Anda di halaman 1dari 16

BULAN DAN MATAHARI

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. Syifaurrahman
2. Firdaus

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE


FAKULTAS SYARIAH
ASTRONOMI ISLAM
2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3.Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1. Bulan ....................................................................................................... 3
1. Pembentukan Bulan ............................................................................ 3
2. Geologi permukaan bulan................................................................... 4
3. Medan Gravitasi ................................................................................. 4
4. Orbit bulan .......................................................................................... 5
5. Ukuran relatif bulan ............................................................................ 5
6. Gerhana bulan ..................................................................................... 6
7. Misi penjelajahan ................................................................................ 6
2.2. Matahari .................................................................................................. 8
1. Karakteristik matahari ........................................................................ 8
2. Inti matahari ........................................................................................ 9
3. Atmosfer matahari .............................................................................. 9
4. Pergerakan matahari ......................................................................... 10
5. Jarak matahari ke bintang terdekat ................................................... 11
6. Ciri khas Matahari ............................................................................ 11
BAB III. PENUTUP ........................................................................................ 13
3.1. Kesimpulan............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

3.1. Latar belakang


Bulan atau Luna adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan merupakan satelit
alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai sumber cahaya sendiri
dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan cahaya Matahari.Bulan berada
dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini menyebabkan hanya satu sisi permukaan
Bulan saja yang dapat diamati dari Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi
sama dengan kala revolusinya. Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak
kawah yang terhasil di permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau
asteroid. Ketiadaan udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan
yang menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih
utuh. Di antara kawah terbesar adalah Clavius dengan diameter 230 kilometer dan
sedalam 3,6 kilometer. Ketidakadaan udara juga menyebabkan tidak ada bunyi
dapat terdengar di Bulan.
Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris
bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar
1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030
kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total
Tata Surya.

3.2. Rumusan Masalah


Penyusunan makalah yang kami susun dengan judul Bulan dan Matahari,
memuat permasalahan dan inti pokok sebagai berikut:
1. Apa itu bulan ?
2. Apa saja bagian-bagian bulan ?
3. Bagaimanakah gerakan bulan ?
4. Bagaimana terjadinya gerhana bulan ?
5. Misi penjelajahan apa saja yang pernah diluncurkan ke bulan ?
6. Apa itu matahari ?

1
7. Apa saja bagian-bagian matahari ?
8. Bagaimanakah gerakan matahari ?
9. Apa saja ciri khas dari matahari ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah tentang Bulan dan Matahari adalah
sebagai berikut:
1. Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang bulan dan
karakteristiknya.
2. Agar kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui tentang matahari dan
karakteristiknya.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Bulan
Dalam bahasa Inggris, nama untuk satelit alami Bumi adalah moon.1 Kata
benda moon berasal dari kata moone (sekitar 1380), yang juga berkembang dari kata
mone (1135), berasal dari kata bahasa Inggris Kuno mōna (sebelum 725). Sama
halnya dengan semua kata kerabat dalam bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal
dari bahasa Proto-Jermanik *mǣnōn.2
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern adalah lunar, berasal
dari bahasa Latin Luna. Sebutan lainnya yang kurang umum adalah selenic, dari
bahasa Yunani Kuno Selene (Σελήνη), yang kemudian menjadi dasar penamaan
selenografi.3
1. Pembentukan Bulan
Beberapa mekanisme yang diajukan mengenai pembentukan Bulan
menyatakan bahwa Bulan terbentuk pada 4,527 ± 0,010 miliar tahun yang lalu,
sekitar 30-50 juta tahun setelah pembentukan Tata Surya. Penelitian terbaru
yang dilakukan oleh Rick Carlson menunjukkan bahwa Bulan berusia sekurang-
kurangnya 4,4 hingga 4,45 miliar tahun. Hipotesis ini antara lain menjelaskan
bahwa fisi Bulan berasal dari kerak Bumi akibat gaya sentrifugal, penangkapan
gravitasi sebelum pembentukan Bulan, dan pembentukan Bumi dan Bulan secara
bersama-sama di cakram akresi primordial. Hipotesis ini tidak menjelaskan
tinggi momentum sudut dari sistem Bumi-Bulan.
Hipotesis yang berlaku saat ini menjelaskan bahwa sistem Bumi-Bulan
terbentuk akibat tubrukan besar, ketika benda langit seukuran Mars (bernama
Theia) bertabrakan dengan proto-Bumi yang baru terbentuk, memuntahkan
material ke orbit di sekitarnya yang kemudian berkumpul untuk membentuk

