SKRIPSI
OLEH
MAHESTI PUSPA PARNASUKMA
NIM 170341615091
PENDAHULUAN
Sebagaimana diketahui, dasar-dasar berpikir selama ini pada umumnya tidak dikuasai
dengan baik oleh siswa. Oleh karena itu, diperlukan transofrmasi pendidikan dalam mata
pelajaran apapun, dari belajar dengan menghafal menjadi belajar berpikir, atau dari belajar
yang dangkal menjadi mendalam atau kompleks (Suastra, 2010). Siswa harus diyakinkan
bahwa mata pelajaran yang dipelajarinya menarik dan berguna, karena bisa membantu
mereka untuk memahami tentang dunia dan diri sendiri. Proses pembelajaran harus bisa
meningkatkan daya imajinasi, kreativitas, dan kemampuan berpikir logis.
Pembelajaran Problem Based Learning dipadu Group Investigation akan memicu dan
mendorong siswa untuk berpikir dengan menunjukkan berbagai masalah di lingkungan
sekitar mereka. Model Problem Based Learning akan memberikan kesempatan pada siswa
untuk menerima pengalaman nyata selama proses pembelajaran ekosistemnya. Menurut
penelitian Oh dan Shin (2005), model pembelajaran group investigation dapat
menjadikan para siswa menjadi komunitas inkuiri yang artinya setiap siswa
menjadi investigator untuk kepentingan pembelajaran di kelas. Dalam
pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh
siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya Group
Investigation dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan dalam
menemukan permasalahan dan mengembangkan suatu pengetahuan secara mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat
meningkatkan pemahaman siswa pada materi sistem reproduksi di kelas XI SMAN 1
TALUN?
2. Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat
meningkatkan kreativitas siswa pada materi sistem reproduksi di kelas XI SMAN 1
TALUN?
3. Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat
meningkatkan pemahaman siswa mendeskripsikan stuktur, fungsi, dan proses
pembentukan sel kelamin di kelas XI SMAN 1 TALUN?
4. Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas siswa menjelaskan proses terjadinya ovulasi di
kelas XI SMAN 1 TALUN?
5. Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat
meningkatkan kemampuan kreativitas siswa menjelaskan proses terjadinya menstruasi
di kelas XI SMAN I TALUN?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam materi sistem reproduksi melalui
penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation di kelas XI SMAN 1
TALUN
2. Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam materi sistem reproduksi melalui
penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation di kelas XI SMAN 1
TALUN
3. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam mendeskripsikan struktur, fungsi, dan
proses pembentukan sel kelamin melalui penerapan Problem Based Learning Dipadu
Group Investigation di kelas XI SMAN 1 TALUN
4. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam menjelaskan proses
terjadinya ovulasi melalui penerapan Problem Based Learning Dipadu Group
Investigation di kelas XI SMAN 1 TALUN
5. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam menjelaskan proses
terjadinya menstruasi melalui penerapan Problem Based Learning Dipadu Group
Investigation di kelas XI SMAN 1 TALUN
D. Hipotesis Tindakan
1. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi sistem reproduksi di kelas XI SMAN 1 TALUN
2. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat meningkatkan
kreativitas siswa terhadap materi sistem reproduksi di kelas XI SMAN 1 TALUN
3. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat meningkatkan
pemahaman siswa mendeskripsikan stuktur, fungsi, dan proses pembentukan sel
kelamin di kelas XI SMAN 1 TALUN
4. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat meningkatkan
kemampuan kreativitas siswa menjelaskan proses terjadinya ovulasi di kelas XI
SMAN 1 TALUN
5. Penerapan Problem Based Learning Dipadu Group Investigation dapat meningkatkan
kemampuan kreativitas siswa menjelaskan proses terjadinya menstruasi di kelas XI
SMAN 1 TALUN
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran .
2. Bagi guru
a. Menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan menggunakan metode
Problem Based Learning dipadu Group Investigation terhadap peningkatan
kreativitas dan hasil belajar.
3. Bagi sekolah
a. Jika hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning dipadu Group Investigation dapat meningkatkan kreativitas
siswa, maka sekolah dapat merekomendasikan penggunaan model
pembelajaran ini pada materi yang lain atau bahkan pada mata pelajaran yang
lain.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah pengertian dan penafsiran, maka
penulis pelu memberi batasan pengertian terhadap beberapa istilah yang terdapat dalam
judul ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan disini adalah:
2. Group Investigation
Model pembelajaran GI memiliki kelebihan yaitu memberi kebebasan kepada siswa
untuk berpikir secara analitis, kritis, kreatif dan produktif (Dewi dkk, 2012). Dengan
demikian akan mengembanngkan kemampuan kognitif maupun psikomotor siswa.
