembayaran bunga.

4. Rasio Cakupan Kas Terhadap

Hutang Lancar (CKHL)

Rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan

dalam membayar hutang lancar

berdasarkan arus kas operasi

bersih. Rasio ini diperoleh dengan

arus kas operasi ditambah dividen

kas dibagi dengan hutang lancar.

5. Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Rasio ini digunakan untuk

mengukur modal tersedia untuk

investasi dan pembayaran hutang

yang ada. Rasio ini diperoleh

dengan arus kas dari operasi dibagi

dengan pengeluaran modal.

6. Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini menunjukkan

jangka waktu pembayaran hutang

oleh perusahaan dengan asumsi

semua arus kas operasi digunakan

untuk membayar hutang. Rasio


46

ini diperoleh dari arus kas operasi

dibagi dengan total hutang.

7. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Rasio ini mengukur

kemampuan perusahaan dakam

menyediakan kas untuk memenuhi

kewajibannya dalam jangka lima

tahun mendatang. Rasio ini

diperoleh dengan (laba sebelum

pajak dan pembayaran bunga –

pembayaran pajak – pengeluaran

modal) dibagi rata-rata hutang

yang jatuh tempo setiap tahun

selama lima tahun.

Berdasarkan pendapat ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa analisis

laporan arus kas dengan menggunakan

rasio arus kas dapat menggambarkan

kekuatan keuangan suatu perusahaan.

Rasio laporan arus kas terdiri atas

Rasio Arus Kas Operasi (AKO), Rasio

Cakupan Arus (CAD), Rasio Cakupan

Kas Terhadap Bunga (CKB), Rasio

Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar


47

(CKHL), Rasio Pengeluaran Modal (PM),

Rasio Total Hutang (TH), dan Rasio

Kecukupan Arus Kas (KAK).

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan tambahan yang ditulis setelah

laporan keuangan selesai disusun. Tujuan dari

catatan atas laporan keuangan ini adalah

menjelaskan segala bentuk keterangan yang

tidak bisa dijelaskan di dalam laporan

keuangan.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (revisi

2009) dalam Widyaningsih dan Idayati

(2015:3) laporan keuangan yang lengkap

harus meliputi komponen-komponen berikut

ini:

1. Laporan posisi keuangan pada akhir

periode

2. Laporan laba rugi komprehensif selama

periode

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode

4. Laporan arus kas selama periode

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi

ringkasan kebiijakan akuntansi penting

dan informasi penjelasan lain


48

6. Laporan posisi keuangan pada awal

periode komparatif yang disajikan ketika

entitas menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara restrospektif atau

membuat penyajian kembali pos-pos

laporan keuangan, atau ketika entitas

mereklasifikasi pos-pos dalam laporan

keuangannya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

secara umum terdiri atas neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan modal, laporan

arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

2.1.2 Kinerja Keuangan

Menurut Indra Bastian (2006:274) “Adalah gambaran

pencapaian pelaksanaan/ program/ kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi”.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) “Kinerja keuangan adalah

suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.

Konsep kinerja keuangan menurut Indriyo Gitosudarmo dan

Basri (2002:275) “Adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu


49

periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan

diantaranya laporan laba rugi dan neraca”.

Untuk memutuskan suatu badan usaha atau perusahaan

memiliki kualitas yang baik, maka ada dua penilaian yang paling

dominan yang dijadikan dasar acuan untuk melihat badan usaha

tersebut menjalankan suatu kaidah manajemen yang baik. penilaian

ini harus dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan dan non

keuangan.

Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang

dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari

informasi yang diperoleh dari laporan posisi keuangan, laba

komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan

catatan atas laporan keuangan.

2.1.2.1 Konsep Efektivitas Kinerja Keuangan

Widyaningsih dan Idayati (2015:6) menyatakan

bahwa: Efektivitas kinerja keuangan dilihat dari arus

kas adalah pengukuran seberapa jauh suatu perusahaan

dapat mencapai keberhasilan dalam menjalankan

kemampuannya menggunakan modal atau keuangan

sesuai aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik

dan benar dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Bagi perusahaan, melakukan pengukuran

komprehensif atas efektivitas dan efisiensi kinerja


50

keuangan yang telah dicapai sangat penting sehingga

dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan

kebijakan keuangan. Efektivitas dan efisien adalah dua

kata yang seringkali digunakan dalam ilmu ekonomi

seperti manajemen dan akuntansi.