1 Taylor, Stuart Ross (1975). Lunar science: A post-Apollo view. New York, Pergamon Press, Inc.
hlm. 64.
2 Barnhart, Robert K. (1995). The Barnhart Concise Dictionary of Etymology. USA: Harper Collins.
hlm. 487
3 "Oxford English Dictionary: lunar, a. and n". Oxford English Dictionary: Second Edition 1989

3
Bulan.4 Hipotesis ini mungkin merupakan hipotesis yang paling menjelaskan
mengenai asal usul Bulan, meskipun penjelasannya tidak sempurna.
2. Geologi permukaan bulan
Topografi Bulan telah diukur dengan menggunakan metode altimetri laser
dan analisis gambar stereo. Bentuk topografi yang paling jelas terlihat adalah
basin Kutub Selatan Aitken di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar
2.240 km, yang merupakan kawah terbesar di Bulan serta kawah terbesar yang
pernah ditemukan di Tata Surya. Titik terendah pada permukaan Bulan berada
pada kedalaman 13 km. Sedangkan titik tertinggi terdapat di bagian timur laut,
yang diduga mengalami penebalan akibat pembentukan basin Kutub Selatan
Aitken. Basin raksasa lainnya, seperti Imbrium, Serenitatis, Crisium, Smythii,
dan Orientale, memiliki lebar dan ketinggian yang lebih rendah. Ketinggian rata-
rata sisi jauh Bulan kira-kira 1,9 km lebih tinggi jika dibandingkan dengan sisi
dekat.
Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata
telanjang disebut dengan maria (bahasa Latin untuk "laut"; atau mare dalam
bentuk tunggal), karena dahulu kala para astronom mengira bahwa dataran ini
dipenuhi oleh air.5 Dataran ini berupa kolam besar yang terbentuk dari lava
basal. Wilayah yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan terrae,
atau dataran tinggi secara umum, karena wilayah ini lebih tinggi dari
kebanyakan maria. Dataran tinggi Bulan terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang
lalu, dan diduga merupakan kumulasi plagioklas dari lautan magma Bulan.6
3. Medan gravitasi
Medan gravitasi Bulan telah diukur dengan menggunakan pelacakan
pergeseran Doppler pada sinyal radio yang dipancarkan oleh pesawat ruang
angkasa yang mengorbit Bulan. Bentuk gravitasi Bulan yang utama adalah
konmas, anomali gravitasi positif yang terkait dengan beberapa basin tubrukan
besar, sebagian disebabkan oleh aliran lava basaltik mare padat yang memenuhi

4 Taylor, G. Jeffrey (31 December 1998). "Origin of the Earth and Moon". Planetary Science

Research Discoveries. Diakses tanggal 4 Desember 2018


5 Wlasuk, Peter (2000). Observing the Moon. Springer. hlm. 19
6 Papike, J. (1998). "Lunar Samples". Reviews in Mineralogy and Geochemistry. 36: 5.1–5.234