Keunggulan model pembelejaran GI yang selanjutnya adalah membuat siswa tertarik
mengikuti proses pembelajaran, meraasa senang saat pembelajaran dan lebih mudah
memahaminya, karena siswa melihat secara langsung dan melalukakn pengamatan
sendiri masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
3. Meningkatkan Kreativitas
Kreativitas dapat dilihat ari tiga aspek yaitu sebuah kemampuan, perilaku, dan proses.
Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang
baru, menciptakan gagasan-gagasan baru dengan cara mengkom binasikan, mengubah,
atau menerapkan kembali ide-ide yang telah ada. Menurut Evans (1991) berpikir kreatif
adalah suatu aktivitas mental untuk membuat hubungan-hubungan (conections) yang
terus menerus (kontinu). Jadi, berpikir kreatif mengabailam hubungan yang sudah
mapan, dan menciptakan hubungan-hubungan tersendiri.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Fas
Tahap Aktifitas/Kegiatan Guru
e
Guru menjelaskan tujuan
pembelajran,
menjelaskan logistik yang
diperlukan,
Orientasi siswa kepada
1 pengajuan masalah,
masalah
memotivasi siswa
terlibat dalam aktivitas
pemecahan
masalah yang dipilihnya
Guru membantu siswa
mendefinisikan
Mengorganisasikan dan mengorganisasikan tugas
2 siswa belajar
untuk belajar yang berhubungan dengan
masalah
tersebut.
3 Membimbing Guru mendorong siswa untuk
penyelidikan mengumpulkan informasi yang
sesuai,
melaksanakan eksperimen,
individual maupun untuk
kelompok mendapat penjelasan
pemecahan
masalah.
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan
menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan,
Mengembangkan dan
4 video,
menyajikan hasil karya
model dan membantu mereka
untuk
berbagai tugas dengan
kelompoknya.
Guru membantu siswa
melakukan
Menganalisa dan
refleksi atau evaluasi terhadap
5 mengevaluasi proses
penyelidikan mereka dalam
pemecahan masalah.
proses
proses yang mereka gunakan.
1. Kelebihan PBL
a. Siswa terlibat aktif dalam mpembelajaran. Siswa belajar materi
matematika secara bermakna dengan belajar dan berfikir.
b. Orientasi pembelajaran adalah investasi dan penemuan yang
pada
dasarnya adalah pemecahan masalah, sehingga perhatian siswa
terpusat
pada masalah.
c. Pengetahuan bertahan lama, dapat diingat, bila dibandingkan
dengan
pengetahuan yang diperoleh dengan sebagian model pembelajaran lain.
d. Dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir
kritis.
e. Dapat membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi untuk bekerja
terus sampai menemukan jawaban.
f. Menjadikan manusia lebih mandiri dan otonom.
g. Dapat membuat pelajaran menjadi lebih luas dan konkrit.
2. Kelemahan PBL
a. Kapasitas siswa yang banyak sulit bagi guru menerapkan model ini
b. Waktu kurang efektif dan efisien.
c. Tidak semua siswa bisa memahami pelajaran dengan model ini
B. Group Investigation
C. Kreativitas
Menurut Dwiyanto (2006: 221) yang diangkat dari teori dan berbagai studi tentang
kreativitas, yaitu sebagai berikut:
a. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Tidak
ada orang yang sama sekali tidak memiliki kreativitas, dan yang diperlukan adalah
bagaimana mengembangkan kreativitas tersebut.
b. Kreativitas dinyatakan dengan produk kreatif, baik berupa benda maupun gagasan.
Produk kreatif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas
seseorang.
c. Aktualisasi kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi antara faktor-faktor
psikologis (internal) dengan lingkungan (eksternal). Pada setiap orang, peranan
masingmasing faktor tersebut berbeda-beda.
d. Dalam diri seseorang dan lingkungannya terdapat faktor-faktor yang dapat menunjang
atau justru menghambat perkembangan kreativitas.
e. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevokuman, melainkan didahului oleh,
dan merupakan pengembangan hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya
sebelumnya.
f. kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi baru dari
hal-hal yang telah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Karya kreatif tidak
lahir hanya karena kebetulan, melainkan melalui serangkaian proses kreatif yang
menuntut kecakapan, keterampilan, dan motivasi yang kuat.
Dari beberapa uraian definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada
intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah
ada sebelumnya.
D. Hasil Belajar
Abdurrahman (2009: 37) mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.3 Belajar itu sendiri merupakan proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatifmenetap”. Soedijarto dalam Masnaini, (2003: 6) menyatakan bahwa Hasil belajar
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar dalam kerangka studi ini
meliputi kawasan kognitif, afektif, dan kemampuan/kecepatan belajar seorang pelajar”.
