Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

RUMAH SAKIT HARAPAN DAN DOA KOTA BENGKULU

DISUSUN OLEH:

1. Noviani Sistiara Dewi 1726010075P


2. Oktaviani Megawati 1726010063P
3. Vebry Tranando Syumantri 1726010079P

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Fernalia,S.Kep,M.Kep Intan Sari Dewi S.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup
memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat
menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi perubahan maka akan
terjadi gangguan pencernaan termasuk hernia.Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang
hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis,
mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien dalam keadaan
istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%.Laki-laki
paling sering terkena (85% kasus).Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-
kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan.Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri
(2: 1).25% pasien menderita hernia bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa
bayi 9 lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat
diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat
diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.
Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih detail lagi mengenai hernia meliputi etiologi,
tanda dan gejala , pathofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, komplikasi
serta bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien
dengan gangguan hernia

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas , maka penulisan mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa definisi Hernia ?
2. Apa etiologi hernia ?
3. Bagaimana patofisiologi dan pathway hernia ?
4. Bagaimana manifestasi klinis hernia ?
5. Bagaimana penatalaksanaan hernia ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang hernia ?
7. Bagaimana pencegahan hernia ?
8. Bagaimana proses keperawatan pada pasien dengan gangguan hernia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hernia
2. Untuk mengetahui etiologi hernia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway hernia
4. Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis hernia
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan hernia
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang hernia.
7. Untuk mengetahui pencegahan hernia
8. Untuk mengetahui proses keperawatan pada pasien dengan gangguan hernia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi
suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga
yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering
terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala,
2009).
Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan suatu rongga melalui defek atau lubang
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeorotik dinding
perut.(Nanda NIC-NOC, 2015)
Hernia merupakan suatu benjolan atau penonjolan isi perut dari rongga normal
melalui lubang kongenital atau penonjolan usus melalui lubang abdomen atau lemahnya area
dinding abdomen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari isi perut
atau usus dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital atau melemahnya area
dinding abdomen.
Berikut adalah beberapa penjelasan hernia menurut letaknya :
1. Hernia hiatal adalah kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati
diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada
(thoraks).
2. Hernia hepigastrik adalah terjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis
tengah perut. Hernia hepigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi
usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan
rasa sakit dan tidak dapat di dorong kembali kedalam perut ketika pertama kali di temukan.
3. Hernia umbilikal adaah berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar)yang di sebabkan
bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup
sepenuhnya. Orang jawa sering menyebutnya “wudel bodong”. Jika kecil (kuarang dari satu
senti meter), hernia jenis ini biasanya menutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun.
4. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di
selengkangan atau skarotum. Orang awam biasa menyebutnya “turun bero” atau “hernia”
hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos
kebawah melalui celah. Jika anda merasa ada benjolan dibawah perut yang lembut, kecil, dan
mungkin sedikit nyeri dan bengkak, anda mungkin di kena hernia ini. Hernia tipe ini lebih
sering terjadi pada laki-laki dari pada perempuan.
5. Hernia femoralis adalah muncul sebagai benjolon di pangkal paha tipe ini lebih sering terjadi
pada wanita dari pada pria.
6. Hernia insisional adalah dapat terjadi melalui pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai
tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.
7. Hernia nukleus pulposi (HNP) adalah hernia yang melebitkan cakram tulang belakang.
Diantara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis yang menyerap goncangan cakram
dan meningkatkan elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi
hernia diskus intervebralis yang mneyebabkan saraf terjepit (scititica). HNP umunya
berdasrakan terjadinya hernia dibagian atas.

B. ETIOLOGI
Hernia dapat di sebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Congenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat

C. PATOFISIOLOGI
Kelemahan dinding abdominalis memperparah terjadinya penipisan dinding
abdominalis sehingga fungsi otot organ abdominalis berkurang. ketika adanya penahanan
maka usus akan memasuki atau menembus dinding abdominalis yang tipis, sehingga usus
dapat bertempat bukan pada tempatnya dan bergeser kebawah atau keatas sesuai celah
kelemahan dingding abdominalis. Usus yang menembus dinding akan terjepit sehingga
menimbulkan asam laknat meningkat yang membuat penderita merasakan mual dan muntah
dan sakit di daerah perut.

D. PATHWAY
E. MANIFISTASI KLINIS
1. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di lipatan paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di
atasnya menjadi merah dan panas
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing atau disuria di sertai hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di
bawah sela paha
6. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak nafas
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus / obstruksi usus
2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (
peningkatan hematokrit ), peningkatan sel darah putih (10000-18000/ul ) dan
ketidakseimbangan elektrolit
3. Laparoskopi : Untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakah ada sisi yang
berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulang atau tidak.
4. EKG: terjadi peningkatan nadi akibat adanya nyeri
5. USG abdomen : untuk menentukan isi hernia
6. Radiografi : terdapat banyangan udara pada thoraks

G. PENATALAKSANAAN
Penanganan hernia ada dua macam :
1. Konservatif
a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju
abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.
b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5
menit di evaluasi kembali.
c. Celana penyangga
d. Istirahat baring
e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk
membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit.
f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB,
hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-
gejala.
2. Pembedahan (Operatif) :
a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.
b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah
yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.