4
basin tersebut.7 Anomali ini sangat memengaruhi orbit pesawat luar angkasa di
sekitar Bulan. Terdapat beberapa perdebatan mengenai gravitasi Bulan: lava
yang mengalir dengan sendirinya tidak bisa menjelaskan bentuk gravitasi Bulan,
dan beberapa konmas yang ada sama sekali tidak terkait dengan vulkanisme
mare.8
4. Orbit bulan
Bulan menyelesaikan orbit lengkap mengelilingi Bumi setiap 27,3 hari
sekali (periode sideris). Akan tetapi, karena Bumi bergerak pada orbitnya
mengelilingi Matahari pada waktu yang bersamaan, dibutuhkan waktu yang
sedikit lebih lama bagi Bulan untuk memperlihatkan fase yang sama ke Bumi,
yaitu sekitar 29,5 hari (periode sinodik). Misalnya, bidang pergerakan orbit
Bulan secara bertahap mengalami pergeseran, yang memengaruhi aspek
pergerakan Bulan lainnya. Fenomena ini secara matematis dijelaskan oleh
Hukum Cassini.9
Skala perbandingan ukuran dan jarak Bumi-Bulan. Perjalanan cahaya dari
Bumi ke Bulan (sekitar 400.000 km atau 250.000 mil) dalam 1,26 detik.
5. Ukuran relatif bulan
Ukuran Bulan relatif besar jika dibandingkan dengan ukuran Bumi, yakni
seperempat dari diameter dan 1/81 dari massa Bumi. Bulan adalah satelit alami
terbesar di Tata Surya menurut ukuran relatif planet yang diorbitnya, meskipun
Charon lebih besar untuk ukuran planet katai Pluto, yakni sekitar 1/9 dari massa
Pluto. Meskipun demikian, Bumi dan Bulan masih dianggap sebagai sistem
planet-satelit, bukannya sistem planet ganda, karena barisentrum kedua benda
langit ini berlokasi 1.700 km (sekitar seperempat radius Bumi) di bawah
permukaan Bumi.10

7 Richard A. Kerr (12 April 2013). "The Mystery of Our Moon's Gravitational Bumps Solved?".

Science. 340: 128


8 Konopliv, A. (2001). "Recent gravity models as a result of the Lunar Prospector mission". Icarus.

50 (1): 1–18
9 V V Belet︠s︡kiĭ (2001). Essays on the Motion of Celestial Bodies. Birkhäuser. hlm. 183
10 "Planet Definition Questions & Answers Sheet". International Astronomical Union. 2006. Diakses

tanggal 4 Desember 2018

5
6. Gerhana Bulan
Gerhana bisa terjadi saat Matahari, Bumi, dan Bulan berada pada satu garis
lurus (disebut dengan "syzygy"). Gerhana matahari terjadi ketika bulan baru,
saat Bulan berada di antara Matahari dan Bulan. Sebaliknya, gerhana bulan
terjadi saat bulan purnama, ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan.
Ukuran Bulan yang terlihat dari Bumi kira-kira sama dengan ukuran Matahari.
Akan tetapi, ukuran Matahari jauh lebih besar daripada ukuran Bulan; jarak
antara Matahari dan Bulan yang sangat jauh menyebabkan ukuran kedua benda
langit ini tampak sama dari Bumi. Variasi ukuran ini, yang disebabkan oleh orbit
nonsirkuler, juga hampir sama, meskipun terjadi dalam siklus yang berbeda. Hal
ini mengakibatkan terjadinya gerhana matahari total (saat Bulan tampak lebih
besar daripada Matahari) dan cincin (saat Bulan tampak lebih kecil dari
Matahari). Saat gerhana total, Bulan sepenuhnya menutupi cakram Matahari dan
korona surya, yang bisa diamati dengan mata telanjang dari Bumi. Karena jarak
antara Matahari dan Bulan meningkat secara perlahan dari waktu ke waktu,11
diameter sudut Bulan mengalami penurunan. Selain itu, karena Matahari
berevolusi menjadi raksasa merah, ukuran Matahari dan diameter tampaknya di
langit juga meningkat secara perlahan. Perpaduan kedua fenomena ini
membuktikan bahwa ratusan juta tahun yang lalu, Bulan akan selalu menutupi
Matahari ketika terjadinya gerhana matahari, dan mungkin tidak ada gerhana
cincin yang terjadi pada saat itu. Demikian pula ratusan juta tahun yang akan
datang, Bulan tak lagi menutupi Matahari sepenuhnya, dan gerhana matahari
total tidak akan terjadi.
7. Misi Penjelajahan
a. Misi Uni Soviet
Wahana buatan Soviet, Luna, adalah wahana pertama yang berhasil
mencapai tujuan. Setelah meluncurkan tiga misi nirawak dan mengalami
kegagalan pada tahun 1958, benda buatan manusia pertama yang keluar dari
gravitasi Bumi dan melintas di dekat Bulan adalah Luna 1; benda buatan

11 Lambeck, K. (1977). "Tidal Dissipation in the Oceans: Astronomical, Geophysical and

Oceanographic Consequences". Philosophical Transactions of the Royal Society A. 287 (1347): 545–594

6
manusia pertama yang menabrak permukaan Bulan adalah Luna 2, dan foto
pertama sisi jauh Bulan dipotret oleh Luna 3, semuanya dilakukan pada
tahun 1959.
Wahana antariksa pertama yang berhasil melakukan pendaratan
lunak di permukaan Bulan adalah Luna 9, dan wahana nirawak pertama
yang mengorbit Bulan adalah Luna 10, keduanya terjadi pada tahun 1966.
Sampel tanah dan batuan Bulan dibawa ke Bumi oleh tiga misi
pengembalian sampel Luna, yakni Luna 16 pada 1970, Luna 20 pada 1972,
dan Luna 24 pada 1976, yang berhasil membawa 0,3 kg batuan dan tanah
Bulan. Dua rover robotika perintis mendarat di Bulan pada tahun 1970 dan
1973 sebagai bagian dari program Lunokhod Soviet.
b. Misi Amerika Serikat
Foto pertama Bumi dari orbit Bulan, yang dipotret oleh Apollo 8
pada malam Natal 1968. Afrika berada di terminator matahari terbenam,
Amerika di tutupi oleh awan, dan Antartika berada di ujung kiri terminator.
Amerika Serikat meluncurkan wahana tak berawak untuk
mengembangkan pemahaman mengenai permukaan Bulan demi
kepentingan pendaratan berawak di kemudian hari; program Surveyor Jet
Propulsion Laboratory mendaratkan wahana pertamanya empat bulan
setelah peluncuran Luna 9. Apollo 8 mengirimkan misi berawak pertama ke
orbit Bulan pada tahun 1968. Misi berikutnya berhasil mendaratkan manusia
untuk pertama kalinya di permukaan Bulan, yang dipandang oleh banyak
pihak sebagai puncak Perlombaan Angkasa. Neil Armstrong menjadi
manusia pertama yang berjalan di permukaan Bulan sebagai pemimpin misi
Apollo 11 Amerika Serikat; ia menjejakkan langkah pertamanya di
permukaan Bulan pada pukul 02:56 UTC tanggal 21 Juli 1969. Misi Apollo
11 hingga 17 (kecuali Apollo 13, yang pendaratannya dibatalkan) berhasil
kembali ke Bumi dengan membawa 382 kg tanah dan batuan Bulan dalam
2.196 sampel terpisah. Pendaratan Bulan Amerika Serikat dipicu oleh
kemajuan teknologi yang cukup pesat pada akhir 1960-an, misalnya kimia
ablasi, rekayasa perangkat lunak, dan teknologi penetrasi atmosfer, serta

7
manajemen yang sangat kompeten sehubungan dengan upaya teknis yang
besar.

2.2. Matahari
Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya nyaris
bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar
1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030
kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86 % massa total
Tata Surya.
Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen,
sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan
5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon,
neon, besi, dan lain-lain.
Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar 149.6 juta kilometer (1 au), meski
jaraknya bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada bulan
Januari hingga aphelion pada bulan Juli. Pada jarak rata-rata ini, cahaya bergerak
dari Matahari ke Bumi selama 8 menit 19 detik. Energi sinar Matahari ini membantu
perkembangan nyaris semua bentuk kehidupan di Bumi melalui fotosintesis12 dan
mengubah iklim dan cuaca Bumi.
1. Karakteristik Matahari
Matahari adalah bintang deret utama tipe G yang kira-kira terdiri dari
99,85% massa total Tata Surya. Bentuknya nyaris bulat sempurna dengan
kepepatan sebesar sembilan per satu juta, artinya diameter kutubnya berbeda
10 km saja dengan diameter khatulistiwanya. Karena Matahari terbuat dari
plasma dan tidak padat, rotasinya lebih cepat di bagian khatulistiwa ketimbang
kutubnya. Peristiwa ini disebut rotasi diferensial dan terjadi karena konveksi
pada Matahari dan gerakan massa-nya, akibat gradasi suhu yang terlampau jauh
dari inti ke permukaan.

12 Simon, A. (2001). The Real Science Behind the X-Files : Microbes, meteorites, and mutants. Simon

& Schuster. hlm. 25–27

8
Matahari adalah bintang Populasi I yang kaya elemen berat.13
Pembentukan Matahari diperkirakan diawali oleh gelombang kejut dari satu
supernova terdekat atau lebih. Teori ini didasarkan pada keberlimpahan elemen
berat di Tata Surya, seperti emas dan uranium, dibandingkan bintang-bintang
Populasi II yang elemen beratnya sedikit. Elemen-elemen ini sangat mungkin
dihasilkan oleh reaksi nuklir endotermik selama supernova atau transmutasi
melalui penyerapan neutron di dalam sebuah bintang raksasa generasi kedua.
2. Inti Matahari
Inti Matahari diperkirakan merentang dari pusatnya sampai 20–25% radius
Matahari. Kepadatannya mencapai 150 g/cm3 (sekitar 150 kali lipat kepadatan
air) dan suhu mendekati 15,7 juta kelvin (K). Sebaliknya, suhu permukaan
Matahari kurang lebih 5.800 K. Sepanjang masa hidup Matahari, energi
dihasilkan oleh fusi nuklir melalui serangkaian tahap yang disebut rantai p–p
(proton–proton); proses ini mengubah hidrogen menjadi helium. Hanya 0,8%
energi Matahari yang berasal dari siklus CNO.
Inti adalah satu-satunya wilayah Matahari yang menghasilkan energi
termal yang cukup melalui fusi; 99% tenaganya tercipta di dalam 24% radius
Matahari, dan fusi hampir berhenti sepenuhnya pada tingkat 30% radius. Sisanya
dipanaskan oleh energi yang ditransfer ke luar oleh radiasi dari inti ke layar
konvektif di luarnya. Energi yang diproduksi melalui fusi di inti harus melintasi
beberapa lapisan dalam perjalanan menuju fotosfer sebelum lepas ke angkasa
dalam bentuk sinar Matahari atau energi kinetik partikel.14 Produksi tenaga oleh
fusi di inti bervariasi sesuai jaraknya dari pusat Matahari. Di pusat Matahari,
model teori memperkirakan besarnya mencapai 276.5 watt/m3.15
3. Atmosfer
Bagian Matahari di atas fotosfer disebut atmosfer Matahari. Atmosfer
dapat diamati menggunakan teleskop yang beroperasi di seluruh spektrum
elektromagnet, mulai dari radio hingga cahaya tampak sampai sinar gamma, dan

13 Zeilik, M.A.; Gregory, S.A. (1998). Introductory Astronomy & Astrophysics (edisi ke-4th).

Saunders College Publishing. hlm. 322


14 Zirker, Jack B. (2002). Journey from the Center of the Sun. Princeton University Press. hlm.15–34
15 Phillips, Kenneth J. H. (1995). Guide to the Sun. Cambridge University Press. hlm. 47–53