Menurut Bloom dalam Dimyanti (2002) bahwa: “Hasil belajar merupakan keluaran dari
suatu pemprosesan masukan. Masukan dari sistem tersebut berupa bermacam-macam
informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatannya atau kinerja. Perbuatan merupakan
petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan
kedalam dua macam saja yaitu pengetahuan dan keterampilan”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas dengan dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri atas tahap-tahap planning, implementing, observing, dan reflecting.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif. Penelitian ini tergolong PTK
satu siklus
PLANNING
IMPLEMENTIN
OBSERVING
REFLECTIN
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah satu kelas XI MIPA di SMAN 1 TALUN dengan jumlah
35 siswa yang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Agustus sampai dengan Oktober 2019
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN WAKTU
1. Planning 1 minggu
2. Implementing 1 minggu
3. Observing 3 minggu
4. Reflecting 2 minggu
5. Reporting 1 minggu
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi hasil pengamatan dan catatan
lapangan, lembar observasi PBL untuk guru, lembar observasi untuk siswa, pretest,
postest, presentasi investigasi, merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan,
tes uraian pada akhir siklus, menghasilkan temuan baru yang inovatif, bertanya,
obsrvasi, melakukan eksperimen, portofolio lembar kegiatan siswa.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian
No. Variabel Indikator (Syntax) Instrumen
1. PBL a. Melakukan orientasi pengenalan a. Hasil pengamatan dan
tentang permasalahan pada siswa. catatan lapangan
b. Mengkoordinir siswa untuk mela b. Lembar observasi PBL
kukan kajian dan meneliti. untuk guru
c. Membimbing penyelidikan siswa c. Lembar observasi untuk
secara mandiri atau berkelompok. siswa
d. Mengembangkan dan menyajikan d. Pretest
hasil penyelidikan. e. Postest
e. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Sumber: (Masek, 2011)
a. Membuat RPP
b. Membuat instrument
c. Membuat media
d. Membuat LKS
e. Membuat sumber belajar
3. Observing
Pada saat implementing dilakukan observing menggunakan instrumen yang telah
disiapkan
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Jakarta : Rineka
Cipta
Afifuddin, N. 2008. Tesis: Perbedaan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dan Group Investigation (GI) terhadap Prestasi Belajar Biologi
Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Bloom Dalam Dimyanti. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.
Budiyono. 2011. Penerapan Metode Group Investigation Dipadu dengan Game Puzzle
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII-B SMPN 1
Bondowoso. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang
Dewi, R. P., Iswari, R. S., & Susanti, R. 2012. Penerapan Model Group Investigation
Terhadap Hasil Belajar Materi Bahan Kimia di SMP. Unnes Science Education Journal., 1
(2): 69-76.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya
Dwiyanto, I. 2006. Reformasi “ Birokrasi Amplop” Mungkinkah ?. Yogyakarta. Penerbit
Gaya Media
Evans, J.R. 1991. Creative Thinking. Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.
Kemendikbud. 2013. Permedikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Jakarta:
Kemendikbud.
Masek.A,.Yamin.S. 2011. The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking
Ability: A Theoretical and Empirical Review. International Review of Social Sciences and
Humanities, Vol.2, No.1 hal 215-221.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Muslim Ibrahim 2005. Pembelajaran berdasarkan masalah.Surabaya: UNESA University
pers. h.27
Nurhadi Yasin, Burhan. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang: UM Press.
Nurlaela, L., dan Ismayati, E. 2015. Strategi Belajar Berpikir Kreatif. Penerbit Ombak:
Yogyakarta
Oh, P.S & M.K. Shin. 2005. Students’ Reflections on Implementation of Group Investigation
in Korean Secondary Science Classrooms. International Journal of Science and
Mathematics Education. 3 (2): 327-349.
Rusman 2013. Model-model pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta:
Rajawali pers. Edisi 2, Cet 6, h.242
Sharan, Y., & Sharan, S. 1989. Group Investigation Expands Cooperative Learning. (online).
tersedia: www.ascd.org/.../el_198912_sharan.pdf, diunduh 12 Agustus 2014.
Soedijarto (Masnaini, 2003). Hasil Belajar. Surabaya Unesa University Press.
Suastra, I. Wayan. 2010. Model pembelajaran sains berbasis budaya lokal untuk
mengembangkan kompetensi dasar sains dan nilai kearifan lokal di SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran 43.2 : 8-16.
Trianto. 2010. Mendesain model-model pembelajaran inovatif-progresif konsep, landasan,
dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP. Jakarta:
Kencana.Edisi 1 Cet 4, h.92
Zimmerer, Thomas W, Scarborough, Norman M dan Doug Wilson. 2009. Kewirausahaan
dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta.