Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI PNEUMOTHORAX

Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura visceralis. Di antara pleura
parietalis danvisceralis terdapat cavum pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan
serous jaringan.Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan negatif pada
intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses respirasi terdiri dari 2 tahap : fase
inspirasi dan fase eksprasi. Padafase inspirasi tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O;
sedangkan pada fase ekspirasi tekananintrapleura: -3 s/d -6 cmH2O. Pneumotorak adalah
adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara pada cavum pleura menyebabkan
tekanan negatif pada intrapleura tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu padaproses
respirasi.
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya :
1. Pneumotorak spontan Oleh karena : primer (ruptur bleb), sekunder
(infeksi, keganasan), neonatal
2. Pneumotorak yang di dapat Oleh karena : iatrogenik, barotrauma, trauma
Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis:
1. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock
2. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock
Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan hubungan luar menjadi :
1.Open pneumotorak
2.Closed pneumotorak

Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai dasar patofisiologi


yang hampir sama.
Pneumotorak spontan, closed pneumotorak, simple pneumotorak, tension
pneumotorak, dan open pneumotorak. Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya
dinding alveolus dan pleura visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura viceralis yang
lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan udara masuk ke dalam cavum
pleura. Mekanismenya pada saat inspirasi rongga dada mengembang, disertai
pengembangan cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut
mengembang, seperti balon yang dihisap. Pengembangan paru menyebabkan tekanan
intraalveolar menjadi negatif sehingga udara luar masuk. Pada pneumotorak
spontan,paru-paru kolpas, udara inspirasi ini bocor masuk ke cavum pleura sehingga
tekanan intrapleura tidak negatif. Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum
pleura akibatnya menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi mediastinal
kembali lagi ke posisi semula.Proses yang terjadi ini dikenal dengan mediastinal flutter
(6,7,9).
Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi
sebaliknya masihbisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan sempurna.
Terjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau shock dikenal
dengan simple pneumotorak. Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan tidak
adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed pneumotorak .Pada saat
ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara maksimal karena elastic recoil dari
kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin
berlanjut,hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan mediastinal ke sisi
yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru dan cavum pleura karena luka
yang bersifat katup tertutup terjadilah penekanan vena cava,shunting udara ke paru yang
sehat, dan obstruksi jalan napas.Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock atau shock
oleh karena penekanan vena cava.Kejadian ini dikenal dengan tension pneumotorak.

D. Penghitungan Luas Pneumotoraks


Penghitungan luas pneumotoraks ini berguna terutama dalam penentuan jenis kolaps,
apakah bersifat parsialis ataukah totalis. Ada beberapa cara yang bisa dipakai dalam
menentukan luasnya kolaps paru, antara lain :
1. Rasio antara volume paru yang tersisa dengan volume hemitoraks, dimana masing-
masing volume paru dan hemitoraks diukur sebagai volume kubus (2).
Misalnya : diameter kubus rata-rata hemitoraks adalah 10cm dan diameter kubus rata-rata
paru-paru yang kolaps adalah 8cm, maka rasio diameter kubus adalah :
83 512
______ ________
= = ± 50 %
3
10 1000
2. Menjumlahkan jarak terjauh antara celah pleura pada garis vertikal, ditambah dengan
jarak terjauh antara celah pleura pada garis horizontal, ditambah dengan jarak terdekat
antara celah pleura pada garis horizontal, kemudian dibagi tiga, dan dikalikan sepuluh (2).