9
terdiri dari lima zona utama: suhu rendah, kromosfer, wilayah transisi, korona,
dan heliosfer. Heliosfer, dianggap sebagai atmosfer terluar tipis Matahari,
membentang ke luar melewati orbit Pluto hingga heliopause yang membentuk
batas dengan medium antarbintang. Kromosfer, wilayah transisi, dan korona
jauh lebih panas ketimbang permukaan Matahari.
Lapisan terdingin Matahari adalah wilayah suhu rendah yang terletak
sekitar 500 km di atas fotosfer dengan suhu kurang lebih 4100 K. Di atas lapisan
suhu rendah ada lapisan setebal 2000 km yang didominasi spektrum emisi dan
jalur penyerapan. Lapisan ini bernama kromosfer yang diambil dari kata Yunani
chroma, artinya warna, karena kromosfer terlihat seperti cahaya berwarna di
awal dan akhir gerhana Matahari total. Suhu kromosfer meningkat perlahan
seiring ketinggiannya, berkisar sampai 20000 K di dekat puncaknya.16
Korona adalah kepanjangan atmosfer terluar Matahari yang volumenya
lebih besar daripada Matahari itu sendiri. Korona terus menyebar ke angkasa dan
menjadi angin Matahari yang mengisi seluruh Tata Surya.17 Suhu rata-rata
korona dan angin Matahari sekitar 1.000.000–2.000.000 K; akan tetapi, suhu di
titik terpanasnya mencapai 8.000.000–20.000.000 K.
4. Pergerakan Matahari
Matahari mempunyai dua macam pergerakan, yaitu sebagai berikut :
 Matahari berotasi pada sumbunya dengan selama sekitar 27 hari untuk
mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini pertama kali diketahui
melalui pengamatan terhadap perubahan posisi bintik Matahari. Sumbu
rotasi Matahari miring sejauh 7,25° dari sumbu orbit Bumi sehingga kutub
utara Matahari akan lebih terlihat di bulan September sementara kutub
selatan Matahari lebih terlihat di bulan Maret. Matahari bukanlah bola
padat, melainkan bola gas, sehingga Matahari tidak berotasi dengan
kecepatan yang seragam. Ahli astronomi mengemukakan bahwa rotasi
bagian interior Matahari tidak sama dengan bagian permukaannya. Bagian

16Phillips, Kenneth J. H. (1995). Guide to the Sun. Cambridge University Press. hlm. 14–15
17Russell, C.T. (2001). "Solar wind and interplanetary magnetic filed: A tutorial". Dalam Song, Paul;
Singer, Howard J. and Siscoe, George L. Space Weather (Geophysical Monograph) (PDF). American
Geophysical Union. hlm. 73–88

10
inti dan zona radiatif berotasi bersamaan, sedangkan zona konvektif dan
fotosfer juga berotasi bersama namun dengan kecepatan yang berbeda.
Bagian ekuatorial (tengah) memakan waktu rotasi sekitar 24 hari sedangkan
bagian kutubnya berotasi selama sekitar 31 hari.
 Matahari dan keseluruhan isi tata surya bergerak di orbitnya mengelilingi
galaksi Bimasakti. Matahari terletak sejauh 28.000 tahun cahaya dari pusat
galaksi Bimasakti. Kecepatan rata-rata pergerakan ini adalah
828.000 km/jam sehingga diperkirakan akan membutuhkan waktu 230 juta
tahun untuk mencapai satu putaran sempurna mengelilingi galaksi.18
5. Jarak Matahari ke bintang terdekat
Sistem bintang yang terdekat dengan Matahari adalah Alpha Centauri.19
Bintang yang dalam kompleks tersebut yang memilkiki posisi terdekat dengan
Matahari adalah Proxima Centauri, sebuah bintang berwarna merah redup yang
terdapat dalam rasi bintang Centaurus. Jarak Matahari ke Proxima Centauri
adalah sejauh 4,3 tahun cahaya (39.900 juta km atau 270 ribu unit astronomi),
kurang lebih 270 ribu kali jarak matahari ke Bumi.
6. Ciri khas Matahari
Berikut ini adalah beberapa ciri khas yang dimiliki oleh Matahari:
a. Prominensa (lidah api Matahari)
Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari, berupa bagian
Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat
keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran).20
Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena meskipun
julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak
lebih terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri.
b. Bintik Matahari
Bintik Matahari adalah granula-granula cembung kecil yang
ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak terhitung.

18 Coffey, J (2010). "Does The Sun Rotate?". Universe Today. Diakses tanggal 04-12-2018
19 Phillips, Kenneth J. H. (1995). Guide to the Sun. Cambridge University Press. hlm. 34–38
20 Braham, I (2009), Ruang angkasa Seri intisari ilmu, Erlangga For Kids, hlm. 120

11
Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus
bagian fotosfer.
c. Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang
dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh
tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun
proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang
begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin surya
terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang
mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara
eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin Matahari yang umum
terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di
atmosfer Matahari.
d. Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik
yang terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat
suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi
mendekati kecepatan cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan
jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai
Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik,
badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi
bersamaan dengan luapan massa korona.21

21 Radiman I, Soegiatini E, Sungging E. Soegianto E. 2007. The motion of solar wind charged particle

in a sinusoidal vibrating magnetic field. J Mat Sains 12:127:133

12
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bulan atau Luna adalah satu-satunya satelit alami Bumi, dan
merupakan satelit alami terbesar ke-5 di Tata Surya. Bulan tidak mempunyai
sumber cahaya sendiri dan cahaya Bulan sebenarnya berasal dari pantulan
cahaya Matahari.Bulan berada dalam orbit sinkron dengan Bumi, hal ini
menyebabkan hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang dapat diamati dari
Bumi. Orbit sinkron menyebabkan kala rotasi sama dengan kala revolusinya.
Di bulan tidak terdapat udara ataupun air. Banyak kawah yang terhasil di
permukaan bulan disebabkan oleh hantaman komet atau asteroid. Ketiadaan
udara dan air di bulan menyebabkan tidak adanya pengikisan yang
menyebabkan banyak kawah di bulan yang berusia jutaan tahun dan masih
utuh.
Matahari atau Surya adalah bintang di pusat Tata Surya. Bentuknya
nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.
Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan
massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili
kurang lebih 99,86 % massa total Tata Surya.
Jarak rata-rata Matahari dari Bumi sekitar 149.6 juta kilometer (1 au),
meski jaraknya bervariasi seiring pergerakan Bumi menjauhi perihelion pada
bulan Januari hingga aphelion pada bulan Juli. Pada jarak rata-rata ini, cahaya
bergerak dari Matahari ke Bumi selama 8 menit 19 detik. Energi sinar Matahari
ini membantu perkembangan nyaris semua bentuk kehidupan di Bumi melalui
fotosintesis dan mengubah iklim dan cuaca Bumi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Murtadho, Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN-Malang Press, 2008,


hlm. 7.
Waldjinah, dkk., Detik-detik Ujian Nasional Ilmu Pengetahuan Alam
tahun pelajaran 2013/2014, untuk SMP/Mts. PT Intan Perwira
Tetty Yuliawati, dan Denny Indra Sukry, IPAL (Intisari Pengetahuan
Alam Lengkap) SMP, Jakarta: Kawan Pustaka.
TIM Aviva, PAKAR (Panduan Aktif Belajar) IPA Fisika berdasarkan
standar Isi Tahun 2006 untuk SMP Kelas IX,
http://id.wikipedia.org/wiki/Alam_semesta

14

Anda mungkin juga menyukai