H. PENCEGAHAN
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a. Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b. Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat disarankan
untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang membantu mencegah
konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut.
c. Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur tubuh yang
tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan hindari membungkuk untuk
mengurangi tekanan.
d. Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal proses keperawatan dan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien.
Pengkajian meliputi :
1. Identitas ( Nama, Usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan Dll).
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri di daerah selangkangan atau kemaluan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan ada benjolan di daerah selangkangan, sering kembung dan muntah , tidak
nafsu makan apabila BAB atau mengejan timbul benjolan
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit hernia 2 tahun yang lalu .apabila digunakan
untuk mengangkat benda berat sering sakit di selangkangannya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan bahwa dahulu bapaknya pernah menderita hernia.
3. Pengkajian fisik ROS
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan, konjungtiva
anemis.
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O2, tidak ada ronchi,
whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran jantung,
tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : ada ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pada skortum.tidak bisa
mengeluarkan urin secara lancar , adanya disuria.
e. Sistem muskuloskeletal : ada kesulitan dalam pergerakkan karena adanya benjolan
diselangkangan .
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen keras
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : ada benjolan
Perkusi : hypertimpani
4. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis disebabkan Mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c) Pola eliminasi
BAK : adanya retensi urin / inkonteninsia urine
BAB : adanya konstipasi
d) Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena ada salah satu ekstermitas yang
mengalami gangguan untuk berjalan.
e) Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri di selangkangan
f) Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
g) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat ko ndisinya pasien
malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h) Pola reproduksi / seksual
Pasien berjenis kelamin laki –laki dan scortumnya mengalami pembesaran sehingga
mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas
i) Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j) Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan gastrointestinal b.d suplai darah menurun
3. Resiko infeksi b.d luka insisi post pembedahan
4. Resiko perdarahan b.d luka insisi post pembedahan
5. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit

C. Rencana Keperawatan

NO. Diagnosa NOC NIC


1. Nyeri akut b.d Setelah melakukan asuhan1. Lakukan pengkajian nyeri secara
diskontuinitas keperawatan selama 2x24 jam di komprehensif termasuk lokasi,
jaringan akibat harap nyeri dapat berkurang dengan karakteristik, durasi frekuensi,
tindakan operasi kriteria hasil: kualitas dan faktor presipitas
 Mampu mengontrol nyeri ( tahu 2. Gunakan komunikasi traupetik
penyebab nyeri, mampu untuk mengetahui pengalaman
menggunakan tehnik nyeri pasien
nonfarmakologi untuk mengurangi 3. Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri, mencari bantuan ) respon nyeri
 Melaporkan bahwa 4.
nyeri Kontrol lingkungan yang dapat
berkurang dengan menggunakan mempengaruhi nyeriseperti suhu
managemen nyeri ruangan , pencahayaan dan
 Menyatakan rasa nyaman setelah kebisingan.
nyeri berkurang 5. Pilh dan lakukan penanganan nyeri
( farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Tingkatkan istirahat
2. Ketidakefektifan Setelah melakukan asuhan1. Monitor adanya daerah tertentu
perfusi jaringan keperawatan selama 2x24 jam di yang hanya peka terhadap panas /
gastrointestinal harap perfusi jaringan dingin / tajam / tumpul
b.d suplai darah gastrointestinal normal dengan 2. Intruksikan keluarga untuk
menurun kriteria hasil: mengobservasi kulit jika ada lesi
 Tekanan systole dan diastole atau laserasi
dalam rentang yang di harapkan 3. Gunakan sarung tangan ntuk
 Tidak ada tanda-tanda peningkatan proteksi
tekanan intrakranial ( tidak lebih4. Kolaborasi pemberian analgetik
dari 15 mmHg ) 5. Monitor adanya tromboplebitis

3. Resiko infeksi Setelah melakukan asuhan


1. Cuci tangan setiap sebelum dan
b.d luka insisi keperawatan selama 2x24 jam di sesudah tindakan keperawatan
post harap resiko infeksi hilang dengan
2. Tingkatkan intake nutrisi
pembedahan kriteria hasil: 3. Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Klien bebas dari tanda dan gejala infection protection ( proteksi
infeksi terhadap infeksi)
 Menunjukkn kemampuan untuk 4. Monitor tanda dan gejala infeksi
mencegah timbulnya infeksi sistemik dan lokal
 Jumlah leukosit dalam batas 5. Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
normal 6. Dorong istirahat
 Menunjukkan prilaku hidup sehat 7. Intruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
8. Ajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
9. Ajarkan cara menghindari infeksi
10. Laporkan kecurigaan infeksi
4. Resiko Setelah melakukan asuhan
1. Monitor ketat tanda-tanda
perdarahan b.d keperawatan selama 2x24 jam di pendarahan
luka insisi post harap perdarahan berhenti dengan 2. Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan
pembedahan kriteria hasil: sesudah terjadinya pendarahan
 Kehilangan darah yang terlihat 3. Pertahankan bet rest selama
 Tidak ada distensi abdominal pendarahan aktif
 Hemoglobin dan hematroktrik 4. Anjurkan pasien untuk
dalam batas normal meningkatkan intake makanan yang
banyak mengandung vitamin K
5. Lakukan manual pressure (tekanan
) pada area pendarahan
6. Gunakan ice pack pada area
pendarahan
7. Lakukan pressure dressing (perban
yang menekan ) pada area yang
luka
8. Intruksikan pasien untuk
membatasi aktifitas
5. Gangguan rasa Setelah melakukan asuhan
1. Gunakan pendekatan yang
nyaman b.d keperawatan selama 2x24 jam di menenangkan
gejala terkait harap gangguan rasa nyaman 2. Nyatakan dengan jelas harapan
penyakit berkurang dengan kriteria hasil: terhadap pelaku pasien
 Status lingkungan yang nyaman 3. Dorong pasien untuk
 Mengontrol nyeri mengungkapkan perasaan
 Kualitas tidur dan istirahat adekuat Instruksikan pasien menggunakan
4.
 Respon terhadap pengobatan tehnik relaksasi
 Kontrol gejala 5. Berikan obat analgesik
 Status kenyamanan meningkat

Anda mungkin juga menyukai