% luas pneumotoraks

A + B + C (cm)
= __________________ x 10
3

3. Rasio antara selisih luas hemitoraks dan luas paru yang kolaps dengan luas hemitoraks (4).

(L) hemitorak – (L) kolaps paru


(AxB) - (axb)
_______________ x 100 %

AxB

Anda mungkin juga menyukai

  • Adhesi Usus
    Adhesi Usus
    Dokumen2 halaman
    Adhesi Usus
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Peritonitis
    Peritonitis
    Dokumen36 halaman
    Peritonitis
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • PENGOBATAN
    PENGOBATAN
    Dokumen19 halaman
    PENGOBATAN
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • F2 Puskesmas
    F2 Puskesmas
    Dokumen9 halaman
    F2 Puskesmas
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • 51 PDF
    51 PDF
    Dokumen1 halaman
    51 PDF
    jepisco
    Belum ada peringkat
  • PNEUMOTHORAX
    PNEUMOTHORAX
    Dokumen3 halaman
    PNEUMOTHORAX
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Problem Tree Kembung
    Problem Tree Kembung
    Dokumen2 halaman
    Problem Tree Kembung
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Stroke
    Stroke
    Dokumen43 halaman
    Stroke
    Dhiian Adriana
    Belum ada peringkat
  • Problem Tree Kembung
    Problem Tree Kembung
    Dokumen1 halaman
    Problem Tree Kembung
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Jenis Luka Bakar
    Jenis Luka Bakar
    Dokumen3 halaman
    Jenis Luka Bakar
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • f5 Kesling Pe
    f5 Kesling Pe
    Dokumen26 halaman
    f5 Kesling Pe
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Pertemuan 41
    Pertemuan 41
    Dokumen30 halaman
    Pertemuan 41
    nisaalkatiry
    Belum ada peringkat
  • ORCHITIS
    ORCHITIS
    Dokumen6 halaman
    ORCHITIS
    Irene Tangkilisan
    100% (1)
  • Pertemuan 41
    Pertemuan 41
    Dokumen30 halaman
    Pertemuan 41
    nisaalkatiry
    Belum ada peringkat
  • Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Dokumen44 halaman
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    candrarosyidi
    Belum ada peringkat
  • Metode Elektromagnetik VLF
    Metode Elektromagnetik VLF
    Dokumen1 halaman
    Metode Elektromagnetik VLF
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Pneumothorax
    Pneumothorax
    Dokumen14 halaman
    Pneumothorax
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • MENINGOENSEFALITIS
    MENINGOENSEFALITIS
    Dokumen38 halaman
    MENINGOENSEFALITIS
    BeningPutriRamadhaniUsman
    Belum ada peringkat
  • Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    Dokumen44 halaman
    Diabetes-Mellitus Awam 2015
    candrarosyidi
    Belum ada peringkat
  • MENINGOENSEFALITIS
    MENINGOENSEFALITIS
    Dokumen38 halaman
    MENINGOENSEFALITIS
    BeningPutriRamadhaniUsman
    Belum ada peringkat
  • ORCHITIS
    ORCHITIS
    Dokumen6 halaman
    ORCHITIS
    Irene Tangkilisan
    100% (1)
  • 2 Struktur
    2 Struktur
    Dokumen64 halaman
    2 Struktur
    Joreinhard Saragih
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Nyeri
    Patofisiologi Nyeri
    Dokumen3 halaman
    Patofisiologi Nyeri
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Kulit
    Kulit
    Dokumen5 halaman
    Kulit
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Obat Antipsikotik Dalam Skizofrenia
    Obat Antipsikotik Dalam Skizofrenia
    Dokumen12 halaman
    Obat Antipsikotik Dalam Skizofrenia
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • CBT Mei 2017 Regional 2
    CBT Mei 2017 Regional 2
    Dokumen40 halaman
    CBT Mei 2017 Regional 2
    chaidir
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Pada Akut Abdomen
    Pemeriksaan Pada Akut Abdomen
    Dokumen6 halaman
    Pemeriksaan Pada Akut Abdomen
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi Nyeri
    Patofisiologi Nyeri
    Dokumen3 halaman
    Patofisiologi Nyeri
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat
  • Akut Abdomen
    Akut Abdomen
    Dokumen3 halaman
    Akut Abdomen
    Irene Tangkilisan
    Belum ada peringkat