Kedua kata ini walaupun terlihat hampir sama

dan berhubungan, namun sejatinya mempunyai makna

yang berbeda. Menurut Uha (2015:187) “kata efektif

berasal dari bahasa inggris effective artinya berhasil.

Sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik”.

Berdasarkan uraian pengertian efektivitas kinerja

keuangan di atas, penulis berpendapat bahwa

efektivitas kinerja keuangan adalah ukuran seberapa

jauh suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan

dalam menjalankan kemampuannya menggunakan

modal atau keuangan sesuai aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan dan untuk mendapatkan

hasil yang maksimal.

2.1.2.2 Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu

organisasi dalam suatu periode tertentu yang


51

mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatannya.

b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi

secara keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga

dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu

bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara

keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi

perusahaan untuk masa yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan

kegiatan organisasi pada umumnya dan divisi atau

bagian organisasi pada khususnya.

e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan

penanaman modal agar dapat meningkatkan

efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.1.2.3 Keterkaitan Laporan Arus Kas dengan Efektivitas

Kinerja Keuangan

Purwanto (2016) menyatakan bahwa analisis laporan

arus kas merupakan analisis finansial yang sangat

penting bagi seorang manajer keuangan suatu

perusahaan di samping alat-alat finansial lainnya

untuk mengetahui efektivitas kinerja keuangan dalam

suatu periode. Menurut Harahap (2011:257), “analisis

arus kas sebenarnya sejalan dengan penyusunan


52

laporan arus kas. Laporan arus kas ini dinilai banyak

memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan

dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas

perusahaan di masa yang akan datang”.

Laporan arus kas memuat tentang penerimaan dan

pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan dalam

suatu periode. Laporan ini dapat dianalisis untuk

mengetahui efektivitas kinerja keuangan suatu

perusahaan. Pengelolaan kas yang baik akan

menghindarkan perusahaan dari berbagai masalah

kesulitan keuangan dan dapat meningkatkan arus kas

masuk perusahaan.

Menurut Jannah et al., (2013:192) salah satu alat

untuk mengukur efektivitas kinerja keuangan perusahaan

adalah dengan menggunakan laporan arus kas. Laporan

arus kas ini dianalisis dengan menggunakan alat-alat

analisis tertentu, termasuk rasio arus kas.

Menurut Widyaningsihdan Idayati (2015:6),

efektivitas kinerja keuangan jika dilihat dari laporan

arus kas adalah pengukuran seberapa jauh suatu

perusahaan dapat mencapai keberhasilan dalam

menjalankan kemampuannya menggunakan modal atau

keuangan sesuai aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar dalam mencapai tujuan yang


53

telah ditentukan dan untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

Stice et al., (2009:305) menyatakan bahwa “dari

data laporan arus kas juga dapat digunakan untuk

menghitung rasio-rasio tertentu yang membantu

menentukan kekuatan keuangan sebuah perusahaan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis

berpendapat bahwa laporan arus kas memiliki

keterkaitan dengan efektivitas kinerja keuangan,

dimana laporan arus kas dapat digunakan sebagai alat

ukur efektivitas kinerja keuangan yang telah dicapai

oleh perusahaan dalam suatu periode untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.


54

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan, Edisi Kedelapan.

Jakarta: Erlangga

------. 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta: BumiAksara.

Juan, Ng Eng dan Wahyuni, Ersa Tri. 2014. Panduan Praktis Standar Akuntansi

Keuangan, Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

---------. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media Group.

Niswonger et al. 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Prastowo, Dwi. 2014. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi,

Edisi Ketiga.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga

Soemarso. 2005. Akuntansi suatu Pengantar, Edisi Kelima. Jakarta: Salemba

Empat.

Stice, James D., et al. 2009. Akuntansi Keuangan, Edisi Keenambelas.

Jakarta: Salemba Empat.

Subramanyam, K.R. dan Wild, John J. 2010.Analisis Laporan Keuangan,

Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Ulum, Ihyaul. 2012. Audit Sektor Publik Suatu Pengantar, Cetakan Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai